Anda di halaman 1dari 37

KEMASAN GELAS

BY : SEPTILINA MELATI S
SEJARAH

• Kemasan gelas merupakan bahan kemas tertua dan telah populer sejak 3000 SM .
• Kemasan gelas sudah digunakan oleh bangsa Mesir Kuno.
• Pada zaman perunggu, kepala anak panah menggunakan sejenis gelas yang dibuat dari bahan yang
berasal dari gunung api.
• Pliny melaporkan pada abad permulaan pelaut Venesia yang berlabuh di suatu pulau membuat tungku
perapian di tepi pantai yang digunakan untuk mengatasi rasa dingin dan kegelapan malam.
• Tungku perapian ini dibuat di atas pasir pantai menggunakan bongkahan soda abu (muatan kapal
mereka).
• Keesokan harinya dalam sisa pembakaran itu ditemukan gumpalan bening.
• Dari sini diketahui bahwa soda dan pasir pada suhu yang tinggi akan melebur membentuk gelas.
• Dari hasil penelitian diketahui unsur-unsur yang terdapat pada gumpalan
bening tersebut adalah silika oksida (SiO2), kalsium oksida (CaO) dan
natrium oksida (Na2O).
• Dari proses kejadiannya yaitu perapian di atas pasir putih yang banyak
mengandung kulit kerang, serta bongkahan soda abu,
• maka diketahui bahwa bahan gelas dapat dibuat dengan cara mereaksikan
atau meleburkan bahan campuran pasir pantai sebagai sumber silika (SiO2),
kulit kerang sebagai sumber kapur (CaO), dan abu kayu atau soda abu
sebagai sumber natrium (Na2O).
• Atas dasar penemuan itu, bangsa Asiria dan Mesir Kuno membuat gelas dari pasir kuarsa,
kulit kerang dan arang kayu.
• Tetapi gelas yang dihasilkan ternyata sangat kental sehingga sangat sulit dibentuk dengan
cara tiup, sehingga hanya dapat digunakan untuk membuat manik-manik dan gelang untuk
perhiasan.
• Hal ini kemudian diketahui bahwa pada arang kayu yang mereka gunakan mengandung
unsur kalium oksida (K2O) dan bukan natrium oksida (Na2O)
• Perkembangan teknologi dalam proses peleburan gelas menggunakan suhu yang lebih
tinggi, karena adanya penemuan bahan tahan api untuk bejana peleburan gelas.
• Dengan adanya penemuan ini maka pembuatan berkembang dengan pesat serta
menggunakan bahan-bahan lain seperti pasir kuarsa, batu kapur dan bahan kimia lainnya
Kelebihan

- Kedap terhadap air, gas , bau-bauan dan mikroorganisme


- Inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi ke dalam bahan pangan
- Kecepatan pengisian hampir sama dengan kemasan kaleng
- Sesuai untuk produk yang mengalami pemanasan dan penutupan secara hermetis
- Dapat didaur ulang
- Dapat ditutup kembali setelah dibuka
- Transparan sehingga isinya dapat diperlihatkan dan dapat dihias
- Dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk dan warna
- Memberikan nilai tambah bagi produk
- Rigid (kaku), kuat dan dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan
Kelemahan

- Berat sehingga biaya transportasi


mahal
- Resistensi terhadap pecah dan
mempunyai thermal shock yang rendah
- Dimensinya bervariasi

- Berpotensi menimbulkan bahaya


yaitu dari pecahan kaca.
Secara fisika gelas dapat didefenisikan

FISIKA DAN KIMIA


KARAKTERISTIK sebagai cairan yang lewat dingin
(supercolled liquid), tidak mempunyai titik
lebur tertentu dan mempunyai viskositas
yang tinggi (> 103 Poise) untuk mencegah
kristalisasi.

Secara kimia gelas didefenisikan sebagai


hasil peleburan berbagai oksida anorganik
yang tidak mudah menguap yang berasal
dari peruraian senyawa-senyawa kimia
dimana struktur atomnya tidak menentu.
1. Komposisi Kimia
Gelas terdiri dari oksida-oksida logam dan non logam.

Bahan baku pembuatan gelas adalah :

- Pasir silika (SiO2)

- Soda abu (Na2CO3) yang dengan pembakaran pada suhu tinggi akan
terbentuk Na2O sehingga gelas tampak jernih .
– Batu kapur (CaO) yang berfungsi untuk memperkuat gelas
Pecahan gelas (kaca) disebut cullet (calcin), untuk memudahkan proses
peleburan. Cullet kadang-kadang ditambahkan dengan persentase 15- 20%.

- Al2O3 dan boraksida (B2O3), titanium dan zirconium untuk meningkatkan


ketahanan dan kekerasan gelas.

- Borax oksida pada gelas boroksilikat seperti pyrex berfungsi agar gelas lebih
tahan pada suhu tinggi.

- Na2SO4 atau As2O3 untuk menghaluskan dan menjernihkan.


Senyawa-senyawa kimia ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar,
yaitu:
1. Bahan pembentuk gelas (glass former) yang mempunyai sifat
membentuk gelas.
2. Bahan antara (Intermediate) yang mempunyai sifat pembentuk
gelas, tetapi tidak mutlak.
3. Bahan pelengkap (modifier) yang tidak mempunyai sifat
membentuk gelas.
• Berdasarkan jumlahnya, maka bahan dasar pembentuk
gelas dapat dibedakan menjadi :
• a. Major material (berjumlah besar), yaitu pasir silika, soda
abu, batu kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet).
• b. Minor material (berjumlah kecil), yaitu natrium sulfat,
natrium bikroma, selenium dan arang
• Pasir silika tanpa bahan lain dapat dibuat menjadi wadah
gelas tapi tidak praktis karena untuk peleburannya
diperlukan suhu 1760-1870 C.
• Penambahan soda abu akan menurunkan suhu peleburan
pada keadaan yang mudah dipraktekkan yaitu 1426- 1538
C, sehingga soda abu disebut juga FLUXING AGENT
• Untuk membuat agar kemasan gelas bersifat inert dan
netral maka gelas dicelupkan dalam larutan asam.
• Untuk melindungi permukaan kemasan gelas maka diberi
laminasi silikon polietilen glikol atau polietilen stearat.
• Sifat gelas yang stabil menyebabkan gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa
kerusakan, namun kadang-kadang jika kondisi gudang kurang baik maka dapat merusak label dan
sumbat.
• Wadah gelas inert dalam penggunaan bahan yang mengandung asam kuat atau alkali, tetapi
dengan air dapat terjadi pengikisan komponen tertentu.
• Misalnya :
• - Air destilata (aquadest) dalam wadah gelas flint akan mengikis 10-15 ppm NaOH selama 1
tahun.
• Penambahan boron 6% dalam gelas borosilikat mengurangi pengikisan hingga 0.5 ppm selama 1
tahun.
• Gelas yang disimpan pada kondisi dimana suhu dan RH berfluktuasi maka terjadi kondensasi air
dari udara sehingga garam-garam dapat terlarut keluar gelas, peristiwa ini disebut blooming.
2. Warna Gelas
• Warna gelas dapat diatur dengan
menambahkan sejumlah kecil
oksida-oksida logam seperti Cr,
Co dan Fe.
• Sifat semi opaq diberikan dengan
penambahan florin.
• Penambahan senyawa-senyawa
tersebut dilakukan pada proses
pembuatan wadah gelas.
3. Sifat Kedap Gas dan Pelapisan Gelas

• Wadah gelas kedap terhadap semua gas sehingga menguntungkan bagi minuman
berkarbonasi karena kecepatan difusinya sama dengan 0.
• Wadah gelas barrier terhadap benda padat, cair dan gas sehingga baik sebagai pelindung
terhadap kontaminasi bau dan cita rasa.
• Sifat-sifat ketahanan gelas dapat diawetkan dengan cara memberi lapisan yang tidak
bereaksi dengan gelas, misalnya minyak silikon, oksida logam, lilin. Resin, belerang,
polietilen.
• Gelas bukan benda padat, tapi benda cair dengan
kekentalan yang sangat tinggi dan bersifat termoplastis.
• Sifat fluida gelas bervariasi menurut suhu.
• Titik lebur dan titik beku tidak diketahui, dan ini
merupakan keadaan kaca.
4. Sifat Tahan • Bahan gelas sesuai digunakan untuk produk pangan yang
mengalami pemanasan seperti pasteurisasi atau sterilisasi.
Panas • Gelas jenis pyrex tahan terhadap suhu tinggi.
• Umumnya perbedaan antara suhu bagian luar dan bagian
dalam gelas tidak boleh lebih dari 27 C, sehingga
pemanasan botol harus dilakukan perlahan-lahan.
• Konduktivitas panas gelas 30 kali lebih kecil dari pada
konduktivitas panas besi.
5. Sifat Mekanis
Walaupun mudah pecah tetapi gelas mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi.

Wadah gelas lebih tahan terhadap kompresi dari dalam dibandingkan tekanan dari
luar.
Sifat seperti ini penting untuk pembotolan minuman berkarbonasi.

Daya tahan gelas dapat mencapai 1,5 x 10 5 kg/cm2 .

Daya tahan ini dipengaruhi oleh komposisi, ketebalan dan bentuk dari wadah gelas.
Jenis-Jenis Gelas

• Berdasarkan komponen-komponen penyusunnya yang terdiri dari oksidaoksida, baik


logam maupun non logam, maka dikenal berbagai jenis gelas yaitu :
• a. Fused Silica Gelas fused silica dibuat dengan meleburkan pasir.
• Ciri-ciri gelas ini adalah memberikan tahanan terhadap panas yang baik dan memberikan
transmisi terhadap cahaya ultra violet yang baik
• b. Alkali Silika
• Gelas alkali silikat mudah larut dalam air dan banyak digunakan sebagai perekat karton
atau melapisi kulit telur supaya tahan terhadap serangan bakteri.
• Konstituen penyusunnya terutama adalah pasir dan soda abu.
• c. Gelas Soda-Kapur Silikat
• Gelas ini merupakan gelas yan paling banyak diproduksi.
• Komposisinya membuat gelas ini mempunyai titik lebur yang tidak terlalu tinggi dan cukup
kental sehingga tidak mengkristal dan mempunyai daerah kekentalan yang baik untuk
proses pembuatannya.
• Gelas ini mempunyai tingkat ketahanan kimia yang rendah atau tingkat alkalinitasnya tinggi.
• d. Gelas Barium
• Gelas barium banyak digunakan untuk pembuatan gelas optik karena mempunyai indeks
reflaksi yang tinggi, sehingga banyak digunakan untuk pembuatan lensa kacamata bifokus
dan panel layar monitor televisi atau computer
• e. Gelas Borosilikat
• Gelas borosilikat mempunyai koefisien ekspansi terhadap goncangan rendah, tahan terhadap
serangan kimia, dan mempunyai tahanan listrik yang tinggi.
• Gelas borosilikat banyak digunakan untuk keperluan industri dan laboratorium.
• f. Gelas Aluminosilikat
• Proses peleburan dan pembuatan gelas tipe ini lebih sukar daripada gelas borosilikat.
• Gelas tipe ini mempunyai titik lunak yang tinggi dan koefisien ekspansi yang rendah sehingga
sering digunakan untuk pembuatan termometer suhu tinggi, pipa-pipa pembakaran dan lainlain
• g. Gelas Spesial
• Yang termasuk gelas spesial adalah gelas spesial adalah gelas yang berwarna, gelas oval,
gelas foto sensitif, gelas pengaman (safety glass), gelas optik, fiber glass dan gelas keramik
• h. Gelas Kristal
• Gelas kristal disebut juga lead glass, memiliki tingkat kecemerlangan yang tinggi sehingga
banyak digunakan sebagai gelas seni (art glass).
• Gelas kristal mengandung timbal (PbO) antara 20-74%, sehingga tidak bisa digunakan
untuk makanan dan minuman, melainkan hanya untuk barang hiasan dan barang teknis.
• Tingkat kecemerlangan gelas kristal sesuai dengan tingginya kadar timbal.
• Contoh produk gelas kristal adalah gelas seni dan berbagai jenis lensa, gelas elekronika, dan
gelas solder yaitu bahan penyambung dua jenis gelas.
PROSES PEMBUATAN WADAH

• 1. Bahan Dasar Bahan dasar dalam pembuatan gelas adalah :


• a. Oksida Pembentuk Gelas
• Bahan pembentuk gelas yang terbaik adalah pasir kuarsa yang merupakan
sumber SiO2.
• Silika adalah bahan yang sulit untuk melebur serta memerlukan suhu yang
sangat tinggi untuk meleburkannya, yang tidak mungkin dapat ditahan oleh
dapur pelebur.
• Jika silika sudah dapat dilebur maka kekentalannya sangat tinggi dan
gelembung-gelembung yang timbul selama peleburan sulit untuk
dikeluarkan.
• b. Bahan Pelebur
• Bahan pelebur berfungsi untuk mengurangi kekentalan silika
yang telah dileburkan dan memungkinkan suhu peleburan
silika yang lebih tinggi hingga 1000 oC, memberikan sifat alir
dan sifat muai pada hasil peleburan gelas, memungkinkan
gelembung-gelembung yang terjadi selama proses peleburan
dapat keluar dengan sendirinya.
• c. Bahan Stabilisasi
• Gelas yang dihasilkan dari hasil peleburan silika merupakan
gelas yang larut dalam air sehingga tidak dapat digunakan
untuk keperluan industri. Gelas ini biasanya digunakan untuk
perekat karton atau untuk melapisi kulit telur masak agar
terlindung dari serangan bakteri.
• Untuk membuat agar gelas menjadi tidak larut dalam air dan
tahan terhadap zat-zat kimia maka perlu ditambahkan bahan
stabilisasi yaitu CaCO3, MgCO3 dan Al2O3.
d. Bahan Penyempurna

Bahan penyempurna dalam pembuatan gelas terdiri


dari :

- Bahan pelembut untuk menghilangkan bliser atau seed


(seperti berbiji) pada gelas yang dihasilkan. Bahan
pelembut yang digunakan adalah sulfat atau arsen oksida
bergantung pada jenis gelas.
- Bahan pewarna sperti oksida cobalt, chrom dan oksida
besi.
2. Proses Pembuatan Kemasan Botol Gelas
• Tahapan dalam proses pembuatan kemasan gelas adalah sebagai berikut :
•  Bahan baku dicampur merata secara otomatis.
•  Kemudian dimasukkan ke dalam tanur untuk dilelehkan dengan suhu 1500-1600 oC ada yang
1300 oC).
•  Tungku pembakaran membara terus menerus dan dikendalikan oleh sistem (panel) pengendali.
• Sebelum dicetak suhu diturunkan hingga 1000-1200 oC dan lelehan gelas didiamkan beberapa
saat.
•  Cairan gelas dialirkan ke dalam mesin pembuat botol
•  Lelehan dipotong-potong dengan ukuran yang ditetapkan dalam bentuk gumpalan kasar.
•  Gumpalan meluncur ke pencetakan pertama (cetakan Parison).
• Pembentukan dan pencetakan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
• 1. Hembus Ganda (Blow and Blow) untuk gelas berleher sempit (botol)
• 2. Tekan dan Hembus (Press and Blow) untuk gelas berleher lebar.
•  Dipindahkan ke cetakan akhir atau cetakan wadah yaitu cetakan yang
sebenarnya dengan ukuran tertentu  Dibawa ke ruang “lehr” pendingin
yang bersuhu 450 oC.
•  Wadah dipanaskan kembali (proses annealing).
•  Kemudian perlahan-lahan didinginkan dari suhu 575-600 oC menjadi
450 oC dengan adanya aliran udara. Proses ini bertujuan untuk membuat
wadah gelas menjadi tidak rapuh atau mudah pecah.
•  Dilakukan pengawetan gelas dengan cara pre-cooling yang berfungsi
untuk menjaga kompresor agar udara yang terhisap hanya udara yang
dalam keadaan bersih dan tidak mengandung air. Di Indonesia teknologi
pre-cooling pertama kali ditemukan oleh PT.Iglas (Persero).
•  Dilakukan pengawasan mutu ketika botol keluar dari cetakan, yang
terdiri dari uji coba mekanis, elektris dan visual di pabrik atau di
laboratorium.
Komposisi Kemasan Gelas

Gelas bening Pasir silika (SiO2) , Kalsium oksida (CaO), Soda (Na2O), Alumina
(Al2O3), Magnesium oksida (MgO), Kalium oksida (K2O),
Pecahan gelas/kaca (cullet/calcin)

Pale green + Besi (III) oksida (Fe2O3)

Blue green + Kromium (III) oksida (Cr2O3)

Dark green + Kromium oksida (Cr2O3) dan Besi (III) oksida (Fe2O3)

Amber (Coklat) + Besi (III) oksida (Fe2O3) dan carbon

Blue + Kobalt
• Terdapat berbagai macam bentuk kemasan gelas, diantaranya adalah
• Botol
• Botol merupakan kemasan gelas yang paling popular. Biasanya digunakan untuk mengemas sirup, berbagai jenis minuman (soft
drink, air mineral, bir, anggur), kecap, sari buah, dan madu.
• Tumbler
• Tumbler biasa digunakan untuk produk selai, kopi, dan makanan yang dioleskan.
• Jar
• Jar digunakan untuk produk selai, pasta, acar, kopi bubuk, susu bubuk, madu, mayonnaise, bumbu dapur bubuk, makanan bayi siap
saji, dan manisan buah.
• Jugs
• Jugs digunakan untuk produk sari buah cair, sirup, minyak zaitun, dan vinegar.
• Carboys
• Carboys digunakan untuk produk jus, bir, dan anggur.
Hal yang penting dalam kemasan kaca adalah tutup kemasan kaca.
Penutup kemasan kaca tidak boleh terlalu besar dan terlalu kecil.
Terdapat beberapa jenis tutup kemasan kaca, diantaranya adalah
1. Tutup Normal
• Tutup normal digunakan untuk pengemasan tanpa tekanan, tanpa vakum, dan
tanpa pemanasan. Biasanya terbuat dari plastik/foil. Produk yang dikemas
biasanya adalah kopi, susu bubuk, selai kacang, dan cokelat.
2. Tutup Vakum
• Tutup vakum digunakan untuk mengemas botol vakum dan kedap udara.
Tutup vakum biasanya terbuat dari logam.
3. Tutup Tekanan
• Tutup bertekanan dapat dibuat dari logam dan plastik. Tutup ini biasanya
digunakan untuk minuman bersoda guna mempertahankan isi botol yang
megandung CO2.
• Bentuk tutup kemasan kaca diantaraya adalah
1. Tutup Ulir (Screw cap)

Tutup ulir memiliki ulir yang berfungsi untuk mengunci tutup, digunakan
untuk botol dan jar berulir dan isi bertekanan. Bahan luar berupa logam atau
plastik, bahan dalam berupa gabus, karet, atau plastik.
2. Tutup Sumbat (Band cap)
• Tutup sumbat digunakan untuk
tutup bertekanan dengan bahan
gabus atau plastik.
3. Tutup Mahkota (Crown cap)
• Tutup Mahkota berbentuk bulat, tipis, dan memiliki jeruji seperti mahkota.
Dibuka dengan menggunakan alat pembuka botol. Hanya dapat dipakai
sekali. Bahan terbuat dari tinplate, bagian dalam berupa gabus dan karet
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai