Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGELOLAAN SAMPAH

“Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah”

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

Ramadiaz Eka Putra (P21345119064)

Rohmah Saniyah (P21345119072)

Syifa Kamila (P21345119085)

Widya Nur Anggraini (P21345119087)

KELAS : 2 D3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Jalan Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah mata kuliah Makalah Pengelolaan Sampah dengan judul
“Pemberdayaan Masyrakat dalam Pengelolaan Sampah”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu dan semoga Allah SWT melimpahkan karunianya dalam setiap amal kebaikan kita
dan diberikan balasan. Amin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, April 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Pengertian pemberdayaan masayarakat..................................................6
2.2 Prinsip pengolahan sampah berbasis masayarakat.................................8
2.3 Metode pengolahan sampah berbasis masyarakat................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan masyarakat akan berhasil dengan baik apabila warga masyarakat
suatu negara turut berpartisipasi dalam mencapai tujuan pembangunan dengan
mendayagunakan potensi-potensi yang dimiliki baik potensi fisik maupun non fisik.
Potensi dalam diri masyarakat sangatlah penting untuk diaktualisasikan dan
dikembangkan karena masyarakat merupakan subjek pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki individu dan masyarakat serta mewujudkan kemandirian masyarakat sehingga
memungkinkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Pemberdayaan
masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat
sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Permendagri No. 7 Tahun 2007).
Pemberdayaan masyarakat telah banyak dilaksanakan oleh pemerintah maupun
swasta yang ditujukan untuk individu atau sekelompok masyarakat miskin, salah
satunya melalui program-program kecakapan hidup (life skills). Dengan diberikannya
program-program kecakapan hidup, diharapkan dapat mengentaskan masyarakat dari
kemiskinan dan memandirikan masyarakat sehingga masyarakat dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri tanpa bergantung lagi pada pemerintah maupun pihak lain.
Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan
pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi
gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup (Soekidjo Notoatmodjo,
2007:191). Dalam upaya melaksanakan pengelolaan sampah diperlukan peran serta dari
semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Namun, hingga saat ini pengelolaan
sampah belum dilaksanakan secara optimal. Masih banyak masyarakat yang
menganggap sampah sebagai limbah yang harus disingkirkan sehingga tempat
pembuangan akhir (TPA) yang menjadi satu-satunya muara dari segala aktivitas
manusia

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masayarakat?
2. Apa saja prinsip pengolahan sampah berbasis masyarakat?
3. Bagaimana metode pengolahan sampah berbasis masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemberdayaan masayarakat
2. Untuk mengetahui prinsip pengolahan sampah berbasis masyarakat
3. Untuk mengetahui metode pengolahan sampah berbasis masyarakat

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat


Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang berarti keku
atan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat dima
knai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/ kekuatan/
kemampuan, dan atau proses pemberian daya/ kekuatan/ kemampuan dari pihak yang me
miliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Ambar Teguh Sulistiyani, 200
4: 77).
Pemberdayaan adalah proses menyeluruh: suatu proses aktif antara motivator, fasi
litator, dan kelompok masyarakat yang perlu diberdayakan melalui peningkatan pengetah
uan, ketrampilan, pemberian berbagai kemudahan, serta peluang untuk mencapai akses si
stem sumber daya kesejahteraan sosial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sr
i Kuntari, 2009: 12).
Proses pemberdayaan meliputi menciptakan suasana kondusif (enabling), penguat
an kapasitas dan kapabilitas masyarakat (empowering), bimbingan dan dukungan (support
ing), serta memelihara kondisi yang kondusif dan seimbang (foresting). Pemberdayaan m
asyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai
upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Permendagri No.7 Tahun 2007).
Oleh karena itu, batas antara sasaran dan pelaku pemberdayaan masyarakat sangat
lah tipis sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran adalah sekaligus sebagai pelaku pember
dayaan masyarakat. Konsep pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya menawarkan sua
tu proses perencanaan pembangunan dengan memusatkan pada partisipasi, kemampuan d
an masyarakat lokal. Dalam konteks ini, maka masyarakat perlu dilibatkan pada setiap tah
ap pelaksanaan pembangunan dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program yang
mereka lakukan. Hal ini memiliki arti, menempatkan masyarakat sebagai aktor (subyek) p
embangunan dan tidak sekedar menjadikan mereka sebagai penerima pasif pelayanan saja
 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk in
dividu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi ke
mandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakuka

6
n tersebut. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialam
i oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, mem
utuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pe
mecahan masalahmasalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya ke
mampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, pikomotorik, afe
ktif, dengan pengerahan sumberdaya yang dimiliki oleh lingkungan interna
l masyarakat tersebut
 Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat tidak bersifat selamanya dengan kata lain pemb
erdayaan masyarakat berlangsung melalui suatu proses belajar yang dilaku
kan secara bertahap hingga masyarakat mencapai kemandirian. Tahap-taha
p yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:
1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar da
n peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecaka
pan-keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan ketrampilan
dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan
3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapanketerampilan se
hingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantar
kan pada kemandirian

7
2.2 Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat
Prinsip pengelolaan sampah berbasis masyarakat sistem pengelolaan sampah berbasis
masyarakat (PSMB) dicirikan oleh adanya keterlibatan masyarakat penggunaannya dala
m kegiatan perencanaan dan pengoperasian sistem tersebut. Suatu PSBM tidak selalu dic
irikan dari kelengkapan komponen teknis yang dimiliki oleh masyarakat di kawasan terse
but . Tidak semua PSBM perlu memiliki fasilitas pengomposan atau incinerator. Walau d
emikian sudah sewajarnya suatu PSBM memiliki beberapa fasilitas mendasar untuk men
gumpulkan sampah dan menanganinya lebih lanjut . Dalam segi pendanaan, pengembang
an PSBM sudah harus didanai oleh masyarakat . Banyak PSBM yang dikembangkan atas
biaya lembaga donor atau pemerintah kota walau demikian, masyarakat pengguna PSB
M harus membiayai seluruh ongkos operasinya. Sangat disarankan agar PSBM dapat me
nutup sebagian ongkos operasi dan perawatannya dari hasil pemanfaatan sampah .
Selaku pengguna masyarakat tidak harus menjalankan sendiri PSBM-nya banyak PS
BM dioperasikan oleh pihak lain yang dikontrak oleh masyarakat penggunanya. Yang pe
nting kinerja pihak pelaksana operasi harus terus dipantau dan dievaluasi oleh masyaraka
t pengguna PSBM tersebut.
Pengalaman menunjukkan banyak PSBM yang tidak berhasil menjaga keberlanjutann
ya. penyebabnya macam-macam. Mulai dari masalah teknis, sosial sampai finanSial. Aga
r mampu memelihara keberlanjutannya, suatu PSBM harus memenuhi beberapa syarat be
rikut ini ada 8 syarat keberlanjutan PSMB yaitu :
1. Keterlibatan masyarakat yang menyeluruh termasuk dalam proses perencanaan,
pengoperasian, penentuan anggaran, pengadaan dana operasional, penelitian kine
rja dan penentuan pengelolaan PSBM. Mekanisme pengambilan keputusan harus
disepakati bersama dan dipahami secara jelas oleh seluruh masyarakat pengguna
nya.
2. Kejelasan batasan wilayah yang ditentukan oleh masyarakat pengguna PSBM ses
uai keinginan dan kesanggupannya. Wilayah layanan dari suatu PSBM sebaiknya
disesuaikan dengan batasan wilayah yang umum dikenal misalnya RT,RW, Kelu
rahan maupun Desa. Ada baiknya wilayah layanan dari suatu PSBM diketahui ol
eh instansi kebersihan setempat.

8
3. Strategi pengelolaan sampah yang terpadu yang disesuaikan dengan sasaran
akhir dari pengolahan sampah yang disepakati oleh seluruh masyarakat
pengguna PSBM. Cakupan dari suatu strategi pengelolaan sampah perlu meliputi
:
a) berbagai tindakan terhadap tiap Jenis sampah dan
b) keterkaitan dengan pola penanganan sampah di luar PSBM (off-site system)
4. Pemanfaatan sampah yang optimal khususnya guna
a) mengurangi beban pembuangan atau pemusnahan sampah,
b) memaksimalkan penggunaan sumber daya dan,
c) mendapatkan pemasukan financial. suatu psbm sebaiknya perlu
mempertimbangan adanya pengomposan dan daur ulang
5. Fasilitas persampahan yang memadai guna mendukung implementasi dari
strategi pengelolaan sampah yang disepakati. Fasilitas persampahan setidaknya
harus mampu menampung seluruh buangan sampah di dalam wilayah layanan
PSBM. Dan mampu menangani sampah terkumpul itu dengan baik guna
mencegah timbulnya dampak lingkungan, baik di dalam wilayah PSMB maupun
di daerah sekitarnya.
6. Kelompok penggerak yang mumpuni guna mengoperasikan PSMB sesuai
strategi dan rencananya. Kelompok penggerak perlu memiliki struktur organisasi
dan pengurus yang disepakati masyarakat setiap anggotanya harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Secara periodik kelompok
penggerak perlu mempertanggungjawabkan kinerja nya sesuai dengan
mekanisme yang disepakati.
7. Optimasi pendanaan sendiri sehingga setidaknya mampu memenuhi biaya
operasi dan perawatan PSBM. Beberapa sumber dana yang patut dioptimalkan
antara lain adalah iuran warga, pemasukan dari penjualan sampah daur ulang,
dan penjualan kompos selain mengoptimalkan perolehan dana, kelompok
penggerak perlu memastikan agar PSBM dapat beroperasi dengan biaya yang
serendah-rendahnya.

9
8. Pola kemitraan yang menguntungkan baik itu kemitraan untuk pengembangan
PSBM pemanfaatan sampah, maupun untuk penanganan sampah di luar PSBM
(off-site system). Kemitraan perlu dijalin dengan pihak swasta, pihak pemerintah
maupun pihak lainnya. PSBM tidak akan mampu bertahan keberlanjutannya
tanpa adanya kemitraan yang saling menguntungkan.
Komponen teknik pengolahan sampah berbasis masyarakat terpadu
Sistem PSBM tidak didefinisikan berdasarkan kelengkapan komponen
teknisnya. Artinya, mungkin saja suatu PSBM hanya memiliki satu atau dua
komponen teknis. Yang penting sistem awalnya memang ditentukan oleh
masyarakat penghuni kawasan tersebut.
Suatu PSBM yang lengkap dapat memiliki 6 komponen teknik sebagaimana
terlihat dalam diagram berikut. Kelengkapan komponen teks demikian membuat
suatu psbm lebih mudah dijadikan sebagai suatu sistem pengelolaan sampah
terpadu.
Keterpaduan PSBM dapat saja tercipta dengan menggabungkan komponen
pengolahan sampah yang dimiliki pihak lain. Misalnya dengan komponen
pengolahan sampah yang dimiliki perusahaan swasta atau dengan komponen
fasilitas pengangkutan sampah yang dimiliki instansi pemerintahan Kota.
1) Penanganan sumber dengan meminta masyarakat untuk mempraktekkan
3R (reduce, reuse, dan recycle) di rumahnya masing-masing guna
mengurangi jumlah timbulan sampah. Salah satunya acaranya adalah
pengomposan di rumah (home composting).Untuk itu tiap rumah perlu
dilengkapi dengan alat pengompos (composter) baik buatan sendiri
maupun buatan pabrik.
2) Pewadahan sampah baik di rumah , maupun pewadahan komunal di
permukiman padat . Untuk mengoptimalkan upaya pemanfaatan sampah
suatu PSBM sebaiknya menerapkan sistem pewarnaan terpisah antara
sampah basah dengan sampah kering . Pewadahan khusus juga perlu
disediakan untuk sampah bahan beracun dan berbahaya (B3 ) .

10
3) Pengumpulan sampah yang berfungsi untuk mengumpulkan sampah dari
tiap wadah dan membawanya ke tempat pengolahan sampah.
Pengumpulan sampah umumnya dilakukan dengan penggunaan gerobak
sampah yang ditarik tenaga manusia . Walau demikian , ada juga PSBM
yang menggunakan motor bak atau mobil bak sebagai sarana
pengumpulan sampahnya.
4) Pengolahan sampah untuk membuat kompos dari sampah layak kompos
atau membuat produk berguna dari sampah layak daur ulang. Jika tidak
membuat produk daur ulang sendiri, sampah layak daur ulang hanya akan
dibersihkan dikemas dan dijual ke pihak lain. Pengolahan sampah
biasanya dilakukan suatu Fasilitas terpadu yang juga berperan sebagai
tempat penampungan sampah sementara.
5) Pengangkutan sampah yang dilakukan oleh truk pengangkut sampah ke
suatu tempat pengolahan akhir (TPA) sampah atau tempat pemusnahan
sampah lainnya. Pengangkutan sampah dilakukan terhadap sisa-sisa
sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi (sampah layak buang)
dari fasilitas pengolahan sampah atau dari tempat penampungan sampah
sementara. Khusus sampah B3 ditempatkan dalam kompartemen terpisah.
6) Pemusnahan sampah yang banyak dilakukan jika suatu PSBM memang
tidak mungkin melakukan pembuangan sampah ke TPA sampah. Salah
satu cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan adalah insenerasi
dengan menggunakan peralatan yang benar. Upaya ini hanya dapat
dilakukan terhadap sampah yang tergolong sebagai sampah layak bakar.

2.3 Metode
Konsep dasar pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah pengelolaan sampa
h terpadu yang melibatkan masyarakat. Model pengelolaan sampah seperti ini menggunak
an prinsip 3R, yaitu reduce atau mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, reuse atau
menggunakan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai, dan recycle yaitu mengo
lah kembali sampah tersebut agar dapat menjadi suatu barang yang lebih berguna atau ber
nilai jual. Karena tujuan utamanya adalah mengurangi sampah di tingkat sumber sampah.
Pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat merupakan paradigma baru dalam pe
ngelolaan sampah. Paradigma baru tersebut lebih ditekankan kepada metoda pengurangan

11
sampah yang lebih arif dan ramah lingkungan. Metode tersebut lebih menekankan kepada
tingkat perilaku konsumtif dari masyarakat serta kesadaran terhadap kerusakan lingkunga
n akibat bahan tidak terpakai lagi yang berbentuk sampah. Pengurangan sampah dengan
metoda 3R berbasis masyarakat lebih menekankan kepada cara pengurangan sampah yan
g dibuang oleh individu, rumah, atau kawasan seperti RT ataupun RW.
Dari pendekatan tersebut, maka didalam pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berb
asis masyarakat terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan secara sinergi dan berkesina
mbungan, yaitu :
1. Proses pengelolaan sampah sejak dikeluarkan oleh masyarakat
2. Proses pemahaman masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan metoda 3R.
3. Proses pendampingan kepada masyarakat pelaku 3R.
Konsep 3R adalah paradigma baru dalam pola konsumsi dan produksi disemua
tingkatan dengan memberikan prioritas tertinggi pada pengelolaan limbah yang
berorientasi pada pencegahan timbulan sampah, minimisasi limbah dengan mendorong
barang yang dapat digunakan lagi dan barang yang dapat didekomposisi secara biologi
(biodegradable) dan penerapan pembuangan limbah yang ramah lingkungan. Pelaksanaan
3R tidak hanya menyangkut masalah sosial dalam rangka mendorong perubahan sikap
dan pola pikir menuju terwujudnya masyarakat yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
tetapi juga menyangkut pengaturan (manajemen) yang tepat dalam pelaksanaannya.
Untuk mewujudkan konsep 3R salah satu cara penerapannya adalah melalui
pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat, yang diarahkan kepada daur ulang
sampah (recycle). Hal ini dipertimbangkan sebagai upaya mengurangi sampah sejak dari
sumbernya, karena adanya potensi pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku
kompos dan komponen non organik sebagai bahan sekunder kegiatan industri seperti
plastik, kertas, logam, gelas,dan lain-lain.
1. Reduce
Prinsip pertama Reduce adalah segala aktifitas yang mampu mengurangi dan mencega
h timbulan sampah. Reduce atau reduksi sampah merupakan upaya untuk mengurangi
timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sa
mpah dihasilkan, setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan cara
merubah pola hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan mengh
asilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah, namun diperlukan
kesadaran dan kemauan masyarakat untuk merubah perilaku tersebut.

12
2. Reuse
Prinsip kedua Reuse adalah kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai u
ntuk fungsi yang sama atau yang lain. Reuse berarti mengunakan kembali bahan atau
material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengelolaan) seperti mengg
unakan kertas bolak-balik, mengunakan kembali botol bekas ”minuman” untuk tempa
t air, mengisi kaleng susu dengan susu refill dan lain-lain.
3. Recycle
Prinsip ketiga Recycle adalah kegiatan mengelola sampah untuk dijadikan produk bar
u. Recycle berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna (sampah) me
njadi bahan lain setelah melalui proses pengolahan seperti mengolah sisa kain perca m
enjadi selimut, kain lap, keset kaki, dsb atau mengolah botol/plastik bekas menjadi bij
i plastik untuk dicetak kembali menjadi ember, hanger, pot, dan sebagainya atau meng
olah kertas bekas menjadi bubur kertas dan kembali dicetak menjadi kertas dengan ku
alitas sedikit lebih rendah dan lain-lain.

Untuk menerapkan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat di kawasan


permukiman, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Komposisi dan karakteristik sampah, untuk memperkirakan jumlah sampah yang d
apat dikurangi dan dimanfaatkan.
2. Karakteristik lokasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, untuk mengi
dentifikasi sumber sampah dan pola penanganan sampah 3R yang sesuai dengan ke
mampuan masyarakat setempat.
3. Metode penanganan sampah 3R untuk mendapatkan formula teknis dan prasarana
dan sarana 3R yang tepat dengan kondisi masyarakat setempat.
4. Proses pemberdayaan masyarakat, untuk menyiapkan masyarakat dalam perubahan
pola penanganan sampah dari proses konvensional “ kumpul - angkut - buang ” me
njadi 3R.
5. Uji coba pengelolaan, sebagai ajang pelatihan bagi masyarakat dalam
melaksanakan berbagai metode 3R
6. Keberlanjutan pengelolaan, untuk menjamin kesinambungan poses pengelola samp
ah yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri.
7. Minimisasi sampah hendaknya dilakukan sejak sampah belum terbentuk yaitu deng
an menghemat penggunaan bahan, mambatasi konsumsi sesuai dengan kebutuhan,
memilih bahan yang mengandung sedikit sampah dsb.
13
8. Upaya memanfaatkan sampah dilakukan dengan mengunakan kembali sampah ses
uai fungsinya seperti halnya pada penggunaan botol minuman atau kemasan lainny
a. Upaya mendaur ulang sampah dapat dilakukan dengan memilah sampah menuru
t jenisnya baik yang memiliki nilai ekonomi sebagai material daur ulang (kertas, pl
astik, gelas/logam, dll) maupun sampah B3 rumah tangga yang memerlukan penan
ganan khusus (baterai, lampu neon, kaleng, sisa insektisida, dll) dan sampah bekas
kemasan (bungkus mie instant, plastik kemasan minyak, dll)
9. Pengomposan sampah diharapkan dapat diterapkan di sumber (rumah tangga, kant
or, sekolah, dll) yang akan secara signifikan mengurangi sampah pada tahap beriku
tnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

14
Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah dilaksanakan melalui tiga
tahap yaitu tahap penyadaran, tahap transformasi kemampuan dan tahap peningkatan kem
ampuan intelektual. Pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat melalui metode Re
duce, Reuse, Recycle (3R) mulai saat ini sebaiknya sudah diterapkan karena program ini
berkaitan dengan kebijakan dan strategi nasional pengembangan pengelolaan persampaha
n terutama yang berkaitan dengan kebijakan pengurangan sampah sejak dari sumbernya.
Prinsip pengelolaan sampah berbasis masyarakat sistem pengelolaan sampah berbasis
masyarakat (PSMB) dicirikan oleh adanya keterlibatan masyarakat penggunaannya dala
m kegiatan perencanaan dan pengoperasian sistem tersebut. Suatu PSBM tidak selalu dic
irikan dari kelengkapan komponen teknis yang dimiliki oleh masyarakat di kawasan terse
but . Tidak semua PSBM perlu memiliki fasilitas pengomposan atau incinerator. Walau d
emikian sudah sewajarnya suatu PSBM memiliki beberapa fasilitas mendasar untuk men
gumpulkan sampah dan menanganinya lebih lanjut . Dalam segi pendanaan, pengembang
an PSBM sudah harus didanai oleh masyarakat . Banyak PSBM yang dikembangkan atas
biaya lembaga donor atau pemerintah kota walau demikian, masyarakat pengguna PSB
M harus membiayai seluruh ongkos operasinya. Sangat disarankan agar PSBM dapat me
nutup sebagian ongkos operasi dan perawatannya dari hasil pemanfaatan sampah.

3.2 Saran
Penulis menyarankan kepada mahasiswa yang ingin membuat makalah bahan ajar
mata kuliah sebaiknya mencari referensi dari buku modul bahan ajar atau dari buku lainnya.
Penulis berharap bahwa semua pihak bisa memahami isi dari makalah ini.

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Biroinfrasda.jatengprov.go.id.2018.Pedoman Umum 3R Permukiman

15
Libriyanti, riska. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Semarang : Fakultas Ilmu Sosia
l Dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Hastuti, Sri Eka. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah di Bank
Sampah Sayuti Melik. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Hamid, Hendrawati. 2018. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat. Makassar: De La Macca

16

Anda mungkin juga menyukai