Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


KOMPETENSI KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


TANAMAN KELAPA SAWIT
DI PT. SMART.TBK (SMARTRI) KANDIS, RIAU

Disusun oleh:
Audy Rahman NIS.3579
Gilang pratama.H NIS.3670
Perbaja Tulus.P NIS.3836
Samuel pandapotan.N NIS.3817

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI PERTANIAN TERPADU PROV.RIAU

TP.2019/20

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DI PT. SMART.Tbk (SMARTRI) KANDIS, RIAU

Disusun oleh:
Audy Rahman NIS.3579
Gilang pratama NIS.3670
Perbaja Tulus.P NIS.3836
Samuel pandapotan.N NIS.3817

Bidang Keahlian : Agribisnis dan Agroteknologi


Program Keahlian : Agribisnis ProduksiTanaman
Kompetensi keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan

Kandis, 10 Maret 2020


Pembimbing,

Erisman
NUPTK. 19640503 199009 1 001

Mengesahkan,
Kepala SMK Negeri Pertanian Terpadu Provinsi Riau

Dra. Sudarti, MM.


NIP :19641216 199003 2 004

2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DI PT. SMART.Tbk (SMARTRI) KANDIS, RIAU KANDIS,
RIAU

Disusun oleh:
Audy Rahman NIS.3579
Gilang pratama NIS.3670
Perbaja Tulus. P NIS.3836
Samuel pandapotan. N NIS.3817

Bidang Keahlian : Agribisnis dan Agroteknologi


Program Keahlian : Agribisnis ProduksiTanaman
Kompetensi keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan

Kandis, 10 Maret 2020

Menyetujui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan


Agrophysiology BioMassa BioDiversity

Reny Subawati K Maria Prasasti Dedi Purnomo

Mengesahkan,
Manager Unit Perusahaan

Achmad Wahyu. S

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di
PT. SMART Tbk (SMART RESEARCH INSTITUTE), KANDIS, SIAK - RIAU.

Maksud dan tujuan disusunnya laporan akhir PKL ini adalah sebagai bukti
bahwa penyusun telah menyelesaikan pelaksanaan PKL yang dilaksanakan mulai
tanggal 10 Oktober 2019 sampai dengan tanggal 10 Maret 2020 dan juga
persyaratan dalam mengikuti ujian Semester IV di SMK Negeri Pertanian
Terpadu Provinsi Riau.

Selesainya penulisan laporan tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan


berbagai pihak pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan tulus
penghargaan dan terimakasih kepada:
1. Bapak Rudyanto, SH, M.Si. selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau.
2. Ibu Dra.Sudarti, MM. selaku Kepala SMK Negeri Pertanian Terpadu
Prov.Riau
3. Bapak Erisman, Selaku Ketua Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan.
4. Bapak J.P Caliman selaku Div Head SMARTRI
5. Ibu Rini Sepbrina, S. Pt selaku Ketua PKL.
6. Bapak Erisman, Selaku pembimbing PKL.
7. Bapak Achmad Wahyu S. selaku manager unit perusahaan.
8. Ibu Reni Subawati K, selaku pembimbing bagian Agrophysiology.
9. Bapak Dedi Purnomo, selaku pembimbing bagian Biodiversity.
10. Ibu Maria Prasasti, selaku pembimbing bagian Biomassa.
11. Seluruh karyawan PT. SMART TBK yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga bantuan yang mereka berikan dibalas oleh Allah SWT. Penyusun
menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan
laporan ini. Akhir kata Penyusun mengucapkan terimakasih.
Pekanbaru, 10 Maret 2020

Penyusun

4
DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………..…................1

Lembar Pengesahan Sekolah………………………….…….……...2

Lembar Pengesahan Perusahaan……………….……..….………...3

Kata Pengantar…………………………………………..….……...4

Daftar Isi………………...……………………………..…….…….5

Daftar Tabel…...………………………………………..…….……7

Daftar Gambar….……………………………………..……….…..7

BAB I. PENDAHULUAN……...……..……………..……….…...8

1.1. Latar Belakang……………………………….………..8


1.2. Tujuan ……………………………….………….…….8
1.3. Manfaat……………………………….……….………8
1.4. Waktu dan Tempat…………………………………….9

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN…………………….….………9

2.1. Sejarah Perusahaan…………………………….……...9

2.2. Visi,Misi,Moto Perusahaan…………………………..10

2.3. Struktur Perusahaan………………………………….10

2.4. Keadaan Umum………………………………………11

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA……………………………….12

3.1. Kelapa Sawit……………………………………….....12

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN………………….………13

4.1. Agrophysiology………………………………………14
4.2. Biodiversity……………………………………....…...24
4..3. Biomassa…………………………………………..…27

5
BAB V. PENUTUP………………………………………32
5.1. Kesimpulan……………………………………32
5.2 Saran…………………………………...………32

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………33

LAMPIRAN……………………………………………..………34

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil pengamatan SPAD dan DUALEX bibit umur 2 bulan………….19


Tabel 2. Hasil pengamatan SPAD dan DUALEX bibit umur 4 bulan…………..20
Tabel 3. Hasil pengamatan SPAD dan DUALEX bibit umur 6 bulan…………..21
Tabel 4.Hasil rataan umum SPAD dan DUALEX bibit umur 2, 4 dan 6 bulan...22
Tabel 5. Diagram hasil pengamatan SPAD dan DUALEX ……………………..22
Tabel 6. Hasil pengamatan Vegetatif Tanaman Hutan……………………...25

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kegiatan pengukuran klorofil menggunakan alat Spad…………….33

Gambar 2. Kegiatan pengukuran klorofil menggunakan alat DUALEX………33

Gambar 3. Analisa lab menggunakan alat Spektro……………………….……34

Gambar 4. Mencuci kokofit……………………………………………………34

Gambar 5. Kegiatan Porometer…………………………………………..…….35

Gambar 6. Kegiatan Analisa Vegetatif…………………………………………35

Gambar 7. Kegiatan skripping………………………………………………….36

Gambar 8. Penomoran Kelapa Sawit…………………………..………………36

Gambar 9. Pola Chipping dan Non Chipping…………………………………..37

Gambar 10. Perangkap Serangga……………………………………………….37

Gambar 11. Wadah Tempat Sampel……………………………………………38

Gambar 12. Hasil Perangkap…………………………………………………..38

Gambar 13. Pengambilan sampel serangga……………………………………39

Gambar 14. Alat Peengkur Diameter Batang Pada Tanaman………………….39

7
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kegiatan praktik kerja lapangan di PT. SMART TBK ini untuk


mengenalkan lingkungan kerja kepada siswa tentang penelitian dan
pengembangan pada tanaman kelpa sawit. Sehingga siswa mendapatkan
pengalaman kerja serta mengetahui ilmu teori penerapan tentang penelitian dan
pengembangan Tanaman Kelapa Sawit.

PT. SMART TBK adalah salah satu perusahaan publik produk konsumen
berbasis kelapa sawit yang terintrigasi dan terkemuka di Indonesia yang berfokus
pada penelitian dan pengembangan pada tanaman kelapa sawit yang akan
menghasilkan bibit unggul yang akan di impor kepada perusahaan tetangga, yang
nantinya akan menghasilkan produksi minyak sawit yang lestari.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan laporan praktik kerja lapangan adalah :


1. Sebagai bukti telah melaksanakan praktik kerja lapangan
2. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian semester IV
3. Untuk melatih kemampuan siswa dalam menulisan laporan secara
ilmiah
4. Sebagai laporan dari hasil praktik kerja lapangan
5. Memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang diperoleh disekolah
dengan penerapan di Dunia Kerja

8
1.3. Manfaat

1. Memperoleh wawasan luas mengenai seluk beluk dunia kerja


2. Meningkatkan rasa percaya diri, disiplin dan tanggung jawab
3. Mengetahui arti penting disiplin dan menjawab dalam melaksanakan
tugas
4. Dapat mengetahui dunia kerja yang sebenarnya

1.4. Waktu dan Tempat

Waktu : 10 Oktober 2019 – 10 Maret 2020

Tempat : Pt. SMART TBK, Kandis

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN


2.1. Sejarah Perusahaan

SMART RESEARCH INSTITUATE (SMARTRI) di libo, Riau


adalah fasilitas penelitian unggulan SMART yang didukung sekitar 80 peneliti
dan ilmuwan yang berfokus pada peningkatan praktik agronomi,pemuliaan,dan
pelestarian tanaman yang semuanya berkontribusi terhadap produksi minyak
kelapa sawit berkelanjutan.
SMARTRI melakukan penelitian dibidang:

 Agronomi mencakup nutrisi tanaman kelapa sawit,pengolahan


air,kesuburan tanah,studi ekofisiologi,dabn pengembangan praktik
budidaya yang berkelanjutan.
 Pemuliaan,yaitu perbaikan terus menerus pada tnaman kelapa sawit
melalui program seleksi konvensional, dan baru-baru ini melalui
pemuliaan yang dibantu oleh penanda molekuler. Pengembangan kultur
jarinagn juga turut andil dalam peningkatan produktivitas .

9
 Pelestarian tanaman,terutama melalui pendekatan pengolahan Hama
Terpadu.
Keberlanjutan,termasuk pengembangan metodologi dan alat untuk melihat
dan menilai dampak lingkungan dari praktik SMART dilapangan,serta
pengembangan dan pengujian praktik perkebunan yang berkelanjutan. Di
samping itu,PT SMARTRI juga melaksanakan studi penelitian tentang jasa
ekosistem.

SMARTRI telah mengantongi sertfikasi ISO 9001:2008 untuk sistem


manajemen mutu pada tahun 2003 dan diakreditasi ISO 17025 untuk laboratorium
analistisnya pada tahun 2005. Kegiatan penlitian yang dilakukan dikelola oleh
tujuh departemen yang ada.

2.2. Visi, Misi dan Moto

VISI

Menjadi perusahaaan agribisnis dan produk konsumen global yang


terintegrasi dan terbaik menjadi mitra pilihan.

MISI

Secara efisien, kita menyediakan produk,solusi,serta layanan agribisnis dan


konsumen,yang berkualitas tinggi serta berkelanjutan,guna pemangku
kepentingan perusahaan.

MOTO

Integritas, sikap positif, komitmen, perbaikan berkelanjutan, inovatif, loyal,


rasa memiliki, prestasi, kolaborasi dan sumber daya manusia.

10
2.3. Struktur Perusahaan

2.4. Keadaan Umum

Keadaan umum dari PT. SMART TBK ini adalah salah satunya berfokus
pada peningkatan praktik agronomi, pemuliaan dan pelestarian tanaman yang
semuanya berkontribusi terhadap kelapa sawit berkelanjutan.

11
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elais Guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat.
Tetapi ada sebagian berpendapat justru menyatakan bahwa kelapa sawit berasal
dari kawasan Amerika Selatan atau Brazil. Hal ini karena spesies kelapa sawit
banyak ditemukan di daerah hutan kawasan Brazil dibandingkan dengan kawasan
Amerika.

Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur dluar daerah


asalnya,seperti Malaysia,Indonesia,Thailand,dan papua nugini. Bahkan,mampu
memberikan hasil produksi perhektar yang lebih tinggi.

Kelapa sawit pertama diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah colonial


belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang
dibawa dari maritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor .
perintis usaha perkebunan kelapa sawit di indinesia adalah Adrien Haller,seorang
berkebangsaan belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di afrika.
Dan perkebunan kelapa sawit mulai berkembang di Indonesia,dan perkebunan
kelapa sawit pertama di pantai timur Sumatra (Deli) dan aceh .luas areal
perkebunan saat itu sebesar 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak kelapa
sawit pada tahun 1919 sebesar 576 tob ke Negara-negara eropa, kemudia tahun
1923 mulai mengeskpor minyak inti sawit sebesar 850 ton.
Morfologi tanaman kelapa sawit menurur PTPN VII(2006) sebagai berikut:
a. Akar
b. Batang
c. Daun
d. Bunga dan Buah
e. Biji

12
Menurut pahan (2012), berdasarkan ketebalan cangkang, tanaman kelapa
sawit dibagi menjadi 3 varietas, yaitu:
1. Varietas Dura,dengan ciri-ciri yaitu ketebalan cangkang 2-8 mm,dibagian
luar cangkang tidak terdapat lingkaran serabut,daging buahnya relative
tipis,dan kandungan minyak rendah.
2. Varietas pisifera, dengan cirri-ciri yaitu,ketebalan cangkang yang sangat
tipis bahkan hamper tidak ada. Daging buah pisifera tebal dan daging biji
sangat tipis. Pisifera tidak digunakan sebagai bahan baku untuk tanaman
komersial,tetapi digunakan sebagai induk jantan oleh para pemulia
tanaman untuk menyerbuk bunga betina
3. Varietas Tenera,merupakan hasil persilangan antara Dura dan
Pisifera,dengan cangkang yang tipis dan ketebalan 1,5-4mm menghasilkan
banyak tandan buah.
Berdasarkan warna buah,tanaman kelapa sawit terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Nigescens, dengan ciri-ciri yaitu buah mudahnya berwarna ungu
kehitaman, sedangkan buah yang telah masak berwarna jingga
kehitaman.
2. Virescens, dengan ciri-ciri yaitu buah mudahnya berwarna hijau,
sedangkan buah yang telah masak berwarna jingga kemerah-merahan
dengan ujung buah tetap berwarna hijau.
3. Albescens, dengan ciri-ciri yaitu buah mudahnya berwarna keputih-
putihan, sedangkan buah yang telah masak berwarna kekuning-kuningan
dengan ujung buah berwarna ungu hitam.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit

PT. SMART TBK ini adalah perusahaan yang membidangi kegiatan


penelitian dan pengembangan pada tanaman kelapa sawit, yang didukung oleh
sekitar 80 ilmuwan dan peneliti yang berfokus pada peningkatan praktik
agronomi, pemuliaan, dan pelestarian tanaman yang semuanya berkontribusi
terhadap produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan. SMARTRI mempunyai 3
topik penelitian khusus.

13
1. Agrophysiology

Agrophysiology adalah ilmu yang mempelajari tentang metabolisme


tanaman dan responnya terhadap lingkungan, serta mencakup ilmu tentang nutrisi
tanaman kelapa sawit, pengolahan air, kesuburan tanah, studi ekofisiologi, dan
pengembangan praktik budidaya yang berkelanjutan. Ada empat alat yang
digunakan untuk penelitian dalam bidang agrophysiology diantaranya adalah
SPAD, DUALEX, POROMETER dan FLOURESCENCE. Namun, yang lebih di
spesifikasikan ada dua alat yaitu, SPAD (Soil Plant Analysis Development) dan
DUALEX. Berikut analisa fisiologi tanaman yang dipelajari :

A.Prosedur pengoperasian alat SPAD (Soil Plant Analysis


Development)

Spad adalah alat pengukur kehijauan daun yang mengindikasikan pada


kandungan klorofil dan nutrisi daun, dan berikut cara penggunaan SPAD:
a. Pindahkan tombol off ke On,lalu akan muncul tulisan “CALIBRATION”
b. Setelah muncul tulisan “CALIBRATION” lalu tap penjepit meter sampai
muncul N=JUMLAH, O=BELUM MEMULAI atau N=O
c. Setelah itu tap bagian jaringan daun yang akan dianalisa oleh SPAD,setelah
itu akan dapat hasil unity kehijauan daunnya, pastikan pada saat menge-TAP
harus pas pada bagian daunnya, dan hindari tulang daun.
d. Setelah dapat hasil dari unit kehijauan daunnya lalu kita lepas tap nya dari
daun tersebut
e. Untuk bibit jumlah pengukuran SPAD pada satu helai daun pada daun
rangking ke 3 sebanyak 30. 15 kanan dan 15 kiri .
f. Setelah mendapattkan seluruh hasil unit kehijauan daun,tekan tombol
“AVERAGE” untuk mendapatkan hasil rata rata unit kehijauan pada satu
helai daun.
g. All data clear, berfungsi untuk menghapus semua data

14
h. Recall berfungsi untuk memanggil data yang telah diamati dan bisa digunakan
untuk menghapus data yang salah tetapi sudah terlanjur terlewatkan.

Nb: jika hasil waktu ditap “ERROR” hanya di tap ulang saja. Jika daun
rangking 3 rusak,maka bisa dipindahkan ke daun rangking 2. Nilai wajar yaitu
kisaran antara 50-60, untuk bibit umur 7-9 bulan

B. Prosedur pengoperasian alat Dualex

Dualex adalah alat untuk mengukur kandungan klorofil indeks pada


daun, NBI (Nitrogen Balance Index), Flavonoid dan Anthocyanin. Berikut cara
mengoperasikan alat Dualex :
a. Tekan tombol “POWER” dan tahan sekitar 3 detik, lalu lepas.
b. Setelah itu akan muncul tulisan Measurement.
c. Pilih Measurement dan tekan tombol OK
d. Setelah ditekan maka akan muncul tulisan Proses Calibration, lalu tekan OK.
e. Kemudian akan muncul beberapa tulisan seperti dibawah ini yang artinya
dualex siap digunakan.
 NBI (Nitrogen Balance Index)
 CHI (Chlorophyl Index)
 Flav (Flavonoid)
 Anth (Anthocyanin)
 Grp : Group
 Mes : Measurement
 Group + : untuk menambah group baru
f. Pada bibit, pengukuran Dualex dilakukan pada daun ranking 3 sebanyak 30
kali. 15 kanan dan 15 kiri.
g. Untuk mendapatkan rata-rata hasil dari pengukuran, tekan tombol
segitiga/Group + yang terletak dibagian kiri dualex. Sama hal nya seperti
membuat group baru.
h. Group pada Dualex akan kembali ke-1 setiap harinya.
i. Untuk membuat rata-rata, tekan tombol Group +, sama hal nya seperti
membuat Group baru.
j. Pada setiap bibit, pengukuran dualex dilakukan 3 kali
percobaan/pengulangan.
k. Untuk mematikan Dualex tekan tombol “X” dengan menahan lama.

15
l. Kemudian lepas, lalu akan muncul kembali ke layar awal “Measurement”
m. Kemudian tekan tombol “POWER” dengan menahan agak lama. Lalu lepas.

Dua alat ini biasa digunakan pada sampel daun yang diambil dari lapangan
untuk diukur unity kehijauan daunnya. Kemudian, dianalisis klorofilnya
dilaboratorium dengan menggunakan alat spektro. Berikut cara pengambilan
sampel daun dan analisa lab :
C.Analisa Kandungan Chlorophyl Secara Destructive

1. Pelarut yang digunakan Aseton yang bersifat Nonpolar/Metanol & Larutan


Bufer. Untuk menetralkan/membersihkan alat dengan menggunakan
Aquades.
2. Pelarut Aceton Buffer 80% dengan pH 7,6
3. Masukan kertas saring kedalam timbangan Neraca Analitus.
4. Sampel klorofil Point B yang telah disediakan dipotong kecil-kecil dengan
menggunakan gunting, kemudian letakkan diatas kertas saring untuk
ditimbang dengan berat 0,1 g
5. Kemudian masukkan potongon sampel kecil-kecil kedalam mangkuk kimia.
6. Tuangkan cairan pelarut tadi secukupnya kedalam mangkuk kimia yang telah
berisi sampel yang telah dipotong-potong tadi.
7. Setelah itu, giling sampel tersebut hingga halus
8. Setelah halus, berilah sedikit cairan pelarut lagi agar lebih mudah
dipindahkan ketabung kimia untuk disaring air yang berada pada sampel
tersebut.
9. Kemudian setelah selesai disaring, kita melakukan analisa menggunakan alat
spektro

Pada umumnya alat SPAD dan DUALEX kegunaannya sama yaitu untuk
mengukur kadar unity kehijauan daun. , sedangkan perbedaan antara Spektro dan
SPAD DUALEX adalah dimana Spektro bisa mendapatkan hasil yang lebih
akurat untuk nilai klorofil secara ekstrasi daripada SPAD dan DUALEX.

16
D. Pengambilan sampel LSU ( Leaf Sampel Unit)
Pada tanaman bibitan sampel LSU diambil pada pelepah tiga, kemudian
ambil sampel pada bagian poin
E. Analisa SLA ( Spesifik Leaf Area)
SLA merupakan unit berat perarea berat kering. SLA mencerminkan
ketebalan atau berat daun perluas area.

F. Porometer
Porometer adala alat untuk mengukur pembukaan stomata. Pendekatannya
melalui berapa molekul air yang dapat keluar – masuk dalam stomata. Berikut
prosedur cara pengoperasian alat porometer :
1. Tekan tombol start.
2. Tekan enter.
3. Tekan menu.
4. Klik calibration.
5. Klik enter.
6. Buka sensor head untuk mengambil ambiyen.
7. Tekan enter.
8. Paperplate dibasahi dengan decagonwater, kemudian ditempatkan
difilterpaper lalu dimasukan kedalam sensor head.
9. Setelah dapat ambiyennya buka sensor head.
10. Lakukan sampaisemua nilai mbiyen lengkap.

G. Cocopeaat
Cocopeat merupakan kata dari Coco yang berarti kelapa dan Peat yang
berarti bahan organik yang berasal dari serbuk kelapa. Cocopeat merupakan media

17
yang digunakan untuk percobaan dengan mencampurkan antara pasir dengan
cocopeat. Berat pasir 8 kg dan cocopeat 2 kg. perbandingan 8 : 2.

H. Analisa Vegetatif

Vegetatif adalah kegiatan yang dilakukan pada bibit tanaman kelapa sawit
yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada bibit
tanaman kelapa sawit. Berikut kegiatan vegetatif pada bibit tanaman kelapa
sawit:
1. Mengukur lingkar batang dengan menggunakan tali plastik dan mistar.
2. Mengukur tinggi pohon tanaman dengan menggunakan mistar.
3. Mengukur rachis, dari batas rachis bawah sampai ujung daun
menggunakan meteran baju.
4. Mengukur panjang dan lebar daun kanan dan kiri pada rachis 3 point B
dengan menggunakan meteran baju dan menghitung jumlah daun
kering/hijau

I. Pengukuran Evaporasi, Transpirasi dan Evapotranspirasi

Evaporasi merupakan proses hilangnya air melalui tanah atau proses


perubahan molekul dalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas.
Transpirasi merupakan pross hilangnya air dalam bentuk uap air dari
jaringan hidup tanaman yang terletak diatas permukaan tanah melewati lubang
berupa stomata, kutila dan lentisel.
Evapotranspirasi merupakan gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan
yang dimana hilangnya air melalui tanah dan tanaman.
Berikut metode yang digunakan untuk analisa bibit tanaman:
1. Evapotranspirasi, selisih berat tanaman setelah disiram penuh dengan
berat tanaman satu hari besok sebelum disiram
2. Transpirasi, tanaman bibit yang digunakan pot ditutup dengan plastik.

J. Pemupukan

18
Pemupukan adalah kegiatan pemberian pupuk pada bibit kelapa sawit yang
bertujuan untuk memberikan nutrisi pada tanaman agar terpenuhinya nutrisi pada
tanaman kelapa sawit

K. Analisa Biomassa Tanaman

Pemanenan bibit dilakukan setelah fase stres air berakhir, kegiatan ini
dilakukan untuk mengambil sampel pada setiap bagian bagian tanaman kelapa
sawit seperti: akar, rachis + petiole dan daun. Kemudian bagian – bagian tersebut
ditimbang berat segarnya. Lalu, diambil untuk sub sampel nya sebanyak kurang
lebih 100 g. setelah itu, sub sampel yang telah diambil dimasukkan keoven.
Kemudian sub sampel dikeluarkan dari oven untuk ditimbang kering.

19
L. Hasil Pengamatan
11 Des 2019 Bibit umur 2 bulan dirumah kaca
SPAD Dualex RATAAN SPAD RATAAN DUALEX
Kode
U1 U2 U3 U1 U2 U3
78-1 46,80 45,20 44,30 27,40 25,40 29,10 45,43 27,30
78-2 41,70 43,50 43,20 25,50 27,40 27,50 42,80 26,80
78-3 33,20 33,70 34,10 21,10 18,60 19,80 33,67 19,83
78-4 33,70 35,30 34,50 24,70 24,90 25,10 34,50 24,90
78-5 39,50 41,30 41,80 23,20 20,70 21,70 40,87 21,87
79-1 37,30 37,60 38,10 19,00 19,70 18,00 37,67 18,90
79-2 35,80 37,50 35,50 20,10 22,60 23,60 36,27 22,10
79-3 41,80 42,00 42,50 31,10 30,80 30,70 42,10 30,87
79-4 38,90 35,50 38,50 22,50 21,50 23,10 37,63 22,37
79-5 41,80 42,20 42,60 27,50 26,50 25,60 42,20 26,53
80-1 34,70 33,90 35,10 34,40 34,10 33,40 34,57 33,97
80-2 40,30 40,50 42,80 26,40 26,70 26,60 41,20 26,57
80-3 40,30 41,80 40,90 25,70 24,70 27,10 41,00 25,83
80-4 43,60 42,80 43,90 26,40 26,70 29,80 43,43 27,63
80-5 44,50 44,80 45,10 26,90 25,20 26,30 44,80 26,13
81-1 37,80 36,80 40,40 25,70 25,30 25,50 38,33 25,50
81-2 37,10 38,00 38,20 22,80 22,40 22,00 37,77 22,40
81-3 44,10 39,90 44,30 38,50 35,20 36,50 42,77 36,73
81-4 45,20 45,80 43,70 26,10 28,30 27,20 44,90 27,20
81-5 33,10 33,40 33,90 32,90 33,00 31,20 33,47 32,37
82-1 46,60 43,80 43,40 29,80 28,60 30,30 44,60 29,57
82-2 42,90 43,40 42,50 29,40 30,70 29,50 42,93 29,87
82-3 42,60 42,40 42,80 27,10 24,70 25,60 42,60 25,80
82-4 37,90 41,80 39,80 29,30 28,50 28,00 39,83 28,60
82-5 44,00 44,30 43,00 23,70 22,10 23,30 43,77 23,03
83-1 36,20 37,60 37,80 24,30 24,70 23,90 37,20 24,30
83-2 47,20 46,50 47,20 25,70 28,60 28,40 46,97 27,57
83-3 45,40 45,70 45,60 24,30 23,60 23,70 45,57 23,87
83-4 42,80 41,40 44,50 13,90 13,90 14,60 42,90 14,13
83-5 24,80 23,20 23,70 32,10 31,50 31,70 23,90 31,77
84-1 27,00 27,10 27,30 32,10 31,50 31,70 27,13 31,77
84-2 34,60 32,30 36,40 22,90 19,30 22,80 34,43 21,67
84-3 36,30 40,60 41,90 29,10 29,60 29,30 39,60 29,33
84-4 41,40 42,90 40,80 29,00 31,10 29,20 41,70 29,77

20
84-5 40,90 39,80 39,10 32,00 32,20 30,90 39,93 31,70
rataan umum bibit umur 2 bulan 39,67 26,53

13 Des 2019 umur 4 bulan diparanet


RATAAN
RATAAN SPAD
Kode SPAD Dualex DUALEX
U1 U2 U3 U1 U2 U3
66-1 52,7 52,9 52,4 44,1 44,3 44,9 52,67 44,43
66-2 53,7 54 53,5 43,1 42,8 42,9 53,73 42,93
66-3 40,6 40,4 41,7 28,7 30,2 31,2 40,90 30,03
66-4 46 46,5 46,9 35,6 35,5 33,8 46,47 34,97
67-1 54,6 54,9 55,1 48,5 47,7 47,4 54,87 47,87
67-2 60,4 60,9 60,7 50,3 50,2 50,8 60,67 50,43
67-3 35,8 54 54,3 38,9 36,2 35,8 48,03 36,97
67-4 52 52,3 52,7 43,6 44,2 43,5 52,33 43,77
68-1 49,7 50,1 50,3 39,6 40,9 39,6 50,03 40,03
68-2 55 55,4 55,7 40,5 40,8 41,2 55,37 40,83
68-3 46,8 46,3 46,5 30,4 28 28,5 46,53 28,97
68-4 39 39,7 39,4 26,8 26,9 27,2 39,37 26,97
69-1 55,3 53,5 54,8 42,5 45 44,8 54,53 44,10
69-2 53,5 52,9 53,7 46,5 44,8 45 53,37 45,43
69-3 57,5 57,1 57,9 48,4 49 49,1 57,50 48,83
69-4 53,3 53,5 53,9 51,3 51,8 50,1 53,57 51,07
70-1 58,3 58,9 58,8 48,5 48,8 48,8 58,67 48,70
70-2 52,8 52,8 52,7 42,9 43,5 42,9 52,77 43,10
70-3 60,9 60,3 60,7 45,8 47,5 47,6 60,63 46,97
70-4 48,9 48,3 48,5 39,7 38,2 38,7 48,57 38,87
71-1 48,1 48,3 48,9 51,2 50,1 48,9 48,43 50,07
71-2 59,6 59,2 60,5 49,3 50,9 49,3 59,77 49,83
71-3 42,1 42,5 42,3 43,3 45,1 47,1 42,30 45,17
71-4 58,6 58,8 58,3 42,6 43,7 43,5 58,57 43,27
72-1 47,2 47,3 49,2 44,4 44,9 45,4 47,90 44,90
72-2 30,6 30,3 30,9 46,1 45,8 45,3 30,60 45,73
72-3 44,8 44,6 44,2 49,5 49,3 50,4 44,53 49,73
72-4 55,9 60 56,7 43,5 43,4 42,7 57,53 43,20
73-1 56,7 56,3 56,8 44 43,7 42,8 56,60 43,50
73-2 36,5 36,3 36,8 46,8 47,2 45,3 36,53 46,43
73-3 52,1 52,5 52,7 47,3 48,6 48,2 52,43 48,03
73-4 52,5 52,5 53,6 47,1 46,7 45,5 52,87 46,43
74-1 60,9 60,3 60,6 45,8 46,2 46,9 60,60 46,30
74-2 52,5 52,2 52,9 44,5 43,2 51,6 52,53 46,43
74-3 49,5 49,4 50,1 42,8 52,9 52,4 49,67 49,37

21
74-4 47,6 47,5 47,9 54,7 55 53,9 47,67 54,53
Rataan umum bibit umur 4 Bulan 51,09 44,12

16 Des 2019 umur 6 bulan dinaungan belakang


SPAD Dualex RATAAN SPAD RATAAN DUALEX
Kode
U1 U2 U3 U1 U2 U3
48 C3 46,2 46,8 46,7 31,6 31,1 31,4 46,57 31,37
48 C4 49,3 50,1 49,7 34,2 35,5 34,1 49,70 34,60
48 C5 52,1 52,3 52,8 33,4 33,3 33,5 52,37 33,40
48 S1 53,3 53,8 53,1 32,8 33,3 34,2 53,40 33,43
49 S4 56,4 56,8 56,2 44,9 45,3 44,9 56,47 45,03
49 S3 49,3 49,7 49,9 48,2 49,3 48,1 49,63 48,53
49 S2 54,5 54,2 54,7 47,6 48,1 48,4 54,47 48,03
49 S1 53,5 53,2 53,8 49,8 46,4 46,5 53,50 47,57
50 S4 62,5 62,7 62,6 46,1 45,3 45,6 62,60 45,67
50 S5 48,2 48,1 48,7 43,5 44,2 43,7 48,33 43,80
50 S2 56,8 56,2 56,6 39,3 39,4 39,2 56,53 39,30
50 S3 57,6 57,6 57,6 37,7 36,6 36,9 57,60 37,07
51 S5 50,9 50,6 50,2 36,2 34,4 36,1 50,57 35,57
51 S4 51,2 51,0 51,6 35,6 35,6 35,7 51,27 35,63
51 S2 52,5 52,5 52,3 37,5 38,2 37,4 52,43 37,70
51 S1 50,3 50,7 50,1 42,3 43,1 43,2 50,37 42,87
52 S2 54,7 54,4 54,9 51,8 40,1 41,1 54,67 44,33
52 S3 47,5 47,7 47,3 42,2 41,4 41,1 47,50 41,57
52 S1 52,2 52,6 52,7 39,1 38,6 39,3 52,50 39,00
53 S5 55,9 56,0 56,2 38,7 41,9 41,5 56,03 40,70
53 S3 47,3 48,0 47,7 38,4 38,1 39,1 47,67 38,53
53 S1 50,8 50,4 51,0 48,9 49,2 50,2 50,73 49,43
53 S2 58,3 57,8 58,1 41,7 41,7 41,8 57,97 41,73
54 S5 48,4 48,9 48,5 38,1 40,4 39,2 48,60 39,23
54 S4 48,6 48,2 48,5 33,7 34,6 34,9 48,43 34,40
54 S3 48,6 48,9 50,1 31,4 31,4 31,2 49,20 31,33
54 S2 50,6 50,8 50,1 32,5 32,1 32,2 50,50 32,27
55 S1 54,9 54,5 54 38,6 38,6 37,7 54,47 38,30
55 S2 48,7 48,0 48,1 37,1 38,0 37,9 48,27 37,67
56 S1 56,1 56,0 56,6 43,6 42,4 41,0 56,23 42,33
56 S4 52,5 52,0 52,8 44,4 43,5 43,4 52,43 43,77
56 S5 53,8 53,7 53,9 41,7 42,6 41,7 53,80 42,00
56 S2 52,2 52,0 51,7 45,2 44,7 44,7 51,97 44,87
Rataan bibit umur 6 Bulan 52,33 40,03

22
Rataan umum :

Umur SPAD Dualex


2 bulan 39,7 26,6
4 bulan 51,0 44,1
6 bulan 52,3 40,0
55
50
45
40
35
30
25 SPAD
20 Dualex
15
10
5
0
2 bulan 4 bulan 6 bulan

Pembahasan 1 : Selisih peningkatan hasil pengamatan SPAD dari umur 2 bulan –


4 bulan adalah 11,4%. Lalu selisih peningkatan hasil pengamatan SPAD dari
umur 4 bulan – 6 bulan adalah 1,2%

Pembahasan 2 : Selisih peningkatan hasil pengamatan DUALEX dari umur 2


bulan – 4 bulan adalah 17,5%. Lalu selisih hasil pengamatan DUALEX dari umur
4 bulan – 6 bulan adalah 4,8%

Kesimpulan : Dari kegiatan hasil pengamatan klorofil dengan menggunakan alat


ukur meter berupa SPAD & DUALEX, kami menyimpulkan bahwa kegiatan ini
dilakukan agar untuk mengetahui grafik kenaikan dan penurunan pada kegiatan
bibit tanaman kelapa sawit.

23
2. Biodiversity

a. Pengamatan LCC dan Gulma.


b. Pengamatan serangga.
c. Vegetatif tanaman hutan.

A. Pengamatan LCC (Legum Cover Crop) dan Gulma

pengamatan ini dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara persentase


penutupan lcc dan kerapatan serangga. Aktivitas yang dilakukan pada penelitian
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan gulma pada: piringan, pasar pikul, dan gawangan mati
menggunakan alat quadrat sampel.
2. Pengamatan serangga pada: piringan, pasar pikul, dan gawangan mati
menggunakan perangkap kuning dan perangkap jatuhan.
3. Pengamatan laba-laba pada: piringan, pasar pikul, dan gawangan mati
menggunakan perangkap kuning dan perangkap jatuhan.

B. Pengamatan Serangga

Pada pengamatan serangga ini terdapat dua perangkap yaitu, perangkap


serangga atas dan perangkap serangga bawah. Berikut tahap – tahap pemasangan
perangkap serangga :

24
1. Alat dan Bahan
 Botol kecil sebagai wadah tempat serangga.
 Piring kuning.
 Pinset.
 Besi pengikat.
 Pelepah.
 Gelas Plastik.
 Kertas sebagai tempat letak kode pengamatan serangga
 Sunlight.
 Air.
 Alkohol 70%

2. Tahap- tahap Memasang Perangkap Serangga Atas


 Tancapkan pelepah pada tempat yang telah ditentukan.
 Lalu tancapkan besi pengikat diatas pelepah.
 Letakkan piring kuning kebesi pengikat.
 Kemudian tuangkan air dengan sunlight secukupnya kepiring tersebut.

3. Tahap – tahap Memasang Perangkap Serangga Bawah

 Buatlah lubang sedalam gelas plastic (pop ice)


 Setelah selesai, letakkan gelas plastic kedalam lubang tersebut.
 Ratakan pinggiran-pinggiran pop ice dengan tanah.
 Setelah itu, tuangkan sunlight kedalam gelas plastic(pop ice) dan dengan air
secukupnya.

Pemasangan perangkap dilakukan selama tiga hari, kemudian serangga yang


terperangkap diambil daan dimasukkan kedalam botol serangga (seperti wadah
fuji film) yang diisi dengan alcohol 70%.

25
C. Vegetatif Tanaman Hutan

Pada kegiatan vegetatif tanaman hutan ini dilakukan untuk mengukur


tinggi tanaman, diameter tanaman, menghitung jumlah daun tanaman dan kategori
tanaman. Berikut hasil kegiatan hasil vegetative tanaman hutan :

No Tinggi Diameter Jumlah Daun Kategori


1 28.5 5.16 2 4
2 29.5 4.02 10 4
3 21.9 4.73 20 4
4 20.2 4.09 3 4
5 29.5 5.96 14 4

26
Studi Dinamika Serapan Sutrisi N, P, K Pada Tanaman Kelapa
Sawit Belum Menghasilkan Dengan Menggunakan Metode
Destruktif

A.Tujuan

Studi ini bertujuan untuk mengetahui dinamika serapan hara, nitrogen,


phosphor, kalium pada berbagai organ tanaman kelapasawit belum menghasilkan
pada berbagai level pupuk dan progeny

B.Metode pelaksanaan :

1. Lokasi : PT. SMART TBK (LIBE Div 1 block C08)


2. Waktu : 10 Oktober 2019 – 9 Januari 2020
3. Alat dan Bahan
 Dodos
 Parang
 Cangkul
 Meteran 30 m
 Meteran 5 m
 Penggaris 100 cm
 Guntingakar
 Container box
 Chainsaw
 Spidol
 Gergaji
 Keranjang

27
 Timbanganmaks 10 kg
 Amplopsampel
 Kapas
 Plastik ½ kg
 Plastik 5 kg
 Tanaman kelapa sawit umur 2 tahun
4. APD:
 Helm safety
 Sarungtangan
 Sepatu boot
5. Rancanganpercobaan:
a) Serapan Nitrogen
Progeni yang digunakanada 5 progeni
Level pupuk yang dipakai : 4 level yaitu N0, N1, N2, N3
Jumlahulangan : 3 ulangan
b) SerapanPhospor
Progeni yang digunakanada 5 progeni
Level pupuk yang dipakai : 4 level yaitu P0, P1, P2, P3
Jumlahulangan : 3 ulangan
c) SerapanKalium
Progeni yang digunakanada 5 progeni
Level pupuk yang dipakai : 4 level yaitu K0, K1, K2, K3
Jumlahulangan : 3 ulangan

C. Cara Pengamatan:

1.Penomoran Pelepah Tanaman Kelapa Sawit

Penomoran kelapasawit dilakukan dimulai dari pelepah, daun 1 yaitu


pelepah muda yang anak daunnya sudah membuka sempurna. Penomoran pelepah
selanjutnya mengikuti umur pelepah tersebut, makin tua pelepah memiliki nomor

28
pelepah yang makin besar. Pelepah tanaman kelapasawit memiliki pola spiral
seperti pada gambar di bawah ini. Pola spiral ini dapat menjadi panduan untuk
penomoran kelapasawit.

2.Mengukur Ketinggian Kelapa Sawit

Mengukur ketinggian tanaman kelapa sawit menggunakan meteran 30 M.


Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada pangkal pelepah no 1 diukur dengan
meteran, tegak lurus hingga permukaan tanah.

3.Mengukur Diameter Batang Dan Pengambilan Sample Batang

Pengukuran diameter batang di ukur menggunakan meteran 30 m. Diukur


keliling lingkar batang tidak termasuk frondbase. Pengambilan sample batang
kelapa sawit batang kelapa sawit di potong melingkar menggunakan Mesin
chainsaw. Batang yang di potong dari ketinggian 0-25 cm, 25-50 cm. Lingkaran
batang dibagi 8 bagian batang dan diambil satu bagian untuk buat sample. Bagian
dari sample batang adalah: EC,E,M,I. Selanjutnya sample batang yang diambil di
ukur bagiannya, ditimbang, lalu dimasukkan ke oven selama 3 hari, setelah itu di
grinding menggunakan mesin grinding, setelah itu dimasukkan ke amplop kecil
yang sudah ditulis dari tanggal dan nama sample tersebut dan dikirim ke
laboratorium untuk analisa nutrisi.

4. Pemisahan Pelepah Sample Dan Pelepah Non Sample

Pelepah sample dan non sample diambil bagianya dari petiole, rachis,
komposit dan LSU. Pelepahsample diambil bagianya yang bernomor:
0,1,2,3,5,7,9,11,13,15,17,21,25,29,33,37,41,45,49.

29
5. Pengambilan Sample Akar Chipping Dan Non Chipping

Sampel akar diambil di setiap kedalaman tanah yang berbeda. Kedalaman


tanah yang digunakana dalah: 0-25 cm, 25-50 cm, dan 50-100 cm.

Akar hidup yang telah dipisahkan dari tanah pada setiap kedalaman tanah
tersebut disortir berdasarkan 3 kelompok tipe akar. Kelompok tipe akar tersebut
adalah R1 (akar primer), R2 (akar sekunder), dan R3+4 (akar tersier dan akar
kuarter). Sedangkan untuk akar mati digabung menjadi satu dan diberi kode RM.
Akar ini kemudian dicuci dan ditiriskan kemudian diambil data berat basahnya.
Akar ini kemudian diambil sampelnya untuk diukur diameternya dan untuk
sampel analisa nutrisi. Sampel yang untuk nutrisidioven pada suhu 70◦C sampai
berat keringnya konstan dan diambil data berat keringnya. Setelah sampel kering
dan diambil data berat keringnya, sampel kemudian dihaluskan dengan mesin
grinding dan dikirim kelaboratorium untuk analisa nutrisi.

6. Pengambilan Sample Rachis, Petiole, Dan Daun( Ad.Com Dan


Lsu)

 Pengukuran petiole, daripanjang petiole, tebal, lebar diukur pakai caliper


pada point C
 Hitung jumlah anak daun kan kiri
 3. Pisahkan anak daun LSU dan timbang berat basahnya
(pengambilannyadari point B). Mengambil sample daun LSU diambil dari
pukul 7.00 – 11.00.
 4. Anak daun Composit (Pengambilannya dari point A ke C) daun
Composit di timbang berat basah sama seperti LSU.

30
 Buat pengukuran anak daun SLA ( pengambilannya sample anak daun di
point B kanan 3, kiri 3 merupakan anak daun terpanjang dan dalam
kondisi bagus/tidak rusak). Pengukuran yang dilakukan adalah panjang
tiap anak daun dan lebar anak daun (diukur di tengah anak daun),
kemudian ditimbang berat basah, dioven dan ditimbang berat keringnya.
 Rachis diukur panjang point A-B, B-C, dan A-C. Timbang berat totalnya.
Pengambilan sample rachis merupakan komposit dari sampel di point B
dan sampel diantara point B-C. Sampel rachis kemudian dipotong-potong
menyerupai stik kecil-kecil. Dan ditimbang berat basah sampel, dan
dioven sampai kering, kemudian ditimbang berat keringnya. Sampel
kering tersebut kemudian digrinding dan dikirim untuk analisanutrisi di
laboratorium.
 Pengambilan setiap sample LSU, Rachis, Petiole, di preparasi diambil
ukurannya sekitar 20 cm.
 Selesai ditimbang berat basah. Sample anak daun ini dibersihkan dengan
kapas dan aquades. Sample tadi dimasukkan ke amplop, masing masing
amplop diberi Kode sample tersebut. Sample tadi dimasukkan kedalam
oven dengan suhu 700 C dan selama 3 hari. Setelah kering ditimbang berat
keringnya dan dihaluskan dengan mesin grinding. Sampel yang sudah
halus ini kemudian dikirim kelaboratorium untuk analisanutrisinya.

31
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Dari data yang telah kami paparkan diatas maka kami dapat
menyimpulkan bahwa PT SMARTRI mempunyai 3 topik khusus untuk
dilakukannya penelitian atau research pada berbagai jenis progeny tanaman kelapa
sawit, yaitu: agronomi(agrophysiology), pemuliaan(biodiversity),dan pelestarian
tanaman yang berkontribusi pada minyak kelapa sawit yang berkelanjutan. Ada
berbagai macam perlakuan khusus atau kegiatan yang dilakukan sebelum
melakukan penelitian pada tanaman kelapa sawit seperti, pengamatan pada
tanaman LCC dan GULMA,STRESS AIR dan CONTROL AIR,serta pemisahan
bagian-bagian kelapa sawit petiol,racis,dan sampel daun. Metode kegiatan
penelitian yang dilakukan adalah,dimana karyawan mengambil beberapa sampel
dilapangan terlebih dahulu,lalu di berikan perlakuan khusus yang sudah
dipaparkan diatas,kemudian di masukan ke dalam open pengeringan maximal
selama 3 hari. Setelah waktu 3 hari sampel diambil dari oven lalu dibawa ke
tempat grinding untuk penggrindingan. Maka dari itu kegiatan ini harus dilakukan
sesuai dengan prosedur kerja dan teliti karena kegiatan penelitian ini kebanyakan
beruanglingkup didalam Laboratorium dimana di laboratorium banyak sekali
bahan-bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan tubuh.

5.2. Saran

Meskipun saya sebagai penulis, menginginkan kesempurnaan dalam


pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan, akan tetapi pada kenyataannya
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki hal ini karena masih minimnya
pengetahuan penulis. Maka dari itu saya sebagai penulis mengharapkan saran dan
masukan dari pembaca untuk saya, agar bisa lebih baik kedepannya.

32
DAFTAR PUSTAKA
Rahman Audy, Tulus Pasaribu P, dkk. 2020. Penelitian Tanaman Kelapa Sawit
PT. SMART TBK. Kandis : Pusat Penelitian Tanaman Kelapa Sawit.

Fauzi et al,. 2012. Pengekspor Minyak Kelapa Sawit. Eropa. Ruang Belajar.

33
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengukuran klorofil menggunakan alat SPAD

Gambar 2. Pengukuran klorofil


menggunakan alat DUALEX

Gambar 3. Analisa lab menggunakan alat Spektro

34
Gambar 4. Mencuci Kokofit

Gambar 5.
Porometer

35
Gambar 6. Vegetatif

Gambar 7. Skriping

36
Gambar 8. Penomoran Pelepah

Gambar 9. Pola Chipping dan Non Chipping

37
Gambar 10. Perangkap serangga atas dan bawah

38
Gambar 11. Wadah sebagai tempat sampel serangga

Gambar 12. Hasil dari perangkap serangga

39
Gambar 13. Pengambilan sampel serangga

Gambar 14. Kaliper, alat pengukur diameter pada tanaman hutan

40

Anda mungkin juga menyukai