Anda di halaman 1dari 43

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS PERTANIAN

MAKALAH HASIL PENELITIAN

Judul : Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan


Kelompok Tani Dahulu Rasa Di Desa Mata Air
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang

Nama : Fransiska Laras Klau

Nim : 1904020138

Prodi/Minat : Agribisnis/Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Dosen Pembimbing 1 : Ir. Paulus Un, M.Si

Dosen Pembimbing II : Ir. Serman Nikolaus, M.Sc

Dosen Penguji : Ir. Selfius P.N Nainiti, M.Sc. Agr

Hari/Tanggal : Selasa, 20 Juni 2023

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pertanian merupakan sektor penting yang menjadi penopang perekenomian

nasional, karena di sektor inilah yang menjadi mata pencaharian bagi sebagian besar penduduk

nasional Indonesia. Artinya bahwa perekonomian nasional berhubungan erat dengan

keberhasilan petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya. Petani dikatakan berhasil apabila

petani tersebut telah memiliki kemauan, kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang tinggi

dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga maupun sesama anggota kelompok

tani, dengan demikian akan berdampak pula pada peningkatan perekenomian Nasional.

1
Berangkat dari hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu kegiatan yang berguna bagi petani, salah

satunya adalah kegiatan penyuluhan.

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta

keluarganya yang meliputi kegiatan alih pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh

lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluh

pertanian haruslah ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara

efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi

pada masalah yang dihadapi oleh petani (Mardikanto, 2009). Oleh sebab itu penyuluh memegang

peranan penting dalam membimbing petani agar dapat memberikan yang terbaik dalam

pengelolaan usahatani yang dilakukannya. Untuk meningkatkan efektivitas sistem kerja latihan

dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan guna menumbuhkan peran petani, pembangunan

pertanian, maka dilakukanlah pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani yang telah terbentuk

agar nantinya kelompok tani mampu berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang memadai dan

selanjutnya mampu menopang anggotanya (Najib dan Rahwita, 2010). Dengan adanya

penyuluhan, diharapkan semua informasi yang berkembang dapat diserap dan diterima oleh

petani, semakin banyak informasi yang didapat dan dimanfaatkan oleh petani maka penyuluhan

tersebut semakin efektif.

Desa Mata Air merupakan salah satu desa yang sebagian masyarakatnya bergerak

dibidang pertanian khususnya tanaman pangan (padi, jagung, kacang-kacangan), dan tanaman

pangan hortikultura yang terbentuk dalam kelompok tani. Peranan penyuluh pertanian di desa ini

sangat dibutuhkan untuk untuk mendorong usaha kelompok tani dalam budidaya tanaman

pangan, perkebunan dan sayuran yang mampu meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan

bagi masayarakat setempat khususnya masyarakat yang masuk ke dalam kelompok tani. Salah

2
satu kelompok tani yang menjadi sumber perekonomian utama di Desa Mata Air adalah Dahulu

Rasa. Kelompok tani Dahulu Rasa dibentuk oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) pada

tahun 1968 yang diketuai oleh Yusuf Logo dan sudah dipayungi oleh badan hukum atau

berbadan hukum. Terbentuknya Kelompok Tani Dahulu Rasa di motivasi karena sebagian besar

petani pada waktu itu masih kekurangan ilmu, bercocok tanam, dan sulitnya mendapatkan pupuk

sehingga mereka membentuk kelompok tani agar dapat merangkul para anggota petani untuk

merubah pola pikir, perilaku dan sikap para anggota kelompok untuk bisa bercocok tanam.

Tujuan dari kelompok tani yaitu menghimpun setiap anggota kelompok, membangun komitmen

anggota kelompok, semangat gotong royong, kerjasama demi mencapai tujuan bersama.

Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu dengan

mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan

yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh

kehidupan yang lebih baik (Kartasapoetra,1994). Penyuluhan pertanian bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta merubah sikap dan perilaku petani beserta

keluarganya dari tradisional menjadi modern dalam hal bercocok tanam (Suhardiyono,1990).

Fakta di lapangan, menunjukkan bahwa kesetaraan antara penyuluh dan petani belum terwujud

dengan baik, hubungan yang terjalin adalah seperti antara guru dan murid. Interaksi antara

penyuluh dan petani belum mencerminkan hubungan yang saling menyeimbangi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kenjam (2021) bahwa peranan

kelompok tani Dahulu Rasa dalam meningkatkan produksi Padi di Desa Mata Air Kecamatan

Kupang Tengah Kabupaten Kupang adalah kategori “Sedang” dengan persentase pencapaian

skor maksimum dari skor rata-rata sebesar 52,55%, Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan

usahatani, Kelompok Tani Dahulu Rasa masih cenderung menghadapi kendala-kendala sebagai

3
berikut: (a) rendahnya kualitas sumber daya manusia anggota kelompok tani, (b) lamban

menerima dan mengadopsi teknologi usahatani yang diperkenalkan, sehingga sulit bagi mereka

mendapatkan produksi pertanian yang mencapai target.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa Peran Penyuluh pertanian diharapkan mampu

meningkatkan partisipasi petani untuk bekerjasama dengan ikut serta dalam kegiatan program

kerja dan mendukung jalannya program kerja, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Tenaga penyuluh di Kelompok Tani Dahulu Rasa Desa Mata Air sangat diperlukan dalam

pemberdayaan kelompok tani. Peran penyuluh sebagai pendidik, pemimpin, dan penasehat

sangat diperlukan oleh Kelompok Tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang

Tengah Kabupaten Kupang untuk mengetahui permasalahan petani di lapangan dan membantu

dalam memecahkan permasalahan tersebut. Penyuluh berperan sebagai pendidik, memberikan

pengetahuan atau cara-cara baru dalam budidaya tanaman agar petani lebih terarah dalam

usahataninya. Penyuluh dapat membimbing dan memotivasi petani agar mau merubah cara

berfikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan dan mau menerima cara- cara bertani baru yang

lebih berdaya guna, sehingga tingkat hidupnya lebih sejahtera.

Guna menghasilkan petani yang berkualitas, penyuluh dan petani haruslah menerapkan

program yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian yakni pemberdayaan anggota

kelompok tani. Pemberdayaan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh kelompok atau

masyarakat yang berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi

dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan sebagai proses serangkaian kegiatan untuk memperkuat

kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu yang

mengalami kemiskinan. Pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai

oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

4
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat fisik, ekonomi

maupun seperti memiliki kepercayaan diri, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan sosial (Lestari, 2011:

10). Pemberdayaan juga dapat membantu petani yang selama ini mengalami kesulitan dapat

terbantu dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan ini, Penulis tertarik untuk

meneliti “Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa di Desa

Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu

Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang?

2. Apa permasalahan yang dihadapi penyuluh pertanian dalam memberdayakan

Kelompok Tani Dahulu Rasa Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten

Kupang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa di

Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.

2. Permasalahan yang dihadapi penyuluh pertanian dalam memberdayakan kelompok

Tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai bahan masukkan dalam

5
memberdayakan kelompok tani di suatu daerah terutama untuk meningkatkan

produktivitas Pangan dan pendapatan petani di kelompok tani Dahulu Rasa Desa Mata

Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.

2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah

a. Diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi para

kelompok tani

b. Sebagai tambahan informasi dan juga untuk menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan kelompok tani di suatu

wilayah.

c. Memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan, khususnya apa yang terkait

dengan masalah penelitian ini.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Kelompok tani Dahulu Rasa merupakan salah satu kelompok tani di Desa Mata Air,

yang dibentuk oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) pada tahun 1968 yang diketuai oleh

Yusuf Logo dan sudah dipayungi oleh badan hukum atau berbadan hukum. Terbentuknya

Kelompok Tani Dahulu Rasa di motivasi karena sebagian besar petani pada waktu itu masih

kekurangan ilmu, bercocok tanam, dan sulitnya mendapatkan pupuk sehingga mereka

membentuk kelompok tani agar dapat merangkul para anggota petani untuk merubah pola pikir,

perilaku dan sikap para anggota kelompok untuk bisa bercocok tanam, tujuan dari kelompok tani

yaitu menghimpun setiap anggota kelompok, membangun komitmen anggota kelompok,

semangat gotong royong, kerjasama demi mencapai tujuan bersama.

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta

keluarganya yang meliputi kegiatan alih pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh

lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluh

memegang peranan penting dalam memberikan yang terbaik dalam pengelolaan usaha tani yang

dilakukan oleh petani. Oleh karena itu, penyuluh pertanian haruslah ahli pertanian yang

berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani sehingga dapat

mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani.

Guna merealisasikan bahwa kegiatan penyuluhan dapat berperan dalam pemberdayaan kelompok

tani, maka penyuluh yang melakukan penyuluhan haruslah memiliki peran antara lain: edukator,

fasilitator, motivator, dinamisator dan inovator.

7
Peran penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa di Desa

Mata Air masih belum terwujud dengan baik seperti kesetaraan antara penyuluh dan petani. Oleh

karena itu, Tenaga penyuluh di Kelompok Tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air sangat diperlukan

dalam pemberdayaan kelompok tani. Pemberdayaan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh

kelompok atau masyarakat yang berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk

memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.

8
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Skema berikut ini.

Kelompok Tani Dahulu Rasa

Penyuluh pertanian melaksanakan peran


untuk pemberdayaan Kelompok Tani
Dahulu Rasa:
1. Edukator
2. Fasilitator
3. Motivator
4. Dinamisator
5. Inovator

Petani memberikan persepsi terhadap peran


penyuluh pertanian

Tingkat peran penyuluh pertanian

Peran tidak Peran cukup


Peran sangat tidak Peran sesuai Peran sangat
sesuai sesuai
sesuai harapan harapan sesuai harapan
harapan harapan

Tingkat Keberdayaan Kelompok Tani


Dahulu Rasa

Gambar 3.1 Skema Kerangka Berpikir

9
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di kelompok tani Dahulu Rasa Desa Mata Air Kecamatan

Kupang Tengah Kabupaten Kupang dari bulan April-Mei 2023. Pemilihan lokasi ini dilakukan

secara sengaja ( Purposive Sampling) dengan alasan kelompok tani tersebut merupakan salah

satu kelompok tani di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang yang

sedang mengembangkan produksi usahataninya dari budidaya hingga pemasaran. Selain itu,

masih banyak problematika yang terjadi pada anggota kelompok taninya seperti masih

mengalami kekurangan sumberdaya manusia, baik dari segi proses penanaman sampai

pemasaran, maka petani membutuhkan tenaga-tenaga penyuluh dalam menerapkan cara atau

proses yang dapat meningkatkan kebutuhan ekonomi masyarakat khusunya petani yang termasuk

dalam anggota kelompok tani Dahulu Rasa Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah

Kabupaten Kupang.

3.3 Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus. Metode sensus adalah

teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Berhubung

anggota Kelompok Tani Dahulu Rasa hanya sedikit yaitu 40 petani dengan demikian semuanya

di tentukan sebagai responden dan pada sampel ini digunakan juga 1 orang PPL yang bertugas di

Kelompok Tani Dahulu Rasa, Jadi jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini sebanyak 41

orang.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Sumber merupakan sumber-sumber yang memungkinkan seorang peneliti mendapatkan

sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Jenis dan sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang

10
diperoleh langsung dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar

pertanyaan atau kuesioner, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga

atau instansi atau dinas yang terkait dengan gambaran umum keadaan suatu daerah, keadaan

pertanian dan data kelompok tani.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survei melalui

kegiatan:

a. Observasi

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu

masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-check ingin atau

pembuktian terhadap informasi/ keterangan yang diperoleh sebelumnya. Sebagai metode

ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena

yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya

terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questions dan tes.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada

seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap – cakap secara tatapmuka. Pada

penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang

diketahui (Arikunto, 1999). Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun

instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang

dipakai adalah angket atau kuesioner.

11
c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau

menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek atau oleh orang lain tentang

subjek.

3.5 Variabel Pengamatan, Defenisi Operasional, dan Konsep Pengukuran

1. Variabel Pengamatan

Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Identitas responden meliputi: Nama lengkap responden, jenis kelamin (L/P), umur

responden (tahun), tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga(orang)

b. Persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian sebagai edukator, fasilitator,

motivator, dinamisator, dan inovator.

2. Defenisi Operasional dan Konsep Pengukuran

a. Defenisi Operasional

Peran penyuluh pertanian dalam pemberdayaan kelompok tani Dahulu Rasa merupakan

segala upaya untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usaha tani

yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan,

pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan

lahan pertanian dan kemudahan akses ilmu. dalam proses pembangunan sumberdaya manusia.

Indikator-indikator peran penyuluh petanian dalam kegiatan pemberdayaan kelompok

tani diantaranya:

1. Memberikan pelatihan atau cara dalam penggunaan teknologi baru, dan aktif dalam

12
membina menjalankan tugas dan fungsinya dalam menghadiri dan memfasilitasi

pertemuan kelompok tani.

2. Memberikan dukungan dan semangat kepada kelompok tani agar mau dan mampu

meningkatkan usaha kelompoknya.

3. Memberikan informasi dan menghubungkan petani dengan sumber informasi untuk

mengatasi masalah yang dihadapi.

4. Melakukan evaluasi saat kegiatan berlangsung, sebelum kegiatan dimulai, dan evaluasi

setelah kegiatan selesai.

5. Menyediakan sarana dan prasarana pertanian yang dibutuhkan oleh kelompok tani.

b. Konsep Pengukuran

Untuk mengukur peran penyuluh pertanian, perlu diketahui bagaimana persepsi petani

terhadap apa yang dilakukan penyuluh pertanian dalam Pemberdayaan kelompok tani Dahulu

Rasa. Untuk mengukur persepsi tersebut dilakukan dengan skala ordinal. Skala ordinal

merupakan skala yang disusun berdasarkan tingkatan tertentu dalam urutan dari yang terendah

sampai yang tertinggi. Untuk mengkuantitatifkan data ordinal yang diperoleh, digunakan skala

likert.

Skala Likert adalah skala dalam bentuk skor yang terdiri dari skor : 1,2,3,4, dan 5.

Kepada responden diajukan beberapa pertanyaan. Alternatif jawaban responden ada lima

kemungkinan : sangat tidak sesuai harapan, tidak sesuai harapan, cukup sesuai harapan, sesuai

harapan, sangat sesuai harapan. Kalau jawabannya sangat tidak sesuai harapan diberi skor 1,

tidak sesuai harapan diberi skor 2, cukup sesuai harapan diberi skor 3, sesuai harapan diberi skor

4, dan sangat sesuai harapan diberi skor 5.

3.6 Metode Analisis Data

13
1. Untuk menjawab tujuan 1, yaitu untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian dalam

pemberdayaan kelompok tani maka data dianalisis sebagai berikut:

a) Membuat kategori rujukan terlebuh dahulu Dengan mencari nilai interval atau lebar

kelas, dengan rumus seperti disajikan pada persamaan 3:

R−r
i= ………………………………………………..(3)
n

Dimana :
I : Nilai interval

R : Nilai presentase pencapaian skor maksimum dari skor tertinggi (100%)

diperoleh dari 5/5 x 100%

r : Nilai presentase pencapaian skor maksimum dari skor terendah (20%) diperoleh

dari 1 / 5×100%

n : Jumlah kategori/kelas=5

Selanjutnya dilakukan perhitungan mancari nilai interval (i) ; karena R = 100% dan r =

20%, maka nilai Range = 100% - 20% = 80%. Jadi besarnya nilai I adalah range dibagi

dengan n= 80% / 5= 16%, kemudian dibuat tabel rujukan dibawah ini.

Tabel 3.1 Kategori Rujukan Tingkat Peran Penyuluh Pertanian dalam Pemberdayaan
Kelompok Tani

No Kategori peran penyuluh Presentase Frekuensi Persentase


pertanian pencapaian (orang) (%)
skor
maksimum
1 Sangat Tidak Sesuai Harapan 20-35 … …
2 Tidak Sesuai Harapan 36-51 … …
3 Cukup Sesuai Harapan 52-67 … …
4 Sesuai Harapan 68-83 … …
5 Sangat Sesuai Harapan 84-100 … …
14
Jumlah ∑Fr 100
Sumber:Serman, 2005

b) Menghitung skor rata-rata peran penyuluh pertanian menurut persepsi petani dengan

rumus seperti pada persamnaan 4.

∑n1 xi
×= ………………………………………………….(4)
n. p

Keterangan :

×=Skor rata−rata

∑xi = jumlah skor peran penyuluh menurut persepsi


Petani ke-i
n = jumlah responden

p = jumlah pertanyaan

c) Mencari nilai persentasi pencapaian skor maksimum dari skor rata-rata dengan rumus

pada persamaan 5:

Nilai persentasi pencapaian skor maksimum

skor rata−rata
%= x 100 % … . (5 )
skor maksimum

d) Membandingkan nilai presentase pencapaian skor maximum dari skor rata-rata dengan

kategori rujukan. Pada kategori mana nilai itu berada pada kategori rujukan, itulah

kategori dari peran penyuluh pertanian dalam pemberdayaan kelompok tani Dahulu Rasa.

2. Untuk menjawab tujuan ke-2, data dianalisis dengan metode kualitatif, yakni

mendeskripsikan segala permasalahan yang dihadapi penyuluh pertanian dalam

memberdayakan kelompok tani Dahulu Rasa.

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian (Desa Mata Air)

4.1.1 Keadaan Geografis

Secara administrasi Desa Mata Air merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Kupang Tengah Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur dengan luas wilayah 600.000 m2

dengan kondisi topografi wilayah pada umumnya datar dengan ketinggian 63 meter di atas

permukaan laut (mdpl) dengan batas wilayah Desa Mata Air : Sebelah Utara berbatasan dengan

Teluk Kupang, sebelah Selatan berbatasan dengan Penfui Timur dan Oelnasi, sebelah Barat

berbatasan dengan Kelurahan Tarus, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Noelbaki. Desa

Mata Air terletak lebih kurang 1,5 km ibu kota Desa ke ibu kota Kecamatan dan lebih kurang 25

KM dari kota kabupaten dan kurang lebih 20 KM dari pusat ibu kota Provinsi. Luas wilayah

Desa Mata Air terbagi dalam 14 Rw 32 Rt dan 5 Dusun, masing-masing dusun 1 Mata Air,

dusun II Boapuah, dusun III Kampung Baru, dusun IV Oetete I (satu), dusun V Oetete II (dua).

4.1.2 Keadaan Iklim

Pada umumnya kondisi iklim Desa Mata Air tidak jauh berbeda dengan kondisi iklim

wilayah Kabupaten Kupang secara keseluruhan, yaitu 4-5 bulan mengalami musim hujan yang

berlangsung antara bulan November atau Desember sampai bulan Maret, dan 7-8 bulan musim

kemarau yang berlangsung dari bulan Maret atau April sampai bulan November.

4.1.3 Keadaan Penduduk Desa Penelitian

1. Penduduk Desa Mata Air Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin

16
Penduduk di Desa Mata Air berjumlah 6.061 jiwa yang tercakup dalam 1.268 Kepala

Keluarga (KK) yang tersebar pada lima dusun di mana perbandingan antara kaum Laki-laki

dan Perempuan tidak berbeda jauh. Jumlah penduduk Laki-laki 3.092 jiwa dan kaum

Perempuan 2.969 jiwa. Rincian penduduk Desa Mata Air dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 4.1 Rincian Penduduk Desa Mata Air Menurut Golongan


Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2023
No Kelas/golongan Jumlah jiwa / jenis Jumlah Presentase
umur (Tahun) Kelamin (jiwa) (jiwa) (%)
Laki-laki perempuan
1 0-5 231 300 531 8,76
2 6-15 1.210 1.240 2.450 40,42
3 16-60 1.469 1.231 2.700 44,54
4 >60 182 198 380 6,26
jumlah 3.092 2.969 6.061 100
Sumber Data Profil Desa Mata Air 2023

2. Penduduk Desa Mata Air Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang

sebagian besar berprofesi sebagai Petani (54,33%), disusul Buruh (15,28%), Wiraswasta

(11,85%), PNS (11,85%), Nelayan (2,52%), Pegawai Swasta (2,27%), dan TNI/POLRI

(1,86%). Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Rincian Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2023


No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Presentase(%)
1 Petani 1.077 54,33
2 Nelayan 50 2,52
3 Buruh 303 15,28
4 TNI/POLRI 37 1,86
5 PNS 235 11,85
6 Pegawai Swasta 45 2,27

17
7 Wiraswasta 235 11,85
Jumlah 1.982 100
Sumber Data Profil Desa Mata Air 2023

3. Keadaan Pendidikan

Keadaan pendidikan formal di Desa Mata Air didominasi oleh penduduk yang

berpendidikan SD yakni sebanyak 1.490 orang (28,83%), SMP sebanyak 1.480 orang

(28,63%), SMA sebanyak 1.744 orang (33,74%) Sarjana berjumlah 435 orang (6,67%)

sedangkan Diploma merupakan tingkat pendidikan yang paling sedikit yakni berjumlah

109 orang (1,93%). Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Rincian Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2023


No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%)
1 SD 1.490 28,83
2 SMP 1.480 28,63
3 SMA 1.744 33,74
4 SARJANA 345 6,67
5 DIPLOMA 109 1,93
Jumlah 5.168 100
Sumber Data Profil Desa Mata Air 2023

4. Keadaan Pertanian

Desa Mata Air merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kupang Tengah yang

memiliki potensi dan keunggulan di sektor pertanian dengan luas lahan Persawahan 350

Ha, 155 Ha perkebunan dan padang peternakan, 495 Ha hutan produktif , dan 30 Ha

hutan manggrove.

Potensi dan keunggulan di sektor pertanian yang dimiliki seperti tanaman pangan

(padi, jagung, kacang-kacangan), tanaman hortikultura seperti kangkung, sawi, bayam,

buncis dan mentimun. Masyarakat juga membudidayakan berbagai jenis buah-buahan

seperti mangga, pisang, kelapa, nangka dan sirsak. Setiap kegiatan usahatani jalankan

18
dimulai dari sektor tanaman pangan, hortikultura dan buah-buahan yang diusahakan oleh

petani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Desa Mata Air memiliki 13 kelompok

tani yang diantaranya 10 kelompok tani hortikultura, termaksud petani padi sawah, 2

kelompok tani air tawar bioflog dan tambak. Petani di Desa Mata Air lebih banyak

mendapatkan hasil untuk memenuhi kebutuhannya dengan menanam tanaman

Hortikultura. Serta memiliki tiga lokasi sumber mata air yang ada yaitu, Naimanu, Oeloli

dan Woapuah namun air yang ada saat ini sedang turun, karena dilihat dari keadaan

sekarang yaitu musim kering, penggunaan debit air yang hanya 0,39 liter per detik artinya

untuk mengairi tanaman angan 1 ha membutuhkan 200 lebih liter air.

4.1.4 Profil Kelompok Tani Dahulu Rasa

kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar

kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya,

kesamaan komoditas dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Kelompok tani Dahulu Rasa dibentuk oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) pada tahun

1968 yang diketuai oleh Yusuf Logo dan sudah dipayungi oleh badan hukum atau berbadan

hukum Terbentuknya Kelompok Tani Dahulu Rasa di motivasi karena sebagian besar petani

pada waktu itu masih kekurangan ilmu, bercocok tanam, dan sulitnya mendapatkan pupuk

sehingga mereka membentuk kelompok tani agar dapat merangkul para anggota petani untuk

merubah pola pikir, perilaku dan sikap para anggota kelompok untuk bisa bercocok tanam,

tujuan dari kelompok tani yaitu menghimpun setiap anggota kelompok, membangun komitmen

anggota kelompok, semangat gotong royong, kerjasama demi mencapai tujuan bersama. Adapun

fungsi kelompok tani Dahulu Rasa adalah sebagai berikut :

a. Kelas belajar

19
b. Wahana Kerjasama

c. Unit Produksi dan pemasaran.

Struktur organisasi dan tata kerja kelompok tani di lokasi penelitian masih sangat

sederhana yakni terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan anggota. Untuk lebih jelasnya

dapat disajikan sebagai berikut :

Tugas dari masing-masing adalah sebagai berikut:

1. Ketua

a. Menjalankan roda organisasi sehingga anggota kelompok tani bisa dibina dan ada

kerjasama antar anggota kelompok tani.

b. Bertanggung jawab keluar dan kedalam organisasi terhadap pemerintah.

2. Sekretaris

a. Mencatat semua administrasi organisasi kelompok tani demi untuk kepentingan dan

kemajuan administrasi organisasi.

3. Bendahara

a. Mengatur dan mencatat semua input, output kelompok serta iuran anggota baik itu

berbentuk uang maupun surat.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelompok Tani Dahulu Rasa

20
4.2 Karakteristik Responden

Responden dari penelitian ini adalah petani yang termasuk ke dalam anggota Kelompok

Tani Dahulu Rasa. Karakteristik responden meliputi : Umur, tingkat pendidikan jumlah

tanggungan keluarga.

4.2.1 Umur responden

Salah satu faktor lingkungan utama yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk

mencari nafkah dan menentukan seberapa baik mereka bekerja, terutama dalam bertani, adalah

usia mereka. Kemampuan bekerja akan menurun seiring bertambahnya usia petani, yang

tentunya akan berdampak pada produktivitas. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia tahun

2020 tenaga kerja yang berusia produktif yaitu yang berusia > 15 tahun dan <65 tahun dianggap

lebih produktif dan lebih mampu dalam melakukan usahataninya dibandingkan dengan petani

yang tidak produktif yaitu yang berusia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun. Namun umur

bukanlah suatu batasan bagi seseorang dalam menjalankan usahataninya selagi orang itu masih

mampu dan kuat dalam melakukan usahataninya. Distribusi responden berdasarkan umur di

Kelompok Tani Dahulu Rasa dapat di lihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Persentase Responden Menurut Tingkat umur.


No Umur Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 0-14 Tidak Produktif 0 0.00
2 15-65 Produktif 40 97.56
3. >65 Kurang Produktif 1 2.44
Jumlah 41 100
Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2023

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik umur responden kelompok tani

Dahulu Rasa di Desa Mata Air didominasi oleh umur kategori 2 yaitu berjumlah 40 orang

(97,56%) dimana pada usia ini masih tergolong produktif, Kemudian selanjutnya pada kategori 3

berjumlah 1 orang (2,44%) dimana pada usia ini kurang produktif lagi dan yang terakhir pada

21
kategori 1 yang tidak seorangpun tidak produktif. Responden yang memiliki umur kurang

produktif bukanlah salah satu faktor untuk tidak dapat bekerja lagi di bidang pertanian namun

terlihat bahwa responden yang berumur kurang produktif secara fisik mereka masih mampu

bekerja sebagai tanggung jawabnya untuk membantu kebutuhan rumah tangga dan mereka lebih

berpengalaman dalam berusahatani.

4.2.2 Tingkat Pendidikan

Dalam menentukan atau menerima sebuah inovasi baru, tingkat pendidikan sangatlah

berpengaruh terhadap pola pikir dalam mengambil keputusan menerima inovasi. Tingkat

pendidikan seseorang adalah suatu indikator yang dapat mencerminkan untuk dapat

menyelesaiakan suatu pekerjaan dan tanggungjawab. Dengan latar belakang pendidikan,

seseorang dianggap mampu melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Kemampuan berpikir dari

seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang pada umumnya

sangat berpengaruh pada tingkat pendidikan yang dimiliki baik itu pendidikan formal maupun

nonformal (Lestari, 2011). Namun, dalam penelitian ini, tingkat pendidikan yang dimaksud

adalah tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti oleh responden.

Tabel 4.5 Distribusi Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan


No Jenjang Pendidikan Frekuensi Presentase
(%)
1 SD 23 56,10
2 SMP 6 14,63
3 SMA 11 26,83
4 Diploma dan Sarjana 1 2,44
Jumlah 41 100
Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2023

Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau 56,10% dari total

responden memiliki riwayat pendidikan yang hanya menempuh jenjang pendidikan SD,

kemudian diikuti secara berturut-turut responden yang berpendidikan SMA (26,83%), responden

22
yang berpendidikan SMP (14,63%), dan responden yang berpendidikan Diploma/Sarjana hanya

(2.44%) .

4.2.3 Tanggungan Keluarga

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi petani dalam menjalankan usahataninya.

Jumlah anggota yang banyak dapat menyebabkan kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya

adalah semakin banyak anggota keluarga menuntut petani untuk mendapatkan uang yang lebih

cepat guna memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kelebihannya yakni anggota keluarga dapat

turut membantu dalam kegiatan usahataninya sehingga menghemat biaya yang dikeluarkan

daripada member upah tenaga kerja di luar. Tanggungan keluarga responden terdiri dari istri,

anak maupun orang lain yang tinggal menetap dalam keluarga serta kehidupannya tergantung

pada penghasilan usahatani keluarga tersebut.

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelompok


Tani Dahulu Rasa
No Jumlah Tanggungan Jumlah Responden Presentase
(Orang) (%)
1 1–2 1 2,44
2 >2 40 97,56
Jumlah 41 100
Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2023

Data pada Tabel 4.6 terlihat bahwa presentase responden memiliki tanggungan keluarga

antara 1 – 2 orang sebesar 2,44%, responden yang memiliki tanggungan keluarga >2 orang

sebesar 97,56%. Berdasarkan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa presentase jumlah

tanggungan keluarga tertinggi dalam menunjang pengembangan agribisnis terdapat pada yang

memiliki tanggungan keluarga >2 orang.

23
4.3 Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa di
Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata peranan penyuluh

pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa sebesar 2,89. Presentase

pencapaian skor maksimum dari nilai tersebut adalah sebesar 57,80%. Dengan demikian persepsi

petani terhadap peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa

berada pada kategori cukup sesuai harapan, Karena yang diharapkan oleh petani dari penyuluh

sudah cukup sesuai harapan kelompok tani contohnya seperti :

1. Harapan kelompok tani terhadap peran penyuluh sebagai edukator yaitu:

a. Penyuluh memberikan materi atau informasi kepada kelompok tani, contohnya :

seperti meningkatkan pengetahuan petani terhadap ide baru untuk pemberdayaan

kelompok tani.

b. Materi atau informasi yang diberikan penyuluh pertanian sudah cukup sesuai

dengan yang dibutuhkan kelompok tani.

c. Penyuluh memberikan pengetahuan keterampilan kepada kelompok tani,

contohnya : kemampuan petani untuk mengubah perilaku dan kebiasaan berusaha

tani menjadi lebih baik.

d. Penyuluh menyampaikan materi dengan menarik kepada kelompok tani.

e. Penyuluh memberikan informasi kepada kelompok tani, contonya : tentang cara

atau solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi kelompok tani sehingga setiap

masalah yang dihadapi kelompok tani dapat teratasi dengan baik.

2. Harapan kelompok tani terhadap peran penyuluh sebagai fasilitator yaitu :

a. Penyuluh memfasilitasi dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi kelompok

tani seperti modal, teknologi sarana dan prasarana pendukung petani, contohnya :

24
penyuluh pertanian memberikan modal untuk kelompok tani dalam

mengembangkan usahatani, teknologi sarana dan prasarana pendukung yang

bertujuan meningkatkan indeks pertanaman (IP), dalam meningkatkan

produktivitas dan produksi pertanian.

b. Penyuluh dalam melaksanakan kegiatan menyediakan alat bantu praga, contohnya

: penyuluh pertanian menyediakan media penyuluhan tercetak seperti poster,

folder, buku, dan leaflet dalam menyampaikan materi kepada kelompok tani.

c. Penyuluh membantu dalam bentuk teknologi sarana dan prasarana, contohnya :

Penyuluh pertanian membagikan pupuk dan pestisida pertanian serta alat dan

mesin pertanian seperti traktor kepada kelompok tani untuk digunakan dalam

mengolah lahan, dan penyuluh membantu juga dalam bentuk prasarana yang

meliputi akses pembiayaan dan perlindungan usaha pertanian.

d. Fasilitas yang diberikan oleh penyuluh semua anggota bisa merasakannya,

contohnya : traktor serta pupuk yang diberikan kepada kelompok tani yang

digunakan dalam mengolah lahan semua anggota kelompok tani dapat

menggunakannya.

3. Harapan kelompok tani terhadap peran penyuluh sebagai motivator yaitu :

a. Penyuluh memberikan motivasi kepada kelompok tani, contohnya : dalam

meningkatkan kepercayaan diri, mendorong partisipasi dan mendorong kelompok

tani untuk mencapai hasil yang maksimal.

b. Penyuluh melakukan pertemuan dalam upaya untuk memotivasi kelompok tani,

contohnya : penyuluh melakukan pertemuan rutin dengan kelompok tani sehingga

petani termotivasi untuk mengembangkan usahataninya.

25
c. Penyuluh berperan dalam meningkatkan potensi dan kemampuan yang ada pada

diri anggota kelompok tani untuk memberdayakan kelompok tani.

4. Harapan kelompok tani terhadap peran penyuluh sebagai dinamisator yaitu :

a. Penyuluh membantu kelompok tani dalam memberdayakan kelompok tani,

contonhnya : penyuluh melakukan kerjasama usahatani agar kelompok tani maju.

b. Penyuluh melakukan kerjasama/pertemuan antar kelompok tani dalam kegiatan

penyuluhan.

c. Penyuluh mengaktifkan peran pengurus dan anggota kelompok tani.

d. Penyuluh memberikan bimbingan kepada kelompok tani untuk memberdayakan

usahatani.

e. Penyuluh menerapkan cara dalam berusahatani yang baik dan benar kepada

kelompok tani, contohnya : setiap petani harus mampu mengkombinasikan unit

produksi ke dalam satu usahatani secara keseluruhan. Dengan demikian petani

dapat menghitung biaya dalam usahataninya.

5. Harapan kelompok tani terhadap peran penyuluh sebagai inovator yaitu :

a. Penyuluh memberikan inovasi teknologi pertanian terbaru kepada kelompok tani,

contohnya : penggunaan bibit unggul yang memiliki mutu terjamin sehingga

dapat menjamin keberhasilan usaha tani, penggunaan alat mesin pertanian yang

dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam mengolah lahan pertanian dan

pemupukan yang dilakukan untuk memberikan nutrisi pada tanaman guna

meningkatkan produksi.

b. Penyuluh melaksanakan demplot dalam rangka mendapatkan dan menguji temuan

baru, contohnya : metode penyuluhan yang dipilih oleh penyuluh pertanian agar

26
teknologi yang diinformasikan lebih mudah diterima petani, sehingga petani

diharapkan lebih cepat tahu, mau dan mampu melaksanakan kegiatan pertanian

dengan contoh yang nyata.

c. Penyuluh menjelaskan perhitungan-perhitungan dalam menetapkan suatu

usahatani kepada kelompok tani, contohnya : perhitungan biaya pengolahan

lahan, biaya panen, biaya angkut, dan biaya penanganan pasca panen.

d. Penyuluh memberikan informasi terbaru kelompok tani, dalam upaya

pemberdayaan kelompok tani.

e. Penyuluh memberikan informasi mengenai tingkat frekuensi penyuluhan tentang

pemberdayaan kelompok tani.

Rincian peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa dapat

dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Penyuluh Pertanian Dalam
Pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa
No Pencapaian Skor Kategori Peranan Penyuluh Frekuensi Presentase (%)
Maksimum (%) Pertanian
1. 20-35 Sangat Tidak Sesuai Harapan 0 0.00
2. 36-51 Tidak Sesuai Harapan 9 22.50
3. 52-67 Cukup Sesuai Harapan 26 65.00
4. 68-83 Sesuai Harapan 4 10.00
5. 84-100 Sangat Sesuai Harapan 1 2.50
Jumlah 40 100.00
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023

Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 65% dari total

responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh mengenai pemberdayaan Kelompok

Tani Dahulu Rasa termasuk dalam kategori cukup sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-

turut oleh petani yang menjawab tidak sesuai harapan (22,50%), sesuai harapan (10,00%),

sangat sesuai harapan (2,50%) dan tidak ada seorangpun petani responden yang memberikan

persepsi bahwa peranan penyuluh mengenai pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa

27
termasuk dalam kategori sangat tidak sesuai harapan (0%). Berdasarkan penjelasan tersebut

dapat dikatakan bahwa keberadaan penyuluh dalam pemberdayaan kelompok tani dahulu rasa

dinilai cukup baik karena cukup sesuai yang diharapkan oleh petani. Kategori yang di dapat

dipengaruhi oleh beberapa indikator dari peranan itu sendiri dimana peranan penyuluh pertanian

yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup lima indikator peranan sebagai berikut : edukator,

fasilitator, motivator, dinamisator dan inovator. Kelima indikator tersebut akan dirincikan seperti

uraian berikut :

1. Peranan Penyuluh Pertanian Sebagai Edukator

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden

terhadap Peranan penyuluh pertanian sebagai edukator dalam pemberdayaan Kelompok Tani

Dahulu Rasa yakni 3,49 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 69,70%. Nilai

tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

petani mengenai peranan penyuluh pertanian sebagai edukator dalam pemberdayaan Kelompok

Tani Dahulu Rasa tergolong sesuai harapan, karena harapan kelompok tani terhadap penyuluh

pertanian sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tani yaitu :

a. Penyuluh memberikan materi atau informasi kepada kelompok tani, contohnya : seperti

meningkatkan pengetahuan petani terhadap ide baru untuk pemberdayaan kelompok tani.

b. Materi atau informasi yang diberikan penyuluh pertanian sudah cukup sesuai dengan

yang dibutuhkan kelompok tani.

c. Penyuluh memberikan pengetahuan keterampilan kepada kelompok tani, contohnya :

kemampuan petani untuk mengubah perilaku dan kebiasaan berusaha tani menjadi lebih

baik.

d. Penyuluh menyampaikan materi dengan menarik kepada kelompok tani.

28
e. Penyuluh memberikan informasi kepada kelompok tani, contonya : tentang cara atau

solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi kelompok tani sehingga setiap masalah

yang dihadapi kelompok tani dapat teratasi dengan baik.

Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai edukator dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Penyuluh Pertanian


Sebagai Edukator
No Pencapaian Skor Kategori Peranan Penyuluh Frekuensi Presentase (%)
Maksimum (%) Pertanian
1. 20-35 Sangat Tidak Sesuai Harapan 0 0.00
2. 36-51 Tidak Sesuai Harapan 1 2.50
3. 52-67 Cukup Sesuai Harapan 13 32.50
4. 68-83 Sesuai Harapan 19 47.50
5. 84-100 Sangat Sesuai Harapan 7 17.50
Jumlah 40 100
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023

Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 47,50% dari total

responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai edukator termasuk dalam

kategori sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab cukup sesuai

harapan, sangat sesuai harapan, tidak sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani responden

yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai edukator termasuk dalam kategori

sangat tidak sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberadaan

penyuluh sebagai edukator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai baik karena sesuai

yang diharapkan oleh petani. Hal ini dibuktikan dengan perubahan petani dalam melakukan

segala rangkaian kegiatan budidaya tanaman mulai dari olah lahan hingga panen.

2. Peranan Penyuluh Pertanian Sebagai Fasilitator

29
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden

terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam pemberdayaan Kelompok Tani

Dahulu Rasa yakni 2,77 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 55,30%. Nilai

tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

petani mengenai peranan penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam pemberdayaan Kelompok

Tani Dahulu Rasa tergolong cukup sesuai harapan, karena harapan kelompok tani terhadap

penyuluh pertanian sudah cukup sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tani yaitu :

a. Penyuluh memfasilitasi dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi kelompok tani

seperti modal, teknologi sarana dan prasarana pendukung petani, contohnya : penyuluh

pertanian memberikan modal untuk kelompok tani dalam mengembangkan usahatani,

teknologi sarana dan prasarana pendukung yang bertujuan meningkatkan indeks

pertanaman (IP), dalam meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian.

b. Penyuluh dalam melaksanakan kegiatan menyediakan alat bantu praga, contohnya :

penyuluh pertanian menyediakan media penyuluhan tercetak seperti poster, folder, buku,

dan leaflet dalam menyampaikan materi kepada kelompok tani.

c. Penyuluh membantu dalam bentuk teknologi sarana dan prasarana, contohnya: Penyuluh

pertanian membagikan pupuk dan pestisida pertanian serta alat dan mesin pertanian

seperti traktor kepada kelompok tani untuk digunakan dalam mengolah lahan, dan

penyuluh membantu juga dalam bentuk prasarana yang meliputi akses pembiayaan dan

perlindungan usaha pertanian.

d. Fasilitas yang diberikan oleh penyuluh semua anggota bisa merasakannya, contohnya :

traktor serta pupuk yang diberikan kepada kelompok tani yang digunakan dalam

mengolah lahan semua anggota kelompok tani dapat menggunakannya.

30
Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai fasilitator dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Penyuluh Pertanian


Sebagai Fasilitator
No Pencapaian Skor Kategori Peranan Penyuluh Frekuensi Presentase (%)
Maksimum (%) Pertanian
1. 20-35 Sangat Tidak Sesuai Harapan 2 5.00
2. 36-51 Tidak Sesuai Harapan 8 20.00
3. 52-67 Cukup Sesuai Harapan 25 62.50
4. 68-83 Sesuai Harapan 5 12.50
5. 84-100 Sangat Sesuai Harapan 0 0.00
Jumlah 40 100.00
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023

Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 62,50% dari total

responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai fasilitator termasuk dalam

kategori cukup sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab tidak

sesuai harapan, sesuai harapan, tidak sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani responden

yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai fasilitator termasuk dalam kategori

sangat sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberadaan

penyuluh sebagai fasilitator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai cukup baik karena

cukup sesuai yang diharapkan oleh petani.

3. Peranan Penyuluh Pertanian Sebagai Motivator

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden

terhadap Peranan penyuluh pertanian sebagai motivator dalam pemberdayaan Kelompok Tani

Dahulu Rasa yakni 3,49 dengan presentasi pencapaian skor maksimum sebesar 69,70%. Nilai

tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

petani mengenai peranan penyuluh pertanian sebagai motivator dalam pemberdayaan Kelompok

31
Tani Dahulu Rasa tergolong sesuai harapan, karena yang diharapakan kelompok tani dari

penyuluh pertanian sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tani yaitu :

a. Penyuluh memberikan motivasi kepada kelompok tani, contohnya : dalam meningkatkan

kepercayaan diri, mendorong partisipasi dan mendorong kelompok tani untuk mencapai

hasil yang maksimal.

b. Penyuluh melakukan pertemuan dalam upaya untuk memotivasi kelompok tani, contonya

: penyuluh melakukan pertemuan rutin dengan kelompok tani sehingga petani termotivasi

untuk mengembangkan usahataninya.

c. Penyuluh berperan dalam meningkatkan potensi dan kemampuan yang ada pada diri

anggota kelompok tani untuk memberdayakan kelompok tani.

Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai motivator dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Penyuluh Pertanian


Sebagai Motivator
No Pencapaian Skor Kategori Peranan Penyuluh Frekuensi Presentase (%)
Maksimum (%) Pertanian (orang)
1. 20-35 Sangat Tidak Sesuai Harapan 0 0.00
2. 36-51 Tidak Sesuai Harapan 1 2.50
3. 52-67 Cukup Sesuai Harapan 13 32.50
4. 68-83 Sesuai Harapan 21 52.50
5. 84-100 Sangat Sesuai Harapan 5 12.50
Jumlah 40 100.00
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023

Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 52,50% dari total

responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai motivator termasuk dalam

kategori sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab cukup sesuai

harapan, sangat sesuai harapan, tidak sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani responden

yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai motivator termasuk dalam kategori

sangat tidak sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberadaan

32
penyuluh sebagai motivator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai baik karena sesuai

yang diharapkan oleh petani.

4. Peranan Penyuluh Pertanian Sebagai Dinamisator

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden

terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai dinamisator dalam pemberdayaan Kelompok Tani

Dahulu Rasa yakni 3,04 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 60,80%. Nilai

tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

petani mengenai peranan penyuluh pertanian sebagai dinamisator dalam pemberdayaan

Kelompok Tani Dahulu Rasa tergolong cukup sesuai harapan, karena yang diharapan kelompok

tani dari penyuluh pertanian sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tani yaitu :

a. Penyuluh membantu kelompok tani dalam memberdayakan kelompok tani, contonhnya :

penyuluh melakukan kerjasama usahatani agar kelompok tani maju.

b. Penyuluh melakukan kerjasama/pertemuan antar kelompok tani dalam kegiatan

penyuluhan.

c. Penyuluh mengaktifkan peran pengurus dan anggota kelompok tani.

d. Penyuluh memberikan bimbingan kepada kelompok tani untuk memberdayakan

usahatani.

e. Penyuluh menerapkan cara dalam berusahatani yang baik dan benar kepada kelompok

tani, contohnya : setiap petani harus mampu mengkombinasikan unit produksi ke dalam

satu usahatani secara keseluruhan. Dengan demikian petani dapat menghitung biaya

dalam usahataninya.

33
Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai dinamisator dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Penyuluh Pertanian


Sebagai Dinamisator
No Pencapaian Skor Kategori Peranan Penyuluh Frekuensi Presentase (%)
Maksimum (%) Pertanian (orang)
1. 20-35 Sangat Tidak Sesuai Harapan 0 0.00
2. 36-51 Tidak Sesuai Harapan 7 17.50
3. 52-67 Cukup Sesuai Harapan 22 55.00
4. 68-83 Sesuai Harapan 10 25.00
5. 84-100 Sangat Sesuai Harapan 1 2.50
Jumlah 40 100.00
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023

Dari Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 55,00% dari total

responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai dinamisator termasuk dalam

kategori cukup sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab sesuai

harapan, tidak sesuai harapan, sangat sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani responden

yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai motivator termasuk dalam kategori

sangat tidak sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberadaan

penyuluh sebagai dinamisator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai cukup baik

karena cukup sesuai yang diharapkan oleh petani.

5. Peranan Penyuluh Pertanian Sebagai Inovator

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden

terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai inovator dalam pemberdayaan Kelompok Tani

Dahulu Rasa yakni 2,30 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 45,90%. Nilai

tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

petani mengenai peranan penyuluh pertanian sebagai inovator dalam pemberdayaan Kelompok

34
Tani Dahulu Rasa tergolong tidak sesuai harapan karena yang diharapkan oleh kelompok tani

dari penyuluh pertanian tidak sesuai dengan harapan kelompok tani, contohnya seperti :

a. Penyuluh tidak memberikan inovasi teknologi pertanian terbaru kepada kelompok tani,

contohnya : dalam penggunaan bibit unggul yang memiliki mutu terjamin sehingga dapat

menjamin keberhasilan usaha tani, penggunaan alat mesin pertanian yang dapat

meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam mengolah lahan pertanian dan pemupukan

yang dilakukan untuk memberikan nutrisi pada tanaman guna meningkatkan produksi.

b. Penyuluh tidak melaksanakan demplot dalam rangka mendapatkan dan menguji temuan

baru, contohnya : metode penyuluhan yang dipilih oleh penyuluh pertanian agar

teknologi yang diinformasikan lebih mudah diterima petani, sehingga petani diharapkan

lebih cepat tahu, mau dan mampu melaksanakan kegiatan pertanian dengan contoh yang

nyata.

c. Penyuluh tidak menjelaskan perhitungan-perhitungan dalam menetapkan suatu usahatani

kepada kelompok tani, contohnya : dalam perhitungan biaya pengolahan lahan, biaya

panen, biaya angkut, dan biaya penanganan pasca panen.

d. Penyuluh tidak memberikan informasi terbaru kelompok tani, dalam upaya

pemberdayaan kelompok tani.

Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai inovator dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Penyuluh Pertanian


Sebagai Inovator
No Pencapaian Skor Kategori Peranan Penyuluh Frekuensi Presentase (%)
Maksimum (%) Pertanian
1. 20-35 Sangat Tidak Sesuai Harapan 10 25.00
2. 36-51 Tidak Sesuai Harapan 19 47.50
3. 52-67 Cukup Sesuai Harapan 6 15.00
4. 68-83 Sesuai Harapan 5 12.50
5. 84-100 Sangat Sesuai Harapan 0 0.00

35
Jumlah 40 100.00
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023

Dari Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 47,5% dari total

responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai inovator termasuk dalam

kategori tidak sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab sangat

tidak sesuai harapan, cukup sesuai harapan, sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani

responden yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai inovator termasuk dalam

kategori sangat sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa

keberadaan penyuluh sebagai inovator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai tidak

baik karena tidak sesuai yang diharapkan oleh petani.

4.3.1 Keberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata keberdayaan Kelompok

Tani Dahulu Rasa yakni 3,04 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 60,80%.

Nilai tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa

keberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa tergolong cukup sesuai harapan karena harapan

kelompok tani dari penyuluh pertanian terhadap keberdayaan kelompok tani sudah sesuai dengan

yang diharapkan oleh kelompok tani yaitu seperti :

a. Kelompok tani berpartisipasi secara aktif dan menghadiri setiap pertemuan kegiatan

penyuluhan.

b. Penyuluh sering memberikan kegiatan penyuluhan kepada kelompok tani.

c. Penyuluh mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota

kelompok tani sesuai kesepakatan bersama.

d. Penyuluh mengadakan rapat/pertemuan dengan anggota kelompok tani secara

berkesinambungan dan berkala.

36
e. Penyuluh menerapkan pengetahuan kepada kelompok tani dalam

memanfaatkan/mengolah usahatani.

Rincian persepsi petani mengenai keberdayaannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.13 Keberdayaan Kelompok Tani

No Pencapaian Skor Kategori Peranan Penyuluh Frekuensi Presentase


Maksimum (%) Pertanian (%)
1. 20-35 Sangat Tidak Sesuai Harapan 0 0.00

2. 36-51 Tidak Sesuai Harapan 0 0.00


3. 52-67 Cukup Sesuai Harapan 32 80.00
4. 68-83 Sesuai Harapan 8 20.00
5. 84-100 Sangat Sesuai Harapan 0 0.00

Jumlah 40 100.00
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023

Dari Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 80,00% dari total

responden memberikan persepsi bahwa keberdayaan kelompok tani termasuk dalam kategori

cukup sesuai harapan, kemudian diikuti oleh petani yang menjawab sesuai harapan, dan tidak

ada seorangpun petani responden yang memberikan persepsi bahwa keberdayaan kelompok tani

Dahulu Rasa termasuk dalam kategori sangat tidak sesuai harapan, tidak sesuai sesuai harapan,

sangat sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberdayaan

kelompok tani dengan keberadaan penyuluh di kelompok tani Dahulu Rasa dinilai cukup baik

karena cukup sesuai yang diharapkan oleh petani.

4.4 Permasalahan Yang dihadapi Penyuluh Pertanian Dalam Memberdayakan


Kelompok Tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluh pertanian dalam memberdayakan kelompok tani

selalu saja ada permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakannya. Seperti halnya pada

37
petugas penyuluh pertanian yang bertugas di kelompok tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air

Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten kupang yang mengalami permasalahan dalam

memberdayakan kelompok tani Dahulu Rasa.

Berdasarkan wawancara dengan petugas penyuluh pertanian kelompok tani Dahulu Rasa,

berikut adalah permasalahan-permasalahan yang dihadapi petugas penyuluh pertanian di

kelompok tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang :

1. Kesulitan Dalam Melakukan Pemberdayaan Kelompok Tani

Kegiatan Pemberdayaan kelompok tani sangat penting untuk dilakukan sehingga dapat

meningkatkan keberdayaan suatu kelompok tani. Dalam melakukan kegiatan

pemberdayaan kelompok tani ada saja permasalahan yang dihadapi oleh petugas

penyuluh pertanian dilapangan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan

petugas penyuluh di kelompok tani Dahulu Rasa ada beberapa permasalahan yang

dihadapi dalam memberdayakan kelompok tani Dahulu Rasa antara lain : Dalam

merubah (PKS) Perilaku, Keterampilan, Sikap petani dalam berkelompok dan juga Tata

kelola administrasi kelompok khususnya ADART yang masih perlu dibenahi lagi.

2. Kesulitan Dalam Menyampaikan Informasi

Informasi adalah pesan atau kumpulan pesan (pemberitahuan) yang memiliki makna yang

ingin disampaikan kepada orang lain dalam bentuk lisan maupun tidak lisan. Akan tetapi

berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas penyuluh pertanian di

kelompok tani Dahulu Rasa dalam memberdayakan kelompok tani Dahulu Rasa petugas

penyuluh mengalami masalah dalam menyampaikan informasi kepada para petani seperti

sulit dalam mengumpulkan petani untuk melakukan pertemuan rutin dalam

menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pertanian kepada petani dikarenakan

38
intensitas kesibukan masing-masing anggota yang tidak bisa disediakan waktu

bersamaan.

3. Kesulitan Dalam Memperkenalkan Inovasi-inovasi Baru

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas penyuluh pertanian di

kelompok tani Dahulu Rasa, ada permasalahan yang dihadapi oleh petugas penyuluh

dalam memperkenalkan inovasi-inovasi baru kepada para petani yaitu seperti sistem

(jarwo/jajar legowo) yang tidak semua petani menerapkannya, inovasi-inovasi yang

penyuluh sampaikan belum benar-benar diterapkan dan butuh proses berulang-ulang dari

penyuluh kepada petani agar mereka mau menerapkannya.

4. Kesulitan Dalam Memperkenalkan Teknologi Pertanian Yang Baru

Berdasarkan hasil wawancara yang dilalkukan dengan petugas penyuluh pertanian di

kelompok tani dahulu rasa, petugas penyuluh pertanian dalam memperkenalkan teknologi

pertanian yang baru kepada petani mereka mengalami kesulitan karena sulit bagi petani

untuk menerima begitu saja teknologi pertanian baru yang diperkenalkan oleh penyuluh

kepada petani dan petani butuh pembuktian nyata agar petani bisa percaya dan menerima

teknologi pertanian yang diperkenalkan tersebut dapat membantu petani.

5. Kesulitan Dalam Mendampingi Petani Untuk Menggunakan Alat-alat Pertanian

Permasalahan lain yang dihadapi oleh petugas penyuluh pertanian adalah kesulitan dalam

mendampingi petani untuk menggunakan alat-alat pertanian misalnya, petani dalam

melakukan perawatan saprotan kurang sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh

penyuluh.

39
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1) Peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan kelompok tani Dahulu Rasa dilihat dari

5 indikator peranan yaitu: sebagai edukator, fasilitator, motivator, dinamisator dan

innovator. Skor rata-rata peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani

Dahulu Rasa sebesar 2,89. Presentase pencapaian skor maksimum dari nilai tersebut adalah

sebesar 57,80%. Dengan demikian peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan

Kelompok Tani Dahulu Rasa berada pada kategori cukup sesuai harapan, dan Skor rata-

rata keberdayaan petani di Kelompok Tani Dahulu Rasa yakni 3,04 dengan presentase

pencapaian skor maksimum sebesar 60,80%. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan

kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa keberdayaan petani di Kelompok Tani

Dahulu Rasa tergolong cukup sesuai harapan.

2) Permasalahan yang dihadapi oleh petugas penyuluh pertanian dalam memberdayakan

kelompok tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten

Kupang yaitu : (a.) kesulitan dalam melakukan pemberdayaan kelompok tani, (b.) kesulitan

dalam menyampaikan informasi kepada petani, (c.) kesulitan dalam memperkenalkan

inovasi-inovasi baru kepada para petani, (d.) kesulitan dalam memperkenalkan teknologi

40
pertanian yang baru kepada petani, (d.) kesulitan dalam mendampingi petani untuk

menggunakan alat-alat pertanian.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan

1) Pihak penyuluh diharapkan terus memberikan penyuluhan kepada petani terkait

pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa agar usahataninya semakin baik.

2) Pihak penyuluh diharapkan terus membantu dan mendampingi petani dalam melakukan

pemberdayaan kelompok tani.

41
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bahua, I.M. 2010.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian dan
Dampaknya Pada Perilaku Petani Jagung Di Provinsi Gorontalo. Disertasi. Pasca
sarjana IPB. Bogor.
Departemen Pertanian. 2009, Dasar Dasar Penyuluhan Pertanian.Pustaka, Deptan. Jakarta
Deptan] Departemen Pertanian. 2005. Pedoman Umum Pemberdayaan Kelompok tani Penerima
Penguatan Modal Usaha Sebagai Lembaga Keuangan Mikro agribisnis (LKM-A):
Jakarta.
Famili, dkk.2019. Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Keberdayaan Kelompok Tani Di Desa
Tegalharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Jurnal. Pendidikan Luar
Sekolah, Universitas Jember. Jl. Kalimantan No. 37, Tegal Boto, Jember 62811,
Indonesia.
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan JPS Gramedia, Jakarta : Pustaka
Utama, 1999.
Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya. 309 hal.
Irmayanti, K. (2013). Peran Penyuluh Dalam Pemberdayaan Petani Kelapa di
Kecamatan Raya Kabupaten Maros,10-14.
Karniyati dkk. (2019). Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Di
Desa Ampera Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepualauan. Jurnal Aksara Public.
Volume 3. Nomor 2.
Karim Sirait, R. A. (2014). Peran Penyuluh Dalam Pemberdayaan Petani Kelapa Sawit Pola
Swadaya di Kabupaten Kampar. Jurnal Online Mahasiswa Faperta , 2-8
Kartasapoetra, G.1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Kenjam, M.F (2021) ‘Peranan Kelompok Tani Dahulu Rasa Dalam Meningkatkan Produksi
Padi Di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. [Skripsi].
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana hal 58.
Leilani Ani dan Jahi Amri, 2006. Kinerja Penyuluh Pertnian di beberapa Kabupaten Provinsi
Jawa Barat Vol 2, No. 2. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Lestari, E. G., 2011, Peranan Zat Pengatur Tumbuh Dalam Perbanyakan Tanaman Melalui
Kultur Jaringan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian, Jurnal AgroBiogen. Hal 10, Bogor.
Lestari, Ika. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Padang Akademi.
Mardikanto, Totok. (1982). Pengantar Penyuluhan Pertanian. Surakarta: Hapsara
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta : UNS Press. 211 hal.
Mardikanto, Totok. 2007. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutunan
Republik Indonesia. Jakarta. 352 Hal.
Mardikanto,Totok, 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.467 Hal.

42
Marliati dkk. 2008. Faktor-Faktor Penentu Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam
Memberdayakan Petani di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Penyuluhan.
Edisi September. ISSN -1858-2664. Vol. 4 No. 2: Institut Pertanian Bogor.
Manab, Abdul. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta: Kalimedia, 2015.
Materi Penyuluhan Pertanian. Penguatan Kelembagaan Petani Buku II Kelompok Tani Sebagai
Wahana Kerjasama. Pusat Penyuluhan Pertanian. Badan Penyuluhan Dan
Pengembangan SDM Pertanian. Kementrian Pertanian. Tahun 2012
Nikolaus, S. (2005). bahan ajar mandiri, psikologi social. jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian.
Rahwita, Henny & M, Najib. (2010). Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan
Kelompok Tani Di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten
Kutai Kartanegara. [Jurnal]. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Jurnal
ZIRAA’AHVol 28(2): 116-128.
Rita, 2015. Peran Penyuluhan dalam Pemberdayaan Petani Karet Pola Swadaya di Kecamatan
Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Riau, 1-13.
Sabar, A. dan Yulida, 2015. Peran Penyuluhan dalam Pemberdayaan Petani Kelapa Pola
Swadaya di Desa Sungai Lokan Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal
Fakultas Pertanian Universitas Riau, 1-15.
Sapitri, dkk. 2022. Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Di Desa
Sumber Garunggung Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur Provinsi
Kalimantan Tengah (Studi Kasus Kelompok Tani Bali II). Skripsi. fakultas pertanian
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarrmasin
Kalimantan Selatan.
Setiana,L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta : Penerbit
ANDI. 137 hal.
Seuk, dkk. 2021. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Memberdayakan Masyarakat Kelompok
Tani Padi Di Desa Naas Kecamatan Malaka Barat Kabupaten Malaka. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana.
Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardiyono. (1990). Penyuluhan Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Jakarta
Sumardjo. 2010. “Penyuluhan Menuju Pengembangan Kapital Manusia dan Kapital Sosial
dalam Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat”. Orasi Ilmiah Guru Besar dalam Rangka
Dies Natalis IPB ke 47, 18 September 2010. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sumodiningrat, G., 2002. “Ekonometrika Pengantar”. Yogyakarta: BPFE.
Viforit et al., 2014. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh terhadap Tingkat
Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian ( di BPP Pematang
Sijonam, Kabupaten Serdang Bedagan ). Medan: Universitas Sumatera Utara. Jurnal
Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 3 (5).
Wicaksono, I. A. (2020). Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Pemberdayaan Petani di
Kelompok Tani Sriwidodo Desa Lubang Lor Kecamatan Butu Kabupaten Purworejo.
Riset Agribisnis dan Peternakan, 59-67.

43

Anda mungkin juga menyukai