PENDAHULUAN
ini
terutama
dipengaruhi
oleh
keunikan
silika
(SiO2)
dan
proses
pembentukannya.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari gelas kaca
b. Mengetahui sifat fisik dan kimia dari gelas kaca
c. Mengetahui proses pembuatan gelas kaca
d. Mengetahui kegunaan gelas kaca bagi keperluan industri
e. Mengetahui tingkat bahaya gelas kaca bagi kehidupan dan pencemaran lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahanlahan ketika suhu pemanasan dinaikkan.
4. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 C hingga 1700 C. Makin sedikit
kandungan SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula halnya dengan
muai panjang (), makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil
nya.
5. Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per derajat
celcius. Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam
hubungannya dengan kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Piranti dari kaca
yang dipanaskan atau didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal ini disebabkan
distribusi suhu yang tidak merata pada lapisan luarnya dan keadaan tersebut
menyebabkan piranti retak.
Adapun beberapa sifat-sifat lain dari kaca secara umum. Sifat-sifat tersebut adalah:
1. Padatan amorf (short range order).
2. Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
3. Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
4. Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
5. Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida.
Karena itulah kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
6. Efektif sebagai isolator.
7. Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
4
Sifat kaca yang penting untuk dipahami adalah sifat pada saat kaca berbentuk
fasa cair dan fasa padatnya. Sifat fasa cair dari kaca digunakan dalam proses
pengambangan (floating)dan pembentukan kaca, sedangkan untuk sifat fasa padat
dari kaca digunakan di dalam pemakaiannya (kegunaannya). Beberapa sifat fisik dan
kimia yang penting dari kaca antara lain :
1. Sifat mekanik
Tension strength atau daya tarik adalah sifat mekanik utama dari kaca.Tensile
strengthmerupakan tegangan maksimum yang dialami oleh kaca sebelum terpisahnya
kaca akibat adanya tarikan (fracture). Sumber fracture ini dapat muncul jika kaca
mempunyai cacat di permukaan, sehingga tegangan akan terkonsentrasi pada cacat
tersebut. Kekuatan dari kaca akan bertambah jika cacat di permukaan dapat
dihilangkan.
2. Densitas dan Viskositas
Densitas adalah perbandingan antara massa suatu bahan dibagi dengan
volumenya. Nilai densitas dari kaca adalah sekitar 2,49 g/cm3. Densitas dari kaca
akan menurun seiring dengan kenaikan temperatur. Sedangkan, viskositas
merupakansifat kekentalan dari suatu cairan yang diukur pada rentang temperatur
tertentu. Viskositas dari kaca sekitar 4,5 x 107poise. Harga viskositas dari kaca
merupakan fungsi dari suhu dengan kurva eksponensial.
3. Sifat termal
Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat thermal yang
penting dari kaca. Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung besarnya perpindahan
panas yang diterima oleh cairan kaca tersebut. Nilai dari tahanan kaca sekitar 1020
1 cm13.
4. Optical properties
Refractive properties
Kaca mempunyai sifat memantulkan cahaya yang jatuh pada permukaan kaca
tersebut.Sebagian sinar dari kaca yang jatuh itu akan diserap dan sisanya akan
diteruskan. Apabilacahaya dari udara melewati medium padat seperti kaca, maka
kecepatan cahaya saat melewati kaca menurun. Perbandingan antara kecepatan
cahaya di udara dengan kecepatan cahaya yang lewat gelas ini disebut dengan indeks
bias. Nilai indeks bias untuk kaca adalah 1,52.
Absorptive properties
Intensitas cahaya yang masuk ke dalam akan berkurang karena adanya
penyerapansepanjang tebal kaca tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka energi
cahaya yang diserap akan semakin banyak sedangkan intensitas cahaya yang masuk
melalui kaca akan semakin rendah.
5. Stabilitas kimia
Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh zat kimia.
Stabilitas kimia banyak dipengaruhi oleh bahan bahan pembentuk kaca.
2.3 Bahan Baku Gelas/Kaca
Berbicara tentang kaca, jangkauannya amatlah luas. Contoh dari produk
produk kaca antara lain kaca jendela, bola lampu, alat-alat laboratorium, alat-alat
makan, lcd, kaca ipad, kaca lembaran, kaca cermin, kaca berwarna dan lain
sebagainya. Tiap produk tersebut dibuat dengan komposisi bahan berbeda-beda.
Namun, pada dasarnya komponen dari masing-masing produk terdiri dari 3 bahan
baku utama antara lain pasir kuarsa (SiO2), Soda ash (Na2O), dan Limestone (CaCO3),
serta bahan baku tambahan yang akan dijelaskan satu persatu di pembahasan
selanjutnya.
mempermudah
pembersihan
gelembung
dan
mengoksidasi
besi.
3. Limestone (CaCO3)
Sumber gamping (CaO) yang terpenting adalah batu gamping dan gamping
bakar dari dolomite (CaCO3. MgCO3). Fungsi utama dari CaCO3 adalah mempercepat
proses pendinginan kaca. selain itu saat proses pelelehan bahan baku CaCO3 juga
dapat mempermudah peleburan (menurunkan temperatur peleburan).
Selain ketiga bahan baku di atas dalam proses pembuatannya, digunakan pula
beberapa bahan baku tambahan antara lain :
a. Fledspar
Feldspar mempunyai rumus umum R2O. Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat
berupa Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3, feldspar
mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah, murni, dan
dapat dilebur. Dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca. Al 2O3 sendiri
7
digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar juga merupakan
sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminanya dapat menurunkan titik cair
kaca dan memperlambat terjadinya devitrifikasi.
b. Borax
Borax adalah bahan campuran yang menambahkan Na2O dan boron oksida
kepada kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, boraks
sekarang banyak digunakan didalam berbagai jenis kaca pengemas. Ada pula kaca
borat berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi lebih rendah dan indeks refraksi
lebih tinggi dari semua kaca yang tela h dikenal. Kaca ini banyak digunakan sebagai
kaca optik. Disamping daya fluksnya yang kuat, boraks tidak saja bersifat
menurunkan koefisien ekspansi tetapi juga 5 meningkatkan ketahanannya terhadap
aksi kimia. Asam borat digunakan dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit
alkali. Harganya hampir dua kali boraks.
c. Kerak garam
Kerak garam (salt cake), sudah lama digunakan sebagai bahan tambahan pada
pembuatan kaca, demikian juga beberapa sulfat lain seperti ammonium sulfat dan
barium sulfat, dan sering ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak garam ini
diperkirakan dapat membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat
ini harus dipakai bersamakarbon agar tereduksi menjadi sulfite. Arsen trioksida dapat
pula ditambahkan untuk menghilangkan gelombanggelombang dalam kaca. Nitrat,
baik dari natrium maupun kalium digunakan untuk mengoksidasi besi sehingga tidak
terlalu kelihatan pada kaca produk. Kalium nitrat atau karbonat digunakan pada
berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi, dan kaca optik.
d.Kullet
3.
aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO .. (9)
Leburan kaca
Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca, terbagi menjadi
3 jenis, yaitu :
a.Pot furnace, biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special glass)
seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang kecil sekitar 2 ton atau
lebih rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus atau platina.
b.Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata
refraktori (bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar 1350 ton
cairan gelas yang membentuk kolam di jantung furnace.
c. Regenerative furnace.
Pembentukan (forming/shaping)
Bahan kaca yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang
berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa jenis
proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
a. Proses Four cault., Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah
bagian yang dinamakan "debiteuse". Bagian ini terapung di permukaan kaca cair
dengan celah sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas debiteuse
terdapat bagian sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan kaca hingga 650
670oC. Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi pelat padat dan akan bergerak
11
dengan didukung oleh roda pemutar (roller) yang menarik kaca tersebut ke atas.
Gambar di bawah ini melukiskan skema proses Four cault.
b. Proses Colburn (Libbey-Owens), Jika proses Fourcault , gerakan kaca
berlangsung secara vertikal, maka pada proses Colburn kaca akan bergerak secara
vertical kemudian diikuti gerakan horizontal setelah melewati roda-roda penjepit
yang membentuk leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.
c. Proses Pilkington (float process), Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam
berisi cairan timah (Sn) panas. Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan pengatur
tebal tipisnya kaca lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan
timah karena perbedaan densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan
dengan pasokan panas yang berasal dari pembakar di bagian atas kolam.
Pengendalian temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca tetap rata di kedua
sisinya serta pararel. Bahan yang biaanya digunakan untuk keperluan ini adalah gas
nitrogen murni. Selanjutnya, aliran kaca melewati daerah pendinginan (masih di
dalam kolam) dan keluar dalam bentuk kaca lembaran bersuhu 600oC.
Proses a c di atas dikenal dengan proses mekanik.
d. Proses tiup (blow), Proses ini digunakan untuk membuat botol kaca, gelas
kemasan, atau aneka bentuk kaca seni lainnya.
4. Annealing
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan
antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan kepecahan.
Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
(1) menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu untuk
menurunkan regangan internal, dan
(2) mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk
menahan regangan sampai titik maksimumnya. Proses ini berlangsung di dalam
"annealing lehr". Untuk jenis kaca lembaran, annealing lehr ini dilewati oleh kacakaca yang bergerak di atas roda berjalan.
12
Proses pembuatan kaca secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu fusion
of
raw
materials,
working
with
molten
mass
dan
annealing.
13
2. Working with molten mass (Bekerja dengan bahan yang meleleh) adalah
tahapan proses selanjutnya setelah fusion of raw materials, disini bahan cair yang
diperolah dicetak sesuai bentuk yang diinginkan baik manual ataupun oleh bantuan
mesin pencetak.
14
satu hari sebanyak 1 t sampai 10 t. tangki ini dipanasi secara elektrotermal atau
dengan gas. Tanur-tanur yang disebutkan diatas adalah tergolong tanur regenarasi
(regenerative furnace) dan beroperasi dalam dua siklusdengan dua perangkat 8 ruang
berisi susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberikan sebagian kalornya pada
waktu melalui tanur berisi kaca cair, mengalir ke bawah melalui satu perangkat ruang
yang diisi penuh dengan pasangan batu terbuka atau batu rongga (checkerwork).
Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar dari situ, dan isian itu
mencapai suhu yang berkisar antar 1500C didekat tanur 650C di dekat pintu keluar.
Bersamaan dengan itu, udara dipanaskan dengan melewatkannya melalui lubang
regenerasi yang telah dipanaskan sebelumnya dan dicampur dengan gas bahan bakar
yang terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi menjadi lebih tinggi lagi
(dibandingkan dengan jika udara tidak dipanaskan terlebih dahulu). Pada selang
waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30 menit, aliran campuran udara bahan
bakar, atau siklus itu dibalik, dan sekarang masuk tanur dari ujung yang berlawanan
melalui isian yang telah mendapat pemanasan sebelumnya, kemudian melalui isian
semula, dan mencapai suhu yang lebih tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit demi
sedikit setiap hari, bergantung kepada kemampuan refraktorinya menampung
ekspansi. Bila tanur regenarasi itu sudah dipanaskan, suhunya harus dipertahankan
sekurang-kurangnya 1200C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur
melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan. Tanpa
membiarkan dindingnya mendingin sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu
tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk
mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang dipasang pipa air
pendingin. Reaksi kimia yang terlihat dalam pembuatan kaca dapat diringkas sebagai
berikut (Austin, dkk. 2005) :
1) Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
2) CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2
15
b. Pencetakan
Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah bahwa
rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang 9 kaca dapat
diselesaikan dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat singkat ini
kaca berubah dari zat cair viskos menjadi zat padat bening. Jadi, jelas sekali bahwa
masalah rancang yang harus diselesaikan, seperti aliran kalor stabilitas logam, dan
jarak bebas bantalan merupakan masalah yang rumit sekali. Keberhasilan mesin cetak
kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
c. Penyangaian
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca
harus disangai (anneal), baik barang kaca yang dibuat dengan mesin maupun yang
dibuat dengan tangan. Secara singkat, penyangaian menyangkut dua macam operasi,
yaitu: 1. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu krisis tertentu selama
beberapa waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam
dengan jalan pengaliran plastic sehingga regangannya kurang dari suatu maksimum
yang ditentukan. 2. Mendinginkan massa kaca sampai suhu kamar secara cukup
perlahan sehingga regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum leher atau
tungku penyaringan, tidak lain hanyalah satu ruang pemanasan yang dirancang
dengan baik dimana laju pendingin dapat diatur sehingga memenuhi persyaratan.
d. Penyelesaian
Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian yang
relative sederhana tetapi sangat penting. Operasi ini menyangkut hal-hal sebagai
berikut: Pembersihan, Penggosokan, Pemolesan, Pemotongan, Gosok semprot dengan
pasir, Pemasangan email klasifikasi kualitas, Pengukuran.
16
5. Kaca borosilikat
Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B 2O3, 80% sampai
87% silika, dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi
termal rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi,
serta tahanan listrik tinggi. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator tegangan
tinggi, dan digunakan juga untuk lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt.
Palomer (AS).
6. Kaca khusus
Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom, kaca
optik dan kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbedabeda tergantung pada produk akhir yang diinginkan.
7. Serat kaca (fiber glass)
Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi
cuaca. Kaca ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih
rendah.
lampu,
reflektor, barang-barang
dekoratif
yang
tujuannya
untuk
mendapatkan permukaan yang lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan sebagai
isolasi listrik, yaitu untuk melapisi resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung
tersebut adalah resistor, antara lain : nikrom, konstantan).
Dalam hal ini, enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang sudah
dililiti kawat tersebut dicelupkan sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel.
Tujuannya di samping untuk mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap,
debu, dan oksidasi udara pada suhu kerja yang tinggi. Enamel dipabrikasi dengan
meleburkan komponen-komponennya yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi
sedikit dalam keadaan meleleh ke dalam air yang dingin hingga membentuk seperti
bola, selanjutnya dihaluskan menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara kering
maupun basah. Pada pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi hingga
suhu tertentu kemudian dimasukkan ke dalam bubuk enamel. Dengan demikian maka
bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan melapisi perangkat tersebut. Proses ini
diulang berkali-kali hingga diperoleh ketebalan lapisan yang diinginkan. Pada
pelapisan basah, mula-mula enamel diaduk dengan air sehingga menjadi bubur
enamel yang digunakan untuk melapisi perangkat yang dimaksud. Selanjutnya
perangkat yang sudah dilapis tersebut dikeringkan, lalu dipanaskan dengan oven
sehingga enamel meleleh dan dengan demikian melapisi perangkat.
19
20
21
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Sedangkan kaca merupakan bahan
lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan secara biologi merupakan bahan yang tidak
aktif, yang boleh dibentuk menjadi permukaan yang tahan dan licin.
Keunggulan sifat yang dimiliki oleh gelas dibanding bahan lainnya adalah :
a. Sifat estetika atau keindahan
b. Sifat tembus pandang secara optik (transparan)
c. Sifat elastic
d. Sifat ketahanan terhadap zat/reaksi kimia
Produk-produk yang terbuat dari gelas dan kaca sering dijumpai di dalam
kehidupan sehari- hari, sebab tampilannya yang berwarna transparan yang
menjadikannya terlihat lebih menawan.
3.2 Saran
Sebaiknya masyarakat menggunakan produk yang terbuat dari gelas/kaca
karena memiliki sifat ramah lingkungan. Sedangkan limbah gelas/kaca yang telah
digunakan dapat didaur ulang kembali agar menjadi barang yang lebih berguna pula.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ayasnura.2012.
Bahan
Konstruksi
Kimia
Gelas
dan
Kaca.
[8
2015]
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/2349/877.[8 Mei 2015]
http://www.bbpp-lembang.info/index.php/en/arsip/artikel/artikel-pertanian/110bahaya-kemasan-produk-pangan. [8 Mei 2015]
http://id.wikipedia.org/wiki/Gelas. [8 Mei 2015]
23
Mei