Anda di halaman 1dari 13

APLIKASI PERPINDAHAN PANAS PADA TEKNIK SEPARASI

Separasi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari komponen


yang lain sehingga diperoleh komponen yang diinginkan. Pemisahan suatu bahan
dapat dilakukan dengan banyak cara. Proses pemisahan dibagi menjadi dua yaitu
secara mekanis dan secara kimia. Pemisahan mekanis adalah pemisahan dua
komponen atau lebih yang dilakukan secara mekanis seperti sedimentasi,
sentrifugasi, dan filtrasi. Pemisahan secara kimia adalah pemisahan komponen
secara kimia seperti ekstraksi, distilasi, kristalisasi dan lainnya.
Proses pemisahan suatu bahan tidak hanya terjadi perpindahan massa tetapi
juga terjadi proses perpindahan panas. Perpindahan panas terjadi pada proses
pemisahan karena adanya perbedaan temperatur. Perpindahan panas terjadi dari
bahan yang bertemperatur tinggi berpindah ke bahan yang mempunyai temperatur
yang yang lebih rendah. Perpindahan panas yang terjadi dapat secara konduksi,
konveksi maupun secara radiasi. Panas dalam proses pemisahan bisa memang
dibutuhkan untuk keperluan pemisahan tetapi juga bisa karena diperoleh dari reaksi
yang terjadi selama proses pemisahan tersebut berlangsung.

1. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan metode pemisahan untuk memisahkan suatu bahan
dengan bahan lainnya dengan cara menyerap bahan dengan menggunakan bahan
pengadsorpsi sehingga diperoleh bahan yang diinginkan. Proses adosrpsi biasanya
terjadi antara bahan yang berfase cair yang akan diserap dengan bahan solid yang
berfungsi sebagai penyerap dari cairan atau yang dikenal dengan istilah adsorben.
Perpindahan panas dapat terjadi secara konveksi yaitu pada cairan yang
diserap akan menerima panas. Perpindahan panas akan terjadi apabila terdapat
perbedaan temperatur. Proses perpindahan panas secara konduksi terjadi pada
adsorben yang merupakan benda padat, perpindahan panasnya terjadi pada material
padat tidak terjadi perpindahan media perantaranya atau konduksi.
Banyaknya pori yang dimiliki oleh adsorben maka kemapuan untuk
menyerap adsorbat atau bahan yangdiserap semakin banyak. Proses perpindahan
panas dapat terjadi antara bahan yang diserap dan adsorben. Pembuatan campuran
adsorben dilakukan untuk mendapatkan peningkatan pada transfer massa dan
panas. Adsorben harus mampu menyebarkan aliran panas yang diterima secara baik
dan cepat ke seluruh bagian adsorben. Kecepatan transfer panas ini berbeda-beda
hasilnya antara adsorben berbentuk butiran (granules) dan padatan (solid).
Perpindahan panas pada padatan lebih baik daripada butiran tetapi perpindahan
massanya rendah. Perpindahan panas lebih tinggi pada padatan dikarenakan
kerapatan adsorben bentuk padat lebih tingi daripada butiran.
Perpidahan panas merupakan perpindahan energi karena adanya perbedaan
temperatur. Contoh perpindahan panas pada adsorpsi yaitu perpindahan panas dari
matahari ke adsorben untuk menguapkan refrigeran. Kecepatan panas pada karbon
aktif yang dipadatkan, jarak antar molekulnya yang rapat memungkinkan
perpindahan panas ke adsorben lebih cepat. Adsorben karbon aktif yang bentuknya
butiran mempunyai perpindahan panas yang lebih rendah karena jarak antara
molekul penyusunnya renggang mengakibatkan panas dari matahari akan lama
mengkonduksi. Panas yang diterima adsorben akan lama menguapkan refrigeran.
Massa jenis karbon aktif yang dipadatkan lebih besar dari pada yang massa
karbon aktif yang berbentuk serbuk dengan mengasumsikan volume ruang
keduanya adalah sama. Pemadatan karbon aktif atau adsorben tersebut
mengakibatkan jarak antar materi pada adsorben akan semakin rapat sehingga
mengakibatkan panas dari satu titik dapat menginduksi titik lain disekitarnya secara
cepat daripada bentuk butiran. Semakin besar konduktivitas termal suatu bahan
maka laju panas juga kan semakin besar. Konduktivitas termal karbon aktif ynag
dipadatkan lebih besar daripada karbon aktif yang bentuk butiran.
Adsorben berpori dengan volume total yang luas maka massa adsorben
menjadi lebih kecil, sehingga konduktivitas termalnya semakin kecil juga.
Perpindahan panas akan lebih maksimal terjadi pada adsorben yang memiliki
sedikit pori atau total pori yang kecil. Pemberian pori dapat mempengaruhi proses
desorpsi namun pada kepadatan yang sama, pembuatan pori tidak mempengaruhi
perpindahan panas bahkan justru meningkatkannya. Perpindahan panas meningkat
karena panas dapat masuk ke pori dan menginduksi materi di sekitarnya sehingga
penyebaran panas dalam bahan menjadi lebih cepat (Sukatiman, 2014).
2. Distilasi
Distilasi merupakan proses pemisahan komponen fase cair dengan fase cair
berdasarkan pada perbedaan titik didih dari komponen tersebut. Suatu campuran
dapat dipisahkan dengan distilasi biasanya untuk memperoleh senyawa dengan
tingkat kemurnian tertentu. Komponen yang bersifat lebih volatile dengan titik
didih yang lebih kecil akan lebih dahulu menguap sehingga terpisahakan dengan
komponen yang memiliki titik didih yang berbeda (Jannah, 2010). Fase uap akan
dikondensasi sehingga kembali dalam bentuk cairan.Proses perpindahan panas
terjadi pada proses pemisahan secara distilasi ini. Distilasi memerlukan panas untuk
mengadakan proses penguapan komponen sehingga bisa berubah menjadi uap.
Distilasi sederhana melakukan proses penguapan komponen zat dengan cara
memanaskan komponen pada labu distilasi. Labu distilasi dipanaskan sehingga
campuran cairan didalam labu mengalami penguapan membentuk fase uap.
Perpindahan panas pada cairan disebut dengan perpindahan panas secara konveksi
dikarenakan media perambatan panas berupa fluida. Perpindahan panas juga terjadi
pada proses distilasi ini yaitu pada labu distilasi. Proses perpindahan panas terjadi
secara konduksi pada material labu distilasi yang mengalami perpindahan panas
dari daerah pada labu distilasi yang mempunyai temperatur lebih tinggi ke daerah
yang ber temperatur rendah. Perpindahan panasnya secara konduksi karena terjadi
antara material labu distilasi yang tidak mengalami perpindahan massa.
Panas yang diperoleh dari distilasi sederhana ini biasanya berasal dari hot
plate. Hot plate mengalami perpindahan panas secara konduksi pada bagian plate
yang mengalami kenaikan temperature. Perpindahan panas secara radiasi juga dapat
terjadi yaitu ketika kita merasakan panas bila berada di sekitar rangkaian alat
distilasi sederhana. Perpindahan panas secara radiasi berupa gelombang atau tanpa
media perantara, sehingga walaupun tidak menyentuh alat tersebut perpindahan
panas masih dapat dirasakan pada tubuh seseorang yang berada di sekitar.
Tekanan uap adalah gaya tekan yang dimiliki setiap komponen yang
memungkinkan komponen tersebut meguap. Besarnya tekanan tekanan uap suatu
zat sama dengan tekanan parsial akan timbul ketika molekul komponen tersebut
suadah menjadi uap. Tekanan uap komponen berubah dengan perubahan
temperatur. Semakin tinggi temperaturnya maka tekanan uap komponen semakin
tinggi untuk meninggalkan fase cair dan menjadi fase uap. Setelah komponen
menjadi uap makan dilakukan proses kondensasi atau pendinginan komponen uap
sehingga dapat berubah kembali menjadi komponen fase cair (Treybal, 1987).

Gambar 1. Kolom distilasi


(Sumber: Supardi, 2013)

Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang


berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Kondensor digunakan dalam
perangkat pendingin pada mobil, Air Conditioner, industri rumah tangga, industri
otomotif, maupun dalam industri farmasi dan obat-obatan.Sistem kompresi uap atau
vapor compression, kondensor adalah suatu komponen yang berfungsi untuk
merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan
tinggi atau pada kondensor ini terjadi proses kondensasi. Refrigerant yang berubah
menjadi cair kemudian dialirkan ke evaporator melalui pompa.
Kondensasi merupakan perubahan wujud zat dari gas maupun uap menjadi
zat cair. Kondensasi terjadi adanya pemampatan atau pendinginan pada tekanan
maksimum dan suhu di bawah suhu kritis. Kondensasi terjadi ketika uap
didinginkan menjadi cairan, uap dikompresi menjadi cairan, atau mengalami
kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Proses kondensasi dapat dilakukan
dengan mengalirkan fluida dingin sehingga terjadi proses perpindahan panas antara
komponen fase uap dengan fluida dingin. Proses perpindahan panas yang terjadi
secara konveksi dan dalam proses perpindahan panasnya tidak terjadi kontak secara
langsung tetapi terdapat media sekat atau perantara antara kedua fluida tersebut.
Komponen uap akan memberikan panasnya sehingga temperaturnya menurun lalu
berubah fase menjadi cair. Fluida dingin yang berupa air akan mengalami kenaikan
temperatur dari panas yang diberikan oleh komponen uap. Perpindahan panas pada
dinding perantara antara fluida dingin dan komponen uap terjadi secara konduksi.
Embun merupakan contoh dari kondensasi. Uap air akan terkondensasi pada
permukaan yang lebih dingin dari titik embun. Titik embun udara adalah temperatur
yang harus dicapai agar mulai terjadi kondensasi diudara. Molekul air mengambil
sebagian panas dari udara akibatnya temperatur air akan sedikit turun. Di atmosfer,
kondensasi uap air yang menyebabkan terjadinya awan. Molekul kecil air dalam
jumlah banyak akan menjadi butiran air karena pengaruh suhu, dan dapat turun ke
bumi menjadi hujan. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat
Pemisahan dengan menggunakan distilasi fraksional didapatkan pemisahan
dua atau lebih cairan yang hasilnya lebih baik dari distilasi sederhana. Prose distilasi
di industri biasanya menggunakan kolom. Komponen untuk distilasi yaitu sebuah
shell vertikal tempat proses pemisahan terjadi pada bagian dalam kolom seperti tray
atau plate dan packing yang digunakan untuk meningkatkat derajat pemisahan
komponen. Reboiler digunakan untuk menyediakan penguapan yang cukup pada
proses distilasi. Kondensor untuk mengkondensasi uap yang keluar dari atas kolom.
Reflux drum digunakan untuk menampung uap yang terkondensasi dari atas kolom.
Pengoperasian distilasi dalam industri dengan cara campuran liquid
dimasukkan ke dalam kolom pada sebuah tray. Cairan akan mengalir ke bawah
kolom dikumpulkan pada bagian bawah reboiler. Panas ditambahkan pada boiler
untuk menghasilakan uap. Sumber panas dapat berasal dari fluida, tetapi
kebanyakan digunakan steam. Uap terbentuk pada reboiler dimasukkan kembali
pada bagian bottom. Liquid dikeluarkan dari boiler dikenal sebagai produk bottom.
Uap bergerak ke atas kolom lalu didinginkan oleh kondensor. Liquid yang
sudah dikondensasi ditampung pada vessel yang dikenal dengan nama reflux drum.
Cairan keluaran bawah dialirkan kembali ke bagian atas dan uap yang terkondesasi
menjadi cairan dikeluarkan dari sistem dikenal dengan istilah distilat atau juga top
product karena uap kondensasi keluar dari bagian atas dari kolom. Destilasi juga
terdapat dalam industri pemurnian minyak bumi. Hasil proses perpindahan panas
minyak bumi dari turbin uap merupakan uap panas yang masuk ke kondensor
dengan temperatur yang tinggi dan bertekanan. Uap panas masuk ke dalam suction
pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Uap panas yang ada di dalam tube
didinginkan dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube,
kemudian keluar melalui discharge pipe dengan temperatur yang sudah turun.
Refrigeran adalah suatu zat yang mudah berubah fasenya dari cair menjadi
uap diubah pada tekanan dan temperature tertentu tergantung zat yang digunakan
Prinsip kondensasi di kondensor adalah menjaga tekanan uap superheat refrigerant
yang masuk ke kondensor pada tekanan tertentu kemudian suhu refrigerantnya
diturunkan dengan membuang sebagian kalor ke medium pendingin yang
digunakan di kondensor. Medium pendingin digunakan berupa udara dan air atau
gabungan keduanya. Air sebagai media pendingin dalam proses destilasi.
Proses pendinginan atau cooling cairan refrigerant yang menguap di dalam
pipa-pipa Cooling Coil (evaporator) telah menyerap panas sehingga berubah
wujudnya menjadi gas dingin dengan kondisi superheated pada saat meninggalkan
Cooling Coil. Panas yang telah diserap oleh refrigerant dibuang atau dipindahkan
ke suatu medium lain sebelum wujudnya menjadi cair kembali.

3. Absorpsi
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan atau komposisi dari suatu
campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada absorben cair yang
diikuti dengan pelarutan. Proses terjadinya absorpsi ini sendiri melibatkan peristiwa
perpindahan, yaitu perpindahan massa (mass transfer) dan juga perpindahan panas
(heat transfer) yang terjadi dalam suatu alat yang disebut dengan absorber.
Perpindahan panas yang terjadi di dalam absorber diantaranya adalah antara fluida
dengan dinding pipa dan juga pada dinding pipa itu sendiri. Perpindahan panas
yang terjadi pada absorber yaitu secara konduksi dan konveksi. Perpindahan massa
pada absorben terjadi antara cairan dan gas yang akan di serap.
Perpindahan panas secara konveksi terjadi kontak antara gas yang diserap
dan cairan penyerapnya. Perpindahan panas yang terjadi dikarenakan adanya
perbedaan temperatur antara gas yang akan diserap dan cairan penyerapnya yang
mengadakan kondisi kesetimbangan antara uap dan cair. Perpindahan panas
antara kedua fluida ini berlangsung secara konveksi dikarenakan adanya
perpindahan massa atau pergerakan fluida yang menjadi perantara panas.
Pergerakan fluida yang akan akan membantu transfer panas yang tejadi.
Perpindahan panas secara konduksi terjadi juga pada proses absorpsi. Pada
kolom absorpsi terjadi perpindahan panas antara fluida yang bereaksi dengan
bagian material kolom absorpsi. Proses absorpsi ada yang disertai reaksi kimia,
bila reaksi yang terjadi secara eksotermis maka aka nada panas yang dikeluarkan
dari reaksi yang akan berpindah ke material kolom absorpsi. Perpindahan panas
ini membuat kolom absorpsi akan mengalami kenaikan temperatur. Kolom
absorber yang menggunakan packing atau isian, maka akan terjadi perpindahan
panas juga terhadap packing. Perpindahan panas yang terjadi pada material kolom
absorpsi tidak disertai perpindahan dari material kolom tersebut maka
perpindahan panas ini disebut dengan perpindahan panas secara konduksi.
Absorpsi gas dan uap dalam cairan ditemukan pada berbagai aplikasi dalam
teknologi kimia. Proses perpindahan panas dan massa secara simultan dalam sistem
gas-cair, tetapi dalam banyak kasus yang penting perpindahan massa adalah
dominan dan efeknya perpindahan panas dapat diabaikan. Proses absorpsi dapat
dianggap sebagai pertukaran massa secara isotermal, namun dalam beberapa kasus
perpindahan panas yang signifikan maka tidak bisa diabaikan.
Panas absorpsi dapat menyebabkan kenaikan gradien temperatur yang
kemudian dapat mengarah pada perpindahan panas. Temperatur dapat
mempengaruhi tekanan uap konsentrasi ekuilibrium antara dua fase yang juga dapat
mempengaruhi proses dari pertukaran massa. Contohnya ketika suatu absorbatnya
adalah uap dengan panas absorpsi yang tinggi, sehingga menggunakan absorben
air, selanjutnya akan ada interest yang tumbuh dalam proses tersebut yaitu
perpindahan massa akan dimulai dan menghasilkan perubahan suhunya.
Alat kontak cairan gas tempat absorpsi adalah spray tower, trayed tower,
atau packed tower. Perpindahan panas terjadi pada alat kontak absorpsi, bila
menggunakan packed tower maka akan terjadi perpindahan panas dari material
packed yang punya temperature tinggi ke material packed yang bersuhu lebih
rendah. Perpindahan yang terjadi pada alat kontak absorpsi secara konveksi.
Sistem yang melibatkan falling film liquid telah diaplikasikan secara luas
dalam peralatan modern. Absorpsi dalam liquid film dengan rezim aliran, geometri,
dan kondisi batas yang masing-masing berbeda. Variasi suhu yang diabaikan ke
arah yang rendah dan pada dasarnya mengasumsikan profil temperatur di sepanjang
ketebalan film. Variasi suhu dalam model mempengaruhi proses melalui efeknya
pada sifat fisik dari cairan. Hasil berupa tekanan uap larutan dapat mengurangi
kemampuan film untuk mengabsorpsi lebih banyak uap, yang pada gilirannya
mengurangi panas yang dihasilkan. Panas yang dipindahkan dari permukaan
membuat film menjadi mampu mengabsorpsi uap tambahan dan panas yang
dihasilkan akan lebih banyak ketika absobat jauh dari permukaan (Yih, 1980).

4. Ekstraksi dengan Pemanasan


Pemisahan (ekstraksi) merupakan pengambilan satu atau lebih dari
satu komponen dari suatu bahan yang merupakan sumber komponen tersebut.
ekstraksi terbagi menjadi dua macam pemisahan, yaitu pemisahan mekanis dan
pemisahan kimia. Pemisahan mekanis merupakan suatu cara pemisahan antar dua
komponenatau lebih yang dilakukan dengan cara mekanis. Pemisahan dapat
dilakukan dengan sedimentasi atau pengendapan, sentrifugasi, dan filtrasi atau
penyaringan. Sedimentasi antara partikel dipisahkan berdasarkan perbedaan
densitas, melalui suatu medium alir, Sentrifugasi pemisahan antar partikel terjadi
karena perbedaan masa partikel. Filtrasi pemisahan antar partikel padat dan cair
terjadi karena perbedaan ukuran partikel yang dilewatkan melalui medium berpori.
Contoh ekstraksi adalah minyak dari kopra atau biji-bijian, ekstraksi nira
dari batang tebu, ekstraksi karoten dari buah-buahan, ekstraksi cairan buah dari
buah-buahan.. Komponen yang dipisahkan dengan ekstraksi dapat berupa padatan
dari suatu sistem campuran padat-cair, berupa cairan dari suatu sistem
campurancair-cair atau berupa padatan dari suatu sistem padat-padat. Pemisahan
atau pengambilan komponen pada dasarnya dapat dilakukan dengan penekanan
atau pengempaan, pemanasan dan menggunakan pelarut.
Ekstraksi pemanasan biasanya hanya dilakukan untuk ekstraksi minyak dari
hewani, dikenal dengan rendering. Pemanasan bahan hewani menyebabkan protein
dalam jaringan tersebut menggumpal, sehingga jaringan akan mengkerut.
Pengerutan tersebut mengakibatkan tekanan dalam jaringan lebih besar daripada
tekanan di luar jaringan sehinga minyak akan terperas keluar. MAE (Microvawe
Assisted Extraction) merupakan ekstraksi yang memanfaatkan gelombang mikro
untuk mempercepat ekstraksi melalui pemanasan pelarut (Farida dan Nisa, 2015).
Ekstraksi dengan pengempaan, tekanan yang diberikan selama pengempaan
akan mendorong cairan terpisah dan keluar dari sistem campuran padatcair.
Tekanan yang diberikan terhadap campuran padat cair akan menimbulkan beda
tekanan antara cairan dalam bahan dan dalam campuran dalam suatu wadah dengan
tekanan di luar campuran atau di luar wadah. Beda tekanan tersebut yang
mengakibatkan cairan terekstrak. Beda tekanan sangat di butuhkan untuk dapat
menentukan mengalir atau tidaknya cairan akan berpindah tempat.
Ekstraksi dengan pemanasan pada umumnya hanya dilakukan untuk
ekstraksi minyak dari bahan hewani, dikenal dengan rendering. Pemanasanbahan
hewani menyebabkan protein dalam jaringan tersebut menggumpal,sehingga
jaringan akan mengkerut. Pengkerutan tersebut mengakibatkan tekanan dalam
jaringan lebih besar daripada tekanan di luar jaringan, dengan demikianminyak
akan terperas keluar. Prinsip ekstraksi dengan pelarut sangat berbeda dengan
ekstraksi mekanis. Ekstraksi mekanis berdasarkan perbedaan tekanan, tetapi
ekstraksi pelarut berdasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain
dalam campuran. Ekstraksi terjadi pemisahan antara komponen yang mempunyai
kelarutan lebih kecil dengan kelarutan yang lebih besar (Treybal, 1945).
Komponen yang larut dapat berupa cair maupun padat, ekstraksi dengan
pelarut dapat dilakukan untuk ekstraksi komponen cair dari sistem campuran cair
cair maupun cair padat dan ekstraksi komponen padat dari sistem campuran padat
padat maupun padat cair. Produk utama dari ekstraksi pada umumnya adalah
campuran pelarut dengan komponen yang larut. Ekstraksi dengan pengempaan
akan menghasilkan produk utama berupa cairan yang terekstrak. Residu atau ampas
atau padatan merupakan hasil samping,namun beberapa industri mengambil ampas
atau residu sebagai produk utama. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil
yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun.
5. Kristalisasi
Kristalisasi adalah suatu unit operasi teknik kimia dimana senyawa kimia
dilarutkan dalam suatu pelarut atau solvent dan pada kondisi tertentu akan
terpresipitasi dan terpisah di antara fasa cair menjadi fasa solid. Kristalisasi
merupakan peristiwa pembentukan kristal-kristal padat dalam suatu fase homogen.
Pembuatan partikel padat didalam uap seperti pembuatan salju. Pembuatan partikel
padat didalam lelehan cair seperti dalam pembuatan kristal tunggal yang besar
maupun kristalisasi dari larutan cair misaln ya pembuatan garam.
Prinsip dari kristalisasi adalah senyawa padat akan mudah terlarut dalam
pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih dingin. Suatu larutan
senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan,
senyawa terlaruakan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap, membentuk
kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kristal dapat terbentuk karena suatu
larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh. Kondisi tersebut terjadi karena
pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut
sudah melebihi kapasitas pelarut. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan
dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan
reaksi kimia. Proses tersebut memilki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
5.1. Swenson Walker Crystalizer
Swenson Walker Crystalizer digunakan untuk proses kristalisasi dengan
pendinginan. Sifat kelarutan yang sesuai dengan suatu zat di dalam pelarutan akan
mengakibatkan proses kristalisasi dengan pendinginan mempercepat perubahan
kelarutan. Swenson walker crystalizer terdiri dari beberapa unit yang masing-
masing bersambungan dengan yang lain membentuk kristaliser yang panjang.
Lebar kristalizer biasanya 24 inch dengan dasar semi silindris sepuluh feet.
Saluran aliran dilengkapi dengan pengaduk horizontal sepanjang saluran.
Pengaduk dilengkapi dengan pengaduk bentuk helic, berfungsi sebagai pengaduk
untuk membuat homogen bahan sesuai dengan arus aliran helic. Larutan masuk
pada ujung yang satu dengan temperature yang tinggi dan keluar pada ujung yang
lain dengan temperature yang relative rendah. Air pendingin dapat dialirkan dari
dalam jaket secara cocurrent ataupun counter current.
Tangki kristalisasi batch yang dapat dilengkapi dengan pengaduk. Air
dingin disirkulasikan melalui kumparan pendinginan dan sambil diaduk oleh baling
–baling. Larutan akan mendingin dan kelarutan padatan berkurang maka terbentuk
kristal dan terendapkan pada bagian bawah larutan. Kristal yang akan terbentuk
berupa Kristal halus dan seragam akibat adanya pengadukan yang merata.
5.2. Crystal Vacum Crystallizer
Feed dicampur dengan cairan yang di recycle pada pompa ke ruang penguap
untuk diuapkan secara adiabatic sehingga terjadi larutan lewat jenuh. Larutan
tersebut mengalir melalui pipa ke tangki kristalisasi sehingga terbentuk kristal di
dalam tangki kristalisasi. Kristal dikeluarkan melalui discharge dan cairannya di
recycle. Ukuran kristal yang terbentuk dapat diatur dengan mengatur kecepatan.
Alat dapat dilakukan secara bacth ataupun kontinyu. Proses perpindahan panas alat
ini terjadi saaat feed di teruskan menuju pipa tangki kristaliser, terjadi kontak antara
larutan lewat jenuh dengan udara yang terdapat dalam tangki tersebut. Perpindahan
panas ini dapat berupa perpindahan konveksi dan radiasi.
5.3. Proses Perpindahan Panas
Proses perpindahan panas pada kristalisasi terjadi ketika larutan didinginkan
pada kondisi lewat jenuh dan sejumlah panas akan terlepas. Panas yang terlepaskan
berupa panas sensible dan panas kristalisasi. Kondisi lewat jenuh dicapai dengan
memerlukan proses pemansan dan penguapan berupa panas sensible, dan panas
pelarutan. Beberapa proses panas penguapan diabaikan karena jumlahnya yang
sangat kecil. Proses perpindahan panas tersebut terjadi pada saat larutan yang
mengelami kondisi lewat jenuh mulai mengkristal. Perpindahan panas antara
larutan yang sudah dipanaskan dengan larutan dingin yang di tambahkan. Industry
yang menggunakan proses kristalisasi, seperti industri pembuatan garam
natrium hidroksida, pembuatan gula, dan industri kaca.

6. Evaporasi dan Pengeringan


Pengeringan adalah aplikasi pemanasan melalui kondisi yang teratur,
sehingga dapat menghilangkan sebagian besar air dalam suatu bahan dengan cara
diuapkan. Penghilangan air dalam suatu bahan dengan cara pengeringan
mempunyai satuan operasi yang berbeda dengan dehidrasi. Evaporasi adalah proses
perubahan molekul di dalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Proses ini
adalah kebalikan dari kondensasi. Penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan
secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Evaporator adalah alat untuk melakukan proses evaporasi, merupakan salah
alat penukar panas yang menghasilkan perpindahan panas dari satu fluida ke fluida
lainnya. Fluida yang satu dengan lainnya terpisah oleh suatu dinding atau sekat
yang dilalui oleh panas. Aplikasi dari evaporasi merupakan seluruh proses di
industri menggunakan prinsip evaporasi sebagai salah satu proses yang ditempuh
untuk menghasilkan suatu produk, seperti halnya pada pabrik PT. Badak LNG,
Pabrik Gula Gondang Baru Klaten, PT Cheil Jedang Indonesia Pasuruan.
Mekanisme perpindahan panas pada evapotaror adalah Feed ditambahkan
ke tahap pertama dan mengalir ke tahap berikutnya dalam arah yang sama sebagai
aliran uap. Suhu didih menurun dari stage ke stage dan pengaturan ini demikian
digunakan ketika produk terkonsentrasi dikenakan dekomposisi pada suhu yang
lebih tinggi. Sistem ini memiliki keuntungan yaitu merancang sistem tanpa pompa
untuk mentransfer larutan dari tahap satu ke tahap berikutnya.
Mekanisme pengeringan adalah aliran udara panas merupakan fluida bagi
sistem pengeringan. Komponen aliran udara yang mempengaruhi proses
pengeringan adalah kecepatan, temperatur, tekanan dan kelembaban relative. Udara
yang terdapat dalam proses pengeringan mempunyai fungsi sebagai pemberi panas
pada bahan, sehingga menyebabkan terjadinya penguapan air. Fungsi lain dari
udara adalah untuk mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh bahan yang
dikeringkan. Kecepatan pengeringan akan naik apabila kecepatan udara
ditingkatkan. Kadar air akhir apabila mulai mencapai kesetimbangannya, maka
akan membuat waktu pengeringan juga ikut naik atau dengan kata lain lebih cepat.
Prinsip pengeringan yaitu proses penghantaran panas dan massa yang terjadi
secara serempak. Air dihilangkan dengan prinsip perbedaan kelembaban antara
udara pengering dengan bahan yang dikeringkan. Dua fenomena ini menyangkut
perpindahan panas ke dalam dan perpindahan massa keluar. Faktor yang
mempengaruhi dalam kecepatan pengeringan adalah luas permukaan, perbedaan
suhu lautan dan udara, kecepatan aliran udara, dan tekanan udara.
DAFTAR PUSTAKA

Supardi, D. 2013. (Online). https://www.scribd.com/doc/128996000/Bahan-Ajar-


Teknik-Separasi (Diakses pada tanggal 01 Oktober 2018)
Jannah, A., M. 2010. Proses Fermentasi Hidrolisat Jerami Padi untuk Menghasilkan
Bioetanol. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 17(1): 44-52.
Yih, S. M., dan Seagrave, R. C. 1980. Mass Transfer in Laminar Falling Liquid
Films with Accompanying Heat Transfer and Interfacial Shear.
International Journal Heat Mass Transfer. Vol. 23(6): 749-758.
Farida, R., dan Nisa, F. 2015. Ekstraksi Antosianin Limbah Kulit Manggis Metode
Microwave Assisted Extraction (Lama Ekstraksi dan Rasio Bahan :
Pelarut). Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol. 3(2): 362-373.
Treybal, E., dan Dumoulin, F. 1942. Liquid-Liquid Extraction in a Perforated Plate
Tower. Industrial and Engineering Chemistry. Vol. 34 (6): 709-713.
Treybal, R.E. 1987. Mass Transfer Operation, 3rd edition. New York: Mc Graw
Hill Book Company.

Anda mungkin juga menyukai