FAKULTAS PERTANIAN
Nim : 1904020138
BAB I
PENDAHULUAN
nasional, karena di sektor inilah yang menjadi mata pencaharian bagi sebagian besar penduduk
keberhasilan petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya. Petani dikatakan berhasil apabila
petani tersebut telah memiliki kemauan, kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang tinggi
dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga maupun sesama anggota kelompok
tani, dengan demikian akan berdampak pula pada peningkatan perekenomian Nasional.
1
Berangkat dari hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu kegiatan yang berguna bagi petani, salah
keluarganya yang meliputi kegiatan alih pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh
lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluh
pertanian haruslah ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara
efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi
pada masalah yang dihadapi oleh petani (Mardikanto, 2009). Oleh sebab itu penyuluh memegang
peranan penting dalam membimbing petani agar dapat memberikan yang terbaik dalam
pengelolaan usahatani yang dilakukannya. Untuk meningkatkan efektivitas sistem kerja latihan
dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan guna menumbuhkan peran petani, pembangunan
pertanian, maka dilakukanlah pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani yang telah terbentuk
agar nantinya kelompok tani mampu berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang memadai dan
selanjutnya mampu menopang anggotanya (Najib dan Rahwita, 2010). Dengan adanya
penyuluhan, diharapkan semua informasi yang berkembang dapat diserap dan diterima oleh
petani, semakin banyak informasi yang didapat dan dimanfaatkan oleh petani maka penyuluhan
Desa Mata Air merupakan salah satu desa yang sebagian masyarakatnya bergerak
dibidang pertanian khususnya tanaman pangan (padi, jagung, kacang-kacangan), dan tanaman
pangan hortikultura yang terbentuk dalam kelompok tani. Peranan penyuluh pertanian di desa ini
sangat dibutuhkan untuk untuk mendorong usaha kelompok tani dalam budidaya tanaman
pangan, perkebunan dan sayuran yang mampu meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan
bagi masayarakat setempat khususnya masyarakat yang masuk ke dalam kelompok tani. Salah
2
satu kelompok tani yang menjadi sumber perekonomian utama di Desa Mata Air adalah Dahulu
Rasa. Kelompok tani Dahulu Rasa dibentuk oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) pada
tahun 1968 yang diketuai oleh Yusuf Logo dan sudah dipayungi oleh badan hukum atau
berbadan hukum. Terbentuknya Kelompok Tani Dahulu Rasa di motivasi karena sebagian besar
petani pada waktu itu masih kekurangan ilmu, bercocok tanam, dan sulitnya mendapatkan pupuk
sehingga mereka membentuk kelompok tani agar dapat merangkul para anggota petani untuk
merubah pola pikir, perilaku dan sikap para anggota kelompok untuk bisa bercocok tanam.
Tujuan dari kelompok tani yaitu menghimpun setiap anggota kelompok, membangun komitmen
anggota kelompok, semangat gotong royong, kerjasama demi mencapai tujuan bersama.
Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu dengan
mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan
yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta merubah sikap dan perilaku petani beserta
keluarganya dari tradisional menjadi modern dalam hal bercocok tanam (Suhardiyono,1990).
Fakta di lapangan, menunjukkan bahwa kesetaraan antara penyuluh dan petani belum terwujud
dengan baik, hubungan yang terjalin adalah seperti antara guru dan murid. Interaksi antara
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kenjam (2021) bahwa peranan
kelompok tani Dahulu Rasa dalam meningkatkan produksi Padi di Desa Mata Air Kecamatan
Kupang Tengah Kabupaten Kupang adalah kategori “Sedang” dengan persentase pencapaian
skor maksimum dari skor rata-rata sebesar 52,55%, Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan
usahatani, Kelompok Tani Dahulu Rasa masih cenderung menghadapi kendala-kendala sebagai
3
berikut: (a) rendahnya kualitas sumber daya manusia anggota kelompok tani, (b) lamban
menerima dan mengadopsi teknologi usahatani yang diperkenalkan, sehingga sulit bagi mereka
meningkatkan partisipasi petani untuk bekerjasama dengan ikut serta dalam kegiatan program
kerja dan mendukung jalannya program kerja, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tenaga penyuluh di Kelompok Tani Dahulu Rasa Desa Mata Air sangat diperlukan dalam
pemberdayaan kelompok tani. Peran penyuluh sebagai pendidik, pemimpin, dan penasehat
sangat diperlukan oleh Kelompok Tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang
Tengah Kabupaten Kupang untuk mengetahui permasalahan petani di lapangan dan membantu
pengetahuan atau cara-cara baru dalam budidaya tanaman agar petani lebih terarah dalam
usahataninya. Penyuluh dapat membimbing dan memotivasi petani agar mau merubah cara
berfikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan dan mau menerima cara- cara bertani baru yang
Guna menghasilkan petani yang berkualitas, penyuluh dan petani haruslah menerapkan
kelompok tani. Pemberdayaan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh kelompok atau
masyarakat yang berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi
dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan sebagai proses serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu yang
mengalami kemiskinan. Pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai
oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
4
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat fisik, ekonomi
maupun seperti memiliki kepercayaan diri, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan sosial (Lestari, 2011:
10). Pemberdayaan juga dapat membantu petani yang selama ini mengalami kesulitan dapat
terbantu dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan ini, Penulis tertarik untuk
meneliti “Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa di Desa
Berdasarkan uraian di atas maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Kelompok Tani Dahulu Rasa Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
Tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai bahan masukkan dalam
5
memberdayakan kelompok tani di suatu daerah terutama untuk meningkatkan
produktivitas Pangan dan pendapatan petani di kelompok tani Dahulu Rasa Desa Mata
2. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi para
kelompok tani
b. Sebagai tambahan informasi dan juga untuk menambah pengetahuan dan wawasan
wilayah.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Kelompok tani Dahulu Rasa merupakan salah satu kelompok tani di Desa Mata Air,
yang dibentuk oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) pada tahun 1968 yang diketuai oleh
Yusuf Logo dan sudah dipayungi oleh badan hukum atau berbadan hukum. Terbentuknya
Kelompok Tani Dahulu Rasa di motivasi karena sebagian besar petani pada waktu itu masih
kekurangan ilmu, bercocok tanam, dan sulitnya mendapatkan pupuk sehingga mereka
membentuk kelompok tani agar dapat merangkul para anggota petani untuk merubah pola pikir,
perilaku dan sikap para anggota kelompok untuk bisa bercocok tanam, tujuan dari kelompok tani
keluarganya yang meliputi kegiatan alih pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh
lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluh
memegang peranan penting dalam memberikan yang terbaik dalam pengelolaan usaha tani yang
dilakukan oleh petani. Oleh karena itu, penyuluh pertanian haruslah ahli pertanian yang
berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani sehingga dapat
mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani.
Guna merealisasikan bahwa kegiatan penyuluhan dapat berperan dalam pemberdayaan kelompok
tani, maka penyuluh yang melakukan penyuluhan haruslah memiliki peran antara lain: edukator,
7
Peran penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa di Desa
Mata Air masih belum terwujud dengan baik seperti kesetaraan antara penyuluh dan petani. Oleh
karena itu, Tenaga penyuluh di Kelompok Tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air sangat diperlukan
dalam pemberdayaan kelompok tani. Pemberdayaan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
kelompok atau masyarakat yang berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
8
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Skema berikut ini.
9
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di kelompok tani Dahulu Rasa Desa Mata Air Kecamatan
Kupang Tengah Kabupaten Kupang dari bulan April-Mei 2023. Pemilihan lokasi ini dilakukan
secara sengaja ( Purposive Sampling) dengan alasan kelompok tani tersebut merupakan salah
satu kelompok tani di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang yang
sedang mengembangkan produksi usahataninya dari budidaya hingga pemasaran. Selain itu,
masih banyak problematika yang terjadi pada anggota kelompok taninya seperti masih
mengalami kekurangan sumberdaya manusia, baik dari segi proses penanaman sampai
pemasaran, maka petani membutuhkan tenaga-tenaga penyuluh dalam menerapkan cara atau
proses yang dapat meningkatkan kebutuhan ekonomi masyarakat khusunya petani yang termasuk
dalam anggota kelompok tani Dahulu Rasa Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah
Kabupaten Kupang.
Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus. Metode sensus adalah
teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Berhubung
anggota Kelompok Tani Dahulu Rasa hanya sedikit yaitu 40 petani dengan demikian semuanya
di tentukan sebagai responden dan pada sampel ini digunakan juga 1 orang PPL yang bertugas di
Kelompok Tani Dahulu Rasa, Jadi jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini sebanyak 41
orang.
sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang
10
diperoleh langsung dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar
pertanyaan atau kuesioner, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga
atau instansi atau dinas yang terkait dengan gambaran umum keadaan suatu daerah, keadaan
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survei melalui
kegiatan:
a. Observasi
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu
masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-check ingin atau
yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya
terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada
seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap – cakap secara tatapmuka. Pada
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang
instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang
11
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek atau oleh orang lain tentang
subjek.
1. Variabel Pengamatan
a. Identitas responden meliputi: Nama lengkap responden, jenis kelamin (L/P), umur
a. Defenisi Operasional
Peran penyuluh pertanian dalam pemberdayaan kelompok tani Dahulu Rasa merupakan
segala upaya untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usaha tani
yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan,
pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan
lahan pertanian dan kemudahan akses ilmu. dalam proses pembangunan sumberdaya manusia.
tani diantaranya:
1. Memberikan pelatihan atau cara dalam penggunaan teknologi baru, dan aktif dalam
12
membina menjalankan tugas dan fungsinya dalam menghadiri dan memfasilitasi
2. Memberikan dukungan dan semangat kepada kelompok tani agar mau dan mampu
4. Melakukan evaluasi saat kegiatan berlangsung, sebelum kegiatan dimulai, dan evaluasi
5. Menyediakan sarana dan prasarana pertanian yang dibutuhkan oleh kelompok tani.
b. Konsep Pengukuran
Untuk mengukur peran penyuluh pertanian, perlu diketahui bagaimana persepsi petani
terhadap apa yang dilakukan penyuluh pertanian dalam Pemberdayaan kelompok tani Dahulu
Rasa. Untuk mengukur persepsi tersebut dilakukan dengan skala ordinal. Skala ordinal
merupakan skala yang disusun berdasarkan tingkatan tertentu dalam urutan dari yang terendah
sampai yang tertinggi. Untuk mengkuantitatifkan data ordinal yang diperoleh, digunakan skala
likert.
Skala Likert adalah skala dalam bentuk skor yang terdiri dari skor : 1,2,3,4, dan 5.
Kepada responden diajukan beberapa pertanyaan. Alternatif jawaban responden ada lima
kemungkinan : sangat tidak sesuai harapan, tidak sesuai harapan, cukup sesuai harapan, sesuai
harapan, sangat sesuai harapan. Kalau jawabannya sangat tidak sesuai harapan diberi skor 1,
tidak sesuai harapan diberi skor 2, cukup sesuai harapan diberi skor 3, sesuai harapan diberi skor
13
1. Untuk menjawab tujuan 1, yaitu untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian dalam
a) Membuat kategori rujukan terlebuh dahulu Dengan mencari nilai interval atau lebar
R−r
i= ………………………………………………..(3)
n
Dimana :
I : Nilai interval
r : Nilai presentase pencapaian skor maksimum dari skor terendah (20%) diperoleh
dari 1 / 5×100%
n : Jumlah kategori/kelas=5
Selanjutnya dilakukan perhitungan mancari nilai interval (i) ; karena R = 100% dan r =
20%, maka nilai Range = 100% - 20% = 80%. Jadi besarnya nilai I adalah range dibagi
Tabel 3.1 Kategori Rujukan Tingkat Peran Penyuluh Pertanian dalam Pemberdayaan
Kelompok Tani
b) Menghitung skor rata-rata peran penyuluh pertanian menurut persepsi petani dengan
∑n1 xi
×= ………………………………………………….(4)
n. p
Keterangan :
×=Skor rata−rata
p = jumlah pertanyaan
c) Mencari nilai persentasi pencapaian skor maksimum dari skor rata-rata dengan rumus
pada persamaan 5:
skor rata−rata
%= x 100 % … . (5 )
skor maksimum
d) Membandingkan nilai presentase pencapaian skor maximum dari skor rata-rata dengan
kategori rujukan. Pada kategori mana nilai itu berada pada kategori rujukan, itulah
kategori dari peran penyuluh pertanian dalam pemberdayaan kelompok tani Dahulu Rasa.
2. Untuk menjawab tujuan ke-2, data dianalisis dengan metode kualitatif, yakni
15
BAB IV
Secara administrasi Desa Mata Air merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Kupang Tengah Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur dengan luas wilayah 600.000 m2
dengan kondisi topografi wilayah pada umumnya datar dengan ketinggian 63 meter di atas
permukaan laut (mdpl) dengan batas wilayah Desa Mata Air : Sebelah Utara berbatasan dengan
Teluk Kupang, sebelah Selatan berbatasan dengan Penfui Timur dan Oelnasi, sebelah Barat
berbatasan dengan Kelurahan Tarus, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Noelbaki. Desa
Mata Air terletak lebih kurang 1,5 km ibu kota Desa ke ibu kota Kecamatan dan lebih kurang 25
KM dari kota kabupaten dan kurang lebih 20 KM dari pusat ibu kota Provinsi. Luas wilayah
Desa Mata Air terbagi dalam 14 Rw 32 Rt dan 5 Dusun, masing-masing dusun 1 Mata Air,
dusun II Boapuah, dusun III Kampung Baru, dusun IV Oetete I (satu), dusun V Oetete II (dua).
Pada umumnya kondisi iklim Desa Mata Air tidak jauh berbeda dengan kondisi iklim
wilayah Kabupaten Kupang secara keseluruhan, yaitu 4-5 bulan mengalami musim hujan yang
berlangsung antara bulan November atau Desember sampai bulan Maret, dan 7-8 bulan musim
kemarau yang berlangsung dari bulan Maret atau April sampai bulan November.
1. Penduduk Desa Mata Air Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
16
Penduduk di Desa Mata Air berjumlah 6.061 jiwa yang tercakup dalam 1.268 Kepala
Keluarga (KK) yang tersebar pada lima dusun di mana perbandingan antara kaum Laki-laki
dan Perempuan tidak berbeda jauh. Jumlah penduduk Laki-laki 3.092 jiwa dan kaum
Perempuan 2.969 jiwa. Rincian penduduk Desa Mata Air dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
sebagian besar berprofesi sebagai Petani (54,33%), disusul Buruh (15,28%), Wiraswasta
(11,85%), PNS (11,85%), Nelayan (2,52%), Pegawai Swasta (2,27%), dan TNI/POLRI
17
7 Wiraswasta 235 11,85
Jumlah 1.982 100
Sumber Data Profil Desa Mata Air 2023
3. Keadaan Pendidikan
Keadaan pendidikan formal di Desa Mata Air didominasi oleh penduduk yang
berpendidikan SD yakni sebanyak 1.490 orang (28,83%), SMP sebanyak 1.480 orang
(28,63%), SMA sebanyak 1.744 orang (33,74%) Sarjana berjumlah 435 orang (6,67%)
sedangkan Diploma merupakan tingkat pendidikan yang paling sedikit yakni berjumlah
109 orang (1,93%). Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
4. Keadaan Pertanian
Desa Mata Air merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kupang Tengah yang
memiliki potensi dan keunggulan di sektor pertanian dengan luas lahan Persawahan 350
Ha, 155 Ha perkebunan dan padang peternakan, 495 Ha hutan produktif , dan 30 Ha
hutan manggrove.
Potensi dan keunggulan di sektor pertanian yang dimiliki seperti tanaman pangan
seperti mangga, pisang, kelapa, nangka dan sirsak. Setiap kegiatan usahatani jalankan
18
dimulai dari sektor tanaman pangan, hortikultura dan buah-buahan yang diusahakan oleh
petani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Desa Mata Air memiliki 13 kelompok
tani yang diantaranya 10 kelompok tani hortikultura, termaksud petani padi sawah, 2
kelompok tani air tawar bioflog dan tambak. Petani di Desa Mata Air lebih banyak
Hortikultura. Serta memiliki tiga lokasi sumber mata air yang ada yaitu, Naimanu, Oeloli
dan Woapuah namun air yang ada saat ini sedang turun, karena dilihat dari keadaan
sekarang yaitu musim kering, penggunaan debit air yang hanya 0,39 liter per detik artinya
kesamaan komoditas dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
Kelompok tani Dahulu Rasa dibentuk oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) pada tahun
1968 yang diketuai oleh Yusuf Logo dan sudah dipayungi oleh badan hukum atau berbadan
hukum Terbentuknya Kelompok Tani Dahulu Rasa di motivasi karena sebagian besar petani
pada waktu itu masih kekurangan ilmu, bercocok tanam, dan sulitnya mendapatkan pupuk
sehingga mereka membentuk kelompok tani agar dapat merangkul para anggota petani untuk
merubah pola pikir, perilaku dan sikap para anggota kelompok untuk bisa bercocok tanam,
tujuan dari kelompok tani yaitu menghimpun setiap anggota kelompok, membangun komitmen
anggota kelompok, semangat gotong royong, kerjasama demi mencapai tujuan bersama. Adapun
a. Kelas belajar
19
b. Wahana Kerjasama
Struktur organisasi dan tata kerja kelompok tani di lokasi penelitian masih sangat
sederhana yakni terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan anggota. Untuk lebih jelasnya
1. Ketua
a. Menjalankan roda organisasi sehingga anggota kelompok tani bisa dibina dan ada
2. Sekretaris
a. Mencatat semua administrasi organisasi kelompok tani demi untuk kepentingan dan
3. Bendahara
a. Mengatur dan mencatat semua input, output kelompok serta iuran anggota baik itu
20
4.2 Karakteristik Responden
Responden dari penelitian ini adalah petani yang termasuk ke dalam anggota Kelompok
Tani Dahulu Rasa. Karakteristik responden meliputi : Umur, tingkat pendidikan jumlah
tanggungan keluarga.
Salah satu faktor lingkungan utama yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
mencari nafkah dan menentukan seberapa baik mereka bekerja, terutama dalam bertani, adalah
usia mereka. Kemampuan bekerja akan menurun seiring bertambahnya usia petani, yang
tentunya akan berdampak pada produktivitas. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia tahun
2020 tenaga kerja yang berusia produktif yaitu yang berusia > 15 tahun dan <65 tahun dianggap
lebih produktif dan lebih mampu dalam melakukan usahataninya dibandingkan dengan petani
yang tidak produktif yaitu yang berusia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun. Namun umur
bukanlah suatu batasan bagi seseorang dalam menjalankan usahataninya selagi orang itu masih
mampu dan kuat dalam melakukan usahataninya. Distribusi responden berdasarkan umur di
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik umur responden kelompok tani
Dahulu Rasa di Desa Mata Air didominasi oleh umur kategori 2 yaitu berjumlah 40 orang
(97,56%) dimana pada usia ini masih tergolong produktif, Kemudian selanjutnya pada kategori 3
berjumlah 1 orang (2,44%) dimana pada usia ini kurang produktif lagi dan yang terakhir pada
21
kategori 1 yang tidak seorangpun tidak produktif. Responden yang memiliki umur kurang
produktif bukanlah salah satu faktor untuk tidak dapat bekerja lagi di bidang pertanian namun
terlihat bahwa responden yang berumur kurang produktif secara fisik mereka masih mampu
bekerja sebagai tanggung jawabnya untuk membantu kebutuhan rumah tangga dan mereka lebih
Dalam menentukan atau menerima sebuah inovasi baru, tingkat pendidikan sangatlah
berpengaruh terhadap pola pikir dalam mengambil keputusan menerima inovasi. Tingkat
pendidikan seseorang adalah suatu indikator yang dapat mencerminkan untuk dapat
seseorang dianggap mampu melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Kemampuan berpikir dari
seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang pada umumnya
sangat berpengaruh pada tingkat pendidikan yang dimiliki baik itu pendidikan formal maupun
nonformal (Lestari, 2011). Namun, dalam penelitian ini, tingkat pendidikan yang dimaksud
Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau 56,10% dari total
responden memiliki riwayat pendidikan yang hanya menempuh jenjang pendidikan SD,
kemudian diikuti secara berturut-turut responden yang berpendidikan SMA (26,83%), responden
22
yang berpendidikan SMP (14,63%), dan responden yang berpendidikan Diploma/Sarjana hanya
(2.44%) .
Jumlah anggota yang banyak dapat menyebabkan kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya
adalah semakin banyak anggota keluarga menuntut petani untuk mendapatkan uang yang lebih
cepat guna memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kelebihannya yakni anggota keluarga dapat
turut membantu dalam kegiatan usahataninya sehingga menghemat biaya yang dikeluarkan
daripada member upah tenaga kerja di luar. Tanggungan keluarga responden terdiri dari istri,
anak maupun orang lain yang tinggal menetap dalam keluarga serta kehidupannya tergantung
Data pada Tabel 4.6 terlihat bahwa presentase responden memiliki tanggungan keluarga
antara 1 – 2 orang sebesar 2,44%, responden yang memiliki tanggungan keluarga >2 orang
sebesar 97,56%. Berdasarkan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa presentase jumlah
tanggungan keluarga tertinggi dalam menunjang pengembangan agribisnis terdapat pada yang
23
4.3 Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa di
Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata peranan penyuluh
pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa sebesar 2,89. Presentase
pencapaian skor maksimum dari nilai tersebut adalah sebesar 57,80%. Dengan demikian persepsi
petani terhadap peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa
berada pada kategori cukup sesuai harapan, Karena yang diharapkan oleh petani dari penyuluh
kelompok tani.
b. Materi atau informasi yang diberikan penyuluh pertanian sudah cukup sesuai
atau solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi kelompok tani sehingga setiap
tani seperti modal, teknologi sarana dan prasarana pendukung petani, contohnya :
24
penyuluh pertanian memberikan modal untuk kelompok tani dalam
folder, buku, dan leaflet dalam menyampaikan materi kepada kelompok tani.
Penyuluh pertanian membagikan pupuk dan pestisida pertanian serta alat dan
mesin pertanian seperti traktor kepada kelompok tani untuk digunakan dalam
mengolah lahan, dan penyuluh membantu juga dalam bentuk prasarana yang
contohnya : traktor serta pupuk yang diberikan kepada kelompok tani yang
menggunakannya.
25
c. Penyuluh berperan dalam meningkatkan potensi dan kemampuan yang ada pada
penyuluhan.
usahatani.
e. Penyuluh menerapkan cara dalam berusahatani yang baik dan benar kepada
dapat menjamin keberhasilan usaha tani, penggunaan alat mesin pertanian yang
dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam mengolah lahan pertanian dan
meningkatkan produksi.
baru, contohnya : metode penyuluhan yang dipilih oleh penyuluh pertanian agar
26
teknologi yang diinformasikan lebih mudah diterima petani, sehingga petani
diharapkan lebih cepat tahu, mau dan mampu melaksanakan kegiatan pertanian
lahan, biaya panen, biaya angkut, dan biaya penanganan pasca panen.
Rincian peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa dapat
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Penyuluh Pertanian Dalam
Pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa
No Pencapaian Skor Kategori Peranan Penyuluh Frekuensi Presentase (%)
Maksimum (%) Pertanian
1. 20-35 Sangat Tidak Sesuai Harapan 0 0.00
2. 36-51 Tidak Sesuai Harapan 9 22.50
3. 52-67 Cukup Sesuai Harapan 26 65.00
4. 68-83 Sesuai Harapan 4 10.00
5. 84-100 Sangat Sesuai Harapan 1 2.50
Jumlah 40 100.00
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023
Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 65% dari total
Tani Dahulu Rasa termasuk dalam kategori cukup sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-
turut oleh petani yang menjawab tidak sesuai harapan (22,50%), sesuai harapan (10,00%),
sangat sesuai harapan (2,50%) dan tidak ada seorangpun petani responden yang memberikan
persepsi bahwa peranan penyuluh mengenai pemberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa
27
termasuk dalam kategori sangat tidak sesuai harapan (0%). Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat dikatakan bahwa keberadaan penyuluh dalam pemberdayaan kelompok tani dahulu rasa
dinilai cukup baik karena cukup sesuai yang diharapkan oleh petani. Kategori yang di dapat
dipengaruhi oleh beberapa indikator dari peranan itu sendiri dimana peranan penyuluh pertanian
yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup lima indikator peranan sebagai berikut : edukator,
fasilitator, motivator, dinamisator dan inovator. Kelima indikator tersebut akan dirincikan seperti
uraian berikut :
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden
terhadap Peranan penyuluh pertanian sebagai edukator dalam pemberdayaan Kelompok Tani
Dahulu Rasa yakni 3,49 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 69,70%. Nilai
tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
petani mengenai peranan penyuluh pertanian sebagai edukator dalam pemberdayaan Kelompok
Tani Dahulu Rasa tergolong sesuai harapan, karena harapan kelompok tani terhadap penyuluh
pertanian sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tani yaitu :
a. Penyuluh memberikan materi atau informasi kepada kelompok tani, contohnya : seperti
meningkatkan pengetahuan petani terhadap ide baru untuk pemberdayaan kelompok tani.
b. Materi atau informasi yang diberikan penyuluh pertanian sudah cukup sesuai dengan
kemampuan petani untuk mengubah perilaku dan kebiasaan berusaha tani menjadi lebih
baik.
28
e. Penyuluh memberikan informasi kepada kelompok tani, contonya : tentang cara atau
solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi kelompok tani sehingga setiap masalah
Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai edukator dapat dilihat pada
tabel berikut:
Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 47,50% dari total
responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai edukator termasuk dalam
kategori sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab cukup sesuai
harapan, sangat sesuai harapan, tidak sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani responden
yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai edukator termasuk dalam kategori
sangat tidak sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberadaan
penyuluh sebagai edukator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai baik karena sesuai
yang diharapkan oleh petani. Hal ini dibuktikan dengan perubahan petani dalam melakukan
segala rangkaian kegiatan budidaya tanaman mulai dari olah lahan hingga panen.
29
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden
terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam pemberdayaan Kelompok Tani
Dahulu Rasa yakni 2,77 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 55,30%. Nilai
tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
petani mengenai peranan penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam pemberdayaan Kelompok
Tani Dahulu Rasa tergolong cukup sesuai harapan, karena harapan kelompok tani terhadap
penyuluh pertanian sudah cukup sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tani yaitu :
seperti modal, teknologi sarana dan prasarana pendukung petani, contohnya : penyuluh
penyuluh pertanian menyediakan media penyuluhan tercetak seperti poster, folder, buku,
c. Penyuluh membantu dalam bentuk teknologi sarana dan prasarana, contohnya: Penyuluh
pertanian membagikan pupuk dan pestisida pertanian serta alat dan mesin pertanian
seperti traktor kepada kelompok tani untuk digunakan dalam mengolah lahan, dan
penyuluh membantu juga dalam bentuk prasarana yang meliputi akses pembiayaan dan
d. Fasilitas yang diberikan oleh penyuluh semua anggota bisa merasakannya, contohnya :
traktor serta pupuk yang diberikan kepada kelompok tani yang digunakan dalam
30
Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai fasilitator dapat dilihat
Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 62,50% dari total
responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai fasilitator termasuk dalam
kategori cukup sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab tidak
sesuai harapan, sesuai harapan, tidak sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani responden
yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai fasilitator termasuk dalam kategori
sangat sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberadaan
penyuluh sebagai fasilitator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai cukup baik karena
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden
terhadap Peranan penyuluh pertanian sebagai motivator dalam pemberdayaan Kelompok Tani
Dahulu Rasa yakni 3,49 dengan presentasi pencapaian skor maksimum sebesar 69,70%. Nilai
tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
petani mengenai peranan penyuluh pertanian sebagai motivator dalam pemberdayaan Kelompok
31
Tani Dahulu Rasa tergolong sesuai harapan, karena yang diharapakan kelompok tani dari
penyuluh pertanian sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tani yaitu :
kepercayaan diri, mendorong partisipasi dan mendorong kelompok tani untuk mencapai
b. Penyuluh melakukan pertemuan dalam upaya untuk memotivasi kelompok tani, contonya
: penyuluh melakukan pertemuan rutin dengan kelompok tani sehingga petani termotivasi
c. Penyuluh berperan dalam meningkatkan potensi dan kemampuan yang ada pada diri
Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai motivator dapat dilihat
Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 52,50% dari total
responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai motivator termasuk dalam
kategori sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab cukup sesuai
harapan, sangat sesuai harapan, tidak sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani responden
yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai motivator termasuk dalam kategori
sangat tidak sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberadaan
32
penyuluh sebagai motivator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai baik karena sesuai
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden
terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai dinamisator dalam pemberdayaan Kelompok Tani
Dahulu Rasa yakni 3,04 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 60,80%. Nilai
tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
Kelompok Tani Dahulu Rasa tergolong cukup sesuai harapan, karena yang diharapan kelompok
tani dari penyuluh pertanian sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tani yaitu :
penyuluhan.
usahatani.
e. Penyuluh menerapkan cara dalam berusahatani yang baik dan benar kepada kelompok
tani, contohnya : setiap petani harus mampu mengkombinasikan unit produksi ke dalam
satu usahatani secara keseluruhan. Dengan demikian petani dapat menghitung biaya
dalam usahataninya.
33
Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai dinamisator dapat dilihat
Dari Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 55,00% dari total
responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai dinamisator termasuk dalam
kategori cukup sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab sesuai
harapan, tidak sesuai harapan, sangat sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani responden
yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai motivator termasuk dalam kategori
sangat tidak sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberadaan
penyuluh sebagai dinamisator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai cukup baik
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi petani responden
terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai inovator dalam pemberdayaan Kelompok Tani
Dahulu Rasa yakni 2,30 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 45,90%. Nilai
tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
petani mengenai peranan penyuluh pertanian sebagai inovator dalam pemberdayaan Kelompok
34
Tani Dahulu Rasa tergolong tidak sesuai harapan karena yang diharapkan oleh kelompok tani
dari penyuluh pertanian tidak sesuai dengan harapan kelompok tani, contohnya seperti :
a. Penyuluh tidak memberikan inovasi teknologi pertanian terbaru kepada kelompok tani,
contohnya : dalam penggunaan bibit unggul yang memiliki mutu terjamin sehingga dapat
menjamin keberhasilan usaha tani, penggunaan alat mesin pertanian yang dapat
meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam mengolah lahan pertanian dan pemupukan
yang dilakukan untuk memberikan nutrisi pada tanaman guna meningkatkan produksi.
b. Penyuluh tidak melaksanakan demplot dalam rangka mendapatkan dan menguji temuan
baru, contohnya : metode penyuluhan yang dipilih oleh penyuluh pertanian agar
teknologi yang diinformasikan lebih mudah diterima petani, sehingga petani diharapkan
lebih cepat tahu, mau dan mampu melaksanakan kegiatan pertanian dengan contoh yang
nyata.
kepada kelompok tani, contohnya : dalam perhitungan biaya pengolahan lahan, biaya
Rincian persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian sebagai inovator dapat dilihat pada
tabel berikut:
35
Jumlah 40 100.00
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023
Dari Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 47,5% dari total
responden memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai inovator termasuk dalam
kategori tidak sesuai harapan, kemudian diikuti berturut-turut oleh petani yang menjawab sangat
tidak sesuai harapan, cukup sesuai harapan, sesuai harapan dan tidak ada seorangpun petani
responden yang memberikan persepsi bahwa peranan penyuluh sebagai inovator termasuk dalam
kategori sangat sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa
keberadaan penyuluh sebagai inovator di lingkungan kelompok tani Dahulu Rasa dinilai tidak
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa skor rata-rata keberdayaan Kelompok
Tani Dahulu Rasa yakni 3,04 dengan presentase pencapaian skor maksimum sebesar 60,80%.
Nilai tersebut jika dibandingkan dengan kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa
keberdayaan Kelompok Tani Dahulu Rasa tergolong cukup sesuai harapan karena harapan
kelompok tani dari penyuluh pertanian terhadap keberdayaan kelompok tani sudah sesuai dengan
a. Kelompok tani berpartisipasi secara aktif dan menghadiri setiap pertemuan kegiatan
penyuluhan.
36
e. Penyuluh menerapkan pengetahuan kepada kelompok tani dalam
memanfaatkan/mengolah usahatani.
Rincian persepsi petani mengenai keberdayaannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Jumlah 40 100.00
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2023
Dari Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani atau 80,00% dari total
responden memberikan persepsi bahwa keberdayaan kelompok tani termasuk dalam kategori
cukup sesuai harapan, kemudian diikuti oleh petani yang menjawab sesuai harapan, dan tidak
ada seorangpun petani responden yang memberikan persepsi bahwa keberdayaan kelompok tani
Dahulu Rasa termasuk dalam kategori sangat tidak sesuai harapan, tidak sesuai sesuai harapan,
sangat sesuai harapan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa keberdayaan
kelompok tani dengan keberadaan penyuluh di kelompok tani Dahulu Rasa dinilai cukup baik
selalu saja ada permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakannya. Seperti halnya pada
37
petugas penyuluh pertanian yang bertugas di kelompok tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air
Berdasarkan wawancara dengan petugas penyuluh pertanian kelompok tani Dahulu Rasa,
kelompok tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang :
Kegiatan Pemberdayaan kelompok tani sangat penting untuk dilakukan sehingga dapat
pemberdayaan kelompok tani ada saja permasalahan yang dihadapi oleh petugas
petugas penyuluh di kelompok tani Dahulu Rasa ada beberapa permasalahan yang
dihadapi dalam memberdayakan kelompok tani Dahulu Rasa antara lain : Dalam
merubah (PKS) Perilaku, Keterampilan, Sikap petani dalam berkelompok dan juga Tata
kelola administrasi kelompok khususnya ADART yang masih perlu dibenahi lagi.
Informasi adalah pesan atau kumpulan pesan (pemberitahuan) yang memiliki makna yang
ingin disampaikan kepada orang lain dalam bentuk lisan maupun tidak lisan. Akan tetapi
kelompok tani Dahulu Rasa dalam memberdayakan kelompok tani Dahulu Rasa petugas
penyuluh mengalami masalah dalam menyampaikan informasi kepada para petani seperti
38
intensitas kesibukan masing-masing anggota yang tidak bisa disediakan waktu
bersamaan.
kelompok tani Dahulu Rasa, ada permasalahan yang dihadapi oleh petugas penyuluh
dalam memperkenalkan inovasi-inovasi baru kepada para petani yaitu seperti sistem
penyuluh sampaikan belum benar-benar diterapkan dan butuh proses berulang-ulang dari
kelompok tani dahulu rasa, petugas penyuluh pertanian dalam memperkenalkan teknologi
pertanian yang baru kepada petani mereka mengalami kesulitan karena sulit bagi petani
untuk menerima begitu saja teknologi pertanian baru yang diperkenalkan oleh penyuluh
kepada petani dan petani butuh pembuktian nyata agar petani bisa percaya dan menerima
Permasalahan lain yang dihadapi oleh petugas penyuluh pertanian adalah kesulitan dalam
melakukan perawatan saprotan kurang sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh
penyuluh.
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan kelompok tani Dahulu Rasa dilihat dari
innovator. Skor rata-rata peranan penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani
Dahulu Rasa sebesar 2,89. Presentase pencapaian skor maksimum dari nilai tersebut adalah
Kelompok Tani Dahulu Rasa berada pada kategori cukup sesuai harapan, dan Skor rata-
rata keberdayaan petani di Kelompok Tani Dahulu Rasa yakni 3,04 dengan presentase
pencapaian skor maksimum sebesar 60,80%. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan
kategori rujukan, maka dapat disimpulkan bahwa keberdayaan petani di Kelompok Tani
kelompok tani Dahulu Rasa di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang yaitu : (a.) kesulitan dalam melakukan pemberdayaan kelompok tani, (b.) kesulitan
inovasi-inovasi baru kepada para petani, (d.) kesulitan dalam memperkenalkan teknologi
40
pertanian yang baru kepada petani, (d.) kesulitan dalam mendampingi petani untuk
5.2 Saran
2) Pihak penyuluh diharapkan terus membantu dan mendampingi petani dalam melakukan
41
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bahua, I.M. 2010.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian dan
Dampaknya Pada Perilaku Petani Jagung Di Provinsi Gorontalo. Disertasi. Pasca
sarjana IPB. Bogor.
Departemen Pertanian. 2009, Dasar Dasar Penyuluhan Pertanian.Pustaka, Deptan. Jakarta
Deptan] Departemen Pertanian. 2005. Pedoman Umum Pemberdayaan Kelompok tani Penerima
Penguatan Modal Usaha Sebagai Lembaga Keuangan Mikro agribisnis (LKM-A):
Jakarta.
Famili, dkk.2019. Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Keberdayaan Kelompok Tani Di Desa
Tegalharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Jurnal. Pendidikan Luar
Sekolah, Universitas Jember. Jl. Kalimantan No. 37, Tegal Boto, Jember 62811,
Indonesia.
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan JPS Gramedia, Jakarta : Pustaka
Utama, 1999.
Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya. 309 hal.
Irmayanti, K. (2013). Peran Penyuluh Dalam Pemberdayaan Petani Kelapa di
Kecamatan Raya Kabupaten Maros,10-14.
Karniyati dkk. (2019). Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Di
Desa Ampera Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepualauan. Jurnal Aksara Public.
Volume 3. Nomor 2.
Karim Sirait, R. A. (2014). Peran Penyuluh Dalam Pemberdayaan Petani Kelapa Sawit Pola
Swadaya di Kabupaten Kampar. Jurnal Online Mahasiswa Faperta , 2-8
Kartasapoetra, G.1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Kenjam, M.F (2021) ‘Peranan Kelompok Tani Dahulu Rasa Dalam Meningkatkan Produksi
Padi Di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. [Skripsi].
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana hal 58.
Leilani Ani dan Jahi Amri, 2006. Kinerja Penyuluh Pertnian di beberapa Kabupaten Provinsi
Jawa Barat Vol 2, No. 2. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Lestari, E. G., 2011, Peranan Zat Pengatur Tumbuh Dalam Perbanyakan Tanaman Melalui
Kultur Jaringan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian, Jurnal AgroBiogen. Hal 10, Bogor.
Lestari, Ika. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Padang Akademi.
Mardikanto, Totok. (1982). Pengantar Penyuluhan Pertanian. Surakarta: Hapsara
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta : UNS Press. 211 hal.
Mardikanto, Totok. 2007. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutunan
Republik Indonesia. Jakarta. 352 Hal.
Mardikanto,Totok, 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.467 Hal.
42
Marliati dkk. 2008. Faktor-Faktor Penentu Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam
Memberdayakan Petani di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Penyuluhan.
Edisi September. ISSN -1858-2664. Vol. 4 No. 2: Institut Pertanian Bogor.
Manab, Abdul. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta: Kalimedia, 2015.
Materi Penyuluhan Pertanian. Penguatan Kelembagaan Petani Buku II Kelompok Tani Sebagai
Wahana Kerjasama. Pusat Penyuluhan Pertanian. Badan Penyuluhan Dan
Pengembangan SDM Pertanian. Kementrian Pertanian. Tahun 2012
Nikolaus, S. (2005). bahan ajar mandiri, psikologi social. jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian.
Rahwita, Henny & M, Najib. (2010). Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan
Kelompok Tani Di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten
Kutai Kartanegara. [Jurnal]. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Jurnal
ZIRAA’AHVol 28(2): 116-128.
Rita, 2015. Peran Penyuluhan dalam Pemberdayaan Petani Karet Pola Swadaya di Kecamatan
Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Riau, 1-13.
Sabar, A. dan Yulida, 2015. Peran Penyuluhan dalam Pemberdayaan Petani Kelapa Pola
Swadaya di Desa Sungai Lokan Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal
Fakultas Pertanian Universitas Riau, 1-15.
Sapitri, dkk. 2022. Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Di Desa
Sumber Garunggung Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur Provinsi
Kalimantan Tengah (Studi Kasus Kelompok Tani Bali II). Skripsi. fakultas pertanian
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarrmasin
Kalimantan Selatan.
Setiana,L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta : Penerbit
ANDI. 137 hal.
Seuk, dkk. 2021. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Memberdayakan Masyarakat Kelompok
Tani Padi Di Desa Naas Kecamatan Malaka Barat Kabupaten Malaka. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana.
Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardiyono. (1990). Penyuluhan Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Jakarta
Sumardjo. 2010. “Penyuluhan Menuju Pengembangan Kapital Manusia dan Kapital Sosial
dalam Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat”. Orasi Ilmiah Guru Besar dalam Rangka
Dies Natalis IPB ke 47, 18 September 2010. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sumodiningrat, G., 2002. “Ekonometrika Pengantar”. Yogyakarta: BPFE.
Viforit et al., 2014. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh terhadap Tingkat
Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian ( di BPP Pematang
Sijonam, Kabupaten Serdang Bedagan ). Medan: Universitas Sumatera Utara. Jurnal
Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 3 (5).
Wicaksono, I. A. (2020). Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Pemberdayaan Petani di
Kelompok Tani Sriwidodo Desa Lubang Lor Kecamatan Butu Kabupaten Purworejo.
Riset Agribisnis dan Peternakan, 59-67.
43