Di usukan oleh :
KKN-T Kelompok 9
Pendahuluan
Dasawisma merupakan branding Dusun Lungurkulon Desa Banjarsari
Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar yang di dalamnya terdapat banyak aktivitas
dan kegiatan warga untuk berkumpul. Berdasarkan temuan awal menunjukkan bahwa
harapan masyarakat pada umumnya menginginkan dasawisma tidak hanya sekedar
menjadi rutinitas warga yang bersifat bulanan, tetapi lebih dari itu yaitu bagaimana
menjadikan dasawisma sebagai pusat pengembangan ekonomi masyarakat melalui
program-program pelatihan tentang UMKM.
Dilihat dari letak geografis desa lungur kulon berada di bagian paling barat
Desa Banjarsari dan akses jalan yang kurang memadai mengakibatkan dusun lungur
kulon terlihat jauh dari akses pemerintahan, kondisi masyarakatnya mayoritas sebagai
petani dan buruh tani dimana perekonomian mereka dapat dikategorikan sebagai
masyarakat menengah kebawah.
Pemberdayaan desa dasawisma adalah pendekatan terhadap pengembangan
ekonomi masyarakat sekitar melalui program-program pelatihan berbasis UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah). Diluar upaya pemberdayaan, berkaitan dengan
bagaimana menghubungkan hasil alam dengan perekonomian juga dengan
masyarakat sekitar.
Landasan pemberdayaan masyarakat berbasis UMKM adalah bahwa suatu
produk dapat mendorong proses pemberdayaan itu sendiri dengan mengidentifikasi
dan mengkolaborasikan hasil alam, namun karena berbagai keterbatasan sering kali
tidak ada yang mengenalinya. Dengan demikian perlu adanya aksi menghadapi
tantangan yang ada dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan.
Mengutip pendapat Martinez (1985) yang menyatakan bahwa: pemberdayaan
(pedesaan) yang efektif, bukanlah semata-mata karena adanya kesempatan, tetapi
merupakan hasil dari penentuan pilihan-pilihan kegiatan, bukan hasil “trial and error”
tetapi akibat dari perencanaan yang baik, oleh karena itu perlu untuk selalu diingat
bahwa, kegiatan pemberdayaan masyarakat yang efektif harus melalui perencanaan
program/ kegiatan yang baik. Dengan perkataan lain, pemberdayaan masyarakat yang
baik harus direncanakan sebaik-baiknya.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pemberdayaan
UMKM itu sendiri adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan
pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sehingga mampu
tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tagguh dan mandiri.
Pemberdayaan desa dasawisma berbasis UMKM belum diterapkan secara
eksplisit di wilayah penelitian. Penggunaan kebijakan dan pendekatan berbasis
UMKM memungkinkan adanya pembangunan dan partisipasi masyarakat yang
berkelanjutan. Ini beda dari Inisiatif Bank Dunia dalam pengembangan berbasis
masyarakat mobilisasi daripada reformasi kelembagaan, meski ada potensi yang
saling melengkapi.
Pemberdayaan berbasis UMKM dianggap fungsional karena mengandalkan
empat komponen komplementer: Pertama, diasumsikan bahwa orang memiliki
kekuatan dan kapasitas, penemuan yang merupakan katalisator penting untuk diambil
tindakan perubahan. Kedua, mempertimbangkan pentingnya asosiasi, jaringan,
hubungan sosial ekonomi dengan terkait sebagai peluang eksternal. Ketiga
menawarkan produk baik kerajinan maupun olahan pangan sebagai hasil alam dan
produk kreatif masyarakat nantinya. Keempat, wadah dasawisma dan program
UMKM keduanya saling berorientasi dan menjadi satu kesatuan terpadu sebagai
konten dan didorong penuh oleh masyaraat.
Inisiasi pemberdayaan desa dasawisma berbasis UMKM menjadi ikhtiar dalam
proses mewujudkan indonesia sejahtera. Pemberdayaan tersebut diharapkan dapat
mengeksplorasi partisipasi maksimal dan berkelanjutan masing-masing produk.
Pemberdayaan masyarakat berbasis UMKM telah diatur dalam Undang-Undang
UMKM No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, kecil dan menengah (UMKM). Di
dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM ini telah diatur beberapa hal yang
berkaitan dengan UMKM yang meliputi pengertian UMKM, pemberdayaan UMKM,
kriteria UMKM, penumbuhan iklim da pengembangan usaha, pembiayaan dan
penjaminan, kemitraan dan koordinasi, serta sanksi administratif.
2. Questionnaire-Based Surveys
Kuesioner diuji coba sebelum disebar. Uji coba pengisian kuesioner
diawali dengan pembentukan tim kecil yang terdiri dari mahasiswa program
studi sesuai bidang masing-masing untuk mempertimbangkan masalah apa pun
yang menyangkut perubahan dalam keterlibatan program pemberdayaan desa
dasawisma berbasis UMKM. Kuesioner diberikan kepada informan yang
dijumpai sebagai transparansi rencana program dengan kondisi lapangan.
3. Pelatihan/ Workshop
Pelatihan/ workshop dilakukan untuk menyukseskan program
pemberdayaan desa dasawisma berbasis UMKM. Kegiatan pelatihan rutin
setiap 2x dalam satu minggu. Keseluruhan kegiatan diaksanakan berdasarkan
pembagian kelompok dan produk hasil alam. Berikut disajikan kegiatan per-
minggunya dalam tabel 3.
Tabel 3. Kegiatan per-minggu
Waktu Kegiatan Deskripsi
Minggu ke-1 Sosialisasi produk Pengenalan produk kepada
masyarakat setempat
Minggu ke-2 Praktik pembuatan produk Praktik pembuatan sekaligus
penjelasan manfaat dan nilai
guna
Minggu ke-3 Pelatihan packing produk Pengemasan serta pembuatan
label produk
Minggu ke-4 Pemasaran Produk Pelatihan pemasaran dalam
acara festival dan bazar se-desa
banjarsari
4. Bentuk program
Materi pelatihan pada kegiatan ini dibagi menjadi dua kategori, yakni
pelatihan pangan dan pelatihan kerajinan tangan. Pelatihan pangan terdiri dari
pelatihan pembuatan kripik pisang aneka rasa dan pembuatan pisang cokelat
lumer. Sedangkan pelatihan kerajinan tangan terdiri dari pelatihan pembuatan
piring lidi dan lampion. Penjelasan bentuk program ada ditabel 4.
Tabel 4. Bentuk Program UMKM
Program Materi Waktu Tempat
1 Kripik Pisang Selasa & Kamis RT 01
2 Lampion Ranting Selasa & Kamis RT 02
3 Piring Lidi Selasa & Kamis RT 03
4 Pisang Cokelat Lumer Selasa & Kamis RT 04
Piring Lidi
Pemberdayaan
Desa
Kripik Pisang
Dasawisma
pisang Cokelat
Berbasis
UMKM
lampion
ranting
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan jurnal KKN-T Kelompok 9 yang berjudul
Pemberdayaan Desa Dasawisma Berbasis UMKM dengan lancar. Ucapan terima
kasih banyak terkhusus kepada dosen pembimbing lapangan, Bpk. Abdul Rofik
Maulana, M. Pd darinya kami belajar banyak hal. Kepada segenap teman-teman
KKN-T Klompok 9, percayalah kalian luar biasa dan terima kasih pula kepada
seluruh pihak yang telah mmebantu lancarnya penulisan jurnal ini. Semoga Tuhan
melipat gandakan kebaikan kalian.
Jurnal pengabdian ini kami tujukan sebagai salah satu wujud cinta kita
terhadap pengabdian kepada Dusun Lungurkulon dan segala yang ada disana. Kurang
lebihnya kami mohon maaf yang seagung-agungnya.
Daftar Pustaka
Kretzmann, J. P., & McKnight, J. L. (1993). Introduction. Building Communities from the Inside Out:
A Path Toward Finding and Mobilizing a Community’s Assets, 1–11.
Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.S., & Dr. Ir. H. Poerwoko Soebianto, M.Si (2013). Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Afabeta. Bandung.
https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-teori-implementasi-kebijakan-umkm-menurut-para-ahli-dan-
contoh-tesis-implementasi-kebijakan-umkm/