Anda di halaman 1dari 5

TURBULENSI

Turbulensi adalah perubahan kecepatan yang sering terjadi dalam waktu


singkat berskala kecil dan terjadi secara acak. Dengan kata lain, ketika kecepatan
aliran udara dan atau arah pergerakannya berubah dengan cepat, maka pada saat
itu dapat dikatakan telah terjadi turbulensi udara (Wagtendonk, 2003)

Turbulen merupakan kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan


aliran yang tidak laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak
teratur antara satu dengan yang lain. Sehingga didapatkan ciri dari aliran turbulen:
tidak adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur,
kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar dan viskositasnya rendah.
Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran - pusaran
dalam aliran, yang menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel -
partikel cairan di seluruh penampang aliran. Untuk membedak analiran apakah
turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka
Reynold (Reynolds Number). Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:

Re = (4 v R)/θ

Dimana:
Re= Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ftatau m)
θ = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)

Berdasarkan penyebab nyaada 4 (empat) penyebab dasar terjadinya


turbulensi yaitu Thermal Turbulence, Mechanical Turbulence, Shear Turbulence
dan Aerodynamic Turbulence.

Turbulensi Termal (Thermal Turbulence) atau yang sering disebut juga


turbulensi konveksi (Convection Turbulence) terjadi pada ketinggian yang lebih
tinggi dari pada mechanical turbulensi. Yaitu pada ketinggian sekitar 2.000
sampai 10.000 feet. Thermal turbulensi terjadi ketika suhu udara naik. Yaitu
ketika udara yang hangat dari permukaan naik keudara dan berbenturan dengan
udara yang lebih tinggi di atmosfir. Intensitas turbulensi termal tergantung dari
besarnya suhu permukaan dan juga ketinggian karena suhu udara menurun seiring
bertambahnya ketinggian (disebut Lapse Rate).

Turbulensi Mekanis (Mechanical Turbulence) disebabkan oleh arus udara


yang bergerak dekat dengan permukaan yang terganggu oleh struktur fisik seperti
pegunungan atau bangunan buatan manusia. Adanya pegunungan atau struktur
fisik ini menyebabkan perubahan arah aliran udara menjadi menyebar. Turbulensi
mekanika ini mempengaruhi lapisan atmosfir sampai dengan sekitar 2000 feet
diatas permukaan laut. Intensitas turbulensi mekanis ini bervariasi tergantung oleh
kecepatan angin dan seberapa besar struktur fisik yang dilewatinya.

Turbulensi Geseran (Shear Turbulence) disebabkan adanya perubahan arah


angin yang tiba-tiba. Yaitu ketika arah angin berubah mendadak baik secara
horisontal maupun vertikal dalam jarak yang dekat. Akibat adanya perbedaan
tekanan udara. Turbulensi geseran terjadi sepanjang perbatasan antara dua aliran
udara yang bergerak berlawanan arah. Seperti ketika pilot masuk ke jet stream
untuk memanfaatkan tail wind untuk menghemat bahan bakar.

Turbulensi Aerodinamika (Aerodynamic Turbulence) atau sering disebut


juga Wake Turbulence. Turbulensi ini terjadi melalui gerakan pesawat saat
terbang di udara. Pesawat yang terbang di belakangnya bisa terkena efek
turbulensi ini. Semakin besar ukuran pesawat, semakin besar juga efek
aerodynamic turbulence-nya.

Selain keempat jenis turbulensi diatas, terdapat pula apa yang umumnya
disebut Clear Air Turbulence (CAT). CAT ini biasanya terjadi di area tropopause
yaitu ruang udara antara troposphere dan stratosphere pada ketinggian sekitar
23.000 sampai 40.000 feet.

Contoh dalam kehidupan sehari – hari

Gambar di atas merupakan contoh turbulensi dari kehidupan sehari-hari hal i ni


dapat terlihat dari gambar bahwa aliran laminer ini yang lewat dari wastafel secara
teratur atau lancar sehingga aliran yang ada di wastafel tetap konstan dan aliran
turbulen pada gambar di atas dapat dilihat tidak teratur sehingga menimbulkan
efek turbulensi

ContohSoal :

Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti terlihat
pada gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil
adalah 4 : 1.

Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah.
Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105
Pa. Tentukan :
a) Kecepatan air pada pipa kecil
b) Selisih tekanan pada kedua pipa

Pembahasan
Diketahui : h1 = 5 m ; h2 = 1 m ; v1 = 36 km/jam = 10 m/s ; P1 = 9,1 x 105 Pa ;
A1 : A2 = 4 : 1

a) Kecepatan air pada pipa kecil


Persamaan Kontinuitas :
A1v1 = A2v2
(4)(10) = (1) (v2)
v2 = 40 m/s

b) Selisih tekanan pada kedua pipa


Dari Persamaan Bernoulli :
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2
P1 − P2 = 1/2 ρ(v22 − v12) + ρg(h2 − h1)
P1 − P2 = 1/2(1000)(402 − 102) + (1000)(10)(1 − 5)
P1 − P2 = (500)(1500) − 40000 = 750000 − 40000
P1 − P2 = 710000 Pa = 7,1 x 105 Pa

Faktor yang mempengaruhi aliran laminar dan turbulen adalah bilangan


Reynolds. Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya
inersia terhadap gaya viskos yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya
tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk
mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling
penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak
berdimensi lain, Untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic
similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida
yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak
berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.
dengan:
vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
μ - viskositas absolut fluida dinamis,
ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ - kerapatan (densitas) fluid

1. Light turbulence (goncangan tingkat ringan)


Light turbulence tidak akan terasa saat berada di kokpit, biasanya yang
paling berasa adalah di ekor pesawat. Light turbulence bisa di cek, ketika
pramugari meletakkan minuman dan air terlihat goyang-goyang.
Fenomena inilah yang disebut dengan light turbulence

2. Moderate turbulence (goncangan tingkat sedang)


Goncangan ini sekira 0,5 sampai 1,6g (satuan gaya gravitasi) dalam
tingkatan ini jika Anda melihat secara visual dengan meletakkan
minuman di gelas pada meja, maka air akan mulai bergerak ke kanan dan
ke kiri. Dalam kondisi ini pilot otomatis akan memasang lambang sabuk
pengaman. Pramugari akan mengumumkan untuk segera kembali ke
tempat duduk dan memasang sabuk pengaman dengan segera karena
mulai berbahaya karena bisa membuat jatuh saat berjalan di kabin.

3. Severe turbulence (goncangan dengan tingkat berat)


Tingkatan ini goncangannya lebih dari 1g, di kokpit mulai berasa
goyang, namun di badan dan ekor pesawat akan lebih terasa lagi. Maka
biasanya penumpang akan semakin panik dalam kondisi ini. Dalam
kondisi ini pilot akan segera mengumumkan untuk kembali ke tempat
duduk dan menggunakan seat belt. Jika terdengar pengumuman tersebut
langsung duduk dan gunakan sabuk pengaman, jika ada anak kecil
langsung dipegang.

4. Extreme turbulence (penumpang mulai terlempar dari kursi)


Pada kondisi ini goncangan semakin besar hingga membuat penumpang
berasa terlempar-terlempar dari kursi. Di kokpit sendiri autopilot susah
untuk dipasang, jadi pilot akan mengendalikan secara manual.
“Bahaya gak sih? Sebenarnya tidak cuma ya susah aja nerbanginnya.
Jadi jika menghadapi situasi seperti ini, pilot akan segera mengubah jalur
penerbangan entah ketinggian atau rutenya akan diganti. Karena masalah
ini terjadi bisa karena adanya typhoon atau tropical cyclone lainnya dan
ini berbahaya,” tutur Kapten Rizka.
“Tapi tenang semua fenomena ini tidak akan menghancurkan pesawat
selama tidak overstress dan overspeed. Bisa bikin patah sayap? Tidak,
karena pesawat sudah dirancang untuk masuk ke turbulence dengan
segala limitasinya. Kecepatannya juga ada batasannya,” lanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai