Anda di halaman 1dari 8

Sejarah

Kaca atau gelas adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Akan tetapi masyarakat luas banyak yang belum mengerti tentang senyawa unik ini. Kaca
atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian
karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia
sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga
partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah
gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari
dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat
kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
Sebagaimana bahan-bahan yang sangat banyak digunakan dalam peradaban modern, riwayat
penemuan kaca tidaklah jelas sama sekali. Salah satu rujukan yang paling tua mengenai bahan ini
dibuat oleh Pliny, yang menceritakan bagaimana pedagang-pedangang phoenisia purba menemukan
kaca tatkala memasak makanan. Periuk yang digunakannya secara tidak sengaja diletakkan di atas
massa trona di suatu pantai. Penyatuan yang terjadi antara pasir dan alkali menarik perhatian dan
orang Mesir telah berusaha menirunya. Sejak tahun 6000 atau 5000 sebelum Masehi, orang Mesir
telah membuat permata tiruan dari kaca dengan ketrampilan yang halus dan keindahan yang
mengesankan. Kaca jendela sudah mulai disebut-sebut sejak tahun 290. Silinder kaca jendela tiup
ditemukan oleh para pendeta pada abad ke-12. Dalam abad tengah, Venesia memegang monopoli
sebagai pusat industi kaca. Di jerman dan inggris, kaca baru mulai dibuat pada abad ke-16. Secara
keseluruhan sebelum tahun 1900, industri ini merupakan seni yang dilengkapi oleh rumus-rumus
rahasia yang dijaga ketat. Proses pembuatannyapun bersifat empiris dan hanya berdasarkan pada
pengalaman. Kaca atau gelas merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang
biasanya di hasilkan dari campuran silikon atau bahansilikon dioksida (SiO2), yang secara kimia sama
dengan kuarsa. dari segi fisika kaca dipandang sebagai zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian
karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia
sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga
partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah
gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari
dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat
kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
GELAS
Gelas dan kaca saat ini merupakan bahan yang telah umum dan banyak dipakai untuk keperluan
rumah tangga, konstruksi bangunan ataupun alat-alat teknik.
Macam-macam gelas atau kaca dibedakan atas dasar susunan kimianya. Yang paling sering atau
banyak digunakan adalah jenis gelas kapur soda yang menghasilkan berbagai produk seperti :
Alat makan dan minum
Kaca untuk bangunan
Bola Lampu
Glass Block

Genteng kaca
Isolator listrik, dll
Di samping itu terdapat gelas khusus yang dibuat tahan terhadap suhu , tahan pecah , gelas optik,
Produk-Produk Gelas lainya adalah :
1. Gelas Kapur Soda
2. Gelas Air (Waterglass)
3. Gelas Silikat (Vitreous)
4. Gelas Bor (Borosilicate glass)
5. Gelas Timbal (Lead glass)
6. Gelas Opal (gelas Susu)
7. Gelas Translucent (gelas pudar) atau gelas es
8. Gelas Ets
9. Kaca Cermin
10. Kaca Berwarna
11. Kaca Aman (safety Glass)
Di samping itu terdapat gelas khusus yang dibuat tahan terhadap suhu , tahan pecah , gelas optik,
Karakteristik kaca
Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
Tahan korosi
Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
Keras dan kuat.
Kekuatan tekan > kekuatan tarik
Tahan terhadap zat kimia, kecuali asam kuat
an lainnya.
Bahan-bahan Gelas
SiO2 :
Didapat dari kuarsa (bahan pokok pembuatan gelas)Melebur pada suhu tinggi dan membentuk cairan beningDengan penggunaan silika ini, pengembangan gelas akibat perubahan suhu akan kecil.Na2O :
Didapat dari abu soda (soda ash) atau natrium karbonatMemperbesar pemuaianMempertinggi daya tahan terhadap kejutan suhu tetapi menurunkan akan sifat ketahanlamaan dari
gelas.Cao atau MgO :
Didapat dari batu kapur atau batu dolomitPenurun suhu leburMempertinggi sifat ketahanlamaan gelas-

B2O3 :
Didapat dari borax (Na2B4O7.10H2O)Untuk gelas yang pemuaiannya kecil dan gelas boro silikatAl2O3 :
Didapat dari Felspar atau nephelin syenitMenaikkan suhu lebur dan viskositas dari masa gelasMemperbaiki sifat tahan lama.PbO :
Dicampur dengan silika membentuk gelas flint (gelas mutu tinggi) untuk rumah tanggaCara Pembuatan Gelas :
Mempunyai 5 tahapan :
1. Penyiapan Bahan
2. Peleburan Bahan
3. Pembentukan
4. Anealing
5. Perbaikan Bentuk
1. Penyiapan Bahan
Bahan-bahan sebelum diolah perlu dibersihkan atau dimurnikan karena mempengaruhi dalam proses
dan mutu gelasBahan harus berkadar besi rendah (kurang 0,5%) agar gelas yang dibuat- berwarna bening cerah.
Bahan-bahan digiling halus dan dicampur menurut perbandingan sesuai dengan jenis gelas yang
dibuat
Dilebur dalam tungku peleburan2. Peleburan Bahan
Cara peleburannya ada beberapa cara :
a. Peleburannya dengan pot atau krus.
Dilakukan sejak jaman dahulu, dimana masa gelas ditempatkan dalam suatu bejana tahan api, dan
bejana itu dibakar dalam tungku sampai masa yang ada dalam bejana melebur. Kemudian dari bubur
gelas ini diambil sedikit demi sedikit bila akan dibuat benda yang diingini
b. Peleburan dengan tungku bak.
Tungku bak ini biasanya dibagi menjadi 2 ruangan dimana ruang pertama merupakan ruang untuk
meleburkan, sedangkan ruang kedua untuk pengadukan, sehingga masa gelas homogen dan bebas
dari gelembung udara.
Untuk industri yang bekerja kontinu dan industri modern dari ruang 2 ini masa bubur gelas itu
langsung dikerjakan menjadi produk yang macam-macam bentuknya, dan perlengkapan peralatan
yang dipasang tidak sama, tergantung pada jenis produknya.
3. Pembentukan
Dan setelah peleburan maka proses selanjutnya adalah pembentukan gelas.
Cara pembentukan ada beberapa cara :
4. Anealing

Adalah suatu proses dimana benda gelas setelah dibentuk, perlu dipanasi pada suhu kurang lebih 500
atau 6000C dan suhu ini diturunkan secara perlahan-lahan. Sebab bila masa gelas, dimana waktu
dibentuk masih dalam keadaan panas, lalu dibiarkan segera mendingin di udara biasa umumnya akan
mudah pecah, akibat perubahan kejutan suhu.
Dalam proses pembuatan kaca lembaran, ruang pembentukan dengan ruang anealing, biasanya
bersatu, sebab pembentukannya dilakukan dengan mesin. Dalam pabrik-pabrik botol, alat makan
minum, dan lain-lain ruang anealing terpisah dengan ruang peleburan.
5. Perbaikan Bentuk
Benda-benda gelas setelah dibentuk, biasanya masih memiliki sisi-sisi yang belum baik atau tajam, ini
perlu diperbaiki. Misalnya pada mulut botol, biasanya digurinda agar tidak tajam atau dipanasi agar
meleleh. Untuk kaca lembaran biasanya, hanya dipotong menurut ukuran pasaran saja. Pada
perbaikan bentuk ini, sering terjadi benda gelas itu pecah, dan pecahan gelas itu disebut cullet,
dikumpulkan dan dileburkan lagi dalam tungku.

NOV

27

GELAS DAN KACA

GELAS DAN KACA


Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan
barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan
yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas
banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi
pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah
seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan.
Kaca merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan secara biologi
merupakan bahan yang tidak aktif, yang boleh dibentuk menjadi permukaan yang
tahan dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca sebagai bahan yang sangat berguna.

Komponen utama kaca ialah silika. Silika ialah galian yang mengandungi silikon
dioksida. Nama IUPAC silikon dioksida ialah silikon(IV) oksida. Silika wujud secara
semulajadi dalam pasir.Kaca merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk
apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak
memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk.
Kaca biasa biasanya terdiri daripada silikon dioksida (SiO2), yang merupakan
sebatian kimia yang serupa dengan kuarza, atau dalam bentuk polihabluran, pasir.
Silika tulen mempunyai tahap lebur sekitar 2000 Selsius, jadi dua bahan lain sering
dicampurkan kepada pasir dalam pembuatan kaca. Satu daripadanya adalah soda
(sodium karbonat Na2CO3), atau potasy, setara dengan sebatian kalium karbonat,
yang menurunkan tahap lebur kepada sekitar 1000 Selsius. Bagaimanapun, bahan
soda menjadikan kaca larut, jadi kapur (kalsium oksida, CaO) merupakan bahan
ketiga, ditambah untuk menjadikan kaca tidak larut.Silikon(IV) oksida ialah molekul
kovalen raksasa. Oleh itu, silikon(IV) oksida memerlukan banyak tenaga haba untuk
mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom dalam struktur raksasa. Maka,
silikon(IV) oksida mempunyai takat lebur yang sangat tinggi, iaitu 1710 C. Dalam
silikon(IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom oksigen
dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi
secara tidak terhingga dengan setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon
untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian. Kaca merupakan
bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal
disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan
kekisi kristal biasa terbentuk.Salah satu ciri kaca adalah ia lutsinar. Sifat lutsinar
disebabkan kaca terdiri daripada bahan yang tidak mempunyai keadaan perubahan
garisan atomik dalam tenaga cahaya. Juga disebabkan kaca adalah sekata pada
tahap gelombang yang lebih besar daripada cahaya, ketidaksekataan menyebabkan
cahaya terbias, menghalang pemancaran imej.

Sifat sifat

Email mempunyai sifat mirip gelas. Karena koefisien pemuaiannya lebih kecil
dari pada baja, ada kemungkinan email bisa retak pada saat pemanasan. Hal ini
disebabkan baja memuai lebih panjang. Demikian pula pada pendinginan yang
cepat, email dapat menjadi retak karena tegangan tarik. Adanya retak-retak
menyebabkan bahan proses dapat menerobos masuk, menyerang baja dan
menyebar dibawah lapisan email. Apabila pada proses ini terbentuk gas seperti
H2,gas tersebut dapat mengangkat lapisan email sehingga terkelupas. Untuk
memperkecil bahaya ini, pada pembuatan peralatan email, email diberi tekanantegangan awal. Dengan demikian, penggunaan dengan perbedaan temperatur yang
lebih besar diperbolehkan, sehingga peralatan dapat dipanaskan/didinginkan lebih
cepat. Petunjuk dari perusahaan pembuat harus diberlakukan bila tidak ada petunjuk
intem.

Penggunaan: Peralatan email digunakan dalam produksi bila produk yang


diinginkan harus mempunyai kemurnian yang tinggi dan/atau peralatan harus
mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap asam.

Penggunaan
Jenis kaca yang paling umum dikenal dan yang telah digunakan sejak
berabad-abad silam sebagai jendela dan gelas minum adalah kaca soda kapur, yang
terbuat dari 75% silica (SiO2) ditambah Na2O, CaO, dan sedikit aditif lain.

Di dalam ilmu pengetahuan, istilah kaca didefinisikan dalam arti yang luas,
kaca dapat dibuat dari paduan bahan yang berbeda: paduan logam, ion-ion yang di
cairkan, molekul cair, dan polimer. Untuk banyak aplikasi seperti; botol, kaca mata,
gelas dll.

Kaca memainkan peran penting dalam ilmu pengetahuan dan industri.


Karena struktur kimianya, fisik, dan khususnya sifat optik kaca cocok untuk aplikasi
optik dan bahan Optoelektronik, peralatan laboratorium, isolator termal, bahan
penguat, dan seni kaca (seni, kaca studio).

PEMBUATAN GELAS
Proses pembuatan gelas di dalam industri meliputi tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Persiapan bahan baku (batching)
Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta
pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai
komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna
atau zat-zat sesuai dengan produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran
bahan baku dalam suatu mixer dilakukan agar campuran menjadi homogen sebelum
dicairkan.
2. Pencairan (melting/fusing)
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan mencair.
Leburan kaca
Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca, terbagi menjadi
3 jenis, yaitu :

Pot furnace, biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special


glass) seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang kecil sekitar 2 ton
atau lebih rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus atau
platina.
Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata
refraktori (bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar
1350 ton cairan gelas yang membentuk kolam di jantung furnace.
Regenerative furnace.
Pembentukan (forming/shaping)
Bahan kaca yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang
berfungsi untuk membentuk kaca padatsesuai yang diinginkan. Ada beberapa jenis
proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
a. Proses Fourcault., Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah
bagian yang dinamakan "debiteuse". Bagian ini terapung di permukaan kaca cair
dengan celah sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas debiteuse
terdapat bagian sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan kaca hingga 650
670oC. Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi pelat padat dan akan bergerak

dengan didukung oleh roda pemutar (roller) yang menarik kaca tersebut ke atas.
Gambar di bawah ini melukiskan skema prosesFour cault.
b. ProsesColburn (Libbey-Owens),Jika prosesFourcault , gerakan kaca berlangsung
secara vertikal, maka pada prosesColburn kaca akan bergerak secara vertical
kemudian diikuti gerakan horizontal setelah melewati roda-roda penjepit yang
membentuk leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.
c. ProsesPilkington (float process), Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam berisi
cairan timah (Sn) panas. Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan pengatur tebal
tipisnya kaca lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan
timah karena perbedaan densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan
dengan pasokan panas yang berasal dari pembakar di bagian atas kolam

. Pengendalian temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca tetap rata di


kedua sisinya serta pararel. Bahan yang biaanya digunakan untuk keperluan ini
adalah gas nitrogen murni. Selanjutnya, aliran kaca melewati daerah pendinginan
(masih di dalam kolam) dan keluar dalam bentuk kaca lembaran bersuhu 600oC.

Proses a c di atas dikenal dengan proses mekanik.


d. Proses tiup (blow), Proses ini digunakan untuk membuat botol kaca,
gelas
kemasan, atau aneka bentuk kaca seni lainnya.
4. Annealing
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan
antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan
kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
(1) menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik
tertentu untuk menurunkan regangan internal, dan
(2) mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk
menahan regangan sampai titik maksimumnya. Proses ini berlangsung di dalam
"annealing lehr". Untuk jenis kaca lembaran, annealing lehr ini dilewati oleh kacakaca yang bergerak di atas roda berjalan.
5. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)
Beberapa proses penyelesaian akhir pada industri gelas adalahcleaning
and polishing, cutting, enameling, dan grading.
DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T ,"Shreve's Chemical Process Industries".McGraw Hill Book


Company, Singapore, 1984
Stocchi, E ,"Industrial Chemistry Vol. 1", Ellis Horwood, Englnad, 1990
Othmer, Kirk ,"Encyclopedia of Chemical Technology".
tech.groups.yahoo.com/group/TeknikKimia/message/5567

www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia.../ gelas-dan-kuarsa/ id.wikipedia.org/


wiki/ Gela

Anda mungkin juga menyukai