Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA ZAT PADAT

KERAMIK
Oleh
Kelompok 1
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Citra Angraini
Lusiana Setiawati
Binti Uswatin
Delsi Ayu Puspita
Nia Oktaria
Hasanul Kamil
Dosen pengasuh

06101281320009
06101181320028
06121010021
06121010014
06121010017
06101181320025

: Drs. M. Hadeli L., M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
makalah yang tentang Keramik. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Kimia Zat Padat.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Indralaya, 03 Oktober 2015

Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Sejarah keramik...............................................................................................................3
2.2 Definisi Keramik..............................................................................................................3
2.3 Komposisi dari keramik....................................................................................................4
2.4 Sifat Keramik....................................................................................................................6
2.5 Jenis-jenis keramik...........................................................................................................7
2.6 Proses pembuatan keramik...............................................................................................9
2.7 Metoda uji bahan keramik..............................................................................................13
2.8 Manfaat dan kegunaan dari keramik..............................................................................15
2.9 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Keramik..........................................................16
BAB III PENUTUP..................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki sumber material alam yang cukup besar dalam bentuk silikon
oksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), kalsium oksida (CaO), magnesium oksida (MgO),
kalium oksida (K2O), natrium oksida (Na2O) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan keramik. Perkembangan industri keramik di Indonesia pun semakin meningkat.
Kebutuhan akan keramik sangat meningkat baik keramik untuk hiasan, ubin dan lain-lain.
Meskipun keramik termasuk bahan bangunan yang tergolong tua namun minat akan
pemakaian keramik terus meningkat setiap tahunnya.
Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum Masehi yang di usahakan
oleh penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi di negeri China. Industri
keramik pada masa itu hanya tertumpu pada penghasilan tembikar. Tembikar tertua di temui
di England, dapat di kesan kembali pada pertama tahun masehi dan penaklukan Roma. Antara
masa itu dan 1500 tahun Masehi, perkembangan yang paling penting adalah porselin yang
dapat memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula dengan tembikar eistercian pada
awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas mulai nampak permulaan industri tembikar
Inggris melalui Tofst bersaudara yang membuat tembikar slip di Staffordshire. Dalam abad ke
delapan belas menampakkan bibit perkembangan yang telah menjadikan industri tembikar
sebagaimana yang terdapat pada hari ini.
Diharapkan dari penulisan laporan penelitian yang dilaksanakan di desa Kriyan
kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca yang budiman.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah dari keramik?
1.2.2 Bagaimana definisi dengan keramik?
1.2.3 Apa saja komposisi dari keramk?
1.2.4 Bagaimana sifat dari keramik?
1.2.5 Apa saja jenis-jenis keramik?
1.2.6 Bagaimana proses pembuatan keramik?
1.2.7 Bagaimana metoda uji bahan keramik?
1.2.8 Apa saja manfaat dan kegunaan dari keramik?
1.2.9 Apa saja keuntungan dan kerugian penggunaan keramik?

1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui sejarah dari keramik
1.3.2 untuk mengetahui definisi dari keramik
1.3.3 untuk mengetahui komposisi dari keramk
1.3.4 untuk mengetahui sifat dari keramik
1.3.5 untuk mengetahui jenis-jenis keramik
1.3.6 untuk mengetahui proses pembuatan keramik
1.3.7 untuk mengetahui metoda uji bahan keramik
1.3.8 untuk mengetahui manfaat dan kegunaan dari keramik
1.3.9 untuk mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan keramik

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah keramik
Pemakaian benda-benda keramik sudah dimulai sejak 10.000 tahun yang lalu. Hasil
penggalian barang kuno di Mesir, terdapat keramik yang dibuat 5000 tahun sebelum Masehi,
dan penggunaan bata merah sudah sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Perkembangan keramik
di Eropa dimulai pada masa kejayaan Romawi Yunanai, dan mulai berkembang pesat pada
abad 18. Keramik yang terkenal berasal dari Tiongkok sejak 2600 tahun sebelum Masehi.
Keramik dari daerah ini terkenal di seluruh dunia karena terbuat dari sejenis tanah putih yang
dapat dibakar porselen. Tanah ini disebut dengan tanah Kaolin. Untuk di Indonesia,
perkembangan industri keramik berjalan lambat. Bata merah sudah digunakan sejak jaman
Majapahit dan Sriwijaya. Sampai awal abad 20, industri keramik yang dominan di Indonesia
adalah industri bata dan genteng, ubin merah, alat-alat sanitair dan pipa tanah. Sedangkan
pada bidang keramik halus adalah grabah alat rumah tangga, pot atau vas bunga, isolator
listrik tegangan rendah dan bata tahan api bata samot. Untuk keramik teknik, Indonesia masih
mengimpor dari Negara lain, terutama dari Amerika misalnya untuk isolator listrik tegangan
menengah dan tinggi, keramik listrik lainnya serta bata tahan api. Kesulitan yang dihadapi
bagi perkembangan keramik halus dan keramik teknik di Indonesia adalah belum adanya
industri pengolahan bahan baku dari alam yang dijadikan bahan mentah siap pakai.
2.2 Definisi Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang
dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini
tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup
semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.

Contoh Gambar Keramik

2.3 Komposisi dari keramik


Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint), feldsfar,
dan serbuk kaca (cullet).
2.3.1

Clay/ Tanah Liat


Clay/tanah liat mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.2SiO2.2H2O).
Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu
bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang
mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau 80%
dari kulit bumi merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal
pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk
hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus: Al 2O3.2SiO2.2H2O
dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida
Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O) 14% .
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan
permukaan yang datar. Bentuk kristal; hal ini menyebabkan tanah liat bila dicampur
dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini
meluncur di atas satu dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya .
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau batuan
yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada dasarnya
mineral liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan liat bukan
silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1, dan tipe
2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder dengan Aloktaeder. Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan tingkat hancuran

suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu tanah yang lebih tua
daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si telah habis tercuci. Disamping liat silikat
amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat merupakan kelompok senyawa hidrus oksida
besi dan aluminum. Nama hidrus oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air
dan oksida
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah
mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras,
sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat
memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.
2.3.2

Kwarsa (Flint)
Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:
- Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam pengeringan.
- Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.
- Merupakan rangka selama pembakaran.
Sifat-sifat dan keadaan bahan :
- Memiki ukuran partikel yang halus .
- Sifat plastis yang tinggi .
- Memiliki kekuatan kering yang tinggi
- Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.
- Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi
-

2.3.3

dibanding kaolin.
titik lebur tinggi sekitar 1728C

Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik.
Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas
yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat
membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut
dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat
gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang
paling besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009).
Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan
feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri
yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si 2O8 dengan X adalah
potassium, sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat

dilihat pada tabel.

2.3.4

Jenis Feldspar

Rumus Kimia

Albite

Na(Si,Al)O

Anorthite

Ca(Si,Al)O

Orthoclase

K(Si,Al)O

Celsian

Ba(Si,Al)O

Serbuk Kaca/Cullet
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari
campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk
melalui prosesan pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang
dianggap sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan
tetapi hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca
merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan anorganik
belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.

2.4 Sifat Keramik


Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana
bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti
gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik
bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak
berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran
sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh
keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C,
keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C.
kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang
keramik terus berkembang. Secara umum sifat keramik meliputi :
1.
2.
3.
4.

Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.


Tahan terhadap korosi.
Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor

superkonduktor.

bahkan

5.

Dapat bersifat magnetik dan non magnetik

2.5 Jenis-jenis keramik


Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:
2.5.1

Keramik Tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah sebagai berikut:
a. Keramik Berstruktur
Keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang baik.Antara bahan yang
termasuk di dalam golongan ini ialahalumina, silikon karbida, silikon nitrida,
komposite dan bahanyang di lapisi dengan keramik. Bahan ini sangat potensi
digunakan di dalam mesin diesel sebagai piston dan ruang pra pembakaran, turbo
charge dan turbin gas. Ia di gunakan jugasebagai bahan penyekat ruang
pembakaran bersuhu tinggi danmata pahat potong logam (Cutting tool).
b. Keramik Putih
Keramik putih yaitu jenis keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai
tekstur jaringan yang halus. Keramik inidibuat dari bahan dasar lempung kualitas
terpilih dan fluksdalam jumlah bervariasi yang dipanaskan pada suhu 120015000C di dalam tanur (kiln). Contohnya keraamik tanah, porselin, keramik china,
ubin keramik putih,dan sebagainya.
c. Keramik refaktori
Keramik Refraktori yakni keramik yang mencakup bahan bahan yang
digunakan untuk menahan pengaruh termal, kimiadan fisik. Refraktori dijual
dalaam bentuk bata tahan api, batasilica, magnesit,dan sebagainya.
d. Keramik Listrik
Yang termasuk dalam kategori keramik listrik mempunyaifungsi elektromagnet
dan optik dan juga fungsi kimia yang berkaitan dengan penggunaannya secara
langsung. Keramik inidigunakan sebagai bahan penyekat, magnet, tranducer,
dan pensemikonduksi.

2.5.2

Keramik Halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,
engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan
menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2,
MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan
pada bidang medis.

Jenis keramik menurut kepadatan


a. Gerabah (Earttenware)
Gerabah (Earthenware) dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan
mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000C. Keramik jenis ini struktur
dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah
kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk
keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware)
atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya
termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna
yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
b. Keramik batu
Keramik Batu (Stoneware) dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan
bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200-1300C). Keramik
jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu.
Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah.
c. Porselin (Porcelain)
Porselin (Porcelain) adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan
lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan
porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut
keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350C atau 1400C,
bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500C. Porselin yang tampaknya
tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat
serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka
dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis
ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri
karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.
d. Keramik baru
Keramik baru adalah Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi
tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal
optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik,
silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini
disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek,

tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan
komponen teknis lainnya.
2.6 Proses pembuatan keramik
2.6.1 Penyiapan Bahan Mentah
Penyiapan bahan mentah meliputi : penggalian bahan mentah, penimbunan dan
penggilingan.
a. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada umumnya
adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar lempung merupakan bentuk endapan yang terletak
di permukaan bumi sehingga penggaliannya dilakukan dengan cara terbuka.
b. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu.

Selama

dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam dalam air. Hal
ini perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah dan kurang
menyerap air menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga untuk
melarutkan garam sulfat yang merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya
juga dilakukan pencampuran dengan bahan lain, misalnya pasir.
c. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum
ditimbun digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan
kollegrang yang dasamya berlubang-lubang untuk mendapatkan susunan besar butir
yang lebih homogen. Selama digiling didalam alat ini, bahan yang sudah menjadi
tepung ditambah dengan air sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang, bahan
sudah berbentuk lempung basah. Untuk mendapatkan lempung yang lebih homogen,
dilakukan penggilingan lagi di pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan diolah
lagi di dalam extruder. Di dalam alat ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga
dihasilkan lempung yang benar-benar padat berbentuk kolom segi empat atau bulat.
2.6.2

Pembentukan Produk Keramik


Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk
keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan pemakaian, sifat
bentuknya dan bahan dasamya. Ada empat cara pembentukan produk keramik, yaitu :
a. Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process).
Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang
pembentukannya dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan
pembentukan dengan tangan. Cara ini biasanya dipakai untuk benda-benda khusus
yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain, misalnya untuk produk keramik
halus yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di dalam proses ini,

lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 ay 40 %, dengan syarat


lempung masih cukup Ikuat menahan beratnya sendiri sehingga tidak terjadi
perubahan bentuk.
b.

Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud).


Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk
dengan tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %.
Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini
dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku. Kemudian kolom tanah ini
dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk tertentu. Cara ini
biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik banhan
bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan
bentuk produk keramik kasar lainnya.

c. Cara Pembentukan dengan masa slip.


Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur
yang halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari
susunan butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %.
Cara ini biasanya dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah
dibakar dan dengan cara mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama.
Selain itu,juga memungkinkan untuk membentuk benda-benda yang sulit
dibentuk dengan cara tangan atau mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan
untuk membuat produk sanitair (doset, wastafel,
d. Cara Pembentukan dengan proses kering.
Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12
%, sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa
(press) yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai
kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik
yang mempunyai kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh,
misalnya dalam pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api.
2.6.3

Pengeringan Keramik.
Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30 %
Itergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan

basah sehingga untuk mengurangi kadar aimya perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan
pengeringan adalah untuk mnguapkan air yang masih terkandung di dalam produk
Imentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak banyak terjadi kerusakan, tidak
berubah sifat maupun bentuknya.
Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah
akan menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan mendekat satu sama
lain.Penyusutan akan terhenti apabila air yang ...menguap telah mencapai A A'/ - 1/3
kali. Apabila penyusutan telah selesai, makaA produk kering sudah tidak mengalami
perubahan bentuk lagi .
Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a. Pengeringan alami, yaitu suatu cars pengeringan yang memanfaatkan matahari
dan suhu di sekitar benda tersebut.A Kecepatan pengeringan alami tergantung oleh
: suhu udara di sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara.
b. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku
pemanas sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan
keramik mentah tadi.
2.6.4

Pembakaran keramik
Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak
berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan
terhadap pengaruh cuaca lainnya.Proses yang terjadi pada keramik selama
pembakaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan.
Jumlah air yang terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah
pengeringan A 3 Se 10 0/0. Pada tahap awal pembakaran, perlu dilakukan
pengeringan air bebas ini. Pada tahap ini, pembakaran dilakukan secara
perlahan-lahan dengan suhu relatif rendah ( 40 - 'SOAK ) untuk menghindari
penguapan secara mendadak yang menyebabkan benda retak. Kenaikan suhu
pembakaran biasanya diatur antara 5 atau 'OAK/jam.
b. Tahap Penguapan air mineral.
Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas pada suhu
di bawah 200AC dan umumnya lepas pada suhu di atas 500)5.0C - 700)5.0C.
Pada tahap ini, benda keramik menjadi lebih berpori dan kurang kuat.
c. Tahap Pembakaran Cepat.
Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding partikel

lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk beberapa


produk keramik yang memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan
peleburan lebih lanjut sehingga pori-pori yang ditinggalkan air bebas maupun air
mineral menjadi tertutup.
Jenis-Jenis Tungku Pembakaran:
1. Tungku berkala (periodik). Tungku yang digunakan untuk pembakaran secara
berkala, dimana sejumlah bahan keramik dibakar sekaligus sampai masak
kemudian tungku didinginkan lagi dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian
dilakukan berulang secara berkala. Cara ini terlalu boros karena panas yang hilang
banyak sekali, terutama panas untuk memanasi badan tungku dan sewaktu tungku
dingin kembali.
Jenis-jenis tungku berkala:
a. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah,
bersifat tidak permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku
sampai tungku dingin kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya
menghasilkan rendamen rendah (60%).
b. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen (berbentuk
segi empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-lubang
pembakaran. Hasil bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan
rendamen antara 70 Se 85 0/0.
2. Tungku kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi
berhenti. Proses pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan
hasilnya diambil setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu.
Jenis tungku ini ada 2, yaitu :
a. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang
bersekatsekat menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi
cukup besar, dimana 1 kamar menghasilkan A 3500 bata dan lebih hemat
bahan bakar. Umumnya dipakai untu produksi keramik bangunan skala besar
(bata & genteng).
b. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap. Pemabakaran dari
samping, masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan kereta/lori.
Jenis tungku ini termasuk modern untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas.
Umumnya dipakai untuk produksi keramik halus, produk-produk keramik
missal yang mutu dan harganya tinggi seperti produk sanitair.

2.7 Metoda uji bahan keramik


2.7.1 Resistivitas
Menurut Xiangdong (1996) dalam Indiani (2009) resistivitas adalah besarnya tegangan
yang diberikan terhadap luas penanmpang suatu bahan tertentu dibagi besarnya arus
yang mengalir dan panjang tersebut.
=RAl
dengan merupakan resistivitas bahan (cm), l merupakan panjang bahan (cm), R
merupakan hambatan bahan (), dan A merupakan luas penampang bahan (cm2).
Untuk menentukan resistivitas berbentuk silinder dapat menggunakan (Griffiths,
1986):
=2RLln(a)
Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut unutk
memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator untuk
tengan rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~ 107 cm, untuk
isolator tegangan menengah maka harus memiliki resistivitas 109-1014 cm, dan untuk
isolator tegangan tinggi maka resistivitasnya harus lebih dari 1014 cm.
2.7.2

Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam gram
per centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in 2). Pengukuran densitas
yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density) berdasarkan metode
Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada persamaan (Yusup, 1998):
b=mkmb-(mg-mkw)air
dengan b
merupakan bulk density (g/cm3), air
merupakan densitas air
(1g/cm3), mb

merupakan masa basah (g), mk merupakan massa kering (g), mg

merupakan massa ketika beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan massa
kawat penggantung.
2.7.3

Kuat Tekan
Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang dilakukan
sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan antara kekuatan
terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai berikut:
P=FA
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N) dan A
adalah luas penampang dalam satuan m2.

2.7.4

Susut bakar
Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut bakar ini
terdiri dari dua bagian yaitu:

a. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan volum dengan volum(V)


sampel sebelum dilakukan pempakaran yang dinyatakan sebagai berikut:
% susut bakar volum =

V0-V1V0x 100%

dengan Vo volume sampel yang belum dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel
yang telah dibakar (cm3)
b. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa m

dengan

massa sampel sebelum dilakukan pembakaran (m0)yang dinyatakan sebagai


berikut:
% susut bakar volum =

m-m1m0x 100%

dengan mo massa sampel yang belum dibakar (gram), m 1 adalah massa sampel
yang telah dibakar (gram).
Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan
terjadinya reaksi cat aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap
butiran besar. Kekosongan yang terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah
yang mungkin dapat menyebabkan kekurangan massa dan sampel.
Dalam kehidupan sehari-hari, karamik memiliki banyak kegunaan, misalnya saja
dapat dibuat sebagai guci, genteng, maupun peralatan lainnya. Agar peralatan
yang di buat dapat bertahan lama dan memiliki kualitas yang baik, oleh karena itu
proses pembuatan dan juga bahan baku yang digunakan harus sesuai dengan
standar yang ada, di Indonesia ini standar yang digunakan adalah SNI ( Standar
Nasional Indonesia ). Berikut adalah beberapa SNI yang membahas mengenai
keramik :
-

SNI

15-1325-1989

BATUAN

KERAMIK HALUS
SNI 03-2095-1998 GENTENG KERAMIK
SNI 1147-1989-A MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS
KERAS PLAT TETES PORSELIN

PIROPILIT

UNTUK

PEMBUATAN

2.8 Manfaat dan kegunaan dari keramik


Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari
keramik, entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring, cangkir, teko,
tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti batu-bata,
genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan. Ada juga keramik
yang digunakan untuk keperluan keperluan khusus dan dibuat secara khusus pula misalnya
keramik isolator yang digunakan untuk kebutuhan industri perlistrikkan.
Dengan berkembangnya teknologi maka kini bahkan keramik telah digunakan didalam
berbagai keperluan bidang science seperti bidang kedokteran yang dikenal dengan bio
ceramics, misalnya beberapa organ tubuh manusia yang rusak ternyata dapat digantikan
dengan bahan keramik seperti tulang dan gigi. Keramik juga banyak digunakan di dalam
dunia elektronik. Ternyata banyak bagian dari dari produk elektronik yang dibuat dari bahan
keramik.
Dalam bidang teknologi kedirgantaraan maupun antariksa, ternyata bagian-bagian tertentu
dari pesawat terbang maupun pesawat luar angkasa terbuat dari bahan keramik. Sebagai
contoh, pesawat antariksa ulang alik Columbia dan Discovery ternyata seluruh badan pesawat
bagian luarnya dilapisi dengan mantel yang tahan api yang terbuat dari keramik yang ringan
(light refractory brick) yang tahan terhadap suhu yang sangat tinggi. Tanpa dilapisi bahan
keramik tersebut maka pesawat antariksa tidaklah mungkin dapat terbang menjelajah luar
angkasa, karena ketika kembali ke bumi akan mengalami gesekan dengan atmosfir yang
mengakibatkan terjadinya suhu yang sangat tinggi itu.
Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan karena
bahan keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga sekaligus penghantar
panas yang sangat buruk . Bahkan bahan keramik merupakan bahan satu satunya yang tahan
terhadap radiasi nuklir,sehingga reactor nuklir dimanapun menggunakan bahan keramik
sebagai pelindung, agar radiasi tidak menyebar kemana-mana karena sangat membahayakan .
2.9 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Keramik
2.9.1 Keuntungan Pengguanaan Keramik
1. Kaya akan ragam jenis, corak, tekstur, harga dan bahan pembentuk (batu alam,
granit, marmer).

2.

Kekuatan fisik tinggi (lebih tinggi dari parket), warna tahan sangat lama, serta

mudah dalam membersihkannya.


3. Permukaannya anti air (daya serap airnya kecil) sehingga mudah dalam

2.9.2

pemeliharaan dan cara membersihkan


4. Tahan terhadap goresan pisau dan juga tahan panas (api).
5. Bahan dasar melimpah di alam sehingga relatif lebih murah.
6. Penghantar panas dan listrik yang buruk (isolator)
Kerugian penggunaan keramik
1. Pemasangannya relatif lama karena sulit untuk dipotong
2. Pembongkarannya sulit
3. Rapuh, getas dan mudah patah
4. Sulit didaur ulang sehingga nilai daur ulangnya rendah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Keramik merupakan suatu produk yang dibuat dengan menggunakan tanah liat,
kwarsa, feldster dan serbuk kaca.
2. Keramik memiliki sifat yang keras namun mudak pecah dan tahan terhadap korosi.
3. Keramik secara umum dibagi menjadi dua macam keramik tradisional dan keramik
halus.
4. Pembuatan keramik melalui beberapa tahap yaitu penyiapan bahan mentah,
pembentukan produk keramik, pengeringan keramik dan pembakaran keramik.
5. Keramik dapat diuji kualitasnya dengan berdasarkan resistivitas, densitas, kuat tekan
dan susut bakar.
6. Keramik banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
(t.thn.).
Keramik.
Dipetik
https://id.wikipedia.org/wiki/Keramik

Oktober

3,

2015,

dari

Irawan, M. (2014). Cara Pembuatan Keramik. Dipetik Oktober 3, 2015, dari


http://muhammadirawanandroider.blogspot.co.id/2014/06/makalah-carapembuatan-keramik.html
Prasetyo, R. A. (2014, Juni). Keramik. Dipetik Oktober 3, 2015, dari
http://rakaraperz.blogspot.co.id/2014/06/makalah-keramik-untuk-smk.html
Rahman, H. (2010, Januari). Keramik. Dipetik Oktober 3, 2015, dari
http://hengkirahman.blogspot.co.id/2010/01/keramik.html

Anda mungkin juga menyukai