Anda di halaman 1dari 12

Perencanaan

Pemberdayaan Masyarakat
Oleh:
Muthia Nur Hidayati / 185040100111032
Kelas H (Kelompok 1)
Pengertian

 Menurut Mardikanto dan Soebianto (2017), perencanaan pemberdayaan


masyarakat adalah suatu proses yang dirumuskan oleh banyak pihak,
artinya dirumuskan oleh fasilitator bersama-sama masyarakat penerima
manfaat dengan didukung oleh para spesialis, praktisi, dan penentu
kebijakan dengan upaya pembangunan setempat.

 Perencanaan merupakan proses yang berkelanjutan, maksudnya yaitu


serangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang tidak pernah
berhenti sampai tercapainya tujuan yang dikehendaki.
Contoh Artikel

Judul: Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


Mandiri Pedesaan (PNPM-MP)
Akibat:
Tujuan: program yang
Hasil:
disusun merupakan - Tidak adanya
hasil dari musyawarah sosialisasi yang
- Partisipasi baik dan
masyarakat ketertarikan
program belum berjalan untuk
Dilakukannya
pemberdayaan di sesuai dengan berpartisipasi
perencanaan
Desa Tawa Bacan harapan rendah maka
yang terdiri
Tengah Kabupaten pemerintah program tersebut
dari 4 kegiatan
Halmahera Selatan - Program belum tidak dinikmati
sepenuhnya oleh masyarakat
berjalan dengan miskin
- Pengumpulan data melalui - Beberapa
baik
observasi atau wawancara masyarakat tidak
- Melakukan pemilihan data &
terlalu puas
mempertajam analisis
- Menyederhanakan data
- Menarik kesimpulan Molle et al., 2015
Analisis

Perencanaan pemberdayaan di Desa Tawa Bacan Tengah Kabupaten Halmahera


Selatan belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Sesuai dengan teori yang
sudah dipaparkan sebelumnya bahwa proses perencanaan dilakukan oleh
semua pihak yang terlibat, namun partisipasi masyarakat desa setempat masih
rendah. Kurangnya sosialisasi pada awal kegiatan juga menimbulkan salah
pengertian pada masyarakat mengenai mekanisme program. Akibatnya hasil
dari kegiatan tidak dinikmati dan masyarakat tidak terlalu puas.
Tahap-tahap

Menurut Soekanto (1987:63) tahapan dalam pemberdayaan


masyarakat adalah:
1. Persiapan
2. Pengkajian
3. Perencanaan alternatif program / kegiatan
4. Pemformalisasi Rencana Aksi
5. Implementasi / pelaksanaan kegiatan
6. Eveluasi
7. Terminasi
Contoh Artikel
Judul: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS DESA WISATA (Studi Kasus di Desa Wisata Kadisobo II,Desa
Trimulyo, Kecamatan Sleman) oleh Dwiyanti Destiningrum , Nanik Dara Senjawati , Eko Murdiyanto

Pemasalahan :
Desa Wisata Kadisobo II merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman yang berada di
Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman dan merupakan desa wisata pertanian. Masyarakat desa disana
sadar bahwa selama ini hanya mengandalkan pertanian sebagai pemenuh kebutuhan tanpa
memikirkan nilai tambah. Saat ini minat masyarakat kota untuk memanfaatkan desa yang asri sebagai
tempat refresing sangat tinggi. Pasar wisata alam dan pertanian harus memiliki nilai tambah yang
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Transformasi dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang mampu menciptakan nilai tambah
dengan mengandalkan potensi desanya merupakan solusi alternatif dalam peningkatan taraf hidup
masyarakat secara ekonomi, sosial dan organisasi. Sehingga masyarakat Dusun Kadisobo II masih perlu
meningkatkan potensi yang belum diberdayakan seperti peningkatan kapasitas SDM, pemanfaatan
SDA, dan penciptaan usaha sesuai dengan keinginan masyarakat
Tahapan yang dilaksanakan:
1. Penyadaran
Masyarakat juga disadarkan adanya potensi di dalam Desa nya, yaitu Asri, bersih, alami, dan
budaya yang dijunjung. Berawal dari masyarakat tradisional yang bermata pencaharian sebagai
petani, masyarakat Kadisobo II diajak untuk mengelola desanya sebagai Desa Wisata. Desa yang
memiliki nilai tambah dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakatnya
2. Pengkapasitasan
Pengkapasitasan yang telah diberikan selama ini adalah pengkapasitasan manusia dengan
pelatihan olahan hasil pertanian, pelatihan kuliner, dan pelatihan outbond serta tracking.
Pelatihan ini diberikan karena Desa Kadisobo II merupakan desa pertanian dan perkebunan,
sehingga potensi yang dimiliki harus dimanfaatkan atau diolah untuk menghasilkan nilai
tambah.
3. Pendayaan
Pada tahapan ini POKDARWIS diberikan kesempatan mengelola (merancang dan melaksanakan)
seluruh kegiatan ataupun aset Desa Wisata. oleh masyarakat untuk mengidentifikasipotensi dan
masalah serta dapatmenentukan alternatif pemecahannya secaramandiri. Keberdayaan
masyarakat diukur melaluitiga aspek (a) kemampuan dalam pengambilankeputusan, (b)
kemandirian dan (c) kemampuanmemanfaatkan usaha untuk masadepan.
Analisis

Tahapan diatas harus dilakukan untuk menyukseskan rencana transformasi


desa menjadi desa wisata agar masyarakat sadar akan potensi dari SDA
yang dan bisa mengembangkan potensi alam tersebut menjadi sesuatu
yang ada nilai tambahnya.
Contoh Pemberdayaan di Kecamatan Tajinan
Malang
Judul: Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat Melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat di Kecamatan Tajinan Malang.

Program Nasional Pemberdayaan ini dilakukan di Kecamatan Tajinan Malang untuk


meningkatkan Status Sosial Ekonomi Masyarakat. Pendekatan yang digunakan
fasilitator yaitu kualitatid yaitu berangkat langsung ke lapangan untuk mengadakan
pengamatan secara intensif dan terperinci. Metode pengumpulan data yang digunakan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses implementasi program ini
dimulai dari perencanaan sampai pelaksanaan melibatkan seluruh masyarakat.
Perencanaan kegiatan di desa dimuali dengan tahap penggalian gagasan sampai
dengan mudes perencanaan atau MMDD (Menggagas Masa Depan Desa). Adapun
tahap-tahap musyawarah dalam proses perencanaan kegiatan meliputi musyawarah
antar desa sosialisasi, musyawarah desa sosialisasi, pelatihan kader pemberdayaan
masyarakat desa, musyawarah penggalian gagasan, musyawarah desa khusus
perempuan, dan musyawarah desa perencanaan.
Tahap-tahap Proses Pemberdayaan

1. Musyawarah antar desa sosialisasi


Merupakan pertemuan antar desa untuk sosialisasi awal tentang tujuan, pronsip, kebijakan,
prosedur, maupun hal-hal yang berkaitan dengan PNPM mandiri perdesaan serta untuk
menentukan kesepakatan antar desa dalam melaksanakan program

2. Musyawarah desa sosialisasi


Merupakan pertemuan masyarakat desa sebagai ajang sosialisasi atau penyebarluasan informasi
PNPM Mandiri perdesaan di desa, seperti tersosialisasinya informasi pokok PNPM mandiri
pedesaan, keputusan yang dihasilkan dalam musyawarah antar desa sosialisasi

3. Pelatihan kader pemberdayaan masyarakat desa


Kader pemberdayaan masyarakat desa yang telah terpilih akan memandu serangkaian tahapan
kegiatan program yang diawali dengan proses penggalian gagasan di tingkat dusun dan kelompok
masyarakat
Lanjutan

4. Musyawarah penggalian gagasan


Bertujuan untuk menemukan gagasan yang sesuai kebutuhan masyarakat
5. Musyawarah desa khusus perempuan
Dihadiri oleh kaum perempuan dan dilakukan dalam rangka membahas gagasan-gagasan
dari kelompok perempuan dan menetapkan usulan kegiatan yang merupakan kebutuhan
desa
6. Musyawarah perencanaan
Bertujuan untuk membahas seluruh gagasan kegiatan, hasil dari proses penggalian gagasan
di kelompok-kelompok atau dusun.
Daftar isi
Ardiyanto, David. 2016. Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat Melalui Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Tajinan Malang. Malang: Universitas Negeri Maulana
Malik Ibrahim.
Mardikanto, Totok dan Soebianto, Poerwoko. 2017. Pemberdayaan Masyarakat dalam
Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: ALFABETA.
Molle, F., Sondakh, T. and Laloma, A., 2015. Partsisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP)(Suatu Studi Di Desa Tawa
Bacan Tengah Kabupaten Halmahera Selatan). JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK, 4(32).

Anda mungkin juga menyukai