Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keramik pada proses pembuatannya memiliki beberapa tahap proses agar
berhasil.proses pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama. Bahan
pembuatan keramik terdiri dari tanah liat. Dari tanah liat tersebut lalu dapat diolah
seperti menjadi batu bata,celengan,lantai yang terbuat dari keramik,piring,cobekan
dan lain-lain.
Pada umumnya material keramik memiliki tekstur keras dan rapuh,dengan
tingkat kekerasan yang rendah. Keramik adalah bahan isolator yang dan panas yang
baik karena tidak ada elektron yang terkonduksi. Material keramik memiliki titik
leleh yang tinggi dan kestabilan kimia terhadap lingkungan yang tinggi karena
tingkat kestabilan.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi dari keramik!
2. Jelaskan komposisi keramik!
3. Jelaskan sifat-sifat fisik keramik!
4. Jelaskan sifat-sifat mekanik keramik!
5. Jelaskan jenis – jenis keramik!
6. Jelaskan jenis keramik menurut kepadatannya!
7. Jelaskan macam-macam keramik!
8. Bagaimana proses pembuatan keramik?
9. Apa kegunaan keramik industri?
10. Jelaskan macam-macam teknologi keramik!

C. Tujuan
Tujuan dalam penyusun makalah ini, penulis ingin memberi informasi mengenai
keramik dan proses pembuatanya untuk menambah wawasan dalam mata kuliah
bahan banguna.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan
ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah,
genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari
tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan
logam dan anorganik yang berbentuk padat.
Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa,
kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi
kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi dimana bahan diperoleh.Secara umum strukturnya sangat rumit
dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum
mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.

B. Komposisi Keramik
Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa
(flint), feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).
1. Clay/tanah liat
Mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3, 2SiO2, 2H2O) Tanah liat
sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu bahan
yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang
mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau
80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat
banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut
ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni
mempunyai rumus: Al2O3, 2SiO2, 2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-
unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air
(H2O) 14%.
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan
permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat bila
dicampur dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena

2
kristal-kristal ini meluncur di atas satu dengan yang lain denga air sebagai
pelumasnya.
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau
batuan yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada
dasarnya mineral liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat
dan liat bukan silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu :
tipe 1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara
Si-tetraeder dengan Al-oktaeder.
Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan tingkat hancuran
suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu tanah yang
lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si telah habis tercuci. Disamping
liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat merupakan kelompok
senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus oksida mencerminkan
asosiasi antara molekul air dan oksida.
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah
mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras,
sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya,
masyarakat memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan
bata dan gerabah. Dari penjelasan mengenai tanah liat diatas, dapat disimpulkan:

 fungsi tanah liat : mempermudah proses pembentukan keramik


 Sifat dan keadaan bahan :
a) berbutir kasar
b) rapuh
c) dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan
kering akan menjadi keras
d) bila dibakar akan menjadi padat dan kuat
e) sangat tahan api

2. Kwarsa (flint)
Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
 Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:
a) Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam
pengeringan.
b) Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.
c) Merupakan rangka selama pembakaran.

 Sifat-sifat dan keadaan bahan :


a) Memiki ukuran partikel yang halus .
b) Sifat plastis yang tinggi .
c) Memiliki kekuatan kering yang tinggi.
d) Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.

3
e) Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih
tinggi dibanding kaolin.
f) Titik lebur tinggi sekitar 1728°C.

3. Feldsfar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan
keramik. Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk
leburan gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu
sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan
keramik. Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silica dan flux
yang digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang
paling besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial.
Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar
dan feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi
industri yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan
alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah
potassium, sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar
dapat dilihat pada Tabel berikut:

Jenis Feldspar
Rumus Kimia

Albite Na(Si,Al)O

Anorthite Ca(Si,Al)O

Orthoclase K(Si,Al)O

Celsian
Ba(Si,Al)O

4. Serbuk Kaca/Cullet
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari
campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf,
dibentuk melalui prosesan pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca
kadang-kadang dianggap sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin
atau amorf. Akan tetapi hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca.
Pada suhu tinggi, kaca merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur

4
dari bahan-bahan anorganik belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak
terus-menerus.

C. Sifat Fisik Keramik


Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik
adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional
seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan
piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti
keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu,
terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik
dengan logam.
Sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang
terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik
engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C.
kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat
penelitian tentang keramik terus berkembang.
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai
aplikasi termasuk :
a) Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah,
b) Tahan korosi,
c) Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor,
d) Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik, dan e) Keras dan kuat, namun
rapuh.

D. Sifat Mekanik Keramik


Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat
ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi,
membuat keramik merupakan material struktural yang menarik. Aplikasi struktural
keramik maju termasuk komponen untuk mesin mobil dan struktur pesawat.
Misalnya, TiC mempunyai kekerasan 4 kali kekerasan baja. Jadi, kawat baja dalam
struktur pesawat dapat diganti dengan kawat TiC yang mampu menahan beban
yang sama hanya dengan diameter separuhnya dan 31 persen berat. Semen dan
tanah liat adalah contoh yang lain, keduanya dapat dibentuk ketika basah namun
ketika kering akan menghasilkan objek yang lebih keras dan lebih kuat. Material
yang sangat kuat seperti alumina (Al2O3) dan silikon karbida (SiC) digunakan
sebagai abrasif untuk grinding dan polishing.

5
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk
patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah
khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural. Dalam logam, elektron-
elektron yang terdelokalisasi memungkinkan atom-atomnya berubah-ubah
tetangganya tanpa semua ikatan dalam strukturnya putus. Hal inilah yang
memungkinkan logam terdeformasi di bawah pengaruh tekanan. Tapi, dalam
keramik, karena kombinasi ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak
mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang terlalu besar
diterapkan.
Faktur rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat.
Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan
sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus
yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material
yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga
permukaan putus kemungkinan besar mulus penampakannya.
Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti
bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya.
Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan.

E. Jenis - jenis Keramik


Pada prinsipnya keramik terbagi dua, yaitu Keramik tradisional dan keramik
halus.
a. Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan
alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah
belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri
(refractory).
b. Keramik halus (Fine ceramics) atau keramik modern atau biasa disebut
keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic)
adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau
logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen
pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.

F. Bahan Penyusun Keramik

Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka
dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung
leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen,

6
dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung
terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian
dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah
terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya.
Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan
oksida aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu
oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua
lapis golongan oksida silikon dan satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung
golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan membesar
saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-
kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.
Kalsit adalah sebuah mineral karbonat dan polimorf karbonat kalsium (CaCO3)
paling stabil. Polimorf lain adalah mineral aragonit dan vaterit. Aragonit akan
berubah menjadi kalsit pada suhu 380-470 °C[5], sementara vaterit justru kurang
stabil.
Feldspar (KAlSi3O8 – NaAlSi3O8 – CaAl2Si2O8) adalah kelompok mineral
tektosilikat pembentuk batu yang membentuk 60% kerak Bumi. Feldspar
mengkristal dari magma pada batuan beku intrusif dan ekstrusif dalam bentuk
lapisan, dan juga ada dalam berbagai jenis batuan metamorf.[2]Batu yang hampir
seluruhnya terbentuk dari feldspar plagioklas kalsium dikenal sebagai anortosit.
Feldspar juga ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen.
Lanau adalah tanah atau butiran penyusun tanah/batuan yang berukuran di
antara pasir dan lempung. Beberapa pustaka berbahasa Indonesia menyebut objek
ini sebagai debu. Lanau dapat membentuk endapan yang mengapung di permukaan
air maupun yang tenggelam.
Kalsit adalah sebuah mineral karbonat dan polimorf karbonat kalsium (CaCO3)
paling stabil. Polimorf lain adalah mineral aragonit dan vaterit. Aragonit akan
berubah menjadi kalsit pada suhu 380-470 °C[5], sementara vaterit justru kurang
stabil.
Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara
magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2.
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida,
tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.
Pasir tidak dapat di tumbuhi oleh tanaman, karena rongga-rongganya yang besar-
besar.

G. Jenis Keramik menurut kepadatannya

7
Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang
mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian
keramik yang lebih luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk
didalamnya semen, gips, metal dan lainnya.
a. Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis
dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis
ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar
supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis
lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan
dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo,
kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah
banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah
kekuatannya.
b. Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur
dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-
1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh,
kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan
menengah.
c. Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat
dari bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika.
Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus
cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar
sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga
mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya
mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti
gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi
porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini
mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik
tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya
sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
d. Keramik Baru (New Ceramic), adalah keramik yang secara teknis, diproses
untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi,
komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis,
keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik
magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan
yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan
karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis
lainnya.
Badan keramik adalah bagian utama dalam pembuatan keramik dan bahan
utamanya biasa disebut dengan bahan mentah keramik. Contoh bahan mentah
keramik alam seperti kaolin, lempung, felspar, kuarsa, pyrophillit dan sebagainya.

8
Sedangkan bahan keramik buatan seperti mullit, SiC, Borida, Nitrida, H3BO3
dan sebagainya. Bahan mentah keramik digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu
1) Bahan Pengikat Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay,
2) Bahan Pelebur Contoh : felspar, kapur,
3) Bahan Pengisi Contoh : silika, grog (samot),
4) Bahan Tambahan Contoh : water glass, talk, pyrophillit, dan
5) Bahan Mentah Glasir. (Bahan yang membuat lapisan gelas pada permukaan
benda keramik setelah melalui proses pembakaran pada suhu tertentu),
diantaranya adalah :
a) Bahan mengandung SiO2 – pasir kuarsa – lempung – feldspar,
b) Bahan mengandung oksida basa – potas felspar – batu kapur – soda abu,
c) Bahan mengandung Al2O3 – kaolin – feldspar,
d) Bahan tambahan Contoh : bahan pewarna ( senyawa cobalt, senyawa besi,
e) Bahan perekat Contoh : gum,
f) Bahan penutup Contoh : Oksida sirkon, oksida seng,
g) Bahan pelebur Contoh : asam borat, borax, Na2CO3, K2CO3, BaCO3
h) Untuk bahan opacifer : SnO2, ZrO dan sebagainya

H. Proses pembuatan keramik


1. Penyiapan bahan mentah
Meliputi : penggalian bahan mentah, penimbunan dan penggilingan.
a. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada
umumnya adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar lempung merupakan
bentuk endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga penggaliannya
dilakukan dengan cara terbuka.
b. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu. Selama
dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam dalam air.
Hal ini perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah dan
kurang menyerap air menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga
untuk melarutkan garam sulfat yang merugikan. Pada saat penimbunan ini,
biasanya juga dilakukan pencampuran dengan bahan lain, misalnya pasir.
c. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum
ditimbun digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan
menggunakan kollegrang yang dasamya berlubang-lubang untuk
mendapatkan susunan besar butir yang lebih homogen. Selama digiling
didalam alat ini, bahan yang sudah menjadi tepung ditambah dengan air
sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang, bahan sudah berbentuk
lempung basah. Untuk mendapatkan lempung yang lebih homogen, dilakukan
penggilingan lagi di pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di
dalam extruder. Di dalam alat ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga

9
dihasilkan lempung yang benar-benar padat berbentuk kolom segi empat atau
bulat.

2. Pembentukan Produk Keramik


Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu
produk keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan
pemakaian, sifat bentuknya dan bahan dasamya. Ada empat cara pembentukan
produk keramik, yaitu :
a. Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process).
Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang
pembentukannya dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan
pembentukan dengan tangan. Cara ini biasanya dipakai untuk benda-benda
khusus yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain, misalnya untuk
produk keramik halus yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di
dalam proses ini, lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 ay 40
%, dengan syarat lempung masih cukup Ikuat menahan beratnya sendiri
sehingga tidak terjadi perubahan bentuk.
b. Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud).
Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila
dicetak/dibentuk dengan tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini
kurang lebih 15 ay 30 %. Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk
extruder sehingga dari alat ini dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku.
Kemudian kolom tanah ini dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali
menjadi produk tertentu. Cara ini biasanya dipakai dalam pembuatan
produk keramik berat dan keramik banhan bangunan, misalnya genteng
keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan bentuk produk
keramik kasar lainnya.
c. Cara Pembentukan dengan masa slip.
Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk
bubur yang halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung
terdiri dari susunan butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam
lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini biasanya dilakukan dengan membuat
cetakan dari gips yang telah dibakar dan dengan cara mencetak tersebut
dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga memungkinkan untuk
membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau
mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk
sanitair (doset, wastafel).
d. Cara Pembentukan dengan proses kering.

10
Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air
rendah 4 ay 12 %, sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya
dengan alat kempa (press) yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan
produk yang mempunyai kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya dipakai
untuk membuat produk keramik yang mempunyai kepadatan tinggi tetapi
hasil bakarannya tidak sampai meleleh, misalnya dalam pembuatan produk
ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api.
3. Pengeringan keramik keramik
Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30
% Itergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah
dan basah sehingga untuk mengurangi kadar aimya perlu dikeringkan lebih
dulu.
Tujuan pengeringan adalah untuk mnguapkan air yang masih
terkandung di dalam produk Imentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak
banyak terjadi kerusakan, tidak berubah sifat maupun bentuknya. Pada saat
pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah akan
menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan mendekat satu sama lain.
Penyusutan akan terhenti apabila air yang menguap telah mencapai A±
A'/ - 1/3 kali. Apabila penyusutan telah selesai, makaA produk kering sudah
tidak mengalami perubahan bentuk lagi .
Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1) Pengeringan alami, yaitu suatu cars pengeringan yang memanfaatkan
matahari dan suhu di sekitar benda tersebut.A Kecepatan pengeringan alami
tergantung oleh : suhu udara di sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan
gerakan udara.
2) Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku
pemanas sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk
mengeringkan keramik mentah tadi.

4. Pembakaran Keramik
Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang
bersifat tidak berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air,
padat dan tahan terhadap pengaruh cuaca lainnya. Proses yang terjadi pada
keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan.
Jumlah air yang terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah
pengeringan A± 3 Se 10 0/0. Pada tahap awal pembakaran, perlu dilakukan
pengeringan air bebas ini. Pada tahap ini, pembakaran dilakukan secara

11
perlahan-lahan dengan suhu relative rendah ( 40 - 'SOAK ) untuk
menghindari penguapan secara mendadak yang menyebabkan benda retak.
Kenaikan suhu pembakaran biasanya diatur antara 5 atau 'OAK/jam.
b. Tahap Penguapan air mineral
Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas
pada suhu di bawah 200A°C dan umumnya lepas pada suhu di atas 500)5.0C
- 700)5.0 C. Pada tahap ini, benda keramik menjadi lebih berpori dan kurang
kuat.
c. Tahap Pembakaran Cepat.
Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding
partikel lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk
beberapa produk keramik yang memerlukan penyerapan air rendah, maka
dilakukan peleburan lebih lanjut sehingga pori-pori yang ditinggalkan air
bebas maupun air mineral menjadi tertutup.
Jenis jenis tungku pembakaran :
1. Tungku berkala (periodik).
Tungku yang digunakan untuk pembakaran secara berkala, dimana sejumlah
bahan keramik dibakar sekaligus sampai masak kemudian tungku didinginkan lagi
dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian dilakukan berulang secara berkala. Cara
ini terlalu boros karena panas yang hilang banyak sekali, terutama panas untuk
memanasi badan tungku dan sewaktu tungku dingin kembali.
Jenis-jenis tungku berkala :
a. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah,
bersifat tidak permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku
sampai tungku dingin kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya
menghasilkan rendamen rendah (60%).
b. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen
(berbentuk segi empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-
lubang pembakaran. Hasil bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan
rendamen antara 70 Se 850/0.

2. Tungku Kontinu. Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti)
kecuali produksi berhenti. Proses pembakaran berlangsung berhari-hari,
berbulan-bulan, dan hasilnya diambil setiap hari atau dalam jangka waktu
tertentu.
Jenis tungku ini ada 2, yaitu :
a. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman.

12
Berbentuk lorong yang bersekatsekat menjadi beberapa ruangan. Dengan
tungku ini hasil produksi cukup besar, dimana 1 kamar menghasilkan A± 3500
bata dan lebih hemat bahan bakar. Umumnya dipakai untu produksi keramik
bangunan skala besar (bata & genteng).
b. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap.
Pemabakaran dari samping, masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini
dengan kereta/lori. Jenis tungku ini termasuk modern untuk saat ini dg bahan
bakar cair atau gas. Umumnya dipakai untuk produksi keramik halus, produk-
produk keramik missal yang mutu dan harganya tinggi seperti produk sanitair.

I. Kegunaan Keramik Industri


Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan
dengan kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan
magnetik dapat digunakan sebagai insulator, semikoncuktor, konduktor dan
magnet. Keramik dengan properti yang berbeda dapat digunakan pada aerospace,
biomedis, konstruksi bangunan, dan industri nuklir.
Beberapa contoh penggunaan keramik industri :
 Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan
sebagai pemotong, pembentuk dan penghancur logam
 Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan untuk
saluran pada rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-Turbine
Engine
 Keramik sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO3). Keramik sebagai
semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium titanate
(SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa berbasis tembaga oksida
 Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis
pelindung panas pada pesawat ulang-alik dan satelit
 Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants pada
tubuh manusia. Porous alumina dapat berikatan dengan tulang dan jaringan
tubuh
 Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit listrik
tenaga nuklir. Butiran ini dibentuk dari gas uranium hexafluorida (UF6)
 Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada industri bahan
bangunan
 Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah korosi.
Keramik yang digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah tangga yang

13
menggunakan pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas,
mesin cuci, mesin pengering.

J. Macam Macam Teknologi Keramik

a. Keramik dinding digital

Keramik Dinding Kamar Mandi unik dengan pembuatannya menggunakan teknik


digital printing, yaitu sistem pencetakan dengan tinta khusus dengan teknologi 1000 dpi.
Teknologi ini memungkikan keramik dinding kamar mandi tampil dengan beragam motif,
seperti batu alam atau bunga, lengkap dengan teksturnya. Hal ini tentu membuatnya
semakin menarik diaplikasikan. Jika dibanding dengan keramik lantai, keramik dinding
ini dibuat dengan kekuatan lebih rendah. Sehingga keramik ini tidak dapat diaplikasikan
pada lantai.

b. Genteng keramik
Kelebihan genteng keramik :
 Genteng keramik tersedia dalam berbagai warna. Misalnya: hijau,
cokelat, diamond, dan lain-lain. Alhasil, seperti yang telah disebutkan, rumah
yang memakai genteng tersebut kian indah.
 Genteng keramik terlihat mengilap. Saat dibuat, genteng tersebut melewati
proses finishing glazur sehingga mengilap saat dipandang mata. Alhasil,
dipandang dari jauh, atap rumah terlihat apik.
 Genteng keramik lebih anti-bocor dan tak mudah terlepas. Itu karena genteng
tersebut menggunakan sisteminterlocking dalam pemasangan. Genteng keramik
merek tertentu bahkan menggunakan sistem double interlocking.
 Genteng keramik lebih berusia lama. Yup, begitulah, umur genteng keramik
mencapai 50 tahun ataupun lebih. Alhasil, walau harga genteng keramik lebih
mahal, dalam jangka panjang sang empunya rumah menghemat biaya.
 Genteng keramik tersedia dalam ukuran lebih besar ketimbang genteng lain.
Alhasil, pemakaian/pembuatan reng di atap lebih sedikit.

14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keramik telah di temukan sejak jaman dahulu,terbukti dengan ditemukan
benda-benda sejarah yang terbuat dari tanah liat seperti guci - guci, wadah,
perlengkapan tempat makanan, tempat air minum dan lain sebagainya. Keramik
merupakan material organik non logam yang mengandung unsur logam dan non
logam yang terutama berikatan ionik dan kovalen.mateial dari keramik tersebut
mengandung tingkat perbadaan dalam ikatan kimia nya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://hmtsunsoed.files.wordpress.com/2012/04/keramik.docx
http://adelaariyadi.blogspot.co.id/2016/06/makalah-pengetahuan-
bahan-keramik.html
http://www.academia.edu/6370258/Makalah_keramik

16

Anda mungkin juga menyukai