Anda di halaman 1dari 10

JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan pada praktikum ini adalah Solid-Liquid Fluidization (SLF).

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan solid-liquid fluidization yaitu :
1. Mengamati dan mengukur fluidisasi bed padatan
2. Mengetahui karakteristik bed terfluidisasi

II. PERALATAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


2.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada Bahan yang digunakan pada percobaan
percobaan adalah : adalah :
1. Beaker glass 1000 ml 1. Air
2. Gelas ukur 500 ml
3. Stopwatch
4. Meteran

2.2 Skema Alat


Gambar skema alat yang digunakan pada percobaan adalah sebagai berikut,

Gambar 2.2.1 Skema Alat Percobaan


Keterangan :
1. Kolom fluidisasi 6. Tangki penampung
2. Pressure tap 7. Manometer raksa
3. Distributor plate 8. Bypass valve
4. Manometer air terbuka 9. Main valve
5. Pompa 10. Discharge valve

2.3 Prosedur Percobaan


1. Menghidupkan pompa, membuka bypass valve dan menutup main valve untuk
mengetahui bahwa pompa dapat mengalirkan air.
2. Mengecek manometer terbuka, kemudian menghilangkan udara yang terjebak
dan mengganggu pada manometer.
3. Menutup bypass valve dan membuka main valve sehingga air memenuhi kolom
fluidisasi sampai overflow.
4. Mengatur flowrate air dengan mengatur bukaan main valve.
5. Melakukan kalibrasi pengukuran flowrate dengan menghitung waktu yang
dibutuhkan sampai volume air yang tertampung dalam gelas ukur sebanyak 1000
ml.
6. Mengukur tinggi bed , Δh air raksa, Pbottom dan Pabove.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS


7. Mengulangi prosedur dari 4 sampai 6 untuk variabel flowrate yang lain.
Prosedur ini juga dilakukan untuk flowrate naik dan flowrate turun.

2.4 Variabel Percobaan


1. Flowrate percobaan Rendah ke Tinggi adalah 50 ml/s – 250 ml/s
2. Flowrate percobaan Tinggi ke Rendah adalah 250 ml/s – 50 ml/s

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Teori
Fluidisasi adalah proses memfluidakan sehingga suatu fase solid dibuat seperti
fluida. Teknik ini banyak digunakan dalam industri agar terjadi kontak antara gas/liquid
dengan partikel – partikel padat. Ketika fluida dipompa naik melalui suatu bed yang
berisi padatan partikel pada aliran fluida yang sangat pelan dan melalui rongga tanpa
mengganggu bed disebut dengan proses fixed bed. Dengan meningkatkan rate aliran,
partikel bergerak sebagian dan sebagian kecil tampak bergetar dan berpindah dalam
daerah tertentu disebut expanded bed. Jika fluida yang dialirkan memiliki rate yang
cukup besar dan terkadang bisa melampaui vessel. Saat tepat terjadinya fluidisasi itulah
yang dinamakan fluidized bed. (Kunii, 1991)

Gambar 3.1.1 Fenomena Liquid Solid Fluidization


Dari gambar diatas, sebuah packed bed yang berisi partikel kecil, ketika fluida masuk
dengan kecepatan yang cukup dari bawah dan melewati partikel, maka partikel akan
terdorong ke atas dan bed mengalami ekspansi dan terfluidisasi. Dibawah ini adalah
grafik yang menggambarkan karakteristik fluidisasi ideal :

Gambar 3.1.2 Grafik Karakteristik Fluidisasi Ideal


Fluida (liquid/gas) mengalir melalui bagian bawah kolom keatas dengan
kecepatan rendah, sehingga partikel-partikel zat padat dalam bed tetap diam. Bila
kecepatan fluida sedikit-sedikit diperbesar pressure drop juga akan naik sesuai dengan
persamaan Ergun (Ditunjukkan oleh garis AB).
 Pada titik B : Butiran-butiran mulai bergerak.
 Garis BD : mula-mula bed mengembang sedikit dan butiran-butiran masih

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS


bersinggungan satu sama lain. Porositas naik dan naiknya pressure drop lebih
landai dari sebelumnya. Bila kecepatan fluida diperbesar lagi, butiran-butiran mulai
terpisah dan mulai terjadi fluidisasi. Pressure drop turun serta gerak partikel makin
kuat dan isi kolom disebut ‘’Boilling Bed’’.
 Garis DE : Bila kecepatan fluida diturunkan sampai < V’mf (kecepatan minimum
fluidisasi), maka bed akan diam kembali, tetapi pressure drop lebih kecil dari
sebelumnya dan mengikuti fixed bed (pers. Ergun).
 Garis DC : Antara titik D dan C, pressure drop konstan.
(Geankoplis, 2003)
3.2 Perhitungan
Tabel 3.2.1 Data Pengamatan Pada Variabel Flowrate Naik dan Turun
Flowrate P bottom P above ∆P (cm Tinggi Bed Pengamatan
Variabel
(mL/s) (cm H2O) (cm H2O) H2O) (cm) Visual Bed
Naik 50 45 40 5 20.5 Fixed
100 48 40 8 20.5 Expanded
150 51 40.5 10.5 20.7 Expanded
200 51.5 40.5 11 21.4 Fluidized
250 52 39.5 12.5 24.5 Fluidized
Turun 250 52 39.5 12.5 24.5 Fluidized
200 51 40.2 10.8 22.8 Fluidized
150 50.8 40.1 10.7 21.7 Expanded
100 48.6 40 8.6 20.8 Expanded
50 42 39.2 2.8 20.5 Fixed

Dari data pengamatan diatas, diperoleh data lain dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2.2 Hasil Analisis Faktor Friksi
Flowrate fp
Variabel Rep εp fp Ergun Error fp(%)
(ml/s) Eksperimen
50 1.3405 0.358214 4.61154 97.503013 95.27036
100 2.68101 0.358214 1.844616 49.626506 96.283
Naik 150 4.02151 0.364415 1.094652 33.359288 96.7186
200 5.36201 0.385205 0.681864 24.681504 97.23735
250 6.70252 0.462995 0.596046 17.773974 96.64652
250 6.70252 0.462995 0.596046 17.773974 96.64652
200 5.36201 0.422956 0.735075 23.273429 96.84157
Turun 150 4.02151 0.393704 1.205161 31.902638 96.22238
100 2.68101 0.36747 2.034203 48.93598 95.84313
50 1.3405 0.358214 2.582462 97.503013 97.3514

Tabel 3.2.3 Kecepatan Minimum Fluidisasi


Flow Rate VOM Percobaan (m/s) VOM Ergun (m/s) VOM Geldhart (m/s)
Naik 0.0044773 0.00000027 0.00002
Turun 0.003358 0.00000027 0.00002

Tabel 3.2.4 Perilaku Muai Bed


Variabel Flow Rate (ml/s) Rep CD CD.Rep2 vt (m/s)
50 1.340503137 0.030613092 0,216141
100 2.681006274 0.007653273 0,432283
Naik 0.05501
150 4.02150941 0.003401455 0,648424
200 5.362012547 0.001913318 0,864566

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS


250 6.702515684 0.001224524 1,080707
250 6.702515684 0.001224524 1,080707
200 5.362012547 0.001913318 0,864566
Turun 150 4.02150941 0.003401455 0.05501 0,648424
100 2.681006274 0.007653273 0,432283
50 1.340503137 0.030613092 0,216141

Tabel 3.2.5 Perbandingan Bed Void Fraction Percobaan Dengan Teoritis


Variabel Tinggi Bed (cm) V0 (m/s) Rep ε percobaan ε teoritis
20.5 0.00624944 1.340503137 0.358213931 0.1574933
20.5 0.01249888 2.681006274 0.358213931 0.1945198
Naik 20.7 0.018748321 4.02150941 0.364414763 0.2251259
21.4 0.024997761 5.362012547 0.385204934 0.2548887
24.5 0.031247201 6.702515684 0.46299533 0.2933257
24.5 0.031247201 6.702515684 0.46299533 0.2933257
22.8 0.024997761 5.362012547 0.422955508 0.2613023
Turun 21.7 0.018748321 4.02150941 0.393704405 0.2296661
20.8 0.01249888 2.681006274 0.367470461 0.1957545
20.5 0.00624944 1.340503137 0.358213931 0.1574933

3.3 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati dan mengukur fluidisasi bed padatan
serta mengukur karakteristik bed terfluidisasi. Variabel yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu flow rate pada rentang 50 hingga 250 ml/sekon sebanyak 5 titik
pada variabel naik dan 5 titik pada variabel turun.
Langkah pertama adalah mengisi bak penampung dengan air hingga pipa yang
terhubung ke bypass valve terkena air yaitu kurang lebih 2/3 bak. Hal ini penting
dilakukan karena jika tinggi air kurang dari pipa, maka akan ada udara yang ikut
terpompa dan menyebabkan kerusakan pada pompa. Ketika bak telah terisi air hingga
tinggi yang diinginkan, keran air dimatikan, bypass valve dibuka penuh dan main valve
ditutup, lalu pompa dinyalakan. Kecepatan aliran ditunggu hingga konstan kemudian
bypass valve ditutup dan main valve dibuka serta diatur sedemikian rupa untuk
mengalirkan air ke kolom unggun fluidisasi. Kolom ditunggu hingga overflow.
Selanjutnya atur main valve untuk memperoleh flowrate yang diinginkan. Pemeriksaan
flowrate dilakukan dengan cara menampung air dalam gelas ukur hingga mencapai
tinggi yang telah ditentukan dan diukur waktu yang diperlukan bagi air untuk mencapai
tinggi tersebut dengan stopwatch. Pada tiap variabel flowrate, dilakukan juga
pengukuran terhadap tinggi bed, besar tekanana above dan tekanan bottom, tinggi
manometer raksa, serta pengamatan terhadap kondisi visual bed. Pada akhir percobaan
ketika semua langkah telah selesai, pompa dimatikan dan discharge valve dibuka untuk
mengosongkan air dalam kolom unggun fluidisasi.
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, dapat dilakukan perhitungan untuk
mengetahui kecepatan minimum fluidisasi. Pressure drop dalam bed dapat diketahui
melalui perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut,

Dari data flowrate diketahui kecepatan fluida mengalir dengan persamaan berikut,

Berdasarkan hasil perhitungan kecepatan fluida dalam kondisi fluidisasi, diperoleh


bahwa kecepatan minimum fluidisasi saat variabel naik adalah 0.00447 m/s dan variabel

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS


turun adalah 0.003358 m/s. Selain dengan menggunakan persamaan di atas, kecepatan
minimum fluidisasi juga dapat diperoleh dengan persamaan Ergun berikut,
( )( )
( )
Dan dapat juga dengan persamaan Geldhart berikut,
( )

Dari kedua perhitungan dibuat plot grafik antara pressure drop untuk flowrate
naik dan turun seperti pada Gambar 3.3.1 pada lampiran. Secara garis besar tampak
bahwa seiring dengan meningkatnya kecepatan fluida dalam kolom unggun fluidisasi,
pressure drop juga meningkat dimana kondisi ini sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa bila kecepatan fluida sedikit demi sedikit diperbesar, maka pressure
drop juga akan semakin naik. Hal ini terjadi hingga pada suatu titik dimana gaya yang
ditimbulkan pressure drop dikali dengan luas penampang kolom unggun fluidisasi sama
dengan gaya gravitasi dari massa partikel. Pada titik ini, partikel dalam kolom unggun
fluidisasi mulai bergerak dan titik ini disebut dengan fluidisasi minimum (Geankoplis,
2003).
Selain grafik hubungan antara pressure drop dengan kecepatan, juga dapat
dibuat plot grafik yang menyatakan hubungan antara ketinggian bed dengan kecepatan
fluida untuk variabel naik maupun turun seperti pada Gambar 3.3.1 pada lampiran.
Tampak bahwa ketinggian seiring dengan meningkatnya kecepatan fluida dalam kolom
unggun fluidisasi, tinggi bed juga mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan grafik
yang tercantum dalam literatur dan dapat dilihat pada Gambar 3.3.2 pada lampiran.
Ketika kecepatan fluida diperkecil, maka ketinggian bed juga akan berkurang (McCabe,
1993).
Sedangkan untuk mengetahui karakteristik fluidisasi bed padatan didapatkan
dari pehitungan friction factor berikut,

( ) ( )
Untuk faktor friksi teoritis dapat digunakan korelasi Ergun sebagai berikut,
( )

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai penyimpangan faktor friksi yang cukup besar.
Korelasi Ergun merupakan gabungan antara korelasi untuk wilayah laminar (Kozeny-
Carman) dan korelasi untuk wilayah turbulen (Blake – Plummer), sementara dalam
percobaan ini jelas terlihat bahwa rentang flowrate yang diperoleh dan Bilangan
Reynold yang dihasilkan berada dalam wilayah laminar yaitu < 1. Dengan demikian,
korelasi Ergun tidak tepat untuk digunakan dalam percobaan ini, seharusnya digunakan
korelasi Kozeny-Carman sebagai berikut,
( )

Karakteristik fluidisasi bed padatan yang selanjutnya adalah particle terminal


velocity (vt). Kecepatan terminal merupakan kecepatan yang dimiliki partikel bed saat
terfluidisasi. Kecepatan terminal ini dihitung dengan persamaan berikut,
( )

Hasil perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 3.2.4. Sedangkan perbandingan antara
superficial velocity dengan tinggi bed dapat dilihat pada Gambar 3.3.3 di lampiran.
Grafik menunjukkan baik untuk variabel naik maupun turun, kecepatan superficial

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS


berbanding lurus dengan tinggi bed. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan,
pada kecepatan superficial rendah, bed mula-mula diam. Jika kecepatan superficial
dinaikkan maka pada gaya geser fluida mengakibatkan bed mengembang dan tahanan
terhadap aliran udara mengecil, hingga akhirnya gaya geser tersebut cukup untuk
mendukung gaya berat partikel bed. Hal ini menyebabkan bed terfluidisasi (ketinggian
bed naik) dan sistem solid-fluida menunjukkan sifat-sifat seperti fluida. Untuk
perbandingan antara superficial velocity dengan tinggi bed yang sesuai dengan literatur
dapat dilihat pada Gambar 3.3.4 pada lampiran. Ketidakakuratan grafik yg didapatkan
dengan literatur dikarenakan adanya human error dalam pengamatan praktikum seperti
ketidakjelian saat mengamati tinggi bed. Akan tetapi secara teori, grafik yg didapatkan
sudah sesuai dengan literatur yg ada
Untuk karakteristik fluidisasi bed padatan yang berikutnya adalah void fraction
yang secara eksperimen dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini,
( )
Hasil perhitungan bed void fraction dapat dilihat pada Tabel 3.2.5 dimana void fraction
semakin besar seiring dengan meningkatnya flow rate fluida yang melewati bed dan
semakin kecil ketika flowrate diperkecil. Hal ini menunjukkan bahwa pada flowrate
yang tinggi maka kecepatan partikel bed untuk terfluidisasi juga tinggi, sehingga rongga
(void) yang terbentuk dalam kolom bed juga semakin banyak, sehingga fraksinya
semakin besar.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan hasil perhitungan dalam percobaan ini didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kecepatan minimum fluida untuk membuat bed terfluidisasi pada saat variabel naik
adalah 0.00448 m/s. Sedangkan pada saat variabel turun adalah 0.00336 m/s.
Pressure drop saat terjadinya fluidisasi cenderung konstan terhadap kenaikan
flowrate, sedangkan ketinggian bed semakin naik seiring dengan kenaikan flowrate.
2. Karakteristik fluidisasi bed pada percobaan ini meliputi :
a. Friction factor berada pada kisaran 4,61154 sampai dengan 0,596046 untuk
variabel naik, dan antara 0,596046 sampai dengan 4,61154 untuk variabel
turun.
b. Particle terminal velocity berada pada kisaran 0,216141 m/s sampai dengan
1.08071 m/s untuk variabel naik, dan antara 1.08071 m/s sampai dengan
0,216141 m/s untuk variabel turun.
c. Void fraction minimum untuk variabel naik adalah 0.35821 dan untuk variabel
turun adalah 0.35821. Dan secara keseluruhan void fraction untuk variabel naik
berada pada kisaran 0.35821 sampai dengan 0.463. Sedangkan untuk variabel
turun berada pada kisaran 0.463 sampai dengan 0.35821.

DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christie J. 2003. Transport Processes and Separation Process Principles
(Includes Unit Operations). 4th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Kunii, Daizo., Levenspiel., Octave. 1991. Fluidization Engineering 2nd edition.
ButterworthHeinemann.
McCabe, Warren L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering. 5th edition.
Singapura:McGraw-Hill Book Co.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS


LAMPIRAN

30

25 Pressure Drop vs
Flowrate Naik
Tinggi Bed & Pressure Drop

20
Tinggi Bed vs Flowrate
Naik
15

10 Tinggi Bed vs Flowrate


Turun

5
Pressure Drop vs
Flowrate Turun
0
0 50 100 150 200 250 300
Flowrate
Gambar 3.3.1 Perbandingan antara Tinggi Bed & Pressure Drop vs Flowrate

Gambar 3.3.2 Perbandingan antara Tinggi Bed & Pressure Drop vs Flowrate
Berdasarkan Literatur

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS


LAMPIRAN

30

25
Tinggi Bed dan Pressure Drop

20

15 SV vs tinggi bed
SV vs Pressure Drop
10

0
0 0,01 0,02 0,03 0,04
Superficial Velocity
Gambar 3.3.3 Perbandingan antara Tinggi Bed & Pressure Drop vs Superficial Velocity

Gambar 3.3.4 Perbandingan antara Tinggi Bed & Pressure Drop vs Superficial Velocity
Berdasar Literatur

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS


APPENDIKS

Diketahui :

( )

( )

1. Menghitung Pressure Drop


Contoh perhitungan :
Pada percobaan variabel naik data flowrate 150 ml/s didapatkan ketinggian manometer air
pada bagian atas bed = 40.5 cm H2O dan bagian bawah bed = 51 cm H2O, sehingga:

2. Menghitung Particle Reynold Number


Contoh perhitungan :
Pada percobaan variabel naik diperoleh data:

3. Menghitung Bed Void Fraction


Contoh perhitungan:
 Bed void fraction pada saat minimum fluidization velocity (percobaan variabel naik):
Minimum fluidization terjadi saat
( ) ( )
( ) ( )
 Bed void fraction:

( ) ( )

4. Menghitung Faktor Friksi Aliran


Contoh perhitungan:
Pada variabel naik dengan flowrate 150 mL/s:
 Faktor friksi eksperimen

( ) ( ) ( ) ( )
 Faktor friksi Ergun
( ) ( )

 Error

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS


5. Menghitung Minimum Fluidization Velocity
Contoh perhitungan:
Pada variabel naik:
 Persamaan Ergun:
( )( ) ( )
( ) ( )
 Persamaan Geldhart:
( ) ( )

6. Menghitung Particle Terminal Velocity


Contoh perhitungan:
Pada variabel naik:
( ) ( )

( ) ( )
( ) ( )
√ √

( ) ( )

Laboratorium Teknik Kimia FTI-IRS ITS

Anda mungkin juga menyukai