Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, laju pertumbuhan penduduk terus menanjak. Meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk menyebabkan roda pembangunan pun otomatis terus
berlanjut, untuk memehuni kebutuhan hunian, sarana dan prasarana umum, serta
kebutuhan – kebutuhan lainnya.

Kaca atau gelas adalah salah satu material penting yang bahan utama
penyusunnya adalah pasir kuarsa dan soda dengan suhu pelelehan mencapai
2000◦ C. Kaca bersifat transparan, licin dan dingin.

Kaca merupakan salah satu material penting dalam bangunan, yang dapat
difungsikan sebagai jendela, ventilasi, bahkan dinding dan atap. Mengingat
pentingnya peranan kaca dan potensialnya kaca sebagai produk industri karena
laju pembangunan yang terus berlanjut, maka dalam makalah kali ini kami
membahas tentang industri kaca yang membahas berbagai aspek tentang
industri kaca, mulai dari beberapa industri yang memproduksi kaca, bahan
baku kaca, hingga proses – proses terkait dengan pembuatan kaca akan kami
bahas dalam makalah ini.

1.2 Sejarah Industri Kaca


Kaca pertama kali ditemukan secara tak sengaja oleh masyarkat purba saat
sedang memasak dari penyatuan periuk alkali dengan pasir. Pada 6000 SM
masyarakat Mesir membuat tiruan pertama dari kaca untuk perhiasan dengan
menggabungkan pasir dan alkali.

Tabel 1 Garis Waktu (Timeline) Sejarah Kaca

Tahun Keterangan Sejarah


1226 Board Sheet Glass pertama kali di produksi di Sussex (Britanisa
Raya)

1330 Crown Glass (kaca tiup) pertama kali di produksi di Rouen,


Prancir. Kaca Lembar Lebar juga diproduksi. Keduanya juga
disuplai untuk diekspor

1450 Angelo Barovier (venesia) menciptakan Cristallo (kaca soda yang


snagat bening) dan Calcedonio (Kaca batu akik).
1620 Blown Plate pertama kali diproduksi di London, Britania.
Digunakan sebagai cermin

1673 George Ravenscroft menambahkan timbal oksida dalam kaca


kalium, sehingga kaca menjadi lebih bening dan berat.

1678 proses pembuatan Crown Glass yang petama kali diproduksi di


London mendominasi hingga abad ke 19
1688 Polished Plate pertama kali diproduksi di Prancis

1773 Polished Plate di adopsi oleh orang Inggris di Ravenshead. Pada


tahun 1800, sebuah mesin uap digunakan untuk menjalankan
proses memelitur dan menggiling

1834 Improved Cylinder Glass diperkenalkan oleh Robert Lucas,


didasarkan pada sebuah proses melelehkan kembali sebagian dari
ptotongan gelas silinder Jerman.
1843 Float Glass (kaca yang dituang kedalam cairan timah) dutemukan
oleh Henry Bessemer
1888 "Rolled Machine" untuk gelas diperkenalkan.
1898
Wired Glass ditemukan oleh Pilkington

1903
Teknik "Mesin Silinder Tarik" ditemukan di USA.

1938
Proses pembuatan "Polished Plate" diperbaiki oleh Pilkington.
sumber http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_glass
1.3 Pabrik Kaca di Indonesia
Industri – industri kaca banyak terdapat di Indonesia. Sebagian
memproduksi kaca lembaran untuk kebutuhan bahan bangunan, dan sebagian
lagi menghasilkan barang – barang pecah belah kebutuhan rumah tangga
seperti gelas, piring, dan lain – lain. Beberapa industri kecil memproduksi
pernak – pernik, vas, dan lukisan – lukisan dari kaca untuk keperluan
kesenian.

Tabel 2 Industri - industri Kaca Lembaran di Indonesia

No Nama perusahaan Jenis dan kapasitas


produksi per tahun
1 PT Asahimas Flat Glass Kaca lembaran = 420.000 ton
(Ancol, Jakarta Utara) Kaca pengaman = 1.350.000
m3
Kaca cermin = 1.200.000 m3
2 PT Mulia Glass Kaca lembaran = 301.500 ton
(Lemah Abang, Cikarang) Kaca kemasan = 113.000 ton
3 PT Abdi Rakyat Bakti (Belawan, Medan) Kaca lembaran = 120.000 ton
4 PT Tensindo (Semarang) Kaca lembaran = 130.000 ton
Sumber = Indochemical, 16 Oktober 1996
Tabel 3 Industri - industri Glassware di Indonesia

No. Nama perusahaan Lokasi Kapasitas


(ton/tahun)
1 PT Kedaung Jakarta 136800
Surabaya 174600
Semarang 57600
Medan 86400
2 PT Mulia Glass Bekasi 113310
3 PT Iglas Surabaya 88200
4 PT Kangar Consolidated Bekasi 70950
5 PT Pasir Sari Raya Jakarta 36000
6 PT Opal Indah Glass Jakarta 18000
7 PT First National Glassware Jakarta 75000
8 PT Sinar Dunia Kristal Jakarta 12000
9 PT King Hikariko Bekasi 1500
10 lainnya 3000
sumber = Indochemical, 16 April 1999

1.4 Pabrik Kaca di Dunia


Berikut ini adalah dua industri penghasil kaca terbesar di dunia:
1. PILKINGTON United Kingdom
PILKINGTON memiliki 36 cabang yang tersebar di seluruh dunia. Namun
data kapasitas total per tahunnya tidak dipublikasikan.
2. Saint Gobain Glass India (SGGI)
Saint Gobain Glass India merupakan industri penghasil kaca yang
berlokasi di India. Data kapasitas produksi totalnya tidak dipublikasikan,
namun untuk kaca kualitas internasional, SGGI memproduksi sekitar 1500
ton per harinya, atau lebih dari 540.000 ton per tahun.
BAB II PEMILIHAN PROSES

2.1 Jenis Proses

Proses pembuatan kaca tidak memiliki bermacam – macam


metode. Pembuatan kaca selalu menggunakan metode yang sama yang
terdiri dari 3 tahapan dasar, yaitu:
1. Batching (persiapan bahan)
2. Melting (pencairan/melelehkan bahan)
3. Forming (pembentukan)
Variasi proses muncul pada tahapan ke-3, yaitu forming.
Pada tahap ini, proses pembentukan kaca terbagi 4 macam, yaitu:
1. Proses Fourcault
2. Proses Colburn
3. Proses Pilkington
4. Proses Blowing
BAB III BAHAN BAKU DAN PRODUK

3.1 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Bahan Penunjang

Bahan – bahan pembuatan kaca terdiri dari 3 jenis, yaitu komponen


– komponen utamanya, bahan stabilizer, dan bahan sekunder.

1. Komponen – komponen utama:


a. Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis kuarsa (quartz). Kuarsa merupakan
komposisi utama dan bahan baku dominan pembentuk gelas.

b. Soda
Soda yang digunakan yaitu Na2O yang di suplai dalam berbagai soda abu
(Na2CO3). Soda berfungsi dalam proses pencairan

c. Feldspar
Feldspar mempunyai formula umum : R2O,Al2O3 . 6SiO2 di mana R2O
dapat berupa Na2O abu K2O abu campuran dari kedua oksidasi tersebut.
Untuk proses pembuatan gelas yang berkualitas tinggi perlu ditambahkan
aluminium oksida (Al2O3)dan B2O3 untuk menambah ketahanan gelas

d. Borax
Borax berfungsi untuk menurunkan koefisien ekspansi dan menaikkan
ketahanan terhadap bahan kimia.

e. Cullet
Cullet (kulet) merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal
dari produk tak lolos quality control. Cullet berfungsi untuk menurunkan
temperatur leleh dari bahan baku. Cullet yang diumpankan sebanyak 25%
dari total bahan baku.
2. Bahan stabilizer

a. kalsium karbonat, membuat produk akhir menjadi tidak larut di


dalam air.
b. barium karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias
c. Timbal oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat,
dan memiliki indeks bias yang tinggi.
d. seng oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang
mendadak, memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan
meningkatkan indeks bias
e. aluminium oksida, meningkatkan viskositas gelas, kekuatan
fisik, dan ketahahan terhadap bahan kimia

3. Komponen sekunder:

a. Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat


pelelehan bahan baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai refining
agent pada industri gelas adalah sodium nitrat dan sodium sulfat atau
arsen oksida (As2O3).

b. Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya


diakibatkan oleh kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama
bahan baku. Bahan penghilang warna yang digunakan adalah mangan
dioksida (MnO2), logam selenium (Se), atau nikel oksida (NiO).

c. Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai


dengan warna yang dikehendaki.
d. Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite
(CaF2), kriolit (Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah
phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat (Ca3(PO4)2).

3.2 Sifat Fisika dan Kimia Produk

Sifat fisika dan kimia kaca antara lain:

a. Merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar
inframerah tetapi tidak oleh sinar ultraviolet

b. Padatan amorf

c. Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair

d. Tidak memiliki titik lebur yang pasti

e. Mempunyai viskositas cukup tinggi

f. Transparan

g. Tahan terhadap serangan kimia

h. Efektif sebagai isolator

i. Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan


BAB IV URAIAN PROSES

4.1 Proses Persiapan Bahan Baku

1. Batching

Proses persiapan bahan baku dikenal juga dengan nama batch processing.
Pada tahap ini, batch house menampung bahan baku dalam silo besar, dan
menahan bahan material apa saja selama 1 – 5 hari. Beberapa system batch
mencakup juga pengolahan bahan seperti pemeriksaan bahan baku/saringan,
pengeringan, pra-pemanasan (untuk cullet). Baik itu Batch house manual maupun
otomatis, tugas batch house ialah menimbang, mengumpulkan, mencampurkan,
dan mengantarkan bahan – bahan baku, baik menggunakan susunan parasut
maupun menggunakan konveyer. Batch house juga mengukur skala yang
dibutuhkan untuk tungku pemanasan (furnace).

Gambar 1 Batch House

Komposisi umum yang digunakan pada proses pembuatan kaca


ialah sebagai berikut:

Tabel 4 Persentase Komposisi Bahan Pembuatan Kaca

Bahan Komposisi (%)

Pasir Silika 72,6

Natrium Karbonat 13,0

Kalsium Karbonat 8,4

Dolomit 4,0

Alumina 1,0

Lain-Lain 1,0
4.2 Proses Pembuatan
Proses pembuatan gelas di mulai dari melting atau pelelehan karena
proses batching telah masuk pada sub bab persiapan bahan baku.

1. Pencairan (melting/fusing)
Seluruh bahan yang telah disortir, digiling, dan diayak, dicampur
dan diaduk agar homogeny. Setelah bahan baku tercampur, barulah bahan
ini melewati proses pencairan (melting atau disebut juga penyatuan
(fusing) di dalam tungku (furnace). Suhu yang dibutuhkan untuk pencairan
pasir (tanpa bahan tambahan) dapat mencapai 2300oC, namun suhu yang
dibutuhkan dapat berkurang hingga sekitar 1500oC dengan penambahan
sodium karbonat. Tungku yang digunakan dapat dinyalakan dengan
berbahan bakar gas alam atau minyak. Proses pemanasan dilakukan pada
tingkat lambat, dan dikendalikan oleh batch house. Selama proses
pencairan, bahan baku diaduk sambil menambahkan bahan – bahan
tambahan.

Gambar 2 Proses Pencairan Bahan (Melting)

Reaksi-reaksi penguraian :

Na2SO3 Na2O + CO2


CaCO3 CaO + CO2
Na2SO4 Na2O + SO2
MgCO3.CaCO3 MgO + CaO + 2CO2

Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 – 780oC


Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2

Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600oC


CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2

Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600oC


CaCO3 + Na2CO3 Na2Ca(CO3)2
Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC
Na2SO4 + nSiO2 NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2

Reaksi utama
aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO
leburan kaca

Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca, terbagi


menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Pot furnace, biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus
(special glass) seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang
kecil sekitar 2 ton atau lebih rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina
(lempung) khusus atau platina.
b. Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari
bata refraktori (bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar
1350 ton cairan gelas yang membentuk kolam di jantung furnace.
c. Regenerative furnace

Gambar 3 Furnace (tungku)

2. Pembentukan (forming/shaping)
Bahan kaca yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang
berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa
jenis proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah

a. Proses Fourcault.
Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah bagian
yang dinamakan "debiteuse". Bagian ini terapung di permukaan kaca cair
dengan celah sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas
debiteuse terdapat bagian sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan
kaca hingga 650 – 670oC. Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi pelat
padat dan akan bergerak dengan didukung oleh roda pemutar (roller) yang
menarik kaca tersebut ke atas. Gambar di bawah ini melukiskan skema
proses Fourcault.

b. Proses Colburn (Libbey-Owens)


Jika proses Fourcault , gerakan kaca berlangsung secara vertikal,
maka pada proses Colburnkaca akan bergerak secara vertical kemudian
diikuti gerakan horizontal setelah melewati roda-roda penjepit yang
membentuk leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.

c. Proses Pilkington (float process)


Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam berisi cairan timah
(Sn) panas. Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan pengatur tebal
tipisnya kaca lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas
cairan timah karena perbedaan densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap
berupa cairan dengan pasokan panas yang berasal dari pembakar di bagian
atas kolam. Pengendalian temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca
tetap rata di kedua sisinya serta pararel. Bahan yang biaanya digunakan
untuk keperluan ini adalah gas nitrogen murni. Selanjutnya, aliran kaca
melewati daerah pendinginan (masih di dalam kolam) dan keluar dalam
bentuk kaca lembaran bersuhu ±600oC.
Proses a – c di atas dikenal dengan proses mekanik.

d. Proses tiup (blow)


Proses ini digunakan untuk membuat botol kaca, gelas kemasan, atau
aneka bentuk kaca seni lainnya:

1. Annealing
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-
tegangan antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat
menimbulkan kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas,
yaitu menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritis
tertentu untuk menurunkan regangan internal, dan mendinginkan kaca
sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk menahan
regangan sampai titik maksimumnya. Proses ini berlangsung di dalam
"annealing lehr". Untuk jenis kaca lembaran, annealing lehr ini
dilewati oleh kaca-kaca yang bergerak di atas roda berjalan.

2. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)


Beberapa proses penyelesaian akhir pada industri gelas
adalah cleaning and polishing, cutting, enameling, dan grading.

Gambar 4 Glass Blow and Forming

4.3 Proses Pemurnian


Proses pemurnian ialah proses penghilangan titik titik gelembung
dari kaca dengan menggunakan Arsen trioksida (As2O3) dan proses
penghilangan warna atau penambahan warna dengan menggunakan
komponen sekunder.

4.4 Proses Penangan Produk


1. Pengemasan
Pengemasan wadah kaca dilakukan dalam berbagai cara. Yang
populer adalah pengemasan dengan palet massal dengan antara 1000
dan 4000 masing-masing kontainer. Hal ini dilakukan oleh mesin
otomatis (palletisers) yang mengatur dan memisahkan tumpukan
kontainer menggunakan lembaran lapis. Pengemasan lain yang
mungkin dilakukan ialah pengemasan dengan kotak kardus, bahkan
menggunakan karung yang dijahit dengan tangan. Setelah dikemas baru
"unit saham" diberi label dan warehoused.
2. Pelapisan
Pada wadah kaca biasanya diberikan pelapisan dua permukaan.
Yang pertama ialah tepat sebelum annealing dan pelapisan kedua tepat
setelah annealing. Pada pelapisan sebelum annealing, sebuah lapisan
timah oksida yang sangat tipis dipasang pada permukaan kaca, baik
menggunakan senyawa organic yang aman, maupun senyawa anorganik
seperti timah klorida. Pelapisan pada permukaan kaca menyebabkan
kaca menjadi lebih rekat (adesif). Proses pelapisan setelah annealing
dilakukan dengan memasang lilin polietilena pada permukaan melalui
emulsi dengan air. Lapisan lilin menyebabkan kaca menjadi lebih licin
dan tidak mudah tergores, juga mencegah wadah wadah kaca saling
menempel satu sama lain saat dipindahkan melalui konveyer.
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini ialah:


1. Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan
utama penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000◦ C
yang bersifat transparan dan dingin.

2. Reaksi pembuatan kaca atau gelas secara umum:

Na2CO3 + aSiO2 à Na2O.aSiO2 + CO2


CaCO3 + bSiO2 à CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C à Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO

3. Pada prinsipnya tahapan proses pembuatan kaca atau gelas ada 3


tahap, yaitu:
a. Batching
b. Forming
c. Finishing

5.2 Saran
Makalah yang telah kami selesaikan ini masih memiliki terlalu
banyak kekurangan di tiap bab nya. Oleh karenanya penyusun
menyarankan agar pembaca yang berminat untuk mengaplikasikan teori
dari proses pembuatan kaca agar mencari referensi yang lebih baik kepada
pakar tentang pembuatan kaca, baik dari segi komposisi maupun metode
pembuatan, yaitu batching, melting, dan forming.

Demikian makalah ini kami selesaikan, kritik dan saran sangat


penyusun harapkan dari pembaca untuk memperbaiki kualitas makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://tech.groups.yahoo.com/group/Teknik-Kimia/message/5567

http://www.wikihow.com/Make-Glass

http://gpi.org/glassresources/education/manufacturing/section-31-glass-making-
overvi.html

http://www.great-glass.co.uk/glass%20notes/history.htm

http://nzic.org.nz/ChemProcesses/inorganic/9A.pdf

http://www.agi-glaspac.com/AGI/

hernorjen.blogspot.com/p/makalah-proses-pembuatan-kaca.html
LAMPIRAN A

CULLET pasir Bahan


mentah lain

Penyortiran Mencuci dan pengayakan

Dihancurkan menjadi 15 - ditimbang


20 mm

diameter fragmen

pencampuran

Pembakaran

T = 1500oC

Pembentukan

pendinginan

KACA
LEMBARAN
LAMPIRAN B

Reaksi-reaksi kimia dalam pembuatan kaca

Reaksi-reaksi penguraian :

Na2SO3 Na2O + CO2


CaCO3 CaO + CO2
Na2SO4 Na2O + SO2
MgCO3.CaCO3 MgO + CaO + 2CO2

Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 – 780oC


Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600oC

CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2


Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600oC
CaCO3 + Na2CO3 Na2Ca(CO3)2

Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC


Na2SO4 + nSiO2 NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2

Reaksi utama
aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO
leburan kaca

Reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:
Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO

Anda mungkin juga menyukai