Anda di halaman 1dari 9

Industri Kaca

Dari segi fisika kaca adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak
mempunyai titik cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi sehingga
tidak megalami kristalisasi. Di pihak lain dari segi kimia, kaca adalah gabungan
berbagai oksida anorganik yang tak mudah menguap, yang di hasilkan dari
dekomposisisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai
penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk yang menghasilkan struktur atom
yang acak. Kaca adalah produk yang mengalami vitrifikasi sempurna, atau setidak-
tidaknya produk yang mengandung amat sedikit bahan nonvitreo dalam keadaan
suspensi.
Kaca banyak sekali di gunakan dalam sifat-sifatnya yang khas, yaitu
transparan, tahan terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan
mampu menahan vacum. Tetapi kaca adalah bahan yang rapuh dan secara khas
mempunyai kekuatan kompresi lebih tinggi dari kekuatan tariknya. Dewasa ini ada
sekitar 800 macam kaca yang di hasilkan ada yang dengan keunggulan pada satu
sifat tertentu, dan ada pula yang lebih mementingkan keseimbangan pada
seperangkat sifat tertentu.

1. Penggunaan
 Jenis kaca yang paling umum dikenal dan yang telah digunakan sejak
berabad-abad silam sebagai jendela dan gelas minum adalah kaca soda
kapur, yang terbuat dari 75% silica (SiO2) ditambah Na2O, CaO, dan sedikit
aditif lain.
 Di dalam ilmu pengetahuan, istilah kaca didefinisikan dalam arti yang luas,
kaca dapat dibuat dari paduan bahan yang berbeda: paduan logam, ion-ion
yang di cairkan, molekul cair, dan polimer. Untuk banyak aplikasi seperti;
botol, kaca mata, gelas dll.
Kaca memainkan peran penting dalam ilmu pengetahuan dan industri. Karena
struktur kimianya, fisik, dan khususnya sifat optik kaca cocok untuk aplikasi optik
dan bahan Optoelektronik, peralatan laboratorium, isolator termal, bahan
penguat, dan seni kaca (seni, kaca studio).

2. Bahan Baku Industri Kaca


Bahan baku dari industri umum kaca adalah (Austin, dkk. 2005) :
a. Pasir
Pasir yang digunakan dalam membuat kaca adalah kuarsa yang sangat
murni. Kandungan besi dalam pasir kuarsa ini tidak boleh melebihi 0,45%
untuk barang gelas pecah belah atau 0,015% untuk kaca optik, sebab
kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada umumnya.
b. Soda (Na2O)
Soda terutama di dapat soda abu padat Na 2CO3. sumber lainnya adalah
bikarbonat, kerak garam, dan natrium nitrat.yang tersebut terakhir ini sangat
berguna untuk mengoksidasi besi dan untuk mempercepat pencairan.
c. Feldspar
Mempunyai rumus umum P2O.Al2O3 6SiO2.Feldspar mempunyai banyak
keunggulan di banding produk lain, karena murah, murni dan dapat di lebur
dan seluruhnya terdiri dari oksidasi pembentuk kaca Kandungan aluminanya
dapat menurunkan titik cair kaca dan memperlamba terjadinya devitrifikasi.

1
d. Borax
Borax adalah perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan boron
oksida kepada kaca. Walaupun jarang di pakai dalam kaca jendela atau
kaca lembaran, boraks sekarang banyak di gunkan di dalam berbagai jenis
kaca pengemas.
e. Kerak garam (salt cake)
Istilah asingnya adalah salt cakeyang digunakan sebagai perawis tambahan
pada pembuatan kaca, demikian juga beberapa sulfat lain seperti amonium
sulfat dan barium sulfat dan sering ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak
garam ini dapat membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki.
Sulfat ini harus dipakai bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfit. Arsen
trioksidadapat pula ditambahkan untuk menghilangkan gelombang-
gelombang dalam kaca.
f. Kulet
Kulet adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-barang rusak,
pecahan beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat membantu
pencairan selain juga sebagai bahan untuk dasar pengolahan limbah. Bahan
ini dapat dipakai 10-80% dari muatan bahan baku.
g. Blok refraktori
Zirkon, alumina, mulit, mulit alumina sinter dan zirkonia alumina elektrokast
banyak di gunakan sebagai refraktor pada tangki kaca.
h. Bahan bakar
Pada proses peleburan kaca sarana yang di gunakan adalah api yang
sangat panas untuk memanaskan tungku pemanas agar kaca dapat melebur
sesuai dengan suhu yang di inginkan atau tergantung pada jenis bahan
yang di kehendaki.

3. Langkah-Langkah Umum Pembuatan Kaca


Urutan proses pembuatan kaca pada umumnya dapat digolongkan menjadi 10
langkah (Austin, dkk. 2005), yaitu:
1) Transportasi bahan baku ke pabrik
2) Pengaturan ukuran bahan baku
3) Penimbunan bahan baku
4) Pengangkutan, penimbangan dan pencampuran bahan baku dan
pemuatannya ke tanur kaca
5) Pengolahan bahan bakar untuk mencapai suhu yang diperlukan bagi
pembentukkan kaca
6) Reaksi pembentukkan kaca di dalam tanur
7) Penghematan kalor melalui regenarasi dan rekuparasi
8) Pembuatan bentuk produk kaca
9) Penyaringan produk kaca
10) Penyelesaian produk kaca

4. Cara Pembuatan Kaca


a. Peleburan
Tanur kaca dapat diklasifikasi sebagai tanur periuk atau tanur tangki. Tanur
periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 ton atau kurang dapat
digunakan secara menguntungkan untuk membuat kaca khusus dalam
jumlah kecil di mana tumpak cair itu harus dilindungi terhadap hasil
pembakaran. Tanur ini digunakan terutama dalam pembuatan kaca optic dan

2
kaca seni melalui proses cetak. Periuknya sebetulnya ialah suatu cawan
yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit sekali melebur kaca di
dalam bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau tanpa sebagian
bejana itu sendiri meleleh, kecuali bila bejana itu terbuat dari platina. Dalam
tanur tangki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung suatu
“tangki” besar yang terbuat dari blok-blok refraktor, diantaranya ada yang
ukuran 38 x 9 x 1.5 m dengan kapasitas kaca cair sebesar 1350 ton. kaca itu
membentuk kolam didasar tanur itu, sedang nyala api menjilat berganti dari
satu sisi ke sisi lain. Kaca “halusan” (fined glass) dikerjakan dari ujung lain
tangki itu, operasinya kontinu. Dalam tanur jenis ini, sebagaimana juga dalam
tangki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca panas. Kualitas
kaca dan umur tangki bergantung pada kualitas blok konstruksi. Karena itu,
perhatian biasanya ditujukan pada refraktori tanur kaca. Tanur tangki kecil
disebut tangki harian (day tank)dan berisi persediaan kaca cair untuk satu
hari sebanyak 1 ton sampai 10 ton. tangki ini dipanasi secara elektrotermal
atau dengan gas.

Gambar 1. Diagram alir pembuatan kaca lembaran (Austin, dkk. 2005)

Tanur-tanur yang disebutkan diatas adalah tergolong tanur regenarasi


(regenerative furnace) dan beroperasi dalam dua siklus dengan dua
perangkat ruang berisi susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberikan
sebagian kalornya pada waktu melalui tanur berisi kaca cair, mengalir ke
bawah melalui satu perangkat ruang yang diisi penuh dengan pasangan batu
terbuka atau batu rongga (checkerwork). Sebagian besar dari kandungan
kalor sensibel gas keluar dari situ, dan isian itu mencapai suhu yang berkisar
antar 1500°C didekat tanur 650°C di dekat pintu keluar. Bersamaan dengan
itu, udara dipanaskan dengan melewatkannya melalui lubang regenerasi
yang telah dipanaskan sebelumnya dan dicampur dengan gas bahan bakar
yang terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi menjadi lebih tinggi lagi
(dibandingkan dengan jika udara tidak dipanaskan terlebih dahulu). Pada
selang waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30 menit, aliran campuran
udara bahan bakar, atau siklus itu dibalik, dan sekarang masuk tanur dari
ujung yang berlawanan melalui isian yang telah mendapat pemanasan
sebelumnya, kemudian melalui isian semula, dan mencapai suhu yang lebih
tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit demi
sedikit setiap hari, bergantung kepada kemampuan refraktorinya
menampung ekspansi. Bila tanur regenarasi itu sudah dipanaskan, suhunya
harus dipertahankan sekurang-kurangnya 1200°C setiap waktu. Kebanyakan
kalor hilang dari tanur melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang

3
termanfaatkan untuk pencairan. Tanpa membiarkan dindingnya mendingin
sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu tinggi sehingga kaca cair itu
dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca
cair, pada dinding tanur kadang-kadang dipasang pipa air pendingin.

b. Pencetakan
Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin (machine molding)
ialah bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga
pencetakan barang kaca dapat diselesaikan dalam tempo beberapa detik
saja. Dalam waktu yang sangat singkat ini kaca berubah dari zat cair viskos
menjadi zat padat bening. Jadi, jelas sekali bahwa masalah rancang yang
harus diselesaikan, seperti aliran kalor stabilitas logam, dan jarak bebas
bantalan merupakan masalah yang rumit sekali. Keberhasilan mesin cetak
kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.

Berikut ini akan di bahas jenis-jenis mesin pembentuk kaca yang umum yaitu
kaca jendela, kaca plat, kaca apung, botol, bola lampu, dan tabung:
- Kaca Jendela
Pada proses fourcault, ruang penarikan di isi penuh dengan kaca dari
tanki peleburan. Kaca itu di tarik secara vertikal dari tanur melalui
“dibitense” denagn suatu mesin penarik. Dibitense itu terdiri dari sampan
refraktonsi yang mempunyai celah di tengahnya. Kaca mengalir melalui
celah ini, pada waktu sampan setengah terbenam, kaca mengalir ke atas
secara kontinyu. Penarikan kaca di mulai dengan menurunkan pemancing
dari logam ke gelas itu di melalui celah, pada waktu bersamaan denagn di
turunkannya dibitense, sehingga kaca mulai mengalir. Kaca itu di tarik ke
atas secara kontinyu dalm bentuk pita secepat itu dia mengalir melalui
celah, dan permukaannya di dinginkan denagn gulungan air di dekat itu
pita kaca yang masih bergerak ke atas dan di topang oleh rol-rol, di
lewatkan melalui cerobong penyangai atau lehr yang panjangnya 7,5 m.
Pada waktu keluar dari lehr, kaca itu di potong-potong menjadi lembaran
menurut ukuran yang di kehendaki dan di kirim ke bagian penggolongan
dan pemotongan.

4
PPG industri es mengoperasikan proses fourcault yang di modifikasi dan
menghasilkan kaca pennvernon. Lembaran-lembaran kaca sebesar 3 m
denagn ketebalan sampai 0,55 cm. Pada proses ini dibitense apung di
ganti dengan batangan tarik yang terbenam, yang mengendalikan dan
mengarahkan lembran itu. Setelah di tarik ke atas sepanjang 8 m, dimana
sebagian besarnya ada di dalm lehr penyangai, kaca itu di potong untuk
ketebalan di atas kekuatan tunggal atau rangkap dua, dilakukan
penyangaian kedua di dalam lehr horizontal standar 36 m.

- Kaca Plat
Bahan baru di tumpahkan ke satu ujung tanur, dan kaca cair pada suhu
cair pada suhu sampai setinggi 15950C, kemudian di lewatkan melalui
zone pemurnian dan keluar melalui ujung yang satu lagi dalam bentuk
aliran yang tak putus-putus. Dari keluaran refraktori yang lebar itu, kaca
cair dilewatkan melalui dua rol pembentuk yang didinginkan dengan air,
sehingga mengambil konfigurasi pita plastik. Pita kaca itu di tarik di atas
sederetan rol yang lebih kecil, yang juga didinginkan dengan air dengan
kecepatan permukaan sedikit lebih tinggi dari rol pembentuk. Efek
peregangan yang di akibatkan oleh perbedaan kecepatan dan pencairan
kaca pada waktu mendingin menyebabkan pita itu menjadi lebih tipis
pada waktu memasuki lehr. Setealh mengalami penyangaian, pita itu di
potong-potong menjadi lembaran yang kemudian di gerinda dan di poles.
Atau, boleh pula pita itu bergerak terus secara otomatis sepanjang 50
sampai 100 m, melalui operasi penyangaian, gerinda, poles, dan inspeksi
sebelum di lewatkan ke mesin potong yang memotong-motongnya
menjadi ukuran yang cocok unutk pemanasan. Operasi gerinda dan poles
membuang kira-kira 0,8 mm, kaca dari masing-masing permukaan.

- Kaca Apung
Kaca apung di kembangkan oleh pilkington brothers di inggris.
Perkembangan ini merupakan suatu perbaikan fundamental dalam
pembutan kaca plat berkualitas tinggi. Proses apung mrnggunakan sistem
peleburan tanur tangki dimana bahna baku di umpankan pada satu ujung
tanur dan kaca cair di lewatakan melalui zone pemurnian dan masuk ke
kanal sempit yang menghubungkan tanur dengan penangas. Laju aliran di
kendalikan secarra presisis dengan cara menaikan dan menurunkan pintu
yang membentang kanal itu secara otomatis, kaca cair lalu lewat ke
dalam kolam timah cair, di atas permikaaan tiamah itu, dalam atmosfir
yang tak mengoksidasi, dan di bwah kondisis suhu yang di kontrol dengan
ketat. Pemanasan terkendali itu di menyebabkan cairnya semua
ketakrataan sehingga menghasilkan kaca yang kedua sisinya rata dan
sejajar.

- Kaca Berkawat Dan Berpola


Kaca cair di alirkan darim bibir tanur dan lewat diantra rol-rol logam yang
sudah mempunyai goresan pola pada permukaanya. Rol itu membetuk
kaca tadi dan mencetakan pola itu dalam satu operasi saja. Karena itu
menyebabkan cahaya terdisfusi sehingga tak tembus pandang. Kaca
seperti ini cocok unutk pintu, ruang kantor, dan dinding kamar mandi.
Kaca itu dapt pula di perkuat dengan kawat yang di pasangkan pada saat

5
awal pembentukannya. Hal ini berguna untuk meningkatkan keselamatan,
misalnya pada jendela pintu darurat.

- Kaca Tiup
Kebutuhan modern akan kaca tiup akhir-akhir ini mendorong
pengembangan metode produksi yang lebih cepat dan lebih murah. ,esin
pembuatan botol merupakan satu-satunya mesin pencetak dengan
menggunkana udara untuk membuata bentuk lowong. Beberapa jenis
mesin itu menghasilakan parison yaitu botol setengah jadi atau blanko
botol.
Salah satu di antaranya adalah :
1. jenis umpan sedot (section feet), yang dengan beberapa variasinya, di
gunkana dalam pemnbuatan bola lampu dan gelas anggur.
2. jenis umpan gumbal (god feet) yang di terapka oleh para pembuat
berbagai barang yang di buat denagn press (tekan) tiup atau
gabungan “pres dan tiup”.
Pada emsin umpan sedot, kaca yang terdapat di dalam tanki dangkal
bundar yang berputar di sedot dalam cetakan. Cetakan itu kemudian
diayun menjauh dari permukaan kaca, di bika dan dilepasakan sehingga
tinggal parison yang di pegang pada leherny. Cetakan botol lalu naik dan
mengurung parison itu dan hembusan udara tekan kemudian membuat
kaca itu mengalir ke dalam cetakan. Cetakan itu di biarkan mengungkung
botol yang terbentuk sampai operasi pengumpulan. Kemudian, setelah
melepaskan botol itu, cetakan naik kembali mengungkung parison baru.
Operasi ini seluruhnya otomatis, dan kemudian kecepatan 60 unit per
menit bukanlah sesuatu hal yamg luar biasa.
Pengumpan gumpal merupakan salah satu perkembangan penting dalam
pembuatan barang kaca secara otomatik. Dalam operasi ini kaca cair
mengalir dari tanur melalui palung yang pada ujungnya mempunyai
sebuah lubang. Kaca jauth melalui lubang itu, dan di potong dengan
gunting mekanik sehingga merupakan suatu gumpal dengan ukuran
persis sebagaimana yang di kehendaki. Kaca itu lalu di teruskan melalui
suatu corong ke cetakan parison, yang melaui operasi pembetukan botol
dalm posisi terbalik. Sebuah jarum leher naik dan menempati posisinya,
sementara sebuah plunyer jatuh dari atas; dan udar tekan di “tiup enap”
(settle blow) lalu mendorong kaca menjadi bentuk-bentuk lehernya.
Cetakan itu di tutup di sebelah atas ( dasar botol), jarum leher di tarik dan
udar di suntikan pada “tiup lawan” (counter blow) melalui leher yang baru
terbentuk sehingga membuat lubang lowong. Cetakan parison terbuka,
parison itu di balikan sambil di pindahkan ke possisi baru, dimana botol
yang setengah jadi itu sekarang berada dalam posisis tegak. Kemudian,
cetakan tiup akan mengungkung parison yang di panaskann kembali
untuk selang waktu yang singkat. Udara lalu di suntikan untuk
memberikan tiupan akhir, dan bersamaan dengan itu menciptaka bentuk
dalam dan bentuk luar pada botol itu. Cetakan tiup itu kemudian berayun
meniggalkan botol, dan botol itu bergerak ke leher.
Mesin otomatis peniupan botol biasanya terdiri dari dua buah meja bundar
yang di kenal denagn nama meja cetak parison ( parison mold table) dan
meja tiup ( blow table). Berbagi operasi yang di sebutkan di atas
berlangsung pada waktu kaca itu bergerak mengelilingi meja tadi.

6
Gerakan meja di kendalikan oleh udara tekan yang menggerakan piston
bolak-balik dan berbagai operasi yang berlangsung di atas meja di
ikoordinasikan dengan gerakan meja oleh mekanisme pengatur waktu
motor. Piranti yang tersebut terakhir itu merupakan salh satu alt yang
paling vital dan paling mahal di antara semua peralatan yang di gunakan.

- Bola Lampu
Peniupan bola lampu yang tipis berbeda dengan pembuatan botol, karena
bentuk dan ukuran bola lampu pada mulanya di tentukan oleh tiupan itu
sendiri, dan bukan oleh cetakannya. Kaca cair mengalir melalui bukaan
berbentuk anulus pada tanur dan turun ke bawah melalui dua rol yang
didinginkan dengan air. Salah satu rol mempunyai lekkukan sehingga
menyebabkan pita kaca mempunyai bagian yang menggelembung yang
bertepatan dengan lubang bundar pada konveyer rantai horizontal tempat
pita itu berpindah selanjutnya. Kaca itu melengkung melalui lubang itu
karena beratnya sendiri. Di bawah setiap lubang itu terdapat cetakan
putar, nozel udar jatuh ke permukaan pita, masing-masing sebuah di atas
setiap gelembungan kaca atau lubnag konveyer. Pada waktu pita itu
bergerak, nozel melepaskan suatu hembusann udara yang kemudian
menyebabkan terbentuknya gelembung bola pada pita. Cetakan yang
berputar itu sekarang naik dan sebuah lagi hembusan udara, yang
bertekanan jauh lebih rendah dari hembusan pertama membentuk
gelembung bola itu ke dalam cetakan menjadi bentuk bola lampu.
Cetakan itu lalu terbuka, sebuah palu kecil memukul bola lampu itu lepas
dari pita. Bola lampu jatuh ke atas sabuk yang membawanya ke rak lehr,
dimana leher lampu di masukan ke dalam, diantara dua bilah vertikal
yang menopangnya pada waktu disangai. Waktu total unutk ke seluruhan
operasi yang di sebutkan di atas, termasuk penyangaian kira-kira 8 menit.
Mesin ini ada yang mencapi kecepatan 2000 bola lampu per menit.

- Tabung Televisi
Tabung btelevisi yang sekarang di buat sampai sebesar 68 cm ukuran
melintang, terdiri dari tiga bagian utama, yaitu muka layar yang fosforeson
tempat gambar televisi di munculkan, kaca pengurung, dan penembak
elektron. Pemasangan fosfor pada muka layar kurung di lakukan dengan
penyerapan atau pendebuan. Pembuatan kaca kurung itu sendiri
merupakan masalh yang sulit hingga kemudian di temukan prosedur
pencetakan centrifugal, yang menggunkan cetakan putar yang dapat
menghasilkan tebal dinding yang lebih seragam. Bagian-bagian kaca itu
di pertautkan satu sama lain dengan menggunkan nyala gas, gas atau
listrik. Untuk tabung televisi warna, fosfor di pasangkan pada permukaan
sebelah dalam tabung. Semacam topeng berlubang-lubang kemudian di
pasang berkas elektron sebagaimana di kehendaki. Dalm hal ini, suhu
yang di gunakan untuk merapatkan bagian-bagian tabung tidak boleh
terlalu tinggi karena hal ini dapat merusak fosfor.

- Tabung Kaca
Pada proses danner, kaca cair mengalir ke atas sebuah batang lempung
lowong berputar yang terpasang dengan kemiringan 30 0. udara di tiupkan
melaluinya dan kaca pada batangan itu mengalir berlahan-lahan ke

7
bawah dan di tarik ke luar dari bawah dalm bentuk tabung. Sepasang
sabuk memegang tabung itu dan menariknya dengan kecepatan
seragam. Diameter dan tebal dinding di kendalikan melalui pengaturan
suhu, kecepatan tarik dan volume udar yang di tiupkan melalui batangan.
Tabung ini tidak memerlukan perlakuan penyaringan.
Kaca untuk piringan tudung gelembung menara distilasi, prisma dan
kebanyakan kaca optik, barang-baranf dapur, isolator dan beberap jenis
kaca warna, kaca arsitektur, dan berbagai barang seperti itu di buat
dengan cetak tangan (hand mold). Proses ini terdiri dari operasi penarikan
suatu kwalitas kaca tertentu, yangh di sebut kumpul (gather)., dari periuk
atau tangki dan membawanya ke cetakan . di sini, kualitas kaca yang
persis di perlukan di potong dengan gunting dan cetakan itu di pasang
dengan tangan atau dengan tekanan hidraulik. Beberapa kaca tertentu di
bentuk dengan cara semi otomatik yang melibatkan gabungan proses
percetakan dengan mesin dan tangan sebagaimana di uraikan di atas.
Lalu volumetrik dan bagian menara yang berbentuk silinder dan pyrek di
buat dengan cara ini.

c. Penyangaian atau Sepuh Lindap


Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca
harus disangai (anneal), baik barang kaca yang dibuat dengan mesin
maupun yang dibuat dengan tangan. Secara singkat, penyangaian
menyangkut dua macam operasi, yaitu:
1. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu krisis tertentu selama
beberapa waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-
regangan dalam dengan jalan pengaliran plastik sehingga regangannya
kurang dari suatu maksimum yang ditentukan.
2. Mendinginkan massa kaca sampai suhu kamar secara cukup perlahan
sehingga regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum leher
atau tungku penyaringan, tidak lain hanyalah satu ruang pemanasan yang
dirancang dengan baik dimana laju pendingin dapat diatur sehingga
memenuhi persyaratan.

d. Penyelesaian
Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian
yang relative sederhana tetapi sangat penting. Operasi ini menyangkut hal-
hal sebagai berikut:
 Pembersihan
 Penggosokan
 Pemolesan
 Pemotongan
 Gosok-semprot dengan pasir
 Pemasangan email klasifikasi kualitas
 Pengukuran

e. Pengepakan dan Pemasaran


Pada waktu pengiriaman barang pada gudang atau tempat penyimpanan
karena kaca adalah bahan yang sangat mudah pecah maka kaca tersebut di
sekat dan di lapisi busa sebagai pelindung dari kaca tersebur agar tidak
terjadi benturan antara masing-masing kaca.
8
5. Reaksi Kimia Yang Terjadi Selama Proses Pembuatan
Reaksi kimia yang terlihat dalam pembuatan kaca dapat diringkas sebagai
berikut (Austin, dkk. 2005) :
Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO3 + CO

Reaksi yang terakhir ini dapat berlangsung seperti pada persamaan berikut
(Austin, dkk. 2005) :
Na2SO4 + C → Na2SO3 + CO
2Na2SO4 + C → 2Na2SO3 + CO2
Na2SO3 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2

Anda mungkin juga menyukai