Anda di halaman 1dari 18

Karakteristik, Klasifikasi

Bahan-bahan Keramik
dan pemrosesan kaca

M Arief Dermawan M 1610311018


Prayogi 1610311008
Roni 1610311042
Apa itu Keramik?

Keramik dapat dikategorikan sebagai salah satu


komposit karena disusun atas material-material
organaik yang dipadukan dengan senyawa logam.
Atau sering diistilahkan sebagai kombinasi material
logam dengan non logam.
keramik secara umum memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:

Memiliki daya tahan panas yang tinggi


Sifat penghantar panas yang dimiliki cenderung rendah
sehingga efektif untuk penyimpan panas
Tidak mudah teroksidasi sehingga susah untuk
mengalami korosi
Sifat elektriknya bervariasi sehingga dapat menjadi
isolator, konduktor dan bahkan bahan superkonduktor
Memiliki sifat ferrous dan non-ferrous
Kemampuan mekanis yang kuat namun sangat mudah
untuk mengalami kerapuhan
Klasifikasi Keramik
berdasarkan senyawa-senyawa penyusun dan ikatan-ikatan yang
terjadi pada material keramik keramik diklasifikasikan sebagai dua
jenis yaitu:

Keramik Kristalin.
Adalah jenis keramik yang disusun atas susunan keramik
secara periodik. Keramik jenis ini dibuat untuk mendapatkan
keramik dengan bentuk tertentu. Proses pembuatan keramik
jenis ini menggunakan reaksi in situ atau dengan
membentuknya melalui tekanan. Selanjutnya agar keramik
terbentuk dengan bentuk yang diinginkan, keramik
dimasukan pada proses sintering untuk mendapatkan
struktur solid.
Keramik Non-Kristalin.
Salah satu keramik non-kristalin itu ada pada gelas
kaca. Maka, untuk mendapatkan keramik non-
kristalin dilakukan peleburan untuk mendapatkan
bentuk yang diinginkan. Setelah mengalami
peleburan, material menjadi cair namun memiliki
viskositas yang tinggi. Lalu, material tersebut
didinginkan secara perlahan demi perlahan sehingga
menjadi kaku.
Berdasarkan bahan-bahan penyusunnya keramik
dibedakan menjadi dua hal yaitu: keramik tradisional
dan fine keramik.
Keramik tradisional dibuat melalui metode
tradisional yaitu dengan mengambil bahan lalu
dipulen dan diberi bentuk. Kemudian material
dimasukkan ke dalam sintering sehingga terjadi
pemanasan dan kandungan air hilang. Sementara
pada fine keramik dibuat dengan cara merekayasa
tekniknya melalui pembuatan komposit
menggunakan logam ataupun logam-logam oksida.
Kaca adalah amorf ( non kritalin ) material padat yang
bening transparan, yang biasanya rapuh. Jenis yang paling
banyak digunakan selama berabad-abad adalah jendela dan
gelas minum.

Bahan Baku Industri Kaca


Bahan baku dari industri umum kaca adalah (Austin, dkk.
2005) :
Pasir
Pasir yang digunakan dalam membuat kaca adalah kuarsa
yang sangat murni. Kandungan besi dalam pasir kuarsa ini
tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang gelas pecah belah
atau 0,015% untuk kaca optik.
Soda
Soda ini berumus kimia Na2O, yang didapatkan
dalam soda abu padat (Na2CO3). Sumber lainnya
adalah dari bikarbonat, kerak garam dan natrium
nitrat.
Feldspar
feldspar mempunyai banyak keunggulan dibanding
produk lain, karena murah, murni dan dapat dilebur
dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca.
Borax
Borax adalah perawis tambahan yang menambahkan
Na2O dan boron oksida kepada kaca. Walaupun
jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca
lembaran, boraks sekarang banyak digunakan di
dalam bernagai jenis kaca pengemas. Ada pula kaca
borax berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi
lebih rendah dan indeks refraksi lebih tinggi dari
semua kaca yang dikenal. Kaca ini telah banyak
digunkan sebgai kaca optik. Di samping daya
fluksnya yang kuat, borax tidak saja bersifat
menurunkan sifat ekspansi tetapi juga meningkatkan
ketahanna terhadap aksi kimia.
Kerak garam
Istilah asingnya adalah salt cake yang digunakan
sebagai perawis tambahan pada pembuatan kaca,
Kerak garam ini dapat membersihkan buih yang
mengganggu pada tanur tangki. Sulfat ini harus
dipakai bersama karbon agar tereduksi menjadi
sulfit.
Kulet
Kulet adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari
barang-barang rusak, pecahan beling dan berbagai
kaca limbah. Bahan ini dapat membantu pencairan
selain juga sebagai bahan untuk dasar pengolahan
limbah.
Langkah-Langkah Umum
Pembuatan Kaca
Urutan proses pembuatan kaca pada umumnya dapat digolongkan
menjadi 10 langkah (Austin, dkk. 2005), yaitu:
1. transportasi bahan baku ke pabrik
2. pengaturan ukuran bahan baku
3. penimbunan bahan baku
4. pengangkutan, penimbangan dan pencampuran
bahan baku dan pemuatannya ke tanur kaca
5. pengolahan bahan bakar untuk mencapai suhu
yang diperlukan bagi pembentukkan kaca
6. reaksi pembentukkan kaca di dalam tanur
7. penghematan kalor melalui regenarasi dan
rekuparasi
8. pembuatan bentuk produk kaca
9. penyaringan produk kaca
10. penyelesaian produk kaca
Cara Pembuatan Kaca
Langkah 1. Penyiapan Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa sering disebut pula sebagai pasir silika.
Pasir ini menjadi bahan baku utama dalam proses
pembuatan kaca. Pasir yang tidak mengandung besi
mampu menghasilkan potongan kaca yang
transparan. Sedangkan kandungan besi yang terlalu
banyak pada pasir ini bisa menyebabkan warna kaca
yang dihasilkannya akan menjadi kehijau-hijauan.
Jika Anda terpaksa menggunakan pasir kuarsa yang
mengandung besi, Anda bisa menambahkan sedikit
mangan dioksida untuk memperbaiki kualitas kaca
yang dihasilkan dari pasir tersebut.
Langkah 2. Penambahan Natrium Karbonat dan
Kalsium Oksida
Soda (natrium karbonat) berguna untuk menurunkan
suhu sesuai yang diinginkan pada saat proses
pembuatan kaca tengah berlangsung. Sedangkan
kalsium oksida berfungsi sebagai pencegah adanya air
yang melewati kaca ini. Anda juga bisa menambahkan
oksida magnesium atau aluminium untuk meningkatkan
daya tahan kaca. Bahan-bahan aditif di atas tidak boleh
ditambahkan ke campuran adonan kaca lebih dari 26-30
persen.
Langkah 3. Penambahan Bahan-bahan Kimia Tertentu

Bahan-bahan kimia tertentu bisa ditambahkan ke dalam


adonan kaca agar karakteristik kaca yang dihasilkannya
sesuai dengan keinginan kita. Penambahan paling
banyak biasanya dilakukan manakala kita ingin membuat
kaca dekoratif. Misalnya oksida berfungsi untuk
menciptakan kilauan pada permukaan kaca,
mempermudah pemotongan kaca, dan menurunkan titik
lelehnya. Sementara oksida lantanum mengandung
manfaat untuk membantu kaca dalam menyerap panas.
Langkah 4. Penambahan Bahan Kimia Pemberi Warna
Menariknya beberapa pengrajin kaca sengaja
menambahkan bahan-bahan kimia tertentu untuk
mengubah warna kaca sehingga tidak hanya berwarna
bening. Seperti yang sudah kami sebutkan sebelumnya,
kandungan besi pada pasir kuarsa menyebabkan kaca
yang dihasilkannya akan berwarna kehijau-hijauan.
Sedangkan sulfur mampu memberikan warna kekuning-
kuningan atau kecokelat-cokelatan tergantung jumlah
yang digunakan. Untuk membuat warna kehitam-
hitaman, Anda bisa menambahkan karbon dalam jumlah
tertentu.
Langkah 5. Persiapan Proses Pembuatan
Bahan-bahan dasar pembentuk kaca lantas dimasukkan ke
dalam wadah khusus yang bersifat tahan panas. Jangan lupa
tambahkan pula bahan-bahan kimia aditif untuk menciptakan
kesan tertentu pada kaca yang ingin dibuat. Jika Anda
menginginkan kaca yang berwarna bening sempurna,
kuncinya terletak pada tingkat kemurnian pasir kuarsa yang
digunakan.

Langkah 6. Pemasakan Bahan Menjadi Cairan


Proses pemasakan bahan-bahan pembentuk adonan kaca
biasanya dilakukan menggunakan tungku gas atau listrik.
Semua campuran bahan tadi umumnya akan mencair pada
suhu lebih dari 2.300 derajat celsius. Untuk menghindari
terjadinya kecacatan produk, suhu ini lantas diturunkan
hingga mencapai 1.500 derajat celsius menggunakan natrium
karbonat.
Langkah 7. Penyeragaman Cairan Kaca dan Gelembung
Agar adonan kaca yang tengah dimasak memiliki sifat yang
homogen, maka pengadukan harus senantiasa dilakukan
secara berkala dengan gerakan yang konsisten. Penambahan
bahan-bahan kimia seperti natrium klorida, natrium sulfat,
atau antimon oksida dapat membantu proses pembuatan
kaca tersebut.

Langkah 8. Pencetakan Cairan Kaca


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk
kaca sesuai yang kita inginkan. Salah satunya adalah
menuangkan cairan kaca yang sudah jadi ke dalam cetakan
khusus. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Bangsa
Mesir dan masih tetap diaplikasikan hingga saat ini.
Mengingat cairan kaca panas ini mudah sekali mengalami
penurunan suhu dan berubah menjadi padat, langkah ini
harus dilakukan secara cepat dengan perhitungan yang
sangat akurat.
Langkah 9. Pendinginan Kaca
Setelah dipastikan desain kaca yang dibuat telah sesuai
dengan keinginan kita, selanjutnya adalah mendinginkan
kaca tersebut. Anda cukup mendiamkan cairan kaca tadi
selama beberapa saat di tempat yang aman. Sekali lagi
kami ingatkan bahwa cairan kaca yang panas mudah
sekali dingin dan berubah wujud menjadi padat.

Langkah 10. Pembersihan Kaca


Proses mensterilkan kaca disebut annealing. Proses ini
bertujuan untuk menghilangkan seluruh titik rawan yang
mudah pecah yang mungkin terbentuk selama proses
pembuatan kaca tersebut berlangsung. Setelah proses
ini selesai dikerjakan, berikutnya Anda bisa mengolah
kaca ini sedemikian rupa seperti menghias atau
meningkatkan ketebalannya.

Anda mungkin juga menyukai