Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal.

13-28
p-ISSN: 2597-4971

CAPAIAN PROGRAM PNPM MANDIRI MELALUI PROGRAM SIMPAN PINJAM


PEREMPUAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA SAWARNA
KECAMATAN BAYAH

ACHIEVEMENT OF PNPM MANDIRI PROGRAM THROUGH SAVING LOANS


PROGRAM FOR COMMUNITY EMPOWERMENT IN SAWARNA VILLAGE BAYAH
DISTRICT

(disubmit 28 Februari 2018, direvisi 1 Mei 2018, diterima 30 Juni 2018)

Yusniah Anggraini

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten


Corresponding Author: yusnia.anggraini@gmail.com

ABSTRAK
Terwujud sebuah pembangunan yang berlandaskan pada pemberdayaan, yakni melalui sebuah
program pemerintah bernama ‘Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM
Mandiri). Penelitian ini mengenai program PNPM Mandiri yang berfokus pada Capaian
Program PNPM Mandiri Pedesaan melalui pogram simpan pinjam perempuan (SPP) untuk
pemberdayaan masyarakat di desa sawarna kecamatan bayah. Dari ketiga program bidang yang
ada tulisan ini akan membahas program pembangunan di bidang ekonomi. Yang dalam
implementasinya di Desa Sawarna, program ini disebut sebagai ‘Program Simpan Pinjam
Perempuan(SPP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, dengan informan adalah para Perempuan anggota kelompok di kecamatan tersebut.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, dan instrumennya
berbentuk pedoman wawancara. Adapun teknik analisis datanya adalah analisis data secara
induktif. Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa , pada proses pelaksanaannya PNPM
Mandiri Pedesaan di Desa Sawarna menghasilkan dampak positif dan negatif bagi
masyarakat (perempuan). Diantaranya telah mampu membantu masyarakat lokal dalam
meningkatkan taraf hidup mereka, khususny para perempuan di lingkungan desa sawarna.
Melalui Program SPP kaum perempuan menjadi berdaya dan dapat mampu bermetamorfosa
menjadi pribadi yang aktif. Dengan bantuan dana yang diberikan kepada kaum perempuan
sehingga mampu mengembangkan usaha mikro yang mereka miliki menjadi lebih baik, serta
mereka mampu terbebas dari jeratan ‘bank keliling’. Akan tetapi masih ada kekurangan dari
pelaksanaan program tersebut, sehingga proram SPP menjadi kurang maksimal. Maka dalam
hasil penelitian ini akan disajikan beberapa rekomendasi untuk melengkapi kekurangan yang
ada.

Kata Kunci : Program PNPM mandiri, Program simpan pinjam perempuan, Pemberdayaan
Masyarakat Desa Sawarna

13
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

ABSTRACT
A development based on empowerment is realized, namely through a government program
called ‘Mandiri Community Empowerment National Program (PNPM Mandiri). This research
is about the PNPM Mandiri program which focuses on the Achievement of the PNPM Mandiri
Rural Program through the women's savings and loan program (SPP) for community
empowerment in Sawarna village, Bayah sub-district. Of the three field programs that exist
this paper will discuss development programs in the economic field. Which in its
implementation in Sawarna Village, this program is referred to as the ‘Women's Savings and
Loan Program (SPP). The method used in this study is a qualitative descriptive method, with
informants being women group members in the sub-district. Data collection techniques used
are interview techniques, and the instruments are in the form of interview guidelines. The data
analysis technique is inductive data analysis. The field findings show that, in the
implementation process of PNPM Mandiri Rural in Sawarna Village produced positive and
negative impacts on the community (women). Among them have been able to help local people
improve their lives, especially women in the Sawarna village. Through the SPP Program
women become empowered and can be able to morph into an active person. With financial
assistance given to women so that they can develop their own micro-businesses to be better,
and they are able to be free from the entanglement of 'mobile banks'. However, there are still
shortcomings in the implementation of the program, so that the SPP program becomes less
than optimal. So in the results of this study there will be a number of recommendations to
complement the shortcomings.

Keywords: PNPM mandiri program, the Save Program loan women, empowerment of
village community Sawarna

PENDAHULUAN lingkungan. Pembiayaan program ini


Program Nasional Pemberdayaan berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM dan Belanja Negara (APBN), alokasi
Mandiri Perdesaan atau PNPM Perdesaan) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
, merupakan salah satu mekanisme program (APBD), serta dana hibah dari sejumlah
pemberdayaan masyarakat yang digunakan lembaga pemberi bantuan. PNPM Mandiri
PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat sendiri diresmikan oleh Presiden RI pada
penanggulangan kemiskinan dan perluasan tanggal 30 April 2007 di Kota Palu,
kesempatan kerja di wilayah tingkat Sulawesi Tengah.
pedesaan. Tujuan utama program ini Program ini dalam pelaksanaannya
adalah untuk membantu mensejahterakan memusatkan pada kegiatan bagi
masyarakat di tingkat pedesaan dengan masyarakat miskin di wilayah pedesaan.
memandirikan anggotanya. Program Program ini menyediakan fasilitasi
PNPM ini terdiri dari tiga program pokok pemberdayaan masyarakat/ kelembagaan
yang sudah disusun oleh pemerintah pusat, lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana
yaitu pembangunan ekonomi, sosial, dan Bantuan Langsung untuk Masyarakat

14
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

(BLM) kepada masyarakat secara sebagai salah satu upaya penanggulangan


langsung. Dalam pelaksanaan programnya kemiskinan yang dijalankan oleh
seluruh anggota masyarakat diajak untuk masyarakat secara mandiri dan
dapat terlibat langsung dalam setiap berkelanjutan, mulai dari proses penentuan,
tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai pengambilan keputusan, proses
dari proses perencanaan, pengambilan penyusunan program, pelaksanaan program
keputusan dan pengelolaan dana sesuai hingga pemanfaatan dan pemeliharaan.
kebutuhan paling prioritas di desanya, Mengenai Simpan Pinjam Perempuan
hingga pelaksanaan kegiatan dan (SPP) melalui program PNPM Pedesaan
pelestariannya. yang terletak di Desa Sawarna, Kecamatan
Program ini sangat strategi dalam Bayah. Program ini merupakan salah satu
menyiapkan landasan kemandirian produk program pembangunan PNPM
masyarakat berupa “lembaga kepimpinan Pedesaan di bidang pembangunan ekonomi.
masyarakat” yang representatif, mengakar Program tersebut diperuntukkan untuk para
dan kondusif bagi perkembangan modal wanita yang akan memulai usaha dan/ atau
sosial (sosial capital) masyarakat di masa yang sudah mempunyai usaha. Dalam
mendatang, serta menyiapkan “program berjalannya program ini terdapat beberapa
masyarakat jangka menengah dalam pemangku kepentingan (stakeholder) yang
penanggulangan kemiskinan” yang berperan dalam berjalannya program
menjadi pengikat dalam kemitraan tersebut, yaitu: pihak aparatur desa (Kades,
masyarakat dengan pemerintah daerah dan Sekdes, dan Fasilitator Desa), UPK (Unit
kelompok peduli setempat. Lembaga Pelaksana Kegiatan), TPK (Tim Pelaksana
kepemimpinan masyarakat tersebut, dapat Kegiatan), monitoring dan juga Anggota
disebut juga sebagai Badan atau Lembaga KSPP (Kelompok Simpan Pinjam
Keswadayaan Masyarakat (disingkat Perempuan) itu sendiri sebagai penerima
BKM/ LKM) dibentuk melalui kesadaran manfaat.
kritis masyarakat untuk menggali kembali Pemberdayaan masyarakat lokal
nilai – nilai luhur kemanusiaan dan nilai – dapat dilakukan oleh semua orang maupun
nilai kemasyarakatan sebagai pondasi semua instansi dan organisasi. Dalam
modal sosial kehidupan masyarakat. BKM/ lingkup penelitian, masalah mengenai
LKM diharapkan mampu menjadi wadah peran program pemerintah terhadap
perjuangan bagi masyarakat miskin dalam pemberdayaan masyarakat Desa Sawarna
menyuarakan aspirasi dan kebutuhan menjadi salah satu permasalahan yang
mereka, sekaligus menjadi motor pengerak akan di bahasa. Dari ketiga program yang

15
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

dimiliki PNPM Mandiri tersebut, maka 3. bagaimana program dan kinerja program
yang akan menjadi fokus penelitian ini tersebut dalam memberdayakan
adalah mengenai program ekonomi, yakni masyarakat petani di Desa Sawarna,
“Simpan Pinjam Perempuan” di dalam sehingga dari program PNPM tersebut
PNPM Mandiri Pedesaan untuk mengalami kemajuan yang cukup pesat.
mengevaluasi sejauh mana capaian dan
peran program pemerintah yang berskala METODE PENELITIAN
nasional ini di Desa Sawarna, sehingga kita Penelitian ini dilaksanakan di desa
dapat mengetahui apakah dengan sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten
keberadaan PNPM Mandiri Pedesaan di Lebak, Provinsi Banten selama 3 (tiga)
Desa Sawarna dapat menjadikan bulan, yaitu bulan Maret - Juni 2016,
masyarakat setempat menjadi lebih berdaya dengan fokus penelitian masalah capaian
atau tidak. Maksud dilaksanakannya program PNPM Mandiri melalui program
penelitian ini adalah sejauh mana capaian simpan pinjam perempuan (SPP) untuk
program PNPM Mandiri melalui program Pemberdayaan Masyarakat di Desa
simpan pinjam perempuan (SPP) untuk Sawarna. Metode yang digunakan dalam
Pemberdayaan Masyarakat di Desa penelitian ini adalah ”metode deskriptif
Sawarna. Sehingga kita dapat mengetahui kualitatif.” Menurut Kirk dan Miller
apakah dengan keberadaan PNPM Mandiri (2016), dalam penelitian yang
Pedesaan di Desa Sawarna dapat menggunakan metode deskriptif kualitatif,
masyarakat setempat menjadi lebih berdaya data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
atau tidak. Adapun tujuan dari penelitian gambar, dan bukan angka-angka.
ini adalah: Pengertian ini sejalan dengan maksud dari
1. Memperoleh gambaran eksistensi penelitian ini, yaitu penelitian ini hendak
Program Pemberdayaan PNPM di Desa menghasilkan data deskriptif berupa kata-
Sawarna dan pasang surut dari program kata tertulis atau lisan dari para perempuan
tersebut, khususnya program Simpan anggota simpan pinajam perempuan di desa
Pinjam Perempuan. Pendeskripsian ini sawarna yang menyangkut capaian
berisikan sejarah awal masuknya program PNPM Mandiri melalui program
program SPP di Desa Sawarna, simpan pinjam perempuan (SPP) untuk
2. bagaimana kontribusi warga masyarakat Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Desa Sawarna dan Pemda terhadap Sawarna tersebut yang diamati.
capaian program tersebut, Informan dalam penelitian ini adalah
para anggota SPP di desa sawarna,

16
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. APBN yang bertujuan untuk


Anggota yang dipilih sebanyak 10 orang. memberdayakan masyarakat agar menjadi
Informan penelitian dipilih dengan lebih mandiri dan terberdaya. Secara umum
menggunakan teknik purposive (bertujuan). PNPM Mandiri memiliki 3 program pokok
Teknik pengumpulan data yang yang dijalankan untuk memberdayakan
digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat, yaitu program sosial, program
teknik wawancara (interview) atau ekonomi, dan program pembangunan fisik.
kuesioner lisan, yaitu dialog yang Dalam pelaksaannnya kami menemukan,
dilakukan oleh pewawancara (atau oleh bahwa di Desa Sawar program yang baru
peneliti) untuk memperoleh informasi dari dilaksanakan baru-baru ini adalah program
terwawancara (Arikunto, 2016). Alat atau pembangunan ekonomi dan fisik
instrumennya berbentuk pedoman (khususnya, lingkungan/ infrasturktur). Hal
wawancara, atau penulis menggunakan ini dikarenakan, masuknya program PNPM
instrumen (alat) pedoman wawancara Mandiri Pedesaan ke Desa Sawarna
dalam melakukan interviu dengan tersebut baru sekitar tahun 2009.
informan. Adapun teknik analisis data yang Program Simpan Pinjam Perempuan
digunakan mengacu pada Miles dan (selanjutnya disebut SPP) merupakan salah
Huberman (2015), yaitu analisis data secara satu dari produk program pembangunan
induktif melalui 4 (empat) tahapan analisis, dengan fokus ekonomi yang dikeluarkan
yaitu: reduksi data (mencatat, meringkas, oleh PNPM Mandiri Pedesaan. Seperti
dan menganalisis data), tampilan data namanya “Simpan Pinjam Perempuan”,
(penyajian data yang dikumpulkan dan program SPP ini memang difokuskan
dianalisis sebelumnya), dan untuk pemberdayaan dan pembangunan
konklusi/verifikasi (penarikan kesimpulan khusus pada kaum perempuan saja.
berdasarkan temuan dan melakukan Kehadiran program SPP PNPM Mandiri
verifikasi data). Pedesaan di Desa Sawarna diawali dengan
adanya tawaran program dari pemerintah,
HASIL DAN PEMBAHASAN yakni program dana pinjaman untuk
Sejarah Masuknya Program Simpan Pembangunan Percepatan Desa Tertinggal
Pinjam Perempuan (SPP) (PPDT). Mengetahui adanya program
Program Nasional Pemberdayaan tersebut, warga desa yang aktif dalam
Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM kegiatan pembangunan desa (seperti
Mandiri Pedesaan) merupakan sebuah Fasilitator Desa) mengkonsepkan proposal
program pemerintah yang berasal dari dana yang akan diajukan. Setelah hal tersebut

17
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

mendapat respon baik dari warga desa desa dan aktif dalam mengikuti
maka selanjutnya diadakan musyawarah penyuluhan/ sosialisasi dari PNPM Mandiri
antar dusun untuk membahas mengenai Pedesaan.
penentuan dusun mana yang akan Pemangku Kepentingan dalam
didahulukan dan kebutuhan apa yang harus Pelaksaan Pencapaian Program Simpan
diprioritaskan terlebih dahulu untuk Pinjam Perempuan (SPP)
kepentingan desa dan warga Dalam pelaksanaan program SPP
masyarakatnya (seperti apa pembangunan PNPM Mandiri Pedesaan ini terdapat
jalan dahulu atau bantuan modal guna beberapa stakeholder (pemangku
pengembangan usaha masyarakat dulu). kepentingan) yang memiliki peranan
Kemudian hasilnya dimusyawarahkan penting mulai dari masyarakat
kembali di kantor desa bila sudah (pemanfaat), Ketua KSPP, Unit Pelaksana
ditentukan mana yang akan diprioritaskan, Kegiatan (UPK), Tim Pelaksana Kegiatan
maka oleh Faskel akan langsung diajukan (TPK), Monitoring, dan aparatur desa
ke Kecamatan. Namun, ternyata di (Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Staf).
Kecamatan hasil tersebut masih harus UPK berperan dalam menyalurkan
dimusyawarahkan kembali dengan dan menyimpan dana bantuan. TPK
kepentingan desa lainnya, untuk berperan sebagai penanggung jawab
menentukan desa mana dulu yang kegiatan dan mengawasi ketua kelompok
mendapat dana bantuan pembangunan dari selama berjalannya program. Monitoring
PNPM Mandiri Pedesaan terlebih dahulu. berperan dalam mengawasi kinerja TPK
Penentuan desa mana yang mendapat selama berjalannya program tersebut.
lebih dulu ditentukan berdasarkan desa Masyarakat sebagai penerima manfaat dari
mana yang lancar dalam pengembalia dana bantuan dana tersebut dan ketua KSPP
dan yang memiliki potensial terbesar dalam sebagai yang bertanggung jawab atas
memberdayakan masyarakatnya. Setelah anggota dan dirinya sendiri dalam
ditentukan bahwa desa Sawarna pengelolaan dana dan penentuan anggota
mendapatkan dana bantuan PNPM Mandiri penerima manfaat.
Pedesaan lebih dulu, maka kemudian Aparatur desa sendiri memiliki
dipilihlah para ketua KSPP yang akan banyak peran, diantaranya berperan dalam
bertanggung jawab dalam pengelolaan dana memfasilitasi jalannya program SPP
dan penentuan penerima manfaat. Ketua (seperti menyediakan tempat untuk rapat
KSPP pun dipilih dari warga perempuan atau penyuluhan dalam menyediakan
yang aktif dalam kegiatan pembangunan sarana dan prasaran, berjalannya program

18
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

SPP (seperti melegalkan hasil keputusan sering mengikuti penyuluhan-penyuluhan


rembug desa), dalam mengawasi jalannya yang diadakan oleh pihak PNPM Mandiri
program SPP, dan juga berperan dalam Pedesaan. Penyuluhan tersebut dilakukan
pembinaan (seperti membina saat secara berkelanjutan agar anggota penerima
penyuluhan dan membina anggota manfaat dana SPP ini paham betul tentang
penerima manfaat yang telat atau kesulitan program dan tujuan akhir dari program SPP
membayar iuran pengembalian dana SPP). tersebut. Sehingga target penyaluran dana
Fasilitator Desa (Fasdes) sebagai bantuan SPP menjadi tepat sasaran dan
bagian dari aparatur desa berperan dalam dapat membawa manfaat bagi warga
memfasilitasi jalannya program masyarakat yang menggunakannya.
pembangunan desa. Dalam berjalannya Penyuluhan dilakukan sebanyak 5 (lima)
program SPP ini, Fasilitas desa berperan hingga 7 (tujuh) kali pertemuan, yang
dalam mensosialisasikan program SPP dan membahas mengenai program SPP secara
memfasilitasi masyarakat dalam lebih mendalam.
mengajukan usulan ke desa dan Implikasi Program Simpan Pinjam
mengajukan proposal ke UPK. Jadi Perempuan (SPP)
Fasilitas desa bertanggung jawab dalam Berdasarkan hasil wawancara,
proses pengajuan permohonan dana masuknya program SPP PNPM Mandiri
pinjaman SPP dan juga saat ada hambatan Pedesaan di Desa Sawarna mendapat
dalam pengembalian iuran dana SPP ke respon yang sangat baik dari
UPK. Fasdes akan memberikan penyuluhan masyarakatnya. Karena banyak dari nara
dan binaan kepada anggota kelompok SPP sumber mengungkapkan, bahwa mereka
yang bermasalah. Agar seluruh warga desa sangat tertarik sekali untuk turut serta
mengetahui dan tertarik untuk mengikuti dalam program SPP tersebut. Dengan
program SPP PNPM Mandiri Pedesaan ini, adanya bantuan dana yang diberikan ,
maka digunakan sarana sosialisasi melalui mereka berharap dapat mengembangkan
rapat-rapat di musyawarah dusun ataupun usaha mereka menjadi lebih baik dari yang
dalam penyuluhan- penyuluhan di kantor sebelumnya. Dan masyarakat (khususnya,
desa. Sosialisasi juga dilakukan hingga ke kaum perempuan) sangat berterima kasih
tingkat RT/RW melalui penyuluhan- dengan adanya bantuan dana SPP ini,
penyuluhan. karena sejak dilaksanakannya apara
Salah satu syarat utama untuk pemanfaat dapat menyelesaikan beberapa
menjadi anggota penerima manfaat dana permasalahan ekonomi mereka, seperti
SPP ini pun, salah satunya diharuskan bebas dari jeratan bank keliling dan kaum

19
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

perempuan di desa Sawarna dapat menjadi tidak memiliki usaha dan batuan tersebut
lebih mandiri dan berdaya, karena kini digunakan hanya untuk kebutuhan sehari-
mereka tidak lagi hanya bergelut dalam hari saja. Menurut yang bersangkutan ia
ranah privat saja, akan tetapi juga sudah mendapatkan bantuan karena ia sebagai
berada di ranah publik. Mereka sudah dapat pengurus TPK dan berfungsi untuk
bertransformasi menjadi perempuan yang mendampingi anggota kelompoknya dalam
aktif dalam beberapa kegiatan desa (salah kegiatan SPP dan ini kami anggap sebagai
satunya kegiatan PKK) dan mengelola serta salah satu masalah dalam pelaksanaan SPP
mengembangkan usaha yang telah mereka di Desa Sawarna. Karena adanya
miliki. Namun sangat disayangkan karena pelaksanaan pemberian bantuan dana
masih banyak masyarakat yang belum dengan tidak tepat sasaran. Hasil penelitian
dapat merasakan bantuan dana tersebut menyebutkan bahwa Program PNPM
untuk pengembangan usaha mikro mereka. Mandiri Perdesaan telah membawa
Hal ini dikarenakan dana yang diberikan perubahan kearah yang positif. Namun,
masih sangat sedikit sekali. Analisis secara keseluruhan terkait dengan
dampak pemberian kredit simpan pinjam keefektifitas masih belum bisa
khusus perempuan (SPP) pada pendapatan dikatakan efektif, hal ini dapat terlihat
RTM dikabupaten Sleman 2007-2010 bahwa program ini masih belum
oleh Istanto (2010). Hasil perhitungan mencapai sasaran yakni nasabah SPP
menunjukan bahwa pemberian kredit belum bisa mengikuti program
SPP berpengaruh terhadap pendapatan dikarenakan mereka tidak mempunyai
rumah tangga miskin penerima kredit di usaha. Peran PNPM-MP dalam
kabupaten Sleman. Pemeberian kredit juga mengembangkan Usaha Kecil Mikro
berpengaruh terhadap pengurangan dalam peningkatan pendapatan.
kemiskinan rumah tangga responden. Selain itu permasalahan yang ada
Analisis terkait efektiftas program yakni, masih banyak yang kurang
PNPM-MP dalam rangka pemberdayaan maksimal dalam mengembangkan usaha
perempuan yang dilakukan oleh Putra (khususnya perempuan di tingkat mikro).
(2013). Karena tidak adanya pelatihan yang
Permasalahan dari Pelaksanaan berorientasi pada peningkatan pengetahuan
Program SPP dan keterampilan. Tersendatnya proses
Berdasarkan hasil temuan di pemberdayaan perempuan karena adanya
lapangan terdapat seorang ketua kelompok keterbatasan dana yang diberikan oleh
yang menerima bantuan akan tetapi dia pemerintah sehinggga target penerima

20
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

manfaat masih dalam sekup yang relatif pihak PNPM Mandiri itu sendiri. Tidak
sediki. Berpotensi menimbulkan semua masyarakat mengetahui program
ketergantungan masyarakat terhadap dana SPP dan adanya perbedaan pada
SPP, dikarenakan tidak adanya penerapan pemahaman dan pelaksanaan terhadap
aturan main yang tegas dan jelas, dalam hal program SPP hal ini dikarenakan sosialisasi
ini berkaitan dengan batasan peminjaman yang dilakukan kurang jelas dan tidak
dana. Padahal mengenai batasan maksimal. Untuk mengtahui lebih jelas
peminjaman telah ditetapkan oleh pihak mengenai permasalahan yang muncul dari
PNPM Mandiri Pedesaan. Hal ini karena pelaksanaan program SPP di Desa Sawarna
tidak adanya sosialisasi yang jelas dari dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Masalah dan Faktor Masalah
Masalah Faktor Masalah
 Masih banyak yang kurang maksimal  Dana yang dikucurkan kurang.
dalam mengembangkan usaha  Pencairan dana cukup lama (sekitar ).
(khususnya perempuan di tingkat  Keterbatasan dalam pemberian dana
mikro). pinjaman.
 Tersendatnya proses pemberdayaan  Tidak adanya batasan peminjaman
perempuan. (Continuitas).
 Berpotensi menimbulkan  Tidak adanya sanksi yang tegas.
ketergantungan masyarakat terhadap  Kurang maksimalnya sosialisasi.
dana SPP.  Alokasi target pemanfaat kurang
 Berpotensi pemanfaat menjadi tidak selektif.
disiplin dalam pengembalian angsuran.  Belum adanya pelatihan peningkatan
 Tidak semua masyarakat mengetahui skill (keterampilan).
program SPP.
 Adanya perbedaan pada pemahaman
dan pelaksanaan terhadap program
SPP.
 Penyebaran bantuan menjadi tidak
tepat sasaran.
 Bentuk usaha pemanfaat tidak
berkembang (monoton).
 Dana SPP menjadi kurang bermanfaat.

21
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

PERAN PROGRAM SPP DALAM tersebut menggunakan sebuah konsep


PEMBERDAYAAN PEREMPUAN pemberdayaan masyarkat. Pemberdayaan
Program SPP dalam Konsep sendiri adalah menunjuk pada kemampuan
Pemberdayaan orang, khususnya kelompok rentan dan
Kemiskinan pada negera – negara di lemah sehinggga mereka memiliki
dunia berkembang terjadi karena program – kekuatan atau kemampuan dalam (a)
program pembangunan yang di keluarkan memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga
oleh pihak pemerintah tidak berhasil mereka memiliki kebebasan (freedom),
terealisasikan di kehidupan masyarakat dalam mengemukakan pendapat, bebas
karena terhambat oleh berbagai faktor – dari kelaparan, bebas dari kebodohan,
faktor yang terjadi di internal maupun bebas dari kesakitan; (b) menjangkau
eksternal pemerintah. Sehingga sumber-sumber produktif yang
kemiskinan seperti di Indonesia setiap memungkinkan mereka dapat
tahun semakin bertambah, kegagalan pada meningkatkan pendapatnya dan
program – program pembangunan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa
terkadang dikarenakan program yang di yang mereka perlukan; dan (c)
keluarkan oleh pemerintah tidak berpartisipasi dalam proses pembangunan
melibatkan atau memberi kesempatan dan keputusan-keputusan yang
kepada masyrakat miskin untuk ikut serta mempengaruhi mereka.
dalam merencanakan, melaksanakan, Tujuan utama pemberdayaan adalah
monitoring, dan juga evaluasi program – memperkuat kekuasaan masyarakat,
program pembangunan yang dicanangkan khususnya kelompok lemah yang
oleh pemerintah. Dengan kata lain, memiliki ketidak berdayaan, baik karena
masyarakat miskin hanya menjadi objek kondisi internal (misalnya persepsi mereka
penderita yang hanya menerima semua sendiri) maupun karena kondisi eksternal
keputusan – keputusan dari pemerintah (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang
walaupun terkadang keputusan itu tidak tidak adil). Dalam hal ini, SPP sebagai
memihak kepada rakyat miskin. suatu program pemberdayaan masyarakat,
Baru – baru ini pada pemerintahan dalam kegiatannya secara tidak langsung
Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan menerapkan proses pemberdayaan
sebuah program yang bernama program masyarakat karena SPP mewadahi
PNPM Mandiri baik kota maupun masyarakat dalam hal pengembangan
masyrakat desa. Dimana dalam ekonomi sosial. Program SPP memberikan
pelaksanaan program PNPM Mandiri sarana dan fasilitas dengan memberi

22
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

pinjaman modal usaha yang di khususkan teori organisasi. Dengan begitu akan
untuk perempuan. Dalam proses terlihat secara jelas mengenai perjalanan
pemberdayaan yang di keluarkan dalam hidup dari organisasi lokal tersebut.
program SPP ini proses pengorganisasian Sehingga akan dapat mempermudah dalam
dan pengelolaan monitoring dan evaluasi membantu para pembaca untuk memahami
melibatkan para anggota peminjam yang Program SPP pada Desa Sawarna secara
di khususkan untuk perempuan dengan mendalam. Dalam pelaksanaan program
membuat sebuah kelompok simpan pinjam SPP ini pengoorganisasian berawal dari
perempuan. pihak UPK yang memberi informasi
Pola Pengorganisasian Program SPP kepada pihak TPK selanjutnya pihak TPK
dalam Teori Siklus Organisasi dan dan Monitoring mensosialisasi dan
Struktural Fungsional menyeleksi kepada masyarakat untuk
Dalam perjalannya, setiap organisasi membuat KSPP dan selanjutnya di ajukan
pasti mengalami pasang surut, hal tersebut oleh pihak fasilitator desa kepada UPK
dapat disebut sebagai siklus organisasi. dan pencairan dana melalui pihak TPK
Siklus organisasi terdiri dari empat tahapan, kepada KSPP, bagian monitoring
yakni tahap lahirnya organisasi, tahap selanjutnya melakukan pengawasan dari
tumbuhnya organisasi, tahap kemunduran berjalannya program SPP ini. Sehingga
organisasi, dan tahap kematian organisasi. dalam penjabaran di atas membentuk
Tahap tumbuhnya organisasi adalah proses sebuah sistem organisasi yang di dalamnya
awal bagaimana sebuah organisasi dapat terdapat sebuah struktur fungsional dimana
terbentuk. Tahap tumbuhnya organisasi didalam sebuah sistem tersebut terdapat
berarti proses jalannya organisasi mulai mekanisme hubungan – hubungan peran
dari merintis hingga menuju kepada titik masing – masing sistem di dalam sebuah
kesuksesan. Tahap kemunduran organisasi organisasi SPP. Apabila salah satu sistem
adalah tahapan siklus hidup dimana itu tidak menjalankan tugasnya dengan
organisasi gagal mengantisipasi, baik maka akan menggangu kinerja sistem
menyadari, menghindari, netral atau lainnya. Dalam penelitian ini pada
mengadaptasi tekanan internal dan atau program SPP di desa Sawarna terdapat
eksternal yang mempengaruhi pertahanan sebuah penyakit atau kendala – kendala
hidup jangka panjang. dalam pelaksanaan program SPP tersebut.
Pada penelitian ini kami akan Di dalam pihak UPK bertugas sebagai
mencoba menganalisis pasang surut sistem pemberi sosialisasi dan
Program SPP dengan menggunakan teori – penanggung jawab program SPP ini kurang

23
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

melaksanakan tugasnya dengan benar, karena bersifat nepotisme berdasarkan


seperti UPK yang seharusnya menjadi saudara, kerabat atau teman dekat
pusat pengelolaan dalam tingkat sehingga program SPP ini tidak merata
kecamatan bertugas memberi proses kepada pihak yang benar – benar
sosialisasi dan pemberian pelatihan – membutuhkan. Kurangnya sosialisasi juga
pelatihan kepada pihak KSPP tidak mengakibatkan KSPP kurang mengetahui
terealisasikan. Proses sosialisasi atau mekanisme dari program tersebut. Pihak
adaptasi hanya dilakukan awal – awal fasilitator desa yang seharusnya sebagai
pencairan modal, setelah itu tidak adanya fasilitator dalam program ini tidak
perkumpulan rutin dengan pihak KSPP melibatkan KSPP dalam pengajuan
untuk proses sosialisasi dan pemberian pembuatan proposal sehingga KSPP tidak
pelatihan – pelatihan lanjutan untuk tahu menahu mengenai prosedur
menambah skill para anggota KSPP, hal pembuatan proposal untuk pengajuan
ini dapat menggangu kinerja mekanisme pinjaman.
program SPP yang seharusnya dapat Berdasarkan hasil temuan di
memberdayakan menjadi kurang efektif lapangan terlihat, bahwa hubungan antar
dalam pelaksanaanya di lapangan karena sistem di organisasi tidak berjalan dengan
tidak adanya indikator – indikator yang baik sehingga merusak sebuah berjalannya
kongkret tentang keberhasilan dari pihak sistem pengorganisasian program SPP
UPK untuk mengetahui efektifitas tersebut. Akibatnya mekanisme
organisasi SPP. pemberdayaan tidak berjalan dengan baik
Bukan hanya pihak UPK saja yang pada program SPP tersebut. Selanjutnya,
tidak menjalankan fungsinya dengan benar, kami akan mengulas proses keterlekatan
ternyata pihak TPK dan Monioring terdapat antara peminjam dan pemberi modal.
disfungsi dalam pemberian dan Pola Keterlekatan dalam pelaksanaan
penyeleksian KSPP yang masih bersifat Program SPP
nepotisme, dan pihak monitoring kurang Konsep ini digunakan untuk
dalam pengawasan karena masih terjadi menjelaskan fenomena perilaku ekonomi
kecurangan dan praktek manipulasi dalam dalam hubungan sosial. Konsep
pelaksanaan program tersebut yang keterlekatan menurut Granovetter,
disebabkan kurangnya sosialisasi dan merupakan tindakan ekonomi yang
efektifitas organisasi di dalamnya. disituasikan secara sosial dan melekat
Sedangkan pihak KSPP juga mengalami dalam jaringan sosial personal yang sedang
disfungsi dalam pemilihan anggotanya, berlangsung di antara para aktor. Hal ini

24
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

tidak hanya terbatas pada tindakan aktor dalam program SPP ini karena hanya
individual sendiri, tetapi juga mencakup mengandalkan sistem kepercayaan, tidak
perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti terdapat sanksi yang jelas apabila terjadi
penetapan harga dan institusi-institusi kredit macet dalam pelaksanaannya. Dan
ekonomi yang semuanya terpendam dalam terkadang dalam sistem kepercayaan dari
suatu jaringan hubungan sosial. Cara jaringan hubungan sosial bisa berakibat,
seorang terlekat dalam jaringan hubungan seperti ulasan sebelumnya (yaitu
sosial adalah penting dalam penentuan nepotisme dalam kalangan teman dekat,
banyaknya tindakan sosial dan jumlah dari kerabat, dan saudara). Inilah yang menjadi
hasil institusional. kekurangan dalam teori keterlekatan yang
Dalam penerapan program SPP didasarkan dengan rasa percaya yang
sendiri keterlekatan ini terjadi pada pihak dapat menjadi penghambat apabila sistem
penyelenggara dengan pihak peminjam pengorganisasiannya tidak cukup jelas
atau yang disebut KSPP (Kelompok (bedasarkan hasil temuan di lapangan).
Simpan Pinjam Perempuan). Inilah yang Dengan sistem keterlekatan yang dibentuk
akan membentuk jaringan sosial dalam oleh pola pengorganisasian KSPP dan
program SPP. Keterlekatan ini terjadi pihak UPK ini tidak adanya aturan – aturan
pada sebuah kata yang disebut yang jelas dalam pengembaliannya karena
kepercayaan, kepercayaan antara pemberi pinjaman SPP ini bebas dari anggunan,
modal dan penerima modal ini terjadi sehingga sanksi bagi yang tidak
pada pencairan dana dan pengembalian mengembalikan uang pinjaman tersebut
modal. Hal ini bisa terjadi karena terdapat kurang tegas karena tidak adanya
jaringan hubungan sosial yang sudah anggunan yang memaksa mereka untuk
berlansung lama dalam sebuah membayar pinjaman hanya berdasarkan
masyarakat. Dalam teori keterlekatan ini, rasa kepercayaan semata.
sistem kepercayaan dapat memudahkan KESIMPULAN
para peminjam sebagai modal tambahan Program Simpan Pinjam Perempuan
usaha mereka karena bersifat bebas dari (SPP) telah berjalan di Desa Sawarna
anggunan, karena pihak pengelola berasal selama 8 tahun, yakni mulai dari tahun
dari elemen masyarakat sekitar, karena itu 2009 sampai dengan 2016, dengan jumlah
program SPP ini bersifat dari masyarakat, Kelompok Simpan Pinjam Perempuan
oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. sebanyak 15 kelompok. Pada tahun 2009
Namun dalam pelaksanaannya sistem sebanyak 4 (empat) kelompok dan tahun
kepercayaan ini bisa menjadi boomerang 2016 bertambah sebanyak 11 kelompok.

25
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

Dalam pelaksanaannya program yang Kedua, karena kurang maksimalnya


bertujuan guna memberdayakan sosialisasi, sehingga berpotensi
perempuan ini, di satu sisi memiliki nilai menimbulkan ketergantungan masyarakat
positif yaitu mampu memberikan manfaat terhadap dana SPP dan tidak semua
bagi kaum perempuan dan dari sisi negatif masyarakat mengetahui program SPP.
memiliki kurangan dari aturan – aturan Karena terdapat perbedaan pemahaman
yang ada belum sesuai . Manfaat yang dan pelaksanaan terhadap program SPP.
dirasakan oleh para target sasaran program Ketiga, kurang tegasnya sanksi yang
ini (perempuan) yaitu: terbebasnya diberikan, berpotensi pemanfaat menjadi
masyarakat dari jeratan “bank keliling”, tidak disiplin dalam pengembalian
mampu mengembangkan usaha mikro angsuran. Keempat, kurang selektifnya
yang telah kaum perempuan miliki alokasi dana SPP menyebabkan
sebelum menerima bantuan modal (seperti: penyebarannya menjadi tidak tepat sasaran.
usaha kredit pakaian, warung kelontong, Berdasarkan dari kajian – kajian
jual pulsa elektrik, dan lain sebagainya) , teori terhadap program SPP ini terlihat
menjadikan wanita lebih berdaya dan sekali bahwa kurangnya akan sistem
mandiri sehingga mampu bertransformasi pengorganisasian yang jelas dan sosialisasi
ke ranah publik dan hal ini terwujud dalam pada program tersebut. Semua itu akan
aktivitas kaum perempuan yang dapat menimbulkan permasalahan yaitu
meningkat (seperti: aktif dalam kegiatan masih kurang maksimalnya dalam
PKK, mampu mengelola usaha mikro yang meningkatkan usaha mikro bagi KSPP.
mereka miliki, dan lain sebagainya). Berpotensi dapat menimbulkan
Dan hal yang menjadi kurangan ketergantungan karena sistem
dalam pelaksanaan program SPP ini, pengorganisasian yang tak jelas dan
yakni: pertama, dikarenakan belum sanksi yang tidak tegas, sehingga
adanya pelatihan peningkatan skill masyarakat beranggapan bahwa pinjaman
(keterampilan), pemberian dana SPP ini akan terus menerus ada semua ini
menjadi kurang bermanfaat bagi disebabkan karena kurangnnya sosialisasi.
targetnya. Sehingga, masih banyak anggota Kurangnya sosialisasi juga dapat
kelompoknya yang kurang maksimal dalam menimbulkan hambatan perputaran dana
mengembangkan usaha (khususnya SPP dan dana pinjaman tersebut hanya
perempuan di tingkat mikro), sehingga bersifat monoton karena masyarakat pada
mengakibatkan tersendatnya proses umumnya tidak mengetahui mengenai
pemberdayaan perempuan di desa Sawarna. pinjaman SPP tersebut. Adanya praktek

26
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

nepotisme dalam penurunan atau 5. Apabila sudah ada pemanfaatan yang


pencairan dana SPP tidak tepat sasaran mandiri, agar dimitrakan dengan bank
dan tidak merata yang disebabkan oleh atau swasta agar dapat meminjam
hal tersebut. Dengan hal – hal yang terjadi modal lebih besar, sehingga usaha
seperti di atas mengakibatkan tersendatnya mereka dapat berkembang lebih besar.
proses pemberdayaaan perempuan yang di 6. Harus terdapat sanksi yang tegas agar
rencankan secara struktural fungsional pelaksanaan SPP dapat berjalan dengan
karena terjadinya disfungsi – disfungsi baik. Sehingga apabila terdapat kendala
pada penerapan di lapangannya. kemacetan dalam pengembalian dapat
terselesaikan secara cepat.
REKOMENDASI 7. Sosialiasasi harus disampaikan secara
Berdasarkan permasalahan yang utuh mulai dari TPK, Ketua KSPP,
muncul maupun hal-hal yang berpotensi Monitoring, Aparatur Desa, Fasdes,
menjadi masalah dari pelaksanaan dan Masyarakat. Sehingga para
Program SPP di Desa Sawarna, ada stakeholder dapat memahami PNPM
beberapa rekomendasi untuk dapat Mandiri Pedesaan dan program yang
melengkapi dan memperbaiki kekurangan ada di dalamnya (pembangunan fisik
dari pelaksanaan Program SPP tersebut dan ekonomi) secara utuh. Dan pada
yaitu : akhirnya program yang dijalankan
1. Menambah jumlah anggaran dana dapat berjalan sesuai dengan prosedur
pinjaman SPP. dan aturan main.
2. Proses pencairan dana dipercepat, 8. Penentuan penerima manfaat harus
dengan mempersingkat waktu sesuai dengan aturan main dan
penyuluhan SPP. Agar lebih efisien dan prosedur program yang sudah
efektif, dan pada akhirnya pemanfaat ditentukan.
dapat mengembangkan usahanya lebih 9. Pemilihan ketua harus lebih selektif,
cepat. orang yang berkompeten, lebih
3. Adanya batasan pinjaman maksimal memahami program dengan baik, dan
yang diberikan pada pemanfaat. Agar lebih objektif.
masyarakat lainnya dapat merasakan 10. Dalam pemberian dana SPP juga harus
pula bantuan dana. objektif.
4. Adanya indikator penilaian kemandirian 11. Harus ada pelatihan guna peningkatan
bagi pemanfaat yang sudah mandiri. keterampilan dan pengetahuan bagi
masyarakat (baik perempuan dan laki-

27
Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, Vol.2, No.1, Juni 2018, Hal. 13-28
p-ISSN: 2597-4971

laki) dalam rangka pemberdayaan


masyarakat (seperti: pelatihan
manajemen keuangan, pelatihan
pembuatan kerajinan yang
memanfaatkan SDA di desa, pelatihan
membuat kue, pelatihan menjahit,
dsb).
12. Bermitra dengan lembaga yang
berkompeten dengan pelatihan-
pelatihan tersebut.
13. Melibatkan pihak swasta untuk
mendapatkan modal usaha.

DAFTAR PUSTAKA
Istanto, F. 2010. Analisis dampak
pemberian kredit simpan pinjam
khusus perempuan (SPP) pada
pendapatan rumah tangga miskin di
Kabupaten Sleman, 2007-
2010. Tesis: Universitas Gajah Mada,

Kirk, J dan M. L. Miller. 2016. Reliabilitas


dan Validitas Calam Riset Kualit
diterjemahkan oleh Munrsandi, dkk.
Jakarta: Rineka Cipta.

Miles, B Matthew dan C. Huberman. 2015.


Analisis Data Kualitatif. Termahan
Moleong. Jakarta: Bumi Aksara.

Putra, S. D. 2013. Efektifitas Program


Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan dalam Rangka
Pemberdayaan Perempuan di
Kelurahan Nenang
Kecamatan Penajam Kabupaten
Penajam Paser Utara. eJournal Ilmu
Pemerintahan, 1 (1): 112-122

Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian :


Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.

28

Anda mungkin juga menyukai