Daftar Isi...................................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
1.3 Tujuan....................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2. 1 Definisi Kaca............................................................................ 3
1.1 Kesimpulan.............................................................................. 13
Daftar Pustaka.............................................................................................. 14
Lampiran...................................................................................................... 16
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita curahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini membahas
tentang “Flat Glass (Kaca Datar)”. Makalah ini sengaja dibuat untuk memperdalam
pengetahuan tentang proses industri kimia yang sangat diperlukan saat ini.
Dalam proses pemahaman materi ini, tentunya kami mendapat banyak
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu kami ucapkan kepada Bapak Windi
Zamrudy B.Tech. M.Pd., selaku dosen mata kuliah “Proses Industri Kimia” sekaligus
kepada teman – teman yang telah banyak memberikan masukan demi terselesainya
makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,
Penyusun,
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dibuat pada abad ke-16. Secara keseluruhan sebelum tahun 1900, industri ini
merupakan seni yang dilengkapi oleh rumus-rumus rahasia yang dijaga ketat.
Proses pembuatannyapun bersifat empiris dan hanya berdasarkan pada
pengalaman. Kaca atau gelas merupakan materi bening dan transparan (tembus
pandang) yang biasanya di hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon
dioksida (SiO2), yang secara kimia sama dengan kuarsa. dari segi fisika kaca
dipandang sebagai zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur
partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair
namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling)
yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri
secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida
anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan
peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya.
Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2)
dan proses pembentukannya.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui bahan baku pembuatan kaca
2. Mengetahui proses pembuatan kaca
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
dapat meningkatkan indeks pantulannya, dan seriumditambahkan untuk kaca
atau gelas yang menyerap tenaga infra. Logam oksida juga ditambahkan untuk
memberikan warna pada kaca atau gelas. Peningkatan soda atau potash dapat
menurunkan titik lebur, sementara manganditambahkan untuk menghilangkan
warna yang tidak dikehendaki. Kaca atau gelas berwarna diperoleh dengan
menambahkan sedikit oksida logam peralihan. Misalnya, oksida mangan akan
menghasilkan warna ungu, oksida kuprum dan kromium memberikan warna
hijau, dan oksida kolbalt memberikan warna biru.
6
3. Kaca Melton. Permukaan kaca jenis ini menghadirkan aneka ragam tekstur,
hingga berbentuk dan agak timbul, atau tampak seperti diukir.
4. Kaca Sandblasting. Jenis kaca ini agak buram dengan tekstur permukaan halus
dan warna agak ke abu-abuan.
5. Kaca Patri. Kaca ini dirakit dengan timah atau kuningan yang membentuk
sebuah desain dengan sistem patrian. Kaca Patri atau Stained Glass banyak
menghiasi rumah ibadah seperti masjid dan gereja, juga rumah pribadi.
Permukaan kaca ini tampak seperti dilukis warna-warni, hingga membiaskan
warna ke dalam ruangan bila diterpa sinar mentari keindahannya juga akan
tampak pada malam hari dengan pantulan sinar lampu dari dalam bangunan
atau rumah.
6. Kaca Raindown. Populer untuk menghiasi interior properti komersial, jenis
kaca ini seperti dialiri air pada permukaannya, seolah menghadirkanekosistem
air di dalam ruangan, Bersifat tidak tembus pandang, kaca inibisa menjadi
partisi atau penghias di ruangan
7
Sifat pasir ini adalah dapat tembus cahaya, sehingga lebih banyak
digunakan untuk pembuatan alat-alat optik. Oleh karena itu lokasi pabrik
kaca biasanya ditentukan oleh lokasi endapan pasir kaca, kandungan
besinya tidak boleh melebihi 0,45 % untuk barang gelas pecah belah atau
0,015 % untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat merusak
warna kaca pada umumnya. Ukuran partikel silika sand sangat berpengaruh
pada temperatur di furnace. Jika ukuran partikel besar makamembutuhkan
banyak waktu untuk melebur silika sand maka sebelumdiolah silika sand
harus diayak sehingga didapat butiran partikel yang lebih halus.
Pasir ini berguna untuk membentuk cairan gelas yang sangat kental
yang memiliki ketahanan terhadap perubahan temperatur yang mendadak.
Pasir kuarsa ini terdapat di beberapa tempat di Indonesia, di antaranya:
Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, pulau Bangka dan Belitung, pulau Jawa,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Papua.
Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu,
silicon (IV) oksida memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap
ikatan kovalen antara atom dalam struktur raksasa. Maka, silicon (IV)
oksida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, yaitu 1710°C. Dalam
silicon (IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4
atom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 .
Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan setiap atom oksigen terikat
kepada 2 atom silikon untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti
struktur berlian.
8
Soda mengandung sodium atau natrium, yang merupakan golongan alkali,
yang memiliki 1 ion +. Soda merupakan pereaksi kuat, sangat kuat bereaksi
dengan ion lain. Sifat soda akan melembekkan material atau softening.
Secara umum, penggunaan soda ash adalah mempercepat pembakaran,
menurunkan titik lebur, mempermudah pembersihan gelembung dan
mengoksidasi besi.
c. Asam boraks
Borax adalah bahan campuran yang menambahkan Na2O dan boron
oksida kepada kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca
lembaran, boraks sekarang banyak digunakan didalam berbagai jenis kaca
pengemas. Ada pula kaca borat berindeks tinggi yang mempunyai nilai
dispersi lebih rendah dan indeks refraksi lebih tinggi dari semua kaca yang
telah dikenal. Kaca ini banyak digunakan sebagai kaca optik. Disamping
daya fluksnya yang kuat, boraks tidak saja bersifat menurunkan koefisien
ekspansi tetapi juga menungkatkan ketahanannya terhadap aksi kimia.
Asam borat digunakan dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit
alkali.
d. Dolomit (CaCO3.MgCO3)
9
Umumnya dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan,
kekerasan 3,5 – 4, berifat pejal, berat jenis 2,8 – 2,9, berbutir halus-kasar,
mudah menyerap air, mudah dihancurkan.
e. Feldspar
Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas potasium,
sodium dan kalsium alumino silikat. Pada umumnya kelompok ini
terbentuk oleh proses pneumatolitis dan hidrotermal yang membentuk urat
pegmatit. Felspar ditemukan pada batuan beku, batuan erupsi dan
metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa. Felspar mempunyai nilai
kekesaran 6 – 6,5 skala Mosh, berat jenis 2,4 – 2,8, warna dari putih keabu-
abuan, merah jambu, coklat, kuning dan hijau. Felspar adalah mineral
alumina anhidrat silikat yang berasosiasi dengan unsur Kalium (K),
Natrium (Na) dan Calsium (Ca) dalam perbandingan yang beragam. Mutu
felspar ditentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relatif
tinggi diatas 6%, oksida Fe2O3 dan TiO2 .
f. Cullet
2. Bahan stabilizer
Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di
dalam air, tahan terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi
10
lain yang terdapat di atmosfer. Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di
industri gelas adalah :
a. Kalsium Karbonat atau Limestone, membuat produk akhir menjadi tidak
larut di dalam air.
b. Barium Karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
c. Timbal Oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan
memiliki indeks bias yang tinggi.
d. Seng Oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak,
memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
e. Aluminium oksida
3. Komponen Sekunder
a. Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat
pelelehan bahan baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai refining agent
pada industri gelas adalah sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen
oksida (As2O3).
b. Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya
diakibatkan oleh kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama
bahan baku. Bahan penghilang warna yang digunakan adalah mangan
dioksida (MnO2), logam selenium (Se), atau nikel oksida (NiO).
c. Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan
warna yang dikehendaki.
d. Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2),
kriolit (Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng
phospat (Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat (Ca3(PO4)2). Opacifiers adalah
11
zat yang ditambahkan untuk membuat kaca atau gelas bersifat buram atau
tidak dapat ditembus gelombang elektromagnetik, walaupun kacaatau gelas
tersebut transparan.
2. Pencairan (melting)
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500°C sehingga campuran akan
mencair.
12
3. Pembentukan (forming/shaping)
Bahan kaca atau gelas yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat
yang berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada
beberapa jenis proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah:
a. Proses Fourcault
Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah bagian
yang dinamakan “debiteuse”. Bagian ini terapung di permukaan kaca cair
dengan celah sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas
debiteuse terdapat bagian sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan
kaca hingga 650 – 670°C. Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi pelat
padat dan akan bergerak dengan didukung oleh roda pemutar (roller) yang
menarik kaca tersebut ke atas. Gambar di bawah ini melukiskan skema
proses Fourcault.
b. Proses Colburn (Libbey-Owens)
Jika proses Fourcault , gerakan kaca berlangsung secara vertikal, maka
pada proses Colburn kaca akan bergerak secara vertical kemudian diikuti
gerakan horizontal setelah melewati roda-roda penjepit yang membentuk
leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.
c. Proses Pilkington (Float Process)
Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam berisi cairan timah (Sn)
panas. Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan pengatur tebal tipisnya
kaca lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan
timah karena perbedaan densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap berupa
cairan dengan pasokan panas yang berasal dari pembakar di bagian atas
kolam. Pengendalian temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca tetap
rata di kedua sisinya serta pararel. Bahan yang biaanya digunakan untuk
keperluan ini adalah gas nitrogen murni. Selanjutnya, aliran kaca melewati
13
daerah pendinginan (masih di dalam kolam) dan keluar dalam bentuk kaca
lembaran bersuhu ±600°C.
4. Annealing
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan
antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan
kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu:
a. Menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu
untuk menurunkan regangan internal
b. Mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk
menahan regangan sampai titik maksimumnya.
Proses ini berlangsung di dalam “annealing lehr”. Untuk jenis kaca
lembaran, annealing lehr ini dilewati oleh kaca-kaca yang bergerak di atas
roda berjalan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama
penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000◦ C yang bersifat
transparan dan dingin.
2. Pada prinsipnya tahapan proses pembuatan kaca atau gelas ada lima, yaitu:
a. Persiapan bahan baku (batching)
b. Pencairan (melting/fusing)
c. Pembentukan (forming/shaping)
d. Annealing
e. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)
15
DAFTAR P USTAKA
Anonim. (2013, May). All about glass. Dipetik October 21, 2013, dari
http://aalfiyahya13.blog.uns.ac.id/all-about-glass/
Anonim. (2011). Bab III Proses Produksi. Dipetik October 21, 2013, dari
http://id.scribd.com/doc/47027633/BAB-III
Anonim. (2012, September 04). Bahan-bahan Dasar Pembuat Kaca. Dipetik October
21, 2013, dari http://bisakimia.com/2012/09/04/bahan-bahan-dasar-pembuat-
kaca/
Anonim. (2013, May). Langkah cara membuat. Dipetik October 20, 2013, dari
http://langkah-cara-membuat.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-cara-
pembuatan-gelas-dan.html
Anonim. (2011, September 26). Pembuatan Kaca. Dipetik October 20, 2013, dari
http://aadhew.wordpress.com/2011/09/26/pembuatan-kaca/
Anonim. (2005). SNI 15-0047-2005. Kaca Lembaran .
Anonim. (2008, January). Thesis Binus. Dipetik October 20, 2013, dari
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00455-TISI-Bab%202.pdf
Anonim. (t.thn.). Makalah Kaca. Dipetik October 20, 2013, dari
http://id.scribd.com/doc/98539379/makalah-kaca
Hernorjen, I. (t.thn.). hernorjen. Dipetik October 20, 2013, dari
http://hernorjen.blogspot.com/p/makalah-proses-pembuatan-kaca.html
Keenan, & W, C. (1984). Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Komandoko, G. (2010). Ensiklopedia Pelajar dan Umum. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.
Schey, J. A. (2009). Pengenalan Kepada Pproses Pembuatan. ITBM.
Virdian. (t.thn.). How Glass Is Made. Dipetik October 22, 2013, dari
http://www.viridianglass.com/Residential/AboutGlass/Pages/HowGlassisMade.a
spx
16
Vogel, & Suehela, G. (1990). Buku Tesks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semi Mikro. (L. Setiono, & A. Pudjaatmaka, Penerj.) Jakarta: Kalman Media
Pustaka.
17
LAMPIRAN
18
19
20