Anda di halaman 1dari 14

63 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

Volume 1 nomor 1 April 2017

KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA PEMUDA PRODUKTIF


MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
(Studi Kasus Pada Kelompok Usaha Kecimpring Binaan PKBM
Ash-Shoddiq Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat)
Neng Nisa A. Firdani*
Ace Suryadi 1
Iip Saripah 2
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Email: nengnisa.afirdani@gmail.com

ABSTRAK

Pengangguran di kalangan pemuda produktif sudah menjadi masalah besar di masyarakat.


Oleh karena itu, penelitian ini dilatarbelakangi dari pentingnya pelaksanaan program pendidikan
kecakapan hidup guna memberikan seseorang bekal pengetahuan, kemampuan fungsional praktis
dan perubahan sikap untuk berusaha mandiri. Tujuan penelitian yaitu memperoleh data tentang
gambaran kemandirian berwirausaha warga belajar, penerapan strategi 4P dalam program
pendidikan kecakapan hidup dan hasil program pendidikan kecakapan hidup terhadap kemandirian
berwirausaha warga belajar di PKBM Ash-Shoddiq. Landasan teori penelitian ini yaitu: konsep
kemandirian, kewirausahaan, strategi marketing mix (4P), pemuda produktif, pendidikan kecakapan
hidup dan pendidikan luar sekolah. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan
studi dokumentasi. Subjek penelitian berjumlah empat partisipan yaitu satu orang penyelenggara,
satu orang narasumber dan dua orang warga belajar. Berdasarkan kajian penelitian diperoleh hasil,
yakni: 1) Gambaran kemandirian berwirausaha warga belajar program pendidikan kecakapan hidup
belum memenuhi kriteria wirausaha yang mandiri secara keseluruhan, 2) Penerapan strategi 4P
masih belum maksimal karena terkendala oleh modal dan kualitas dari sumber daya manusia yang
masih terkungkung dengan pola lama. 3) Hasil pelaksanaan pembelajaran terhadap peningkatan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yaitu: pertama, peningkatan pengetahuan warga belajar
terhadap manajemen kewirausahaan, manajemen keuangan, etika bisnis, teknik pengembangan
keterampilan kecimpring dengan 4P. Kedua, munculnya motivasi dari warga belajar untuk
melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi. Ketiga, dalam bentuk pengembangan produk.

Kata kunci: kemandirian berwirausaha, pendidikan kecakapan hidup.

1
Penulis Penanggung Jawab
2
Penulis Penanggung Jawab
Neng Nisa A. Firdani 64
Kemandirian Berwirausaha Pemuda Produktif Melalui Program Pendidikan….

ENTREPRENEURSHIP INDEPENDENCE OF PRODUCTIVE


YOUTH THROUGH LIFE SKILLS EDUCATION PROGRAM
(A Case Study Group Kecimpring Patronage Pkbm Ash-Shoddiq
Pagerwangi Village, Lembang District, West Bandung Regency)

Neng Nisa A. Firdani*


Ace Suryadi 3
Iip Saripah 4
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Email: nengnisa.afirdani@gmail.com

ABSTRACT

The unemployment among productive youth has been becoming a major problem in the
society. Hence, this research is conducted in order to explore the importance of life skills education
to give them knowledge, practice functional skills and change their affective to get work
independently. The goals of this research are to obtain the representative data’s about
entrepreneurship independence, 4P strategy implementation, and the results of life skills education
program of learners in PKBM Ash-Shoddiq. Theoretical background of this research is based on:
concept of independence, entrepreneurship, mix marketing strategy (4P), productive youth, life
skills education and non-formal education. Case study method with qualitative approach was used
and the data’s were collected via interview technique, observation and documentation study. The
research objects are consisted of four participants are an organizer, a resource person and two
learners. The data’s were analyzed and studied and bring in this following results: 1) The learners
are still not fulfil the criteria of how independent entrepreneur should be taken, 2) 4P strategy
implementation is not fully maximized because of lack of funding and the quality of human
resources who still think out of date, 3) The result of the life skills education program towards
cognitive, affective and psychomotor enhancement: First, the knowledge of the learners about
entrepreneur and finance management, business ethic, and the creative improvement of kecimpring
using 4P strategy, are gradually increase. Second, the learners motivation arise to continue their
study even higher. Third, is about product improvement.

Keywords: entrepreneurship independence, life skills education

3
Penulis Penanggung Jawab
4
Penulis Penanggung Jawab
65 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Volume 1 nomor 1 April 2017

PENDAHULUAN kerja, pendidikan kesetaraan, serta


Globalisasi merupakan suatu fenomena pendidikan lain yang ditujukan untuk
yang dalam pandangan orang awam isinya mengembangkan kemampuan peserta
berupa kemajuan, tetapi apa yang terjadi didik”.
sesungguhnya tidaklah seindah yang Salah satu lembaga yang bergerak
dibayangkan. Globalisasi adalah suatu era dalam bidang pemberdayaan kepemudaan
yang di dalamnya berisi tantangan dan adalah di Desa Pagerwangi adalah PKBM
persaingan secara global sehingga Ash-Shoddiq. Lembaga ini merupakan
dibutuhkan sumber daya manusia yang salah satu satuan pendidikan luar sekolah
berkualitas tinggi dalam menghadapi yang didirikan dari, oleh dan untuk
prosesnya. masyarakat (DOUM) guna meningkatkan
Pemuda adalah salah satu bagian dari kesejahteraan masyarakat. PKBM Ash-
sumber daya manusia dan sebagai modal Shoddiq yang berlokasi di Kampung
dasar bangsa ini yang memiliki kekuatan Babakan Bandung RT 01/10, Ds.
besar dalam pembangunan nasional yang Pagerwangi, Kec. Lembang, Kab. Bandung
lebih berkemajuan dan beradab. Apabila Barat ini memiliki berbagai macam
tidak dijadikan prioritas maka yang terjadi program pemberdayaan, salah satunya
adalah fenomena pengangguran di adalah program pemberdayaan pemuda
kalangan pemuda akan semakin meningkat. produktif melalui pendidikan kecakapan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik hidup berupa keterampilan (vocational
(BPS) kembali mencatat, pada bulan skills).
Februari 2014 hingga Februari 2015 jumlah Adapun tujuan dari program ini adalah
pengangguran di Indonesia meningkat 300 memberikan seseorang bekal pengetahuan,
ribu orang, dari 7,24 juta orang keterampilan dan kemampuan fungsional
menjadi 7,45 juta orang. Jumlah praktis serta perubahan sikap untuk bekerja
pengangguran tersebut didominasi oleh dan berusaha mandiri, membuka lapangan
pemuda di usia produktif pada 15 hingga kerja dan lapangan usaha serta
24 tahun (sumber: http://www.bps.go.id/). memanfaatkan peluang yang dimilikinya
Melihat fenomena pengangguran di atas sehingga dapat meningkatkan kualitas
dirasa perlu adanya sebuah upaya kesejahteraannya. Penulis merasa tertarik
pemberdayaan yang tepat terhadap pelaku untuk mengkaji bagaimana kelompok
pengangguran tersebut terutama pemuda usaha pemuda produktif yang
pada usia produktif. diselenggarakan di bawah binaan PKBM
Upaya meningkatkan sumber daya Ash-Shoddiq ini mampu melahirkan
manusia pada usia pemuda produktif salah pemuda yang dapat mandiri berwirausaha
satunya dengan melalui pendekatan atau membuka lapangan kerja sendiri
pendidikan. Pendidikan nonformal salah sehingga ia dapat survive dalam memenuhi
satu jalur pendidikan yang berupaya dalam kebutuhan hidup sehari-harinya. Oleh
melakukan pemberdayaan terhadap karena itu, penulis mengajukan sebuah
pemuda produktif yakni melalui program judul: Kemandirian Berwirausaha Pemuda
pendidikan kecakapan hidup. Hal tersebut Produktif Melalui Program Pendidikan
sejalan dengan terdapat Undang-undang Kecakapan Hidup.
No. 20 Tahun 2003 Pasal 26 Ayat (3) Berdasarkan uraian masalah di atas
menyatakan: “Pendidikan nonformal dapat dirumuskan masalah penelitian ini
meliputi pendidikan kecakapan hidup, yaitu, 1) Bagaimanakah gambaran
pendidikan anak usia dini, pendidikan mengenai kemandirian berwirausaha warga
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan belajar program pendidikan kecakapan
perempuan, pendidikan keaksaraan, hidup di PKBM Ash-Shoddiq?, 2)
pendidikan keterampilan dan pelatihan Bagaimanakah penerapan strategi 4P dalam
Neng Nisa A. Firdani 66
Kemandirian Berwirausaha Pemuda Produktif Melalui Program Pendidikan….

program pendidikan kecakapan hidup mutlak karena memiliki kekuatan hukum


terhadap kemandirian berwirausaha warga yang jelas. Seseorang yang memiliki sikap
belajar di PKBM Ash-Shoddiq?, 3) mandiri sudah pasti ia tidak akan
Bagaimanakah hasil program pendidikan memanfaatkan hak orang lain untuk
kecakapan hidup terhadap kemandirian menjadikan hak tersebut untuk dirinya dan
berwirausaha warga belajar di PKBM Ash- tidak hidup di tengah-tengah hak orang
Shoddiq? lain, Berkaitan dengan poin “bergantung
LANDASAN TEORITIS pada orang lain”, Salim (dalam Mujani,
1. Konsep Kemandirian 2002) menambahkan bahwa: “orang
Menurut Parker (dalam Putra dkk., dewasa yang telah memiliki kematangan
2014) bahwa kemandirian juga dapat hidupnya tidak menggantungkan hidupnya
diartikan sebagai, “suatu kondisi seseorang pada orang lain dan tidak menggunakan
yang tidak bergantung kepada otoritas dan hak orang lain untuk dijadikan sebagai
tidak membutuhkan arahan secara penuh fasilitas dirinya”. menurut Knowles (dalam
kepada orang lain”. Poin dari pendapat Sudjana, 2004, hlm. 36) yang membahas
parker ini adalah kepada tidak bergantung mengenai salah satu asumsi belajar orang
pada orang lain secara penuh. Selain itu, dewasa adalah bahwa, “semakin dewasa
seseorang yang disebut mandiri juga ia peserta didik konsep dirinya semakin
adalah pribadi yang menolak adanya keikut berubah dan sikap ketergantungan terhadap
campurannya orang lain dalam usaha yang pendidik menuju sikap mengarahkan diri
ia miliki sendiri (Ali, 2005). Begitu pula dan saling belajar di antara mereka”. c)
menurut Steinberg (2002), bahwa mampu memenuhi kebutuhan pokok
“kemandirian didefinisikan sebagai minimal, memenuhi kebutuhan di sini
kemampuan individu dalam bertingkah bukan hanya memiliki arti pada hal
laku, merasakan sesuatu, dan mengambil ekonomi atau finansial belaka, akan tetapi
keputusan berdasarkan kehendaknya ini juga mencakup semua kebutuhan baik
sendiri”. yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah,
Seseorang dapat dikatakan mandiri jika seperti belajar diterima dalam lingkungan
memenuhi karakter dari mandiri. Menurut sosial dengan cara belajar bergaul atau
Lutfiansyah (2010) mengenai karakteristik bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, d)
seseorang mandiri yang dapat dilihat dari memiliki etos kerja yang tinggi, Hal ini
beberapa hal, yakni a) Memiliki rasa ditandai oleh adanya ketekunan dalam
tanggungjawab, maksud dari rasa bekerja, semangat kerja yang tinggi,
tanggungjawab di sini adalah adanya rasa memiliki prinsip keseimbangan kerja antara
atau kemauan serta kemampuan dalam diri pemenuhan kebutuhan jasmani maupun
seorang individu untuk melakukan sebuah rohaninya, e) disiplin, adalah mereka yang
kewajiban yang ia peroleh atau emban. memiliki sikap konsisten dengan komitmen
Selain itu, rasa atau kemauan serta tentang pekerjaan, jika pekerjaan tersebut
kemampuan tersebut juga tak lain untuk dapat memberikan manfaat baik bagi diri
memanfaatkan hak hidupnya secara sah pribadinya maupun bagi masyarakat dan
dan wajar. Berkaitan dengan hak dan lingkungan sekitarnya. f) berani mengambil
kewajiban sudah pasti berbicara mengenai resiko, karakteristik yang terakhir adalah
aturan-aturan atau norma-norma hidup bahwa orang yang mandiri tidak pernah
yang berlaku dan dipegang kuat oleh suatu merasa takut terhadap kegagalan dalam
kelompok masyarakat. b) tidak bergantung usahanya. Karena rasa takut dalam diri
pada orang lain, pada dasarnya setiap orang individu akan sangat mempengaruhi
memiliki hak yang mana dari hak dasar dan tingkah terhadap kebebasan berfikir,
relatif tersebut terbebas dari gangguan sehingga akan berpengaruh pula terhadap
orang lain, serta dapat dipertahankan secara sikap dan prilakunya, termasuk rasa takut
67 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Volume 1 nomor 1 April 2017

dapat juga menjadi penghambat seorang administrasi dan lain-lain), e) teknis dan
individu untuk gesit bergerak dalam teknologi, f) Social engineering, g)
usahanya. adaptasi dan sosialisasi (termasuk
2. Konsep Kewirausahaan pengertian kemampuan pengendalian diri),
Kewirausahaan secara bahasa menurut h) komunikasi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) 3. Konsep Strategi Marketing Mix (4P:
berasal dari dua kata yaitu wira dan usaha. Product, Price, Place dan Promotion)
Kata wira berarti teladan atau patut di Marketing mix merupakan strategi
contoh, sedangkan usaha berarti mencampur kegiatan-kegiatan marketing,
berkemauan keras untuk memperoleh. Jadi agar dicari kombinasi maksimal sehingga
wirausaha berarti mengarah kepada tenaga mendatangkan hasil yang paling
dan pikiran untuk mencapai suatu maksud. memuaskan. Marketing mix adalah
Sejalan dengan itu menurut Wijandi (dalam variabel-variabel yang dapat dikendalikan
Lutfiansyah, 2007), pengertian wirausaha oleh perusahaan, yang terdiri dari: produk,
adalah Di dalamnya terdapat sifat-sifat harga, distribusi, dan promosi terhadap
keberanian, keutamaan, keteladanan variabel-variabel yang tidak dapat
dengan semangat dari diri sendiri dan dari dikendalikan. (dalam Alma, 2009).
seorang pendekar kemajuan, baik itu dalam a. Strategi product (produk)
hal kekaryaan pemerintahan maupun dalam Strategi produk yang dilakukan oleh
hal kegiatan apa saja yang berasal dari luar perusahaan dalam mengembangkan suatu
pemerintahan dalam arti yang menjadi produk menurut Kasmir (2004) di
pangkal keberhasilan seseorang. Sedangkan antaranya,
pengertian wirausaha menurut Sumawijaya 1) Penentuan logo dan motto, baik logo
(dalam Alma, 2009, hlm. 24) adalah: maupun motto harus dirancang
Wirausaha adalah seorang pejuang dengan benar. Pertimbangan logo dan
kemajuan yang memiliki tujuan untuk motto adalah harus memiliki: (a) Arti,
mengabdikan diri kepada masyarakat agar (b) Menarik perhatian, (c) Mudah
dapat mewujudkan masyarakat yang diingat.
beredukasi. Tekad seorang pejuang 2) Menciptakan merek, merek adalah
kemajuan ini tak lain untuk membantu sesuatu yang tujuannya produk baik
kebutuhan masyarakat yang semakin yang berupa barang atau jasa yang
meningkat, memperluas kesempatan kerja, akan ditawarkan atau dikembangkan
turut serta berdaya guna mengakhiri lebih dikenal. Merek juga sering
ketergantungan kepada luar negeri dan di diartikan sebagai nama, istilah,
dalam fungsi-fungsi tersebut selalu tunduk simbol, design atau kombinasi dari
pada tertib hubungan lingkungannya. semuanya. Penciptaan merek harus
Adapun beberapa ciri-ciri wirausaha mempertimbangkan faktor – faktor
menurut Alma (2009, hlm. 52) antara lain: (a) Mudah diingat, (b)
mengungkapkan ciri wirausaha adalah Terkesan hebat dan modern, (c)
percaya diri, berorientasi pada tugas dan Memiliki arti, (d) Menarik perhatian.
hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, 3) Menciptakan kemasan, Kemasan
keorsinilan, dan berorientasi kemasa depan. adalah bungkus atau produk.
Sementara itu, menurut Herawaty (dalam 4) Keputusan label, Label adalah sesuatu
Mally, 2005) seorang wirausaha harus yang dilekatkan atau ditempelkan
menguasai kemampuan dan keterampilan pada produk yang ditawarkan dan
seperti: a) daya pikir cerdas, b) kemampuan merupakan bagian dari kemasan. Di
memimpin, c) membaca dan menciptakan dalam label sendiri menjelaskan siapa
peluang, d) Managerial (dalam bidang yang membuat, dimana dibuat, kapan
SDM, pemasaran, produksi, keuangan,
Neng Nisa A. Firdani 68
Kemandirian Berwirausaha Pemuda Produktif Melalui Program Pendidikan….

dibuat, cara menggunakanya dan tempat perusahaan yang dikunjungi


informasi lainnya. oleh agen-agen penjual.
b. Strategi price (harga) 3) Sales promotion adalah promosi
Harga merupakan sejumlah uang yang penjualan yaitu memberi dorongan
diserahkan dalam pertukaran untuk kepada pembeli hanya mau membeli
mendapatkan suatu barang atau jasa. Harga suatu produk dengan imbalan akan
menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mendapat hadiah atau bonus tertentu.
mengingat harga merupakan salah satu 4) Public relations atau publicity tujuan
penyebab laku atau tidaknya produk yang dari publicity ini ialah untuk
ditawarkan.Harga di sini bukan berarti memberikan citra yang baik dari
harga yang murah saja ataupun harga masyarakat terhadap perusahaan.
tinggi, akan tetapi yang dimaksudkan Contoh publicity adalah mengundang
adalah harga yang tepat. Bagaimana para wartawan berkunjung ke
menentukan harga yang tepat sangat perusahaan, memberikan wawancara
tergantung kepada berbagai faktor, kemudian memuat berita-berita
misalnya faktor harga pokok barang, perusahaan di surat kabar tanpa
kualitas barang, daya beli masyarakat, pembayaran.
keadaan persaingan, konsumen yang dituju 4. Konsep Pemuda Produktif
dan sebagainya (Alma, 2009, hlm. 202). Nurhasikin dalam sebuah artikel pada
c. Strategi place (lokasi) website resmi BKKBN yang berjudul
Menurut Kasmir (2009) terdapat hal Penduduk Usia Produktif dan
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Ketenagakerjaan, beliau menuliskan
dan penentuan lokasi adalah pertimbangan bahwa, “manusia dikatakan usia produktif,
yakni: a) dekat dengan lokasi industri, b) ketika penduduk berusia pada rentang 15-
dekat dengan lokasi perkantoran, c) dekat 64 tahun. Sebelum 15 tahun, atau setelah
dengan lokasi pasar, d) dekat dengan lokasi 64 tahun tidak lagi masuk ke dalam usia
pemerintah, e) dekat dengan lokasi produktif. Penduduk yang produktif akan
perumahan atau masyarakat, f) membantu dalam kelancaran segi
mempertimbangkan jumlah pesaing yang perekonomian dan pembangunan dalam
ada di suatu lokasi, g) sarana prasarana satu wilayah” (sumber: www.bkkbn.go.id).
(jalan pelabuhan listrik dan lain-lain). Pemuda atau generasi muda adalah
d. Strategi promotion (promosi) konsep-konsep yang sering diberati oleh
Menurut Alma (2009, hlm. 205) nilai-nilai, maksudnya adalah pemuda itu
terdapat empat macam sarana promosi aset yang dimiliki oleh sebuah negara,
yang dapat digunakan adalah: maka jika pemuda memiliki nilai-nilai
1) Periklanan (advertising) adalah berita (kualitas) yang baik, maka negara tersebut
tentang barang dan jasa. periklanan akan maju karena pemudanya senantiasa
(advertising) juga adalah bentuk dibina, diberi kecakapan (skills) sesuai
presentasi atau penyajian dan promosi kebutuhannya juga selain itu diberi bekal
mengenai ide, barang-barang, atau jasa pengetahuan (knowledge) dan sikap
yang dilakukan oleh sponsor tertentu. (attitude) (Abdullah dkk, 1994, hlm. 1).
Contoh iklan di media massa, media 5. Konsep Pendidikan Kecakapan
cetak atau elektronik, papan reklame, Hidup
spanduk, poster, dan sebagainya. Konsep tentang kecakapan hidup (life
2) Personal selling adalah presentasi skills) merupakan salah satu fokus analisis
melalui percakapan satu atau dua orang di dalam pengembangan kurikulum
penjual untuk tujuan melakukan pendidikan yang lebih mengedepankan
penjualan. Personal selling ini dapat pada kecakapan untuk hidup atau bekerja.
terjadi di toko, rumah-rumah, tempat- Menurut Brolin (dalam Anwar, 2006, hlm.
69 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Volume 1 nomor 1 April 2017

20) menjelaskan bahwa, “Life skills rancangan disetujui kemudian


constitute a continum of knowledge and dikonsultasikan kepada pembimbing.
attitude that arenecessary for a person to Kegiatan selanjutnya yaitu mengurus
function effectively and to availed masalah perizinan, yang dimulai dari
interruptions of employment experience”. lingkungan jurusan, fakultas sampai ke
Brolin memaparkan bahwa yang lembaga pemerintahan yang berkaitan
dimaksud kecakapan hidup (life skills) dengan tujuan penelitian ini. Agar
adalah sesuatu yang kontinum mempermudah serta membantu proses
(berkelanjutan) dari pengetahuan dan sikap pengumpulan data, maka peneliti
yang penting untuk seseorang agar mempersiapkan perlengkapan penelitian
mendapatkan fungsi yang efektif dan seperti: pedoman wawancara, pedoman
berpengaruh terhadap pengalaman hidup observasi untuk pengelola, nara sumber,
pegawai. Kecakapan hidup dapat dan responden warga belajar (lulusan),
dinyatakan sebagai kecakapan untuk hidup kemudian mempersiapkan peralatan seperti
(experience). Istilah hidup, tidak semata- alat tulis dan rekam. Selanjutnya adalah
mata memiliki kemampuan tertentu saja langkah dalam pelaksanaan ke lapangan
(vocational job), namun ia harus memiliki yakni kegiatan umum dalam pengumpulan
kemampuan dasar pendukungnya secara data dan melakukan analisis data terhadap
fungsional seperti membaca, menulis, hasil pengumpulan data tersebut. Lalu
menghitung, merumuskan, dan selanjutnya melakukan langkah pelaporan
memecahkan masalah, mengelola sumber yakni kegiatan triangulasi. Triangulasi
daya, bekerja dalam tim, terus belajar di adalah pengecekan, pemeriksaan dari data
tempat kerja, mempergunakan teknologi. yang telah diperoleh di lapangan terutama
Pendidikan kecakapan hidup lebih luas untuk memperoleh keabsahan data. Pada
dari sekedar keterampilan bekerja, karena tahap ini dilakukan kegiatan
dalam pendidikan kecakapan hidup ini membandingkan hasil observasi dengan
warga belajar diarahkan serta dibimbing hasil wawancara dan membandingkan hasil
agar mereka memiliki keberanian dan wawancara warga belajar (lulusan) dengan
kemauan untuk merubah kondisi kehidupan orang lain. Hal ini pun sejalan dengan apa
mereka, bahkan diharapkan dengan yang menjadi pendapat Patton (dalam
keterampilan yang diperoleh itu dapat Lutfiansyah, 2010) menjelaskan bahwa
menjadi solusi dalam berbagai masalah kegunaan triangulasi adalah untuk
yang dihadapi. Sejalan dengan hal tersebut, membandingkan data hasil pengamatan
menurut Undang Undang Republik dengan hasil wawancara, apa yang
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang dikatakan orang di depan umum dengan
Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 3 apa yang dikatakan orang secara pribadi,
menyatakan bahwa, “Pendidikan hasil wawancara dengan dokumen yang
kecakapan hidup adalah pendidikan yang berkaitan. kemudian dilakukan penyusunan
memberikan kecakapan personal, laporan hasil pengumpulan data dan
kecakapan sosial, kecakapan intelektual, menggandakan laporan yang telah disusun.
dan kecakapan vokasional untuk bekerja Partisipan atau subjek penelitian dalam
atau usaha mandiri”. penelitian ini adalah sebanyak empat
partisipan, dua partisipan adalah lulusan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan program pendidikan kecakapan hidup, dua
kualitatif dengan metode studi kasus (case yang lain adalah pengelola dan narasumber.
study). Adapun langkah-langkah penelitian Adapun penelitian ini dilakukan di PKBM
yang ditempuh yaitu, mula-mula menyusun Ash-Shoddiq yang beralamatkan Kampung
rancangan/proposal penelitian yang Babakan Bandung RT 01/10, Desa
diajukan kepada dewan skripsi. Setelah
Neng Nisa A. Firdani 70
Kemandirian Berwirausaha Pemuda Produktif Melalui Program Pendidikan….

Pagerwangi, Kecamatan Lembang, pengeluaran dan pemasukan kelompok


Kabupaten Bandung Barat. usaha. Bukan hanya mencatat, akan tetapi
Teknik pengumpulan data peneliti pada menjaga amanah materil baik pengeluaran
awal menggunakan wawancara dan maupun pemasukan dari kelompok yang
observasi baik secara terstruktur maupun berusaha untuk mengontrolnya. Begitupula
tidak. Selain itu, dokumentasi yang dalam sebagai anggota adalah warga belajar selalu
pengumpulan data ini peneliti melihat data ikut berpartisipasi dalam memproduksi
dari profil PKBM, proposal pelatihan kecimpring. Walaupun jika diingat bahwa
keterampilan, dokumen profil PKBM Ash- sekarang warga belajar sudah jarang
Shoddiq, dokumen hasil evaluasi memproduksi kecimpring matang, akan
pembelajaran pelatihan dan dokumentasi tetapi di dalam diri mereka masih ada rasa
foto-foto. atau keinginan serta kemampuan untuk
Analisis data dilakukan sesuai dengan melaksanakan kewajiban tersebut. Sejalan
ketentuan penelitian kualitatif, yaitu dengan pendapat Lutfiansyah (2010)
diinterpretasikan dan dianalisis secara terus berpendapat bahwa rasa tanggungjawab di
menerus sejak awal hingga akhir penelitian. sini adalah adanya rasa atau kemauan serta
Analisis data merupakan proses kemampuan dalam diri seorang individu
mengurutkan dan mengamati secara untuk melakukan sebuah kewajiban yang ia
sistematis transkrip wawancara, catatan peroleh atau emban dan selain itu
lapangan (hasil observasi) dan bahan-bahan memanfaatkan hak hidupnya secara sah
yang ditemukan untuk meningkatkan dan wajar. Berkaitan dengan hak dan
pemahaman peneliti tentang kasus yang kewajiban sudah pasti berbicara mengenai
diamati dan menyajikannya sebagai temuan aturan-aturan atau norma-norma hidup
bagi orang lain. Dalam hal ini langkah- yang berlaku dan dipegang kuat oleh suatu
langkah yang ditempuh yaitu: 1) reduksi kelompok masyarakat.
data, 2) display data, dan 3) mengambil b. Tidak bergantung pada orang lain
kesimpulan dan verifikasi. Hal ini sejalan Berdasarkan hasil temuan bahwa
dengan menurut pendapat Nasution (dalam gambaran kemandirian berwirausaha
Lutfiansyah, 2010) bahwa “analisis data dilihat dari poin tidak bergantung pada
secara umum mengikuti langkah-langkah orang lain warga belajar adalah ada
berikut yaitu reduksi data, display data dan kecenderungan bergantung pada pihak
mengambil kesimpulan dan verifikasi”. pengelola dan narasumber dalam
pemasaran (promosi), itu artinya
HASIL DAN PEMBAHASAN
kepercayaan diri warga belajar masih
1. Gambaran Kemandirian
terbilang kurang. Sejalan dengan hal
Berwirausaha Warga Belajar
tersebut, Salim (dalam Mujani, 2002)
Program Pendidikan Kecakapan
berpendapat bahwa, “Orang dewasa yang
Hidup
Seseorang dapat dikatakan mandiri jika telah memiliki kematangan dalam hidup
memenuhi karakteristik dari mandiri. ialah mereka yang tidak menggantungkan
Menurut Lutfiansyah (2010) mengenai hidupnya kepada orang lain”.
karakteristik seseorang mandiri yang dapat Apabila dikaitkan antara pendapat
dilihat dari beberapa hal, yakni: Salim dengan kondisi warga belajar yang
masih kurang dalam pemasaran (promosi)
a. Tanggungjawab
Dilihat dari tanggungjawab warga bahkan cenderung bergantung pada orang
belajar sebagai pengurus dan anggota lain artinya tidak ada kesesuaian antara
cukup baik. Hal tersebut ditandai dari teori dengan kondisi lapangan. Walaupun
warga belajar yang mengetahui dan termasuk usia produktif dimana menurut
melaksanakan kewajiban sebagai pengurus teori dapat membantu dari segi
(bendahara) adalah mencatat segala perekonomian dan pembangunan dalam
71 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Volume 1 nomor 1 April 2017

satu wilayah, akan tetapi kembali lagi pada dengan masyarakat sekitar adalah salah
pribadi masing-masing individu tersebut, satu contohnya. Walaupun secara finansial
juga apabila melihat usia warga belajar terbukti kurang dapat memenuhi untuk
yang masih dalam proses transisi dari fase kebutuhan sehari-hari dirinya dan keluarga,
remaja akhir ke dewasa awal sehingga namun setidaknya dengan keuntungan
masih memerlukan proses untuk menjadi tersebut dapat membantu meringankan
orang dewasa yang mapan, orang dewasa beban orangtua ketika memberi uang jajan
yang menurut Knowles (dalam Sudjana, pada warga belajar menjadi lebih ringan
2004, hlm. 36) yang membahas mengenai bebannya, karena warga belajar
salah satu asumsi belajar orang dewasa memperoleh tambahan uang dari
adalah bahwa, “semakin dewasa peserta keuntungan usaha kecimpring.
didik konsep dirinya semakin berubah dan d. Tekun
sikap ketergantungan terhadap pendidik Warga belajar termasuk yang rajin
menuju sikap mengarahkan diri dan saling hadir saat memproduksi kecimpring
belajar di antara mereka”. Jika merujuk matang. Walaupun L1 sekarang sudah
pada apa yang diucapkan oleh Knowles jarang memproduksi, akan tetapi L2 masih
tersebut, tentu pada akhirnya waktu yang memproduksi kecimpring mentah hingga
membuat seseorang itu dapat berubah. saat ini. Namun yang jelas, warga belajar
c. Mampu memenuhi kebutuhan pokok merasa yakin bahwa ketika seseorang gigih
minimal dan tekun menekuni sesuatu, maka
Warga belajar merasa bahwa usaha ini kesuksesan akan diperoleh walaupun dalam
kurang memenuhi kebutuhan, karena jangka waktu yang tidak sebentar, semua
keuntungan yang diperoleh sekitar Rp. perlu proses. Sejalan dengan pendapat
400.000/2 bulan, kemudian dibagi secara Nawawi dan Martini (1994, hlm. 195)
merata dengan 5 orang, masing-masing tentang salah satu karakteristik
memperoleh kisaran Rp. 70.000 sehingga kemandirian seperti, “mengetahui bahwa
uang tersebut oleh warga belajar hanya sukses adalah kesempatan yang menuntut
sekedar menambah uang saku saja. Warga perjuangan hidup yang keras bukan hadiah,
belajar yakin walaupun itu tidak memenuhi menggunakan otak untuk mendorong dan
kebutuhan pokok, akan tetapi warga belajar menolong diri sendiri menuju sukses”.
belajar bersosialisasi dengan pemuda lain, Berdasarkan pendapat tersebut adalah
belajar bekerja dalam tim walaupun sesuai dengan pendapat salah satu warga
sekarang sudah vakum. Sejalan dengan itu belajar mengenai salah satu karakteristik
Lutfiansyah (2010) berpendapat bahwa, kemandirian dilihat dari poin ketekunan
“Dalam konsep kemandirian mengenai yang dapat berpengaruh pada kesuksesan
kebutuhan minimal yang dimaksud adalah seseorang di masa depan. Walaupun warga
bukan saja kebutuhan ekonomi, akan tetapi belajar lainnya tidak menyibukkan diri
mencakup semua kebutuhan baik yang dalam produksi kecimpring karena harus
bersifat jasmaniah maupun rohaniah, kuliah, tapi ia pun ada keinginan untuk
seperti belajar diterima dalam lingkungan berusaha tekun dalam mempromosikan
sosial, berbuat dan lain sebagainya”. produk kecimpring kepada teman-
Berdasarkan pendapat di atas adalah temannya di kampus.
sesuai dengan pendapat warga belajar e. Disiplin
mengenai poin ini bahwa memenuhi Warga belajar termasuk disiplin saat
kebutuhan di sini bukan hanya mengenai hadir pada kegiatan bimbingan
kebutuhan ekonomi semata, akan tetapi (pendampingan) dengan tepat waktu.
mengenai rohaniah atau nonfisik berupa Pendampingan terhadap kelompok pemuda
nilai yang dapat diambil seperti belajar dilaksanakan setiap bulannya, walaupun
untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi sekarang sudah jarang sekali diadakan
Neng Nisa A. Firdani 72
Kemandirian Berwirausaha Pemuda Produktif Melalui Program Pendidikan….

bimbingan karena beberapa kendala. keyakinan dirinya dan bukanlah karena


Kemudian mengingat sekarang kelompok dorongan orang lain, dan yang lebih
pemuda sudah tidak memproduksi penting adalah bahwa orang yang mandiri
kecimpring matang, salah satu alasannya tidak memiliki rasa takut akan kegagalan
adalah masing-masing warga belajar telah dari usahanya. Karena rasa takut yang
sibuk dengan aktivitasnya, artinya tidak bercokol dalam diri individu akan sangat
memiliki 1 tujuan lagi. Menurut N dalam mempengaruhi tingkah terhadap kebebasan
berwirausaha itu perlu komitmen yang kuat berfikir, sehingga akan berpengaruh pula
dari setiap anggota dalam kelompok, terhadap sikap dan prilakunya.
karena jika tidak, sekarang ini yang terjadi 2. Penerapan Strategi 4P (Product,
adalah anggota dan pengurus kelompok Place, Price, Promotion) dalam
pada akhirnya memutuskan untuk berhenti Program Pendidikan Kecakapan
(vakum) untuk sementara. Di sini yang Hidup
dapat diambil pelajaran adalah pentingnya a. Product/ produk
kekonsistenan dalam bekerja tim, dan Kampung Babakan Bandung ini adalah
merujuk pada pendapat yang dikemukakan tempat dimana tidak sedikit warga yang
juga oleh Lutfiansyah (2010) bahwa, “salah bermata pencaharian sebagai produsen
satu ciri yang dimiliki oleh individu yang produk kecimpring mentah. Dan akan
bersikap dan berprilaku mandiri adalah disayangkan apabila mereka hanya
memiliki sikap yang konsisten dengan memproduksi dalam bentuk mentah saja,
komitmen tentang pekerjaan, asalkan melihat pasar yang begitu berkembang
pekerjaan tersebut dapat memberikan nilai akhirnya pihak pkbm berinisiatif untuk
manfaat baik bagi diri pribadinya maupun mengembangkan produk kecimpring
bagi masyarakat dan lingkungan di mentah menjadi bentuk matang yang lebih
sekitarnya”. menarik dan lebih meningkatkan jumlah
Berdasarkan pendapat di atas dengan penjualan. Selain itu juga kebutuhan
kondisi warga belajar di lapangan masih pengembangan ini adalah mencegah
kurang sesuai secara penuh karena kebosanan konsumen terhadap produk
sekarang untuk sementara warga belajar kecimpring ini sehingga perlu adanya
sedang vakum dalam memproduksi inovasi baru agar lebih menarik konsumen.
kecimpring matang. Di zaman yang modern ini juga adalah
f. Berani mengambil resiko harus lebih gencar dalam berwirausaha,
Warga belajar adalah masih kurang memanfaatkan peluang yang ada di pasar.
maksimal. Maksudnya hal tersebut dilihat Hal tersebut selaras dengan pendapat Alma
dari adanya perasaan khawatir dalam diri bahwa tujuan mengadakan pengembangan
kedua warga belajar dalam memproduksi produk antara lain, adalah: 1) memenuhi
produk kecimpring matang karena keinginan konsumen, 2) memenangkan
kurangnya minat dari masyarakat di sekitar, persaingan, 3) meningkatkan jumlah
selain itu juga kurang memiliki penjualan, 4) mendayagunakan sumber-
kemampuan dalam memasarkan produk ke sumber produksi, serta 5) mencegah
tempat-tempat yang strategis. Tidak berani kebosanan konsumen” (2009, hlm. 207).
mengambil resiko, karena warga belajar Jadi untuk teori tersebut dengan kondisi di
takut memperoleh kegagalan, selain itu lapangan adalah sesuai.
warga belajar juga terbatas dalam hal Narasumber menyampaikan materi
modal. Jika seperti itu artinya belum kewirausahaan termasuk strategi 4P ini
menjadi seseorang yang telah mandiri, secara teknis saja, lebih menggunakan
seperti menurut Lutfiansyah (2010) bahwa metode diskusi agar warga belajar yang
individu yang mandiri adalah selalu hadir dapat ikut terlibat. Strategi
melaksanakan sesuatu berdasarkan mengembangan produk kecimpring ini
73 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Volume 1 nomor 1 April 2017

dengan berinovasi seperti membuat tepat. Bagaimana menentukan harga yang


kecimpring matang, berlabel halal dari tepat sangat tergantung kepada berbagai
MUI, menciptakan kemasan yang menarik faktor, misalnya faktor harga pokok
terbuat dari plastik dimana kemasan barang, kualitas barang, daya beli
tersebut diberi desain gambar anak kecil masyarakat, keadaan persaingan, konsumen
berkopeah sambil memakan kecimpring, yang dituju dan sebagainya.
juga disertai dengan tulisan semacam c. Place/ lokasi
bentuk penarik perhatian seperti: “Gurih Dalam mengembangkan kecimpring
dan nikmat!” dan “Juaranya kecimpring!”. dapat melalui pemilihan tempat.
Selain itu ada stiker yang ditempelkan di Narasumber telah menjelaskan bahwa
dalam kemasan yang bertulisan “Valipala”, dalam berwirausaha pemilihan lokasi itu
stiker tersebut ditempelkan di setiap produk sangat penting diperhatikan dan dapat
makanan-makanan termasuk makanan berpengaruh dalam keberhasilannya.
ringan kecimpring ini. dalam baik dalam Tempat juga dapat menjadi salah satu
kemasan atau poster yang diletakkan saat faktor yang menyebabkan wirausawan
acara bazar atau seminar di kampus UPI berhasil dalam bisnisnya.
guna menjadi bentuk stimulus dalam Jika banyak konsumen di Babakan
mengundang calon pembeli. Bandung yang protes mengenai harga, juga
Kelompok usaha kecimpring berusaha selain itu di Babakan Bandung sendiri
memberikan yang terbaik dalam strategi sebagian besar warga memproduksi
pengembangan produknya, dan strategi kecimpring sehingga kurang tepat jika
tersebut sesuai dengan pendapat menurut lokasi usaha ini hanya di sekitar sana. Jika
Kasmir (2004) bahwa, “strategi produk seperti itu perlu dipertimbangakan kembali
yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengenai penentuan lokasi, artinya memiih
mengembangkan suatu produk di antaranya lokasi yang calon konsumen masih dirasa
adalah: (a) penentuan logo dan moto, (b) asing dengan produk kecimpring matang
menciptakan merek, (c) menciptakan sehingga tidak aka nada lagi masalah
kemasan, dan (d) keputusan label”. Jadi, mengenai banyaknya pesaing dalam bisnis
penerapan strategi produk di lapangan kecimpring. Terkait mempertimbangkan
terlihat telah sesuai dengan teori tersebut. jumlah pesaing ini selaras dengan teori dari
b. Price/ harga Kasmir (2009) bahwa ada hal yang perlu
Dalam menentukan harga produk diperhatikan dalam pemilihan dan
kecimpring matang ini adalah Rp. penentuan lokasi adalah pertimbangan
6.000/bungkus hasil kesepakatan sebagai berikut: a) dekat dengan lokasi
kelompok. Adapun itu disesuaikan dengan industri, b) dekat dengan lokasi
pengeluaran produksi. Misalnya pembuatan perkantoran, c) dekat dengan lokasi pasar,
kecimpring adalah dilihat dari berapa harga d) dekat dengan lokasi pemerintah, e) dekat
setiap singkong perkilo, atau kalkulasi dari dengan lokasi perumahan atau masyarakat,
bahan-bahan masakan atau bumbu/rempah- f) mempertimbangkan jumlah pesaing yang
rempah yang harus dibeli, kemudian ada di suatu lokasi, g) sarana prasarana
pencetakan kemasan berupa plastik yang (jalan pelabuhan listrik dan lain-lain).
telah diberi inovasi gambar. Menurut P dan Apa yang narasumber sampaikan
N pada dasarnya memberikan saran adalah sesuai pada poin “f” dimana
mengenai harga adalah harus disesuaikan pertimbangan tempat adalah dilihat dari
dengan kualitas produk. Hal tersebut sesuai jumlah pesaingnya, semakin banyak
dengan pendapat Alma (2009, hlm. 202) pesaing maka cenderung akan sulit produk
bahwa harga di sini bukan berarti harga dikenal konsumen jika tidak ada ciri khas
yang murah saja ataupun harga tinggi, akan yang menonjol. Oleh karena itu, solusi dari
tetapi yang dimaksudkan adalah harga yang hal tersebut adalah mencari tempat di luar
Neng Nisa A. Firdani 74
Kemandirian Berwirausaha Pemuda Produktif Melalui Program Pendidikan….

Babakan Bandung (kota) yang masih dirasa Kang Mus berjualan kecimpring di
asing terhadap produk kecimpring. Babakan Bandung.
d. Promotion/ promosi Teknik selanjutnya adalah personal
Antara promosi dan produk tidak dapat selling, artinya warga belajar dapat
dipisahkan, ini adalah dua sejoli yang melakukan pemasaran melalui percakapan
saling berangkulan untuk suksesnya satu atau dua orang calon pembeli yang
pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan akan menjadi penjual untuk tujuan
dimana produk yang baik adalah produk melakukan penjualan. Hal tersebut pernah
yang sesuai selera konsumen, diiringi diaplikasikan oleh warga belajar yakni
dengan teknik promosi yang tepat akan terjadi ketika informan L1 sekarang kuliah,
sangat membantu suksesnya usaha Namun, teknik ini tidak bertahan lama
marketing. Berikut adalah teknik promosi karena ada beberapa kendala yang dihadapi
menurut Alma (2009, hlm. 205) yang dapat warga belajar seperti modal yang terbatas
digunakan dalam memasarkan produk: 1) dan lain sebagainya.
Periklanan (advertising) adalah berita 3. Hasil Program Pendidikan
tentang barang dan jasa. periklanan Kecakapan Hidup terhadap
(advertising) juga adalah bentuk presentasi Kemandirian Berwirausaha Warga
atau penyajian dan promosi mengenai ide, Belajar
barang-barang, atau jasa yang dilakukan a. Pengetahuan
oleh sponsor tertentu. Contoh iklan di Setelah mengikuti pelatihan pendidikan
media massa, media cetak atau elektronik, kecakapan hidup, keadaan pengetahuan
papan reklame, spanduk, poster, dan kedua responden meningkat terhadap
sebagainya. 2) Personal selling adalah manejemen kewirausahaan, manajemen
presentasi melalui percakapan satu atau dua keuangan, etika berbisnis, pengelolaan
orang penjual untuk tujuan melakukan teknik pengembangan keterampilan
penjualan. Personal selling ini dapat terjadi kecimpring yang di dalamnya
di toko, rumah-rumah, tempat-tempat pengembangan dalam hal product, price,
perusahaan yang dikunjungi oleh agen- place dan promotion.
agen penjual. 3) Sales promotion adalah b. Sikap
promosi penjualan yaitu memberi dorongan Warga belajar kurang memiliki
kepada pembeli hanya mau membeli suatu kepercayaan diri dalam mempromosikan
produk dengan imbalan akan mendapat produk, itu jadi penghambat gerak langkah
hadiah atau bonus tertentu. 4) Public mereka. Itu membuktikan bahwa secara
relations atau publicity tujuan dari umum sikap warga belajar belum dapat
publicity ini ialah untuk memberikan citra dikategorikan sebagai wirausaha, karena
yang baik dari masyarakat terhadap menurut Wijandi (dalam Lutfiansyah,
perusahaan. 2007), pengertian wirausaha adalah: “sifat-
Berdasarkan empat poin di atas, dapat sifat keberanian, keutamaan, keteladanan
peneliti analisis bahwa teknik promosi dengan semangat yang bersumber dari
yang dilakukan oleh warga belajar atas kekuatan sendiri, dari seorang pendekar
saran dari narasumber adalah melalui kemajuan, baik dalam kekaryaan
teknik periklanan (advertising) ini yakni pemerintahan maupun dalam kegiatan apa
berupa poster yang biasanya disimpan saat saja di luar pemerintahan dalam arti yang
bazar di kampus UPI saat acara seminar di menjadi pangkal keberhasilan seseorang”.
jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Poster Jadi, jika berkiblat pada teori tersebut
tersebut Promosi melalui periklanan lain terlihat bahwa warga belajar kurang dapat
yakni melalui syuting sinetron Preman memberanikan diri untuk gencar
Pensiun RCTI yang menceritakan kisah mempromosikan produk yang mereka
kembangkan ke berbagai daerah.
75 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Volume 1 nomor 1 April 2017

c. Keterampilan proses pendampingan terhadap warga


Warga belajar telah terampil dalam hal belajar jika memang ingin produk
memanfaatkan perolehan pengetahuannya kecimpring ini dikembangkan kembali.
untuk berwirausaha dan mengembangkan Hasil dari program pendidikan
keterampilan kecimpring dengan bantuan kecakapan hidup ini dapat dilihat dari tiga
modal dari PKBM Ash-Shoddiq binaan aspek, yakni aspek pengetahuan, dimana
Lab. PLS UPI. Walaupun kini kelompok pengetahuan warga belajar meningkat
usaha pemuda memproduksi hanya sesuai tentang manejemen kewirausahaan,
pesanan tapi setidaknya warga belajar telah manajemen keuangan, etika bisnis
memiliki keterampilan di dalam pengelolaan teknik pengembangan
memproduksi kecimpring yang telah keterampilan kecimpring yang di dalamnya
dikembangkan. Sejalan dengan pendapat pengembangan dalam hal product, price,
Colletta dan Radcliffe (dalam Sudjana, place dan promotion. Lalu aspek sikap,
2004, hlm. 37) bahwa “pendidikan di dimana aspek sikap pada warga belajar
lingkungan masyarakat dan lembaga (PLS) kurang meningkat (nampak) dalam bidang
lebih mengutamakan keluarannya dalam wirausahanya, hal tersebut dilihat dari
ranah psikomotorik atau skills”. Artinya warga belajar kurang memiliki kepercayaan
antara teori dan kondisi di lapangan dapat diri untuk mengambil resiko dalam
dikatakan sesuai, walaupun kini warga berwirausaha terutama dalam hal
belajar tidak mengaplikasikan keterampilan memasarkan. Selain itu, yang menjadi poin
tersebut secara rutin atau tidak menjadikan tambah adalah munculnya motivasi dari
usaha tersebut sebagai satu-satunya usaha warga belajar untuk melanjutkan studi ke
yang dimiliki, namun menjadi seperti tingkat yang lebih tinggi (perguruan
sampingan sekiranya ada yang memesan, tinggi). Terakhir adalah aspek
maka akan memproduksi. keterampilan, dimana warga belajar telah
Hasil program pendidikan kecakapan terampil dalam hal mengemas produk,
hidup lainnya adalah bagi beberapa warga memvariasikan berbagai rasa dari produk,
belajar di kelompok usaha pemuda adalah memilih bahan baku yang baik.
melek pendidikan. Sebagian warga belajar Berdasarkan pada kesimpulan, hasil
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang penelitian dan pembahasan, penulis
lebih tinggi. menyampaikan beberapa rekomendasi
untuk dapat menjadi masukan bagi LKP
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan dari ketiga pertanyaan Sri.
penelitian yang telah dibahas sebelumnya a 1. Bagi Pemerintah
bahwa gambaran kemandirian Bagi aparat pemerintah
berwirausaha warga belajar pemuda (Desa/Kecamatan) dan tokoh masyarakat
produktif di kelompok usaha binaan PKBM setempat agar senantiasa memonitor
Ash-Shoddiq ini dinyatakan belum perkembangan kelompok belajar usaha
memenuhi kriteria wirausaha yang mandiri sehingga motivasi warga belajar akan
secara keseluruhan, hanya beberapa senantiasa stabil karena merasa
karakteristik yang dimiliki oleh warga terperhatikan. Selain itu, diharapkan
belajar. diadakannya pembelajaran dan pelatihan
Penerapan strategi 4P masih belum life skills atau apa saja yang bermanfaat
maksimal karena terkendala oleh modal dan berkesinambungan bagi pemuda
dan kualitas dari sumber daya manusia produktif
yang masih terkungkung dengan pola lama 2. Bagi Penyelenggara (lembaga PKBM
dimana merubah pola pikir tersebut perlu Ash-Shoddiq)
waktu yang relative tidak singkat, Jika pengelompokkan tidak efektif,
pengelola perlu bekerja lebih keras dalam pihak penyelenggara seharusnya dapat
Neng Nisa A. Firdani 76
Kemandirian Berwirausaha Pemuda Produktif Melalui Program Pendidikan….

lebih kepada mengembangkan usaha setiap Januari 2017, dari


keluarga di daerah sekitar, berkaitan http://psikologi.ub.ac.id/wp
dengan kerjasama menjadi naluriah saja. content/uploads/2014/09/JURNAL-
3. Bagi Warga Belajar FIXED.pdf
Lebih percaya diri dalam berinteraksi Steinberg. (2002). Adolescence.6th Ed.
dengan masyarakat guna lebih gencar USA: McGraw Hill Higher
dalam mempromosikan produk kecimpring Education.
ke daerah luar selain di sekitar Babakan Sudjana, D. (2004). Pendidikan Luar
Bandung atau Desa Pagerwangi. . Sekolah, Wawasan, Sejarah,
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Perkembangan, Falsafah, Teori
Peneliti lain diharapkan dapat mengkaji Pendukung, Asas. Bandung: Falah
lebih dalam tentang hasil penelitian ini Production.
untuk lebih disempurnakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
penelitian pengembangan pelatihan yang Nasional No. 20 Tahun 2003.
berbasis pemberdayaan pemuda. Jakarta: Depdiknas.
. http://www.bkkbn.go.id/
DAFTAR PUSTAKA http://www.bps.go.id/
Abdullah, T. (1994). Pemuda Dan
Perubahan Sosial. Jakarta: LP3ES.
Ali, M. (2005). Psikologi Remaja
(Perkembangan Peserta Didik).
Jakarta: Rineka Cipta.
Alma, B. (2009). Kewirausahaan.
Bandung: ALFABETA.
Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan
Hidup (Life Skills Education).
Bandung: ALFABETA.
Badudu, J (1998). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kasmir. (2009). Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. (2004). Manajemen Perbankan.
Jakarta : PT. Raja Grarfindo
Persada.
Lutfiansyah, D. (2010). Pendidikan
Kecakapan Hidup dalam
Pemberdayaan Perempuan Kepala
Keluarga untuk Peningkatan
Pendapatan dan Kemandirian
Berwirausaha. (Tesis). Sekolah
Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Nawawi & Martini. (1994). Penelitian
Terapan. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Putra, dkk. (2014). Hubungan Kemandirian
Dengan Intensi Berwirausaha Pada
Mahasiswa Universitas Brawijaya,
Malang [Online]. Diakses pada 5

Anda mungkin juga menyukai