Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

“ Gerakan Pemberdayaan Masyarakat Pada Penerapan Promosi Kesehatan“


Dosen Pengajar : Dra. Isti Ratnaningsih, MARS

Disusun oleh:

KELOMPOK 13

FITRIA MEGA P. 19.156.01.11.014


IRA AMALIA 19.156.01.11.018

Kelas : 2A Keperawatan
Semester IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA


Jl.Cut Mutia No.88A,Sepanjang Jaya-Rawa lumbu Bekasi 17113
Telp. (021) 82431375, Fax. (021) 82431374
Website:www.stikesmedistra-indonesia.ac.id, e-mail:stikesmi@yahoo.co.id

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “Gerakan Pemberdayaan Masyarakat
Pada Penerapan Promosi Kesehatan” sebagai salah satu tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
Dan Pendidikan Kesehatan pada semester 4 S1 Ilmu Keperawatan Stikes Medistra Indonesia
Bekasi.

Penyelesaian Makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Linda K.Telaumbanua,SST.,M.Keb, Ketua Stikes Medistra Indonesia.

2. Lisna Agustina.,S.Kep.,Ners,M.Kep, Kepala Program Studi.

3. Dra. Isti Ratanriningsih, MARS, Koordinator Promosi Kesehatan dan Pendidikan


Kesehatan.

4. Dra. Isti Ratanriningsih, MARS, Dosen pengajar.

5. Rekan – rekan mahasiswa yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,sehingga saran
pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua serta memberikan
manfaat dan berguna di masa yang akan datang.

Bekasi, Maret 2021

Tim Penyusun
Kelompok 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat.................................4
B. Aspek-aspek Pemberdayaan Masyarakat. ...............................................4
C. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat. ................................................6
D. Peran dan Tugas Kesehatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat. ............7
E. Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat. .......................................................9
F. Indikator Pemberdayaan Masyarakat.......................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar
peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka
mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan
pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector terkait termasuk swasta dan
masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan,kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat,
dan khususnya kepada masyarakat.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan kami membuat makalah ini
dengan judul strategi promosi kesehatan untuk mengetahui bagaimana strategi promosi
kesehatan yang ditunjukan  kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Apa Pengertian dan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ?
Bagaimana Aspek-aspek Pemberdayaan Masyarakat ?
Apa saja Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat ?
Bagaimana Peran dan Tugas Kesehatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat ?
Apa saja Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat ?
Bagaimana Indikator Pemberdayaan Masyarakat ?
C. Tujuan Penulisan
Memahami Pengertian dan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat.
Mengenali Aspek-aspek Pemberdayaan Masyarakat.
Mengenali Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat.
Mengenali Peran dan Tugas Kesehatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat.
Mampu mengenali Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat.
Memahami tentang Indikator Pemberdayaan Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Empowerment yang dalam bahasa Indonesia berarti “pemberdayaan”, adalah


sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat
kebudayaan Barat, utamanya Eropa. Memahami konsep empowerment secara tepat
harus memahami latar belakang kontekstual yang melahirkannya. Konsep
empowerment mulai nampak sekitar dekade 70-an dan terus berkembang hingga
1990-an. Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan
mengandung dua kecenderungan: Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan
pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau
kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya. Kecenderungan pertama
tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.
Kedua atau kecenderungan sekunder menekankan pada proses menstimulasi,
mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan
untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”. Proses
pemberdayaan warga masyarakat diharapkan dapat menjadikan masyarakat menjadi
lebih berdaya berkekuatan dan berkemampuan. Kaitannya dengan indikator
masyarakat berdaya, Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat
berdaya. yaitu:
(1) mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi
kondisi perubahan ke depan),
(2) mampu mengarahkan dirinya sendiri,
(3) memiliki kekuatan untuk berunding,
(4) memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang
saling menguntungkan,
(5) bertanggungjawab atas tindakannya.
Pada prinsipnya, pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2007). Sedangkan batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan
meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mewujudkan hal tersebut, ada hal-
hal penting yang perlu dipahami dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat.
Berkenaan dengan itu, perlu diperhatikan prinsip dari pemberdayaan masyarakat
berikut ini:
a. Menumbuh-kembangkan potensi masyarakat.
b. Mengembangkan gotong-royong masyarakat.
c. Menggali kontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
d. Bekerja untuk dan bersama masyarakat
e. KIE Berbasis masyarakat (sebanyak mungkin menggunakan dan memanfaatkan
potensi lokal)
f. Menjalin kemitraan, dengan LSM dan ormas lain.
g. Desentralisasi.
Berdasarkan paparan tersebut diatas, tampak bahwa secara bertahap
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk:
a. Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan individu,
kelompok, dan masyarakat.
b. Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu
tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka.
c. Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan
atau perilaku sehat.
Tujuan dari pemberdayaan masyarakat tersebut ditetapkan secara bertahap,
mengingat kompleksnya situasi sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya yang berlaku
dalam setiap kelompok masyarakat. Masih sulit untuk menetapkan kategori yang
sama mengenai tujuan dari pemberdayaan masyarakat itu sendiri, namun kategori
umum mengenai kemandirian masyarakat di bidang kesehatan sudah bisa ditetapkan
yaitu:
a. Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka
sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan
makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang
menimbulkan gangguan kesehatan.
b. Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan menggali
potensi-potensi masyarakat setempat.
c. Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan
dengan melakukan tindakan pencegahan.
d. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui
berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan
sebagainya.

B. Aspek-aspek Pemberdayaan Masyarakat


Ditinjau dari lingkup dan obyek pemberdayaan mencakup beberapa aspek
yaitu:
a. Peningkatan kepemilikan aset (sumberdaya fisik dan finansial) serta kemampuan
(secara individu & kelompok) untuk memanfaatkan aset tersebut demi untuk
perbaikan kehidupan mereka.
b. Hubungan antar individu dan kelompok, kaitannya dengan kepemilikan aset dan
pemanfaatannya.
c. Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan.
d. Pengembangan jejaring dan kemitraan–kerja, baik di tingkat lokal, regional,
maupun global.

C. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat


Untuk merealisasikan pemberdayaan masayarakat tersebut, perlu
memperhatikan 4 unsur-unsur pokok berikut ini:
a. Aksesibilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya
dengan: peluang, layanan, penegakan hukum, efektifitas negoisasi dan akuntabilitas.
b. Keterlibatan atau partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan
bagaimana mereka terlibat dalam kesluruhan proses pembangunan
c. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan
yang dilakukan dengan mengatas-namakan rakyat.
d. Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerjasama,
mengorganisir warga masuyarakat, serta mobilisasi sumberdaya untuk memecahkan
masalah-masalah yang mereka hadapi.

D. Peran dan Tugas Kesehatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat lebih bertujuan untuk membangun kemandirian
masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan mereka. Berkenaan dengan itu,
peran petugas kesehatan dalam proses untuk pemberdayaan masyarakat adalah
sebagai berikut:
a. Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program
pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat.
b. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan
kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program
tersebut.
c. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan
melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional.
d. Memotivasi anak untuk dapat hidup sehat, melalui pamflet bergambar yang
menarik. Hal tersebut menjadi tepat sasaran mengingat bahwa mendidik anak
mengenai kesehatan menjadi potensi masyarakat terbesar.

E. Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat


a. Community leader: petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada tokoh
masyarakat atau pemimpin terlebih dahulu. Misalnya Camat, lurah, kepala adat, ustad,
dan sebagainya.
b. Community organization: organisasi seperti PKK, karang taruna, majlis taklim, dan
lainnnya merupakan potensi yang dapat dijadikan mitra kerja dalam upaya
pemberdayaan masyarakat.
c. Community Fund: Dana sehat atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(JPKM) yang dikembangkan dengan prinsip gotong royong sebagai salah satu prinsip
pemberdayaan masyarakat.
d. Community material: setiap daerah memiliki potensi tersendiri yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan. Misalnya, desa dekat kali
penghasil pasir memiliki potensi untuk melakukan pengerasan jalan untuk
memudahkan akses ke puskesmas.
e. Community knowledge: pemberdayaan bertujuan meningkatkan pengetahuan
masyarakat dengan berbagai penyuluhan kesehatan yang menggunakan pendekatan
community based health education.
f. Community technology: teknologi sederhana di komunitas dapat digunakan untuk
pengembangan program kesehatan misalnya penyaringan air dengan pasir atau arang.
g. Community Decision Making: Pengambilan keputusan oleh masyarakat melalui
proses menemukan masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya.

F. Indikator Pemberdayaan Masyarakat

a. Input, meliputi: SDM (pemimpin, toma, toga, kader), jumlah dana yang digunakan,
bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat.
b. Proses, meliputi: jenis dan jumlah KIE/penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi
pelatihan yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, adanya siklus
pengambilan keputusan di masyarakat dan pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan.
c. Output, meliputi: jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya
masyarakat, jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dan
perilakunya tentang kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha
meningkatkan pendapatan keluarga, dan meningkatnya fasilitas umum di masyarakat.
d. Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam menurunkan
angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta meningkatkan status gizi
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara
efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi
promosi kesehatan. Secara umum strategi promosi kesehatan ini terdiri dari 3 hal,
yaitu Advokasi (Advocacy), Bina Suasana, dan Gerakan Masyarakat.
Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan ada sendiri agar masyarakat lebih
mudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dalam
pemilihan strategi promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah
agar srategi promosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak
salah sasaran.

Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai calon
tenaga kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyaraka,
dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau endidikan
kesehatan kita sebagai analis kesehatan dapat mencegah berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Marasabessy, N.B,. (2007). Program pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan dan


pelaksanaan pemberantasan malaria di kabupaten Maluku tengah.pdf. Universitas Gadjah
Mada. D I Yogjakarta

Ewles, Linda. 1994. Promosi Kesehatan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai