Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak juga ilmuan yang
mencari hal-hal yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah
adanya ilmu sains kaca. Sains kaca merupakan salah satu bidang ilmu pada fisika.
Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan
kita sehari-hari. Namun tidak banyak yang kita ketahui mengenai kaca tersebut.
Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin.
Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling
berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat
proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak
sempat menyusun diri secara teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang
tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa
alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifatsifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat
kaca

ini

terutama

dipengaruhi

oleh

keunikan

silika

(SiO2)

dan

proses

pembentukannya.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari gelas kaca
b. Mengetahui sifat fisik dan kimia dari gelas kaca
c. Mengetahui proses pembuatan gelas kaca
d. Mengetahui kegunaan gelas kaca bagi keperluan industri
e. Mengetahui tingkat bahaya gelas kaca bagi kehidupan dan pencemaran lingkungan

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian gelas kaca?
b. Bagaimana sifat fisik dan kimia dari gelas kaca?
c. Bagaimana proses pembuatan gelas kaca?
d. Apa kegunaan gelas kaca bagi keperluan industri?
e. Bagaimana tingkat bahaya gelas kaca bagi kehidupan dan pencemaran lingkungan?
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut
1. Penulis
Penulis dapat menambah pengetahuan mengenai Gelas Kaca. Dalam hal
kebutuhan bahan tersebut di dunia dan di Indonesia, aplikasi bahan tersebut dalam
kehidupan manusia, proses sintesis bahan beserta kondisi operasinya, dan lembar data
keselamatan bahan tersebut.
B. Pembaca
Pembaca dapat menambah referensi tentang Gelas Kaca.
1.5 Cara Memperoleh Data
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh data dengan
menggunakan studi pustaka dengan mengambil referensi-referensi dari suatu rujukan
yaitu internet. Penulis juga membaca buku-buku yang berkaitan dengan penyusunan
makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gelas Kaca


Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal
gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi
pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah
seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan.
Kaca merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan secara biologi
merupakan bahan yang tidak aktif, yang boleh dibentuk menjadi permukaan yang
tahan dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca sebagai bahan yang sangat berguna.
Kaca merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak
berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk
jaringan kekisi kristal biasa terbentuk.
Kaca biasa biasanya terdiri daripada silikon dioksida (SiO2), yang merupakan
sebatian kimia yang serupa dengan kuarza, atau dalam bentuk polihabluran, pasir.
Silika tulen mempunyai tahap lebur sekitar 2000 Celsius, jadi dua bahan lain sering
dicampurkan kepada pasir dalam pembuatan kaca. Kaca merupakan bahan pejal
sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan
cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa
terbentuk.Salah satu ciri kaca adalah ia lutsinar. Sifat lutsinar disebabkan kaca terdiri
daripada bahan yang tidak mempunyai keadaan perubahan garisan atomik dalam
tenaga cahaya. Juga disebabkan kaca adalah sekata pada tahap gelombang yang lebih
besar daripada cahaya, ketidaksekataan menyebabkan cahaya terbias, menghalang
pemancaran imej.

2.2 Sifat Fisik, Kimia dan Mekanik Gelas/Kaca


A. Sifat Fisik dan Kimia
1. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3.
2. Kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2.
3. Kekuatan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil,
maka kaca adalah bahan yang regas. Walaupun

kaca adalah substansi berongga,

tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahanlahan ketika suhu pemanasan dinaikkan.
4. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 C hingga 1700 C. Makin sedikit
kandungan SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula halnya dengan
muai panjang (), makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil
nya.
5. Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per derajat
celcius. Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam
hubungannya dengan kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Piranti dari kaca
yang dipanaskan atau didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal ini disebabkan
distribusi suhu yang tidak merata pada lapisan luarnya dan keadaan tersebut
menyebabkan piranti retak.
Adapun beberapa sifat-sifat lain dari kaca secara umum. Sifat-sifat tersebut adalah:
1. Padatan amorf (short range order).
2. Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
3. Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
4. Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
5. Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida.
Karena itulah kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
6. Efektif sebagai isolator.
7. Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
4

8. Tidak mudah menguap

Sifat kaca yang penting untuk dipahami adalah sifat pada saat kaca berbentuk
fasa cair dan fasa padatnya. Sifat fasa cair dari kaca digunakan dalam proses
pengambangan (floating)dan pembentukan kaca, sedangkan untuk sifat fasa padat
dari kaca digunakan di dalam pemakaiannya (kegunaannya). Beberapa sifat fisik dan
kimia yang penting dari kaca antara lain :
1. Sifat mekanik
Tension strength atau daya tarik adalah sifat mekanik utama dari kaca.Tensile
strengthmerupakan tegangan maksimum yang dialami oleh kaca sebelum terpisahnya
kaca akibat adanya tarikan (fracture). Sumber fracture ini dapat muncul jika kaca
mempunyai cacat di permukaan, sehingga tegangan akan terkonsentrasi pada cacat
tersebut. Kekuatan dari kaca akan bertambah jika cacat di permukaan dapat
dihilangkan.
2. Densitas dan Viskositas
Densitas adalah perbandingan antara massa suatu bahan dibagi dengan
volumenya. Nilai densitas dari kaca adalah sekitar 2,49 g/cm3. Densitas dari kaca
akan menurun seiring dengan kenaikan temperatur. Sedangkan, viskositas
merupakansifat kekentalan dari suatu cairan yang diukur pada rentang temperatur
tertentu. Viskositas dari kaca sekitar 4,5 x 107poise. Harga viskositas dari kaca
merupakan fungsi dari suhu dengan kurva eksponensial.
3. Sifat termal
Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat thermal yang
penting dari kaca. Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung besarnya perpindahan
panas yang diterima oleh cairan kaca tersebut. Nilai dari tahanan kaca sekitar 1020
1 cm13.

4. Optical properties
Refractive properties
Kaca mempunyai sifat memantulkan cahaya yang jatuh pada permukaan kaca
tersebut.Sebagian sinar dari kaca yang jatuh itu akan diserap dan sisanya akan
diteruskan. Apabilacahaya dari udara melewati medium padat seperti kaca, maka
kecepatan cahaya saat melewati kaca menurun. Perbandingan antara kecepatan
cahaya di udara dengan kecepatan cahaya yang lewat gelas ini disebut dengan indeks
bias. Nilai indeks bias untuk kaca adalah 1,52.
Absorptive properties
Intensitas cahaya yang masuk ke dalam akan berkurang karena adanya
penyerapansepanjang tebal kaca tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka energi
cahaya yang diserap akan semakin banyak sedangkan intensitas cahaya yang masuk
melalui kaca akan semakin rendah.
5. Stabilitas kimia
Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh zat kimia.
Stabilitas kimia banyak dipengaruhi oleh bahan bahan pembentuk kaca.
2.3 Bahan Baku Gelas/Kaca
Berbicara tentang kaca, jangkauannya amatlah luas. Contoh dari produk
produk kaca antara lain kaca jendela, bola lampu, alat-alat laboratorium, alat-alat
makan, lcd, kaca ipad, kaca lembaran, kaca cermin, kaca berwarna dan lain
sebagainya. Tiap produk tersebut dibuat dengan komposisi bahan berbeda-beda.
Namun, pada dasarnya komponen dari masing-masing produk terdiri dari 3 bahan
baku utama antara lain pasir kuarsa (SiO2), Soda ash (Na2O), dan Limestone (CaCO3),
serta bahan baku tambahan yang akan dijelaskan satu persatu di pembahasan
selanjutnya.

1. Pasir Kuarsa (SiO2)


Pasir yang digunakan untuk membuat kaca haruslah kuarsa yang hampir
murni. Oleh karena itu, lokasi pabrik kaca biasanya ditentukan oleh lokasi endapan
pasir kaca. Kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang gelas pecah
belah atau 0,015% untuk kaca optic, sebab kandungan besi ini bersifat merusak warna
kaca pada umumnya.
2. Soda Ash (Na2O)
Soda (Na2O) terutama didapat dari soda abu padat (Na 2CO3). Sumber lainnya
adalah bikarbonat, kerak garam, dan natriun nitrat. Fungsi dari Na 2O adalah
menurunkan titik lebur bahan-bahan ketika proses peleburan bahan baku. Secara
umum, penggunaan Soda Ash adalah mempercepat pembakaran, menurunkan titik
lebur,

mempermudah

pembersihan

gelembung

dan

mengoksidasi

besi.

3. Limestone (CaCO3)
Sumber gamping (CaO) yang terpenting adalah batu gamping dan gamping
bakar dari dolomite (CaCO3. MgCO3). Fungsi utama dari CaCO3 adalah mempercepat
proses pendinginan kaca. selain itu saat proses pelelehan bahan baku CaCO3 juga
dapat mempermudah peleburan (menurunkan temperatur peleburan).
Selain ketiga bahan baku di atas dalam proses pembuatannya, digunakan pula
beberapa bahan baku tambahan antara lain :
a. Fledspar
Feldspar mempunyai rumus umum R2O. Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat
berupa Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3, feldspar
mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah, murni, dan
dapat dilebur. Dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca. Al 2O3 sendiri
7

digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar juga merupakan
sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminanya dapat menurunkan titik cair
kaca dan memperlambat terjadinya devitrifikasi.
b. Borax
Borax adalah bahan campuran yang menambahkan Na2O dan boron oksida
kepada kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, boraks
sekarang banyak digunakan didalam berbagai jenis kaca pengemas. Ada pula kaca
borat berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi lebih rendah dan indeks refraksi
lebih tinggi dari semua kaca yang tela h dikenal. Kaca ini banyak digunakan sebagai
kaca optik. Disamping daya fluksnya yang kuat, boraks tidak saja bersifat
menurunkan koefisien ekspansi tetapi juga 5 meningkatkan ketahanannya terhadap
aksi kimia. Asam borat digunakan dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit
alkali. Harganya hampir dua kali boraks.
c. Kerak garam
Kerak garam (salt cake), sudah lama digunakan sebagai bahan tambahan pada
pembuatan kaca, demikian juga beberapa sulfat lain seperti ammonium sulfat dan
barium sulfat, dan sering ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak garam ini
diperkirakan dapat membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat
ini harus dipakai bersamakarbon agar tereduksi menjadi sulfite. Arsen trioksida dapat
pula ditambahkan untuk menghilangkan gelombanggelombang dalam kaca. Nitrat,
baik dari natrium maupun kalium digunakan untuk mengoksidasi besi sehingga tidak
terlalu kelihatan pada kaca produk. Kalium nitrat atau karbonat digunakan pada
berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi, dan kaca optik.

d.Kullet

Kulet (cullet) adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-barang


rusak, pecahan beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat dipakai 10% atau
bahkan sampai 80% dari muatan bahan baku.
e. Blok refraktori
Blok refraktori untuk industri kaca dikembangkan khusus berhubung dengan
kondisi yang hebat yang harus dialami dalam penggunaannya. Zirkon, alumina, mulit
(mullite), mulit aluminasinter dan zirkonia alumina-silika, alumina, krom-alumina
elektrokast banyak digunakan sebagai refraktor pada tangki kaca.
2.4 Proses Pembuatan Gelas/Kaca Pada Skala Industri
Gelas dibuat dari campuran pasir, soda, batu. kapur, natrium sulfat, feldspar,
senyawa boron dan aluminium serta bahan aditif lain, tergantung pada jenisnya.
Dalam oven, campuran dileburkan misalnya pada temperatur 600oC. Leburan tersebut
didinginkan sampai Pembuatan gelas kira-kira 1100oC. Produk-produk jadi atau
setengah jadi (misalnya pelat, pipa, benda berongga, batang dan barang yang dipres)
dapat dibuat langsung dari leburan tersebut. Hal penting dalam pembuatan bahan itu
adalah pendinginan bertahap dan perlahan-lahan.Mula-mula bahan didinginkan
sampai temperatur transformasi(perubahan dari plastis ke elastis). Setelah perubahan
tersebut, bahan didinginkan lagi hingga tuntas. Dengan cara demikian tidak akan
terjadi tegangan dalam bahan yang dapat mengakibatkan retak secara tiba-tiba pada
bahan ketika digunakan.Proses pembuatan gelas di dalam industri meliputi tahaptahap sebagai berikut:

1. Persiapan bahan baku (batching)


Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta
pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai
komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna atau
zat-zat sesuai dengan produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran bahan baku
dalam suatu mixer dilakukan agar campuran menjadi homogen sebelum dicairkan.
2. Pencairan (melting/fusing)
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan mencair.
Selama proses pencairan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi
membentuk reaksi-reaksi kimia berikut :
Reaksi-reaksi penguraian
Na2SO3 Na2O + CO2 .. (1)
CaCO3 CaO + CO2 .. (2)
Na2SO4 Na2O + SO2 .. (3)
MgCO3.CaCO3 MgO + CaO + 2CO2 .. (4)
Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 780o C
Na2CO3 +aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2 .. (5)
10

Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600o C


CaCO3 +bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2 .. (6)
Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600o C
CaCO3 + Na2CO3 Na2Ca(CO3)2 .. (7)
Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884o C
Na2SO4 + nSiO2 NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2 .. (8)
Reaksi utama
/aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO

3.

aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO .. (9)

Leburan kaca

Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca, terbagi menjadi
3 jenis, yaitu :
a.Pot furnace, biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special glass)
seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang kecil sekitar 2 ton atau
lebih rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus atau platina.
b.Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata
refraktori (bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar 1350 ton
cairan gelas yang membentuk kolam di jantung furnace.
c. Regenerative furnace.
Pembentukan (forming/shaping)
Bahan kaca yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang
berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa jenis
proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
a. Proses Four cault., Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah
bagian yang dinamakan "debiteuse". Bagian ini terapung di permukaan kaca cair
dengan celah sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas debiteuse
terdapat bagian sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan kaca hingga 650
670oC. Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi pelat padat dan akan bergerak

11

dengan didukung oleh roda pemutar (roller) yang menarik kaca tersebut ke atas.
Gambar di bawah ini melukiskan skema proses Four cault.
b. Proses Colburn (Libbey-Owens), Jika proses Fourcault , gerakan kaca
berlangsung secara vertikal, maka pada proses Colburn kaca akan bergerak secara
vertical kemudian diikuti gerakan horizontal setelah melewati roda-roda penjepit
yang membentuk leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.
c. Proses Pilkington (float process), Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam
berisi cairan timah (Sn) panas. Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan pengatur
tebal tipisnya kaca lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan
timah karena perbedaan densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan
dengan pasokan panas yang berasal dari pembakar di bagian atas kolam.
Pengendalian temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca tetap rata di kedua
sisinya serta pararel. Bahan yang biaanya digunakan untuk keperluan ini adalah gas
nitrogen murni. Selanjutnya, aliran kaca melewati daerah pendinginan (masih di
dalam kolam) dan keluar dalam bentuk kaca lembaran bersuhu 600oC.
Proses a c di atas dikenal dengan proses mekanik.
d. Proses tiup (blow), Proses ini digunakan untuk membuat botol kaca, gelas
kemasan, atau aneka bentuk kaca seni lainnya.
4. Annealing
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan
antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan kepecahan.
Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
(1) menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu untuk
menurunkan regangan internal, dan
(2) mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk
menahan regangan sampai titik maksimumnya. Proses ini berlangsung di dalam
"annealing lehr". Untuk jenis kaca lembaran, annealing lehr ini dilewati oleh kacakaca yang bergerak di atas roda berjalan.
12

5. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)


Beberapa proses penyelesaian akhir pada industri gelas adalah cleaning and polishing,
cutting, enameling, dan grading.
Selain itu,terdapat pembuatan gelas/kaca skala industry
Proses Pembuatan Gelas/Kaca Pada Skala Industri

Proses pembuatan kaca secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu fusion
of

raw

materials,

working

with

molten

mass

dan

annealing.

1. Fusion of raw materials (Pencampuran bahan baku)


Fusion of raw materials adalah proses pencampuran semua bahan baku
(utama dan tambahan) dengan komposisi bahan tertentu sesuai produk yang ingin
dihasilkan. Proses ini dilakukan di dalam suatu reaktor suhu tinggi (1000 0C-1500 0C),
karena disini akan diubah bahan dari bentuk padatan kedalam bentuk cairan.

13

2. Working with molten mass (Bekerja dengan bahan yang meleleh) adalah
tahapan proses selanjutnya setelah fusion of raw materials, disini bahan cair yang
diperolah dicetak sesuai bentuk yang diinginkan baik manual ataupun oleh bantuan
mesin pencetak.

3. Annealing (Penyangaian) Merupakan tahapan proses setelah tahap Working with


molten mass, bahan yang sudah dibentuk kemudian didinginkan secara bertahap
dalam suatu alat glass tempering machine, alat ini bekerja menurunkan suhu secara
bertahap sampai didapatkan bahan berbentuk kaca. Menurut Austin 2005, proses
pembentukan kaca dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Peleburan
Tanur kaca dapat diklasifikasi sebagai tanur periuk atau tanur tangki.
Tanur periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapat digunakan
secara menguntungkan untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana
tumpak cair itu harus dilindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakan
terutama dalam pembuatan kaca optic dan kaca seni melalui proses cetak. Periuknya
sebetulnya ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit
sekali melebur kaca di dalam bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau tanpa
sebagian bejana itu sendiri meleleh, kecuali bila bejana itu terbuat dari platina. Dalam
tanur tangki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung suatu tangki
besar yang terbuat dari blok-blok refraktor, diantaranya ada yang ukuran 38 x 9 x 1.5
m dengan kapasitas kaca cair sebesar 1350 t. kaca itu membentuk kolam didasar tanur
itu, sedang nyala api menjilat berganti dari satu sisi ke sisi lain. Kaca halusan (fined
glass) dikerjakan dari ujung lain tangki itu, operasinya kontinu. Dalam tanur jenis ini,
sebagaimana juga dalam tangki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca
panas. Kualitas kaca dan umur tangki bergantung pada kualitas blok konstruksi.
Karena itu, perhatian biasanya ditujukan pada refraktori tanur kaca. Tanur
tangki kecil disebut tangki harian (day tank) dan berisi persediaan kaca cair untuk

14

satu hari sebanyak 1 t sampai 10 t. tangki ini dipanasi secara elektrotermal atau
dengan gas. Tanur-tanur yang disebutkan diatas adalah tergolong tanur regenarasi
(regenerative furnace) dan beroperasi dalam dua siklusdengan dua perangkat 8 ruang
berisi susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberikan sebagian kalornya pada
waktu melalui tanur berisi kaca cair, mengalir ke bawah melalui satu perangkat ruang
yang diisi penuh dengan pasangan batu terbuka atau batu rongga (checkerwork).
Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar dari situ, dan isian itu
mencapai suhu yang berkisar antar 1500C didekat tanur 650C di dekat pintu keluar.
Bersamaan dengan itu, udara dipanaskan dengan melewatkannya melalui lubang
regenerasi yang telah dipanaskan sebelumnya dan dicampur dengan gas bahan bakar
yang terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi menjadi lebih tinggi lagi
(dibandingkan dengan jika udara tidak dipanaskan terlebih dahulu). Pada selang
waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30 menit, aliran campuran udara bahan
bakar, atau siklus itu dibalik, dan sekarang masuk tanur dari ujung yang berlawanan
melalui isian yang telah mendapat pemanasan sebelumnya, kemudian melalui isian
semula, dan mencapai suhu yang lebih tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit demi
sedikit setiap hari, bergantung kepada kemampuan refraktorinya menampung
ekspansi. Bila tanur regenarasi itu sudah dipanaskan, suhunya harus dipertahankan
sekurang-kurangnya 1200C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur
melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan. Tanpa
membiarkan dindingnya mendingin sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu
tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk
mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang dipasang pipa air
pendingin. Reaksi kimia yang terlihat dalam pembuatan kaca dapat diringkas sebagai
berikut (Austin, dkk. 2005) :
1) Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
2) CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2

15

3) Na2SO4 + cSiO2 Na2O.cSiO2 + SO2 + SO3 + CO

b. Pencetakan
Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah bahwa
rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang 9 kaca dapat
diselesaikan dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat singkat ini
kaca berubah dari zat cair viskos menjadi zat padat bening. Jadi, jelas sekali bahwa
masalah rancang yang harus diselesaikan, seperti aliran kalor stabilitas logam, dan
jarak bebas bantalan merupakan masalah yang rumit sekali. Keberhasilan mesin cetak
kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
c. Penyangaian
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca
harus disangai (anneal), baik barang kaca yang dibuat dengan mesin maupun yang
dibuat dengan tangan. Secara singkat, penyangaian menyangkut dua macam operasi,
yaitu: 1. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu krisis tertentu selama
beberapa waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam
dengan jalan pengaliran plastic sehingga regangannya kurang dari suatu maksimum
yang ditentukan. 2. Mendinginkan massa kaca sampai suhu kamar secara cukup
perlahan sehingga regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum leher atau
tungku penyaringan, tidak lain hanyalah satu ruang pemanasan yang dirancang
dengan baik dimana laju pendingin dapat diatur sehingga memenuhi persyaratan.
d. Penyelesaian
Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian yang
relative sederhana tetapi sangat penting. Operasi ini menyangkut hal-hal sebagai
berikut: Pembersihan, Penggosokan, Pemolesan, Pemotongan, Gosok semprot dengan
pasir, Pemasangan email klasifikasi kualitas, Pengukuran.

16

2.5 Macam-Macam Gelas/Kaca


Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1. Silika lebur.
Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada
suhu tinggi, atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Kaca ini sering disebut kaca
kuarsa (quartz glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik
pelunakan tinggi. Karena itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi
daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan terhadap radiasi ultraviolet. Kaca
jenis inilah yang sering digunakan sebagai kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang
harganya sekitar dua jutaan per kuvet.
2. Alkali silikat
Alkali silikat adalah satu-satunya kaca yang mengandung dua komponen yang di
publikasikan secara komersial. Pada proses pembuatannya pasir dan soda dilebur
bersama-sama, dan hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan silikat soda juga dikenal
sebagai kaca larut air (water soluble glass) dan banyak dipakai sebagai adhesif dalam
pembuatan kotak-kotak karton gelombang yang memiliki sifat tahan api.
3. Kaca soda gamping
Kaca soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua kaca
yang dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca
lembaran, jendela mobil dan barang pecah belah.
4. Kaca timbal
Dengan menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam
campuran kaca cair, didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting
dalam bidang optik, karena mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang tinggi.
Kandungan timbalnya bisa mencapai 82% (densitas 8,0, indeks bias 2,2). Kandungan
timbal inilah yang memberikan kecemerlangan pada kaca potong (cut glass). Kaca
ini juga digunakan dalam jumlah besar untuk membuat bola lampu, lampu reklame
neon, radiotron, terutama karena kaca ini mempunyai tahanan (resistance) listrik
tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai perisai radiasi nuklir.
17

5. Kaca borosilikat
Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B 2O3, 80% sampai
87% silika, dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi
termal rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi,
serta tahanan listrik tinggi. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator tegangan
tinggi, dan digunakan juga untuk lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt.
Palomer (AS).
6. Kaca khusus
Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom, kaca
optik dan kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbedabeda tergantung pada produk akhir yang diinginkan.
7. Serat kaca (fiber glass)
Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi
cuaca. Kaca ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih
rendah.

2.6 Kegunaan Gelas/Kaca


Pemakaian kaca antara lain :
1. Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filament.
Titik pelunakan kaca ini tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya
dibuat mendekati muai panjang logam maupun paduannya yang disangga. Logam
yang dimaksud adalah wolfram, molibdenum.
2. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor.
Minos adalah salah satu jenis kaca permeabilitas relatif tinggi yaitu 7,5, sudut
kerugian dielektrik (tan ) kecil pada frekuensi 1MHz, suhu 20oC, tan = 0.0009
pada frekuensi 1MHz, suhu 200oC, tan = 0,0012. Kaca minos mempunyai = 8,2 .
107 per oC. massa jenis 3,6 g/cm3.
18

3. Untuk membuat berbagai isolator.


Misalnya isolator penyangga, isolator antena, isolator len, dan isolator
bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga dituntut
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang
mendadak, dan tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca yang digunakan untuk
keperluan ini antara lain kaca silika, pireks kalium-natrium.
4. Pelapisan logam.
Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis). Enamel dalam hal
ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain sejenisnya, misalnya
dudukan

lampu,

reflektor, barang-barang

dekoratif

yang

tujuannya

untuk

mendapatkan permukaan yang lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan sebagai
isolasi listrik, yaitu untuk melapisi resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung
tersebut adalah resistor, antara lain : nikrom, konstantan).
Dalam hal ini, enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang sudah
dililiti kawat tersebut dicelupkan sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel.
Tujuannya di samping untuk mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap,
debu, dan oksidasi udara pada suhu kerja yang tinggi. Enamel dipabrikasi dengan
meleburkan komponen-komponennya yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi
sedikit dalam keadaan meleleh ke dalam air yang dingin hingga membentuk seperti
bola, selanjutnya dihaluskan menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara kering
maupun basah. Pada pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi hingga
suhu tertentu kemudian dimasukkan ke dalam bubuk enamel. Dengan demikian maka
bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan melapisi perangkat tersebut. Proses ini
diulang berkali-kali hingga diperoleh ketebalan lapisan yang diinginkan. Pada
pelapisan basah, mula-mula enamel diaduk dengan air sehingga menjadi bubur
enamel yang digunakan untuk melapisi perangkat yang dimaksud. Selanjutnya
perangkat yang sudah dilapis tersebut dikeringkan, lalu dipanaskan dengan oven
sehingga enamel meleleh dan dengan demikian melapisi perangkat.

19

Untuk keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang enamel harus


diusahakan sama dengan muai panjang perangkat yang dilapisi. Komponen elamen
untuk pelapisan resistor tabung (kaca boron-timah hitam dengan mangan peroksida)
adalah sangat sederhana yaitu : 27% PbO, 70% H3BO3 dan 3% MnO2. Titik lebur
enamel 600oC. Enamel akan hilang warnanya dan sebagian akan melarut jika
direndam dalam air dalam waktu yang lama. Untuk menambah ketahanan enamel
terhadap air dan panas biasanya ditambahkan pasir kuarsa. Sedangkan untuk
menambahkan kemampuan lekatnya, enamel yang digunakan untuk melapisi baja
atau besi tulang, ditambah Ni dan Co.
5. Fiber Optic (Serat optik) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau
plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain.
Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca
lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah
laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Serat optik terdiri dari 2
bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding
mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali
cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.
6. Kaca Soda Kapur
Jenis kaca yang paling umum dikenal dan yang telah digunakan sejak
berabad-abad silam sebagai jendela dan gelas minum adalah kaca soda kapur, yang
terbuat dari 75% silica (SiO2) ditambah Na2O, CaO, dan sedikit aditif lain.
7. Di dalam ilmu pengetahuan, istilah kaca didefinisikan dalam arti yang luas, kaca
dapat dibuat dari paduan bahan yang berbeda: paduan logam, ion-ion yang di cairkan,
molekul cair, dan polimer. Untuk banyak aplikasi seperti; botol, kaca mata, gelas dll.
8. Kaca memainkan peran penting dalam ilmu pengetahuan dan industri. Karena
struktur kimianya, fisik, dan khususnya sifat optik kaca cocok untuk aplikasi optik

20

dan bahan Optoelektronik, peralatan laboratorium, isolator termal, bahan penguat,


dan seni kaca (seni, kaca studio).
2.7 Tingkat Bahaya Gelas/Kaca
Kaca/gelas dan porselen merupakan kemasan yang paling tahan terhadap air,
gas ataupun asam, atau memiliki sifat yang inert. Kemasan kaca juga dapat diberi
warna Kemasan kaca/gelas banyak digunakan untuk produk minuman yang memiliki
sifat-sifat tertentu sehingga dapat menyaring cahaya yang masuk ke dalam kemasan
kaca. Misalnya untuk minuman sari jeruk nipis, digunakan kemasan kaca berwana
coklat, bertujuan agar kandungan asamnya tidak bereaksi dengan kemasan dan dipilih
yang berwarna coklat agar cahaya tidak merusak vitamin C yang terkandung di
dalamnya. Warna yang paling baik menyaring cahaya ultraviolet adalah warna amber
dan merah. Jenis kemasan ini dianggap kemasan yang paling aman untuk produk
pangan. Sedangkan limbah kaca/gelas biasanya didaur ulang untuk mendapatka
produk yang baru.

21

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Sedangkan kaca merupakan bahan
lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan secara biologi merupakan bahan yang tidak
aktif, yang boleh dibentuk menjadi permukaan yang tahan dan licin.
Keunggulan sifat yang dimiliki oleh gelas dibanding bahan lainnya adalah :
a. Sifat estetika atau keindahan
b. Sifat tembus pandang secara optik (transparan)
c. Sifat elastic
d. Sifat ketahanan terhadap zat/reaksi kimia
Produk-produk yang terbuat dari gelas dan kaca sering dijumpai di dalam
kehidupan sehari- hari, sebab tampilannya yang berwarna transparan yang
menjadikannya terlihat lebih menawan.
3.2 Saran
Sebaiknya masyarakat menggunakan produk yang terbuat dari gelas/kaca
karena memiliki sifat ramah lingkungan. Sedangkan limbah gelas/kaca yang telah
digunakan dapat didaur ulang kembali agar menjadi barang yang lebih berguna pula.

22

DAFTAR PUSTAKA

Ayasnura.2012.

Bahan

Konstruksi

Kimia

Gelas

dan

Kaca.

Ayasnura.blogspot.com/Konstruksi-Bahan-Kimia-Gelas-Kaca. [ 8 Mei 2015]


Damar.2014.Pengetahuan Umum Tentang Kaca.https://damzone89.wordpress.com/20
11/06/17/pengetahuan-umum-tentang-kaca/. [8 Mei 2014]
Eva. 2013. Industri Gelas dan Kaca. http://gelaskacaeva.blogspot.com/2012/11/gelasdan-kaca.html.[8 Mei 2015]
Indah.2012.Gelas Kaca. https://indahpoenya.wordpress.com/category/gelas/. [8 Mei
2015]
Utomo,Eddy.2014.Sifat dan Manfaat Gelas Bagi Kehidupan. http://rangkumanipa.blogspot.com/2014/10/sifat-dan-manfaat-bahan-gelas-dalam.html.

[8

2015]
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/2349/877.[8 Mei 2015]
http://www.bbpp-lembang.info/index.php/en/arsip/artikel/artikel-pertanian/110bahaya-kemasan-produk-pangan. [8 Mei 2015]
http://id.wikipedia.org/wiki/Gelas. [8 Mei 2015]

23

Mei

Anda mungkin juga menyukai