Anda di halaman 1dari 17

Struktur sifat keramik dan

aplikasinya

KELOMPOK 6
Lina Hakimi Puteri
M. bintang anto mycawa
Nurul Afifah
Rayhana
Keramik adalah ”produk yang terbuat dari bahan galian anorganik
non - logam yang telah mengalami proses panas yang tinggi. Dan
bahan jadinya mempunyai struktur kristalin dan non-kristalin atau
campuran dari padanya”.
STRUKTUR KERAMIK
• terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda
atau minimal terdiri dari 2 jenis unsur
• Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan
kovalen atau ion .
• Keramik dapat berikatan kristal tunggal atau
dalam bentuk polikristalin.
SIFAT KERAMIK
 Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain
itu keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang
tinggi. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya yang cenderung
untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit.

• Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal,
dan konduktivitas termal.

• Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi,
atau dipantulkan.
• Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik
sebagai solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat
dipolarisasi dan digunakan ebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan
elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut
semikonduktor
• Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia.
• Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen
dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini
menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian
keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang
keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras
adalah berlian
keramik

Gelas Clay Refraktori Semen


GELAS/KACA
Kaca adalah suatu bentuk materi. Kaca adalah padatan yang
dihasilkan dengan mendinginkan material cair sehingga susunan
internal atom, atau molekul, tetap dalam keadaan acak atau tidak
teratur, mirip dengan pengaturan dalam cairan. Benda Padat yang
seperti itu dikatakan amorf atau kaca. Pada benda Padat biasa,
memiliki struktur kristal biasa.
 Sifat-sifat kaca :
1). Berwujud padat,
2). Kaca merupakan bahan kuat dan tembus pandang.
3). Tahan panas,
4). Mudah dibentuk jika dipanaskan,
5). Tidak menyerap air,
6). Bersifat isolator.
 Kaca yang telah digunakan selama berabad-abad untuk membuat
benda-benda yang sudah kita kenal. Sifat kaca yang tembus pandang
ini digunakan untuk membuat kaca jendela. Rumah kita akan terang
pada siang hari apabila menggunakan kaca sebagai jendela. Kaca juga
bisa dimanfaatkan sebagai peralatan rumah tangga, misalnya piring,
gelas, dan teko. Kaca tahan panas sehingga piring dan gelas tidak
mudah pecah apabila diisi makanan atau air yang panas.
CLAY (TANAH LIAT)
paling banyak digunakan sbg bahan baku keramik. Terdiri dari
partikel
 halus hydrous aluminum silicate yg jika dicampur dg air
akan

 mudah dibentuk dan dicetak. Tanah liat yang paling umum adl
berbasis pada bahan kaolinite (Al2Si2O5(OH)4). Bahan ini jika
dipanaskan pada suhu tinggi akan menyatu menjadi rapat (dense)
dan kuat. Perlakuan panas ini dikenal dg nama pembakaran
(firing).
 Sifat keadaan bahan dari Clay adalah
berbutir kasar,
rapuh dan tidak plastis jika dibandingkan dengan lempung
sedimenter

Clay mengandung hidrated alumunium silica (Al2O3.SiO.H2O) yang


berfungsi
Mempermudah proses pembentukan keramik
Mempunyai sifat plastik sehingga mudah dibentuk
Mempunyai daya ikat bahan baku yang tidak plastis
REFRAKTORI
 Refraktori secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu bahan
tahan terhadap suhu tinggi yang berbentuk bata dan bubuk
(powder), sedangkan refraktori menurut ilmu material adalah
bahan anorganik yang tidak meleleh atau melebur pada suhu
tinggi, sering juga disebut high temperature material. Dalam
industri, refraktori adalah sebagai bahan anorganik dalam
konstruksi peralatan yang digunakan untuk memanaskan,
membakar, atau melebur bahan industri
Bahan-bahan yang terdapat dalam refraktori, biasanya merupakan senyawa
oksida logam yang memiliki daya tahan terhadap suhu tinggi. Berikut ini
beberapa senyawa oksida yang terdapat dalam refraktori:
1. Silikon Oksida Silikon oksida banyak dijumpai dalam bebatuan dan
mineral-meneral, mempunyai titik leleh 1713 oC. Silikon oksida juga dapat
dibentuk dari silikon yang direaksikan dengan oksigen membentuk
dioksida.
2. Kalsium Oksida Senyawa padat putih dengan titik leleh 2572 °C dibentuk
melalui pemanasan kalsium dengan oksigen atau dari penguraian kalsium
karbonat (batu kapur).
3. Magnesium Oksida Magnesium oksida mempunyai titik leleh 2800°C,
dapat dibuat dengan memanaskan magnesium dengan oksigen, atau dari
penguraian garam-garam Mg-nya seperti Mg(OH)2, MgCO3, Mg(NO3)2.
4. Besi (III) Oksida Suatu zat padat berwarna coklat kemerah-merahan
dengan titik leleh 1580 oC, yang dapat diperoleh dengan memanaskan
Fe(OH)3 atau FeSO4 pada suhu tinggi.
untuk penggunaan refraktori perlu diperhatikan bahan baku yang digunakan,
suhu pengerjaan didalam tanur, dan beban yang diberikan pada waktu
pemanasan, serta reaksi kimia yang berlangsung. Sifat-sifat refraktori
sebagai berikut :
1. Titik lebur. Kebanyakan refraktori komersial melunak secara berangsur
dalam jangkauan suhu yang cukup luas dan tidak mempunyai titik cair
yang tajam, karena biasanya terdiri dari berbagai mineral. Seperti pada
refraktori untuk dinding tanur, biasanya refraktori melunak secara
berangsur akibat adanya aksi kimia yang disebabkan berbagai kondisi
pada tanur.
2. Porositas Porositas berkaitan langsung dengan berbagai sifat fisika bata
lainnya, termasuk ketahanan terhadap serangan kimia. Makin tinggi
porositas suatu bata, makin mudah bata tersebut dipenetrasi oleh fluks
cair dan gas. Untuk setiap jenis bata tertentu, bata yang porositasnya
paling rendah adalah yang paling keras dan paling tinggi konduktivitas
termal dan kapasitas kalornya.
3. Ketahanan terhadap perubahan suhu Bata yang mempunyai ekspansi
termal paling rendah dan teksturnya paling kasar, sangat tahan terhadap
SEMEN
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan
kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen
mineral menjadi satu massa yang padat. Meskipun definisi ini
dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan, semen yang
dimaksudkan untuk konstruksi beton adalah bahan jadi dan
mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidraulis.
Hidraulis berarti semen bereaksi dengan air dan membentuk
suatu bahan massa
SIFAT-SIFAT SEMEN
 Susunan Kimia Semen, Bahan dasar penyusun semen terdiri dari bahan-bahan yang terutama
mengandung kapur, silika dan oksida besi, maka bahan-bahan itu menjadi unsur-unsur pokok
semennya
 Hidrasi semen , Bila semen bersentuhan dengan air, maka proses hidrasi berlangsung dalam arah
keluar dan arah ke dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap di bagian luar dan inti semen yang
belum terhidrasi dibagian dalam secara bertahap akan terhidrasi, sehingga volume mengecil.
 Kekuatan semen, Semen bila terkena air akan berubah menjadi keras seperti batu. Oleh karena
itu sangat perlu diperhatikan perbandingan antara air dan semen atau faktor air semennya,
karena faktor ini akan berpengaruh terhadap kekuatan beton. Bila kurang semen dan terlalu
banyak air akan menyebabkan segregration dan bleeding, selain itu perbandingan yang tepat
antara semen dan air akan berpengaruh dalam kemudahan pekerjaan.
 Sifat fisik semen, Sifat fisik dari semen adalah bahan berbutir halus yang lolos ayakan 2 µm dan
mempunyai berat jenis antara 3 sampai 3,15 gr/cm3.
 Sifat kimia semen, Semen mengandung C3S dan C2S sebesar 70% sampai dengan 80%. Unsur-
unsur ini merupakan unsur paling dominan dalam memberikan sifat semen. C3S segera mulai
berhidrasi bila semen terkena air secara eksotermis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai