Disusun oleh:
Nama Kelompok :
UNIVERSITAS MULIA
BALIKPAPAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Pancasila
dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
akhir yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Pancasila, Drs. Suprijadi,
M.Pd.
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai tema Pancasila, yaitu
IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA TERHADAP GENERASI Z, karena sangat penting
untuk kita ketahui apa itu Pancasila Generasi Zaman sekarang.
Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, sehingga dapat menambah wawasan kita mengenai Pancasila, khususnya bagi
penulis. menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah
kami selanjutnya.
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1. Latar Belakang....................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...............................................................................................2
3. Tujuan Masalah..................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
1. Sejarah Lahirnya Pancasila.................................................................................3
2. Perilaku Generasi Z dalam Pancasila.................................................................8
2.1. Perilaku Generasi Z.....................................................................................8
3. Penerapan Pendidikan Pancasila melalui Media Sosial bagi Generasi Z.........18
BAB III.......................................................................................................................26
PENUTUP..................................................................................................................26
1. Kesimpulan.......................................................................................................26
2. Saran.................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, telah memainkan peran penting
dalam membentuk nilai-nilai masyarakat Indonesia sejak kemerdekaan pada tahun
1945. Namun, seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan generasi,
terutama Generasi Z, pertanyaan pun muncul tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila
dapat diimplementasikan dalam kehidupan mereka. Generasi Z adalah kelompok
generasi yang tumbuh dalam era teknologi digital, globalisasi, dan dinamika sosial
yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Oleh karena itu, penting
untuk memahami bagaimana Pancasila dapat relevan dan bermanfaat dalam konteks
Generasi Z, yang merupakan penerus masa depan bangsa.
Makalah ini akan membahas berbagai aspek implementasi nilai Pancasila bagi
Generasi Z, termasuk tantangan, peluang, dan peran pendidikan serta budaya dalam
membantu generasi ini memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut. Selain itu,
kita akan menjelajahi peran teknologi dan media sosial dalam membentuk
pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Generasi Z. Dengan menggali isu-isu ini, kita dapat memahami bagaimana nilai-nilai
Pancasila tetap relevan dalam menghadapi perubahan zaman dan menciptakan masa
depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.
2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
1
3. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis istilah “pancasila” berasal dari sansekerta dari India (bahasa
kata brahmana) adapun bhasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “pancasila” memiliki dua
macam arti secara leksikal yaitu :
“syila” vokal i panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting
atau senonoh”
2
Enam puluh anggota biasa bangsa Indonesia tidak termasuk ketua dan ketua
muda dan mereka kebanyakan berasal dari Jawa, tetapi ada juga yang berasal dari
Sumatera, Sulawesi, Maluku, beberapa peranankan Eropa, Cina dan Arab.
Negara yang paling lama menjajah di Indonesia adalah Belanda, mulai dari
tahun 1908 dan berakhir pada tahun 1942 tepatnya pada tanggal 8 Maret 1942
Belanda kalah oleh Jepang, Sebelum kekalahan jepang di Perang Pasifik melawan
sekutu, tentara pendudukan Jepang berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia
dengan memberikan janji kemerdekaan pada bangsa Indonesia dan membentuk
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dilantik tanggal 28 Mei 1945 dansidang
pertamanya diadakan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni untuk membicarakan mengenai
dasar ideologi bangsa Indonesia setelah merdeka.
Peri kebangsaan
Peri kemanusian
Peri ketuhanan
Peri kerakyatan
Kesejahteraan rakyat
Tetapi hal itu tidak merubah keadaan, dasar ideologi bangsa Indonesia pun belum
terwujud. Baru kemudian Bung Karno mengeluarkan pendapatnya pada tanggal 1
Juni 1945, beliau berpendapat bahwa lima dasar ideologi bangsa adalah :
3
Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
Internasionalisme (peri kemanusiaan)
Mufakat dan demokrasi
Kesejahteraan social, dan
Ketuhanan yang berkebudayaan.
Yang dinamakannya Pancasila. Kemudian beliau mengemukakan dan memeras lima
dasar tersebut menjadi tiga yang disebut Trisila, yaitu;
Sosio Demokrasi
Sosio Nasionalisme
Ketuhanan
Kemudian beliau memeras lagi menjadi Ekasila, yaitu Gotong Royong.
Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu, diterima
secara terbuka oleh segenap anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Sebagai realisasi
janji Jepang maka pada hari ulang tahun Kaisar Hirohito tanggal 29 April 1945
Jepang memberi semacam “hadiah ulang tahun” kepada bangsa Indonesia, yaitu janji
kedua dari pemerintah Jepang berupa “kemerdeka-an tanpa syarat. Tindak lanjut
janji tersebut dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidi usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan nama BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha Persipan Kemerdekaan Indonesia), yang dalam bahasa Jepang
disebut Dokuritsu Zyunbi Tioosakai.
4
Demikianlah, lewat proses persidangan selama tiga hari itu, akhirnya
Pancasila penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan dan dicantumkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar
negara Indonesia Merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945. Berikut isi dari pancasila :
3. Persatuan Indonesia
5
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa Negara adalah
perwujudan sifat kodrat manusia sebagai mahluk monodualisme, yaitu
mahluk individu juga mahluk social. Negara adalah tempat berkumpulnya
elemen-elemen yang berupa suku, ras, etnis, klan, kelompok maupun
golongan yang didlamnya saling mengisi. Meskipun begitu bangsa Indonesia
tetap bersatu walaupun terdapat banyak kebudayaan yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih
sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke.
Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan yang
sempit,namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih
objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk
dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam
kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk
dipertentangkan tetapi justru dijadikan dasar persatuan Indonesia.
6
f) Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang
beradab.
g) Menjunjung tinggi asas musyawarah.
Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk
membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia
modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai
diri, walau berada dalam pergolakan untuk menciptakan perubahan dan
pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang
menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa,
dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran dan aliran yang sempit dan
hanya mementingkan dirinya sendiri.
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan hak-hak dan
tidak memihak antara satu dengan yang lainnya, serta pemerataan terhadap
suatu hal.
Keadilan disini meliputi keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya
sendiri , manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan masyarakat
bangsa dan negaranya. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa serta hubungan
manusia dengan Tuhannya.
Keadilan yang harus terwujud meliputi :
a) Kedilan Distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara Negara
terhadap warganya, maksudnya Negara harus menjamin kesejahteraan
dan ketentraman warga negaranya.
b) Keadilan Legal,yaitu suatu hubungan keadilan antara warga Negara
terhadap Negara maksudnya warga Negara wajib memenuhi keadilan
dalam bentuk mentaati peraturan dan perundang-undangfan yang
berlaku.
7
c) Keadilan Komutatif, maksudnya hubungan keadilan antara warga satu
dengan
lainnya saling timbal balik.
8
teknologi, merupakan generasi yang tidak bisa lepas dari teknologi, lebih memilih
menghabiskan waktu untuk kehidupan sosialnya di dunia maya, implusif dan
individualitas yang tinggi membuat sikap generasi ini semakin lama semakin jauh
dari nilai Pancasila yang seharusnya diterapkan, seperti:
a) Ketuhanan Yang Maha Esa, yang memiliki makna nilai Ketuhanan, ialah bangsa
yang beriman dan bertakwa pada Tuhan YME. Namun sudah banyak generasi Z yang
bersikap acuh tak acuh dengan nilai ketuhanan, contohnya seperti saat Adzan
berkumandang bukannya bersiap-siap untuk sholat tapi masih disibukan dengan
aktivitas dunia mayanya.
b) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, memiliki makna nilai Kemanusiaan, saat
sedang berkumpul generasi ini lebih memperlihatkan sikap indiviual dengan fokus
terhadap gadget daripada mengobrol.
c) Sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, banyak generasi Z yang lepas dari sila
ini karena lebih mementingkan dan mengapresiasi budaya luar daripada budaya tanah
air sendiri.
d) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan, memiliki makna nilai demokrasi namun tidak diterapkan oleh generasi Z
sebagai contoh yaitu lebih mementingkan pendapat diri sendiri terlebih dahulu dan
bertingkah mengabaikan pendapat orang lain saat berdiskusi.
e) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, salah satu sikap yang tidak
mencerminkan sila kelima pada generasi Z adalah generasi ini tidak peduli dengan
orang lain dan lebih membela kelompoknya yang salah dengan dalih rasa solidaritas
yang tinggi.
Pancasila juga mempunyai makna bahwa Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa
Indonesia. Namun karena perkembangan zaman ini banyak membuat anak generasi Z
memandang sepele nilai-nilai Pancasila, generasi ini sangat bersikap acuh tak acuh
pada bangsanya sendiri. Pengaruh digital memang tidak bisa lagi dihindari oleh
generasi Z, nilainilai Pancasila yang luntur sangat menjadi pengaruh buruk bagi
mereka, oleh karena itu butuh perhatian lebih untuk menyadari generasi ini betapa
pentingnya nilai-nilai Pancasila. Banyak tantangan dalam penerapan Pancasila pada
9
generasi Z yang tidak bisa lepas dari gadget, tidak sopan, acuh tak acuh, implusif,
suka menyepelekan dll. Menurut Koesnadi Hardjasoemantri (Hardjasoemantri, 2000)
memberikan penjelasan bahwa Pancasila adalah satu kesatuann keyakinan secara
keseluruhan rakyat dan bangsa Indonesia, dalam kebahagiaan hidup akan terwujud
jika dilandasi oleh keharmonisan, keseimbangan dan kesatuan.
11
dari kehidupan sosial politik kemasyarakatan di Indonesia. Oleh karenanya,
penggunaan dan Sutisna, Sucherman, Suandi, Sukatmi, Kumalasari 330 pemanfaatan
media sosial harus dimaksimalkan dan disesuaikan dengan keharusannya sebagai
media interaksi dan informasi. Pengguna media sosial di Indonesia sebanyak 85%
terhubung ke sosial media facebook group (facebook, instagram, whatsapp
messenger) yang merupakan jumlah terbesar. Menurut infografis APJII, sebanyak 65
juta aktif menggunakan facebook setiap hari dan 50% bergabung digrup facebook.
Pengguna instagram sebanyak 45 juta setiap hari dan jika dirata-ratakan memposting
2 kali lebih banyak dari global average. Selain itu fi tahun 2022, bahwa Jumlah
Penduduk Terkoneksi Internet 2021- 2022 210.026.769 jiwa dari total populasi
272.682.600 jiwa penduduk Indonesia Tahun 2021 (APJII, 2022). Kasus yang terjadi
di banyak tempat yang diakibatkan oleh penggunaan media sosial cukup banyak dan
menyasar kalangan anak-anak usia sekolah. Mulai dari kasus bullying, pergaulan
bebas, prostitusi online serta konflik horizontal para pendukung calon kandidat pada
Pemilu 2019. Permasalahan yang muncul terkait dengan penelitian ini perlu
diantisipasi dengan menyelenggarakan pelatihan literasi media bagi kalangan muda
(Juwandi dkk., 2019). Selain itu riset yang dicanangkan oleh (Saputra, 2022), bahwa
Pendidikan Hukum bagi Remaja Milenial Melalui Instagram (Studi Pada Akun
@Pinterpolitik, @Politico, Dan @Generasi Melek Politik), ini mempunyai pola yang
berdasarkan Bildungwissen (pengetahuan pendidikan), orientierungwissen
(Pengetahuan Orientasi), verhaltungwissen (pengetahuan perilaku), aktionwissen
(pengetahuan tindakan), dimana pendidikan politik yang diberikan oleh akun-akun
instagram terhadap remaja milenial yakni mencakup bahwasanya remaja milenial
harus paham dengan kemampuan banga sendiri serta tidak merasa bahwa negaranya
tidak ada kelebihan, mempunyai sikap yang kritis untuk bisa menentukan sikap
terhadap suatu peristiwa politik yang terjadi, remaja milenial jugas harus mempunyai
kemampuan untuk memahami tata tertib, hukum serta peraturan, serta remaja
milenial harus mempunyai jalan keluar alternatif dari suatu permasalahan politik yang
terjadi agar dapat menjadi acuan untuk bisa menyelasikan permasalahan yang sedang
terjadi.
12
2. YouTube
Penggunaan Media Sosial seperti You Tube di Indonesia dapat dimanfaatkan dalam
menerapkan nilai-nilai pendidikan Pancasila Sejak dini Bagi Generasi Z. Hal ini
dibuktikan dengan Youtube Sebagai Sumber Belajar Generasi Milenial (Setiadi dkk.,
2019). Terlebih ada banyak Pengaruh Youtube Sebagai Media Pembelajaran Dalam
Perkembangan Kognitif, Afektif Dan Psikomotor seseorang, diantaranya hal ini
dikarenakan adanya Beragam tayangan disajikan di youtube dari berita, pembelajaran
hingga sekedar hiburan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Youtube
sebagai media pembelajaran bagi perkembangan nilai kognitif, nilai afektif, nilai
psikomotor pengaruh simultan untuk perkembangan nilai anak (Herminingsih dkk.,
2022). Terlebih dewasa ini bahwa YouTube dapat dijadikan Sebagai Medium
Alternatif Penyuluhan Hukum Milenial (Noviana, 2022). Selain itu dari Youtube
ketika sudah menjadi Tranding pembicaraan, maka dari data trending tersebut dapat
digunakan untuk mengetahui pola pengguna Youtube dan hubungan antara setiap
kelompok berdasarkan aktifitas pengguna dalam merespon konten (Seimahuira,
2022). Urgensi Pendidikan Pancasila Sejak Dini….. 331 Youtube adalah salah satu
platform atau sebuah layanan dari Google yang memfasilitasi penggunanya untuk
menguload berbagai video dan dapat diakses oleh pengguna yang lain dari seluruh
dunia secara gratis (Nanuru, 2017). Terlepas dari pengertiannya sebagai alat untuk
memperesentasikanatau media penyalur berbagai hasil karya, penulis beranggapan
bahwa youtube labih dari itu. Pada saatini youtube menjadi salah satu media untuk
memperoleh penghasilan yang menguntungkan hanya dengan membuat konten yang
bisa trending dan banyak ditonton orang. Selain itu, Pemanfaatan Video Kreatif dan
Media Sosial Youtube dapat dimanfaatkan sebagai Media Pembelajaran Matematika
Kelas Tinggi di Sekolah (Setiyadi dkk., 2022).
3. TikTok
13
Hasanudin, 2022). Selain itu Penggunaan Aplikasi Tiktok salah satu manfaatnya adalah
Sebagai Wujud Aktualisasi Diri seseorang Di dunia Maya (Yurliana, 2022). Namun dalam
Literasi Digital dengan memanfaatkan TikTok memiliki peran penting di kalangan pemuda
seperti Mahasiswa. Mahasiswa perlu lebih memahami tentang penguasaan Literasi Digital
khususnya pada penggunaan berbagai aplikasi (Suhardiman & Kamaluddin, 2022). Dimana
dapat dilihat bahwa dalam berbagai kreasi konten yang mereka buat. Utamanya pada
aplikasi TikTok, pemuda-pemudi atau Masyarakat 5.0 membuat berbagai konten tematik
sekaligus mempublikasikan kreasinya tersebut kepada khalayak pengguna TikTok lainnya.
Sedemikian sehingga baik ragam unggahan konten semisal motivasi, edukasi, hiburan
beserta capaian pemirsanya menjadi gambaran objektif mereka ihwal literasi digital.
Terlebih TikTok merupakan salah satu media sosial yang sedang booming dan disukai oleh
berbagai kalangan karena memungkinkan penggunanya untuk dapat membuat video
pendek dengan suaradan menyisipkan lagu yang dapat dipilih secara bebas (Ayuningtyas
dkk., 2022). Menariknya, TikTok juga memiliki beragam fitur yang membuat pengguna tidak
bosan dengan aktivitas media sosial. Misalnya saja fitur challenge dan berbagai jenis musik
terbaru yang sedang hits. Namun di Indonesia, kesan pertama terhadap TikTok tidak terlalu
bagus. Pasalnya, banyak konten yang dianggap konyol dan tidak menganut budaya
ketimuran. Selain itu penggunaan aplikasi TikTok untuk media pembelajaran anak dapat
dilakukan dengan melihat konten edukasi yang terdapat dalam aplikasi tersebut (Karimah
dkk., 2022). Dengan perkembangannya yang cukup melejit, TikTok mulai dijadikan channel
pemasaran untuk beberapa startup di Indonesia (EKRUT, 2020). Selain itu pentingnya
medsos bagi pendidikan politik masyarakat, dimana melalui aplikasi media social dapat juga
dimanfaatkan sebagai kampanye sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai pendidikan politik
pemilih (KPU RI, 2018). Dalam hal lainnya yang terpenting dalam pendidikan politik bagi
masyarakat yang perlu dikedepankan adalah menekankan untuk mengedepankan kesatuan
dan persatuan sehingga tahun politik ini yakni 2022 tidak menyebabkan konflik di
masyarakat (Kominfo Banjar, 2022). Selain memanfaatkan media social sebagai sarana
pendidikan politik di Indonesia, juga perlu dilakukan penelitian tentang Vote Buying, Gender
dan Politik, Digitalisasi dan Kepemiluan, Perilaku Pemilih dan Ekspektasi penyelenggaraan
Pemilihan/Pemilu (Muhklis, 2021).
14
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
Semoga setelah membuat tugas mata kuliah Pancasila ini mahasiswa mengerti apa,
bagaimana, perjalanan bangsa indonesia unntuk mencapai kemerdekaan, didalam tugas ini
merangkum tentang sejarah dan lahirnya Pancasila, Pancasila sebagai sistem filsafat, dan
15
Pancasila sebagai dasar Negara. Kita sebagai bangsa Indonesia harus mengerti dan tahu
bagaimana Pahlawan kita memperjuangkan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan. Selain itu, mempelajari filsafat sangatlah penting dan harus mengetahui lebih
jauh tentang filsafat itu sendiri, minimal kita harus peduli terhadap filsafat itu apalagi filsafat
yang digunakan yaitu pancasila dan pancasila yang digunakan sebagai sistem filsafat.
DAFTAR PUSTAKA
Rey Manda Sianipar. 2013. “Pancasila Dalam Batang Tubuh UUD NRI 1945”.
Online.(http://reymandasianipar.blogspot.com/2013/10/pancasila-dalm-batang-tubuh-
uud-nri.html?m=1 )
Herman. 2019. Pancasila Dalam Kedudukuan dan Fungsinya Sebagai Dasar Negara.
Jakarta: Manggu Makmur Tanjung Lestari.
16