Disusun Oleh :
1. Elvina Triya Rahmanusiya
2. Donna Maycila
3. Gito Rolis. P
4. Dede
5. Agung
Kelas :
XI IPS I
Guru :
Ibu Desminarti
1
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Maslaah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Faktor Penyebab Konflik Antar Umat Beragama.................................3
B. Dampak yang ditimbulkan akibat Konflik antar Agama......................6
C. Aktor/Pihak yang Terlibat Konflik.......................................................8
D. Upaya Untuk Mengatasi Konflik..........................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik antar umat beragama sama tuanya dengan umat beragama itu
sendiri. Fenomena tersebut secara realistis dapat diketahui dari berbagai
informasi termasuk melalui archive-archive yang ada. Konflik agama dapat
terjadi karena perbedaan konsep ataupun praktek yang dijalankan oleh
pemeluk agama melenceng dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
oleh syariat agama, dari situlah biasanya awal mula terjadinya konflik. Sejarah
mencatat bahwa konflik yang terjadi di dunia, seperti konflik antara umat
Islam dengan Kristen di Eropa yang dikenal dengan perang Salib (1096-1271
M), merupakan konflik terparah dan terlama terjadi di dunia pada abad
pertengahan. Namun bila melihat kenyataan sekarang justeru invansi Barat
(Amerika dan sekutu-sekutunya) terhadap negara dunia ke 3 telah menjadi
sumber konflik baru pada abad modern ini.
B. Rumusan Masalah
A. Apa Kekerasan Antar Umat Beragama ?
B. Apa saja Faktor Penyebab Konflik Antar Umat Beragama ?
C. Apa Dampak Yang Aitimbulkan Akibat Konflik Antar Agama?
D. Apa Upaya Untuk Mengatasi Konflik?
C. Tujuan Penulisan
A. Mengetahui Kekerasan Antar Umat Beragama
B. Mengetahui Faktora Penyebab Konflik Anta Umat Beragama
C. Mengetahui Dampak Yang Aitimbulkan Akibat Konflik Antar Agama
D. Mengetahui Upaya Untuk Mengatasi Konflik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tidak berlangsung lama. Kebangkitan kembali Kerajaan Byzantium
mengakibatkan berakhirnya semua pendudukan atas wilayah-wilayah penting.
Byzantium menggandeng Gereja untuk menguasai wilayah-wilayah Islam.
Peperangan dengan menggunakan atribut Gereja ini kemudian menjadi perang
Kristen melawan Islam yang banyak menyita waktu.
Ketika Barat-Kristiani mengalami renaissance dalam bidang
kebudayaan dan politik abad 14 sampai abad 16 M yang kemudian berlanjut
dengan fajar budi (enlightment) pada abad ke 17 M, tantangan Islam terutama
melalui kerajaan Turki Usmani masih cukup kuat. Pada saat itu kerajaan Turki
masih mengepung Eropa bahkan sampai kepada menduduki pintu gerbang
Wina, Austria. Tetapi sesudah tahun 1683 M, ketika orang-orang Austria
berhasil mengusir tentara Turki dari sana, maka seterusnya kekuasaan Turki
Usmani yang menakutkan bagi mereka tidak terdengar lagi.
3
adalah penyakit-penyakit yang biasanya menghinggapi aktivis gerakan
keagamaan. Absolutisme adalah kesombongan intelektual, eksklusivisme
adalah kesombongan sosial, fanatisme adalah kesombongan emosional,
ekstremisme adalah berlebih-lebihan dalam bersikap dan agresivisme
adalah berlebih-lebihan dalam melakukan tindakan fisik.
Dalam ajaran atau doktrin agama, terdapat seruan untuk menuju
keselamatan yang dibarengi dengan kewajiban mengajak orang lain
menuju keselamatan tersebut. Kegiatan ini biasa disebut dengan istilah
“dakiyah”. Dakiyah merupakan upaya mensosialisasikan (mengajak,
merayu) ajaran agama. Bahkan tidak menutup kemungkinan, masing-
masing agama akan menjastifikasi bahwa agamalah yang paling benar.
Jika kepentingan ini lebih diutamakan, masing-masing agama akan
berhadapan dalam menegakkan hak kebenarannya. Ini akan memunculkan
sentimen agama, sehingga benturan pun sulit dihindari. Fenomena yang
seperti inilah yang dapat merusak kerukunan umat beragama serta
berpotensi melahirkan konflik agama.
2. Doktin Jihad
Pasca bom Bali I banyak orang tersentak ketika Imam Samudra,
tersangka utama bom Bali, mengeluarkan pernyataan mencengangkan di
hadapan wartawan. “Ini adalah perjuangan suci (jihad), bukan perjuangan
hina. Insya Allah, Allahu akbar!” Tentu saja, pernyataan Imam Samudra
tersebut menyisakan banyak pertanyaan dalam pikiran semua orang
tentang konsep jihad dalam Islam. Dalam agama memang dikenal konsep
jihad, namun bukan jihad sebagaimana yang dipahami oleh Imam
Samudra seperti di atas, yaitu membunuh orang tanpa berdosa karena
disebabkan oleh doktrin-doktrin tertentu.
Ajaran agama memang doktrin, tetapi agama memberikan
kebebasan kepada pemeluknya untuk menafsirkan teks-teks kitab suci
dalam agama. Belakangan yang terjadi di negara Indonesia banyak pihak
melegitimasi kekerasan atas nama Tuhan, padahal kekerasa dari perspektif
4
manapun tidak dibenarkan terlebih lagi dari sudut pandang agama,
terutama Islam, yang mendeklarasikan kedamaian sebagai inti ajarannya.
Jihad dalam Islam dimulai ketika Nabi saw hijrah dari Mekkah ke
Madinah. Dalam hal ini, harus dimengerti bahwa Madinah adalah
semacam “negara muslim” yang harus mempertahankan eksistensinya
melawan orang-orang Arab dari klan Quraisy ketika itu. Dari sinilah
ajaran Islam tentang jihad itu berkembang. Sebenarnya tafsiran paling
mutakhir tentang jihad selalu bersifat defensif. Dengan demikian, pada
periode modern, pengertian jihad sama sekali tak bermakna ofensif.
Konteks jihad pada fase Madinah saat itu Nabi saw harus mempertahankan
eksistensi komunitas muslim yang dirongrong oleh suku Quraisy yang
berdomisili di Mekkah, beberapa suku Yahudi di Madinah, dan beberapa
suku Badui. Jadi, saat itu memang ada doktrin Islam yang mengajarkan
Nabi saw mempertahankan diri dari serangan musuh. Namun demikian,
doktrin tersebut juga bermakna agak ofensif. Misalnya, kasus penyerangan
atau penaklukan kota Mekkah (fath al-Makkah). Tanpa menyerang
Mekkah ketika itu, hampir mustahil Nabi saw bisa menguasai jazirah Arab
secara keseluruhan.
Jihad pada era modern sekarang dapat dimaknai dari berbagai
perspektif, karena jihad sekalipun identik dengan peperangan fisik,
sekarang harus dibalik ke jihad sosial yaitu bagaimana memerangi
kemiskinan dan kebodohan umat, karena banyak sekali kasus yang
menimpa umat Islam disebabkan oleh ketidak mampuan umat Islam
memerangi kemiskinan dan kebodohan sehingga dalam banyak bidang
umat Islam mengalami diskriminasi akibat kemiskinan dan kebodohan
tersebut. Semangat perubahan tidak mungkin terwujud kecuali dengan
adanya jihad. Doktrin inilah seharusnya yang perlu ditanamkan kepada
generasi muda, agar pemuda Islam mampu mensejajarkan diri dengan
pemuda-pemuda dari agama lain yang sekarang jauh lebih maju.
Saat ini banyak orang elergi mendengarkan kata-kata jihad,
padahal tanpa semangat jihad niscaya seorang muslim tidak mempunyai
5
nilai apapun, harga diri seorang muslim tidak lengkap tanpa ruh jihad.
Jidad di sini pada intinya adalah bersungguh-sungguh mengerahkan segala
kemampuan untuk menegakkan kejayaan dan martabat umat Islam.
6
antar ras . Sesuangguhnya dalam agama apapun tidak mengajarkan
untuk memelihara kebencian bahkan kita dianjurkan untuk memlihara
nilai kasih sayang dan toleransi. Akibat konflik agama yang timbul
tidak akan bisa dihindari adanya ejekan dan upaya saling mencela.
Lalu kemudian provokasi dan kemudian menyebarluaskan ujaran
kebencian untuk mempebgaruhi orang lain.
d. Timbulnya Kerusuhan dan Bentrokan
Provokasi dan konflik agama yang semakin meluas dan tidak
segera terselesaikan akan dapat menimbulkan kerusuhan dan bentrokan
antara pihak yang berkonflik. Bisa anda bayangkan dua pihak yang
saling membenci dan telah dipenuhi oleh kebencian pasti akan
berusaha untuk melukai, mengancurkan dan bahkan memusnaskan
pihak lawan sebagaimana juga penyebab konflik sosial paling umum.
Hal ini memang tidak dapat di bayangkan. Tapu di beberapa wilayah
termasuk Indonesis sendiri kita cujup serung mendengan kerusuhan
dan bentrokan akibat konflik agama yang tak terselesaikan. Sebagai
contoh konflik poso, konflik GAM, dan yang sedang menyita
perhatian dunia ialah konflik Rohingya di Myanmar.
e. Timbul Kebencian Diantaea Pihak yang Terlibat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pihak yang
berkonflik pasti akan terlibat dalam perasaan yang emosional yakni
menyimpan kebencian yang mendalam kepada pihak lawan . Anda
bisa membayangkan bukan ketika seseirang di landa kebencian yang
hebat. Maka upaya apapun akan ia lakukan untuk mencari kepuasan
entah untukvdengan menyakiti atau melukai pihak lain. Kebencian ini
merupakan akibat dari bagaimana manusia tidak dapat mengendalikan
emosinya akubat di sulut oleh sesuatu. Simak juga pengendalian
konflik sosial .
f. Menimbulkan Tindakan Kriminalitas
Akibat konflik antar agama dalam masyarakat majemuk yang
selanjutnya ialah timbulnya tindakan kriminalitas. Dasar tindakan ini
7
ialah untuk menakut-nakuti, membuat jera dan kalah pihak lawan serta
juga untuk menunjukkan dominasi siapakah pihak yang paling benar .
Padahal tindakan kekerasan dan kriminal merupakan hal yang paling
di benci oleh semua agama. Dengan alasan membela agama lalu
kemudian melakukan tindakan kekerasan dan kriminal. Patut
dipertanyakan agama yang dibela tidak perna mengajarkan demikian,
lalu apa yang sebenarnya dibela.
g. Munculnya Rasa Ketakutan dan Tidak Aman
Situasi yang tidak kondusif, kerusuhan, bentrokan dan
terjadinya tindak kekerasan akan sangat berpengaruh kepada
masyarakat sebagaimana dampak konflik agama . Terutama akan
dirasakan oleh mereka yang tinggal di lokasi terjadinya konflik. Rasa
takut dan tidak aman menghinggapi mereka. Sehingga ini kemudian
berpengaruh langsung kepada psikologis seseorang . Anak-anak tidak
akan bisa bermain dengan leluasa, para orang tua akan takut untuk
melakukan aktivitas di luar rumah. Kemudian kondisi ini akan
membuat suasana yang mencekam.
2. Positif
a. persatuan dari umat agama masing masing
Pihak-pihak yang terlibat didalam konflik ini pada saat Terjadinya Perang
Salib antara Timur-Islam melawan Barat-Kristen disebabkan oleh banyak
8
faktor utama, seperti agama, politik, dan sosial ekomomi. Semua bermula
pada tahun 1070, ketika Yerusalem diambil oleh bani Saljuk dari Turki, dan
pada 1071 Diogenes, kaisar Yunani, dikalahkan dan ditawan di Mantzikert.
9
BAB III
PENUTUP
10
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Administrator/Downloads/4930-10669-1-SM%20(1).pdf
https://www.kompasiana.com/deskachaniago5266/5f35ef8fd541df6d491efeb2/up
aya-upaya-mengatasi-konflik-beragama?page=all
https://brainly.co.id/tugas/25576816
https://id.scribd.com/doc/172370730/Dampak-Konflik-Agama
11