Anda di halaman 1dari 11

VORTEX FLOW METER

untuk memenuhi tugas mata kuliah Operasi Teknik Kimia II

Disusun oleh :
Kelompok 23
Hary Nur Kusuma

21030112060111/2012

Fina Rahma Ayu Kartika

21030113060080/2013B

Ristiyanti Puspitasari

21030113060102/2013B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengukuran Aliran Fluida


Pengukuran aliran fluida adalah sangat penting di dalam suatu industri proses seperti
kilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant) dan industri kimia (petrochemical).
Pada industri proses seperti ini, memerlukan penentuan kuantitas dari suatu fluida (liquid, gas
atau steam) yang mengalir melalui suatu titik pengukuran, baik didalam saluran yang tertutup
(pipe) maupun saluran terbuka (open channel). Kuantitas yang ditentukan antara lain ; laju aliran
volume (volume flow rate), laju aliran massa (mass flow rate), kecepatan aliran (flow velocity).

1.2 Flowmeter
Instrumen untuk melakukan pengukuran kuantitas aliran fluida ini disebut flowmeter.
Pengembangan flowmeter ini melalui tahapan yang luas mencakup pengembangan flow sensor,
interaksi sensor dan fluida melalui penggunaan teknik komputasi (computation techniques),
transducers dan hubungannya dengan unit pemprosesan sinyal (signal processing units), serta
penilaian dari keseluruhan sistem di bawah kondisi ideal, kondisi gangguan (disturbed), kasar
(harsh), kondisi berpotensi meledak (explosive conditions) serta pada lokasi laboratorium dan
lapangan (field).
Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran dari suatu fluida yang
mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka. alat ini terdiri dari primary device, yang disebut
sebagai alat utama dan secondary device (alat bantu sekunder). Flowmeter umumnya terdiri dari
dua bagian, yaitu alat utama dan alat bantu sekunder. Alat utama menghasilkan suatu signal yang
merespons terhadap aliran karena laju aliran tersebut telah terganggu. Alat utamanya merupakan
sebuah orifis yang mengganggu laju aliran, yaitu menyebabkan terjadinya penurunan tekanan.
Alat bantu sekunder menerima sinyal dari alat utama lalu menampilkan, merekam, dan/atau
mentrasmisikannya sebagai hasil pengukuran dari laju aliran. (Koestoer, 2004)

1.3 Jenis-Jenis Flowmeter


Sampai saat ini ada beberapa jenis flowmeter yang digunakan di industri dimana setiap
jenis memiliki karakteristik yang berbeda-beda adapun jenis-jenisnya sebagai berikut :

Ultrasonic Flow Meter

Electromagnetic Flow Meter

Coriolis Flow Meter

Vortex Flow Meter

Impeller Flow Meter

Glass Tube Flow Meter

Sigh Gauge Flow Meter

Open Channel Flow Meter

Turbine FLow Meter

Thermal mass Flow Meter

Water Meter

Gas Meter

Oriffice Flow Meter

Oval Gear Meter


Jenis Vortex, ada hambatan, laju aliran sama dengan jumlah frekwnsi yang dihasilkan

hambatan tersebut.

1.4 Pemasangan (Instalation) Flowmeter


Secara garis besar ada dua jenis metoda pemasangan dari flowmeter yaitu inline dan insertion.
Pada model Inline pemasangan membutuhkan dua buah connector untuk pipa bagian hulu
(upstream) dan hilir (downstream), sedangkan model insertion pemasangannya dilakukan dengan
menyisipkan sensor probe kedalam pipa. Metode pemasangan secara insertion lebih fleksibel dan
hemat, bila dipasang pada line size yang lebih besar. Pemasangan secara inline, garis tengah dari
pipa harus sama dengan ukuran garis tengah flowmeter. Ada dua jenis metoda penyambungan
yang banyak digunakan untuk pemasangan flowmeter secara inline dengan pipa yaitu flanged
dan wafer.

Pada umumnya pemasangan flowmeter pada suatu titik mempersyaratkan pipa pada
kedua sisi flowmeter (upstream dan downstream) dipasang secara lurus pada suatu jarak tertentu.
Khusus untuk alat ukur aliran jenis pressure drop meter kadangkadang memerlukan pipa
penyearah (straightening vane) untuk aliran dengan distribusi kecepatan abnormal. Sumber
utama adanya gangguan pada profil kecepatan fluida dalam pipa adalah adanya dua elbow dan
valve. Straightening vane yang diletakkan diantara elbow dan element primer efektif untuk
menghilangkan putaran (swirls) pada aliran.

1.5 Pemilihan (Selection) Flowmeter


Untuk memilih suatu flowmeter yang sesuaikan aplikasinya, banyak faktor yang perlu
untuk dipertimbangkan. Yang paling utama adalah fluid phase (liquid, gas atau steam) dan flow
condition (clean, dirty, viscous , abrasive, open channel, dll). Faktor kedua yang paling utama
adalah line size dan flow rate (keduanya berhubungan erat). Informasi ini lebih banyak dapat
mengeliminasi berbagai macam sub model pada setiap teknologi flowmeter. Fluid propertries
lainnya mempengaruhi pemilihan dari flowmeter antara lain density (specific gravity), pressure,
temperature, viscosity, and electronic conductivity. Informasi lainnya adalah status dari fluida
(pure atau mixed) dan status dari aliran (constant, pulsating atau variable).

BAB II
VORTEX FLOWMETER

Vortex flowmeter berawal dari seorang penemu yang bernama Karman Vortex (1912).
Flowmeter ini dikenal juga sebagai vortex shedding flowmeters atau oscillatory. Flowmeters
jenis vortex biasa diaplikasikan hamper pada semua liquid dan gas bahkan sistem, dan
dibeberapa flowmeter sudah ditanamkan sensor temperatur PT-100 sehingga untuk steam hasil
bacanya sudah bisa berupa konversi ke satuan massa, dan untuk Compressed gas tinggal
ditambah Presure Transmitter yang diintegrasikan pada metering system.
Prinsip kerja Flowmeter Vortex mengikuti hukum Karman Vortex Street . Prinsip kerjanya
yaitu dengan menempatkan batang vortex (shedder bar) ditengah tengah dari flow tube dari
flowmeter. Pada saat ada aliran fluida yang mengenai batang vortex akan terbentuk gelombang
vortex yang proporsional dengan flow rate (laju aliran) dari fluida tersebut. Frekuensi yang
dihasilkan oleh gelombang vortex tersebut dideteksi oleh sensor piezo electric. Frekuensi yang
dihasilkan proporsional dengan velocity(kecepatan aliran), yang apabila dibagi dengan luas area
akan mendapatkan volumetric flowrate (volume).

K factor = pulse/Unit Volume

Dimana :
Q = Volum flowrate
fv = frequency of vortex shedding
D = diameter of the pipe
S = strouhal number
K = K factor
K factor pada umumnya diperkenalkan untuk mengganti kerugian untuk profil
yang tidak seragam dari pipa.
S strouhal number ditentukan secara eksperimen.

Persamaan di atas mengasumsikan keadaan mantap (steady state) dari aliran pada upstream.
Gangguan pada upstream akan mempengaruhi frekuensi dari vortex sehingga mengakibatkan
kesalahan pengukuran.

Untuk Cara Installasinya seperti berikut :

Minimum inlet and outlet runs with various flow obstructions


A = Inlet run

B = Outlet run
h = Difference in expansion
1 = Reduction
2 = Extension
3 = 90 elbow or T-piece
4 = 2 90 elbow, 3-dimensional
5 = 2 90 elbow
6 = Control valve

Akurasi dari vortex flowmeter adalah 1 % untuk gas dan 0.75 % untuk liquid.
Pemasangan vortex flowmeter juga harus menggunakan standar 5/2 yaitu 5 X D untuk upstream
(aliran sebelum flowmeter) dan 2 X D sesudah flowmeter untuk menghindari turbulance (aliran
tidak beraturan) yang akan mempengaruhi dari penunjukan dari flow. Dan yang patut dihindari
adalah vortex flowmeter sangat mudah terpengaruh oleh adanya vibration (getaran). Jadi pada
saat pemasangan harus dipasang jauh dari sumber getaran. Seandainya tidak bisa dihindari harus
dipasang clamp di flowmeter tersebut.
Spesifikasi umum dari vortex flowmeter, adalah sebagai berikut :

Line Size: Inline model: 10 ~ 1200 mm (0.4 ~ 48 inch)


Insertion model: 75 mm (3 in) and up
Turndown Ratio
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :

Bisa mengukur hampir semua jenis liquid

Tidak ada benda yang bergerak atau berputar sehingga mengurangi resiko terjadinya
Zero-point drift pada pembacaan

Biaya pengadaan awal : rendah ~`` sedang.

Tidak dibutuhkan maintenance bila digunakan pada aliran fluida yang


bersih.

Kekurangan :

Pressure drop : rendah ~ sedang

BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai