Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERTEMUAN KE – 1

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

MATERI KULIAH:

Pengertian ilmu fisika dan cabang – cabang fisika, hubungan fisika dengan ilmu
lain dan beberapa penerapannya, pengukuran, besaran/dimensi dan satuan
yang digunakan.

POKOK BAHASAN:

PENDAHULUAN

1.1 ARTI FISIKA


Fisika berasal dari kata Yunani yang berarti ”alam”. Karena itu fisika
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda – benda di alam, gejala –
gejala kejadian alam serta interaksi dari benda – benda di alam tersebut. Gejala
ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indera kita. Misalnya penglihatan
menemukan optika atau cahaya, pendengaran menemukan pelajaran tentang
bunyi, panas juga dapat dirasakan (perasaan).
Ilmu fisika juga disebut ilmu pengukuran (science of measurement).
Dalam hubungan ini Lord Kelvin (1824 – 1907), seorang sarjana fisika Inggris
yang termashur, mengucapkan, “Saya sering berkata bahwa bila seseorang
dapat memberikan ukuran kepada sesuatu yang dibicarakannya serta
menyatakannya dalam angka – angka, ia memang tahu tentang apa yang
dibicarakannya itu; tetapi bila ia tidak mampu mengungkapkannya dengan angka
– angka, berarti pengetahuannya dangkal dan tidak memuaskan, paling – paling
baru merupakan awal suatu pengetahuan. Tingkat pemikirannya masih jauh dari
tingkat ilmu, apapun yang menjadi pokok pembicaraanya”.
Fisika dapat didefinisikan sebagai proses benda – benda alam yang tak
dapat berubah, artinya benda mati (biologi mempelajari benda – benda hidup).
Maka dapat disimpulkan bahwa ”Fisika” adalah ilmu pengetahuan yang
tujuannya mempelajari bagian – bagian dari alam dan interaksi antara bagian
tersebut. Sebagaimana diketahui, benda – benda dialam terbagi atas 2 (dua)
bagian: Alam Makro yaitu benda – benda yang ukurannya besar dan dapat
dilihat dengan alat – alat yang ada saat ini; alam yang besar ini termasuk benda
– benda yang sangat besar dengan jarak antara 2 (dua) benda juga besar sekali,
misalnya bulan, matahari, bumi, dan lain – lain. Alam Mikro adalah benda –
benda kecil sekali dengan jarak antara benda tersebut sangat kecil, benda-
benda mikro ini tak dapat dilihat dengan alat – alat biasa.
Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai
dari pengamatan – pengamatan dari gerakan benda – benda langit, bagaimana
lintasannya, periodenya, usianya, dan lain – lain. Ilmu yang mempelajari gerak
benda ini disebut mekanika. Bidang ilmu ini dimulai kira – kira berabad – abad
yang lalu. Mekanika berkembang pada zamannya Galileo dan Newton. Galileo
merumuskan hukum – hukum benda – benda jatuh, Newton mempelajari gerak
benda pada umumnya, termasuk planet – planet pada sistem tata surya. Hukum
Newton adalah dasar dari mekanika.
Dalam mendefinisikan suatu besaran dalam Fisika haruslah terkandung
kaidah menghitung besaran yang bersangkutan berdasarkan besaran - besaran
lain yang dapat diukur. Misalnya, mometum didefinisikan sebagai hasil kali
”massa” dan ”kecepatan”: jadi, sudah disebutkan kaidah untuk menghitungnya.
Tinggal lagi bagaimana cara atau dasar mengukur besaran massa dan
kecepatan tersebut. Kecepatan didefinisikan berdasarkan faktor panjang (jarak)
dan selang waktu; tetapi mendefinisikan besaran panjang dan waktu ini secara
lebih mendasar dan lebih sederhana lagi tidaklah mungkin. Oleh sebab itu
panjang dan waktu dinamakan besaran mekanika yang tak terdefinisikan.
Ternyata semua besaran mekanika dapat diungkapkan berdasarkan hanya tiga
besaran yang tak terdefinisikan. Yang satu lagi, disamping ”panjang” dan
”waktu”, ialah ”massa” atau ”gaya”. Maka kita pilih saja massa sebagai ”yang tak
terdefinisikan” yang ketiga itu.
Dalam geometri, hal yang tak terdefinisikan ialah ”titik”. Seorang ahli guru
geometri meminta kepada yang berguru padanya untuk dalam pikirannya
menggambarkan sebuah titik, yang tentu harus sama dengan yang dimaksud
oleh sang guru. Dalam situasi seperti ini biasanya tidak terjadi salah pengertian.
Lain halnya dalam bidang fisika; situasinya tidak semudah itu. Untuk menentukan
bagaimana cara dan kaidah menetapkan ukuran besaran yang tak terdefinisikan,
para ahli fisika dari seluruh bagian dunia membentuk suatu badan
internasional.
1.2 CABANG – CABANG FISIKA
Fisika klasik : Mekanika, Listrik Magnet, Panas, Bunyi, Optika dan Gelombang
adalah perbatasan antara fisika klasik dan modern.
Fisika modern : Adalah perkembangan fisika mulai abad 20 yaitu penemuan teori
relativitas dari Einstein.
Fisika klasik bersumber pada gejala – gejala perasaan. Ilmu Fisika sudah
jelas mendukung teknologi, termasuk engineering, kimia, biologi, kedokteran dan
lain – lain. Ilmu fisika dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan mengenai,
misalnya:
1. Mengapa bumi dapat mengelilingi matahari ?
2. Bagaimana udara dapat menahan pesawat terbang yang berat itu ?
3. Kenapa langit berwarna biru ?
4. Bagaimana suara dapat dipancarkan ketempat jauh melalui radio dan telepon
?
5. Bagaimana TV dapat menjangkau tempat – tempat yang jauh?
6. Bagaimana sifat – sifat listrik sangat diperlukan dalam operasi – operasi
sistem komunikasi dan industri ?
7. Bagaimana peluru antar benua dapat diarahkan kesasaran yang jauh sekali
letaknya ?
8. Dan akhirnya bagaimana pesawat ulang alik dapat mendarat di bulan ?.
Sebagaimana diketahui kita sekarang berada dalam zaman energi atom dan
inti, memasuki abad ruang angkasa, dimana Fisika dan poara fisikawan ikut
ambil bagian.

1.3 HUBUNGAN FISIKA DENGAN ILMU PENGETAHUAN LAIN


Tujuan Fisika adalah agar kita dapat mengerti bagian – bagian dasar
dari benda – benda dan interaksi antara benda – benda, jadi untuk menerangkan
gejala – gejala alam. Dari pernyataan ini kita ketahui bahwa fisika adalah bidang
ilmu pengetahuan alam yang paling dasar. Ilmu kimia berdasarkan kepada fisika
dan kimia, untuk menerangkan proses – proses yang terjadi dalam benda –
benda hidup. Ilmu teknik juga bersandar pada fisika dan kimia. Fisika adalah
penting untuk menunjang riset murni maupun terpakai. Misalnya ahli – ahli
geologi dalam risetnya menggunakan metode – metode gravimentri, ekustik,
listrik, dan mekanika. Rumah – rumah sakit modern dilengkapi dengan alat – alat
elektronik. Ahli – ahli astronomi memerlukan optik, spektrografi dan teknik radio,
dan demikian pula ahli – ahli meteorologi, oceanologi, seismologi memerlukan
pengetahuan fisika.

1.4 PENGUKURAN
Suatu hal yang perlu dilakukan oleh fisikawan adalah mengukur.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran standar.
Namun angka kesalahan tak dapat dihindari dalam setiap pengukuran. Padahal
fisika termasuk ilmu eksakta, pengetahuan eksak yang berdasarkan paa
pengukuran. Setiap pengukuran selalu mempunyai batas ketelitian, disebabkan
oleh antara lain: alat ukurnya sendiri dan pembacanya. Misalnya:
Panjang sebuah batang l = 4 m, ini tidak berarti tepat 4 m, kemungkinan
berada antara 4,05 m dan 3,95 m, ditulis sebagai l = (4,00 ± 0,05) m. 0,05
adalah ketelitian pengukuran, makin kecil angka ini makin baik hasil pengukuran
kita. Dengan grafik dapat pula diukur beasran – besaran tertentu. Grafik
menyatakan kejadian – kejadian sebagai gambaran dari bentuk matematis.
l
Misalnya: T = 2p g

Adalah periode suatu bandul sederhana, untuk mencari harga g, dengan


g = percepatan gravitasi bumi, l = panjang tali, T dapat diukur, jadi didapat
hubungan antara T dan l atau T2 dan l. T dan l merupakan lengkungan, T2 vs l
merupakan garis lurus dengan koefisien arah:
4 2
g
Cara menuliskan hasil pengukuran sebaiknya secara ilmiah yaitu menulis
dalam desimal.
Tabel 1-1, Kelipatan Metrik (SI)
Besar Prefik Simbol
10-18 atto a
10-15 fento f
10-12 pico p
10-9 nano n
10-6 micro m
10-3 milli m
10-2 centi c
10- deci d
100 satuan dasar -
10 deca D
102 hecto H
103 kilo k atau K
106 mega M
109 giga G
1012 tera T

1.5 STANDAR BESARAN, DIMENSI, SATUAN


Kaidah untuk mengukur besaran mekanika yang tak terdefinisikan
ditentukan oleh suatu badan internasional yang bernama General Conference
on Weights and Measures. Semua negara besar mempunyai wakil dalam
badan ini. Salah satu fungsi pokoknya ialah menetapkan suatu standar untuk
setiap besaran yang tak terdefinisikan. Standar ini dapat berupa suatu barang
nyata, dengan syarat bahwa sifatnya tidak boleh berubah – ubah dalam
waktu yang lama.

Inilah sebabnya mengapa pada tahun 1889 orang memilih logam


campuran platinum-iridium sebagai bahan untuk membuat batangan yang akan
dijadikan standar meter. Pada waktu itu logam campuran tersebut dianggap
sangat stabil sifat kimiawinya. Bila umpamanya batang yang terbuat dari gelas
yang dipilih, panjangnya akan berubah akibat penghabluran yang pasti terjadi
dari tahun ke tahun. Walaupun platinum-iridium merupakan logam campuran
yang luar biasa stabilnya, tetapi untuk menjadikan meteran yang terbuat dari
bahan ini menjadi standar ukuran diseluruh dunia, ada beberapa syarat tidak
praktis yang harus dipenuhinya. Misalnya, harus dibuat sejumlah besar tiruannya
untuk dipakai di setiap negara penting di dunia dan standar turuan ini harus di uji
ketepatannya secara berkala dengan standar induknya. (kalibrasi)
Pada tanggal 14 Oktober 1960, badan tersebut diatas mengganti standar
untuk panjang menjadi berdasarkan suatu konstanta atom, yaitu, panjang –
gelombang cahaya merah – jingga yang dipancarkan oleh atom dari
kripton-86 di dalam suatu tabung yang berisi gas kripton sedangkan di dalam
tabung ini terjadi pengosongan (discharge) muatan listrik secara terus –
menerus.
Standar untuk massa ialah massa suatu silinder yang terbuat dari
platinum – iridium dan diberi nama satu kilogram. Standar berbentuk silinder
ini disimpan di Internasional Bureau of Weights and Measures di Sevres, dekat
Paris.
Sampai tahun 1960, yang dijadikan standar waktu ialah selang waktu
antara saat matahari berada di atas kepala dengan saat yang sama pada
keesokan harinya, di hitung rata- ratanya dalam setahun, dan dinamakan satu
hari rata – rata hari matahari (mean solar day). Antara tahun 1960 dan 1967,
standar tersebut diganti dengan apa yang dinamakan tahun tropik 1900
(tropical year 1900), yaitu, waktu yang diperlukan matahari pada tahun 1900
untuk bergerak dari suatu titik tertentu di langit, yang disebut vernal equinox,
lalu kembali ke titik yang sama. Dalam bulan oktober 1967 dasar standar waktu
diganti lagi; sekarang berdasarkan waktu periodik radiasi yang bersangkutan
dengan transisi antara dua tingkat energi atom cesium 133.
Sesudah standar dipilih, langkah selanjutnya ialah mengadakan suatu
alat atau menemukan suatu cara untuk dapat membandingkan standar yang
bersangkutan dengan sesuatu yang belum diketahui ukurannya. Perhatikanlah
misalnya jarak x antara cermin A dan cermin B dari alat yang disebut etalon
yang terlukis pada gambar 1-1(a). Untuk mengetahui jumlah gelombang cahaya
merah jingga zat kripton-86 dalam jarak x itu perlulah dipakai suatu alat yang
disebut interferometer optik. Jenis yang dibuat oleh Michelson dilukiskan pada
gambar 1-1(b). Sebuah cermin M yang dapat digerakkan mula – mula distel pada
posisi yang berketepatan dengan posisi A pada etalon, lalu digeser pelan – pelan
sampai posisinya berketepatan dengan B. Selama pergeseran ini berlangsung
berbagai gradasi warna jingga dan hitam, disebut interference fringe, bergerak
lewat tanda silang pada lensa sebuah teleskop pengamat, dan di hitung. Satu
gerak penuh interference fringe bersesuaian dengan gerak cermin M sebesar
setengah panjang gelombang. Panjang yang kita namakan satu meter bila
didasarkan pada cara ini adalah
1 meter = 1.650.763,73 pajang gelombang merah jingga Kripton-86.
Satuan pajang yang masih juga dipakai dalam kehidupan sehari – hari
dan dalam keteknikan (engineering) di Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris
ialah:
1 inci = 1 in = 41.929,399 panjang gelombang cahaya Kr, 2,54
cm
1 foot (kaki) = 1 ft = 12 in
1 yard = 1 yd = 3 ft
1 mil = 1 ml 5280 ft
Alat untuk membagi standar massa kilogram ke dalam berbagai satuan
massa yang lebih kecil ialah neraca sama lengan. Satuan – satuan massa yang
seing dipakain ialah:
1 mikrogram = 1 mg = 10-9 kg
1 miligram = 1 mg = 10-6 kg
1 gram =1g = 10-3 kg
1 pound massa = 1 lbm = 0,45359237 kg
Jam yang digunakan untuk menentukan selang waktu standar ialah jam-
cesium, merupakan sarana laboratorium yang besar, rumit, dan mahal.
Ketepatannya luar biasa dan kekonstanan frekuensinya dapat bertahan pada
satu bagian dalam seratus milyar (1011) atau lebih baik dari itu lagi. Selanjutnya,
jam ini dapat diperbandingkan ketepatannya dengan jam presisi tinggi lainnya
hanyua dalam waktu kira – kira satu jam; sedangkan untuk
memperbandingkannya dengan standar astronomik yang lama, diperlukan waktu
bertahun – tahun. Pada jam atom tersebut seberkas sinar atom cesium-13
melalui sebuah silinder logam yang panjang, lalu berinteraksi dengan gelombang
mikro yang masuk dengan ”dituntun” oleh suatu gelombang penuntun (wave
guide) dari sebuah generator pembangkitnya, yang diatur oleh suatu osilator
kuarsa. Satuan waktu yang umum dipakai di seluruh dunia disebut sekon
(detik) dan didefinisikan sebagai berikut:
1 sekon = 1 s = 9.192.631.770 periode Cs
Satuan – satuan waktu lainnya yang umum dipakai ialah:
1 nanosekon = 1 ns = 10-9 s
1 mikrosekon = 1 ms = 10-6 s
1 milisekon = 1 ms = 10-3 s
1 menit = 1 men = 60 s
1 jam = 1 jm = 3600 s
1 hari = 1 hari = 86,400 s

Besaran
Definisi: Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur.
Dalam fisika besaran terbagi atas besaran dasar, besaran turunan, dan
besaran pelengkap. Besaran dasar adalah besaran yang tak tergantung pada
besaran – besaran lain dan Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan
dari besaran – besaran dasar, jadi merupakan kombinasi dari besaran dasar.
Adapun Besaran pelengkap adalah besaran yang diperlukan untuk membentuk
besaran turunan. Besaran dasar dlam fisika, menurut sistem Internasional (S.I)
yang mulai berlaku sejak 1960 pada konferensi Internasional dari ”Bureu of
Weights and Measures” di Paris adalah:
Tabel 1-2 Besaran Dasar Dan Satuan S.I
No. Besaran Simbol Dimensi Satuan Simbol
1 panjang l meter m
2 massa m kilogram kg
3 waktu t sekon (detik) s (det)
4 arus listrik I ampere A
5 temperatur termodinamis T kelvin K
candela
6 intensitas penyinaran Lc Cd
(lilin)
7 banyaknya zat mole mol
Besaran Pelengkap
8 sudut datar (plane angle) - radian rad
9 sudut ruang (solid angle) - steradian Sr

1Sr

r r r
r

1 rad
r 2
luas = r
Tabel 1-3 Besaran Turunan SI dan Singkatannya
Simb Dim Satuan
Besaran Definisi
ol ensi Turunan
pergeseran perubahan posisi s,r l meter (m)
perubahan posisi per satuan ds meter-detik-
kecepatan v l t-1
waktu dt 1

perubahan kecepatan per dv -2


percepatan a lt m-detik-2
satuan waktu dt
pergeseran
perubahan posisi sudut q - radian
sudut
kecepatan dQ -1
perubahan posisi dalam sudut  t rad/det-1
putar dt
percepatan perubahan kecepatan putar d -2
 t rad/det-2
putar perdetik dt
luas - A, S l2 meter2
volume - v l3 meter3
momentum hasil kali massa dengan p= ml t-
1
kg/det-1
linier percepatan mv
momentum hasil kali momen inersia dan L= ml2
-1
kgm2/det-1
putar kec. Putar Iw t
momen inersia - I ml2 kg-m2
hasil kali gaya dan waktu ml t- newton-
impuls gaya F, t 1
selama gaya bekerja detik
t= ml2 newton
momen gaya perkalian gaya dan lengan
F.l t-2 meter
Kgm/det-2 =
F= ml t-
gaya penyebab perubahan gerak 2
N
m.a
Newton
perkalian gaya dan jalan yang W= ml2 N–m=
kerja
ditempuh F.s t-2 Joule
2
dw ml joule/det =
daya kerja per satuan waktu P
dt t-3 watt (W)
-1
Newton m-2
F ml
tekanan gaya per satuan luas p =
A t-2
Pascal (Pa)

a. massa per satuan M



volume V ml-3 kg m-3
kerapatan
massa M
  -2
b. masa per satuan A ml kg m-2
luas
c. massa per satuan M
 ml-1 kg m-1
panjang l
ml2
energi kemampuan melakukan kerja E Joule
t-2
kemampuan suatu titik massa EP = ml2
energi kinetik Joule
bergerak mgh t-2
energi
kemampuan suatu benda 1 2 ml2
potensial kx Joule
berada pada ketinggian tertentu 2 t-2
gravitasi
energi 2
kemampuan pegas diatarik atau 1 ml
potensial V  Joule
ditekan T t-2
pegas
cycle
frekuensi jumlah getaran per satuan waktu t-1 sekon-1
(Hz)
perioda waktu untuk satu ayunan T t detik
kuat medan F ml t-
gaya per satuan massa newton/kg-1
gravitasi m 2

potensial energi potensial per satuan EP 2 -2


V  l t joule/kg-1
gravitasi waktu m

2r
 2rad
Sudut datar terbesar : r
4r 2
2
 4Sr
Sudut ruang terbesar : r
Besaran turunan misalnya: kecepatan, gaya, kerja, kecepatan putar,
frekuensi dan lain – lain. Untuk mekanika besaran dasar adalah: panjang,
massa dan waktu.
Dari bermacam – macam besaran ini,ada besaran yang harganya tak
tergantung pada sistem koordinat dan ada pula besaran yang harganya sangat
tergantung pada sistem koordinat. Besaran macam pertama disebut skalar,
sedangkan yang terakhir vektor. Jadi macam pertama disebut skalar, sedangkan
yang terakhir vektor. Jadi macam besaran terbagi dalam:
1. Skalar, mempunyai satu komponen
2. Vektor, mempunyai tiga komponen
3. Tensor, mempunyai tiga pangkat n (3n) komponen dengan n ³ 2 (bulat).
Sebenarnya semua besaran adalah jenis tensor dengan n mulai dari nol,
tensor tingkat nol, n = 1, tensor tingkat 1 dan seterusnya.
Dimensi
Definisi: Dimensi adalah cara penulisan dari besaran – besaran dengan
meggunakan simbol – simbol (lambang – lambang)besaran
dasar.
Notasi (cara penulisan) dimensi adalah:
Panjang : [l]
Massa : [m]
Waktu : [t]
Contoh:
[F], dibaca : dimensi F (gaya) adalah [m] [a] = [m] [l] [t] -2, dengan a
adalah percepatan.

Guna dimensi:
1. Untuk menurunkan satuan dari suatu besaran
2. Untuk meneliti kebenaran suatu rumus atau persamaan
Metode penjabaran dimensi
1. Dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri
2. Setiap suku berdimensi sama
Satuan
Definisi: Satuan adalah ukuran dari suatu besaran.
Misal: meter, kilometer, untuk satuan panjang; detik, jam, untuk satuan
waktu; gram, kilogram untuk satuan massa.
Semua besaran mempunyai satuan, tapi belum tentu mempunyai dimensi
(besaran pelengkap), misalnya sudut, getaran, putaran dan lain – lain. Satuan
dari besaran dasar adalah satuan dasar, dan besaran turunan mempunyai
satuan turunan, sedangkan besaran pelengkap mempunyai satuan pelengkap.
Sebuah besaran tidak ada arti jika tidak disertai satuannya, misalnya tidak dapat
dikatakan bahwa panjang sebuah pensil 20, ini mungkin 20 cm, atau 20 inchi.
Jadi satuan menentukan ukuran sebuah besaran. Satuan besaran turunan harus
menggunakan satu sistem tertentu, kecuali pada pemakaian sehari – hari
misalnya kecepatan mobil dalam km/jam tidak dalam m/detik; berat dalam
kilogram, bukan newton (berat adalah gaya), satuan sehari – hari disebut satuan
praktis.

Sistem Satuan
Ada dua macam bentuk satuan; metrik dan non metrik (British Unit =
Satuan Inggris). Menurunkan sistem satuan berdasarkan kepada hukum Newton,
F= k.m.a disederhanakan untuk k = 1, sehingga sistem satuannya dinamakan :
”dirasionalisasi” dan k tidak berdimensi . sistem yang dirasionalkan ini ada 2
macam; sistem statis dan sistem dinamis, dengan masing – masing mempunyai
bentuk metrik dan non metrik.
Sistem Dinamis
Sebagai besaran dasar adalah panjang, massa, waktu (sistem lmt).
Sistem ini ada 2 macam: cgs dan mks. Sistem mks ini sekarang dinamakan
mksa atau mksc (a = ampere, c = coulomb) singkatan untuk sistem Internasional
(S,I). Sistem no metrik yang disingkat fps, berarti panjang dalam feet, massa
dalam pound, dan waktu dalam second.
c.g.s = cm – gram – sekon
m.k.s = meter – kilogram – sekon

Sistem Statis
Sebagai besaran dasar adalah adalah panjang, gaya, waktu (sistem lFt).
Pada sistem ini, sistem metrik ada 2 macam, yaitu: sistem gravitasi dan sistem
teknis (praktis) dan kedua sistem terakhir ini terbagi atas sistem statis besar
dan kecil.
Sistem statis besar gravitasi
Panjang dalam meter, berat dalam kilogram berat dan waktu dalam
sekon.
Sistem statis kecil gravitasi
Panjang dalam cm, berat dalam gram berat dan waktu dalam sekon
(detik).
Sistem statis besar teknis
Panjang dalam meter, gaya dan waktu dalam sekon.
Sistem statis kecil teknis
Panjang dalam cm, gaya dalam gram gaya dan waktu dalam sekon.
Sistem non metrik hanya ada 1 macam untuk sistem gravitasi dan teknis,
yaitu:
Sistem gravitasi : ft – lbwt – sec.
Sistem teknis : ft – lbf – sec.
Catatan:
Sistem mks dipilih untuk penggunaan praktis, yang sekarang digunakan
seluruh didunia. Pada sistem statis (lFt), satuan berat adalah kilogram berat atau
kilogram gaya, sedangkan untuk massa satuannya kg massa atau juga
digunakan smsb dan smsk. Perhatikan annti pada bab II penjelasan tentang
massa dan berat.
S.I. sebenarnya adalah sistem mks yang telah disempurnakan dalam
satuan standarnya (satuan patokan) tidak lagi dipergunakan definisi sebelum th.
1960. definisi lama tidak dapat lagi dipertahankan ketelitiannya. Standar yang
baru, yang berlaku sejak 1960 tak dapat berubah pada kondisi apapun.

Definisi satuan – satuan dasar menurut S.I

Meter
Satu meter adalah panjang yang sama dengan 1.650.763,73 kali panjang
gelombang dalam vakum dari sinar merah spektrum atom Kr 86 9Krypton 86) yang
merupakan radiasi yang disebabkan oleh transisi antara tingkat energi 2p 10 dan
5d5.

Kilogram
Satu kilogram adalah massa standar kilogram berbentuk silindris yang
dibuat dari bahan platina iridium yang disimpan di Sevres Perancis.
Detik
Satu detik adalah interval waktu dari 9.192.631,770 kali waktu getar
radiasi yang disebabkan oleh transisi antara tingkat halus (fine structure energy
level) dari ground state atom Cs 133 (caesium – 133).
Ampere
Satu amper adalah arus tetap yang terjadi bila pada dua buah konduktor
lurus sejajar panjangnya tak berhingga dan diabaikan luas penampangnya
berjarak 1 meter diletakkan di ruang vakum akan menghasilkan gaya antara
kedua konduktor sebesar 2 x 10-7 newton per meter.
Kalori
1
Satu kalori adalah 273,16 bagian dari temperatur termodinamis dari titik

tripel ari.

Candela
Satu candela adlah kuat penerangan secara tegak lurus pada permukaan

1
yang luasnya 600.000 m2 dari sebuah ”benda hitam” pada titik beku platina.
(2046.65 0Kelvin) pada tekanan 101325 Newton per meter kwadrat.
Mole
Satu mole adalah banyaknya zat yang mengisi atom C12 sebanyak 0,012
kg (atau yang mengandung jumlah atom C yang sama dengan 0,012 kg C 12
murni).

Contoh pemakaian
1. Menentukan satuan
[F] = [m] [l] [t]-2 = gaya
Mempunyai satuan: kg – m – dt-2, untuk gaya, satuan ini mempunyai
nama khusus yaitu Newton.
[p] = [m] [l]-3 = massa jenis atau kecepatan masssa mempunyai satuan kg
– m -3.

2. Meneliti rumus
F = - kx – rv, dengan: F = gaya
x = jarak
v = kerapatan
ruas kiri: gaya, dimensinya [m] [l] [t]-2 setiap suku berdimensi gaya juga.
Jadi:
k harus berdimensi = [m] [l] [t]-2 [l]-1
= [m] [t]-2
r harus berdimensi = [m] [l] [t]-2 [l]-1
= [m] [t]-1
3. Apakah persamaan ini benar ?
p + ½ mv2 + rgh = konstan, dengan: p = tekanan
m = massa
v = kecepatan
r = kerapatan massa
h = ketinggian

Jawab:
[p] = [F] [A]-1 [A] = [luas] = [l]2
= [m] [l] [t]-2 [l]-2 = [m] [l]-1 [t]-2
½ mv2 = [m] [l]2 [t]-2
rgh = [m] [l]-3 [l] [t]-2 [l]
= [m] [l]-1 [t]-2
Jadi dari ketiga suku ini ½ mv2 yang berlainan, berarti rumus ini salah,
seharusnya:
p + ½ rv2 + rgh = konstan

Anda mungkin juga menyukai