IKATAN KIMIA
H021 17 1514
PENDAHULUAN
Setiap materi yang ada di alam semesta ini tersusun atas partikel-partikel.
Partikel-partikel ini saling terhubung dan saling berinteraksi satu sama lain. Dalam
sebuah benda pasti terdapat atom-atom yang saling berikatan sehingga membentuk
benda tersebut. Ikatan inilah yang disebut dengan ikatan kimia. Ikatan kimia
merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antara partikel-partikel yang
Ikatan antar atom ini akan menentukan tidak hanya sifat kimia unsur atau
senyawa tersebut tetapi juga menentukan sifat fisika dari unsur atau senyawa
tersebut. Singkatnya ikatan antar-atom ini akan menentukan segala karakteristik dari
unsur atau senyawa tersebut, seperti kemampuan menghantarkan listrik dan panas,
kepolaran, kereaktifan, bentuk molekul, warna, sifat titik didih , titik beku, sifat
Ikatan antar atom dapat dibedakan menjadi dua yaitu ikatan elektrovalen (ion)
dan ikatan kovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut dengan senyawa ion
dan senyawa yang memiliki ikatan kovalen disebut dengan senyawa kovalen. Kedua
Namun, selain itu ada juga yang disebut dengan senyawa kompleks. Senyawa
Oleh karena itu maka perlunya diadakan percobaan Ikatan Kimia ini agar
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari ikatan
kimia yang termasuk ikatan ion, ikatan kovalen senyawa kompleks dan senyawa
bukan kompleks.
kompleks.
Prinsip dari percobaan ini adalah dengan mereaksikan NaCl, CCl4 dan CHCl3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Ikatan ion adalah transfer elektron dari atom logam ke atom non logam yang
membuat ion-ion yang terbentuk berada pada kondisi stabil (gas mulia)
(Daniel dkk, 2001). Pada suhu kamar, senyawa ionik terdapat dalam bentuk kristal
yang disebut kristal ion. Kristal ion tersebut terdiri dari ion-ion negatif dan ion-ion
positif, dengan susunan/bentuk yang teratur yang ditentukan oleh muatan dan jari-jari
tersebut pada Cl, yang berbeda dari A karena mempunyai elektron 3p lebih sedikit.
negatif. Kemudian kedua ion tersebut akan saling tarik menarik dengan gaya
Mudah atau sukarnya senyawa ion terbentuk, ditentukan oleh ionisasi potensial,
afinitas elektron dari atom unsur pembentuk senyawa ion dan energi kisi
senyawa ion tersebut. Makin kecil ionisasi potensial, makin besar afinitas sebuah
elektron serta makin besar energi kisi, makin mudah senyawa ion
Beberapa sifat senyawa ion adalah yang pertama ikatan antara ion-ion adalah gaya
tarik menarik antara dua muatan listrik yang berlainan, sehingga tidak ada ikatan
yang erat antara ion-ion. Yang kedua bila kristal dari persenyawaan ion dilarutkan
dalam air maka ion-ion terpisah satu sama lain atau terdisosiasi. Bila pada larutan
akan bergerak ke arah elektroda yang bermuatan berlawanan dan larutan tersebut
akan menghantarkan arus listrik. Leburan dari persenyawaan tersebut dapat pula
mengantarkan arus listrik sebab dalam leburan ion-ion akan bergeraj dengan bebas.
Yang ketiga Pasangan ion dalam ikatan ion mempunyai dipol momen listrik yang
lain, maka umumnya persenyawaan ini merupakan zat padat yang sukar menguap.
A. Pengertian
atom non logam, yang membuat elektron valensi masing-masing atom berada pada
kondisi stabil gas mulia (Daniel dkk, 2001). Terbentuknya ikatan kovalen tersebut,
mulia, yaitu 8 elektron pada kulit terluar (2 elektron pada atom Helium). Karena itu
polar. Konsep polar dan non polar didasarkan pada perbedaan keelektronegatifan
unsur-unsur yang berikatan dalam suatu senyawa atau molekul yang menghasilkan
momen dipol yang berbeda dengan kepolaran yang berbeda pula. Molekul-molekul
besar seperti CCL4 termasuk non polar karena jumlah momen dipolnya nol (Nurbaity
dkk, 2012).
Menurut teori Oktet, untuk membentuk satu ikatan kovalen tunggal setiap atom
menyumbangkan 1 elektron kulit terluatnya. Bila antara kedua atom terbentuk ikatan
kovalen ganda (rangkap) maka setiap atom akan menyumbangkan elektron sesuai
elektron yang terdiri dari simbol Lewis, yaitu lambang atom yang dikelilingi
sejumlah elektron valensi. Apabila elektron valensi lebih dari empat, maka elektron
yang kelima dipasangkan dengan salah satu elektron lainnya. Yang dapat
1. Umumnya berupa gas atau zat cair/zat padat yang mudah menguap.
2. Medan listrik yang ditimbulkan oleh molekul ini nol atau sangat kecil.
3. Persenyawaan kovalen umumnya sukar larut dalam air. HCl dan NH3 yang mudah
A. Pengertian
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat
dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya
kepada ion logam pusat. Senyawa kompleks dapat disintesis dengan cara
pencampuran larutan ion logam dan ligan dalam pelarut tertentu yang dapat
melarutkan ion logam dan ligan, baik disertai pemanasan maupun tanpa pemanasan
pada suhu tertentu (Faizzah dkk, 2016). Ikatan pada senyawa kompleks ini disebut
ikatan koordinasi. Banyaknya ion netral yang mengelilingi logam sebagai ion pusat
Salah satu ciri penting dari logam transisi adalah kemampuannya membentuk
kompleks dengan molekul kecil dan ion. Contohnya, padatan tembaga (II) sulfat
dibuat dengan mereaksikan tembaga dan asam sulfat pekat-panas. Nama lazimnya
adalah (vitriol biru), nama ini menyatakan asalnya (vitriol) dan warnanya (biru) yang
merupakan sifatnya yang paling mudah dilihat. Akan tetapi, senyawa ini tidak
sekedar tembaga dan sulfat, tetapi juga air. Air di dalam vitrol biru sangat penting,
sebab bila air ini dikeluarkan dengan pemberian panas yang tinggi, warna birunya
hilang, berganti menjadi tembaga (II) sulfat anhidrat berwarna putih. Warna biru dari
vitriol biru berasal dari kompleks koordinasi yang molekul H2O-nya berikatan
langsung dengan ion Cu2+ membentuk ion komposit dengan rumus [Cu(H2O)4]2+.
Sebagai asam lewis, ion Cu2+ mengkoordinasi empat molekul air menjadi satu
berbagi kerapatan elektron dengan ion Cu2+, keempat molekul air, yang dalam
interaksi ini disebut ligan, masuk ke dalam lengkung koordinasi ion tersebut. Vitriol
Jumlah total ikatan logam dengan ligan dalam sebuah kompleks (biasanya dua
sampai enam) disebut bilangan koordinasi logam tersebut. Beberapa ligan yang lazim
adalah ion halida (F,Cl,Br,I) , ammonia (NH3), karbon monoksida (CO), dan air.
Setiap ligan ini hanya mampu membentuk ikatan tunggal dengan satu atom logam
pusat, sehingga disebut monodentat (berasal dari bahasa latin mono, berarti satu, plus
dens, berarti gigi) yang menyatakan bahwa pengikatannya hanya pada satu titik.
Ligan lain dapat membentuk dua atau lebih ikatan seperti itu dan dinamakan
Koordinasi memodifikasi sifat kimia dan sifat fisis atom pusat dan ligannya.
Kompleks koordinasi ionik dengan muatan berlawanan dapat bergabung satu sama
lain seperti halanya ion positif dapat bergabung dengan ion negatif- membentuk
garam. Sebagai contoh, kation [Pt(NH3)4]2+ dan anion [PtCl4]2- membentuk senyawa
keempat senyawa ionik sejenis lain semua mengandung Pt, NH3, Cl dengan nisbah 1
komposisi yang sama. Kedua pasangan memiliki massa molar yang sama. Akan
tetapi, kelima senyawa tersebut berbeda struktur serta sifati fisis dan kimianya.
Konsep koordinasi meliputi sangat banyak komposisi kimia sebagai kombinasi dari
ligan-ligan yang berikatan (dengan beragam nisbah) dengan atom logam pusat atau
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Nacl, AgNO3, CHCl3,
CCl4, Metil Orange (MO), HCl, CH3COOH, C2H5OH, CuSO4, BaCl2, K4Fe(CN)6,
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Tabung reaksi, Gelas kimia,
Rak Tabung reaksi, Penjepit, sikat tabung reaksi, label, dan Pipet tetes.
AgNO3. Tabung (1) ditetesi dengan NaCl, tabung (2) ditetesi dengan CCl4/Alkohol,
dan tabung (3) ditetesi dengan CHCl3. Mengamati dan mencatat perubahan yang
terjadi pada larutan setelah diberikan indikator untuk mengetahui efek dari
Menyiiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian tabung reaksi 1 diisi dengan HCl,
tabung reaksi 2 diisi dengan CH3COOH, dan tabung reaksi 3 diisi dengan C2H5OH
masing tabung ditetesi dengan larutan amonia sampai tidak terjadi endapan. Tabung
reaksi (1) ditambah dengan larutan BaCl2, tabung (2) dengan K4Fe(CN)6, masing-
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 ml CuSO4. Tabung (1)
ditambah dengan BaCl2 dan tabung (2) dengan K4Fe(CN)6 masing-masing 2-3 tetes.
Menyiapkan 2 tabung reaksi. Tabung pertama dijisi demgan FeCl3 dan tabung
kedua diisi dengan K3Fe(CN)6 sebanyak 1 ml. masing-masing tabung ditetesi KCNS
Ikatan ion adalah transfer elektron dari atom logam ke atom non logam yang
membuat ion-ion yang terbentuk berada pada kondisi stabil atau gas
antara atom-atom non logam, yang membuat elektron valensi masing-masing atom
Pada percobaan pertama senyawa yang digunakan untuk percobaan ikatan ion
dan ikatan kovalen adalah NaCl, CCl4, CHCl3. Dimana ikatan ion adalah senyawa
yang NaClmemnbentuk ion positif dan negative, sedangkan ikatan kovalen adalah
hanya larutan NaCl saja yang membentuk endapan, karena NaCl termasuk ikatan ion
dimana bisa membentuk ion positif dan ion negatif serta warnanya berubah dari
warna bening menjadi warna putih. Sedangkan larutan CCl4 dan CHCl3 termasuk
ikatan kovalen karena tidak terjadi endapan dan warnanya pun tidak berubah tetap
berwarna bening.
4.2 Reaksi dengan Indikator M.O
HCl, CH3COOH, dan C2H5OH. Dimana asam terbagi menjadi dua yaitu asam kuat
dan asam lemah. Basa pun terbagi menjadi dua yaitu basa kuat dan basa lemah.asam
atau basa yag teionisasi sempurna adalah asam kuat dan basa kuat, sebaliknya asam
atau basa yang terionisasi sebagian adalah asam lemah dan basa lemah.
Berdasarkan tabel diatas larutan yang bersifat asam adalah larutan HCl
sedangakan yang bersifat basa adalah CH3COOH dan C2H5OH dari ketiga larutan
berubah, HCl menjadi warna merah dan merupakan asam kuat, CH3COOH berubah
merah ke orange-an termasuk asam lemah, dan C2H5OH berwarna kuning, termasuk
asam lemah.
Pereaksi
Larutan Keterangan
BaCl2 K4Fe(CN)6
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat
dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya
kepada ion logam pusat. Senyawa kompleks dapat disintesis dengan cara
pencampuran larutan ion logam dan ligan dalam pelarut tertentu yang dapat
melarutkan ion logam dan ligan, baik disertai pemanasan maupun tanpa pemanasan
senyawa kompleks atau bukan kompleks adalah BaCl2 dan K4Fe(CN)6. Senyawa
kompleks adalah senyawa yang apabila ion logan dan atom logam sebagai atom
pusat.
ditambahkan pada indikator yang digunakan untuk tidak terjadi endapan tetapi tetap
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat
dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya
kepada ion logam pusat. Senyawa kompleks dapat disintesis dengan cara
pencampuran larutan ion logam dan ligan dalam pelarut tertentu yang dapat
melarutkan ion logam dan ligan, baik disertai pemanasan maupun tanpa pemanasan
Pada percobaan ini larutan yang digunakan untuk percobaan menetukan senyawa
kompleks atau bukan kompleks adalah FeCl3 dan K3Fe(CN)6. Senyawa kompleks
adalah senyawa yang apabila ion logan dan atom logam sebagai atom pusat.
larutan FeCl3 bereaksi dan berubah warna merah kehitaman. Sedangakan larutan
K3Fe(CN)6 ketika ditambahkan dengan KCNS tidak bereaksi atau warnanya tetap
berwarna kuning. Pada keadaan ini dapat dilihat bahwa larutan FeCl3 adalah senyawa
4.5 Reaksi
Tidak perlu
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Larutan yang termasuk senyawa kompleks adalah K4Fe(CN)6, CuSO4, dan FeCl3
dan larutan yang termasuk larutan senyawa bukan kompleks adalah K3Fe(CN)6.
5.2 Saran
Saya berharap agar kebersihan di dalam laboratorium selalu dijaga agar hati
lebih memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
BAGAN KERJA
3 tetes NaCl
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi 1 ml
AgNO3
Hasil
2.5 HCl
Hasil
CuSo4
CuSo4
2.5 HCl
Hasil
GAMBAR PERCOBAAN
LEMBAR PENGESAHAN
IKATAN KIMIA
Makassar
Asisten
Rosdiana
NIM :