Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MATA KULIAH : KIMIA TEKNIK

NAMA KELOMPOK :
1. GILANG PERMADI ( 5221250011)
2. DANIEL MARETHO SIMANJUNTAK (5223250047)
3. RIVAN RAHMAD SYAHPUTRA (5223250028)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. NAHESSON HOTMARAMA PANJAITAN , S.T,M.T

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah berjudul “ pengaruh bahan kimia terhadap kaca ”
yang dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu Dr. Nahesson
Hotmarama panjaitan, S.T.,M.T pada mata kuliah Profesi Pendidikan.
Kami berharap agar makalah ini bisa memberi manfaat kepada kita semua, dalam
menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh bahan kimia terhadap
tanah. Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini
tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan, oleh karena itu kami selaku
penyusun berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.Sekian dan
terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………………
……………………………………………….………ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………
…..………………………………………………………………….iii
BAB I . PENDAHULUAN
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………1
1.1 LATAR BELAKANG
………………………………………………………………………………………
…………………………1-2
1.2

TUJUAN……………………………………………………………………………
………………………………………………………2
BAB II .
PEMBAHASAN……………………………………………………………………
…………………………………………………………………….2
2.1 PENGERTIAN
KACA………………………………………………………………………………
……………………………….2-3
2.2 BAHAN-BAHAN UNTUK MEMBUAT
KACA……………………………………………………………………………….
3-4
2.3 PROSES PEMBUATAN
BESI…………………………………………………………………………………
…………………4-6
2.4 PENGARUH SIFAT REAKTIF SILIKA PADA
KACA……………………………………………………………………..6-8
2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KACA………………………………………………………………………………
…….8-10
KESIMPULAN DAN
SARAN………………………………………………………………………………
…………………………………………………….10
DAFTAR
PUSAKA……………………………………………………………………………
…………………………………………………………… ……10-11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kaca merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang
biasanya di hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida(SiO2), yang
secara kimia sama dengan kuarsa (bahasa Inggris: kwarts). Biasanya dibuat dari
pasir. Suhu lelehnya adalah 2000 Derajat Celcius. Jenis kaca yang paling umum di
kenal dan yang telah digunakan sejak berabad-abad silam sebagai jendela dan gelas
minum adalah kaca soda kapur, yang terbuat dari 75% silica (SiO2) ditambah
Na2O, CaO, dan sedikit aditif lain. Di dalam ilmu pengetahuan, istilah kaca
didefinisikan dalam arti yang luas, kaca dapat dibuat dari paduan bahan yang
berbeda: paduan logam, ion-ion yang di cairkan, molekul cair, dan polimer. Untuk
banyak aplikasi seperti; botol, kaca mata, gelas dll. Kaca
memainkan peran penting dalam ilmu pengetahuan dan industri. Karena struktur
kimianya, fisik, dan khususnya sifat optik kaca cocok untuk aplikasi optik dan
bahan Optoelektronik, peralatan laboratorium, isolator termal, bahan penguat, dan
seni kaca (seni, kaca studio).
Sejak tahun 6000 atau 5000 sebelum Masehi, orang Mesir telah membuat
permata tiruan dari kaca dengan ketrampilan yang halus dan keindahan yang
mengesankan. Kaca jendela sudah mulai di sebut-sebut sejak tahun 290. Ibnu
Firnas dikenal sebagai ilmuwan pertama yang memproduksi kaca dari pasir dan
batu-batuan. Pada abad ke-8 M, ahli kimia itu secara mengejutkan telah
menjelaskan tak kurang dari 58 resep orisinil untuk memproduksi gelas atau kaca
berwarna.
Silinder kaca jendela tiup ditemukan oleh para pendeta pada abad ke-12.
Dalam abad tengah, Venesia memegang monopoli sebagai pusat industi kaca. Di
Jerman dan inggris, kaca baru mulai dibuat pada abad ke-16. Secara keseluruhan
sebelum tahun 1900, industri ini merupakan seni yang dilengkapi oleh rumus-
rumus rahasia yang dijaga ketat.
Pada tahun 1914, di Belgia di kembangkan proses fourcault yang menarik
kaca plat secara kontinyu. Selama 50 tahun berikutnya, para insinyur dan ilmuwan
telah berhasil berbagai modifikasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan
untuk memperkecil distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan menurunkan
biaya pembuatan kaca lembaran gosok dan poles.
Dari segi fisika kaca adalah zat cair yang sangat dingin dan tidak
mempunyai titik cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi sehingga
tidak megalami kristalisasi. Hal ini terjadi karena struktur partikel-partikel
penyusunnya yang saling berjauhan dan pendinginan (cooling) terjadi sangat cepat,
sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara teratur.
Sedangkan dari segi kimia, kaca adalah gabungan berbagai oksida anorganik
yang tak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisisi dan peleburan
senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya sehingga
menghasilkan produk yang mengahasilkan struktur atom yang acak. Kaca adalah
pruduk yang mengalami vitrifikasi sempurna, atau setidak-tidaknya produk yang
mengandung amat sedikit bahan nonvitreo dalam keadaan suspensi.
Kaca atau gelas merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang)
yang biasanya di hasilkan dari campuran silikonatau bahan silikon dioksida (SiO2),
yang secara kimia sama dengan kuarsa. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas
dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini
terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.

1.2. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu
1.mengerti dan memahami analisis kaca
2.dapat memahami proses kimia pada kaca
3.dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan bahan kimia dalam kaca

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KACA


Menurut Adams dan Williamson, kaca adalah material amorf yang pada
suhu biasa mempunyai bentuk yang keras, tetapi apabila dipanaskan, lama
kelamaan akan menjadi lunak, sesuai dengan suhu yang meningkat dan akhirnya
menjadi kental hingga mencapai keadaan cair. Selama proses pendinginan terjadi
proses yang berkebalikan dengan proses peleburan kaca. Kaca atau gelas
merupakan bahan pecah belah, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak
berkristal didinginkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup waktu
untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk. Kaca atau gelas termasuk kelompok
vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang
kompleks.
Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat dingin.
Kaca atau gelas ialah produk yang amorf dan bening dengan kekerasan dan
elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh. Seperti yang telah dijelaskan di bab
sebelumnya bahwa kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan
zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel
penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat,
sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara teratur. Dari
segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak
mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali
dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Walaupun terdapat ribuan macam formulasi kaca yang di kembangkan
dalam 30 tahun terakhir namum perlu di catat bahwa pasir kaca, gamping, silika,
dan soda masih merupakan bahan baku dari 90 persen dari seluruh kaca yang di
produksi di dunia. Kaca dibuat dari campuran 75% silikon dioksida (SiO2), Na2O,
CaO, dan beberapa zat tambahan. Suhu lelehnya adalah 2.000 derajat Celsius.

2.2 BAHAN-BAHAN UNTUK MEMBUAT KACA


Di bawah ini merupakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kaca.
Setidaknya terdapat tujuh macam bahan utama dalam pembuatan kaca ini, di
antaranya yaitu :
 Pasir : Pasir yang digunakan untuk membuat kaca merupakan pasir kuarsa
yang sangat murni ya. Kandungan besi maksimal pada pasir untuk membuat
barang pecah belah ini yaitu 0,45 persen. Sementara itu, untuk membuat
kaca optik, kandungan besi di dalam pasir tersebut harus kurang dari 0,015
persen. Besi yang terkandung di dalam pasir kuarsa akan mempengaruhi
warna kaca yang dihasilkan.
 Soda : Soda (Na2O) yang digunakan untuk membikin kaca biasanya berasal
dari soda abu padat (Na2CO3). Soda juga bisa diperoleh dari natrium nitrat,
bikarbonat, dan kerak garam.
 Feldspar : Feldspar (P2O.Al2O3.6SiO2) merupakan material yang harganya
cukup murah. Semua bagian dari feldsper merupakan oksida yang dapat
digunakan untuk membentuk kaca.
 Borax : Borax digunakan sebagai bahan tambahan untuk menambahkan
Na2O dan boron oksida. Borax mempunyai daya fluks yang kuat,
menurunkan sifat ekspansi kaca, dan juga meningkatkan ketahanannya
terhadap aksi kimia.
 Salt cake : Salt cake atau kerak garam merupakan bahan tambahan yang
mempunyai kegunaan untuk membersihkan buih yang timbul karena bisa
mengganggu tanur tangki. Bahan salt cake ini harus digunakan bersama
dengan karbon supaya tereduksi menjadi sulfat.
 Kulet : Kulet adalah kaca yang dihancurkan. Kaca ini biasanya berasal dari
barang-barang pecah belah yang telah rusak dan dihancurkan. Gunanya
adalah membantu proses peleburan.
 Blok refraktori : Blok refraktori digunakan sebagai cetakan bagi kaca cair
sehingga nanti memiliki bentuk dan ukuran sesuai dengan keinginan kita.

2.3 PROSES PEMBUATAN KACA


Berikut ini ialah langkah-langkah dalam membuat kaca.
1. Penyiapan Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa biasanya dikenal pula sebagai pasir silika. Pasir ini
menjadi bahan baku utama dalam proses pembuatan kaca. Perlu Anda
ketahui, pasir yang tidak mengandung besi dapat menghasilkan potongan
kaca yang transparan. Sedangkan kandungan besi yang terlalu banyak
pada pasir ini akan menyebabkan warna kaca yang dihasilkannya akan
menjadi kehijau-hijauan. Apabila kita terpaksa menggunakan pasir
kuarsa yang mengandung besi, kita dapat menambahkan sedikit mangan
dioksida untuk memperbaiki kualitas kaca yang dihasilkan dari pasir
tersebut sehingga warnanya pun menjadi lebih jernih.
2. Penambahan Natrium Karbonat dan Kalsium Oksida
Penggunaan soda (natrium karbonat) berfungsi untuk menurunkan
suhu yang sesuai dengan keinginan saat proses pembuatan kaca tengah
berlangsung. Sedangkan kalsium oksida berfungsi sebagai pencegah
supaya tidak ada air yang melewati kaca ini. kita juga dapat
menambahkan oksida magnesium ataupun aluminium untuk
meningkatkan daya tahan kaca. Bahan-bahan aditif di atas tidak boleh
ditambahkan ke campuran adonan kaca dengan kadar lebih dari 26-30
persen. Sebab penambahan bahan aditif secara berlebihan justru akan
menurunkan kualitas kaca yang dihasilkannya.
3. Penambahan Bahan-bahan Kimia Tertentu
Bahan-bahan kimia tertentu bisa di tambahkan ke dalam adonan kaca
supaya karakteristik kaca yang dihasilkannya sesuai dengan keinginan
kita. Penambahan bahan kimia yang paling banyak biasanya bisa
dilakukan ketika kita ingin membuat kaca jenis dekoratif. Misalnya,
oksida berfungsi untuk menciptakan kilauan pada permukaan kaca,
mempermudah proses pemotongan kaca, dan menurunkan titik lelehnya.
Sementara itu, oksida lantanum mengandung manfaat untuk membantu
kaca dalam menyerap panas. Kita bisa menambahkan bahan-bahan kimia
yang sesuai dengan keinginan yang hendak dihasilkan.
4. Penambahan Bahan Kimia Pemberi Warna
Menariknya adalah beberapa pengrajin kaca sengaja menambahkan
bahan-bahan kimia tertentu untuk mengubah warna kaca buatannya
sehingga tidak hanya berwarna bening saja. Seperti yang sudah kami
sebutkan sebelumnya, kandungan besi pada pasir kuarsa mengakibatkan
kaca yang dihasilkannya bakal menjadi berwarna kehijau-hijauan.
Sedangkan sulfur dapat memberikan warna kekuning-kuningan atau
kecokelat-cokelatan pada suatu kaca tergantung jumlah sulfur yang
digunakan. Lain lagi untuk membuat kaca yang berwarna kehitam-
hitaman, kita bisa menambahkan karbon dalam jumlah tertentu.
5. Persiapan Proses Pembuatan Kaca
Bahan-bahan dasar pembentuk kaca di atas kemudian dimasukkan ke
dalam wadah khusus yang bersifat tahan panas. Jangan lupa untuk
menambahkan pula bahan-bahan kimia aditif untuk menciptakan kesan
tertentu pada kaca yang ingin dibuat tersebut. Misalnya nih jika kita
menginginkan kaca yang berwarna bening sempurna, kuncinya terletak
pada tingkat kemurnian pasir kuarsa yang digunakan. Atau apabila kita
menginginkan kaca yang mempunyai warna tertentu, maka tambahkan
bahan-bahan kimia seperti di atas. Lakukan proses persiapan pembuatan
kaca ini dengan baik dan sungguh-sungguh.
6. Pemasakan Bahan Menjadi Cairan
Proses pemasakan bahan-bahan pembentuk adonan kaca biasanya
dilakukan menggunakan tungku gas atau tungku listrik. Kalau zaman
dulu sih, para pengrajin biasanya menggunakan tungku berbahan kayu
bakar. Namun karena proses pembuatan kaca ini sekarang sudah
dilakukan oleh pabrik khusus memakai peralatan yang canggih, maka
tungku yang dipakai pun lebih modern. Semua campuran bahan-bahan di
atas akan mencair pada suhu lebih dari 2.300 oC. Untuk menghindari
terjadinya kecacatan produk, maka suhu ini lantas diturunkan hingga
mencapai 1.500 oC menggunakan natrium karbonat.
7. Penyeragaman Cairan Kaca dan Gelembung
Agar adonan yang terbuat dari bahan-bahan pembentuk kaca di atas
yang tengah dimasak memiliki sifat yang homogen, maka proses
pengadukannya pun harus senantiasa dilaksanakan secara berkala dengan
gerakan yang konsisten serta stabil. Penambahan bahan-bahan kimia
tambahan yang meliputi natrium klorida, natrium sulfat, atau antimon
oksida dapat membantu proses pembuatan kaca tersebut. Di tahap ini,
kita juga memiliki tugas utama untuk menyeragamkan cairan kaca dan
gelembung-gelembung yang dihasilkannya agar tidak merusak hasil akhir
dari kaca tersebut. Jadinya kaca bisa terbentuk sempurna.
8. Pencetakan Cairan Kaca di Blok Khusus
Terdapat beberapa cara yang dapat dilaksanakan untuk membentuk
kaca sesuai dengan keinginan kita. Salah satunya adalah menuangkan
cairan kaca yang sudah jadi tadi ke dalam cetakan khusus. Metode ini
pertama kali diperkenalkan oleh Bangsa Mesir, tapi masih tetap
diaplikasikan hingga saat ini. Mengingat cairan kaca yang masih panas
ini mudah sekali mengalami penurunan suhu dan berubah menjadi padat,
maka tahap kerja yang satu ini pun harus dilakukan secara cepat dengan
proses perhitungan yang sangat akurat. Kita harus segera menuangkan
cairan kaca yang sudah jadi ke dalam cetakannya.
9. Pendinginan Kaca dengan Cepat
Setelah dipastikan desain kaca yang dibuat telah sesuai dengan
keinginan kita, maka selanjutnya adalah mendinginkan kaca tersebut. kita
cukup mendiamkan cairan kaca tadi selama beberapa saat di tempat yang
aman. Sekali lagi kami ingatkan bahwa cairan kaca yang panas ini mudah
sekali dingin dan berubah wujud menjadi padat. Oleh karena itu, proses
pembentukan kaca tidak bisa dilakukan terlalu lama. kita harus bekerja
dalam waktu yang ekstra cepat di sini. Cairan kaca yang sudah tak panas
lagi akan berubah bentuk menjadi padat dengan cepat. Anda pun tak bisa
membentuknya lagi.
10.Pembersihan Kaca dan Penyempurnaan
Proses mensterilkan kaca ini disebut annealing. Proses ini bertujuan
untuk menghilangkan seluruh titik rawan yang mempunyai risiko mudah
pecah pada kaca tersebut yang mungkin terbentuk selama proses
pembuatannya berlangsung. Setelah proses ini selesai dikerjakan,
berikutnya kita dapat mengolah kaca sedemikian rupa seperti menghias
atau meningkatkan ketebalannya. Kita harus bekerja dengan ekstra hati-
hati untuk membersihkan kaca tersebut dari bagian-bagian yang berisiko
gampang pecah. Tahap ini juga sekaligus bertujuan untuk
menyempurnakan penampilan dan kualitas dari kaca tersebut.

REAKSI YANG TERJADI DALAM PEMBUATAN KACA


Berikut reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca yaitu :
Na 2 CO 3 + a.SiO2 → Na2O.cSiO2 +CO 2
CaCo3 + b.SiO2 →CaO.bSiO2 + CO 2
Na 2 SO 4 + c.SiO2 + C → Na 2O.cSiO2 + SO 2 + SO 2 + CO

2.4 PENGARUH SIFAT REAKTIF SILIKA PADA KACA


Penggunaan agregat halus kaca yang dibuat dari jenis kaca leburan soda lime, mulai
dikembangkan untuk membuat beton kinerja tinggi. Agregat halus kaca ini dibuat dalam bentuk
bubuk dengan ukuran dan distribusi yang serupa agregat halus/pasir alam. Penggunaannya
diharapkan dapat memanfaatkan limbah dari hasil samping industri untuk komponen industri
konstruksi dan untuk mengatasi kekurangan pasir alam yang tersedia. Berdasarkan ASTM C289-
87 dilakukan tes kimia dan tes kereaktifan agregat didapat bahwa bubuk kaca masih layak
digunakan sebagai agregat walaupun memiliki sifat "merugikan" karena 7 mengandung silika
reaktif yang dapat bereaksi dengan alkali semen, sehingga mengakibatkan terjadinya ekspansi
beton (Noor, 1995).

SIFAT-SIFAT KACA

Beberapa sifat-sifat kaca secara umum adalah:

1. Padatan amorf

2. Berwujud padat tetapi susunan atomnya seperti pada zat cair

3. Tidak memiliki titik lebur yang pasti


4. Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih dari 1012Pa.s)

5. Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida)

6. Efektif sebagai isolator

7. Mamppu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan

JENIS-JENIS KACA
1. Kaca Forming. Jenis kaca yang dilebur atau dipanaskan kemudian
dicetak sesuai model yang diinginkan.
2. Kaca Es. Jenis kaca ini agak buram dan tidak terlalu tembus
pandang,dengan warna umumnya netral atau putih, tetapi ada juga yang
warna-warni.
3. Kaca Melton. Permukaan kaca jenis ini menghadirkan aneka ragam
tekstur, hingga berbentuk dan agak timbul, atau tampak seperti diukir.
4. Kaca Sand blasting. Jenis kaca ini agak buram dengan tekstur
permukaan halus dan warna agak ke abu-abuan.
5. Kaca Patri. Kaca ini dirakit dengan timah atau kuningan yang
membentuk sebuah desain dengan sistem patrian. Kaca Patri atau Stained
Glass banyak menghiasi rumah ibadah seperti masjid dan gereja, juga rumah
pribadi. Permukaan kaca ini tampak seperti dilukis warna-warni, hingga
membiaskan warna ke dalam ruangan bila diterpa sinar mentari
keindahannya juga akan tampak pada malam hari dengan pantulan sinar
lampu dari dalam bangunan atau rumah.
6. Kaca Raindown. Populer untuk menghiasi interior properti komersial,
jenis kaca ini seperti dialiri air pada permukaannya, seolah menghadirkan
ekosistem air di dalam ruangan, Bersifat tidak tembus pandang, kaca inibisa
menjadi partisi atau penghias di ruangan

SIFAT KIMIA
1.gabungan dari berbagai oksida anorganik yg tdk mudah menguap.
2.yg dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali
tanah,pasir serta berbagai penyusun lainnya
3.padatan amorf (short range order)
4.berwujud padat tpi susunan atomnya sperti pola zat cair
5.tidak memiliki titik lebur yg pasti (pada range tertentu)
6.mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 10pangkat12 Pa.s)
7.transparan,tahan terhadap serangan kimia kecuali hidrogen fluorida
8.efektif sebagai isolator
9.mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.

2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KACA

Kelebihan dari Kaca


Transparansi
Kaca adalah bahan transparan unik yang memungkinkan cahaya
melewatinya sehingga benda-benda di balik kaca terlihat jelas. Kaca
memungkinkan Anda terhubung dengan dunia luar secara visual. Bahkan ketika
pintu atau jendela ditutup, cahayanya bisa masuk. Hal itu akan menghemat energi
dan mengurangi tagihan listrik. Ia mencerahkan ruangan dan meningkatkan
keindahan rumah. Yang terpenting, bisa meningkatkan mood penghuninya.
Tahan Debu dan Tahan Air
Kaca memiliki permukaan mengkilap yang halus, sehingga tahan debu dan
dapat dibersihkan secara efisien. Tidak seperti bahan lain, perawatannya mudah.
Keunggulan lainnya adalah tahan air. Jadi, dengan manfaat ganda seperti kaca
sebagai bahan tahan debu dan kedap air, kaca lebih disukai di area yang sering
tertutup debu dan pasir di udara. Kaca sangat memudahkan untuk membersihkan
dan memelihara tempat-tempat ini dengan konsumsi waktu dan energi yang lebih
sedikit.
Dapat Didaur Ulang
Daur ulang berarti mengubah sampah menjadi bentuk yang dapat digunakan
kembali. Manfaat lain yang bisa kita peroleh dengan daur ulang kaca adalah,
energi dapat dihemat, hemat biaya, mengurangi polusi air dan polusi udara sampai
batas tertentu dan juga menghemat sumber daya alam, dll. Kaca 100% dapat didaur
ulang, dan tidak terdegradasi selama proses daur ulang. Oleh karena itu, dapat
didaur ulang berulang kali tanpa mengurangi kualitas atau kemurnian.
UV Stabil
Ini adalah fakta yang terkenal bahwa lapisan ozon menurun. Oleh karena itu,
diperlukan bahan yang lebih baik dalam melindungi kita dari radiasi ultraviolet.
Kaca tahan UV karena tidak terpengaruh oleh radiasi ultraviolet, walaupun retak,
perubahan warna atau disintegrasi tidak akan terjadi. Ini akan bertahan lama, tidak
seperti bahan seperti plester yang tidak stabil terhadap radiasi UV.
Tahan Cuaca dan Karat
Tidak seperti kebanyakan bahan, kaca itu tahan korosi. Hanya dalam kondisi
tertentu, kaca baru dapat berpengaruh secara kimiawi. Komposisi kimia kaca
adalah faktor kunci dalam interaksi kaca dengan lingkungan. Kaca sepenuhnya
tahan cuaca. Ia dapat menahan efek angin, hujan, atau matahari dan dapat
mempertahankan penampilan di sebagian besar kondisi yang diberikan. Tidak
adanya degradasi secara bertahap oleh bahan kimia dan lingkungan sekitar
menjadikan kaca juga tidak berkarat
Isolator Listrik
Isolator listrik berarti bahan yang konduktor listriknya buruk. Kaca adalah
isolator yang sangat baik. Ia tidak mudah menghantarkan listrik. Dengan tidak
adanya elektron bebas, dipastikan bahwa Anda aman dari bahaya listrik apa pun.
Karena sifat-sifat tersebut, kaca dapat digunakan untuk pembentukan lampu langit-
langit, dekorasi lampu dinding, dan berbagai peralatan listrik lainnya.

Kekurangan dari Kaca


Terhadap Benturan
Kaca kurang tahan benturan, sehingga kemampuan kaca untuk menahan
beban yang langsung diterapkan sangat buruk. Ini akan segera pecah di bawah
dampak.
Korosi karena larutan alkali
Kaca dipengaruhi oleh ion alkali. Larutan alkali melarutkan permukaan
kaca, dan jika suplai alkali lebih banyak, jenis korosi ini terjadi pada laju yang
bersamaan.
Transparansi Panas
Kaca menawarkan transparansi panas yang unggul; karena harus seimbang
dengan nilai R yang relatif rendah (hemat energi). Nilai-R mengukur efektivitas
insulasi – ketahanannya terhadap perolehan atau kehilangan panas. Semakin tinggi
nilai R, semakin baik isolasi terhadap panas dan dingin.
Tidak Aman untuk Daerah Rawan Gempa
Bangunan di daerah rawan gempa perlu dirancang khusus untuk menerima
beban dan gerakan horizontal. Namun, kaca itu rapuh sehingga cenderung cepat
pecah atau runtuh. Penggunaan kaca sangat berbahaya untuk daerah rawan gempa.
Sayangnya, tidak ada kemajuan teknologi yang bisa membuat kaca menjadi
material yang tahan gempa. Namun, dengan beberapa perawatan yang mahal, hal
itu dapat dimodifikasi sampai batas tertentu sehingga dapat menahan gempa dalam
skala kecil.
Penyerap Panas
Kaca memerangkap panas yang akhirnya menghangatkan interior sebagai
rumah kaca. Oleh karena itu, mungkin tidak cocok untuk konstruksi bangunan,
biasanya ada di daerah panas. Ini akan meningkatkan beban AC dan konsumsi
energi akan sangat tinggi untuk menjalankan AC untuk menjaga suhu. Oleh karena
itu tidak boleh digunakan di daerah panas/tropis tanpa aplikasi.
Pemeliharaan
Di daerah yang lembab dan rawan debu, partikel debu akan menempel pada
permukaan kaca dan karenanya tidak hanya akan terlihat kotor dan lusuh tetapi
juga pencahayaan internal, serta transparansinya, akan buruk. Anda mungkin
beranggapan bahwa setelah Anda menyediakan kaca sebagai fasad bangunan,
Anda tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk mengecat. Tapi ini tidak
terjadi. Sebaliknya, Anda mungkin harus membayar jumlah yang sama untuk
membersihkan kaca. Atau terkadang, bisa lebih mahal seperti lukisan eksterior.
Sekali lagi, Anda dapat mengecat gedung sekali dalam 5 tahun, sedangkan untuk
kaca; Anda harus membersihkannya setiap tahun.

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Kaca atau gelas ialah produk yang amorf dan bening dengan kekerasan dan
elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh. Seperti yang telah dijelaskan di bab
sebelumnya bahwa kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan
zat cair yang sangat dingin. Proses pembuatan kaca adalah pencampuran bahan
baku, peleburan kaca (melting), pembentukan kaca (drawing), pemotongan kaca,
dan pengepakkan kaca.

3.2 SARAN
Dengan adanya perusahaan pembuatan kaca dan semakin majunya alat yang
di cipatakan para insinyur maka sudah pasti akan menciptakan lapangan pekerjaan
baru bagi para penganggur yang ada di sekeliling perusahaan tersebut, dan juga
dapat bermanfaat bagi orang-orang sipil atau para arsitek dalam mengembangkan
suatu ide dalam perancangan bangunan. Dan dapat pula berguna bagi perusahaan
otomotif karena kaca sekarang tidak hanya sebagi kaca hiasan tetapi juga sebagai
kaca pelindung.
Namun, dengan makin besarnya perusahaan kaca ini maka akan sangat
menganggu lingkungan karena proses pembuatan kaca ini pasti mempunyai limbah
yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia dan juga hewan yang ada
di sekitarnya. Sudah tentu semua ekosistem kana berubah baik dari struktur tanah
ataupun air, tetapi ini tidak langsung terjadi sangat cepat tetapi secara berlahan-
lahan. Oleh karena itu, industri kaca ini juga harus memperhatikan lingkungan
sekitar dengan meminimalisir dampak negatif dari limbah yang dihasilkan.

DAFTAR PUSAKA

https://www.kompasiana.com/diansudianto/5500695b8133119f19fa78b7/jenis-
kaca-dan-aplikasinya#:~:text=Kaca%20merupakan%20materi%20bening
%20dan,lelehnya%20adalah%202000%20Derajat%20Celcius.

https://arafuru.com/material/proses-pembuatan-kaca-dan-bahan-dasarnya.html

http://dimasrobisatria99.blogspot.com/2016/04/proses-indutri-kimia-pembuatan-
kaca.html
http://e-journal.uajy.ac.id/3330/3/2TS13226.pdf

https://tamindoglass.com/kelebihan-dan-kekurangan-kaca-bahan-bangunan/

Anda mungkin juga menyukai