Anda di halaman 1dari 21

KONSEP TEKNOLOGI

MEMBUAT KACA DAUR ULANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KONSEP TEKNOLOGI

DOSEN PEMBIMBING

AGUS ANDRIYANSYAH,ST.MM

DISUSUN OLEH

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

2017/2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak juga ilmuan yang mencari hal-
hal yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah adanya ilmu sains
kaca. Sains kaca merupakan salah satu bidang ilmu pada fisika. Kaca adalah salah satu produk
industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak banyak
yang kita ketahui mengenai kaca tersebut.

Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian
karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair
namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat
cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur.

Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah,
pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan
golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan
silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kaca

Kaca merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya di
hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang secara kimia sama
dengan kuarsa (bahasa Inggris: kwarts). Biasanya dibuat dari pasir. Suhu lelehnya adalah
2000 Derajat Celcius.Jenis kaca yang paling umum di kenal dan yang telah digunakan sejak
berabad-abad silam sebagai jendela dan gelas minum adalah kaca soda kapur, yang terbuat
dari 75% silica (SiO2) ditambah Na2O, CaO, dan sedikit aditif lain.

Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Tetapi seberapa banyakah yang kita ketahui tentang senyawa unik ini? Inilah
beberapa fakta tentang kaca. Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat
dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan
seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan
(cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri
secara teratur.

Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah,
pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan
golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan
silika (SiO2) dan proses pembentukannya.

2.2 Sejarah Perkembangan Kaca


Kaca pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di daerah Syria pada 5000 SM, dengan
melelehnya batuan yang digunakan untuk memasak dan kemudian mengeras menjadi opaque
(tidak trnsparan). Sekitar 3500 SM, bahan dasar kaca mulai digunakan sebagai bahan yang
memberi efek kilau pada vas dan pot. Para pedagang yang mengetahui ini mulai menyebarkan
informasi ini sepanjang perjalanan mereka.
Pada 1600 SM mulai dibuat vas yang terbuat dari kaca. Juga ditemukan bukti-bukti
pembuatan kaca di daereah Yunani dan Cina. Pada tahun 1500 SM, pengrajin Mesir
menmukan caara untuk membuat pot kaca dengan cetakan. Terbukti dengan ditemukannya 3
buah vas dengan ukiran nama Pharoh Thoutmosis III (1504-1450 SM), yang membawa
pengrajin kaca dari misi militernya di Cina.
Sampai abad 9 SM kerajinan kaca mulai berkembang didaerah Mesopotamia dan sampai
ke Italia. Cara pembuatan kaca yang tertulis pertama dibuat pada tahun 650 SM dengan ukiran
diatas lempengan batu yang tersimpan di perpustakaan raja Assyria Ashurbanipal (669-626
SM).Antara 27 SM samapi 14 SM, ditemukan cara baru dalam mengolah kaca yaitu disebut
glassblowing.

2.3 Macam-macam Kaca


Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1. Silika lebur.
Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada suhu tinggi,
atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Kaca ini sering disebut kaca kuarsa (quartz
glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena
itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat
transparan terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering digunakan sebagai kuvet
untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua jutaan per kuvet.
2. Alkali silikat
Alkali silikat adalah satu-satunya kaca yang mengandung dua komponen yang di
publikasikan secara komersial. Pada proses pembuatannya pasir dan soda dilebur bersama-
sama, dan hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan silikat soda juga dikenal sebagai kaca
larut air (water soluble glass) dan banyak dipakai sebagai adhesif dalam pembuatan kotak-
kotak karton gelombang yang memiliki sifat tahan api.
3. Kaca soda gamping
Kaca soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua kaca yang
dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca lembaran, jendela
mobil dan barang pecah belah.
4. Kaca timbal
Dengan menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam campuran kaca
cair, didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting dalam bidang optik, karena
mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa mencapai
82% (densitas 8,0, indeks bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang memberikan
kecemerlangan pada “kaca potong” (cut glass). Kaca ini juga digunakan dalam jumlah besar
untuk membuat bola lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca ini
mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai perisai
radiasi nuklir.

5. Kaca borosilikat
Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B 2O3, 80% sampai 87% silika,
dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi termal rendah, lebih
tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan listrik tinggi.
Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator tegangan tinggi, dan digunakan juga untuk
lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).
6. Kaca khusus
Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom, kaca optik dan
kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda tergantung pada
produk akhir yang diinginkan.
7. Serat kaca (fiber glass)
Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi cuaca. Kaca
ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih rendah.

Selain itu, ada juga kaca silika yang digunakan di dalam keteknikanyang mempunyai
berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya lebih mudah
direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah. Kaca-silika di dalam keteknikan
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Kaca alkali tanpa oksida berat. Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah.
Pemakaiannya antara lain untuk botol dan kacajendela.
2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat. Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang
tinggi dibandingkan dengan kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO
atau kaca crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus untuk
bahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut minos. Di antara kaca-kaca
crown terdapat jenis yang disebut pireks. Pireks mempunyai koefisien thermal 33. 10-7
per ℃ dan mampu menahan perubahan suhu yang mendadak.
3. Kaca non alkali.Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.
Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.

2.4 Sifat-Sifat Kaca


1. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3.
2. Kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2.
3. Kekuatan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil, maka
kaca adalah bahan yang regas. Walaupun kaca adalah substansi berongga, tetapi tidak
mempunyai titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu
pemanasan dinaikkan.
4. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 1700° C. Makin sedikit kandungan
SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula halnya dengan muai panjang
(α), makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil α nya.
5. Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per derajat celcius.
Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam hubungannya
dengan kemampuan kaca menahan perubahan suhu.

Kaca yang digunakan untuk suatu perangkat dan pada perangkat tersebut terdapat juga
logam, misalnya : lampu pijar dan tabung sinar katode, maka nilai α nya harus
disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu bekerja pada suhu yang cukup tinggi.
Dengan demikian, maka tidak terjadi keretakan di bagian kacanya pada waktu perangkat
tersebut digunakan.

Adapun beberapa sifat-sifat lain dari kaca secara umum. Sifat-sifat tersebut adalah:
 Padatan amorf (short range order).
 Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
 Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
 Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
 Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena itulah
kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
 Efektif sebagai isolator.
 Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:
 Na2CO3 + aSiO2 ? Na2O.aSiO2 + CO2
 CaCO3 + bSiO2 ? CaO.bSiO2 + CO2
 Na2SO4 + cSiO2 + C ? Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
Walaupun saat ini terdapat ribuan macam formulasi kaca yang dikembangkan dalam 30
tahun terakhir ini namun gamping, silika dan soda masih merupakan bahan baku dari 90
persen kaca yang diproduksi di dunia.

2.5 Aplikasi Kaca

Pemakaian kaca antara lain :


1. Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filament. Titik pelunakan kaca ini
tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya dibuat mendekati muai panjang logam
maupun paduannya yang disangga. Logam yang dimaksud adalah wolfram, molibdenum.
2. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor. Minos adalah salah satu jenis kaca permeabilitas
relatif tinggi yaitu 7,5, sudut kerugian dielektrik (tan δ) kecil pada frekuensi 1MHz, suhu
20oC, tan δ = 0.0009 pada frekuensi 1MHz, suhu 200oC, tan δ = 0,0012. Kaca minos
mempunyai α = 8,2 . 107 per oC. massa jenis 3,6 g/cm3.
3. Untuk membuat berbagai isolator. Misalnya isolator penyangga, isolator antena, isolator
len, dan isolator bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga
dituntut mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang
mendadak, dan tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca yang digunakan untuk
keperluan ini antara lain kaca silika, pireks kalium-natrium.
4. Pelapisan logam. Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis). Enamel
dalam hal ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain sejenisnya,
misalnya dudukan lampu, reflektor, barang-barang dekoratif yang tujuannya untuk
mendapatkan permukaan yang lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan sebagai isolasi
listrik, yaitu untuk melapisi resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung tersebut
adalah resistor, antara lain : nikrom, konstantan).
Dalam hal ini, enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang sudah dililiti kawat
tersebut dicelupkan sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel. Tujuannya di
samping untuk mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap, debu, dan
oksidasi udara pada suhu kerja yang tinggi. Enamel dipabrikasi dengan meleburkan
komponen-komponennya yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam
keadaan meleleh ke dalam air yang dingin hingga membentuk seperti bola, selanjutnya
dihaluskan menjadi bubuk.
5. Fiber Optic (Serat optik) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya
yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar
daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser
mempunyai spectrum yang sangat sempit. Serat optik terdiri dari 2 bagian,
yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek
bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah
keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Gambar 2.1 Bagian – Bagian Serat Optik


Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar dapat dibagi menjadi
2 yaitu :
1. Multimodestep index.
Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya
terjadi dengan melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut multimode. Diameter
inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar 50 m m dan dilapisi
oleh jaket selubung (cladding) dengan diameter 125 mm. Pada jenis multimode step
index ini, diameter core lebih besar dari diameter cladding. Berikut ini adalah gambar
yang menunjukkan pemanduan cahaya pada fiber optik:

2.2Multimodestep index

2. Multimode Graded Index


Pada jenis serat optik multimode graded index ini. Core terdiri dari sejumlah
lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat pada
pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding. Akibatnya dispersi
waktu berbagai mode cahaya yang merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada
waktu yang bersamaaan. Berikut adalah gambar perambatan gelombang dalam
multimode graded index.
Gambar 2.3Fiber Optik Multimode Graded Index

3. Single Mode
Serat optik single mode / monomode mempunyai diameter inti (core) yang sangat
kecil 3 – 10 m m, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang dapat melaluinya. Oleh
karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh index bias terhadap perjalanan
cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya dari ujung satu sampai ke
ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi). Dengan demikian serat optik singlemode
sering dipergunakan pada sistem transmisi serat optik jarak jauh atau luar kota (long haul
transmission system). Sedangkan graded index dipergunakan untuk jaringan
telekomunikasi lokal (local network).

2.6 Bahan Baku Industri Kaca


1. Pasir
Pasir yang digunakan dalam membuat kaca adalah kuarsa yang sangat murni.
Kandungan besi dalam pasir kuarsa ini tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang gelas
pecah belah atau 0,015% untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat
merupakan warna kaca pada umumnya.
2. Soda
Soda ini berumus kimia Na2O, yang didapatkan dalam soda abu padat (Na2CO3).
Sumber lainnya adalah dari bikarbonat, kerak garam dan natrium nitrat.
3. Feldspar
Feldspar mempunyai rumus umum P2O.Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat berupa
Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3, feldspar
mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah, murni dan dapat
dilebur dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca. Al2O3 sendiri digunakan
hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar juga merupakan sumber Na2O
atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminanya dapat menurunkan titik cair kaca dan
memperlamba terjadinya devitrifikasi.
4. Borax
Borax adalah perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan boron oksida kepada
kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, boraks
sekarang banyak digunakan di dalam bernagai jenis kaca pengemas. Ada pula kaca
borax berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi lebih rendah dan indeks refraksi
lebih tinggi dari semua kaca yang dikenal. Kaca ini telah banyak digunkan sebgai kaca
optik. Di samping daya fluksnya yang kuat, borax tidak saja bersifat menurunkan sifat
ekspansi tetapi juga meningkatkan ketahanna terhadap aksi kimia. borax digunakan
dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit alkali. Harganya hampir dua kali
boraks.
5. Kerak garam
Istilah asingnya adalah salt cakeyang digunakan sebagai perawis tambahan pada
pembuatan kaca, demikian juga beberapa sulfat lain seperti amonium sulfat dan
barium sulfat dan sering ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak garam ini dapat
membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat ini harus dipakai
bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfit. Arsen trioksida dapat pula ditambahkan
untuk menghilangkan gelombang-gelombang dalam kaca.
6. Kulet
Kulet adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-barang rusak, pecahan
beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat membantu pencairan selain juga
sebagai bahan untuk dasar pengolahan limbah. Bahan ini dapat dipakai 10-80% dari
muatan bahan baku.
2.7 Langkah-Langkah Umum Pembuatan Kaca

Urutan proses pembuatan kaca pada umumnya dapat digolongkan menjadi 10


langkah (Austin, dkk. 2005), yaitu:

2.8 transportasi bahan baku ke pabrik


2.9 pengaturan ukuran bahan baku
2.10 penimbunan bahan baku
2.11 pengangkutan, penimbangan dan pencampuran bahan baku dan pemuatannya ke
tanur kaca
2.12 pengolahan bahan bakar untuk mencapai suhu yang diperlukan bagi
pembentukkan kaca
2.13 reaksi pembentukkan kaca di dalam tanur
2.14 penghematan kalor melalui regenarasi dan rekuparasi
2.15 pembuatan bentuk produk kaca
2.16 penyaringan produk kaca
2.17 penyelesaian produk kaca

a. Cara Pembuatan Kaca


a. Peleburan

Tanur kaca dapat diklasifikasi sebagai tanur periuk atau tanur tangki. Tanur
periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapat digunakan
secara menguntungkan untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana
tumpak cair itu harus dilindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakan
terutama dalam pembuatan kaca optic dan kaca seni melalui proses cetak.
Periuknya sebetulnya ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau
platina. Sulit sekali melebur kaca di dalam bejana ini tanpa produknya
terkontaminasi atau tanpa sebagian bejana itu sendiri meleleh, kecuali bila bejana
itu terbuat dari platina. Dalam tanur tangki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat
ke satu ujung suatu “tangki” besar yang terbuat dari blok-blok refraktor,
diantaranya ada yang ukuran 38 x 9 x 1.5 m dengan kapasitas kaca cair sebesar
1350 t. kaca itu membentuk kolam didasar tanur itu, sedang nyala api menjilat
berganti dari satu sisi ke sisi lain. Kaca “halusan” (fined glass) dikerjakan dari
ujung lain tangki itu, operasinya kontinu. Dalam tanur jenis ini, sebagaimana juga
dalam tangki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca panas. Kualitas
kaca dan umur tangki bergantung pada kualitas blok konstruksi. Karena itu,
perhatian biasanya ditujukan pada refraktori tanur kaca. Tanur tangki kecil disebut
tangki harian (day tank)dan berisi persediaan kaca cair untuk satu hari sebanyak 1 t
sampai 10 t. tangki ini dipanasi secara elektrotermal atau dengan gas.

Gambar 1. Diagram alir pembuatan kaca lembaran (Austin, dkk. 2005)

Tanur-tanur yang disebutkan diatas adalah tergolong tanur regenarasi


(regenerative furnace)dan beroperasi dalam dua siklusdengan dua perangkat ruang
berisi susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberikan sebagian kalornya pada
waktu melalui tanur berisi kaca cair, mengalir ke bawah melalui satu perangkat
ruang yang diisi penuh dengan pasangan batu terbuka atau batu
rongga (checkerwork). Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar dari
situ, dan isian itu mencapai suhu yang berkisar antar 1500°C didekat tanur 650C di
dekat pintu keluar. Bersamaan dengan itu, udara dipanaskan dengan
melewatkannya melalui lubang regenerasi yang telah dipanaskan sebelumnya dan
dicampur dengan gas bahan bakar yang terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi
menjadi lebih tinggi lagi (dibandingkan dengan jika udara tidak dipanaskan terlebih
dahulu). Pada selang waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30
menit, alirancampuran udara bahan bakar, atau siklus itu dibalik, dan sekarang
masuk tanur dari ujung yang berlawanan melalui isian yang telah mendapat
pemanasan sebelumnya, kemudian melalui isian semula, dan mencapai suhu yang
lebih tinggi.

Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit demi
sedikit setiap hari, bergantung kepada kemampuan refraktorinya menampung
ekspansi. Bila tanur regenarasi itu sudah dipanaskan, suhunya harus dipertahankan
sekurang-kurangnya 1200°C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur
melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan.
Tanpa membiarkan dindingnya mendingin sedikit karena radiasi, suhu akan
menjadi terlalu tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan
melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-
kadang dipasang pipa air pendingin.

b. Pencetakan

Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah
bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang
kaca dapat diselesaikan dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat
singkat ini kaca berubah dari zat cair viskos menjadi zat padat bening. Jadi, jelas
sekali bahwa masalah rancang yang harus diselesaikan, seperti aliran kalor stabilitas
logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalah yang rumit sekali.
Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
c. Penyangaian

Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca harus


disangai (anneal), baik barang kaca yang dibuat dengan mesin maupun yang dibuat
dengan tangan. Secara singkat, penyangaian menyangkut dua macam operasi, yaitu:

1. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu krisis tertentu selama beberapa
waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam dengan
jalan pengaliran plastic sehingga regangannya kurang dari suatu maksimum yang
ditentukan.
2. Mendinginkan massa kaca sampai suhu kamar secara cukup perlahan sehingga
regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum leher atau tungku
penyaringan, tidak lain hanyalah satu ruang pemanasan yang dirancang dengan baik
dimana laju pendingin dapat diatur sehingga memenuhi persyaratan.

d. Penyelesaian

Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian yang
relative sederhana tetapi sangat penting. Operasi ini menyangkut hal-hal sebagai
berikut:

 Pembersihan
 Penggosokan
 Pemolesan
 Pemotongan
 Gosok-semprot dengan pasir
 Pemasangan email klasifikasi kualitas
 Pengukuran

D. Reaksi Kimia Yang Terjadi Selama Proses Pembuatan

Reaksi kimia yang terlihat dalam pembuatan kaca dapat diringkas sebagai berikut
(Austin, dkk.2005) :

Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2

CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2

Na2SO4 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO3 + CO

Reaksi yang terakhir ini dapat berlangsung seperti pada persamaan berikut (Austin,
dkk. 2005) :

Na2SO4 + C → Na2SO3 + CO

2Na2SO4 + C → 2Na2SO3 + CO2

Na2SO3 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2

2.8 Daur ulang pada produk berbahan kaca.

Salah satu usaha daur ulang adalah daur ulang pada produk berbahan kaca. Banyak
cara yang digunakan oleh para pengrajin untuk memanfaatkan kaca-kaca bekas sebagai bahan
dasar pembuatan kerajinan. Salah satunya adalah benda seni berupa kerajinan gelas dari bahan
pecahan kaca. Selain terkesan mewah, bentuknya yang unik akan menarik para konsumen. Ini
bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menggiurkan dengan kerajinan berbahan baku
pecahan kaca.
Bahan yang dibutuhkan adalah pecahan kaca atau pecahan botol bekas, toples bekas dan apa
saja yang berbahan kaca. Bahan baku tersebut dibersihkan dari bahan kontaminan, dicuci
hingga bersih dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat Celcius selama 24
jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca itu dibentuk sesuai dengan keinginan.
Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan
pelapis jalan

dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang. Proses lainnya yang juga bisa dilakukan
adalah bahan kaca yang sudah didapat dilakukan pemotongan dan dimodifikasi sesuai desain
yang diinginkan misalnya dalam bentuk mainan maupun kerajinan.

Berbagai bentuk dapat di bentuk dari limbah-limbah kaca itu menjadi bentuk baru dengan
nilai tambah didalamnya. Mulai vas, kap lampu, maupun bentuk baru berupa mainan, antara
lain, berbentuk senjata api, kereta api, mobil, helikopter, sepeda motor, andong, becak, dan
alat musik drum, gapura, lampu hias dan yang lainnya. Harga yang ditawarkan pun cukup
bervariasi yaitu mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 15 juta tergantung ukuran dan tingkat
kerumitan proses pembuatan.
2.9 Proses daur ulang kaca

Proses daur ulang kaca pada dasarnya melibatkan proses dasar daur ulang pengumpulan
bahan daur ulang, penyortiran dan mengolahnya menjadi bahan baku dan produk baru yang
menggunakan bahan baku daur ulang. Namun demikian, ada beberapa variasi dari proses daur
ulang tergantung bahan yang didaur ulang. Berikut adalah fakta-fakta lebih lanjut tentang
proses daur ulang kaca setelah sampah kaca dikumpulkan.

2.9.1 Penyortiran

Sampah kaca terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan warnanya. Hal ini karena bahan
kimia yang berbeda harus ditambahkan ke sampah kaca yang berbeda warnanya untuk
menghasilkan kaca daur ulang dengan warna yang diinginkan.

2.9.2 Pengolahan: Memproduksi Cullet

Setelah tahap penyortiran, tahap selanjutnya dalam proses daur ulang kaca adalah
penghancuran kaca limbah menjadi potongan-potongan kecil. potongan-potongan kaca Ini
kemudian ditumbuk halus menghasilkan bubuk kaca yang disebut sebagai cullet.

2.9.3 Pengolahan: Menghilangkan Kontaminan

Tahap berikutnya dalam proses daur ulang kaca adalah memisahkan kontaminan dari
cullet. Cullet tersebut dilewatkan melalui medan magnet, di mana kontaminan logam
seperti tutup botol dikeluarkan dari kaca. Kontaminan lainnya seperti kertas dan plastik
dari label botol diambil secara manual atau melalui proses otomatis.

2.9.4 Pengolahan: Membuat Kaca Daur Ulang

Cullet tersebut kemudian dilelehkan. cullet tersebut kemudian dapat digunakan dalam
pembuatan produk kaca daur ulang seperti wadah kaca baru, botol dll.

2.9.5 Pengolahan: Decolorizing dan Pencelupan (Dyeing)

Untuk memproduksi kaca daur ulang yang diinginkan, kaca daur ulang harus menjalani
proses decolorizing dalam proses daur ulang kaca, diikuti dengan pencelupan.
2.9.6 Langkah pertama dalam proses decolorizing meliputi oksidasi cullet dalam
keadaan meleleh.

Untuk kaca hijau, proses oksidasi mengubah warna kaca hijau tua/gelap menjadi hijau
kekuningan. Zat kimia yang dikenal sebagai mangan oksida kemudian dicampur dengan
cullet untuk menjadikannya keabu-abuan. Warna abu-abu biasanya digunakan sebagai
warna dasar yang penambahan pewarna atau agen lainnya yang ditambahkan untuk
membuat kaca berbagai warna.

Untuk kaca berwarna cokelat atau kuning (amber), seng oksida ditambahkan bukan untuk
mengoksidasi cullet kaca cokelat menjadi cullet biru atau hijau, tergantung pada jumlah
seng oksida ditambahkan dan tingkat intesitas warna coklat atau kuning kaca yang didaur
ulang.

Untuk kaca daur ulang bening, erbium oksida dan mangan oksida ditambahkan ke cullet
untuk membantu menjernihkan semua warna dari cullet.

Beberapa pewarna yang paling umum digunakan untuk pewarnaan kaca daur ulang
termasuk boraks, kalium permanganat, seng oksida, erbium oksida, kobalt karbonat,
neodymium oksida, dan titanium dioksida.

2.9.7 Pengolahan: Membuat produk kaca daur ulang

Pada tahap terakhir dari proses daur ulang kaca, kaca daur ulang baik berwarna ataupun
bening, kemudian dibentuk menjadi berbagai produk dan dijual di pasar. Hal yang menarik
tentang proses daur ulang kaca adalah bahwa kaca dapat didaur ulang sebanyak yang
diperlukan, tanpa penurunan kualitas.
A. Kesimpulan
Menurut saya daur ulang adalah alat untuk melindungi lingkungan dari sampah, dengan adanya
Daur Ulang yang bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya contohnya seperti sampah yang
tidak terpakai yang menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Ege, Seyhan. 1984. Organic Chemistry. Kanada: DC Heath and Company.

Keenan, Charles W., dkk. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Vogel and Suehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.Alih bahasa
L.Setiono dan AH Pudjaatmaka. Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai