Anda di halaman 1dari 10

PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN

EKONOMI PROGRAM KAMPUNG HERBAL DI DESA SUKOLELO


KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Pemberdayaan Masyarakat

Dosen pengampu:
Desy Cahyaning Utami, MP
Oleh:
Aizatul Fitriana 202069070013
Mufidotul Karimah 202069070015
Asmauliatun Nabila 202069070016
Moch. Taufik Solehudin 202069070003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Konsep pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang mengandung arti kekuatan
dan merupakan terjemahan dari Bahasa inggris yaitu “empowerment”. Dalam hal ini
konsep pemberdayaan mengandung arti memberikan daya atau kekuatan kepada
kelompok yang lemah yang belum mempunyai daya kekuatan untuk hidup mandiri,
terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar hidupnya sehari-hari,
seperti makan, pakaian atau sandang, rumah atau papam. Pendidikan dan Kesehatan
(Hamid, 2018).

Selanjutnya Prasojo, (2004) juga menyatakan bahwa strategi pemberdayaan


masyarakat tidak dapat diimplementasikan jika tidak disertai dengan sejumlah sumber-
sumber kewenangan, manajemen, program dan pembayaan. Dalam kaitan tersebut,
pemberdayaan masayarakat harus didasari pada asumsi, bahwa masyarakat adalah
pemilik kewenangan sekaligus actor yang menentukan kebutuhan dan strategi untuk
mencapai tersebut. Pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator dan regulator. Semua
proses perncanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pada dasarnya harus dilakukan sendiri
oleh masyarakat melalui Lembaga-lembaga yang memiliki otoritas.

Desa Sukoelo merupakan sebuah desa yang berada dibawah kaki Gunung Ringgit
Arjuna Kec. Prigen Kab. Pasuruan. Desa Sukolelo sendiri terdiri dari 6 dusun (Sukolelo,
Kebonagung, Ganti, Junggo, Genting dan Sukodono).

Pada tahun 2018 terbentuklah Kampung Herbal Sukolelo yang dipelopori oleh
pemuda Dusun Sukolelo. Sejak tahun 2019 diperkenalkan dengan konsep eduwisata yang
berbasis masyarakat. Motto Kampung Herbal Sukolelo adalah Nature Cultural dan Social
Expediton. dimana dalam kegiatan tersebut tamu/pengunjung akan di ajak melihat dan
mempelajari kebiasaaan masyarakat untuk merawat, membudidaya dan mengolah
tanaman herbal. Salah satu tujuan dari pendirian program kampung herbal ini adalah
untuk peningkatan ekonomi desan dan sebagai lowongan kerja bagi permuda di desa.

Penelitian mengkaji tahapan community development pada kampung herbal sebagai


alternatif peningkatan ekonomi dan pengurangan angka pengangguran pemuda di Desa
Sukolelo Kecamatan Prigen. Program kampung herbal ini juga didikung oleh desa yang
memiliki potensi yang ada yakni banyaknya tanaman herbal yang banyak ditaman baik di
halam rumah, pekarangan bahkan sampai disepanjang jalan Desa Sukolelo.

II. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana tahapan Engagement dalam Program Peningkatan Ekonomi melalui
Program Kampung Herbal di Desa Sukolelo ?
2. Bagaimana tahapan Assessment dalam Program Peningkatan Ekonomi melalui
Program Kampung Herbal di Desa Sukolelo?
3. Bagaimana tahapan Perencanaan Alternatif dalam Peningkatan Ekonomi melalui
Program Kampung Herbal di Desa Sukolelo ?
4. Bagaimana tahapan Pemformulasian Rencana Aksi dalam Peningkatan Ekonomi
melalui Program Kampung herbal di Desa Sukolelo ?

III.Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik pengolahan data yang
digunakan adalah reduksi data, penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini melibatkan beberapa informan, yang terdiri dari kepala desa, ketua
program kampung herbal dan beberapa masyarakat. Penentuan informan dilakukan
berdasarkan tujuan penelitian untuk menggali lebih dalam mengenai proses community
development pada program bank sampah di Desa Sukolelo.

I. Hasil dan pembahasan

Desa Sukoelo merupakan sebuah desa yang berada dibawah kaki Gunung Ringgit
Arjuna Kec. Prigen Kab. Pasuruan. Desa Sukolelo sendiri terdiri dari 6 dusun (Sukolelo,
Kebonagung, Ganti, Junggo, Genting dan Sukodono). Menurut Rizal Bahtiar selaku
wakil ketua Generasi Mandiri Sukolelo (Gemas), desa ini dikenal dengan sebutan
kampung herbal dikarenakan setiap penduduk yang ada disana menanam tanaman
herbal. Kampung ini menjadi wisata edukasi, tempat studi banding, bahkan produknya
dikelola menjadi minuman herbal. Di pintu masuk dusun itu, terpampang tulisan ikonik
dengan ukuran besar bertuliskan Kampung Herbal Sukolelo. Terdapat berderet aneka
tanaman herbal yang ditanam di depan rumah, pekarangan, hingga di sepanjang jalan
kampung. Jenis tanaman yang ditanam beragam antara lain, kunyit, temulawak, jahe,
telang, mengkudu, semanggi, sambilata, jinten, sirih, dan sebagainya.

Terdapat sekitar 70 jenis tanaman rempah-rempah dan toga di Kampung Herbal


Sukolelo ini. Semuanya dari hasil pembibitan warga bersama Pemuda Generasi Mandiri
Sukolelo, hasil panen rempah-rempah dan toga selanjutnya dibuat aneka produk herbal,
seperti serbuk ekstrak dan minuman herbal. Namun pada kampung ini masih belum ada
produk olahan makanan yang terbuat dari bunga telang dan hanya dijadikan sebagai
minuman seperti teh bunga telang yang langsung diseduh.

Program kampung herbal ini dilaksanakan dalam upaya peningkatan ekonomi di


Desa Sukolelo Kecamatan Prigen.

Community development yang dilaksanakan oleh desa dengan kelompok


pengelolaan kampung herbal dikaji menggunakan teori proses community development
menurut Isbandi (2010) yang terdapat 7 tahapan didalamnya berikut adalah uraiannya.

1. Tahapan Enggagement

Tahapan Engagement merupakan proses pendekatan paling awal yang dilakukan


dalam pengembangan masyarakat. Pendekatan ini berbicara mengenai persiapan baik
didalam persiapan kampung herbal terkait dengan peningkatan ekonomi dan
kesediaan, kemudian persiapan lapangan dalam meninjau kecocokan lapangan yang
sesuai dengan tujuan kemudian melakukan pendekatan awal kepada sasaran
kelompok masyarakat di Desa Sukolelo sehingga dapat meningkatkan
keberdayaannya. Dan juga melakukan kontrak awal didalamya, namun yang
terpenting adalah adanya.

a) Persiapan petugas

Pada tahun 2018 berdirilah program Kampung Herbal yang terletak di


Desa Sukolelo Kecamatan Prigen. Program ini didirikan guna mendukung
peningkatan ekonomi masyarakat dan mengurangi jumlah pengangguran
yang ada di Desa Sukolelo.

Program Kampung Herbal ini disosialisasikan dengan melihat potensi


yang ada di Desa Sukolelo.

b) Persiapan lapangan

Persiapan lapangan dilakunagn dengan melihat kecocokan dan


kondisi tempat sasaran. Dimana masalah pengangguran dan rendahnya
tingkat ekonomi yang ada di Desa Sukolelo.

Pada tahun 2018 program kamung herbal mulai disosialisasikan oleh


pemuda penggagas program kampung herbal kepada masyarakat dengan
melhat potensi desa yang memiliki banyak tanaman herbal. Antusias
masyarakat pun sangat baik, dan sangat mendukung pada program
kampung herbal.

2. Tahapan Assesement

Proses pengkajian yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau


kebutuhan yang diekspresikan dan sumber daya yang dimiliki komunitas sasaran.
Masyarakat dilibatkan secara aktif agar permasalahan yang keluar adalah dari
pandangan mereka sendiri, dan petugas memfasilitasi warga untuk menyusun
prioritas dari permasalahan yang mereka sampaikan. Hasil pengkajian ini akan
ditindaklanjuti pada tahap berikutnya, yaitu tahap perencanaan.

a. Perumusan kebutuhan dan masalah masyarakat

Dalam perumusan ini melibatkan beberapa tokoh masyarakat,


karang taruna yang ada di desa. Pada perumusan ini perlunya melibatkan
masyarakat karena masayarakat sebagai pelaksana pembangunan.

Menurut Mikkelsen (2003) partisipasi merupakan sebuah proses


peran serta secara aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan
bersama dengan pemerintah pada setiap proses pembangunan.

Masalah yang teridentifikasi adalah tingginya tingkat


pengangguran diDesa Sukolelo dan belum ada lapangan kerja yang dapat
mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Desa.

b. Mengidentifikasi potensi masyarakat

Potensi potensi yang didapatkan yakni menurunnya timgkat


pengangguran yang ada di Desa Sukolelo karena pemuda yang awalnya
tidak memiliki kegiatan atau emnganggur berubah menjadi pengelola
program kampung herbal yang aktif dalam budidaya tanaman- tanaman
herbal yang ada.

Para perempuan juga ikut aktif dalam pengelolahan hasil dari


budidaya tanaman herbal sehingga menambah kekreatifan para
perempuan.

c. Penilaian kebutuhan dan masalah masyarakat

Pembentukan kelompok diperlukan dalam pengelolahan program


kampung herbal. Dalam pembentukan kelompok ini diambil dari pemuda
pemudi Desa Sukolelo.

Struktur organisasi dari kelompok pengelolahan kampung herbal


ini sedniri terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi sarana dan
prasarana, seksi budidaya, seksi dokumentasi dan seksi UMKM.

3. Tahapan perencanaan program

Pada tahapan ini merupakan tahapan perencanaan kegiatan apa saja yang
akan dilaksanakan dengan metode musyawarah. Dalam tahapan ini juga
diperlukan tolak ukur keberhasilan program.
a. Perumusan alternatif kegiatan dalam penyelesaian masalah
Perencanaan ini dilakukan dengan pengembangan skil pemuda dalam
pengelolaan kampung herbal. Pengembangan skill dan pendidikan sumber
daya manusia lokal juga harus dilakukan. Untuk dapat menyesuaikan
kemampuan di era ini, masyarakat harus dapat melakukan perubahan yang
lebih kompetitif dengan melakukan peningkatan pendidikan dan
keterampilannya untuk menjadi masyarakat yang tajam dalam menangkap
peluang yang berorientasi pada masa depan (Widjajanti 2011).

b. Perumusan metode dan strategi program

Metode dan strategi yang dilakukan dalam pengembangan skill


masyarakat dalam pengelolaan dan budidaya tanaman herbal dilakukan
dengan pelatihan oleh yang ahli dibidagnya.

Metode dan strategi yang dilakukan dalam penginformasian adanya


pelatihan untuk pengembangan skill tentang pengelolaan dan budidaya
tanaman herbal dilakukan dengan memberikan surat undangan pada setiap KK
namun hanya perwakilan dari setiap KK yang wajib hadir. Strategi yang
dilakukan adalah dengan sosialisasi dan pelatihan tentang budidaya tanaman
herbal yang dapat meningkatankan nilaik ekonomi.
c. Perumusan dan tolak ukur keberhasilan

Untuk memaksimalkan program kampung herbal ini dibentuklah tolak


ukur kebrhasilan program tersebut. Kelompok pengelolaan program kampung
herbal Menyusun tujuan dari didirikan program tersbut. Ada dua tujuan, yakni
tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:

Tujuan umum

Meningkatkatkan ekonomi desa dan mengurangi angka pengangguran yang


ada

Tujuan khusus

1. Membuka lapangan kerja bagi warga sekitar


2. pemanfaatan tanaman herbal yang ada sehingga memiliki nilai jual
3. Menjaga kelestarian lingkungan dengan terus menjaga tanaman tanaman
yang ada di sekitar.
4. Menciptakan icon desa yang berbeda dengan desa lain.
4. Tahapan pemformulasian rencana aksi
Untuk tahap selanjutnya ini para petani diminta untuk melakukan rencana aksi yang
dimana para petugas sangat berperan aktif dalam kegiatan ini. Dan juga gagasan atau
rumusan terkait program kampung herbal.
a. Penetapan rencana aksi
Disini para petugas dapat mengadakan pelatihan akan program
kampung herbal yang bertujuan untuk menambah pemahaman para petani
tentang jenis dan manfaat tanaman herbal.
b. Proposal
Pembuatan proposal dilakukan oleh petugas yang bertujuan untuk
pengajuan bantuan, proposal ini berisi tentang kebutuhan apa saja yang
diperlukan dan juga sebagai penunjang program kampung herbal.
5. Tahapan Implementasi
Tahap implementasi ini berisi tentang bagaimana petugas menjalankan program yang
telah direncanakan sebelumnya, yang meliputi pelatihan, penyenyebaran informasi,
penyadaran masyarakat dan sosialisasi. Hal- hal yang berkaitan dengan tahapan
implementasi kampung herbal meliputi :
a. Tahapan pelaksanaan program
Pelaksanaan program ini diawali dengan sosialisasi kepada para petani dan
masyarakat agar mereka tertarik dengan kegiatan yang akan kita laksanakan di
kampung herbal ini, kemudian kita ketahap selanjutnya yaitu pelatihan dimana
pada tahap ini masyarakat kita bekali dengan wawasan yang memadai agar
mereka dapat mengimplementasikan kegiatan yang akan dilakukan menjadi baik
dan tertata.
Dalam pelatihan ini memfokuskan para masyarakat kepada hasil produk dari
tanaman herbal, dan juga manfaat-manfaat yang akan didapatnya, informasi
terkait kegiatan ini disebar luaskan kepada masyarakat dan juga kelompok
pertanian yang ada. Informasi juga dapat berupa media cetak seperti pamflet,
brosur dan spanduk, juga bisa melalui film. Film disini kita gunakan untuk
pemahaman mengenai cara pengolahan dari tanaman herbal sehingga kita dapat
menyebar luaskan kepada masyarakat dan juga mudah untuk diakses dimedia.
b. Pengawasan dan pendampingan
Diperlukannya pengawasan dan pendampingan saat proses kegiatan ini untuk
menanggulangi sesuatu yang tidak diinginkan dan untuk melihat kondisi saat
kegiatan yang berlangsung, kegiatan ini dilakukan oleh petugas dan kelompok
pengolahan tanaman herbal.
c. Pemberian bantuan
Pemberian bantuan disini dapat berupa sarana dan prasarana dimana dalam hal
ini sangat dibutuhkan dalam kegiatan, biaya juga dapat dialokasikan pada
kegiatan ini untuk menanggulangi kekurangan kebutuhan. Disini juga
dibutuhkan fasilitas penunjang dimana fasilitas ini dapat berupa aula,
transportasi dan berbagai media tanam.
6. Tahapan evaluasi dan Hasil Perubahan
Indikator keberhasilan suatu program pemberdayaan adalah meningkatnya kualitas
hidup dari peserta program pemberdayaan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
suatu program pemberdayaan maka perlu adanya evaluasi yang dilakukan oleh
penyelenggara program pemberdayaan. Kegiatan evaluasi adalah kegiatan yang sangat
penting dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya
evaluasi maka akan diketahui sejauhmana efektivitas dan efisiensi program
pemberdayaan masyarakat dilakukan. Secara umum dikenal dua tipe evaluasi, yaitu on
going evaluation atau evaluasi terus menerus dan ex post evaluation atau evaluasi akhir.
Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada
pelaksanaan atau penerapan program. Evaluasi bertujuan untuk:
 Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.
 Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.
 Mengetahui dan menganalisis konsekuensikonsekuensi lain yang mungkin
terjadi di luar rencana.

Aspek-aspek yang dimonitor dan dievaluasi meliputi proses, pencapaian, dan dampak
proses pemberdayaan. Dari hasil penelitian menunjukkan pihak penyelenggara
pemberdayaan masyarakat senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi. Hal ini
dinyatakan dengan sosialisasi kepada para petani dan masyarakat agar mereka tertarik
dengan kegiatan yang akan kita laksanakan di kampung herbal.

7. Tahapan Terminasi
Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan
masyarakat yang menjadi sasaran pemberdayaan. Terminasi sebaiknya dilakukan jika
masyarakat sudah bisa mandiri, bahkan dilakukan karena penyandang dana telah
menghentikan bantuannya. Pada program pemberdayaan di kampung herbal ini masih
belum masuk dalam tahap terminasi, karena program-program pemberdayaan yang
sudah dilakukan masih belum sepenuhnya berhasil meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Untuk masuk tahap ini di Kampung Herbal Sukolelo masih perlu waktu, terlebih lagi
untuk program pemberdayaan yang tepat juga harus dikaji kembali, Ketika dalam
musyawarah dengan warga bukan hanya hasil usulan saja yang dilaksanakan tetapi juga
bagaimana supaya hasil usulan tersebut dibuat pertimbanganpertimbangan positif dan
juga jika ada hambatan atau kesulitan-kesulitan apa saja yang akan dihadapi, sehingga
memungkinkan warga nanti setelah program dilaksanakan bisa menerapkan secara
mandiri.
IV. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program-program
pemberdayaan yang telah dilaksankan belum sepenuhnya berdampak langsung pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kampung Herbal, karena ada
beberapa program yang selesai pelaksanaan pelatihan tidak dapat ditindaklanjuti oleh
masyarakat secara mandiri disebabkan kendala pada pembiayaan.
Penelitian ini menyarankan agar pihak kelurahan dapat melakukan monitoring
dan evaluasi pada program-program pemberdayaan yang telah ada serta melakukan
pendampingan setelah pelatihan agar kendala-kendala yang muncul dalam proses
selanjutnya bisa diatasi dengan cepat.
V. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai