Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Munculnya teknologi dalam bahan bangunan mendukung lahirnya arsitektur modern.


Kaca misalnya, material yang dapat digunakan untuk mengekspresikan space atau ruang,
karena memiliki karakteristik “ada tapi tidak terlihat”. Perkembangan kaca mulai pesat pada
tahun 1806, kaca diproduksi dengan dimensi 2,50 x 2,70 meter. Sehingga pemakaian kaca
untuk jendela dan pintu yang sebelumnya di pandang langka kemudian menjadi gaya
arsitektur yang yang umum. Kini, penggunaan kaca tidak hanya terbatas pada aplikasi
dinding atau pintu saja, melainkan juga telah mampu diaplikasikan pada atap, pengganti
dinding, bahkan lantai. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, kaca menjadi material
yang identik dengan arsitektur modern, dimana ragam dan pengaplikasiannya akan terus
mengalami perkembangan. Maka, penting untuk melakukan kajian mengenai kaca agar
pengetahuan yang kita miliki sejalan dengan perkembangan arsitektur terkini.

Kaca adalah suatu bahan anorganik hasil peleburan beberapa bahan dasar yang
kemudian didinginkan sampai fasa padat. Pasir silika merupakan salah satu dari bahan
utamanya. Kaca adalah material padat dan bening dan transparan (tembus pandang) biasanya
rapuh. Penggunaan kaca dapat diaplikasikan di berbagai elemen bangunan, sektor indutri dan
yang paling sederhana dalam bidang rumah tangga. Kaca memiliki berbagai spesifikasi yang
bervariasi sehingga memudahkan pengguna untuk berbagai keperluan. Kaca memungkinkan
pandangan lebih luas dan tidak terbatas, ini bisa menimbulkan kesan terbuka dan bebas.
Karena kaca merupakan material bangunan yang memungkinkan kita melihat ada apa
dibaliknya, sehingga mata dapat melihat lebih jauh, meskipun secara ruang terbatasi oleh
kaca tersebut.Selain untuk elemen bagunan kaca pun dapat dijadikan sebagi suatu produk
yang bermanfaat, misalnya aquarium, vas bunga, dll. Tapi kaca pun cocok untuk dijadikan
sebagai bahan pendukung dalam pembuatan produk, misalnya dalam pembuatan mebel atau
furniture, mebel atau furniture biasa hanya menggunakan kayu tapi jika mebel atau furniture
kayu tersebut digabungkan dengan kaca maka mebel atau furniture tersebut akan lebih
terlihat bagus,memiliki keindahaan lebih dan juga menambah fungsi mebel atau furniture
tersebut.

1
Pada zaman sekarang, kaca sudah sangat banyak ditemukan dan dipakai dalam berbagai
hal, termasuk dalam bidang arsitektur bangunan. Banyak kesan dan image yang bisa
dimunculkan dengan keterlibatan material kaca sebagai bagian dari interior maupun eksterior
bangunan. Begitu kuatnya efek yang bisa ditimbulkan oleh kaca membuat banyak perancang
bangunan (arsitek maupun interior desainer) memilih kaca sebagai “pembungkus” dan atau
“pengisi” sebuah bangunan atau gedung. Terlebih lagi dengan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan, kaca bisa menjadi elemen utama bangunan bahkan yang bersifat penahan beban
atau struktural, walaupun masih memerlukan elemen pendukung lainnya sebagai rangka atau
penguatnya (lantai kaca, atap kaca, dinding kaca, tangga kaca). Tetapi tidak tertutup
kemungkinan akan munculnya penggunaan kaca solid sebagai penahan beban tanpa adanya
elemen pendukung. Sudah ada perusahaan yang bergerak dalam bidang kaca mulai
mempromosikan penggunaan kaca sebagai kolom.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu definisi dari Kaca ?
2. Bagaimana Proses Pembuatan Kaca ?
3. Bagimanakah Cara Penggunaan Kaca Dalam Kehidupan Sehari-hari ?
4. Apakah Manfaat Dan Kerugian Dari Penggunaan Kaca Pada Konstruksi
Bangunan?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Dari Kaca.
2. Untuk Mengetahui Proses Pembuatan Kaca.
3. Untuk Mengetahui Cara Penggunaan Kaca Dalam Kehidupan Sehari-hari.
4. Untuk Mengetahui Manfaat Dan Kerugian Dari Penggunaan Kaca Pada
Konstruksi Bangunan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kaca

Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut
demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam
zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling)
yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah,
pasir serta berbagai penyusun lainnya. Sifat-sifat kaca yang khas dipengaruhi oleh keunikan
silika (sio2) dan proses pembentukannya. Kaca adalah bahan dibuat oleh silika kering dengan
oksida dasar. Kekasaran dari kaca memberikan beton ketahanan terhadap abrasi yang hanya
dapat dicapai oleh sedikit batu agregat alami. Kaca memiliki sifat-sifat khas dibanding
dengan golongan kramik lainnya. Kaca berasal dari bahan yang bersifat cair namun memiliki
kepadatan tinggi, dan struktur amorf. Atom-atom di dalamnya tidak membentuk suatu jalinan
yang beraturan, seperti kristal, atau biasa disebut gelas. Kaca kebanyakan dibuat
dari silika (sio2), campuran batu pasir dengan fluks yang menghasilkan kekentalan dan tilik
leleh yang tidak terlalu tinggi, untuk kemudian dicampur lagi dengan
bahan stabilisator supaya kuat.

Kaca merupakan sebuah substansi yang keras dan rapuh, serta merupakan padatan amorf.
Hal ini dikarenakan bahan-bahan pembuatan kaca bersifat amorf yang mana dapat meleleh
dengan mudah. Kaca merupakan hasil penguraian senyawa–senyawa inorganik yang mana
telah mengalami pendinginan tanpa kristalisasi. Komponen utama dari kaca adalah silika.
Dalam kehidupan sehari-hari kaca digunakan sebagai cermin, insulator panas, alat-alat
laboratorium, dekorasi, dan pembatas ruang. Menurut Adams dan Williamson, kaca adalah
material amorf yang pada suhu biasa mempunyai bentuk yang keras, tetapi apabila

3
dipanaskan, lama kelamaan akan menjadi lunak, sesuai dengan suhu yang meningkat dan
akhirnya menjadi kental hingga mencapai keadaan cair. Selama proses pendinginan terjadi
proses yang berkebalikan dengan proses peleburan kaca. Kaca memiliki sifat yaitu tahan
terhadap bahan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dapat menahan vakum. Selain memiliki
sifat-sifat tersebut, kaca merupakan bahan yang rapuh dan tidak tahan terhadap benturan.

2.2 Proses Pembuatan Kaca

Di bawah ini merupakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kaca. Setidaknya
terdapat tujuh macam bahan utama dalam pembuatan kaca ini, di antaranya yaitu :

 Pasir : Pasir yang digunakan untuk membuat kaca merupakan pasir kuarsa yang
sangat murni ya. Kandungan besi maksimal pada pasir untuk membuat barang pecah
belah ini yaitu 0,45 persen. Sementara itu, untuk membuat kaca optik, kandungan besi
di dalam pasir tersebut harus kurang dari 0,015 persen. Besi yang terkandung di
dalam pasir kuarsa akan mempengaruhi warna kaca yang dihasilkan.

 Soda : Soda (Na2O) yang digunakan untuk membikin kaca biasanya berasal dari soda
abu padat (Na2CO3). Soda juga bisa diperoleh dari natrium nitrat, bikarbonat, dan
kerak garam.

 Feldspar : Feldspar (P2O.Al2O3.6SiO2) merupakan material yang harganya cukup


murah. Semua bagian dari feldsper merupakan oksida yang dapat digunakan untuk
membentuk kaca.

 Borax : Borax digunakan sebagai bahan tambahan untuk menambahkan Na2O dan
boron oksida. Borax mempunyai daya fluks yang kuat, menurunkan sifat ekspansi
kaca, dan juga meningkatkan ketahanannya terhadap aksi kimia.

 Salt cake : Salt cake atau kerak garam merupakan bahan tambahan yang mempunyai
kegunaan untuk membersihkan buih yang timbul karena bisa mengganggu tanur
tangki. Bahan salt cake ini harus digunakan bersama dengan karbon supaya tereduksi
menjadi sulfat.

4
 Kulet : Kulet adalah kaca yang dihancurkan. Kaca ini biasanya berasal dari barang-
barang pecah belah yang telah rusak dan dihancurkan. Gunanya adalah membantu
proses peleburan.

 Blok refraktori : Blok refraktori digunakan sebagai cetakan bagi kaca cair sehingga
nanti memiliki bentuk dan ukuran sesuai dengan keinginan kita.

Cara Membuat Kaca

 Langkah 1 : Penyiapan Pasir Kuarsa

Pasir kuarsa sering disebut dengan pasir silika yang menjadi bahan baku utama dalam proses
pembuatan kaca. Kaca yang transparan dihasilkan dari pasir yang tidak mengandung besi
sama sekali, apabila kandungan besi pada pasir terlalu banyak maka kaca yang dihasilkan
nantinya akan berwarna kehijau – hijauan. Apabila pasir yang digunakan memang
mengandung besi yang terlalu berlebihan, untuk meningkatkan kualitas kaca dari pasir
tersebut maka Anda dapat menambahkan mangan dioksida.

 Langkah 2 : Penambahan Natrium Karbonat dan Kalsium Oksida

Soda atau natrium karbonat digunakan untuk menurunkan suhu pada bahan baku sesuai
dengan kebutuhan pembuatan kaca, sedangkan kalsium oksida digunakan untuk mencegah
adanya air yang melewati kaca ini. Untuk meningkatkan daya tahan kaca maka dapat juga
ditambahkan oksida magnesium atau aluminium. Berbagai bahan aditif tersebut juga harus
diperhatikan kadar campurannya pada adonan kaca, pastikan tidak boleh dari 26 – 30 persen.

 Langkah 3 : Penambahan Bahan – bahan Kimia Tertentu

Agar kaca memiliki karakteristik sesuai dengan yang kita inginkan maka kita juga dapat
menambahkan bahan kimia tertentu ke dalam adonan kaca. Biasanya penambahan bahan
kimia tertentu ini digunakan untuk membuat jenis kaca dekoratif, sebagai contohnya adalah
oksida yang berfungsi untuk menciptakan kilauan pada permukaan kaca, mempermudah
pemotongan kaca hingga menurunkan titik lelehnya. Sedangkan oksida lantanum bermanfaat
agar kaca yang dihasilkan dapat menyerap panas dengan baik.

 Langkah 4 : Penambahan Bahan Kimia Pemberi Warna

5
Penambahan bahan kimia yang menimbulkan warna juga biasa ditambahkan ke dalam
adonan pembuatan kaca dan umum dilakukan pengerajin kaca. Seperti yang sudah dijelaskan
bahwa kandungan besi pada pasir kuarsa akan menghasilkan kaca berwarna kehijauan,
sedangkan kandungan sulfur akan menyebabkan kaca berwarna kekuningan atau kecokelatan
dan penambahan karbon dalam jumlah tertentu akan menghasilkan kaca berwarna kehitam –
hitaman.

 Langkah 5 : Persiapan Proses Pembuatan

Masukkan semua jenis bahan dasar pembuatan kaca ke dalam wadah yang bersifat tahan
panas dan jangan lupa tambahkan juga bahan – bahan kimia aditif untuk menghasilkan
karakteristik tertentu pada kaca yang akan dibuat. Apabila Anda ingin membuat kaca yang
bening sempurna maka pastikan kemurnian pasir kuarsa yang digunakan, pastikan kandungan
besinya sangat rendah atau tidak ada sama sekali.

 Langkah 6 : Pemasakan Bahan Menjadi Cairan

Proses ini biasanya menggunakan tungku gas atau listrik untuk memanaskan dan memasak
bahan dasar pembuat kaca. Pada umumnya semua jenis bahan dasar tersebut akan meleleh
pada suhu 2.300 derajat celcius, namun guna menghindari terjadinya kecacatan produk maka
suhunya akan segera diturunkan menggunakan natrium karbonat hingga menjadi 1.500
derajat celcius. Tentu ini suhu yang sangat panas dan tidak dapat diukur menggunakan
termometer biasa. Pengerajin kaca biasanya menggunakan termometer inframerah / laser
untuk mengukur suhu tungku dari jarak jauh yang tentunya akan jauh lebih aman.

 Langkah 7 : Penyeragaman Cairan Kaca dan Gelembung

Saat proses pemasakan adonan kaca maka pengadukan dengan erakan yang konsisten harus
senantiasa dilakukan secara berkala untuk menghasilkan sifat homogen pada bahan dasar
kaca. Kemudian untuk dapat membantu proses pembuatan kaca tersebut dapat ditambahkan
bahan kimia aditif seperti natrium klorida, natrium sulfat, atau antimon oksida.

 Langkah 8 : Pencetakan Cairan Kaca

Setelah semua bahan dasar kaca ini mencair atau meleleh dengan sempurna maka selanjutnya
cairan bahan kaca yang sangat panas ini dapat dimasukkan ke dalam cetakan sesuai dengan
keinginan kita. Bangsa Mesirlah yang pertama kali mengenalkan metode ini dan hingga saat
ini metode tersebut masih diaplikasikan. Proses ini merupakan proses penting yang harus

6
dilakukan dengan cepat dan perhitungan yang akurat karena cairan kaca ini dapat mengalami
perubahan suhu dan memadat dengan cepat.

 Langkah 9 : Pendinginan Kaca

Apabila desain kaca yang akan dibuat sudah sesuai dengan desain yang kita inginkan maka
selanjutnya kita dapat melakukan penurunan suhu pada cairan kaca. Proses ini cukup
dilakukan dengan mendiamkan cairan kaca selama beberapa saat di tempat yang aman karena
cairan kaca ini mudah sekali mendingin dan berubah menjadi padat.

 Langkah 10 : Pembersihan Kaca

Setelah dingin dan memadat maka kaca akan disterilkan atau disebut dengan annealing.
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan semua titik rawan yang menyebabkan kaca mudah
pecah yang terbentuk selama proses pembuatannya tersebut, setelah proses ini Anda dapat
menghias atau meningkatkan ketebalan kaca sesuai dengan keinginan Anda.

2.3 Cara Penggunaan Kaca Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dibawah ini adalah beberapa contoh penggunaan kaca dalam kehidupan sehari-
hari :

 Kaca las
Kaca ini berfungsi untuk melindungi area wajah ketika seseorang sedang
mengelas, Terutama pada kegiatan pengelasan listrik. Secara keseluruhan kacanya
berwarna gelap, karena kaca ini harus dapat mengaborsi semua Sinar inframerah,
ultraungu, sebagian besar sinar lainnya yang dapat menyebabkan penyilauan, Dalam
melindungi kaca gelap dari percikan api las, terdapat kaca pelindung yang bening
yang dipasang di bagian luar kaca. Untuk las listrik, alat ini menjadi bagian
dari topeng las atau helm las.

 Kacamata
Adalah alat optik yang dikenakan pada area depan mata, yang berfungsi sebagai lensa
dan membantu perbaikan pada kelainan-kelainan refraksi mata. Kelainan tersebut
terjadi karena daya pembiasan mata yang kurang, dengan bola mata yang lebih
pendek, atau pembiasan mata yang terlalu kuat, dengan bola mata yang lebih

7
panjang. Kacamata dapat dibedakan dari beberapa jenisnya, yaitu kacamata dengan
lensa cembung (positif) untuk penderita rabun dekat (hipermetropi), kacamata dengan
lensa cekung (negatif) untuk penderita rabun jauh (miopia). Pengguna kacamata yang
berusia di atas 10 tahun, memerlukan kacamata bifokus. Kacamata bifokus ialah
kacamata berlensa ganda, dengan lensa atas untuk melihat jauh, dan lensa bawah
untuk melihat dekat.

 Peralatan optik
Kaca secara meluas banyak dipakai karena komposisinya yang bersifat transparan dan
dapat ditembus cahaya. Sifat dari polikristalin, secara bertentangan, tidak memiliki
kemampuan untuk menghantarkan cahaya. Kristal, dalam bentuk yang terpisah
mungkin transparan, tetapi butiran-butiran pembatas dari kristal tersebut mampu
merefleksikan atau memencarkan cahaya dan menghasilkan refleksi yang menyebar.
Kaca tidak mengandung bagian internal yang berasosiasi dengan butiran pembatas
pada polikristal dan tidak mampu memancarkan cahaya sebagaimana polikristalin.
Permukaan kaca seringkali lembut, karena semenjak tahap pembentukannya, molekul
dari cairan yang didinginkan tidak dipaksa untuk membuang kristal dengan kondisi
geometris yang kasar dan dapat mengikuti tekanan permukaan, sehingga secara
mikroskopis menjadi lembut. Bahan-bahan tersebut yang membuat kebeningan kaca
dapat bertahan meskipun beberapa bagian dari kaca dapat menyerap cahaya.

 Partisi kaca
Pemasangan kaca juga dipakai untuk bangunan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat
kaca yang transparan dan tembus cahaya sangat penting sebagai sirkulasi sinar
matahari, serta memperluas pandangan terhadap area luar bagi orang di dalam
bangunan. Contoh penggunaan kaca untuk bangunan, antara lain dapat berupa partisi
yang digunakan sebagai pembagi atau penyekat sebuah ruangan. Pemakaian kaca
untuk penyekat ruangan memiliki banyak manfaat bagi sebuah bangunan. Beberapa
manfaat partisi kaca adalah tidak membebani struktur, lebih hemat biaya
dibandingkan dengan pembuatan tembok, mudah untuk dibongkar-pasang secara
berulang menyesuaikan kebutuhan, dan banyak lainnya.

 Pintu Kaca

8
Kaca yang transparan juga digunakan sebagai salah satu bagian dari bangunan untuk
memajang isi di dalam ruangan. Banyak bangunan perkantoran dan mall
menggunakan pintu kaca yang memiliki bukaan seperti pintu kayu, yaitu bukaan
dengan model swing (diayun) atau sliding (digeser). Bahkan, pintu kamar mandi pun
sudah banyak yang menggunakan material kaca.

 Kanopi Kaca
Kanopi kaca dimanfaatkan agar sirkulasi sinar matahari cukup untuk sebuah ruangan,
dengan cara memposisikan kaca sebagai atap atau plafon. Biasanya, kanopi kaca
diterapkan pada garasi mobil, void rumah, dan atap kaca.

 Curtain Wall
Curtain wall adalah pemasangan kaca untuk facade (muka) bangunan. Pemakaian
kaca pada wajah bangunan contohnya adalah untuk memajang isi dalam bangunan,
seperti pada showroom dan dealer mobil. Selain murah dari segi biaya,
penggunaan curtain wall juga membuat bangunan terlihat mengikuti trend kekinian
dan menjadi ikonikikonik.

2.4 Manfaat Dan Kerugian Dari Penggunaan Kaca Pada Konstruksi Bangunan

Berikut merupakan manfaat dari penggunaan kaca pada bahan konstruksi :

1. Kaca mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap abrasi. Kaca tidak terpengaruh
dengan bahan kimia, pelarut, minyak, dan cairan pembersih.

2. Kaca mudah sekali dibersihkan. Anda bisa membersihkan permukaan kaca cukup
dengan mengelapnya memakai kain lap.

3. Kaca tidak memiliki masalah pada degradasi sinar ultraviolet. Beberapa jenis


kaca juga mempunyai kemampuan menahan gelombang infrared.

4. Kaca bisa digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama tanpa mengalami
perubahan sifat dan karakteristiknya.

9
5. Kaca mempunyai tingkat kestabilan pada rentang temperatur yang relatif lebar.
Material ini hanya bisa rusak pada suhu yang ekstrim.

6. Kaca tersedia dalam beragam pilihan yang unik. Bahkan ada pula kaca yang dapat
dibuat menjadi anak tangga karena saking kuatnya.

7. Kaca mampu menampilkan keindahan yang tidak bisa dipancarkan oleh bahan yang
lain. Satu-satunya bahan yang dapat menyaingi kaca adalah akrilik.

8. Kaca tampak bening sehingga sanggup meneruskan cahaya dengan baik. Oleh sebab
itu, pemakaian kaca dapat memberikan kesan ruangan yang luas dan terbuka.

9. Kaca merupakan bahan bangunan yang sangat baik untuk pemanfaatan sebagai isolasi
termal, penelitian air, dan konservasi energi.

10. Kaca bisa menjadi sarana penghemat energi listrik, khususnya pada gedung-gedung
perkantoran. Pemakaian kaca memungkinkan tidak diperlukannya lagi menyalakan
lampu di siang hari karena ruangan sudah terang.

Sementara itu, kaca juga mempunyai beberapa kerugian di antaranya :

1. Kaca merupakan material yang cukup berat. Setidaknya bobot dari kaca ini lebih berat
daripada plastik dan akrilik.

2. Kaca bersifat getas yang membuatnya gampang sekali pecah apabila menerima
tumbukan gaya, tekanan, atau beban.

3. Kaca tergolong bahan bangunan yang harganya lumayan mahal. Jadi penggunaan
kaca pada desain harus direncanakan dengan baik.

4. Kaca yang jumlahnya terlalu banyak dapat mengurangi tingkat keamanan suatu
bangunan, terutama bila tidak dipertimbangkan terlebih dahulu.

5. Kaca mudah cepat kotor meskipun pembersihannya pun tidak terlalu sulit. Tetapi bagi
Anda yang sibuk, kondisi ini tentu menjadi masalah.

10
6. Kaca tidak aman untuk anak-anak. Anak Anda bisa saja memecahkan kaca tersebut
dan terluka akibat serpihannya.

7. Kaca selain meneruskan cahaya juga meneruskan panas. Pemasangan kaca yang
berlebihan dapat membuat suasana interior terasa gerah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Kaca merupakan sebuah substansi yang
keras dan rapuh, serta merupakan padatan amorf. Hal ini dikarenakan bahan-bahan
pembuatan kaca bersifat amorf yang mana dapat meleleh dengan mudah. Kaca merupakan
hasil penguraian senyawa–senyawa inorganik yang mana telah mengalami pendinginan tanpa
kristalisasi. Komponen utama dari kaca adalah silika. Dalam kehidupan sehari-hari kaca
digunakan sebagai cermin, insulator panas, alat-alat laboratorium, dekorasi, dan pembatas
ruang. Kaca adalah suatu bahan anorganik hasil peleburan beberapa bahan dasar yang
kemudian didinginkan sampai fasa padat. Pasir silika merupakan salah satu dari bahan
utamanya. Kaca adalah material padat dan bening dan transparan (tembus pandang) biasanya

11
rapuh. Penggunaan kaca dapat diaplikasikan di berbagai elemen bangunan, sektor indutri dan
yang paling sederhana dalam bidang rumah tangga. Kaca memiliki berbagai spesifikasi yang
bervariasi sehingga memudahkan pengguna untuk berbagai keperluan.

3.2 Saran

Sehubungan dengan bahasan makalah ini, saya mengharapkan kritik dan


saran para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnan makalah ini
dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Kepada rekan-
rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam
tentang penggunaan kaca pada bahan konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

https://fikihard.blogspot.comz

https://id.scribd.com

https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id

http://e-journal.uajy.ac.id

https://id.m.wikipedia.org

https://arafuru.com

https://alat.co.id

12
13

Anda mungkin juga menyukai