Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN: WH TEKANAN KEJUT (SURGE) DAN WATER HAMMER

1. Tujuan:

Mengukur lonjakan head dan kenaikan tekanan sekejap (kejut) akibat penutupan aliran fluida secara mendadak Mengukur kecepatan gelombang kejut (shock wave) dalam saluran

2. Skema alat:

V1

S M V4 Tubing PT

V2 R

V3

V1 : inlet valve V2 : globe valve (to adjust the flowrate) V3 : ball valve (to quick close the flow) V4 : drain valve M : manometer PT : pressure transmitter R : rotameter S : inlet tank (surge reflection tank) Tubing : plastic tubing, length 50m, dia. 3/8".

3. Teori:
Apabila suatu aliran fluida dalam saluran tertutup (pipa) mendadak diubah kecepatannya, tekanan kejut (shock, surge) akan terjadi. Kejutan ini akan menimbulkan pukulan pada perpipaan (dan penyangga pipa). Apabila fluidanya air, peristiwa ini lazim disebut "water hammer". Perubahan tekanan sekejap (kejutan), p, berperilaku seperti gelombang (lazim disebut shock wave) dan merambat pada kecepatan suara (a). Kejutan bergerak dari titik awal berubahnya kecepatan aliran fluida dan bergerak kearah ujung yang lain kemudian dipantulkan kembali ke titik awal. Untuk sistem perpipaan tanpa friksi, kejutan akan berlari mondar-mandir antara

WH 1 of 4

kedua ujung saluran tanpa berkurang amplitudonya. Tetapi pada umumnya setelah beberapa perioda akan hilang.

Satu perioda perjalanan kejutan, dari titik awal hingga kembali ke awal lagi, Tr dapat dihitung dengan:
Tr = 2L=a

(1)

Pada tahun 1898, Joukowsky mempublikasikan hasil berbagai eksperimen dan kajian teorinya. Ia mengusulkan persamaan untuk memperkirakan besar perubahan tekanan (kejutan) p dalam fluida karena perubahan kecepatan aliran yang mendadak v sebagai berikut: (2) p = :a:v v: Perubahan kecepatan aliran, m/s : Densiti fluida, kg/m3 a: Kecepatan perambatan gelombang (suara) melalui fluida dalam saluran, m/s p: Perubahan tekanan, N/m2 Arah kejutan tergantung pada tanda perubahan kecepatan aliran dan lokasi perubahan. Apabila perubahan kecepatan aliran terjadi pada ujung pengeluaran saluran, pers(2) bertanda negatif. Yakni, penutupan aliran menghasilkan kejutan naik. Sebaliknya, apabila perubahan terjadi pada ujung pemasukan, yaitu inlet atau pompa, pers(2) bertanda positif. Penghentian pompa (shut down) akan menghasilkan kejutan turun dan penghidupan pompa (start up) menghasilkan kejutan naik. Persamaan (2) hanya berlaku bila waktu perubahan kecepatan aliran kurang dari satu perioda perjalanan shock wave. Untuk perpipaan kecil, effek water hammer relative lemah dan tidak banyak menimbulkan kerusakan. Tetapi pada perpipaan besar dan panjang sering mengakibatkan kerusakan parah. Beberapa jenis katup (valve) seperti: katup seperempat putaran, ball dan buttefly valve, katup pisau bertuas, yang dapat dioperasikan dengan cepat, amat terkenal menghasilkan kerusakan parah. Kerusakan tersebut berupa: Kejutan naik: Pipa pecah Kerusakan penyangga pipa Perusakan pompa, valve, fondasi, dan bagian dalam pipa Kejutan turun: Pembengkokan, penekukan, pengempisan pipa plastik atau pipa logam berdinding tipis Pelepasan lapisan pipa berlapis semen Penghisapan air atau udara dari luar pipa lewat sambungan flange Pemisahan kolom air yang kemudian diikuti tekanan tinggi ketika kolom yang terpisah bersatu kembali (kavitasi makro). WH 2 of 4

4. Persiapan

(a) Pelajari cara kerja apparatus dan instrumentasi percobaan. Hubungi asisten atau laboran kalau kurang jelas atau menjumpai peralatan yang rusak/tidak bekerja dengan baik. (b) Minta kepada asisten rincian tugas saudara.

5. Percobaan dan Pengamatan


(a) Atur posisi katup bola (ball valve), V3, dan katup globe, V2, pada posisi terbuka penuh. Tutup katup pembuangan, V4. (b) Buka katup pemasukan air, V1, sedikit demi sedikit sampai diperoleh aliran maksimum pada rotameter. (c) Atur bukaan katup globe sehingga diperoleh kecepatan aliran yang sesuai dengan tugas. Tunggu sampai diperoleh status steady. (d) Baca tekanan manometer (tekanan hidrostatik steady state). (e) Jalankan program akuisisi data Daq dengan memilih mode strip chart. Tekan start. (f) Tutup katup bola secepatnya. (g) Amati dan catat terjadinya suara hentakan, getaran, kenaikan bacaan manometer, dsb. Selama 30 detik. (h) Hentikan akuisisi data dan simpan data dalam format excell dan text. (i) Ulangi dari tahap (c) untuk kecepatan yang berbeda.

6. Perhitungan
(a) Dari grafik response ukur periode refleksi, Tr . (b) Menggunakan data panjang pipa penyalur, L, perkirakan kecepatan perambatan suara dalam air di saluran, a. (c) Dengan menggunakan persamaan Joukowsky, hitung tinggi kejut yang dihasilkan. Cocokkan dengan tinggi response kejut pada hasil akuisisi data. Jelaskan bila berbeda/sama. (d) Korteweg membuat korelasi antara kecepatan perambatan suara, a, dengan karakteristik mekanis fluida dan bahan salauran (pipa/tubing) sebagai berikut: v ! u u 1 a=t + c D Kf E Dengan

(3)

: densiti fluida, kg/m3


Kf : bulk elasticity fluida, Pa (untuk air: 2.2 GPa) D : diameter rata-rata saluran, m WH 3 of 4

: tebal dinding saluran, m : = 1 2 : bila saluran dipatok/diikat di banyak tempat sehingga tidak dapat begerak secara axial : bila saluran dapat bergerak bebas secara axial atau diberi expansion joint

E : modulus elasticity Young's, Pa

= 1 /2 : bila hanya dipatok/diikat di ujung pemasukan =1

: Poisson's ratio.

Dengan menganggap c = 1, hitunglah modulus elasticity bahan tubing penyalur.

7. Diskusi
(a) Mana yang lebih tinggi kejutannya, saluran dengan pipa baja atau pipa PVC? Mengapa? (b) Beri beberapa contoh cara yang diterapkan dilapangan untuk meredam kejutan. (c) Mungkinkah perambatan gelombang kejut dipakai untuk menguji kualitas material perpipaan dilapangan? Uraikan pendapat saudara.

WH 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai