I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan solid-liquid fluidization yaitu :
1. Mengamati dan mengukur fluidisasi bed padatan
2. Mengetahui karakteristik bed terfluidisasi
Dari data pengamatan diatas, diperoleh data lain dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2.2 Hasil Analisis Faktor Friksi
Flowrate fp
Variabel Rep εp fp Ergun Error fp(%)
(ml/s) Eksperimen
50 1.3405 0.358214 4.61154 97.503013 95.27036
100 2.68101 0.358214 1.844616 49.626506 96.283
Naik 150 4.02151 0.364415 1.094652 33.359288 96.7186
200 5.36201 0.385205 0.681864 24.681504 97.23735
250 6.70252 0.462995 0.596046 17.773974 96.64652
250 6.70252 0.462995 0.596046 17.773974 96.64652
200 5.36201 0.422956 0.735075 23.273429 96.84157
Turun 150 4.02151 0.393704 1.205161 31.902638 96.22238
100 2.68101 0.36747 2.034203 48.93598 95.84313
50 1.3405 0.358214 2.582462 97.503013 97.3514
3.3 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati dan mengukur fluidisasi bed padatan
serta mengukur karakteristik bed terfluidisasi. Variabel yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu flow rate pada rentang 50 hingga 250 ml/sekon sebanyak 5 titik
pada variabel naik dan 5 titik pada variabel turun.
Langkah pertama adalah mengisi bak penampung dengan air hingga pipa yang
terhubung ke bypass valve terkena air yaitu kurang lebih 2/3 bak. Hal ini penting
dilakukan karena jika tinggi air kurang dari pipa, maka akan ada udara yang ikut
terpompa dan menyebabkan kerusakan pada pompa. Ketika bak telah terisi air hingga
tinggi yang diinginkan, keran air dimatikan, bypass valve dibuka penuh dan main valve
ditutup, lalu pompa dinyalakan. Kecepatan aliran ditunggu hingga konstan kemudian
bypass valve ditutup dan main valve dibuka serta diatur sedemikian rupa untuk
mengalirkan air ke kolom unggun fluidisasi. Kolom ditunggu hingga overflow.
Selanjutnya atur main valve untuk memperoleh flowrate yang diinginkan. Pemeriksaan
flowrate dilakukan dengan cara menampung air dalam gelas ukur hingga mencapai
tinggi yang telah ditentukan dan diukur waktu yang diperlukan bagi air untuk mencapai
tinggi tersebut dengan stopwatch. Pada tiap variabel flowrate, dilakukan juga
pengukuran terhadap tinggi bed, besar tekanana above dan tekanan bottom, tinggi
manometer raksa, serta pengamatan terhadap kondisi visual bed. Pada akhir percobaan
ketika semua langkah telah selesai, pompa dimatikan dan discharge valve dibuka untuk
mengosongkan air dalam kolom unggun fluidisasi.
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, dapat dilakukan perhitungan untuk
mengetahui kecepatan minimum fluidisasi. Pressure drop dalam bed dapat diketahui
melalui perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut,
Dari data flowrate diketahui kecepatan fluida mengalir dengan persamaan berikut,
Dari kedua perhitungan dibuat plot grafik antara pressure drop untuk flowrate
naik dan turun seperti pada Gambar 3.3.1 pada lampiran. Secara garis besar tampak
bahwa seiring dengan meningkatnya kecepatan fluida dalam kolom unggun fluidisasi,
pressure drop juga meningkat dimana kondisi ini sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa bila kecepatan fluida sedikit demi sedikit diperbesar, maka pressure
drop juga akan semakin naik. Hal ini terjadi hingga pada suatu titik dimana gaya yang
ditimbulkan pressure drop dikali dengan luas penampang kolom unggun fluidisasi sama
dengan gaya gravitasi dari massa partikel. Pada titik ini, partikel dalam kolom unggun
fluidisasi mulai bergerak dan titik ini disebut dengan fluidisasi minimum (Geankoplis,
2003).
Selain grafik hubungan antara pressure drop dengan kecepatan, juga dapat
dibuat plot grafik yang menyatakan hubungan antara ketinggian bed dengan kecepatan
fluida untuk variabel naik maupun turun seperti pada Gambar 3.3.1 pada lampiran.
Tampak bahwa ketinggian seiring dengan meningkatnya kecepatan fluida dalam kolom
unggun fluidisasi, tinggi bed juga mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan grafik
yang tercantum dalam literatur dan dapat dilihat pada Gambar 3.3.2 pada lampiran.
Ketika kecepatan fluida diperkecil, maka ketinggian bed juga akan berkurang (McCabe,
1993).
Sedangkan untuk mengetahui karakteristik fluidisasi bed padatan didapatkan
dari pehitungan friction factor berikut,
( ) ( )
Untuk faktor friksi teoritis dapat digunakan korelasi Ergun sebagai berikut,
( )
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai penyimpangan faktor friksi yang cukup besar.
Korelasi Ergun merupakan gabungan antara korelasi untuk wilayah laminar (Kozeny-
Carman) dan korelasi untuk wilayah turbulen (Blake – Plummer), sementara dalam
percobaan ini jelas terlihat bahwa rentang flowrate yang diperoleh dan Bilangan
Reynold yang dihasilkan berada dalam wilayah laminar yaitu < 1. Dengan demikian,
korelasi Ergun tidak tepat untuk digunakan dalam percobaan ini, seharusnya digunakan
korelasi Kozeny-Carman sebagai berikut,
( )
Hasil perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 3.2.4. Sedangkan perbandingan antara
superficial velocity dengan tinggi bed dapat dilihat pada Gambar 3.3.3 di lampiran.
Grafik menunjukkan baik untuk variabel naik maupun turun, kecepatan superficial
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan hasil perhitungan dalam percobaan ini didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kecepatan minimum fluida untuk membuat bed terfluidisasi pada saat variabel naik
adalah 0.00448 m/s. Sedangkan pada saat variabel turun adalah 0.00336 m/s.
Pressure drop saat terjadinya fluidisasi cenderung konstan terhadap kenaikan
flowrate, sedangkan ketinggian bed semakin naik seiring dengan kenaikan flowrate.
2. Karakteristik fluidisasi bed pada percobaan ini meliputi :
a. Friction factor berada pada kisaran 4,61154 sampai dengan 0,596046 untuk
variabel naik, dan antara 0,596046 sampai dengan 4,61154 untuk variabel
turun.
b. Particle terminal velocity berada pada kisaran 0,216141 m/s sampai dengan
1.08071 m/s untuk variabel naik, dan antara 1.08071 m/s sampai dengan
0,216141 m/s untuk variabel turun.
c. Void fraction minimum untuk variabel naik adalah 0.35821 dan untuk variabel
turun adalah 0.35821. Dan secara keseluruhan void fraction untuk variabel naik
berada pada kisaran 0.35821 sampai dengan 0.463. Sedangkan untuk variabel
turun berada pada kisaran 0.463 sampai dengan 0.35821.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christie J. 2003. Transport Processes and Separation Process Principles
(Includes Unit Operations). 4th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Kunii, Daizo., Levenspiel., Octave. 1991. Fluidization Engineering 2nd edition.
ButterworthHeinemann.
McCabe, Warren L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering. 5th edition.
Singapura:McGraw-Hill Book Co.
30
25 Pressure Drop vs
Flowrate Naik
Tinggi Bed & Pressure Drop
20
Tinggi Bed vs Flowrate
Naik
15
5
Pressure Drop vs
Flowrate Turun
0
0 50 100 150 200 250 300
Flowrate
Gambar 3.3.1 Perbandingan antara Tinggi Bed & Pressure Drop vs Flowrate
Gambar 3.3.2 Perbandingan antara Tinggi Bed & Pressure Drop vs Flowrate
Berdasarkan Literatur
30
25
Tinggi Bed dan Pressure Drop
20
15 SV vs tinggi bed
SV vs Pressure Drop
10
0
0 0,01 0,02 0,03 0,04
Superficial Velocity
Gambar 3.3.3 Perbandingan antara Tinggi Bed & Pressure Drop vs Superficial Velocity
Gambar 3.3.4 Perbandingan antara Tinggi Bed & Pressure Drop vs Superficial Velocity
Berdasar Literatur
Diketahui :
( )
( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
Faktor friksi Ergun
( ) ( )
Error
( ) ( )
( ) ( )
√ √
( ) ( )