ABSTRAK
Salah satu kegiatan dalam Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MP) adalah Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Pada prinsipnya SPP
merupakan upaya pemerintah untuk membantu memberdayakan masyarakat khususnya bagi
perempuan, yang bertujuan mempercepat penanggulangan kemiskinan secara nasional melalui
pemberian dana bergulir untuk pengembangan kegiatan usaha produktif guna meningkatkan
taraf hidup masyarakat, dimana apabila program ini berhasil maka akan berdampak pada
komunitas penduduk, serta kaum perempuan dapat lebih mandiri dan mampu menjadi
penyokong ekonomi keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan SPP dalam peningkatan ekonomi
keluarga serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan SPP.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan angket, wawancara dan observasi.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anggota SPP Fatimah yang berjumlah 10 orang
mampu mengembangkan usahanya. Melalui pemberian pinjaman dana bergulir yang didapat
sebesar Rp.1.500.000-Rp.5.000.000 tersebut anggota dapat melanjutkan keberlangsungan
usahanya yang sebelumnya mengalami kesulitan pada permodalan sehingga tujuan untuk
meningkatkan ekonomi keluarga oleh perempuan dapat tercapai melalui indikator : a)
Terpenuhinya kebutuhan hidup secara layak dengan hasil 100% b) mampu menyekolahkan
anak dengan hasil 80%, c) mampu membuka wirausaha mandiri sebanyak 80% dan 20%
wirausaha kelompok d) mendapatkan ketentraman hidup bermasyarakat yang hasilnya 100%.
Faktor-faktor pendukung dalam kegiatan ini dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
kegiatan, sementara faktor penghambatnya mempengaruhi ketidaktahuan anggota tentang cara
pengembangan usaha.
Kata Kunci: peranan, simpan pinjam perempuan, peningkatan ekonomi keluarga
ABSTRACT
One of the activities of National Program for Community Empowerment in Rural Areas (PNPM MP) is
the Women's Savings and Loans (SPP). In principle, the SPP is a government’s effort to help
empowering people, especially for women, which the aim is to accelerate national poverty
reduction by giving a revolving fund for the development of productive activities in order to
improve people's lives, then if the program is successful it will have an impact to the
community, and women can be more independent and being able to be a proponent of the
family economy.
This study aimed to determine the role of SPP in increasing family income and knowing the
supporting and inhibiting factors in the implementation of SPP. Approach used in this study is
descriptive qualitative with techniques of data collection using questionnaires, interviews and
observation.
Result of the research concludes that the members of SPP Fatimah that are about 10 people
are able to develop their business. Through revolving fund that loaned around 1.500.000 up to
1
Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216
5.000.000 rupiahs-members can continue their business continuity that had difficulties in
budget before so that the goal to improve family economy by women can be achieved through
indicators: a) the fulfillment of needs feasibly with the result of 100%, b) the capability of
sending children to school with the result of 80%, c) the capability of opening an independent
entrepreneurship as much as 80% and 20% of self-employment group, d) peace of living
acquirement in the society with the result of 100%. The supporting factors in these activities
may affect the implementation of SPP getting success, while the inhibiting factors may affect
an ignorance of members on how to improve their business.
3
Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216
Sebanyak 80% anggota kelompok yang mempunyai Kabupaten Ngawi memiliki peran terhadap
tanggungan anak yang masih bersekolah merasakan peningkatan ekonomi keluarga, hal ini
kebutuhan pembiayaan sekolah anak menjadi terbantu ditunjukkan dari beberapa indikator yang telah
setelah mengikuti program SPP. diteliti yaitu terpenuhinya kebutuhan hidup secara
Bagi sebagian anggota kelompok, yakni 60% atau 6 layak sebanyak 100%, mampu menyekolahkan
orang anggota kelompok menyatakan bahwa pinjaman anak sebesar 80%, mampu membuka wirausaha
yang diberikan sebenarnya telah mampu mencukupi mandiri 80% dan wirausaha kelompok 20% dan
sebagai modal usaha, namun 40% lainnya merasa bahwa mampu mendapatkan ketentraman hidup sebesar
modal yang diberikan belum mampu mencukupi 100%.
permodalan usaha. 2. Faktor pendukung dan penghambat pada kegiatan
Dari angket yang telah diisi oleh responden, 100% SPP PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Gelung
menyatakan bahwa SPP membawa dampak positif Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi
terhadap kehidupan bermasyarakat. Dampak tersebut Beberapa hal yang menjadi faktor-faktor yang
antara lain adalah menambah kekeluargaan dan dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan. Hal
silaturahmi antar anggota kelompok. Dampak lainnya ini terbukti dari bertambahnya jumlah pemanfaat.
adalah jika sebelum mendapat pinjaman modal oleh SPP Faktor-faktor tersebut antara lain adalah: a)
PNPM Mandiri Perdesaan, anggota kelompok lebih prosedur menjadi anggota SPP mudah, b) proses
memilih berhutang kepada tetangga. Hal tersebut pencairan dana terbilang mudah, c) Besar dana
membuat kurang tentram dan merasa kurang nyaman. pinjaman yang bisa disesuaikan dengan
Faktor pendukung pada kegiatan SPP ini antara lain kebutuhan, d) Lama waktu pengembalian hingga
adalah : 10 bulan, e) Reward bagi anggota yang melakukan
1) Prosedur menjadi anggota SPP mudah pengembalian secara tertib, f) Dana yang
2) Proses pencairan dana terbilang mudah dianggarkan oleh PNPM kepada penerima
3) Besar dana pinjaman yang bisa disesuaikan dengan manfaat terbilang besar, g) Dukungan dari
kebutuhan perangkat desa, h) Dukungan dari anggota
4) Lama waktu pengembalian hingga 10 bulan keluarga anggota SPP, i) Hubungan antar anggota
5) Reward bagi anggota yang melakukan pengembalian yang terjalin erat karena tempat tinggal mereka
secara tertib yang berdekatan. Namun dalam proses
6) Dana yang dianggarkan oleh PNPM kepada penerima pelaksanaannya masih terkendala oleh masalah
manfaat terbilang besar sosialisasi dari pihak PNPM MP dengan anggota
7) Dukungan dari perangkat desa kelompok SPP. Hal ini berpengaruh pada
8) Dukungan dari anggota keluarga anggota SPP ketidaktahuan anggota SPP tentang cara
9) Hubungan antar anggota yang terjalin erat karena pengembangan usaha. Faktor-faktor tersebut
tempat tinggal mereka yang berdekatan antara lain : a) Tidak semua anggota SPP aktif
Faktor penghambatnya adalah sebagai berikut : dalam pertemuan rutin antar anggota, b)
1) Tidak semua anggota SPP aktif dalam pertemuan rutin Sosialisasi dari pihak PNPM Mandiri Perdesaan
antar anggota. yang dirasa kurang, c) Jadwal penyuluhan yang
2) Sosialisasi dari pihak PNPM Mandiri Perdesaan yang tidak pasti.
dirasa kurang.
3) Jadwal penyuluhan yang tidak pasti Saran
4) Adanya kelompok berprestasi yang tidak berani 1. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan kegiatan
mengambil pinjaman lebih besar karena takut tidak Kelompok Simpan Pinjam Perempuan pada
bisa mengembalikan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
5) Adanya kelompok yang tidak memiliki usaha namun Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan di Desa
ingin membentuk kelompok SPP. Gelung Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi dapat
dilaksanakan sesuai Petunjuk Teknis Operasional,
PENUTUP untuk itu kepada semua pelaku Program Nasional
Simpulan Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
1. Peranan SPP pada PNPM Mandiri Perdesaan Pedesaan di Desa Gelung Kecamatan Paron
dalam meningkatkan ekonomi keluarga di Desa Kabupaten Ngawi diharapkan untuk kegiatan
Gelung Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi selanjutnya agar dapat mempertahankan
Simpan Pinjam Perempuan pada PNPM Mandiri pelaksanaan kegiatan ini dengan baik dan
Perdesaan di di Desa Gelung Kecamatan Paron melakukannya sesuai dengan Petunjuk Teknis
Header halaman gasal: Penggalan Judul Artikel Jurnal
Operasional (PTO). Selain itu persyaratan yang Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Administrasi
mengharuskan kelompok perempuan memiliki Pembangunan, Perkembangan Pemikiran dan
usaha dirasakan sedikit menjadi hambatan karena Praktiknya di Indonesia. Pustaka LP3ES
banyak kelompok perempuan yang tidak memiliki Indonesia: Jakarta.
usaha dan ingin bergabung menjadi pemanfaat Kindervatter, S. 1979. Nonformal Education as an
SPP. Empowering Process. Massachusetts : Center
2. Untuk lebih menunjang keberhasilan program ini for International Education University of
disarankan kepada kelompok agar lebih dapat Massachusetts.
meningkatkan kegiatan kelompok, dengan Maholtra, Anju. 2009. Innovation for Womens
mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi Empowerment and Gender Equality.
anggota kelompok melalui kerja sama dengan International Center for Research on Women.
pihak terkait serta lebih mempedulikan prinsip- Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
prinsip keorganisasian, mempunyai anggaran Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
dasar rumah tangga, sanksi sehingga kelompok Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan.
dapat berkembang dan lebih maju serta Surabaya: SIC.
berkelanjutan. ———. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kualitatif dan Kuantitaif. Surabaya: Unesa
DAFTAR PUSTAKA University Press.
Subakti, A Ramlan dkk. 2010. Sosiologi Teks dan
Adi, Isbandi Rukminto.2001. Pemberdayaan,
Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Group.
Komunitas : Pengantar pada Pemikiran dan
Sudjana,D. 2004. Pendidikan Non Formal Wawasan
Pendekatan Praktis. Jakarta: Lembaga
Sejarah Perkembangan, Filsafat dan Teori
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Pendukung, serta Asas . Bandung: Falah
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill
Production.
Education). Bandung: Alfabeta.
———. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan : Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Perubahan Sosial Melalui Pembelajaran Alfabeta.
Vocational Skills pada Keluarga Nelayan. Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan Dan Penilian
Bandung : Alfabeta Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. 2008. Tentang
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Nuansa
Cabag, Ramon C. 1999.Nonformal Education A Aulia.
Handbook For Teacher Education Students, Vitayala, Aida. 2010. Pemberdayaan Perempuan dari
NFE Administrators, and Extension Program Masa ke Masa. Bogor : PT. Penerbit IPB Press.
Implementors Quezon Avenue : Katha http://pnpm-jatim.blogspot.com/ (diunduh: Rabu, 23
Publishing Oktober 2012 pukul 8.25 WIB)
Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, http://www.anneahira.com/penelitian-deskriptif-
Nonformal, Dan Informal. 2012. Acuan kualitatif.htm (diunduh: Rabu, 06 Maret 2103
Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan pukul 13:26 WIB)
Hidup Perempuan. Jakarta.
Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal
dan Informal. 2011. Jurnal Pendidikan
Nonformal. Surabaya.
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
2008. Petunjuk Teknis Operasional PNPM
Mandiri Perdesaan. Jakarta.