Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA I

“ Sejarah Keperawatan Jiwa dan Trend Serta Issue Dalam Keperawatan Jiwa Global ”
Dosen Pengajar : Riris Ocktryana S, M.Kep j

Disusun oleh:

FITRIA MEGA PANGESTIKA


19.156.01.11.014

Kelas : 2A Keperawatan
Semester IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA


Jl.Cut Mutia No.88A,Sepanjang Jaya-Rawa lumbu Bekasi 17113
Telp. (021) 82431375, Fax. (021) 82431374
Website:www.stikesmedistra-indonesia.ac.id, e-mail:stikesmi@yahoo.co.id

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “ Sejarah Keperawatan Jiwa dan
Trend Serta Issue Dalam Keperawatan Jiwa Global” sebagai salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa I pada semester 4 S1 Ilmu Keperawatan Stikes Medistra Indonesia Bekasi.

Penyelesaian Makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Linda K.Telaumbanua,SST.,M.Keb, Ketua Stikes Medistra Indonesia.

2. Lisna Agustina.,S.Kep.,Ners,M.Kep, Kepala Program Studi.

3. Riris Ocktryana S, M.Kep j Koordinator Ilmu Dasar Keperawatan.

4. Riris Ocktryana S, M.Kep j Dosen pengajar.

5. Rekan – rekan mahasiswa yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,sehingga saran
pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua serta memberikan
manfaat dan berguna di masa yang akan datang.

Bekasi, Maret 2021

Fitria Mega Pangestika


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Perkembangan Jiwa di Dunia...............................................
B. Sejarah dan Perkembangan Jiwa di Indonesia.........................................
C. Model Pendekatan Keperawatan Jiwa......................................................
D. Trend dan Issue Keperawatan Jiwa Global..............................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar
peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka
mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan
pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector terkait termasuk swasta dan
masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan,kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat,
dan khususnya kepada masyarakat.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan kami membuat makalah ini
dengan judul strategi promosi kesehatan untuk mengetahui bagaimana strategi promosi
kesehatan yang ditunjukan kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Jiwa di Dunia ?
Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Jiwa di Indonesia ?
Apa saja Model Pendekatan Keperawatan Jiwa ?
Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan Jiwa Global ?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Jiwa di Dunia
Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Jiwa di Indonesia
Memahami Model Pendekatan Keperawatan Jiwa
Memahami tentang Trend dan Issue Keperawatan Jiwa Global
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Jiwa di Dunia

Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive


Culture) sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan
yang berasal dari Inggris. Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Perkembangan
keperawatan diawali pada :

1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)


Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin
pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah
perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother
Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu
tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini
bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib
seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi. Kemudian
dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu
mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa,
sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit
meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan
terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok
wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit,
sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang
yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat
perawatan adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin
agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai
budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada
saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang
bertujuan untuk mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas
dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal. Pada
zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau
hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan
pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic
Hospital.
4. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur
Tengah, seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam
terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi
Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.Abad VII Masehi, di Jazirah
Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene
dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar
keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan
makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah
Rufaidah.
5. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi
kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja
dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-
orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai
dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat.
Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah
bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan
adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak
tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-
wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas
rangkap sebagai perawat.
Pengaruh perang salib terhadap keperawatan : Mulai dikenal konsep P3K,
Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi
perawat dibidang sosial. Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu
terhadap perkembangan keperawatan :
Hotel Dieu di Lion
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat.
Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan
Hotel Dieu di Paris
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis,
orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas.
Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet.
ST. Thomas Hospital (1123 M)
Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini
perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence
ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki.
Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus
meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady
of
Perkembangan keperawatan di Inggris
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris
mengalami perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan
Florence membuka sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini
mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia. Kontribusi Florence bagi
perkembangan keperawatan :
a. Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.
b. Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
c. Manajemen RS
d. Mengembangkan pendidikan keperawatan
e. Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
f. Pendidikan berlanjut bagi perawat.
Negara-negara yang berpengaruh dalam perkembangan keperawatan jiwa
1. Peru
Dari zaman purbakala telah terdapat tanda- tanda yang menunjukkan bahwa
pada waktu itu manusia sudah mengenal dan berusaha mengobati gangguan jiwa.
Ditemukan beberapa tengkorak yang di lubangi, mungkin pada penderita penyakit
ayan atau yang menunjukan perilaku kekerasan dengan maksud untuk mengeluarkan
roh jahat. Kepercayaan bahwa gangguan jiwa itu timbul karena masuknya roh nenek
moyang ke dalam tubuh seseorang lalu menguasainya merupakan suatu hal yang
universal.
2. Mesir
Kira –kira dalam tahun 1500 SM terdapat tulisan tentang orang yang sudah
tua, sebagai berikut: “... hati menjadi berat dan tidak dapat mengingat lagi hari
kemarin”. Dalam tahun-tahun berikutnya di sana di dirikan beberapa buah kuil yang
terkenal dengan nama “Kuil Saturn” untuk merawat orang dengan gangguan jiwa
3. Yunani
Hippocrates (460-357 SM) yang sekarang di anggap sebagai bapak ilmu
kedokteran yang terkenal karena rumus sumpah dokternya telah menggambarkan
gejala- gejala melancholia dan berpendapat bahwa penyakit ayan itu bukanlah suatu
penyakit keramat akan tetapi mempunyai penyebab alamiah seperti penyakit
lain.Dalam kuil-kuil yang di pakai sebagai tempat perawatan pasien dengan gangguan
jiwa di gunakan hawa segar, air murni dan sinar matahari serta musik yang menarik
dalam pengobatan para penderita itu. Dalam jaman romawi pada waktu itu di lakukan
“pengeluaran darah dan mandi belerang”. Setelah jatuhnya kebudayaan yunani dan
romawi, dan ilmu kedokteran mengalami kemunduran. Penderita gangguan jiwa di
ikat, di kurung, di pukuli atau dibiarkan kelaparan. Ada yang di masukan ke dalam
sebuah tong lalu di gulingkan dari atas bukit ke bawah ada yang di cemplungkan ke
dalam sungai secara mendadak dari atas jembatan.
4. Negara-negara Arab
Di pakai cara-cara yang lebih berprikemanusiaan. Mereka memakai tempat
pemandian, diit, obat-obatan , wangi-wangian, dan musik yang halus dalam suasana
yang santai.
5. Eropa
Pada abad ke -17 dan 18 di dirikan rumah perawatan penderita gangguan jiwa
yang dinamakan “rumah amal”, “ rumah kontrak” atau “suaka duniawi”. Cara
pengobatan yang populer pada waktu itu ialah “ pengeluaran darah “, penderita di
pakaikan “ “pakaian gila” dan di cambuk.

6. Prancis
Pada akhir revolusi abad ke- 18 terjadi perubahan dalam tempat penampungan
penderita gangguan jiwa. PHILLIPE PINEL (1745- 1826) menjadi pengawas rumah
sakit Bicetre ( untuk penderita pria) dan kemudian pada Salpetriere ( untuk penderita
wanita). Keduanya di huni oleh penjahat , penderita retradasi mental dan penderita
gangguan jiwa. Tindakan pertama pinel ialah melepaskan penderita gangguan jiwa
dari belenggu mereka.

B. Sejarah dan Perkembangan Jiwa di Indonesia

Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa


penjajahan Belanda sampai pada masa kemerdekaan.

1. Masa Penjajahan Belanda


Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi yaitu pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa
pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut
Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit.Tahun 1799
didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staf dan
tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah
membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Daendels
mendirikan rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi tidak diikuti
perkembangan profesi keperawatan, karena tujuannya hanya untuk kepentingan
tentara Belanda.

2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)


Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat
memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan
adalah milik manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat
kesehatan penduduk pribumi antara lain :
a) pencacaran umum
b) cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
c) kesehatan para tahanan
Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk
lebih maju. Pada tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada
tahun 1919 dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun
1816 – 1942 berdiri rumah sakit – rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI
Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth
di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.

3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)


Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia
keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan
oleh orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang,
akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah.

4. Zaman Kemerdekaan
Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit
dan balai pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah
perawat setimgkat SMP. Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan tahun
1962 yaitu Akper milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan
perawat profesional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) mulai
bermunculan, tahun 1985 didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu Keperawatan ) yang
merupakan momentum kebangkitan keperawatan di Indonesia. Tahun 1995 PSIK FK
UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di
Undip, UGM, UNHAS dll.

C. Model Pendekatan Keperawatan Jiwa


Berdasarkan konseptual model keperawatan diatas, maka dapat
dikelompokkan ke dalam 6 model yaitu:
1.Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi pada seseorang
apabila ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting).
Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata
tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya
penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral). Faktor penyebab lain gangguan
jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak.
Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu
secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata- kata, dilarang dengan
kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya.
Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas pada masa dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan
analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien
dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya
pengalaman alam bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk
menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang
memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.Dengan cara demikian, klien akan
mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan therapist berupaya untuk
menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian
mengenai keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada
masa lalu misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar
kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan
menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling
percaya).

2. Interpersonal ( Sullivan, peplau)


Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya
ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan
alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain
(interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan
ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya
membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal
Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam
bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan
sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien
saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship
( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh
klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam
berhubungan dengan orang lain.

3. Social ( Caplan, Szasz)


Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau
penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan yang
akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and environmental factors
create stress, which cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah
environment manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan
adanya dukungan sosial)
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien
harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat
melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist
berupaya : menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di
sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.

4. Existensial ( Ellis, Rogers)


Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi
bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak
memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan
dalam Bodi-image-nya
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar
berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang
dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience in relationship),
memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan
kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima
jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang
lain (encouraged to accept self and control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam
memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan
feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist
berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau
reward & punishment.

5. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)


Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan
respo maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit
maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti
: mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek
sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,tidak disukai,
bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal
tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul
akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat
ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif, individu
diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya;
kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya.Perawat harus
membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang
biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan
empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.

6. Medica ( Meyer, Kraeplin)


Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang
kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus
penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic,
farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan
tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist
berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan
diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.

D. Trend dan Issue Keperawatan Jiwa Global


Secara umum ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan
jiwa diantaranya : Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi, Kencendrungan dalam
penyebab gangguan jiwa, Kekerasan, Kasus ekonomi, Kasus AIDS & NAPZA
1. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan Analisa, trend
juga dapat didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi saaat ini
dan popular dimasyarakat. Salah satu contoh trend pada pada kesehatan jiwa antara
lain : penggunaan narkoba bagi generasi muda. Banyak alasan mengapa narkoba agar
dapat diterima oleh lingkungan, mengurangi stress, mengurangi kecemasan, agar
bebas dari murung, mengatasi masalah pribadi. Akan tetapi, terlepas dari itu alas an
remaja mengkonsumsi narkoba dapat dikelompokkan sebagai berikut : Anticipatory
beliefs, relieving beliefs, faciliative.
Alasan remaja menyalahgunakan narkoba :
a) Adanya pengertian yang salah bahwa penggunaan nakotika yang sekali-sekali
tidak akan menimbulkan kecanduan
b) Tidak siap mental maupun kurang percaya diri untuk menghadapi tekanan
pergaulan (peer pressure) sehingga tidak mampu menolak narkotika secara tegas
c) Mudahnya akses untuk mendapatkan narkotika dengan harga yang murah
d) Keingintahuan serta rasa penasaran yang besar tanpa sadar akibatnya
e) Menanggapi pengaruh sosial, dimana terkadang seorang remaja memakai
narkotika dengan alasan agar dihargai oleh teman-temannya maupun tidak disebut
sebagai pengecut, penakut, dan sebagainya
f) Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah dimana satu atau beberapa atau
bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap narkotika.
Tahapan Rehabilitasi Medis, Ada tiga tahap rehabilitasi narkoba yang harus
dijalani, yaitu:
a) Tahap pertama, tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), yaitu proses di mana
pecandu menghentikan penyalahgunaan narkoba di bawah pengawasan dokter
untuk mengurangi gejala putus zat (sakau). Pada tahap ini pecandu narkoba
perlu mendapat pemantauan di rumah sakit oleh dokter.
b) Tahap kedua, tahap rehabilitasi non medis, yaitu dengan berbagai program di
tempat rehabilitasi, misalnya program therapeutic communities (TC),
pendekatan keagamaan, atau dukungan moral dan sosial.
c) Tahap ketiga, tahap bina lanjut, yang akan memberikan kegiatan sesuai minat
dan bakat. Pecandu yang sudah berhasil melewati tahap ini dapat kembali ke
masyarakat, baik untuk bersekolah atau kembali bekerja.

2. Definisi Issue
Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang (ekonomi,social, politik, hukum). Issue adalah
suatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belum jelas fakta dan
buktinya. Beberapa contoh issue dalam keperawatan jiwa antara lain menjadikan
kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara meningkatkan pelayanan
kesehatan jiwa melalui advokasi dan aksi masyarakat. Perkembanagn teknologi
digital membuat dunia semakin sempit, informasi dari berbagai dunia mampu
diakses dalam waktu yang sanagt cepat, perkembangan pengetahuan, menjadi
sebuah perubahan dalam proses penatalaksanaaan gangguan jiwa, berdasarkan
issue diatas maka advokasi dan aksi masyarakat menjadi salah satu langkah awal
untuk menekan penderita gangguan jiwa diindonesia khususnya dan dunia.
Pemasungan penderita gangguan jiwa
Pemasungan penderita gangguan jiwa adalah tindakan masyarakat terhadap
penderita gangguan jiwa ( biasanya yang berat) dengan cara dikurung, dirantai
kakinya dimasukkan kedalam balok kayu sehingga kebebasannya menjadi hilang.
Pasung merupakan salah satu perlakuan yang merampas kebebasan mereka untuk
mendapat perawatan yang memadai. pemasungan dilakukan untuk membatasi
gerak penderita gangguan jiwa.
Pandangan masyarakat saat ini tentang permasalahan penderita
gangguan jiwa identic dengan sebutan “orang gila”. Secara tidak langsung hal ini
merupakan mindset yang salah, sehingga banyak orang memandang bahwa
penyakit ini masalah yang negatif dengan sebutan orang gila inilah yang
secara tidak disadari stigma yang diciptakan sendiri, maka dampaknya
keluarga ataupun masyarakat sekitar penderita gangguan jiwa tidak mau
mengurusnya sehingga apabila dibiarkan terus menerus hak-hak penderita
gangguan jiwa akan terabaikan misalnya hak sosial dan hak untuk
pengobatan.

Pemasungan pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) merupakan


pelanggaran hak asasi manusia berat, karena dilakukan pada orang dengan
disabilitas yang mengakibatkan tidak mampu mengakses layanan yang dapat
mengurangi tingkat disabilitasnya. Tindakan pemasungan adalah “upaya
pengikatan atau pengekangan fisik pada orang dengan gangguan jiwa dan orang
agresif/“berbahaya“ di komunitas yang berakibat hilangnya kebebasan untuk
mengakses layanan yang dapat membantu pemulihan fungsi ODGJ
tersebut.Peraturan Menteri Kesehatan RI NO.54 Tahun 2017 tentang
penanggulangan pemasungan pada ODGJ Menimbang :
1. bahwa pemasungan pada orang dengan gangguan jiwa masih menjadi
masalah kesehatan yang bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia;
2. bahwa untuk mencapai Indonesia bebas pasung perlu dilakukan
berbagai upaya penyelenggaraan penanggulangan pemasungan pada
orang dengan gangguan jiwa;
3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b,perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Penanggulangan Pemasungan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa
Tidak teraksesnya tata laksana yang adekuat menyebabkan tingginya angka
pemasungan ODGJ di Indonesia. Gangguan jiwa yang tidak tertatalaksana dengan
baik dapat mengakibatkan gejala semakin sulit untuk diatasi, gangguan menahun,
dengan penurunan fungsi sosial dan okupasional yang semakin berat. Kondisi tersebut
tentunya akan semakin mempertinggi beban keluarga secara ekonomi maupun waktu
dan tenaga akibat perawatan yang harus dilakukan karena ketergantungan yang
terjadi. Ketergantungan tersebut akan semakin meningkat akibat pemasungan yang
dilakukan. Pemasungan lama berdampak pada timbulnya disabilitas fisik, penyakit
fisik kronik akibat infeksi, malnutrisi, dan dehidrasi yang sering berujung pada
kecacatan permanen dan kematian. Pemasungan juga mengakibatkan ODGJ semakin
sulit untuk melakukan integrasi ke masyarakat akibat disabilitas secara sosial,
ekonomi, spiritual, dan budaya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bahwa Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi yaitu pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa
pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut
Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit.
Dalam pendekatan keperawatn jiwa kita menggunakan beberapa model konseptual
yaitu Psycoanalytical (Freud, Erickson), Interpersonal ( Sullivan, peplau), Social ( Caplan,
Szasz), Existensial ( Ellis, Rogers), Supportive Therapy ( Wermon, Rockland), Medica
( Meyer, Kraeplin)
Saran
Kita sebagai perawat tidak boleh lupa akan sejarah perjuangan keperwatan jiwa yang
selalu dipandang sebalah mata terhdapa khalayak umum & harus terkobarkan semangat juang
membantu orang yang mengalami gangguan jiwa untuk sembuh seperti semula.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai