Anda di halaman 1dari 20

Keramik

Dalam keteknikan , keramik mencangkup berbagai jenis bahan , misalnya


gelas (kaca) , bata , batuan , beton , bahan ampelas , enamel porselen ,
isolator dielektrik , bahan magnetik bukan logam , batu tahan api , dan lain-
lainnya , sampai produk lempung seperti yang sudah dikenal oleh orang
awam .
Bahan keramik terdiri dari atas fase yang mempunyai karakteristik antara
senyawa logam dan bukan logam . Senyawa ini mempunyai ikatan ionik dan
juga bisa merupakan ikatan kovalen . Jadi , sifatnya berbeda dengan sifat
logam . Biasanya merupakan isolator , tidak dapat diubah bentuknya dan
stabil dalam lingkungan kerjanya . Contohnya adalah oksida aluminium
(Al2O3 ) yaitu senyawa yang terdiri atas elemen aluminium dan oksigen .
Senyawa MgO merupakan bahan keramik sederhana dengan perbandingan
1:1 antara logam dan bukan logam . Senyawa ini banyak digunakan sebagai
bahan batu tahan api yang tahan pada suhu tinggi (1500-2500)˚C tanpa
penguraian atau pencairan . Lempung adalah bahan keramik yang banyak
digunakan dan lebih rumit dibandingkan dengan MgO . Yang paling
sederhana adalah Al2Si2O5 (OH)4 struktur kristalnya mempunyai empat
satuan yang berbeda , yaitu : gugus Al, Si, O, dan OH .
Bahan keramik mempunyai stabilitas dan titik cair yang tinggi ,
dibandingkan dengan bahan logam atau organik . Biasanya lebih keras dan
tahan terhadap perubahan kimia . Karena tidak memiliki elktron bebas ,
kebanyakan bahan keramik yang tipis dapat tembus cahaya dan merupakan
penyekat panas yang baik dan juga bukan penghantar listrik yang baik .
Isolator pada busi merupakan isolator terbaik yang terbuat dari bahan
Al2O3 , meskipun demikian isolator ini dapat rusak di bawah pengaruh
tagangan tinggi . Biasanya kerusakan merupakan gejala permukaan . Busi
tersebut dapat tidak berfungsi oleh karena endapan uap lembab pada
permukaan isolator keramik sehingga terjadi hubungan singkat . Oleh karena
itu isolator didesain sedemikian rupa sehingga jarak antarpermukaannya
besar . Dengan demikian kemungkinan terjadinya hubungan singkat pada
permukaan dapat dikurangi . Karena renik dan retak dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya kegagalan pada permukaan , maka biasanya
isolator diberi glasir agar tidak menyerap kelembapan .
Bahan keramik biasanya dibentuk melalui proses pembentukan viskos
atau sinter . Pembentukan viskos meliputi pencairan dan pembentukan
viskos . proses sinter dimulai dari partikel halus yang kemudian
beraglomerisasi menjadi bentuk yang dikehendaki , disusul dengan
pembakaran untuk mengikat partikel . Proses lainnya adalah pengikatan
secara kimia , misalnya hidrasi semen portland (p.c) .
Pembentukan viskos seperti biasa digunakan dalam pembuatan kaca
atau gelas . Pada saat dipanaskan , gelas yang merupakan termoplastik
dapat diben tuk , sebelum pembentukan terakhir , oksida komponen harus
dicairkan dengan sempurna agar terbentuk komposisi yang homogen dan
gas-gas yang terbentuk atau ada dapat dihilangkan . Gelembung gas yang
tertinggal dalam gas merupa kan cacat . Langkah akhir dari pembentukan
adalah dengan penekanan ( untuk blok kaca bangunan ) atau penarikan ke
bawah ( untuk kaca mobil ) , dengan peniupan untuk bola lampu , dan
sebagainya .
Proses sinter biasanya dilakukan untuk bahan keramik bukan kaca ,
terdiri atas partikel halus yang dibakar menjadi produk . Pembentukan
lempung halus dilakukan selagi masih basah karena dalam keadaan basah
bersifat plastis . Se telah dikeringkan kemudian dibakar sehingga partikel
lempung disinter menjadi satu membentuk ikatan yang kuat dan keras .
Dapat juga bahan keramik sibentuk secara cetak slip dengan membuat
suspense atau slip yang dapat dituangkan ke dalam cetakan yang berpori
untuk menguapkan air dan slip yang berdekatan dengan dinding cetakan
,setelah dikeringkan lalu dibakar . Produk keramik teknik biasanya dibentuk
dengan cetak tekan , misalnya untuk pembuatan busi dengan cetak tekan
yang dibentuk secara isostatik . Cara cetak tekan lebih mengun tungkan
karena tekanan yang tinggi dan merata akan menyebabkan bahan lebih
kering , sehingga penyusutannya kecil dan mudah dikendalikan . Untuk
penyin terannya diperlukan suhu yang tinggi . Bahan keramik yang
terpenting adalah porselen dan steatit .
Porselen dibuat dari campuran tanah kaolin , dan vedspat . Bagian-
bagian campuran itu digiling basah , lalu siaduk rata . Campuran itu
selanjutnya dipres untuk melepaskan air dan udara , kemudian dikeringkan
dan digiling lagi . Bubuk campuran itu dibasahi dengan air sehingga terjadi
massa yang lembek (plastis) yang dapat diremas . Pengerjaan ini dilakukan
berulang-ulang sampai memperoleh bahan yang berwarna putih . Barulah
bahan ini siap dibentuk sesuai dengan bentuk barang yang diinginkan
dengan menggunakan cetakan . Pekerjaan selanjutnya adalah
mengeringkan pada suhu kamar baru dibakar pendahuluan di dalam dapur
pada suhu 900˚C . Sampai pengerjaan ini barang-barang itu masih sangat
rapuh dan poreus . Selanjutnya pada pengerjaan akhir barang-barang itu
diglasir (dicelupkan atau dicat dengan massa porselen) , akhirnya dibakar
lagi pada suhu (1400-1500)˚C di dalam dapur .
Sifat-sifat porselen :
1. Daya sekatnya tinggi . 2. Kekuatan mekanis besar , dapat diberi beban
berat yang menekan . 3. Tahan terhadap perubahan-perubahan suhu . 4.
Porselen yang diglasir tidak menghisap air .
Kekurangannya :
1. Tidak tahan terhadap kekuatan pukulan dan tumbukan .
2. Tidak dapat dibuat dengan ukuran sesuai dengan yang dikehendaki ,
karena pada waktu pembakaran atau pemanasan mengalami pengecilan
atau penyusutan yang besar . Jadi , lubang yang dikehendaki harus dibuat
dengan ukuran yang lebih besar .
4. Pada proses pembuatan banyak terjadi kerusakan atau pecah yang tidak
dapat digunakan lagi .
Porselen banyak digunakan untuk macam-macam isolator , sekring , dan
sebagainya .
Steatit dibuat dari bahan mineral yang berkilat putih , kuning , atau abu-
abu yang disebut batu-spek atau batu lemak . Batu ini lunak sekali sehingga
dapat digores dangan kuku , dapat dibor , dikikir , ditusuk atau dibubut .
Untuk keperluan teknik , batu ini digiling dan dipres sesuai bentuk yang
diinginkan dengan tekanan yang tinggi , kemudian dibakar . Pembakaran itu
akan menye babkan steatit memperoleh kekuatan mekanis yang besar dan
warnanya menjadi lebih muda . Steatit dapat pula diglasir dan mendapatkan
hasil yang lebih baik daripada porselen .
Sifat-sifat steatit :
1. Mempunyai daya sekat yang baik sekali
2. Mempunyai kekuatan mekanis yang lebih besar daripada porselen
3. Penyusutan pada saat pembakaran kecil , sehingga mendapatkan barang-
barang dengan ukuran yang dikehendaki .
4. Apabila tidak diglasir dapat menghisap air .
Pemakaian steatit adalah untuk keperluan pembuatan bagian dalam dari alat
penghubung dan kontak-kontak , isolasi pada alat-alat pemanas , isolasi
setrika , solder , dibuat sakelar , dan isolasi pada busi motor bensin . Seringkali
steatit disebut juga dengan nama frekuentit atau radiolit .
Jenis keramik yang lain adalah mayolika yaitu dibuat dari tanah liat yang
sangat halus yang mengandung besi dan mempunyai Kristal berwarna kuning
sampai merah cokelat . Mayolika dapat pula diglasir , dan kebanyakan dibuat
untuk ornamen-ornamen (hiasan) alat-alat listrik .
Kaca
Kaca dibuat dari pasir kuarsa dan kapur , dicairkan bersama-sama dengan
bahan tambahan lainnya . Dengan demikian kaca merupakan suatu campuran
silikat-silikat dengan SiO2 berlebihan . Kaca adalah zat amorf , yang tidak
memiliki titik cair ter tentu , tetapi dapat menjadi lunak dengan perlahan-lahan
pada kenaikan suhu . Pada umumnya jenis kaca disebut menurut oksida-oksida
yang terdapat dalam kaca itu . Untuk membuat kaca terutama digunakan bahan
dasar sebagai berikut
1. SiO2 diambil dari pasir (untuk kaca biasa pasir tidak perlu murni, sedangkan
untuk kaca halus dipakai kuarsa gilingan ).
2. Na2O diambil dari soda kering (Na2CO3)
3. K2O diambil dari potas atau garam abu (K2CO3)
4. CaO diambil dari kapur (CaCO3)
5. PbO diambil dari oksida timbal (PbO) atau dari meni (Pb 3O4)
6. Al2O3 diambil dari kaolin atau bahan dasar porselen (Al 2O3, 2SiO2, 2H2O)
7. B2O2 diambil dari boraks (Na2B4O7. 10H2O)
Pada saat pencairan , dengan penambahan soda (natrium) akan diperoleh
jenis kaca natron . Pemakaian potas akan menghasilkan kaca kali , sedangkan
dengan persenyawaan kuarsa dan oksida timbal menghasilkan kaca kristal .
Dari percampuran kuarsa , kalium , dan meni timbal akan dihasilkan kaca flint .
Untuk membuat kaca berwarna biasanya dicampurkan ke dalamnya
persenyawaan logam lain , misalnya kaca susu adalah mengandung
persenyawaan aluminium .
Beberapa jenis kaca yang terpenting , sifat-sifat , dan penggunaannya
antara lain sebagai berikut .
1. Kaca natron atau kaca jendela biasa : mudah dicairkan , dipakai untuk
membuat barang-barang keperluan sehari-hari . Untuk membuat botol yang
berwarna hijau tua atau cokelat diberi tambahan senyawaan besi ( di
Indonesia, untuk botol-botol bird an botol-botol lainnya yang murah umumnya
dibuat dengan jalan mencairkan kembali bermacam-macam pecahan) .
2. Kaca kali atau kaca bohemia : tidak begitu mudah meleleh dibanding dengan
kaca netron . Dipakai untuk pembuatan alat-alat laboratorium , lampu-lampu
pijar , dan lain-lain .
3. Kaca flint atau kaca Kristal (kaca kali timbal) : tidak begitu keras , agak
lunak . Biasanya digunakan untuk pembuatan alat-alat optik .
4. Kaca krona : dibuat dari silikat KNaCa dengan sedikit Al 2O3 digunakan untuk
alat-alat optik .
5. Kaca pyrex : tahan terhadap perubahan suhu , biasanya digunakan untuk
alat-alat ukur laboratorium , termometer , dan lain-lain .
6. Kaca Yena : tahan terhadap suhu yang berubah-ubah , digunakan untuk alat-
alat laboratorium .
Pembuatan kaca : pencairan dari bermacam-macam bahan dasar itu
kebanyakan dilakukan dalam dapur-dapur cawan yang dipanaskan dengan
gas . Pada pemanasan sampai 2000˚C massa kaca itu encer sekali dan barulah
dapat dikerjakan terus setelah didinginkan sebagian . Bahan dasar yang
diperlukan dicampur dalam perban dingan yang sudah ditentukan dan
diperhitungkan lebih dahulu , kemudian ditambah dengan bahan penghilang
warna , digiling halus lalu dicairkan di dalam bejana (cawan) tahan api ,
sehingga menjadi suatu adonan yang homogeny , cair , dan encer . Setelah
beberapa waktu dan diketahui benar bahwa semua gas yang ada dalam
adonan sudah lenyap , maka suhu diturunkan sampai (1200-1400) ˚C sehingga
menjadi massa yang kental dan dapat dikerjakan .
Cara mengerjakan kaca dapat dilakukan dengan jalan meniup , menekan ,
menarik , menggiling (canai) , dan mencetak dalam waktu yang secepat
mungkin , karena pada suhu 600˚C adonan itu akan menjadi padat . Pembuatan
terpenting adalah ditiup menjadi bola lampu pijar . Untuk membuat pipa kaca ,
dibuatkan sebuah post (memasukkan sebuah pipa peniup keatas cairan di
dalam dapur , dan sambil memutar-mutar membentuk kaca di sebelah bawah)
post itu ditiup sampai menjadi sebuah bola dengan dinding tebal , kemudian
ditarik sampai membentuk pipa . Apabila post itu ditiup di dalam sebuah cetaka
akan diperoleh bentuk sesuai yang diinginkan seperti bentuk modelnya . Untuk
membuat lempeng yang datar , post ditiup dulu menjadi sebuah silinder yang
besar setelah itu mengembangkannyamenjadi sebuah lempeng di sebuah
dapur yang datar , kemudian dipres dengan mesin penekan selanjutnya dicanai
pada deretan canai smapai tebal yang dikehendaki . Pengerjaan lainnya adalah
diasah , digosok , diesta , dan dibuat kabur . Untuk pembuatan kaca kabur
(baur) dilakukan dengan pemancaran pasir halus kemudian diasah dengan zat
flourin .
tanda-tanda kaca itu bermutu baik adalah tidak terdapat gelembung udara di
dalamnya , berbunyi nyaring , permukaan tebal , rata , dan tidak ada garis-
garisnya . Adapun zat pewarna kaca antara lain adalah sebagai berikut .
1. Ferooksida membri warna hijau. 2. Ferioksida member warna kuning. 3. FeO
dan ZnO member warna biru. 4. Kobaloksida memberi warna biru tua. 5.
Kromium memberi warna biru kehijauan. 6. Kromat member warna kuning jeruk.
7. Kuprooksida member warna kuning tua sampai cokelat. 8. Kuprioksida
member warna hijau daun smpai biru. 9. Batukawi member warna ungu. 10.
Campuran ZnO, kriolit, dan abu tulang akan member warna putih susu.
Kalau kita mengenal kaca tahan peluru , maka kaca itu adalah terdiri atas
lapisan-lapisan kaca tipis yang telah digosok dan disatukan dengan bahan
perekat seluloid atau asetilselulosa . Kaca itu namanya kaca panser . Sifat
lainnya dari kaca yang perlu kita ketahui adalah kaca yang dapat dipotong
dengan baik memakai intan atau potongan baja yang keras . Kaca merupakan
isolator yang baik , keras , tetapi tidak tahan pukulan .
Asbes
Macam-macam asbes yang terpenting adalah asbes serpentin dan asbes
amian . Asbes serpentin berserat halus sedangkan asbes amian ialah macam
asbes yang lebih tahan terhadap asam . Asbes ditemukan dalam alam
berbentuk serat-serat halus sebagai pembuluh di antara karang-karang , terdiri
atas asam kersik dan silikat magnesium . Dengan menghancurkan massa-
massa karang , diperoleh serat-serat yang kemudian dibuat batu asbes . Batu
asbes digiling dan disortir akan diperoleh serat-serat asbes , lalu serat-serat
halus itu dipintal menjadi benang . Untuk memintalnya digunakan kapas agar
mudah dipintal , untuk menghilangkan kapasnya benang tersebut dipanggang di
atas api sehingga kapasnya terbakar habis dan yang tersisa adalah tinggal
benang asbes itu . Benang asbes dapat ditenun menjadi kain asbes .
Adakalanya serat-serat asbes itu tidak dipintal melainkan dipres sebagai
lempengan-lempengan asbes (kertas asbes) , atau serat-serat asbes itu dipres
dicampur dengan semen portland , sehingga menjadi lempengan asbes
semen .
Sebagai gambaran dalam memperoleh serat asbes itu dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Karang yang mengandung asbes dipecah , kemudian didortir diambil batu yang
mengandung asbes , batu-batu asbes itu lalu digiling dan disaring untuk
memisahkan batu-batuan dengan serat-serat asbes . Serat-serat asbes
selanjutnya dicuci untuk membebaskannya dari batu-batuan , barulah serat
asbes itu dikerjakan sesuai dengan kebutuhannya , dipintal atau dipres .
Sifat-sifat asbes adalah sebagai beriku .
1. Berwarna abu-abu perak
2. Berat jenis 2,9-3 .
3. Titik cair 1500˚C , tetapi hal ini tidak berate karena ikatannya akan berubah
pada waktu pencairan , yang terjadi ialah semacam bahan yang menyerupai
kaca , yang warnanya berubah setelah didinginkan dan tidak lagi seperti
asbes .
4. Tidak dapat dibakar (asbes adalah dari perkataan Asbestos yang artinya tidak
dapat terbakar) .
5. Mempunyai kemampuan yang besar sebagai isolasi panas .
Kegunaan asbes adalah sebagai berikut .
1. Sebagai serat-serat yang murni digunakan untuk keperluan kimia , misalnya
untuk menyaring zat cair yang dapat merusak kertas atau kain kering .
2. Dipintal sebagai benang asbes atau ditenun sebagai kain asbes untuk
keperluan penyekat panas , pakaian asbes , sarung tangan , dan lain-lain .
3. Sebagai batu dapat digunakan untuk membuat dapur pencairan baja atau
logam yang berfumgsi sebagai dinding batu tahan api .
4.Lempengan-lempengan asbes yang dicelup di dalam kompon (bahan
penyekat khusus) digunakan untuk membuat kampas rem , bahan ini sering
disebut ebony grade .
5. Untuk bermacam-macam bahan paking dan bahan isolasi panas maupun
isolasi listrik .
6. Kadang-kadang asbes ditenun memakai kawat-kawat tembaga untuk
memeperoleh kekuatan yang lebih baik untuk penggunaaan tertentu .
7. Kain asbes sering digunakan untuk membuat pakaian asbes , asrung
tangan , sepatu , topeng-topeng , dan sebagainya yang sangat diperlukan
oleh pekerja dapur-dapur api atau dapur pencairan logam , dan lain-lain .
8. Untuk keperluan teknik bangunan , sebagai campuaran batu bata atau
campuaran semen , untuk genting , enternit , dan lain-lain .
9. Kertas asbes , yaitu serat-serat asbes yang dipres menjadi lembaran-
lembaran atau menjadi pita-pita asbes sering digunakan untuk lempeng
penutup dari elemen pemanas listrik .
10. Dek dan dinding baja dari kapal-kapal biasanya dilapis dengan balok asbes
untuk mencegah hawa dingin dari luar masuk ke dalam sampai kamar-
kamar tidur anak kapal dan penumpang , selain itu juga untuk mengurangi
beheya kebakaran serta meredam bunyi .
Bahan Perapat (Paking, Perpak, atau Sumbat)
Perapat atau yang juga sering disebut paking, perpak, atau sumbat, adalah
bahan yang dipakai mengantarai dan menutup rapat dua buah ruangan atau
bagian terhadap gas atau zat cair . Syarat yang harus dimiliki oleh bahan
perapat adalah tergantung pada :
1. Macam gas atau zat cair yang bersangkutan . 2. Tekanan yang harus ditahan
oleh penutupan perapatan itu . 3. Suhu yang berhubungan dengan bahan
perapat . 4. Cara penutupan yang dilakukan .
Dengan adanya macam-macam alat dan bagian-bagian konstruksi yang
membutuh kan perapatan , dibutuhkan pula macam-macam bahan perapat dan
sistem perapa tannya .
Menurut bahannya , perapat digolongkan menjadi tiga macam .
1. Bahan perapat metalik , misalnya dari logam putih dan lain-lain
2. Bahan perapat setengah metalik (metalik tanggung atau campuran dari
metalik dan bukan metalik) .
3. Bahan perapat bukan metalik , misalnya dibuat dari asbes , karet , rami ,
kertas , dan kulit .
Sesuai dengan sifat perapatannya , dibedakan menjadi :
1. Perapat statis , digunakan untuk menyekat dua bagian yang tidak bergerak .
2. Perapat dinamis , digunakan untuk bagian-bagian yang bergerak , misalnya
perapat batang yang mempunyai gerak bolak-balik dan perapat poros yang
mempunyai gerak berputar .
Dengan demikian jenis paking pun ada bermacam-macam , di antaranya :
paking pelat , paking batang , paking flens , dan paking sumbat .
1. Karet
Macam , sifat , dan kegunaannya sebagai berikut . Pelat karet yang tidak
berlapis di dalamnya , mempunyai sifat kenyal sekali dan tahan lama , kuat
terhadap pengaruh-pengaruh kimia . Tidak tahan terkanan tinggi dan minyak
Pemakaian untuk flens pada arus tekanan rendah , air panas , air dingin ,
udara , dan bermacam-macam zat cair kimia .
Pelat karet , berlapis kain kapas di dalamnya hingga 2 atau 4 lapis , 1 atau 2
lapis lenan , atau berlapis kasa tembaga mempunyai sifat seperti pelat karet
yang tidak berlapis di dalam , tapi lebih kuat terhadap tekanan .
Pemakaiannya seperti pelat karet yang tidak berlapis di dalamnya dan untuk
uap dengan tekanan yang lebih tinggi . Pelat karet yang licin , tidak berlapis
di dalamnya mempunyai sifat lembut sekali dan tahan lama . Pemakaian
untuk katup udara , arus tekanan rendah , air dingin , dan air panas .
2. Kertas dan Karton
Kertas dibuat dari serat-serat tumbuhan , jerami , dan sebagainya .
Pemakaian kertas sebagai paking biasanya direndam dahulu di dalam
perekat shellac (sirlak) , lak gom , dan sebagainya . Kertas yang sudah
direndam dengan bahan-bahan tersebut sangat baik untuk perapat aluran
pipa minyak .
3. Fiber
Fiber terdiri atas lapisan-lapisan kertas yang siimpregnasikan dengan
perekat dammar bantuan . Bahan ini banyak digunakan untuk penyekat
pelat .
4. Gabus
Gabus diperoleh dari pohon gabus . Gabus ini memiliki serat-serat yang
lembut dan sangat poreus (berpori-pori) . Berat jenisnya kecil ± 0,24 .
Pembuatan gabus menjadi bahan paking dengan jalan digiling menjadi
lembut dan dicampur dengan suatu bahan pengikat , dan dipedat (dipres)
menjadi lempeng-lempeng .
Penggunaan gabus sebagai bahan paking adalah untuk menyekat pelat
kamar pendingin . Kadang-kadang dibuat menjadi bentuk setengah silinder
untuk pelapis saluran pipa , yang akan dilalui oleh zat cair dingin dari mesin
pendingin . Gabus tidak digunakan untuk penyekat pada suhu yang tinggi ,
walaupun mempunyai kemampuan menyekat panas yang cukup baik .
5. Klingrit
Klingrit ialah bahan paking yang dibuat dari sisa serat asbes , bulu
binatang , dan bahan pewarna dengan pengikat karet . Klingrit dibuat dalam
bentuk lembaran-lembaran dari bermacam ukuran . Untuk mencegah
perekatan masing-masing lembaran , biasanya digosok dengan bubuk grafit
atau talk . Klingrit banyak digunakan untuk paking flens dari saluran pipa
uap , tutp silinder , dan bagian-bagian mesin yang berhubungan dengan suhu
tinggi . Adapun sifat-sifat klingrit ,sebagai berikut . Sifat padat sekali , cukup
kenyal , kuat terhadap temperatur dan tekanan tinggi , terhadap minyak ,
gemuk , dan zat cair alkali . Pemakaian yang tebalnya ± 1 mm untuk flens
dikerjakan dengan teliti , tutup silinder , dan tutup rumah katup lubang lalu
tangan dari ketel pipa air . Yang lebih tebal untuk flens yang dikerjakan
kurang teliti , tapi hanya pada tekanan yang kurang tinggi .
6. Kulit
Untuk membuat paking dari kulit , kulit hewan harus disamak sesudah
dibersihkan terlebih dahulu kemudian diberi pelumas . Untuk penggunaan
kulit sebagai sabuk mesin biasanya digunakan kulit bagian punggung karena
lebih ulet dibandingkan dengan bagian yang lain . Menyamak ialah suatu
proses pengawetan agar tidak rusak , yang dilakukan dengan bahan
penyamak tumbuh-tumbuhan (pohon bakau, akasia, dan lain-lain) , dengan
penyamak mineral , dan dengan asam kromium . Selain digunakan untuk
gelang paking dan pelat , juga dgunakan dalam bentuk manset sebagai
paking perapat untuk batang . Sesuai dengan bentuknya manset terbagi atas
manset U , manset topi , dan manset cawan . bahan perapat dari kulit
mempunyai keuntungan , yaitu bersifat lunak dan kenyal sehingga mudah
dibentuk . bagian-bagian yang sering menggunakan kulit sebagai perapat
misalnya pada batang torak pompa air tekanan tinggi .
7. Aluminium Plastik
Perapat ini dibuat dari pelat aluminium dengan bahan lapisan dari plastic .
Biasanya digunakan untuk paking perapat antara blok silinder dengan kepala
silinder .
8. Asbes dengan Kasa Tembaga
Perapat ini terdiri atas kain asbes yang ditenun dengan tembaga . Perapat
ini mempunyai kemampuan menahan panas yang tinggi . Biasanya
digunakan sebagai paking pada tutup silinder mesin . Dalam pemasangannya
, agar kepala silinder dapat dilepasdan paking tidak rusak , permukaannya
dilumuri terlebih dahulu dengan bubuk grafit .
9. Pelat Asbes
Perapat dengan pelat asbes digunakan untuk flens yang ruangnya
dibubut ke dalam , bukan pada flens yang rata dan juga bukan untuk
penggunaan pada tekanan rendah .
10. Cincin Asbes
Cincin asbes biasanya dibuat dengan penguat logam , kawat timbal ,
atau kawat tembaga yang diisi dengan grafit . Penggunaan yang umum
adalah pada lubang lalu arang dari ketel uap . Bersifat kenyal dan kuat
terhadap tekanan dan suhu yang tinggi .
11. Cincin Pipa dari Baja Berisi Asbes
Sifatnya kuat terhadap tekanan dan temperatur yang tinggi , tidak
melekat pakda bidang paking . Pemakaiannya pada tutup lubang lalu
tangan dari ketel pipa air .
12. Tali Asbes
Pemakaiannya untuk spindel keran penutup , penyumbat keran ,
perapat pipa saluran pembuangan pada motor bakar , dan sebagainya .
13. Bantalan Asbes
Perapat dengan bantalan dari asbes digunakan untuk batang torak dan
batang sorong untuk uap kenyang pada mesin uap .
14. Sumbat Dagger
Perapat jenis ini dibuat dari asbes dengan lapisan inti karet . Sumbat
dagger biasanya digunakan untuk bus sumbat dari batang torak , namun
mempunyai sifat yang keras dan memuai pada waktu panas . Kadang-
kadang lapisan perapatnya diperkuat dengan kawat tembaga yang halus .
15. Sumbat Rami
Perapat ini dibuat dari serat rami , yang dipintal , dan ditenun menjadi
kain rami yang biasa disebut goni . Digunakan untuk perapat keran air ,
batang pompa , poros baling-baling kapal , dan lain-lain . Paking ini tidak
tahan terhadap suhu yang tinggi .
16. Sumbat Lindsay
Paking jenis ini digunakan untuk uap tekanan rendah . Dibuat dari
benang yang dipintal menjadi cincin dengan ukuran tertentu . Untuk
penggunaannya , paking ini harus diperkuat ujung-ujungnya dengan ikatan
tali agar benang-benangnya tidak terlepas .
17. Sumbat Reimer
Paking jenis sumbat reamer isebenarnya sama dengan sumbat rami .
Dipasang di sekitar batang torak dari pompa air . Untuk membuat bahan ini
berdaya pegas , diberi inti karet , dan dilumas dengan oli atau grafit agar
tahan terhadap air dan tahan gesekan (licin) .
18. Sumbat Tuck
Paking jenis sumbat tock ini dibuat dari kain layar (terpal) yang dilumas
dengan karet , kemudian digulung dengan diberi inti karet . Jenis ini tidak
banyak digunakan lagi karena tidak efisien .
19. Wigmarit
Paking ini dibuat dari bubutan logam putih yang dicampur dengan grafit
dan lemak . Digunakan untuk batang torak yang rapat terhadap uap .
20. Sumbat Lenz
Paking ini dibuat dari besi tuang berupa cincin pejal . Biasanya
digunakan dalam kamar ekspansi , dan batang torak .
21. Sumbat Yakob
Paking ini dibuat dari cincin perunggu dengan alur keliling yang dibuar
menjadi dua bagian dan cincin logam putih yang dibuat tiga bagian .
22. Sumbat Amerika
Paking ini dibuat dari kombinasi antara cincin perunggu dan cincin
logam putih , yang dipasang di dalam bis sumbat memakai pegas-pegas
baja dan piringan-piringan .
23. Sumbat Proell
Sumbat ini dipasang di sekitar batang torak dan tembereng segi enam
dari besi tuang berbentuk baji . Tembereng-tembereng ini disatukan oleh
pegas ulir yang lemas di sekelilingnya hingga tertekan pada batang torak .

Bahan Isolator
Bahan Isolator adalah bahan yang digunakan untuk menahan pancaran
panas, meredam suara, meredam getaran, dan menyekat listrik. Bahan-
bahan isolator umumnya sudah kita ketahui dalam pembicaraan mengenai
bahan bukan logam. Namun dibawah ini akan diuraikan secara ringkas
mengenai beberapa bahan isolator beserta syarat–syarat yang harus dimiliki
oleh bahan isolator yang bersangkutan.
1.Isolator Panas
Menggunakan bahan: Keramik, kaca, kertas, asbes,kulit dan sebagainya
yang mempunyai sifat menahan panas yang baik. Beberapa bahan isolator
panas lain dapat kita kenal dengan nama – nama sebagai berikut.
Kiselgur : dibuat dari mineral silikat yang diperoleh dari plankton.
Magnesit : yaitu magnesium karbonat yang dicampur dengan bubuk asbes.
Poplir : dibuat dari sisa asbes halus yang direkat dengan perekat yang larut
dalam air.
Wolterak : yaitu terak hasil dari dapur penuangan yang disemprot dengan
uap air dengan pencaran yang kuat, sehingga terak tersebut
menjadi pasir–pasir terak yang halus
Bulu kempa : adalah bulu–bulu binatang di campur dengan perekat dan
dipres hingga menjadi lembaran–lembaran.
Gabus : yang diperoleh dari tanaman gabus.
Bahan penyekat panas dan syarat –syarat yang harus dimiliki.
Bahan penyekat panas sangat penting didalam teknik kontruksi bangunan
dan mesin. Bahan ini hampir tidak dapat mengantar panas. Panas selalu
berpindah dari tempat yang suhu tinggi ketempat yang bersuhu rendah.
Keadaan ini yang dinamakan dengan penghantaran panas. Penghantaran
panas terjadi pada semua Zat, tetapi nilai hantar panas dari masing–masing
zat itu berbeda. Oleh karena itulah bahan penyekat panas harus dipilih dari
bahan yang memiliki penghantaran panas yang rendah.
Tebal penyekat panas ditentukan oleh nilai hantar panas (koefisien daya
hantar panas), aliran panas, beda suhu, dan luas yang disekat.

Keterangan
=Tebalnya diding ( meter )
= Koefesien daya hantar panas ( Panas yang dihantar dalam satu detik

melalui dinding yang tebalnya 1 meter pada tiap m 2 tiap perbedaan 1oC
m)
A = Luas ( m2)
Sb = beda suhu (oC)
Bahan penyekat panas harus pula memiliki daya tahan lembab yang baik,
serta memiliki daya tahan menerima pancaran panas yang tinggi. Oleh
karena dengan penggunaan bahan penyekat panas tersebut kontruksinya
menjadi bertambah besar, maka bahan penyekat harus memiliki massa jenis
yang rendah, agar penambahan massa dari penyekat tersebut serendah
mungkin.
2. Isolator Suara
Menggunakan bahan : papan dari grajen atau serat kayu yang dipres, kertas
dari jerami, karton, kaca,dan sebagainya. Penggunaan isolator ini selalu kita
lihat di dalam stasiun-stasiun pemancar radio, gedung-gedung, dan
sebagainya.
Bahan penyekat suara dan syarat-syarat yang harus dimilikinya.
Bahan penyekat suara terutama pentingdalam teknik bangunan. Syarat yang
harus dimilikinya terutama harus seminimal mungkin dapat ditembus suara.
Selain bahan penyekat tersebut diatas, bahan yang paling baik adalah udara
yang diam. Sifat udara diam ini sering digunakan dalam system dinding
berganda, yaitu dinding yang terdiri atas 2 lapisan atau lebih yang satu sama
lain terpisah sama sekali.
Bahan logam yang mampu menyerap suara adalah besi tuang kelabu.
Walaupun penggunaannya tidak diperuntukan sebagai penyekat suara,
tetapi kontruksi mesin yang dibuat dari besi tuang kelabu, dengan sendirinya
dapat meredam suara.
3. Isolator Getar
Menggunakan bahan : karet, kulit binatang, karton, dan pegas dari logam.
Bahan penyekat getaran dan syarat-syarat yang harus dimilikinya.
Bahan ini terutama penting dalam teknik kontruksi bangunan mesin. Bahan
ini harus memiliki syarat utama yaitu meredam getaran. Penggunaan yang
lazim adalah pada kopling elastis dengan gelang kulit atau karet, perkakas-
perkakas dan lain-lain.
4. Isolator Listrik
Menggunakan bahan : kaca, ebonit, mika, plastik dari berbagai jenis, sirlak,
keramik, misalnya porselin, kertas dan lain-lainnya.
Bahan penyekat listrik dan syarat-syarat yang dimilikinya.
Bahan penyekat listrik harus tahan terhadap tegangan listrik dan tidak dapat
menghantarkan arus listrik, walau bagaimanapun lembabnya udara ( sampai
basah) dan bagaimanapun buruknya keadaan suhu. Bahan penyekat listrik
seperti yang kita sebutkan terdahulu terbagi atas produk alam ( bukan
sintesis) dan produk organic sintesis. Produk alam bukan sintesis : mika dan
asbes, bahan keramik antara lain porselin, kaca, lak, tekstil, dan kertas yang
diimpregnasi misalnya prespan, dan karet alam. Produk organic sintesis :
misalnya plastis jenis pvc dan karet.
Ikhtisar Bahan Isolasi
Koefisien
Suhu
daya hantar
Kelompok No Jenis maksimum Contoh penggunaan
panas J/det o
o
C
Cm
Menyekat 1 Mika Kolektor
Listrik 2 Asbes Open elektrik ( listrik)
3 Porselin Isolator
4 Steatite Isolator
5 Kaca Lampu dan pipa
6 Minyak isolasi Transfomator dan kabel
7 Lak isolasi Kawat
8 Prespan Isolasi alur
9 Kertas isolasi Kondensator
10 Tekstil isolasi Kumparan
11 Poli-eten Kawat dan kabel
12 Poli-vinilclorid Kawat dan kabel
13 Poli-strien Kawat dan kabel
14 karet Kawat dan kabel
15 Fenolformaldehid Bahan penghubung
Menyekat 1 Udara diam Kontruksi dinding
suara 2 Plat serat kayu berganda
3 Plat kempaan lunak Dinding dan plafon
4 Plat jerami Dinding dan plafon
Dinding dan plafon
Menyekat 1 Kulit Kopeling elastic
getaran 2 Karet Kopeling elastic,
peredam getaran
Menyekat 1 Udara diam 0.02 - Kontruksi dinding
panas 2 Kayu 0.20 - berganda
a.kontruksi 3 Plat serat kayu 0.08 - Lantai dan dinding
bangunan 4 Plat gabus 0.05 - Dinding plafon, dan
5 Plat dammar buatan - - atap
6 Plat beton batu 0.31 - Dinding dan sel
7 apung( pumice 0.35 - pendingin
8 concrete)
Plat semen asbes
- - Pelapis dinding
Kertas dipreprasi
Atap
Dinding dan atap
Dinding dan atap

b. kontruksi 1 Tembaga dan - - Motor bensin dan


mesin 2 aluminium 0.06 500 mesin diesel
3 Wol-terak dan wol- 0.07 500 Ketel uap, tanki
4 kaca 0.07 500 penyimpan dan saluran
5 Magnesia 0.12 700 Ketel uap, tanki
Tanah kersik penyimpan dan saluran
Asbes Ketel uap, tanki
penyimpan dan saluran
Ketel uap, tanki
penyimpan dan saluran
Bahan komposit
Komposit terdiri atas dua atau lebih bahan yang berbeda membentuk satu
kesatuan. Jadi , beberapa komponen bahan yang menyatu menjadi satu
bahan. Misalnya, beton bertulang merupakan komposit yang terdiri dari besi
beton dalam matriks beton. Badan perahu layar juga termasuk bahan
komposit yang terbuat dari plastik diperkuat dengan serat FRV ( Fiber
Reinforced Plastics ), yaitu serat gelas dan plastik jenis poliester. Contoh lain
yaitu : baja berlapis gelas untuk bejana pemanas air dan batu gerinda yang
terbuat dari jaringan serat gelas yang merupakan produk komposit industry.
Sebagai komposit triple yang terdiri atas ampelas yang diikat dengan resin
fenol dan diperkuat oleh jaringan.
Baja yang merupakan campuran Farrite dan karbida, tidak dapat dianggap
sebagai komposit, karena kedua komponen tersebut tidak terbentuk secara
terpisah melainkan produk dari suatu proses tertentu. Demikian juga aspal
beton, dianggap berasal dari satu tempat, yaitu kilang panas.
Biasanya sifat bahan yang menyatu dalam komposit dapat dipelajari dan
Dianalisis secara terpisah berdasarkan sifat kompoen masing-masing.
Dalam hal ini berlaku kaidah campuran sederhana, yang tergantung pada
jumlah dan distribusi geometri masing-masing komponen. Keidah campuran
sederhana berlaku untuk sifat scalar, artinya yang berdasarkan skala tertentu
dapat dihitung, misalnya berat jenis maupun kapasitas panas.
Berat jenis campuran ρm, adalah
ρm=f1 .ρ1 + f1 .ρ1+……….
ρm=Σf.ρ
dengan f adalah praksi volume tiap unsure.
Untuk kapasitas panas, C :
Cm=Σf.C
Kapasitas panas dinyatakan dengan J/ oC per satuan Volume. Bila kapasitas
panas dinyatakan dengan J/oC per satuan massa, maka f adalah fraksi
massa.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada komposit yang diperkuat agar
dapat membentuk produk yang efektif. Pertama, komponen penguat harus
memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi dari pada komponen matriknya.
Kedua, harus ada ikatan permukaan yang kuat amtara komponen penguat
dan matrik.
Bila peningkatan kekuatan menjadi tujuan utama, komponen penguat harus
mempunyai perbandingan panjang atau diameter yang cukup tinggi,
sehingga beban diteruskan melintasi titik perpatahan potensial. Misalnya
batang baja yang di tanamkan dalam kontruksi beton. Demikian pula serat
gelas dikombinasikan dengan resin menghasilkan plastik yang diperkuat
serat (RFP).
Jelas bahwa bahan penguat merupakan komponen yang lebih kuat memikul
beban. Selain itu bahan penguat harus memiliki modulus elastisitas yang
lebih tinggi. Disamping itu ikatan antara metrik dan bahan penguat sangat
kritis karenanya biasanya beban diteruskan dari metrik keserat atau batang.
Agar bahan penguat dapat memikul beban, penguat harus memiliki modulus
yang lebih tinggi dari pada matrik. Disini inti baja memperkuat kawat
alumanium. Ketika menerima beban rtarik, kedua logam tersebut mengalami
deformasi bersama-sama.
Tegangan dalam komposit (kawat aluminium Sifat yang bergantung pada arah
(epoksi yang
diperkuat dengan baja). Regangan dalam diperkuat dengan lapisan gelas yang
tegak lurus
aluminium maupun baja harus sama. Sesamanya). Serat penguat di anyam dalam
dua
arahyang tegak lurus sesamanya. Kekuatan dan
kekakuan dalam arah ini cukup ini cukup baik,
sedang dalam arah 45o nilainya rendah.
Dalam hal serat gelas yang dikombinasi dengan pelastik, bila jumblah gelas
yang sama deengan pelastik tetpi berbentuk kain tenun dicampur dengan
pelastik,komposit akan memiliki penguatan dalam dua arah. Akan tetapi
nilainya berbeda dibawah nilai yang diperoleh dari kaidah campuran. Selain
itu modulus 45o juga rendah. umumnya sekarang digunakan serat gelas
anyaman untuk, memcegah timbulnya anisotropi dalam lembaran komposit.
Serat gelas dalam anyaman penguat memiliki distribusi acak, sehingga
didapat modulus elastisitas yang merata, oleh karena itu distriusi beban juga
merata dalam dua dimensi.
Komposit folimer sifatnya ringan. Meskipun komposit ini memiliki kekuatan
tarik yang lebih rendah dari peda logam, perbandingan antara kekuatan tarik
atau kerapatan tinggi. Namun fungsi penguat pada beban tarik dan beban
tekan berbeda. Pada kompresi, perbandingan modulus elastisitas atau
kerapatan merupakan kriteria desain yang lebih baik. Komposit plastic yang
diperkuat gelas, untuk mencapai nilai yang sama dengan perbandinagan
modulus elastisitas atau kerapatan logam, harus mengandung sekiter 70%
volume gelas. Persentase yang tinggi ini memerlukan biaya produksl yang
cukup mahal karena diperlukan usaha khusus untuk mengatur arah serat.
Komposit dari serat boron dan karbon adalah sangat baik, tetapi biaya
proses sangat tinggi sehingga penggunaannya masih terbatas.
Penjelasan istilah
Komposit : kombinasi menyatu dari dua macan atau lebih bahan yang
berbeda.
Matrik : bahan utama komposit yang membalut penguat.
Penguat : komponen komposit dengan modulus elastic dan kekuatan yang
tinggi.
Kaidah campuran : persamaan yang disederhanakan untuk menghitung sifat
campuran.
1 poun/inci2 = 6,89… x 10-3 Mpa
70.000 Mpa = 107 psi
4.000 Mpa = 580.000 psi

Anda mungkin juga menyukai