13-28
p-ISSN: 2597-4971
Yusniah Anggraini
ABSTRAK
Terwujud sebuah pembangunan yang berlandaskan pada pemberdayaan, yakni melalui sebuah
program pemerintah bernama ‘Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM
Mandiri). Penelitian ini mengenai program PNPM Mandiri yang berfokus pada Capaian
Program PNPM Mandiri Pedesaan melalui pogram simpan pinjam perempuan (SPP) untuk
pemberdayaan masyarakat di desa sawarna kecamatan bayah. Dari ketiga program bidang yang
ada tulisan ini akan membahas program pembangunan di bidang ekonomi. Yang dalam
implementasinya di Desa Sawarna, program ini disebut sebagai ‘Program Simpan Pinjam
Perempuan(SPP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, dengan informan adalah para Perempuan anggota kelompok di kecamatan tersebut.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, dan instrumennya
berbentuk pedoman wawancara. Adapun teknik analisis datanya adalah analisis data secara
induktif. Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa , pada proses pelaksanaannya PNPM
Mandiri Pedesaan di Desa Sawarna menghasilkan dampak positif dan negatif bagi
masyarakat (perempuan). Diantaranya telah mampu membantu masyarakat lokal dalam
meningkatkan taraf hidup mereka, khususny para perempuan di lingkungan desa sawarna.
Melalui Program SPP kaum perempuan menjadi berdaya dan dapat mampu bermetamorfosa
menjadi pribadi yang aktif. Dengan bantuan dana yang diberikan kepada kaum perempuan
sehingga mampu mengembangkan usaha mikro yang mereka miliki menjadi lebih baik, serta
mereka mampu terbebas dari jeratan ‘bank keliling’. Akan tetapi masih ada kekurangan dari
pelaksanaan program tersebut, sehingga proram SPP menjadi kurang maksimal. Maka dalam
hasil penelitian ini akan disajikan beberapa rekomendasi untuk melengkapi kekurangan yang
ada.
Kata Kunci : Program PNPM mandiri, Program simpan pinjam perempuan, Pemberdayaan
Masyarakat Desa Sawarna
13
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
ABSTRACT
A development based on empowerment is realized, namely through a government program
called ‘Mandiri Community Empowerment National Program (PNPM Mandiri). This research
is about the PNPM Mandiri program which focuses on the Achievement of the PNPM Mandiri
Rural Program through the women's savings and loan program (SPP) for community
empowerment in Sawarna village, Bayah sub-district. Of the three field programs that exist
this paper will discuss development programs in the economic field. Which in its
implementation in Sawarna Village, this program is referred to as the ‘Women's Savings and
Loan Program (SPP). The method used in this study is a qualitative descriptive method, with
informants being women group members in the sub-district. Data collection techniques used
are interview techniques, and the instruments are in the form of interview guidelines. The data
analysis technique is inductive data analysis. The field findings show that, in the
implementation process of PNPM Mandiri Rural in Sawarna Village produced positive and
negative impacts on the community (women). Among them have been able to help local people
improve their lives, especially women in the Sawarna village. Through the SPP Program
women become empowered and can be able to morph into an active person. With financial
assistance given to women so that they can develop their own micro-businesses to be better,
and they are able to be free from the entanglement of 'mobile banks'. However, there are still
shortcomings in the implementation of the program, so that the SPP program becomes less
than optimal. So in the results of this study there will be a number of recommendations to
complement the shortcomings.
Keywords: PNPM mandiri program, the Save Program loan women, empowerment of
village community Sawarna
14
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
15
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
dimiliki PNPM Mandiri tersebut, maka 3. bagaimana program dan kinerja program
yang akan menjadi fokus penelitian ini tersebut dalam memberdayakan
adalah mengenai program ekonomi, yakni masyarakat petani di Desa Sawarna,
“Simpan Pinjam Perempuan” di dalam sehingga dari program PNPM tersebut
PNPM Mandiri Pedesaan untuk mengalami kemajuan yang cukup pesat.
mengevaluasi sejauh mana capaian dan
peran program pemerintah yang berskala METODE PENELITIAN
nasional ini di Desa Sawarna, sehingga kita Penelitian ini dilaksanakan di desa
dapat mengetahui apakah dengan sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten
keberadaan PNPM Mandiri Pedesaan di Lebak, Provinsi Banten selama 3 (tiga)
Desa Sawarna dapat menjadikan bulan, yaitu bulan Maret - Juni 2016,
masyarakat setempat menjadi lebih berdaya dengan fokus penelitian masalah capaian
atau tidak. Maksud dilaksanakannya program PNPM Mandiri melalui program
penelitian ini adalah sejauh mana capaian simpan pinjam perempuan (SPP) untuk
program PNPM Mandiri melalui program Pemberdayaan Masyarakat di Desa
simpan pinjam perempuan (SPP) untuk Sawarna. Metode yang digunakan dalam
Pemberdayaan Masyarakat di Desa penelitian ini adalah ”metode deskriptif
Sawarna. Sehingga kita dapat mengetahui kualitatif.” Menurut Kirk dan Miller
apakah dengan keberadaan PNPM Mandiri (2016), dalam penelitian yang
Pedesaan di Desa Sawarna dapat menggunakan metode deskriptif kualitatif,
masyarakat setempat menjadi lebih berdaya data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
atau tidak. Adapun tujuan dari penelitian gambar, dan bukan angka-angka.
ini adalah: Pengertian ini sejalan dengan maksud dari
1. Memperoleh gambaran eksistensi penelitian ini, yaitu penelitian ini hendak
Program Pemberdayaan PNPM di Desa menghasilkan data deskriptif berupa kata-
Sawarna dan pasang surut dari program kata tertulis atau lisan dari para perempuan
tersebut, khususnya program Simpan anggota simpan pinajam perempuan di desa
Pinjam Perempuan. Pendeskripsian ini sawarna yang menyangkut capaian
berisikan sejarah awal masuknya program PNPM Mandiri melalui program
program SPP di Desa Sawarna, simpan pinjam perempuan (SPP) untuk
2. bagaimana kontribusi warga masyarakat Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Desa Sawarna dan Pemda terhadap Sawarna tersebut yang diamati.
capaian program tersebut, Informan dalam penelitian ini adalah
para anggota SPP di desa sawarna,
16
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
17
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
mendapat respon baik dari warga desa desa dan aktif dalam mengikuti
maka selanjutnya diadakan musyawarah penyuluhan/ sosialisasi dari PNPM Mandiri
antar dusun untuk membahas mengenai Pedesaan.
penentuan dusun mana yang akan Pemangku Kepentingan dalam
didahulukan dan kebutuhan apa yang harus Pelaksaan Pencapaian Program Simpan
diprioritaskan terlebih dahulu untuk Pinjam Perempuan (SPP)
kepentingan desa dan warga Dalam pelaksanaan program SPP
masyarakatnya (seperti apa pembangunan PNPM Mandiri Pedesaan ini terdapat
jalan dahulu atau bantuan modal guna beberapa stakeholder (pemangku
pengembangan usaha masyarakat dulu). kepentingan) yang memiliki peranan
Kemudian hasilnya dimusyawarahkan penting mulai dari masyarakat
kembali di kantor desa bila sudah (pemanfaat), Ketua KSPP, Unit Pelaksana
ditentukan mana yang akan diprioritaskan, Kegiatan (UPK), Tim Pelaksana Kegiatan
maka oleh Faskel akan langsung diajukan (TPK), Monitoring, dan aparatur desa
ke Kecamatan. Namun, ternyata di (Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Staf).
Kecamatan hasil tersebut masih harus UPK berperan dalam menyalurkan
dimusyawarahkan kembali dengan dan menyimpan dana bantuan. TPK
kepentingan desa lainnya, untuk berperan sebagai penanggung jawab
menentukan desa mana dulu yang kegiatan dan mengawasi ketua kelompok
mendapat dana bantuan pembangunan dari selama berjalannya program. Monitoring
PNPM Mandiri Pedesaan terlebih dahulu. berperan dalam mengawasi kinerja TPK
Penentuan desa mana yang mendapat selama berjalannya program tersebut.
lebih dulu ditentukan berdasarkan desa Masyarakat sebagai penerima manfaat dari
mana yang lancar dalam pengembalia dana bantuan dana tersebut dan ketua KSPP
dan yang memiliki potensial terbesar dalam sebagai yang bertanggung jawab atas
memberdayakan masyarakatnya. Setelah anggota dan dirinya sendiri dalam
ditentukan bahwa desa Sawarna pengelolaan dana dan penentuan anggota
mendapatkan dana bantuan PNPM Mandiri penerima manfaat.
Pedesaan lebih dulu, maka kemudian Aparatur desa sendiri memiliki
dipilihlah para ketua KSPP yang akan banyak peran, diantaranya berperan dalam
bertanggung jawab dalam pengelolaan dana memfasilitasi jalannya program SPP
dan penentuan penerima manfaat. Ketua (seperti menyediakan tempat untuk rapat
KSPP pun dipilih dari warga perempuan atau penyuluhan dalam menyediakan
yang aktif dalam kegiatan pembangunan sarana dan prasaran, berjalannya program
18
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
19
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
perempuan di desa Sawarna dapat menjadi tidak memiliki usaha dan batuan tersebut
lebih mandiri dan berdaya, karena kini digunakan hanya untuk kebutuhan sehari-
mereka tidak lagi hanya bergelut dalam hari saja. Menurut yang bersangkutan ia
ranah privat saja, akan tetapi juga sudah mendapatkan bantuan karena ia sebagai
berada di ranah publik. Mereka sudah dapat pengurus TPK dan berfungsi untuk
bertransformasi menjadi perempuan yang mendampingi anggota kelompoknya dalam
aktif dalam beberapa kegiatan desa (salah kegiatan SPP dan ini kami anggap sebagai
satunya kegiatan PKK) dan mengelola serta salah satu masalah dalam pelaksanaan SPP
mengembangkan usaha yang telah mereka di Desa Sawarna. Karena adanya
miliki. Namun sangat disayangkan karena pelaksanaan pemberian bantuan dana
masih banyak masyarakat yang belum dengan tidak tepat sasaran. Hasil penelitian
dapat merasakan bantuan dana tersebut menyebutkan bahwa Program PNPM
untuk pengembangan usaha mikro mereka. Mandiri Perdesaan telah membawa
Hal ini dikarenakan dana yang diberikan perubahan kearah yang positif. Namun,
masih sangat sedikit sekali. Analisis secara keseluruhan terkait dengan
dampak pemberian kredit simpan pinjam keefektifitas masih belum bisa
khusus perempuan (SPP) pada pendapatan dikatakan efektif, hal ini dapat terlihat
RTM dikabupaten Sleman 2007-2010 bahwa program ini masih belum
oleh Istanto (2010). Hasil perhitungan mencapai sasaran yakni nasabah SPP
menunjukan bahwa pemberian kredit belum bisa mengikuti program
SPP berpengaruh terhadap pendapatan dikarenakan mereka tidak mempunyai
rumah tangga miskin penerima kredit di usaha. Peran PNPM-MP dalam
kabupaten Sleman. Pemeberian kredit juga mengembangkan Usaha Kecil Mikro
berpengaruh terhadap pengurangan dalam peningkatan pendapatan.
kemiskinan rumah tangga responden. Selain itu permasalahan yang ada
Analisis terkait efektiftas program yakni, masih banyak yang kurang
PNPM-MP dalam rangka pemberdayaan maksimal dalam mengembangkan usaha
perempuan yang dilakukan oleh Putra (khususnya perempuan di tingkat mikro).
(2013). Karena tidak adanya pelatihan yang
Permasalahan dari Pelaksanaan berorientasi pada peningkatan pengetahuan
Program SPP dan keterampilan. Tersendatnya proses
Berdasarkan hasil temuan di pemberdayaan perempuan karena adanya
lapangan terdapat seorang ketua kelompok keterbatasan dana yang diberikan oleh
yang menerima bantuan akan tetapi dia pemerintah sehinggga target penerima
20
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
manfaat masih dalam sekup yang relatif pihak PNPM Mandiri itu sendiri. Tidak
sediki. Berpotensi menimbulkan semua masyarakat mengetahui program
ketergantungan masyarakat terhadap dana SPP dan adanya perbedaan pada
SPP, dikarenakan tidak adanya penerapan pemahaman dan pelaksanaan terhadap
aturan main yang tegas dan jelas, dalam hal program SPP hal ini dikarenakan sosialisasi
ini berkaitan dengan batasan peminjaman yang dilakukan kurang jelas dan tidak
dana. Padahal mengenai batasan maksimal. Untuk mengtahui lebih jelas
peminjaman telah ditetapkan oleh pihak mengenai permasalahan yang muncul dari
PNPM Mandiri Pedesaan. Hal ini karena pelaksanaan program SPP di Desa Sawarna
tidak adanya sosialisasi yang jelas dari dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Masalah dan Faktor Masalah
Masalah Faktor Masalah
Masih banyak yang kurang maksimal Dana yang dikucurkan kurang.
dalam mengembangkan usaha Pencairan dana cukup lama (sekitar ).
(khususnya perempuan di tingkat Keterbatasan dalam pemberian dana
mikro). pinjaman.
Tersendatnya proses pemberdayaan Tidak adanya batasan peminjaman
perempuan. (Continuitas).
Berpotensi menimbulkan Tidak adanya sanksi yang tegas.
ketergantungan masyarakat terhadap Kurang maksimalnya sosialisasi.
dana SPP. Alokasi target pemanfaat kurang
Berpotensi pemanfaat menjadi tidak selektif.
disiplin dalam pengembalian angsuran. Belum adanya pelatihan peningkatan
Tidak semua masyarakat mengetahui skill (keterampilan).
program SPP.
Adanya perbedaan pada pemahaman
dan pelaksanaan terhadap program
SPP.
Penyebaran bantuan menjadi tidak
tepat sasaran.
Bentuk usaha pemanfaat tidak
berkembang (monoton).
Dana SPP menjadi kurang bermanfaat.
21
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
22
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
pinjaman modal usaha yang di khususkan teori organisasi. Dengan begitu akan
untuk perempuan. Dalam proses terlihat secara jelas mengenai perjalanan
pemberdayaan yang di keluarkan dalam hidup dari organisasi lokal tersebut.
program SPP ini proses pengorganisasian Sehingga akan dapat mempermudah dalam
dan pengelolaan monitoring dan evaluasi membantu para pembaca untuk memahami
melibatkan para anggota peminjam yang Program SPP pada Desa Sawarna secara
di khususkan untuk perempuan dengan mendalam. Dalam pelaksanaan program
membuat sebuah kelompok simpan pinjam SPP ini pengoorganisasian berawal dari
perempuan. pihak UPK yang memberi informasi
Pola Pengorganisasian Program SPP kepada pihak TPK selanjutnya pihak TPK
dalam Teori Siklus Organisasi dan dan Monitoring mensosialisasi dan
Struktural Fungsional menyeleksi kepada masyarakat untuk
Dalam perjalannya, setiap organisasi membuat KSPP dan selanjutnya di ajukan
pasti mengalami pasang surut, hal tersebut oleh pihak fasilitator desa kepada UPK
dapat disebut sebagai siklus organisasi. dan pencairan dana melalui pihak TPK
Siklus organisasi terdiri dari empat tahapan, kepada KSPP, bagian monitoring
yakni tahap lahirnya organisasi, tahap selanjutnya melakukan pengawasan dari
tumbuhnya organisasi, tahap kemunduran berjalannya program SPP ini. Sehingga
organisasi, dan tahap kematian organisasi. dalam penjabaran di atas membentuk
Tahap tumbuhnya organisasi adalah proses sebuah sistem organisasi yang di dalamnya
awal bagaimana sebuah organisasi dapat terdapat sebuah struktur fungsional dimana
terbentuk. Tahap tumbuhnya organisasi didalam sebuah sistem tersebut terdapat
berarti proses jalannya organisasi mulai mekanisme hubungan – hubungan peran
dari merintis hingga menuju kepada titik masing – masing sistem di dalam sebuah
kesuksesan. Tahap kemunduran organisasi organisasi SPP. Apabila salah satu sistem
adalah tahapan siklus hidup dimana itu tidak menjalankan tugasnya dengan
organisasi gagal mengantisipasi, baik maka akan menggangu kinerja sistem
menyadari, menghindari, netral atau lainnya. Dalam penelitian ini pada
mengadaptasi tekanan internal dan atau program SPP di desa Sawarna terdapat
eksternal yang mempengaruhi pertahanan sebuah penyakit atau kendala – kendala
hidup jangka panjang. dalam pelaksanaan program SPP tersebut.
Pada penelitian ini kami akan Di dalam pihak UPK bertugas sebagai
mencoba menganalisis pasang surut sistem pemberi sosialisasi dan
Program SPP dengan menggunakan teori – penanggung jawab program SPP ini kurang
23
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
24
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
tidak hanya terbatas pada tindakan aktor dalam program SPP ini karena hanya
individual sendiri, tetapi juga mencakup mengandalkan sistem kepercayaan, tidak
perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti terdapat sanksi yang jelas apabila terjadi
penetapan harga dan institusi-institusi kredit macet dalam pelaksanaannya. Dan
ekonomi yang semuanya terpendam dalam terkadang dalam sistem kepercayaan dari
suatu jaringan hubungan sosial. Cara jaringan hubungan sosial bisa berakibat,
seorang terlekat dalam jaringan hubungan seperti ulasan sebelumnya (yaitu
sosial adalah penting dalam penentuan nepotisme dalam kalangan teman dekat,
banyaknya tindakan sosial dan jumlah dari kerabat, dan saudara). Inilah yang menjadi
hasil institusional. kekurangan dalam teori keterlekatan yang
Dalam penerapan program SPP didasarkan dengan rasa percaya yang
sendiri keterlekatan ini terjadi pada pihak dapat menjadi penghambat apabila sistem
penyelenggara dengan pihak peminjam pengorganisasiannya tidak cukup jelas
atau yang disebut KSPP (Kelompok (bedasarkan hasil temuan di lapangan).
Simpan Pinjam Perempuan). Inilah yang Dengan sistem keterlekatan yang dibentuk
akan membentuk jaringan sosial dalam oleh pola pengorganisasian KSPP dan
program SPP. Keterlekatan ini terjadi pihak UPK ini tidak adanya aturan – aturan
pada sebuah kata yang disebut yang jelas dalam pengembaliannya karena
kepercayaan, kepercayaan antara pemberi pinjaman SPP ini bebas dari anggunan,
modal dan penerima modal ini terjadi sehingga sanksi bagi yang tidak
pada pencairan dana dan pengembalian mengembalikan uang pinjaman tersebut
modal. Hal ini bisa terjadi karena terdapat kurang tegas karena tidak adanya
jaringan hubungan sosial yang sudah anggunan yang memaksa mereka untuk
berlansung lama dalam sebuah membayar pinjaman hanya berdasarkan
masyarakat. Dalam teori keterlekatan ini, rasa kepercayaan semata.
sistem kepercayaan dapat memudahkan KESIMPULAN
para peminjam sebagai modal tambahan Program Simpan Pinjam Perempuan
usaha mereka karena bersifat bebas dari (SPP) telah berjalan di Desa Sawarna
anggunan, karena pihak pengelola berasal selama 8 tahun, yakni mulai dari tahun
dari elemen masyarakat sekitar, karena itu 2009 sampai dengan 2016, dengan jumlah
program SPP ini bersifat dari masyarakat, Kelompok Simpan Pinjam Perempuan
oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. sebanyak 15 kelompok. Pada tahun 2009
Namun dalam pelaksanaannya sistem sebanyak 4 (empat) kelompok dan tahun
kepercayaan ini bisa menjadi boomerang 2016 bertambah sebanyak 11 kelompok.
25
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
26
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
27
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971
DAFTAR PUSTAKA
Istanto, F. 2010. Analisis dampak
pemberian kredit simpan pinjam
khusus perempuan (SPP) pada
pendapatan rumah tangga miskin di
Kabupaten Sleman, 2007-
2010. Tesis: Universitas Gajah Mada,
28