Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mengukur lonjakan head dan kenaikan tekanan sekejap (kejut) akibat penutupan
aliran fluida secara mendadak
2. Mengukur kecepatan gelombang kejut (shockwave) dalam saluran.
I.2. Dasar Teori
Water hammer adalah peristiwa dimana terbentuknya suatu gelombang atau tekanan
kejut (pressure surge) ketika adanya perubahan momentum yang mendadak dari suatu fluida
yang berupa air (gerakan dari fluida tiba-tiba berhenti atau berubah arah). Water hammer
terjadi karena adanya perubahan momentum secara mendadak (penutupan valve secara tiba-
tiba). Gelombang yang dihasilkan akan bergerak dari titik awal berubahnya momentum aliran
fluida (valve) kearah ujung yang lain (reservoir / tank), kemudian dipantulkan kembali ke titik
awal sehingga dihasilkan gelombang yang berosilasi.

Gambar I.2.1 Ilustrasi Proses Terjadinya Water Hammer


(Dudlik Andreas,et al, 2002)
Dari sudut pandang fisika, water hammer mengikuti hukum Newton kedua, yang
mengungkapkan bahwa gaya sama dengan massa kali percepatan. Ini berarti water hammer
yang parah terjadi ketika cairan dengan massa yang besar diberikan percepatan yang tinggi.
(Torben Larsen, 2012)
Water hammer dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
1. Matinya power supply atau listrik secara tiba – tiba.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-2

2. Dimulai atau dihentikannya satu atau lebih pompa sementara pompa lainnya sedang
beroperasi.
3. Menutup atau membuka valve dalam sistem perpipaan secara tiba - tiba.
4. Eksitasi getaran resonansi oleh pompa dengan kurva H / Q yang tidak stabil
5. Adanya variasi dari kecepatan inlet.
Jika Tr adalah waktu untuk gelombang kejut yang merambat dari sebuah valve menuju
ke tangki ataupun reservoir dan kembali menuju ke valve kembali, dan jika panjang pipa (L),
merupakan jarak yang dilalui gelombang selama bergerak dari titik awal ke ujung lainnya
dengan kecepatan gelombang kejut yang merambat pada tekanan tinggi setara dengan
kecepatan suara sebesar a, maka :

Tr = (1)
Dengan : Tr = Waktu tempuh gelombang kejut ( s )
L = Panjang pipa yang dilalui gelombang kejut ( m )
a = Kecepatan gelombang kejut ( s )
Seiring berjalannya waktu, gelombang kejut akan terus berkurang karena adanya friction
losses pada pipa dan akhirnya akan berhenti.
(Mahanna, Magalhaes, 2014)
Dari hukum kedua Newton kita memahami bahwa gaya (tekanan kali luas) adalah hasil
dari massa yang dipercepat. Dalam hubungan ini gelombang kecepatan c singkatan massa per
satuan waktu yang dipercepat. Percepatan ini disebabkan oleh pompa, valve, dan lain-lain.
Oleh karena itu ada kemungkinan bahwa sistem dengan kecepatan gelombang tinggi akan
memberikan gaya dan tekanan yang lebih tinggi. Persamaan Joukowsky mengungkapkan
peningkatan tekanan  p disebabkan oleh perubahan kecepatan  V
(2)

Jika kita menggunakan hydrolic head (h) untuk menggantikan tekanan, maka akan
diperoleh :

(3)

(4)

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-3

dimana  adalah densitas fluida dan g adalah konstanta gravitasi. Tanda  p atau  h
tergantung pada arah. Jika kita menutup valve kita mendapatkan tekanan di sisi hulu dari
valve dan penurunan tekanan pada sisi hilir.
(Torben Larsen, 2012)
Untuk perpipaan kecil, efek water hammer relatif lemah dan tidak banyak menimbulkan
kerusakan. Tetapi pada perpipaan besar dan panjang sering mengakibatkan kerusakan parah.
Beberapa jenis katup (valve) seperti: katup seperempat putaran, ball dan buttefly valve, katup
pisau bertuas, yang dapat dioperasikan dengan cepat, amat terkenal menghasilkan kerusakan
parah. Kerusakan tersebut berupa:
Kejutan naik:
 Pipa pecah
 Kerusakan penyangga pipa
 Perusakan pompa, valve, fondasi, dan bagian dalam pipa
Kejutan turun:
 Pembengkokan, penekukan, pengempisan pipa plastik atau pipa logam berdinding
tipis
 Pelepasan lapisan pipa berlapis semen
 Penghisapan air atau udara dari luar pipa lewat sambungan flange
 Pemisahan kolom air yang kemudian diikuti tekanan tinggi ketika kolom yang terpisah
bersatu kembali (kavitasi makro).
Berikut ini adalah cara untuk menghindari efek water hammer
a) Menghindarkan tekanan kerja yang terlalu tinggi.
Katup gelontor ( flush valve ) untuk kloset dan pemanas air dengan gas termasuk
diantara alat-alat yang menuntut tekanan kerja tinggi, system penyediaan air bersih biasanya
dirancang sedemikian agar pada alat-alat tersebut dapat disediakan tekanan air sebesar
minimum 1,0 kg/cm2, agar tekanan kerja tidak terlalu tinggi kloset diganti dengan jenis tangki
gelontor. Jenis ini kurang baik untuk melayani pemakai yang jumlahnya cukup banyak dalam
waktu yang relatif singkat, karena perlu waktu beberapa detik untuk mengisi kembali tangki
gelontor. Dapat juga sediakan pipa terpisah khusus untuk melayani katup-katup yang tidak
mendapat tekanan cukup, pipa khusus ini dapat diambil dengan ukuran yang lebih besar untuk
mengurangi kerugian tekanan.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-4

b) Menghindarkan kecepatan aliran yang terlalu tinggi.


Kecepatan aliran air yang terlampau tinggi akan dapat menambah kemungkinan
timbulnya pukulan air dan menimbulkan suara berisik dan kadang-kadang menyebabkan
ausnya permukaan dalam pipa. Biasanya digunakan standar kecepatan sebesar 0,9 sampai 1,2
m/detik, dan batas maksimumnya berkisar antara 1,5 sampai 2 m/detik. Batas kecepatan 2
m/detik sebaiknya diterapkan dalam penentuan pendahuluan ukuran pipa.
c) Menggunakan dua katup bola pelampung pada tangki air.
Pada prinsipnya timbulnya pukulan air disebabkan karena membuka atau menutup
katup secara tiba-tiba yang menimbulkan lonjakan tekanan air. Sistem kerja bola pelampung
berdasarkan elevasi permukaan air dalam tangki, jika air kosong permukaan air berada di
bawah, bola pelampung akan turun dan katup dalam posisi terbuka, jika air mengalir dan
permukaan air semakin naik maka bola pelampung akan naik dan menutup katup sehingga air
tidak mengalir lagi. Proses kerja penutupan katup ini sangat lambat sekali seiring dengan
naiknya bola pelampung dan permukaan air hingga sampai katup benar-benar tertutup dengan
tidak menimbulkan pukulan air.
d) Memasang alat pencegah pukulan air dengan memasang rongga udara dan peredam
pukulan air di dalam instalasi plambing
Kelebihan dan kekurangan memasang alat pencegah pukulan air dengan memasang
rongga udara di dalam instalasi adalah sebagai berikut :
Kelebihannya:
- Pemasangan rongga udara bentuknya sangat sederhana dan pembuatannya mudah
- Biaya murah karena dapat menggunakan potongan-potongan pipa
- Biaya perawatan murah
Kekurangannya:
- Udara dalam rongga udara lama kelamaan dapat lenyap karena terbawa mengalir keluar
dalam bentuk gelembung atau larut sebagai gas dalam air.
- Secara periodik sistem pipa perlu dikuras untuk memasukkan udara baru ke dalam
rongga-rongga udara dalam instalasi atau memasang alat yang dapat dipakai untuk
memasukkan udara ke dalam rongga udara untuk rongga udara ukuran besar.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-5

Gambar I.2.2 Pemasangan Rongga


Udara untuk Pipa Air Masuk ke
Tangki Besar

Gambar I.2.3 Peredam Water Hammer

Gambar I.2.4 Pemasangan Peredam


Water Hammer pada Sisi Keluar Pompa Gambar I.2.5 Rongga Udara

(Sudarmaji,68-73:2012)
Peristiwa water hammer ini dapat bermanfaat juga bagi industri antara lain:
1. Dapat mengetahui jenis pipa apa yang baik digunakan agar dapat menahan water
hammer
2. Adanya fenomena water hammer ini dapat digunakan sebagai langkah awal
antisipasi pada sistem perpipaan agar tidak terjadi water hammer lagi contohnya
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB I PENDAHULUAN I-6

seperti memasang surge tank, rongga udara, atau alat penahan water hammer pada
pipa.
Mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan agar water hammer tidak terjadi
contohnya dengan tidak adanya perubahan kecepatan tiba-tiba pada pipa yang dapat
menyebabkan water hammer.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-7

BAB II
PERCOBAAN

II.1 Variabel Percobaan


Pada percobaan ini variabel yang digunakan adalah 15 ml/s, 20 ml/s , 25 ml/s , 30
ml/s , 35 ml/s, 40 ml/s, 45 ml/s, 50 ml/s, 55 ml/s, dan 60 ml/s
II.2 Prosedur Percobaan
Langkah pertama pada percobaan ini adalah membuka valve 1 dan menutup valve 4.
Pembukaan valve 1 bertujuan agar aliran air dapat mengalir ke tangki. Penutupan valve 4
dilakukan agar air yang mengalir ke surge reflection tank tidak langsung mengalir ke
rangkaian tubing. Kemudian menunggu selama kurang lebih 10 menit untuk memastikan
bahwa surge reflection tank telah terisi hingga penuh. Tangki tersebut harus diisi hingga
penuh sebelum memulai percobaan agar flowrate pada berbagai bukaan valve yang diukurkan
menjadi stabil dan mendapatkan flowrate yang optimal sehingga akan diperoleh data yang
lebih akurat. Kemudian, menyiapkan stopwatch yang ada di handphone sebagai alat ukur
waktu untuk mengukur
Setelah tangki terisi penuh, kemudian membuka penuh valve 3 dan valve 2.
Pembukaan kedua valve ini dimaksudkan agar air dapat mengalir sampai ke outlet. Untuk
mendapatkan flowrate yang diinginkan, dilakukan dengan mengukur waktu yang diperlukan
untuk mengisi air sebesar n volume, yang disesuaikan dengan variable. Pengukuran volume
air dilakukan dengan gelas ukur 1000 mL. Valve 2 dibuka sesuai variable sedangkan valve 3
digunakan untuk mempermudah mendapatkan flowrate yang diinginkan. ketika terjadinya
lonjakan head pada air, pengukuran waktu dilakukan dengan merekam video dengan
handphone.
Setelah didapat flowrate yang diinginkan sesuai dengan variabel, dilakukan
pengukuran gelombang kejut dengan menutup valve 3 secara mendadak dan dilanjutkan
dengan melihat bacaan yang tertera pada manometer dan mencatat tekanan tersebut sebagai
ΔP dan Tr. Valve 3 digunakan karena merupakan jenis ball valve yang memiliki karakteristik
untuk menutup aliran secara tiba-tiba. Ketika valve 3 ditutup secara cepat (mendadak) jarum
pada manometer akan naik mencapai titik maksimum dan steady sesaat kemudian turun
kembali dengan gerak osilasi yang semakin menurun. Pada saat manometer dalam keadaan
steady sesaat dan mulai naik, perekaman video dengan handphone dimulai dan rekaman video
dihentikan saat terhentinya Gerakan osilasi yang dibuat.. Waktu yang didapatkan 1 periode
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB I PENDAHULUAN I-8

tersebut adalah Tr dan tekanan saat naik maksimal dari keadaan steady sesaat tersebut adalah
ΔP. Kemudian mengambil data hingga 3 kali dan melanjutkan dengan variabel bukaan valve 2
yang lain dengan cara yang sama. Hasil yang didapat, kemudian diolah dan dihitung untuk
mendapatkan lonjakan head serta kecepatan gelombang kejut dalam saluran serta Jacowski
II.3 Alat dan Bahan Percobaan
II.3.a Alat
1. Stopwatch
2. Manometer
3. Rangkaian alat Water Hammer
II.3.b Bahan
1. Air
II.4 Gambar Skema Alat

Gambar II.4.1 Skema Alat Water Hammer


Keterangan gambar :
V1: Inlet valve PT: Pressure Transmitter
S: Surge reflection tank R: Rotameter
V2: Globe valve V4: Drain valve
V3: Ball valve M: Manometer

II.5 Hasil Percobaan


Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
D = 0,0045 m
g = 9,8 m/s2
ρ = 994,994 kg/m3
Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB I PENDAHULUAN I-9

L = 50 m
Tabel II.5.1 Tabel Hasil Percobaan Tr dan ΔP

Flowrate (ml/s) Flowrate (m³/s) Tr (s) ΔP (kgf/cm²) ΔP (Pa)

3 0,8 78453,2
15 0,000015 3 0,8 78453,2
3 0,8 78453,2
rata-rata 3 0,8 78453,2
4,7 1,2 117679,8
20 0,00002 4,7 1,2 117679,8
5,2 1,2 117679,8
rata-rata 4,866667 1,2 117679,8
5 1,3 127486,5
25 0,000025 4,9 1,4 137293,1
5 1,4 137293,1
rata-rata 4,966667 1,366667 134024,2
5,3 1,4 137293,1
30 0,00003 5,2 1,6 156906,4
5,1 1,6 156906,4
rata-rata 5,2 1,533333 150368,6
4,8 1,6 156906,4
35 0,000035 5,2 1,6 156906,4
5,1 1,6 156906,4
rata-rata 5,033333 1,6 156906,4
5,3 3 294199,5
40 0,00004 5,1 2,8 274586,2
4,7 2,8 274586,2
rata-rata 5,033333 2,866667 281124
5,3 3 294199,5
45 0,000045 5 2,9 284392,9
5,2 3 294199,5
rata-rata 5,166667 2,966667 290930,6
5,6 3,6 353039,4
50 0,00005 5,6 4 392266
5,9 4 392266
rata-rata 5,7 3,866667 379190,5
5,6 4,2 411879,3
55 0,000055 5,8 4 392266
6 4,2 411879,3
rata-rata 5,8 4,133333 405341,5
5,6 4,6 451105,9
60 0,00006 5,9 5 490332,5
5,6 4,8 470719,2
rata-rata 5,7 4,8 470719,2

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-10

BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Perhitungan


Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil penghitungan sebagai berikut :

Tabel III.1.1 Tabel Perhitungan ΔP, Δv, a gelombang, a Joukowsky, ΔH gelombang, dan ΔH
Joukowsky.
a ΔH
flowrate
ΔP (Pa) Δv (m/s) a (m/s) Joukowsky ΔH (m) Joukowsky E (Pa)
ml/s
(m/s) (m)
15 78453,2 0,944 33,333 83,559 3,210 8,046 11,498
20 117679,8 1,258 20,548 94,004 2,638 12,069 4,368
25 134024,2 1,573 20,134 85,648 3,231 13,745 4,194
30 150368,6 1,887 19,231 80,077 3,703 15,421 3,826
35 156906,4 2,202 19,868 71,622 4,464 16,091 4,083
40 281124 2,516 19,868 112,283 5,101 28,830 4,083
45 290930,6 2,831 19,355 103,288 5,591 29,836 3,875
50 379190,5 3,145 17,544 121,161 5,631 38,888 3,184
55 405341,5 3,460 17,241 117,742 6,087 41,569 3,075
60 470719,2 3,774 17,544 125,339 6,757 48,274 3,184

III.2 Pembahasan
Percobaaan water hammer ini mempunyai tujuan untuk mengukur lonjakan head dan
kenaikan tekanan sekejap (kejut) akibat penutupan aliran fluida secara mendadak, serta
mengukur kecepatan gelombang kejut (shock wave) dalam saluran. Selain itu, percobaan ini
juga bertujuan untuk membandingkan kecepatan gelombang kejut yang didapat dari
perhitungan menggunakan persamaan Joukowsky dengan perhitungan menggunakan kenaikan
tekanan. Variabel yang digunakan dalam percobaan ini adalah flowrate sebesar 15 ml/s, 20
ml/s, 25 ml/s, 30 ml/s, 35 ml/s, 40 ml/s, 45 ml/s, 50 ml/s, 55 ml/s, dan 60 ml/s.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa semakin meningkatnya flowrate outlet (bukaan
valve 2 semakin besar), maka nilai dari ΔP juga semakin besar. Berikut merupakan grafik
hubungan ΔP dan flowrate dan juga grafik hubungan Tr dan flowrate.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-11

Gambar III.2.1 Grafik flowrate vs P

Gambar III.2.2 Grafik flowrate vs Tr


Nilai Tr mengalami fluktuasi seiring naiknya flowrate outlet tapi cenderung naik. Hal
ini terjadi akibat kurang tepatnya penghitungan nilai Tr dikarenakan gerakan pada jarum
manometer sangat cepat. Nilai a pada tiap bukaan juga berubah-ubah seiring bertambahnya
besarnya flowrate. Nilai a yang berubah-ubah akibat waktu periode juga berbeda-beda.

Gambar III.2.3 Grafik a vs Δv


Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS
BAB I PENDAHULUAN I-12

Berdasarkan data dan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa a percobaan
memiliki perbedaan nilai yang sangat signifikan dengan a Joukowsky. Perbedaan ini
disebabkan karena persamaan Joukowsky adalah persamaan yang menganggap pipa yang
digunakan tanpa friksi dan hanya bisa digunakan pada periode ½. Tetapi pada percobaan yang
telah dilakukan, tentunya air mengalir dari inlet hingga outlet dengan melewati pipa (L=50 m)
dan menyebabkan flowrate mengecil karena adanya friksi sepanjang pipa. Sehingga nilai a
percobaan yang didapatkan tidak begitu besar nilainya jika di bandingkan dengan a
Joukowsky.
Pada percobaan ini diperoleh nilai a percobaan dan a Joukowsky. Kemudian nilai dari
a diplot vs v di mana v merupakan kecepatan air yang didapat dengan membagi volumetric
rate dengan luas penampang pipa, grafik ada pada Gambar III.2.4.

Gambar III.2.4 Grafik ΔP vs Δv


Dari grafik P vs v dapat dilihat bahwa semakin cepat aliran fluida maka akan semakin
besar tekanan yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan saat flowrate alian tinggi, maka akan
menghasilkan momentum yang besar saat valve 3 ditutup secara tiba-tiba. Semakin besar
kecepatan maka semakin besar juga gaya yang diberikan fluida ke pipa yang menyebabkan
ΔP nya semakin besar pula.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-13

Gambar III.2.5 Grafik ΔH vs Δv


Dari grafik III.2.3 dapat disimpulkan bahwa besarnya Δh secara eksperimen memiliki nilai
yang jauh dari Δh secara teoritis. Hal ini dikarenakan besarnya a pada eksperimen juga jauh
dari a secara teoritis. Δh secara teoritis cenderung semakin naik seiring dengan meningkatnya
perubahan kecepatan aliran air secara eksperimen.
Pipa baja memiliki kejutan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pipa PVC. Hal ini
disebabkan nilai E (Modulus Young) dari pipa PVC lebih besar. Semakin besar nilai E maka
pipa tersebut dapat diklasifikasikan sebagai material yang lebih fleksibel. Sehingga, ketika
terjadi kejutan, maka ke-fleksibelan dari PVC menyebabkan aliran kejut tersebut menjadi
lebih kecil.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-14

BAB IV
KESIMPULAN

Dari data dan hasil perhitungan dalam percobaan ini dapat disimpulkan :
a. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa semakin meningkatnya flowrate outlet (bukaan
valve 2 semakin besar), maka nilai dari ΔP yang semakin besar. Dari flowrate 15 ml/s
hingga 60 ml/s didapatkan nilai rata-rata P, yaitu 0,8, 1,2, 1,36667, 1,533333, 1,6,
2,866667, 2,966667, 3,866667, 4,133333 dan 4,8 kg/cm2. Berdasarkan data hasil
percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin besar flowrate maka semakin besar pula
nilai dari lonjakan head dan nilai tekanan kejutnya.
b. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai rata-rata kecepatan gelombang kejut (a)
yang berbeda dari perhitungan menurut persamaan gelombang dan persamaan
Joukowsky. Dengan menggunakan persamaan gelombang, nilai rata-rata a pada
flowrate 15 ml/s hingga 60 ml/s berturut-turut sebesar 32,333; 20,548; 20,134; 19,231;
19,868; 19,868; 19,355; 17,544; 17,241; dan 17,544 m/s. Dengan menggunakan
persamaan Joukowsky, nilai rata-rata a berturut-turut sebesar 83,559; 94,004; 85,648;
80,077; 71,622; 112,283; 103,288; 121,161; 117,742; 125,339 m/s.
c. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa semakin
meningkatnya flowrate outlet maka nilai perbedaan pressure semakin besar.
d. Pemilihan jenis bahan pipa memengaruhi aliran kejut. Pada
percobaan ini digunakan pipa jenis PVC. Yang mengakibatkan aliran kejut lebih kecil.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS

Anda mungkin juga menyukai