Anda di halaman 1dari 7

Tugas makalah mata kuliah pemilihan bahan & proses dengan

judul
“Proses pembuatan botol kaca di industri”

Nama kelompok :
1.Theodorus V A Emon (02.2019.1.09763)
2. Thadeus Ufie (02.2019.1.09775)
3. Bayu Widias Tama (02.2019.1.09781)
4. Patrisius Gunawan Banggur (02.2019.1.09783)
5. M Mahsun (02.2019.1.09786)

Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Jurusan Teknik Mesin
A. Latar Belakang
Dari segi fisika kaca adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak mempunyai titik
cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi sehingga tidak megalami kristalisasi.
Di pihak lain dari segi kimia, kaca adalah gabungan berbagai oksida anorganik yang tak
mudah menguap, yang di hasilkan dari dekomposisisi dan peleburan senyawa alkali dan
alkali tanah, pasir serta berbagia penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk yang
mengahasilkan struktur atom yang acak. Kaca adalah pruduk yang mengalami vitrifikasi
sempurna, atau setidak-tidaknya produk yang mengandung amat sedikit bahan nonvitreo
dalam keadaan suspense
Kaca banyak sekali digunakan karena sifatnya yang khas yaitu transparan, tahan terhadap
serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan mampu menahan vacum. Tetapi kaca
merupakan bahan yang rapuh dan memiliki daya kompresi lebih tinggi dari kekuatan
tariknya.Sekitar 800 macam kaca yang di hasilkan ada yang dengan keunggulan pada satu
sifat tertentu, dan ada pula yang lebih mementingkan keseimbangan pada sifat tertentu.
Sebagaimana halnya dengan bahan-bahan yang sangat banyak di gunakan dalam
peradaban modern, riwayat penemuan kaca tidaklah jelas sama sekali. Salah satu rujukan
yang paling tua mengenai bahan ini di buat oleh pliny, yang menceritakan bagaimana
pedagang-pedagang Phonesia purba menemukan kaca tatkala memasak makanan. Periuk
yang di gunakannya secar tidak sengaja di letakan di atas massa trona di suatu pantai,
penyatuan yang terjadi antara pasir dan alkali menarik perhatian dan orang kemudian
berusaha menirunya
Pada tahun 1914, di Belgia di kembangkan proses fourcault yang menarik kaca plat
secara kontinyu. Selama 50 tahun berikutnya, para insinyur dan ilmuwan telah berhasil
berbagai modifikasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan untuk memperkecil
distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan menurunkan biaya pembuatan kaca lembaran
gosok dan poles. Bermacam-macam mesin otomatis di ciptakan pula untuk mempercepat
produksi botol, bola lampu dan sebagainya. Akibatnya, industri kaca dewasa ini telah tumbuh
menjadi suatu industri yang sangat terspesialisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bahan yang digunakan dalam pembuatan botol kaca
2. Bagaimana proses pembuatan botol kaca
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan botol kaca
2. Untuk mengetahui proses pembuatan botol kaca
BAB 2
Pembahasan
2.1 Bahan-bahan pembuat botol kaca
A. Bahan baku
Walupun terdapat ribuan macam formulasi kaca yang di kembangkan dalam 30 tahun terakhir
namum perlu di catat bahwa pasir kaca, gamping, silika, dan soda masih merupakan bahan
baku dari 90 persen dari seluruh kaca yang di produksi di dunia.
1. Pasir
            Pasir yang digunakan haruslah kuarsa yang hampir  murni, oleh karena itu, lokasi
pabrik kaca biasanya di tentukan oleh lokasi endapan pasir kaca,kandungan besinya tidak
boleh melebihi 0,45 % untuk barang gelas pecah belah atau 0,015 % untuk kaca optik, sebab
kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada umumnya.

Gambar 2.1 Pasir kuarsa


2. Soda (Na2O)
            Soda terutam di dapat soda abu padat Na2 CO3. sumber lainnya adalah bikarbonat,
kerak garam, dan natrium nitrat.yang tersebut terakhir ini sangat berguna untuk mengoksidasi
besi dan unutk mempercepat pencairan.
Gambar 2.1 soda abu padat
3. Kaca Soda Gamping  (soda lime glass)
         Merupakan 95 % dari semua kaca yang di hasilkan. Kaca ini digunkan untuk membuat
segala macam bejana, kaca lembaran, jendelamobil, atau lain-lain, gelas atau barang pecah
belah.

Gambar 2.3 Kaca soda gamping


B. Bahan tambahan
            Sebagai fluks dari silika, di pakai soda abu, kerak garam, batu gamping dan gamping.
Di samping itu, banyak pula di pakai oksida timbal, abu mutiara (kalsium karbonat), salpeter,
boraks, asam borat, asam trioksida, feldspar, dan fluorspar bersam berbagai oksida, karbonat
serta garam-garam logam lain untuk membuata kaca berwarna.
            Dalam operasi penyelesaian, banyak pula di pakai berbagai produk lain seperti abrasif
dan asam fluorida.
1. Feldspar
            Mempunyai rumus umum P2O.Al2O3 6SiO2.feldspsr mempunyai banyak keunggulan
di banding produk lain, karena murah, murni dan dapat di lebur dan seluruhnya terdiri dari
oksidasi pembentuk kaca
2. Borax
Borax adalh perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan boron oksida kepada kaca.
Walaupun jarang di pakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, boraks sekarang banyak di
gunkan di dalam berbagai jenis kaca pengemas.
3. Kerak Garam ( salt cake )
            Sudah lama digunakan dalm perawis tambahan pada pembuatan kaca, demikian pula
beberapa sulfat lain amonium sulfat  dan barium sulfat, dan sering di tentukan pada. Kerak
garam ini di perkirakan dapat membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki.
Sulfat ini harus di pakai bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfit.
4.  Arsen  Trioksida
Dapat pula di tambahkan untuk menghilangkan gelombang-gelombang dalam kaca.
5. Nitrat
Baik dari natrium maupun kalium di gunkan untuk mengoksidasi besi sehingga tidak terlalu
kelihatan pada kaca produk.
6. Kalium Nitrat
            Digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi dan kaca  optik.
7.  Kulet (Cullet)
            Adalah kaca hancuran yang di kumpulkan dari barang-barang rusak, pecahan kaca
beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat di pakai 10% atau bahkan sampai 80% dari
muatan bhan baku.
8. Blok Refraktori
            Zirkon, alumina, mulit, mulit alumina sinter dan zirkonia alumina elektrokast banyak
di gunakan sebagai refraktor pada tanki kaca.

C. Bahan bakar
Pada proses peleburan kaca sarana yang di gunakan adalah api yang sangat panas untuk
memanaskan tungku pemanas agar kaca dapat melebur sesuai dengan suhu yang di inginkan
atau tergantung pada jenis bahan yang di kehendaki.

2.2 Proses Pembuatan

Proses pembuatan Botol Kaca adalah sebagai berikut:

1.Persiapan bahan baku (batching)


Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta pemisahan dari
pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai komposisi, termasuk bahan-
bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna atau zat-zat sesuai dengan produk kaca
yang dikendaki. Pengadukan campuran bahan baku dalam suatu mixer dilakukan agar
campuran menjadi homogen sebelum dicairkan.

1. Pencairan (melting/fusing)
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tungku
(furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan mencair.

Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca, terbagi menjadi 3 jenis,
yaitu :
a. Pot furnace, biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special glass)
seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang kecil sekitar 2 ton atau lebih
rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus atau platina.
b. Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata
refraktori (bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar 1350 ton cairan
gelas yang membentuk kolam di jantung furnace.
c. Regenerative furnace

Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat di naikkan sedikit demi sedikit
setiap hari, tergantung kepada kemampuan reflaktorinya menampung ekspansi. Bila tanur
regenerasi itu sudah di panaskan, suhunya harus di pertahankan sekurang-kurangnya 12000C
setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur melalui  radiasi, dan hanya sebagian kecil
yang termanfaatkan untuk pencairan. Tanpa membiarkan dindingnya sedikit karena radiasi,
suhu akan menjadi terlalu tinggi  sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan
melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang di
pasang pipa air pendingin.

3.Pembentukan
Pada mesin umpan sedot, kaca yang terdapat di dalam tanki dangkal bundar yang
berputar di sedot dalam cetakan. Cetakan itu kemudian diayun menjauh dari permukaan kaca,
di bika dan dilepasakan sehingga tinggal parison yang di pegang pada lehernya. Cetakan
botol lalu naik dan mengurung parison itu dan hembusan udara tekan kemudian membuat
kaca itu mengalir ke dalam cetakan. Cetakan itu di biarkan mengungkung botol yang
terbentuk sampai operasi pengumpulan.

Kemudian, setelah melepaskan botol itu, cetakan naik kembali mengungkung parison
baru. secara otomatis, dan kemudian kecepatan 60 unit per menit bukanlah sesuatu hal yamg
luar biasa.

            Pengumpan gumpal merupakan salah satu perkembangan penting dalam pembuatan


barang kaca secara otomatik. Dalam operasi ini kaca cair mengalir dari tanur melalui palung
yang pada ujungnya mempunyai sebuah lubang. Kaca jauth melalui lubang itu, dan di potong
dengan gunting mekanik sehingga merupakan suatu gumpal dengan ukuran persis
sebagaimana yang di kehendaki.
Kaca itu lalu di teruskan melalui suatu corong ke cetakan parison, yang melaui
operasi pembetukan  botol dalm posisi terbalik. Sebuah jarum leher naik dan menempati
posisinya, sementara sebuah plunyer jatuh dari atas; dan udara tekan di “tiup enap” (settle
blow) lalu mendorong kaca menjadi bentuk-bentuk lehernya. Cetakan itu di tutup di sebelah
atas ( dasar botol), jarum leher di tarik dan udara di suntikan pada “tiup lawan”  (counter
blow) melalui leher yang baru terbentuk sehingga membuat lubang lowong. Cetakan parison
terbuka, parison itu di balikan sambil di pindahkan ke possisi baru, dimana botol yang
setengah jadi itu sekarang berada dalam posisis tegak.

Kemudian, cetakan tiup akan mengungkung parison yang di panaskann kembali untuk
selang waktu yang singkat. Udara lalu di suntikan untuk memberikan tiupan akhir, dan
bersamaan dengan itu menciptaka bentuk dalam dan bentuk  luar pada botol itu. Cetakan tiup
itu kemudian berayun meniggalkan botol, dan botol itu bergerak ke leher.

            Mesin otomatis peniupan botol biasanya terdiri dari dua buah meja bundar yang di
kenal denagn nama meja cetak parison ( parison mold table) dan meja tiup ( blow table).
Berbagi operasi yang di sebutkan di atas berlangsung pada waktu kaca itu bergerak
mengelilingi meja tadi. Gerakan meja di kendalikan oleh udara tekan yang menggerakan
piston bolak-balik dan berbagai operasi yang berlangsung di atas meja di ikoordinasikan
dengan gerakan meja oleh mekanisme pengatur waktu motor. Piranti yang tersebut terakhir
itu merupakan salh satu alt yang paling vital dan paling mahal di antara semua peralatan yang
di gunakan.

Anda mungkin juga menyukai