Oleh :
GUFRON SYALEH
NIP. 19810121 201407 1 002
Bila dilihat dari pengertian dan fungsi yang melekat pada Posluhdes tidak
berbeda jauh dengan Balai Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan, bedanya
Posluhdes berada di tingkat desa/kelurahan dibentuk dan dilaksanakan secara
partisipatif oleh pelaku utama dan pelaku usaha, yang tidak tergantung dengan
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, melainkan tergantung keperluan dan
upaya pelaku utama/usaha untuk menumbuhkan serta menyediakan sarana dan
prasarana yang diperlukan, Tersedianya sarana dan prasarana Posluhdes dapat
dibantu oleh berbagai pihak termasuk pihak pemerintah dari desa/kelurahan sampai
dengan pemerintah pusat, maupun pihak swasta (Rahayu, 2015).
Melihat fungsi Posluhdes yang tidak jauh berbeda dengan fungsi Balai
Penyuluhan Pertanian di tingkat Kecamatan yaitu untuk pertemuan para penyuluh,
pelaku utama, pelaku usaha untuk melakukan kegiatan kegiatan penyuluhan tingkat
kecamatan, sedangkan Posluhdes hanya pada ruang lingkup tingkat desa. Oleh
sebab itu sarana dan prasarana Posluhdes tidak selengkap pada sarana dan
prasarana yang ada di Balai Penyuluhan Pertanian di kecamatan diantaranya :
1. Ruang pertemuan : Ruang pertemuan berupa tempat pertemuan bisa tertutup
atau semi terbuka seperti tempat pertemuan Saung, tidak harus ada kursi bisa
lesehan menyesuaikan dengan kondisi yang ada, tempat ini bisa untuk
melakukan pertemuan ,musyawarah dan berdiskusi, untuk melakukan kegiatan
kegiatan yang berhubungan dengan kemajuan Posluhdes.
2. Papan tulis dan papan data: Papan tulis, digunakan membantu menjelaskan
dalam kegiatan penyuluhan serta bimbingan penyuluhan pada petani dan Papan
Data, digunakan untuk menyajikan data data desa yang diperlkan untuk dasar
kegiatan penyuluhan.
3. Bahan bahan Informasi Penyuluhan: Bahan informasi ini berupa Leflet, Brosur,
Liptan, dan lainnya untuk menambah wawasan petani.
4. Ruang Sekertariat dan fasilitas lainya: Ruang Sekertariat berukuran sedang
yang berfungsi untuk menyimpan peralatan dan arsip kegiatan kegiatan
Posluhdes.
5. Lahan percontohan: Lahan Percontohan,diharapkan sebagai lahan uji coba
kegiatan budidaya tanaman ,untuk penerapan teknologi baru yang diharapkan
dapat menjadi model usaha tani baru untuk di kembangkan di tingkat petani.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas maka kerangka pemikiran dari
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang diteliti.
Menurut Patton dalam Afifudin dan Saebani (2009), tujuan observasi adalah
mendiskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian yang dilihat dari
perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan mendatangi lokasi penelitian
secara langsung, baik di Kantor Desa Pakaan Laok yang saat ini digunakan
sebagai ruang pertemuan Posluhdes Taman Harapan Desa Pakaan Laok maupun
di beberapa tempat kegiatan penyuluhan yang dilakukan Posluhdes. Observasi
dilakukan untuk mengetahuiaktivitas pelaksanaan programa penyuluhan pertanian
di Posluhdes, serta mengamati hasil pelaksanannya.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metode penelitian sosial, dimana metode ini digunakan untuk
menelusuri data historis. Menurut Afifudin dan Saebani (2009), metode
dokumenter adalah metode pengumpulan data dan informasi melalui pencarian
dan penemuan bukti-bukti yang berasal dari sumber non manusia. Sebagian besar
data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, foto, cindera
mata, laporan dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tidak tak terbatas pada
ruang dan waktu sehingga memberikan peluang kepada peneliti untuk mengetahui
hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam (Bungin, 2008).
Data-data yang diperoleh dari penelitian di lapangan ini antara lain data programa
penyuluhan desa, absen kegiatan dan foto dokumentasi lokasi kegiatan, dan
informasi dari lokasi. Data-data tersebut digunakan untuk melakukan analisis dari
penelitian terkait dengan data penduduk Desa Pakaan Laok, sarana dan
prasarana desa, komoditas tanaman yang di budidayakan serta keadaan lokasi
penelitian secara nyata mengenai pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di
Posluhdes.
1. Reduksi data
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari
catatan-catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai
dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus,
menulis memo dan lain sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi
yang tidak relevan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengategorisasikan, mengarahkan, membuang
data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga
akhirnya data yang terkumpul dapat diversifikasi. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan wawancara mendalam dan hasil dari wawancara tersebut rangkum
dalam tabel hasil wawancara informan. Data yang dirangkum merupakan
data/informasi yang dianggap relevan dengan penelitian pelaksanaan programa
penyuluhan pertanian di Pos Penyuluhan Desa .
2. Penyajian data
Adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambil tindakan. Penyajian
data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian juga dapat berbentuk
matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semunya dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.
Setelah hasil wawancara dirangkum dalam tabel hasil wawancara informan,
kemudian peneliti melakukan penyajian data dalam bentuk narasi dengan
menjelaskan bagaimana pelaksanaan programa dan masalah-masalah yang
dihadapi dalam pelaksanaan programa sesuai hasil wawancara yang dilakukan.