DOSEN PEMBIMBING
AGUS ANDRIYANSYAH,ST.MM
DISUSUN OLEH
FAKULTAS TEKNIK
2017/2018
BAB 1
PENDAHULUAN
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak juga ilmuan yang mencari hal-
hal yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah adanya ilmu sains
kaca. Sains kaca merupakan salah satu bidang ilmu pada fisika. Kaca adalah salah satu produk
industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak banyak
yang kita ketahui mengenai kaca tersebut.
Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian
karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair
namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat
cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah,
pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan
golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan
silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kaca
Kaca merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya di
hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang secara kimia sama
dengan kuarsa (bahasa Inggris: kwarts). Biasanya dibuat dari pasir. Suhu lelehnya adalah
2000 Derajat Celcius.Jenis kaca yang paling umum di kenal dan yang telah digunakan sejak
berabad-abad silam sebagai jendela dan gelas minum adalah kaca soda kapur, yang terbuat
dari 75% silica (SiO2) ditambah Na2O, CaO, dan sedikit aditif lain.
Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Tetapi seberapa banyakah yang kita ketahui tentang senyawa unik ini? Inilah
beberapa fakta tentang kaca. Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat
dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan
seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan
(cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri
secara teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah,
pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan
golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan
silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
5. Kaca borosilikat
Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B 2O3, 80% sampai 87% silika,
dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi termal rendah, lebih
tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan listrik tinggi.
Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator tegangan tinggi, dan digunakan juga untuk
lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).
6. Kaca khusus
Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom, kaca optik dan
kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda tergantung pada
produk akhir yang diinginkan.
7. Serat kaca (fiber glass)
Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi cuaca. Kaca
ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih rendah.
Selain itu, ada juga kaca silika yang digunakan di dalam keteknikanyang mempunyai
berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya lebih mudah
direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah. Kaca-silika di dalam keteknikan
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Kaca alkali tanpa oksida berat. Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah.
Pemakaiannya antara lain untuk botol dan kacajendela.
2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat. Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang
tinggi dibandingkan dengan kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO
atau kaca crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus untuk
bahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut minos. Di antara kaca-kaca
crown terdapat jenis yang disebut pireks. Pireks mempunyai koefisien thermal 33. 10-7
per ℃ dan mampu menahan perubahan suhu yang mendadak.
3. Kaca non alkali.Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.
Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.
Kaca yang digunakan untuk suatu perangkat dan pada perangkat tersebut terdapat juga
logam, misalnya : lampu pijar dan tabung sinar katode, maka nilai α nya harus
disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu bekerja pada suhu yang cukup tinggi.
Dengan demikian, maka tidak terjadi keretakan di bagian kacanya pada waktu perangkat
tersebut digunakan.
Adapun beberapa sifat-sifat lain dari kaca secara umum. Sifat-sifat tersebut adalah:
Padatan amorf (short range order).
Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena itulah
kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
Efektif sebagai isolator.
Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:
Na2CO3 + aSiO2 ? Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 ? CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C ? Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
Walaupun saat ini terdapat ribuan macam formulasi kaca yang dikembangkan dalam 30
tahun terakhir ini namun gamping, silika dan soda masih merupakan bahan baku dari 90
persen kaca yang diproduksi di dunia.
2.2Multimodestep index
3. Single Mode
Serat optik single mode / monomode mempunyai diameter inti (core) yang sangat
kecil 3 – 10 m m, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang dapat melaluinya. Oleh
karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh index bias terhadap perjalanan
cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya dari ujung satu sampai ke
ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi). Dengan demikian serat optik singlemode
sering dipergunakan pada sistem transmisi serat optik jarak jauh atau luar kota (long haul
transmission system). Sedangkan graded index dipergunakan untuk jaringan
telekomunikasi lokal (local network).
Tanur kaca dapat diklasifikasi sebagai tanur periuk atau tanur tangki. Tanur
periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapat digunakan
secara menguntungkan untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana
tumpak cair itu harus dilindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakan
terutama dalam pembuatan kaca optic dan kaca seni melalui proses cetak.
Periuknya sebetulnya ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau
platina. Sulit sekali melebur kaca di dalam bejana ini tanpa produknya
terkontaminasi atau tanpa sebagian bejana itu sendiri meleleh, kecuali bila bejana
itu terbuat dari platina. Dalam tanur tangki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat
ke satu ujung suatu “tangki” besar yang terbuat dari blok-blok refraktor,
diantaranya ada yang ukuran 38 x 9 x 1.5 m dengan kapasitas kaca cair sebesar
1350 t. kaca itu membentuk kolam didasar tanur itu, sedang nyala api menjilat
berganti dari satu sisi ke sisi lain. Kaca “halusan” (fined glass) dikerjakan dari
ujung lain tangki itu, operasinya kontinu. Dalam tanur jenis ini, sebagaimana juga
dalam tangki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca panas. Kualitas
kaca dan umur tangki bergantung pada kualitas blok konstruksi. Karena itu,
perhatian biasanya ditujukan pada refraktori tanur kaca. Tanur tangki kecil disebut
tangki harian (day tank)dan berisi persediaan kaca cair untuk satu hari sebanyak 1 t
sampai 10 t. tangki ini dipanasi secara elektrotermal atau dengan gas.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit demi
sedikit setiap hari, bergantung kepada kemampuan refraktorinya menampung
ekspansi. Bila tanur regenarasi itu sudah dipanaskan, suhunya harus dipertahankan
sekurang-kurangnya 1200°C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur
melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan.
Tanpa membiarkan dindingnya mendingin sedikit karena radiasi, suhu akan
menjadi terlalu tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan
melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-
kadang dipasang pipa air pendingin.
b. Pencetakan
Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah
bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang
kaca dapat diselesaikan dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat
singkat ini kaca berubah dari zat cair viskos menjadi zat padat bening. Jadi, jelas
sekali bahwa masalah rancang yang harus diselesaikan, seperti aliran kalor stabilitas
logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalah yang rumit sekali.
Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
c. Penyangaian
1. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu krisis tertentu selama beberapa
waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam dengan
jalan pengaliran plastic sehingga regangannya kurang dari suatu maksimum yang
ditentukan.
2. Mendinginkan massa kaca sampai suhu kamar secara cukup perlahan sehingga
regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum leher atau tungku
penyaringan, tidak lain hanyalah satu ruang pemanasan yang dirancang dengan baik
dimana laju pendingin dapat diatur sehingga memenuhi persyaratan.
d. Penyelesaian
Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian yang
relative sederhana tetapi sangat penting. Operasi ini menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
Pembersihan
Penggosokan
Pemolesan
Pemotongan
Gosok-semprot dengan pasir
Pemasangan email klasifikasi kualitas
Pengukuran
Reaksi kimia yang terlihat dalam pembuatan kaca dapat diringkas sebagai berikut
(Austin, dkk.2005) :
Reaksi yang terakhir ini dapat berlangsung seperti pada persamaan berikut (Austin,
dkk. 2005) :
Na2SO4 + C → Na2SO3 + CO
Salah satu usaha daur ulang adalah daur ulang pada produk berbahan kaca. Banyak
cara yang digunakan oleh para pengrajin untuk memanfaatkan kaca-kaca bekas sebagai bahan
dasar pembuatan kerajinan. Salah satunya adalah benda seni berupa kerajinan gelas dari bahan
pecahan kaca. Selain terkesan mewah, bentuknya yang unik akan menarik para konsumen. Ini
bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menggiurkan dengan kerajinan berbahan baku
pecahan kaca.
Bahan yang dibutuhkan adalah pecahan kaca atau pecahan botol bekas, toples bekas dan apa
saja yang berbahan kaca. Bahan baku tersebut dibersihkan dari bahan kontaminan, dicuci
hingga bersih dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat Celcius selama 24
jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca itu dibentuk sesuai dengan keinginan.
Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan
pelapis jalan
dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang. Proses lainnya yang juga bisa dilakukan
adalah bahan kaca yang sudah didapat dilakukan pemotongan dan dimodifikasi sesuai desain
yang diinginkan misalnya dalam bentuk mainan maupun kerajinan.
Berbagai bentuk dapat di bentuk dari limbah-limbah kaca itu menjadi bentuk baru dengan
nilai tambah didalamnya. Mulai vas, kap lampu, maupun bentuk baru berupa mainan, antara
lain, berbentuk senjata api, kereta api, mobil, helikopter, sepeda motor, andong, becak, dan
alat musik drum, gapura, lampu hias dan yang lainnya. Harga yang ditawarkan pun cukup
bervariasi yaitu mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 15 juta tergantung ukuran dan tingkat
kerumitan proses pembuatan.
2.9 Proses daur ulang kaca
Proses daur ulang kaca pada dasarnya melibatkan proses dasar daur ulang pengumpulan
bahan daur ulang, penyortiran dan mengolahnya menjadi bahan baku dan produk baru yang
menggunakan bahan baku daur ulang. Namun demikian, ada beberapa variasi dari proses daur
ulang tergantung bahan yang didaur ulang. Berikut adalah fakta-fakta lebih lanjut tentang
proses daur ulang kaca setelah sampah kaca dikumpulkan.
2.9.1 Penyortiran
Sampah kaca terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan warnanya. Hal ini karena bahan
kimia yang berbeda harus ditambahkan ke sampah kaca yang berbeda warnanya untuk
menghasilkan kaca daur ulang dengan warna yang diinginkan.
Setelah tahap penyortiran, tahap selanjutnya dalam proses daur ulang kaca adalah
penghancuran kaca limbah menjadi potongan-potongan kecil. potongan-potongan kaca Ini
kemudian ditumbuk halus menghasilkan bubuk kaca yang disebut sebagai cullet.
Tahap berikutnya dalam proses daur ulang kaca adalah memisahkan kontaminan dari
cullet. Cullet tersebut dilewatkan melalui medan magnet, di mana kontaminan logam
seperti tutup botol dikeluarkan dari kaca. Kontaminan lainnya seperti kertas dan plastik
dari label botol diambil secara manual atau melalui proses otomatis.
Cullet tersebut kemudian dilelehkan. cullet tersebut kemudian dapat digunakan dalam
pembuatan produk kaca daur ulang seperti wadah kaca baru, botol dll.
Untuk memproduksi kaca daur ulang yang diinginkan, kaca daur ulang harus menjalani
proses decolorizing dalam proses daur ulang kaca, diikuti dengan pencelupan.
2.9.6 Langkah pertama dalam proses decolorizing meliputi oksidasi cullet dalam
keadaan meleleh.
Untuk kaca hijau, proses oksidasi mengubah warna kaca hijau tua/gelap menjadi hijau
kekuningan. Zat kimia yang dikenal sebagai mangan oksida kemudian dicampur dengan
cullet untuk menjadikannya keabu-abuan. Warna abu-abu biasanya digunakan sebagai
warna dasar yang penambahan pewarna atau agen lainnya yang ditambahkan untuk
membuat kaca berbagai warna.
Untuk kaca berwarna cokelat atau kuning (amber), seng oksida ditambahkan bukan untuk
mengoksidasi cullet kaca cokelat menjadi cullet biru atau hijau, tergantung pada jumlah
seng oksida ditambahkan dan tingkat intesitas warna coklat atau kuning kaca yang didaur
ulang.
Untuk kaca daur ulang bening, erbium oksida dan mangan oksida ditambahkan ke cullet
untuk membantu menjernihkan semua warna dari cullet.
Beberapa pewarna yang paling umum digunakan untuk pewarnaan kaca daur ulang
termasuk boraks, kalium permanganat, seng oksida, erbium oksida, kobalt karbonat,
neodymium oksida, dan titanium dioksida.
Pada tahap terakhir dari proses daur ulang kaca, kaca daur ulang baik berwarna ataupun
bening, kemudian dibentuk menjadi berbagai produk dan dijual di pasar. Hal yang menarik
tentang proses daur ulang kaca adalah bahwa kaca dapat didaur ulang sebanyak yang
diperlukan, tanpa penurunan kualitas.
A. Kesimpulan
Menurut saya daur ulang adalah alat untuk melindungi lingkungan dari sampah, dengan adanya
Daur Ulang yang bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya contohnya seperti sampah yang
tidak terpakai yang menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W., dkk. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Vogel and Suehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.Alih bahasa
L.Setiono dan AH Pudjaatmaka. Jakarta: Kalman Media Pustaka.