Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan
barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang
sangat halus dan kedap air. Kaca adalah amorf (non kristalin) material padat yang bening dan
transparan (tembus pandang), biasanya rapuh

Gelas dan kaca kini merupakan bahan yang telah umum dan banyak dipakai, baik untuk
keperluan rumah tangga, dalam konstruksi bangunan atau sebagai alat teknik. Ada berbagai
macam gelas atau kaca, yang terutama dibedakan atas dasar susunan kimianya, sedang
jumlah yang terbesar yang dibuat adalah gelas kapur soda. Kaca atau gelas apabila dipandang
dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur
partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga
partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca
adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap, yang dihasilkan
dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai
penyusun lainnya.

Gelas atau kaca banyak kita lihat disekitar kita, berupa alat makan dan minun, kaca untuk
bangunan, atau sebagai bejana dan wadah, bola lampu, block gelas, genteng kaca, isolator
listrik dan lainnya. Disamping itu terdapat gelas khusus yang dibuat tahan terhadap suhu, atau
tahan pecah, gelas optic dan lainnya

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan gelas ?
2. Apa saja Jenis - Jenis Gelas ?
3. Apa saja Bahan Baku Pembuatan Gelas ?
4. Bagaimana Cara Pembuatan Gelas ?
5. Bagaimana Karaktersiktik Kimia dan Fisika pada Gelas ?

1
1.3 Tujuan Penelitian
2. Agar mengetahui defenisi gelas
3. Agar mengetahui Jenis - Jenis Gelas
4. Agar mengetahui Bahan Baku Pembuatan Gelas
5. Agar mengetahui Cara Pembuatan Gelas
6. Agar mengetahui Karaktersiktik Kimia dan Fisika pada Gelas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Gelas

Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama penyusunnya
adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000° C. Kaca atau gelas merupakan bahan pejal
sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat,
dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk.
Kaca atau gelas termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa
kimia dengan susunan yang kompleks. Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan
lelehan yang lewat dingin. Kaca atau gelas ialah produk yang “amorf dan bening dengan
kekerasan dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh. Kaca atau gelas apabila
dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian
karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat
cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling)
yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara
teratur. Dari segi kimia, kaca atau adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang
tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali
dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.

Kaca atau gelas biasanya dicampur dengan bahan lain untuk mengubah cirinya.
Misalnya seperti kaca atau gelas bertimah hitam yang menyebabkan kaca atau gelas
menjadi lebih berkilauan, hal ini karena adanya peningkatan index pantulannya,
sementara boron ditambahkan untuk mengubah ciri termal dan elektriknya, seperti Pyrex.
Penambahan barium juga dapat meningkatkan indeks pantulannya, dan serium
ditambahkan untuk kaca atau gelas yang menyerap tenaga infra. Logam oksida juga
ditambahkan untuk memberikan warna pada kaca atau gelas. Peningkatan soda atau
potash dapat menurunkan titik lebur, sementara mangan ditambahkan untuk
menghilangkan warna yang tidak dikehendaki. Kaca atau gelas berwarna diperoleh
dengan menambahkan sedikit oksida logam peralihan. Misalnya, oksida mangan akan
menghasilkan warna ungu, oksida kuprum dan kromium memberikan warna hijau, dan
oksida kolbalt memberikan warna biru. Kaca atau gelas memiliki sifat-sifat yang sangat

3
khas bila disbanding dengan keramik. Kekhasan sifat kaca ini disebabkan oleh keunikan
silika (SiO2) dan proses pembentukannya.

Beberapa sifat kaca atau gelas yang sangat umum adalah sebagai berikut :

 Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar infra
merah
 Padatan amorf (short range order).
 Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
 Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
 Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
 Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogenfluorida. Karena itulah
kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
 Efektif sebagai isolator.
 Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.

2.2 Jenis - Jenis Gelas

a. Gelas kapur soda


Gelas kapur yang terutama dibuat dari campuran silica, soda dan kapur. Salah satunya
dari perbandingan campuran gelas tersebut diantaranya :
 1 molekul Na2O dalam % berat = 13%
 1 molekul CaO atau MgO dalam % berat = 12%
 6 molekul SiO2 dalam % berat = 75%
Jenis gelas yang paling banyak dipakai, dalam bentuk alat makan dan minum, kaca
lembaran, pipa, bola lampu , dll

Kaca lembaran

4
b. Gelas Cair

Dikenal dengan nama waterglass, terbuat dari hasil leburan silica dengn soda abu, yang
hasilnya berupa gelas cair yang mudah larut dalam air.

c. Gelas Bor

Disebut juga “borosilicate glass” yang tahan suhu dan pemuaiannya kecil.
Pemakaiannya terutama untuk pembuatan benda gelas untuk keperluan teknik, alat
laboratorium atau alat rumah tangga yang bermutu tinggi, yang dapat dipakai untuk
memasak. Gelas ini tahan suhu kejut. Jena atau pirex glass, untu alat laboratorium adalah
jenis borosilicate glass

d. Gelas Timbal atau Lead Glass


Gelas ini memiliki pemuaian kecil, biasanya digunakan untuk pembuatan gelas-gelas
plastik.

5
e. Gelas Translucent

Di pasaran kita kenal sebagai gelas es, dimana massa gelas sebenarnya
cerah/transparan, tetapi karena di satu sisi diberi garis berbentuk gambaran macam-
macam, maka cahaya yang seharusnya tembus tadi dibelokkan sehingga gelasnya buram.

Gelas translucent

2.3 Bahan Baku Pembuatan Gelas

a. SiO2

Merupakan bahan pokok pembuatan gelas dan diperoleh dari kwarsa. Bila dipanasi
pada suhu tinggi maka akan melebur, dan membentuk cairan yang bening. Dengan
penggunaan silica ini, pengembangan gelas akibat perubahan suhu akan kecil.

b. Na2O

Didapat dari soda ash atau natrium karbonat. Penambahan natrium karbonat kepada
komposisi gelas akan menurunkan suhu peleburan oksida dan akan memperbesar
pemuaian kerana suhu, sebaliknya dengan sifat dari Si2O oksida ini akan mempertinggi
daya tahan terhadap kejutan suhu terhadap kejutan suhu tetapi menurunkan akan sifat
ketahan dari gelas.

6
c. CaO atau MgO

Didapat dari batu kapur atau batu dolomite. Dengan penambahan oksida ini, dipakai
sebagai penurunan suhu lebur ( flux ) serta mempertinggi ketahanan gelas.

d. B2O3

Dipakai untum membuat gelas yang kecil pemuaiannya dan gelas boro silikat.
Didapat dari borax (Na2B4O7.10H2O)

e. Al2O3

Didapat dari feldspar atau nephelin syenit. Dengan dicampurkannya oksida ini, akan
menaikkan suhu lebur dan viskositas dari massa gelas, serta memperbaiki sifat tahan
lama.

f. PbO

Jika dicampur dengan silica akan membentuk gelas “flint” yang banyak dipakai untuk
pembuatan gelas alat rumah tangga bermutu tunggi.

2.4 Cara Pembuatan Gelas

a.Penyiapan bahan

Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta pemisahan dari
pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai komposisi, termasuk bahan-
bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna atau zat-zat yang sesuai dengan
produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran bahan baku dalam suatu mixer hal
ini dilakukan agar campuran menjadi homogen sebelum dicairkan.

7
Komposisi dari bahan-bahan penyusunnya adalah sebagai berikut :

Bahan Komposisi (%)


Pasir Silika 72,6
Natrium Karbonat 13,0
Kalsium Karbonat 8,4
Dolomit 4,0
Alumina 1,0
Lain-Lain 1,0
Bahan untuk gelas, biasanya harus berkadar besi yang rendah (biasanya kurang dari
0.5%) agar gelas yang dibuat berwarna bening cerah. Besi akan menyebabkan wana
gelas menjadi hijau.

b.Peleburan bahan

Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tungku
(furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan mencair. Cara peleburannya
ada beberapa cara :

1. Peleburannya dengan pot atau krus. Dilakukan sejak jaman dahulu, dimana masa
gelas ditempatkan dalam suatu bejana tahan api, dan bejana itu dibakar dalam
tungku sampai masa yang ada dalam bejana melebur. Kemudian dari bubur gelas
ini diambil sedikit demi sedikit bila akan dibuat benda yang diingini
2. Peleburan dengan tungku bak. Tungku bak ini biasanya dibagi menjadi 2 ruangan
dimana ruang pertama merupakan ruang untuk meleburkan, sedangkan ruang
kedua untuk pengadukan, sehingga masa gelas homogen dan bebas dari
gelembung udara. Untuk industri yang bekerja kontinu dan industri modern dari
ruang 2 ini masa bubur gelas itu langsung dikerjakan menjadi produk yang
macam-macam bentuknya, dan perlengkapan peralatan yang dipasang tidak sama,
tergantung pada jenis produknya.

8
Reaksi-reaksi penguraian

1. Na2SO3  → Na2O + CO2  ….. (1)


2. CaCO3  → CaO + CO2 ….. (2)
3. Na2SO4 → Na2O + SO2 ….. (3)
4. MgCO3.CaCO3→ MgO + CaO + 2CO2 ….. (4)
Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 – 780o C
5. Na2CO3 +aSiO2 →  Na2O.aSiO2 + CO2 ….. (5)
Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600o C
6. CaCO3 +bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2 ….. (6)
Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600o C
7. CaCO3 + Na2CO3 →  Na2Ca(CO3)2 ….. (7)
Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884o C
8. Na2SO4 + nSiO2 → NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2 ….. (8)
Reaksi utama
9. aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO →  aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO ….. (9)

c. Pembentukan

Cara pembentukan ada beberapa cara :

1. Dengan press / pakai cetakan baja tuang. Untuk produk yang bermulut lebar lebih
lebar dari dasarnya, seperti : piring, gelas minum, genteng kaca.
2. Dengan sistem tiupan. Untuk bentuk-bentuk yang bermulut kecil, seperti botol,
pipa gelas.
3. Proses tarik ( proses kambangan / float ) atau gilas. Dengan proses tarikan, masa
gelas dari ruang pengadukan dipancing, ditarik ke atas pada saat suhu ruangan
masih tinggi sekitar 500 atau 6000°C yang diperlukan untuk proses pendinginan
bertahan. Hasil tarikan ini melalui rol baja tahan suhu tinggi sehingga diperoleh
lembaran-lembaran kaca yang siap dipotong menurut ukuran yang dikehendaki.
Pada cara floating, masa gelas dialirkan melalui rol penggilas untuk membentuk
lembaran yang ketebalannya dapat diatur.

d. Anealing

9
Anealing adalah suatu proses dimana benda gelas setelah dibentuk setelah gelas
dibentuk, perlu dipanasi pada suhu kurang lebih 500 atau 600 oC , dan suhu ini diturunkan
secara perlahan-lahan. Sebab bila massa gelas dimana waktu dibentuk segera mendingin
diudara biasa, umumnya mudah pecah, akibat perubahan kejutan suhu.

Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangantegangan antar


molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan kepecahan. Proses
annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :

 Menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu untuk
menurunkan regangan internal
 Mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk
menahan regangan sampai titik maksimumnya.

Proses ini berlangsung di dalam "annealing lehr"

Dalam pabrik-pabrik botol, alat makan dan minum, dan lain-lain ruang annealing
terpisah dengan ruang peleburan.

e. Perbaikan bentuk

Benda gelas setelah dibentuk, biasanya masih memiliki sisi-sisi yang belum baik atau
tajam dan ini perlu diperbaiki. Misalnya pada mulut botol, biasanya di gerinda agar tidak
tajam atau dipanasi agar meleleh. Untuk kaca lembaran biasanya hanya dipotong
menurut ukuran pasaran saja. Pada perbaikan bentuk ini sering terjadi benda gelas itu
pecah, dan pecahan gelas itu disebut cullet, dikumpulkan dan dileburkan lagi dalam
tungku.

2.5 Karaktersiktik Kimia dan Fisika pada Gelas

10
a. Komposisi Kimia

Gelas terdiri dari oksida-oksida logam dan non logam. Bahan baku pembuatan gelas
adalah :

 Pasir silika (SiO2)


 Soda abu (Na2CO3) yang dengan pembakaran pada suhu tinggi akan terbentuk Na 2O
sehingga gelas tampak jernih.
 Batu kapur (CaO) yang berfungsi untuk memperkuat gelas.
 Pecahan gelas (kaca) disebut cullet (calcin), untuk memudahkan proses peleburan.
Cullet kadang-kadang ditambahkan dengan persentase 15-20%.
 Al2O3 dan boraksida (B2O3), titanium dan zirconium untuk meningkatkan ketahanan
dan kekerasan gelas.
 Borax oksida pada gelas boroksilikat seperti pyrex berfungsi agar gelas lebih tahan
pada suhu tinggi.
 Na2SO4 atau As2O3 untuk menghaluskan dan menjernihkan.
Senyawa-senyawa kimia ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu:

1. Bahan pembentuk gelas (glass former) yang mempunyai sifat membentuk gelas.
2. Bahan antara (Intermediate) yang mempunyai sifat pembentuk gelas, tetapi tidak
mutlak.
3. Bahan pelengkap (modifier) yang tidak mempunyai sifat membentuk gelas.
Berdasarkan jumlahnya, maka bahan dasar pembentuk gelas dapat dibedakan menjadi :
 Major material (berjumlah besar) yaitu pasir silika, soda abu, batu kapur, feldspar
dan pecahan gelas (cullet).
 Minor material (berjumlah kecil) yaitu natrium sulfat, natrium bikroma, selenium
dan arang.

Pasir silika tanpa bahan lain dapat dibuat menjadi wadah gelas tapi tidak praktis
karena untuk peleburannya diperlukan suhu 1760-1870°C. Penambahan soda abu akan
menurunkan suhu peleburan pada keadaan yang mudah dipraktekkan yaitu 1426-1538°C,
sehingga soda abu disebut juga FLUXING AGENT. Untuk membuat agar kemasan gelas
bersifat inert dan netral maka gelas dicelupkan dalam larutan asam. Untuk melindungi
permukaan kemasan gelas maka diberi laminasi silikon polietilen glikol atau polietilen
stearat.

11
Sifat gelas yang stabil menyebabkan gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang
tanpa kerusakan, namun kadang-kadang jika kondisi gudang kurang baik maka dapat
merusak label dan sumbat. Wadah gelas inert dalam penggunaan bahan yang
mengandung asam kuat atau alkali, tetapi dengan air dapat terjadi pengikisan komponen
tertentu.

Misalnya :

- Air destilata (aquadest) dalam wadah gelas flint akan mengikis 10-15 ppm NaOH
selama 1 tahun.
- Penambahan boron 6% dalam gelas borosilikat mengurangi pengikisan hingga 0.5
ppm selama 1 tahun.

Gelas yang disimpan pada kondisi dimana suhu dan RH berfluktuasi maka terjadi
kondensasi air dari udara sehingga garam-garam dapat terlarut keluar gelas, peristiwa ini
disebut blooming.

b. Warna Gelas

Warna gelas dapat diatur dengan menambahkan sejumlah kecil oksida-oksida logam
seperti Cr, Co dan Fe. Sifat semi opaq diberikan dengan penambahan florin. Penambahan
senyawa-senyawa tersebut dilakukan pada proses pembuatan wadah gelas.

BAB III

PENUTUP

12
3.1 Keimpulan

1. Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan barang
kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang sangat
halus dan kedap air.

2. Bahan baku pembuatan Gelas :

 SiO2
 Na2O
 CaO atau MgO.
 B2O3
 Al2O3
 f. PbO

3. Cara pembuatan gelas

a) Penyiapan bahan
b) Peleburan bahan
c) Pembentukan
d) Anealing
e) Perbaikan bentuk

4. Produk – produk gelas

a) Gelas kapur soda


b) Gelas Cair
c) Gelas Silika
d) Gelas Timbal atau Lead Glass
e) Gelas translucent

13
DAFTAR PUSTAKA

http://chemistry.org/artikel_kimia/kimia_anorganik/beberapa_fakta_seputar_gelas/

https://www.kaskus.co.id/thread/51df2b40582acfb855000004/mengenal-macam-
gelas-dan-fungsinya

14

Anda mungkin juga menyukai