Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keramik berasal dari bahasa Yunani "keramos", yang artinya adalah
sesuatu yang dibakar. Pada mulanya diproduksi dari mineral lempung yang
dikeringkan di bawah sinar matahari dan dikeraskan dengan pembakaran
pada temperatur tinggi. (Joelianingsih,Makalah Pribadi Falsafah Sains
2004).
Keramik adalah suatu bahan organik bukan metal tahan pada suhu
0
tinggi, karena titik lelehnya (melting point) diatas 200 C.(Astuti,1997).
Keramik sangat berkembang didalam kebutuhan pesat khusunya dibidang
industry. Produk-produk keramik telah banyak digunakan didalam
kebutuhan rumah tangga, industry, elektornika dan sebagainya. Namun
banyak tantangan yang harus dihadapi untuk memenuhi kebutuhan industri
keramik tersebut. Ketersediaan bahan baku tersebut yang menjadi masalah
dalam kebutuhan-kebutuhan diatas.
Perkembangan teknologi material keramik pada saat ini telah diarahkan
kepada spesifikasi kegunaannya dalam berbagai kebutuhan, antara lain:
kebutuhan rumah tangga, industri mekanik, elektronika, cordierite,
refraktori, teknologi ruang angkasa, keramik berpori , dan lain sebagainya.
Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum Masehi yang di
usahakan oleh penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi
di negeri China. Industri keramik pada masa itu hanya tertumpu pada
penghasilan tembikar.Tembikar tertua di temui di England, dapat di kesan
kembali pada pertama tahun masehi dan penaklukan Roma. Antara masa itu
dan 1500 tahun Masehi, perkembangan yang paling penting adalah porselin
yang dapat memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula dengan
tembikar eistercian pada awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas
mulai nampak permulaan industri tembikar Inggris melalui Tofst bersaudara
yang membuat tembikar slip di Staffordshire. Dalam abad ke delapan belas
menampakkan bibit perkembangan yang telah menjadikan industri tembikar
sebagaimana yang terdapat pada hari ini. (ika fitri, 2014)

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keramik?
2. Apa komposisi penyusun keramik?
3. Apa jenis-jenis keramik?
4. Bagaimana karakteristik dan sifat-sifat keramik?
5. Bagaimana proses pembuatan keramik?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian keramik.
2. Mengetahui komposisi penyusun keramik.
3. Mengetahui jenis-jenis keramik.
4. Mengetahui karakteristik dan sifat-sifat keramik.
5. Mengetahui proses pembuatan keramik.

2
BAB II
ISI

2.1 Sejarah Keramik


Pemakaian benda-benda keramik sudah dimulai sejak 10.000 tahun
yang lalu. Hasil penggalian barang kuno di Mesir, terdapat keramik yang
dibuat 5000 tahun sebelum Masehi, dan penggunaan bata merah sudah sejak
3000 tahun sebelum Masehi. Perkembangan keramik di Eropa dimulai pada
masa kejayaan Romawi Yunanai, dan mulai berkembang pesat pada abad
18. Keramik yang terkenal berasal dari Tiongkok sejak 2600 tahun sebelum
Masehi. Keramik dari daerah ini terkenal di seluruh dunia karena terbuat
dari sejenis tanah putih yang dapat dibakar porselen. Tanah ini disebut
dengan tanah Kaolin. Untuk di Indonesia, perkembangan industri keramik
berjalan lambat. Bata merah sudah digunakan sejak jaman Majapahit dan
Sriwijaya. Sampai awal abad 20, industri keramik yang dominan di
Indonesia adalah industri bata dan genteng, ubin merah, alat-alat sanitair
dan pipa tanah. Sedangkan pada bidang keramik halus adalah grabah alat
rumah tangga, pot atau vas bunga, isolator listrik tegangan rendah dan bata
tahan api bata samot. Untuk keramik teknik, Indonesia masih mengimpor
dari Negara lain, terutama dari Amerika misalnya untuk isolator listrik
tegangan menengah dan tinggi, keramik listrik lainnya serta bata tahan api.
Kesulitan yang dihadapi bagi perkembangan keramik halus dan keramik
teknik di Indonesia adalah belum adanya industri pengolahan bahan baku
dari alam yang dijadikan bahan mentah siap pakai. (Raka, 2014).

2.2 Pengertian Keramik


Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos, yang
artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan
keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang
dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam
dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998;2).

3
2.3 Komposisi Keramik
Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay),
Kwarsa (flint), feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).
1. Clay/tanah liat mengandung hidrated aluminum silica
(Al2O3.2SiO2.2H2O)
Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik,
merupakan salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan
bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian
hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi
terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak
ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut
ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam
keadaan murni mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O dengan
perbandingan berat dari unsur-unsurnya: Oksida Silinium (SiO2)
47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O) 14% (Gatot,
2003 dalam Abdullah, 2005).
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi
enam dengan permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini
menyebabkan tanah liat bila dicampur dengan air mempunyai sifat liat
(plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini meluncur di atas
satu dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya (Astuti, 1997
dalam Trisnawanti, 2008).
Dari penjelasan mengenai tanah liat diatas, dapat disimpulkan,
fungsi tanah liat: mempermudah proses pembentukan keramik. Sifat
dan keadaan bahan: berbutir kasar, Rapuh, dalam keadaan
basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan
menjadi keras bila dibakar akan menjadi padat dan kuat, sangat tahan
api.
2. Kwarsa (flint)
Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2). Tujuan
pemakaian kwarsa ini ialah:
- Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam
pengeringan.
- Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.
- Merupakan rangka selama pembakaran
 Sifat-sifat dan keadaan bahan :
- Memiki ukuran partikel yang halus.
- Sifat plastis yang tinggi.
- Memiliki kekuatan kering yang tinggi.

4
- Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.
- Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya
lebih tinggi dibanding kaolin.
- Titik lebur tinggi sekitar 1728°C
3. Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu
karang yang ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux
(pelebur) pada badan keramik. Bila keramik dibakar, feldspar akan
meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang menyebabkan
partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat
membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik.
Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina,
silika dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah
mineral yang paling besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60%
batuan terrestrial (Indiani, 2009). Kebanyakan feldspar yang tersedia
berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan feldspar campuran.
Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri yang
membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah
XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah potassium, sodium, kalsium atau
barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat dilihat pada Tabel1.

Jenis Feldspar Rumus Kimia

Albite Na(Si,Al)O

Anorthite Ca(Si,Al)O

Orthoclase K(Si,Al)O

Celsian Ba(Si,Al)O

Table 2.1. Jenis-jenis feldspar


Sumber: K. McPhee (1959) dalamIndiani (2009)
4. Serbuk Kaca/Cullet
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya
dihasilkan dari campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang
merupakan benda amorf, dibentuk melalui prosesan pemadatan dari
peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang dianggap sebagai
cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan tetapi
hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi,

5
kaca merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari
bahan-bahan anorganik belum beraturan dan atom-atomnya selalu
bergerak terus-menerus.
(Ika Fitri, 2014)

2.4 Jenis-jenis Keramik


Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan
menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk
keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah
tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
2. Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik,
advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah
keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau
logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya:
elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang
medis.
(Ika Fitri, 2014)
Jenis Keramik Menurut Kepadatan
1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah
dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini
struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar
supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan
pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila
dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata,
genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk
keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan
warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2. Keramik Batu (Stoneware)
Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan
tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C).
Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat
dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan
menengah.
3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan
lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh

6
karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus
cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin
dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi
lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh
sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat
serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu
tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi.
Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus,
disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan
kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang
terhadap warna-warna glasir.
4. Keramik Baru (New Ceramic)
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi
tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong
pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi
fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit.
Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan
yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas,
tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan
komponen teknis lainnya.
(Ika Fitri, 2014)

2.5 Karakteristik dan Sifat-sifat Keramik


 Karakteristik Keramik
Keramik memiliki karateristik yang memungkinkannya digunakan
untuk berbagai aplikasi termasuk :
 Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah
 Tahan korosi
 Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor, bahkan
superkonduktor
 Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
 Keras, kuat namun rapuh
 Sifat Keramik
Jika ditinjau dari sifat mekanik pada meterial, keramik merupakan
material yang sangat kuat, keras dan tahan korosi. Keramik mempunyai
sifat kapasitas panas yang baik, konduktivitas panas rendah. Keramik
juga memiliki sifat kelistrikan yaitu sifat sebagai insulator,
semikonduktor, konduktor sekaligus dapat menjadi super konduktor dan
sekaligus juga dapat menjadi bersifat magnetik dan non-magnetik
(Heny Kusumayanti, 2012)

7
2.6 Proses Pembuatan Keramik
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat
suatu produk keramik, yaitu :
Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari
berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis
yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan motode
basah maupun kering, dengan cara manual ataupun maksimal.
Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus
dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran,
pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.
Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau
penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan
material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya
menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60-100
mesh.
Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah
liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Proses pembentukan ini
diantaranya adalah slip casting, pressure casting, injection molding, dan
extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian dipanaskan dengan proses
yang dikenal dengan nama densifikasi (densification) agar material yang
terbentuk lebih kuat dan padat.
 Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang.
Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lubang
kecil dan memanfaatkan daya kapilaritas air.
 Pressure Casting. Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada
cetakan dan diberi tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk keramik
menjadi lapisan solid keramik yang terbentuk seperti cetakan.
 Injection Molding. Proses ini ini digunakan untuk membuat objek yang
kecil dan rumit. Metode ini menggunakan piston untuk menekan bubuk
keramik melalui pipa panas masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut,
bubuk keramik didinginkan dan mengeras sesuai bentuk cetakan. Ketika
objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan bagian keramik
dipisahkan.
 Extrusion adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik dipanaskan
didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat baling – baling memutar
dan mendorong material panas tersebut ke dalam cetakan. Karena
prosesnya yang kontinu, setelah terbentuk dan dinginkan, keramik

8
dipotong pada panjang tertentu. Proses ini digunakan untuk membuat
pipa keramik, ubin, dan bata modern.
Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air
plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis
dikeringkan akan terjadi :
a. Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan,
menguap, sampai akhirnya partikel – partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti.
b. Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut.
c. Air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini
mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat., keras dan kuat.
Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada
beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran : suhu
sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat.
Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi
penting, hilang/muncul fase-fase mineral dan hilang berat (weight loss).
Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan
pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapasi glasir dengan cara
dicelup, dituang, disemprot atau dikuas. Untuk benda-benda kecil samai
sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang, untuk
benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi
glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya
lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
(Heny Kusumayanti, 2012)

9
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:


1. Keramik adalah suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang
dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam
dan anorganik yang berbentuk padat.
2. Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : tanah liat (clay), kwarsa
(flint), feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).
3. Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua jenis, yaitu: keramik
tradisional dan keramik halus. Sedangkan menurut kepadatan, jenis
keramik dibagi menjadi 4, yaitu: gerabah (earthenware), keramik batu
(stoneware), porselin (porcelain) dan keramik baru (new ceramic).
4. Keramik memiliki karateristik dan sifat: kapasitas panas yang baik dan
konduktivitas panas yang rendah, tahan korosi, keras, kuat namun rapuh,
sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor, bahkan
superkonduktor, serta sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik.
5. Beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu
produk keramik, yaitu: pengolahan bahan, pembentukan, pengeringan,
pembakaran dan pengglasiran

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.Pengertian Keramik. http://matakristal.com/pengertian-keramik/.


(diakses pada Senin 06 April 2015 pukul 19.23).

Fitri, Ika.2014.Makalah Keramik. https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/


makalah/makalah-keramik/. (diakses pada Senin, 06 April 2015 pukul
19.25).

Kusumayanti, Heny.2012.Buku Ajar Pengetahuan Bahan Konstruksi Teknik


Kimia Dan Korosi 1.Semarang : UPT UNDIP Press.

Purba, EP.2013.Makalah Keramik.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789


/35662/5/Chapter%20I.pdf. (diakses pada Senin, 06 April 2015 pukul
19.00).

Rahman, Hengki.2010.Makalah Material Teknik Keramik. http://hengkirahman.


blogspot.com/2010/01/keramik.html. (diakses pada senin, 06
April 2015 pukul 19.43).

11

Anda mungkin juga menyukai