Laporan Praktikum Liquid Diffusivity
Laporan Praktikum Liquid Diffusivity
CHAPTER I PRELIMINARY
PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan koefisien difusivitas liquid dari larutan NaCl
dalam aquades.
Dasar Teori
Difusi adalah peristiwa perpindahan massa yang berpindah dari suatu keadaan yang
memiliki konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Pada umumnya, difusi disebabkan oleh
gradien (landaian) konsentrasi pada komponen yang terdifusi. Gradien konsentrasi cenderung
menyebabkan terjadinya gerakan komponen ke arah yang menyamakan konsentrasi dan
menghapuskan gradien. Jika gradien dipertahankan dengan mengalirkan komponen yang
terdifusi secara terus menerus ke arah yang memiliki konsentrasi tinggi, maka aliran
komponen yang terdifusi akan berlangsung secara kontinyu. Gerakan inilah yang
dimanfaatkan dalam operasi perpindahan massa. Dalam difusi dikenal dua macam
perpindahan massa yaitu:
1. Difusi molekuler, jika terjadi perpindahan lapisan (layer) molekul yang diam dari
solid atau fluida
2. Difusi turbulen, jika terjadi perpindahan molekul disebabkan pencampuran mekanis
dan aliran turbulen.
(Mc Cabe, 1993)
Difusi molekuler dapat didefinisikan sebagai perpindahan suatu molekul melewati suatu
fluida dengan pergerakan yang acak. Dapat dibayangkan suatu molekul yang bergerak lurus
dan kemudian akan bergerak dengan acak akibat tabrakan dengan molekul yang lain. karena
pergerakan molekul berlangsung dalam gerakan acak, maka pergerakan molekul ini sering
disebut sebagai Random-Walk Process.
(Geankoplis, 2003)
Pada gambar I.1 merupakan peristiwa difusi saat tidak ada pengadukan atau pergolakan
dalam badan larutan. Ini artinya molekul-molekul B yang dilalui oleh molekul-molekuk A
berada dalam keadaan stagnan atau cenderung diam satu sama lain. ketika difusi terjadi pada
lapisan cairan yang stagnan, difusi ini dinamakan difusi molekular. Untuk difusi semacam ini,
Hukum Fick berlaku untuk meregulasi perpindahan massa yang tejadi pada difusi molekul A
diantara molekul B dengan campuran molekul A dan B.
* 𝑑𝑥𝑎
𝐽𝐴𝑍 =− 𝑐𝐷𝐴𝐵 𝑑𝑧
#(1)
Dimana :
* 2
𝐽𝐴𝑍 = fluks molar komponen A pad arah molekular sumbu z (𝑘𝑔. 𝑚𝑜𝑙𝐴/𝑠. 𝑚 )
2
𝐷𝐴𝐵= difusi molekular molekul A melalui molekul-molekul B (𝑚 /𝑠)
𝑧 = jarak difusi (m)
3
𝑐 = konsentrasi A dan B (𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙/𝑚 )
𝑥𝑎 = fraksi mol A dalam campuran A dan B
(Geankoplis, 2003)
Jika 𝑐 tetap maka dengan mengingat 𝑐𝐴 = 𝑐𝑥𝐴;
( )
𝑐𝑑𝑥𝐴 = 𝑑 𝑐𝑥𝐴 = 𝑑𝑐𝐴#(2)
Dengan mensubstitusi persamaan Hukum Fick dengan persamaan diatas, akan didapatkan
persamaan difusi untuk konsentrasi konstan:
* 𝑑𝑐𝐴
𝐽𝐴𝑍 =− 𝐷𝐴𝐵 𝑑𝑧
#(3)
(
𝐷𝐴𝐵 𝐶𝐴1−𝐶𝐴2 ) (
𝐷𝐴𝐵𝐶𝐴𝑉 𝑥𝐴1−𝐶𝐴2 )
𝑁𝐴 = 𝑧2−𝑧1
= 𝑧2−𝑧1
#(5)
Dimana,
2
𝑁𝐴 = flux komponen A (𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙. 𝐴/𝑠. 𝑚 )
2
𝐷𝐴𝐵 = difusivitas A melalui B (𝑚 /𝑠)
3
𝐶𝐴1 = konsentrasi komponen A (𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙/𝑚 )
𝑥𝐴1 = fraksi mol komponen A
( ) ( ) #(6)
ρ1
+
ρ2
𝐶𝐴𝑉 = ( )
ρ
𝑀
𝑎𝑣
=
𝑀1
2
𝑀2
Dimana:
3
𝐶𝐴𝑉 = konsentrasi rata-rata total dari A+B (𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙/𝑚 )
𝑀1 = berat molekul rata-rata larutan pada keadaan 1 (𝑘𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎/𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙)
ρ1 = densitas rata-rata pada keadaan 1
(Geankoplis, 2003)
Koefisien difusi larutan elektrolit dapat dihitung secara teoritis dengan menggunakan
persamaan Nernst-Haskell untuk larutan garam encer, dan pada suhu 25oC untuk garam A
yang terdifusi pada solvent B sebagai berikut:
𝑜
𝐷𝐴𝐵 = 8. 928 𝑥 10
−10
𝑇
( 1
𝑛+
+𝑛
1
−
) # (7)
( 1
γ+
+
1
γ− )
Dimana:
𝑜 2
𝐷𝐴𝐵 = koefisien difusi liquid dalam 𝑐𝑚 /𝑠
𝑛 = valensi anion dan kation
2
γ = limiting konduktansi ion (𝐴/𝑐𝑚 )(𝑉/𝑐𝑚)
𝑇
Dengan faktor konversi untuk suhu selain 25oC sebesar = 334π
(Geankoplis, 2003)
Penentuan koefisien difusi cairan menggunakan sel difusi dapat dinyatakan dari
penurunan rumus sebagai berikut:
Transfer nilai difusi:
𝑑𝐶𝐴 𝐶𝐴1−𝐶𝐴2
𝐽𝐴 =− 𝐷 𝑑𝐿
=− 𝐷 𝐿
#(8)
Jumlah mol yang telah berdifusi selama selang waktu 𝑑𝑡 melalui N pipa kapiler adalah
sebagai berikut:
2 𝐶𝐴1−𝐶𝐴2
𝑉𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖. 𝑑𝐶𝐴 =−
𝐷π𝑑 ⎡ ⎤∑ 𝑑𝑡. 𝑁#(9)
4 ⎢ 𝐿 ⎥
⎣ ⎦
𝑑𝐶𝐴 2 𝐶𝐴1−𝐶𝐴2
𝑉𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖. =−
𝐷π𝑑 ⎡ ⎤𝑁
𝑑𝑡 4 ⎢ 𝐿 ⎥
⎣ ⎦
Jika 𝑘 = 𝑐𝑀𝑐𝑀 dan dianggap 𝐶𝐴2 ≪ 𝐶𝐴1, maka:
4𝑉𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝐿
𝑑𝑘
𝐷 = π𝑑𝐶𝑀𝐶𝐴𝑁 𝑑𝑡
#(10)
Dimana:
𝑉𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = volume tangki
𝐿 = panjang pipa kapiler
𝑁 = jumlah pipa kapiler
𝐷 = difusivitas liquid
𝑑 = diameter pipa kapiler
𝐶𝐴 = konsentrasi/molaritas A
𝐶𝑀 = perubahan konduktivitas per mol
𝑘 = kondutivitas
(Siqueira et al., 2022)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi adalah sebagai berikut:
1. Temperatur, semakin tinggi temperatur, semakin cepat difusi terjadi karena molekul
menerima energi lebih banyak sehingga akan mempercepat proses difusi.
2. Konsentrasi. Semakin besar perbedaan konsentrasi antara dua substansi, semakin
cepat difusi terjadi karena perbedaan tekanan yang dihasilkan memaksa molekul
berpindah dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah.
3. Ukuran dan sifat dari molekul. Molekul yang berukuran lebih kecil cenderung
berdifusi lebih cepat. Dan dan sifat non-polar akan mempercepat proses difusi apabila
dibandingkan dengan menggunakan senyawa polar seperti air
(Singh and Heldman, 2001)
METODOLOGI
Variabel
Dalam praktikum Liquid Diffusion, variabel bebas yang digunakan adalah Konsentrasi
larutan NaCl (1 M, 0,5 M, dan 0,01 M) sedangkan waktu pengamatan diatur selama 20 menit
dengan catatan data setiap 2 menit. Variabel terikat berupa nilai konduktivitas dan temperatur
larutan selama proses difusi.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Beaker Glass 1000 mL
2. Labu ukur 100 mL
3. Gelas Arloji
4. Neraca Digital
5. Stopwatch
6. Pipet tetes
7. Pipet Volume
8. Termometer
9. Conductivity Meter
10. Diffusion Cell
11. Magnetic Stirrer
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Aquadest
2. Larutan NaCl (1 M, 0,5 M, 0,01 M)
Metodologi Praktikum
1. Persiapan Bahan
a. Membuat larutan NaCl dengan mencampurkan sejumlah volume aquades ke
sejumlah NaCl yang sudah ditimbang sesuai dengan perhitungan molaritas
terpekat yang diinginkan (1 M).
b. Mengaduk larutan NaCl dan aquades hingga semua NaCl terlarut sempurna.
c. Mengencerkan larutan yang dibuat dengan menambahkan aquades sesuai
perhitungan sehingga didapatkan larutan dengan molaritas yang lebih kecil
(0,5 M dan 0,01 M).
2. Percobaan
a. Mengisi diffusion vessel dengan aquades
b. ‘ hingga kapiler 5 mm di bawah permukaan aquadest.
c. Memasukkan conductivity probe ke dalam sisi diffusion vessel.
d. Memasukkan magnetic stirrer ke dalam larutan di dalam vessel.
e. Menghidupkan conductivity meter
f. Mengisi diffusion cell dengan larutan NaCl sesuai dengan molaritas yang
sudah dibuat kemudian dicelupkan ke vessel.
g. Menyalakan conductivity meter dan magnetic stirrer.
h. Mencatat nilai konduktivitas dan suhu
i. Mengulangi langkah di atas untuk larutan NaCl dengan molaritas lainnya.
Skema Alat
Rangkaian alat yang digunakan di percobaan pada praktikum modul ini dapat dilihat
pada gambar dibawah.
22 34.9 0.0349
24 34.8 0.0348
26 34.8 0.0348
28 34.5 0.0345
30 35.2 0.0352
20 3.8 0.0038
Pembahasan
Praktikum liquid diffusivity bertujuan untuk menentukan koefisien difusivitas cairan
dari suatu larutan NaCl dalam distilled water. Bahan yang digunakan hanya padatan NaCl dan
aquades dengan variasi konsentrasi larutan NaCl adalah 1 M; 0,5 M; 0,01 M. Sedangkan alat
yang digunakan adalah labu takar, diffusion cell, diffusion vessel, konduktometer, neraca
analitis, magnetic stirrer, beaker glass, stopwatch, pipet tetes, , pipet volumetrik, dan gelas
arloji.
Pengukuran konduktivitas larutan dilakukan untuk menilai seberapa besar kemampuan
larutan dalam menghantarkan arus listrik yang kemudian digunakan dalam perhitungan
eksperimen dari percobaan (Tito, 2013). Cara yang digunakan dalam perhitungan eksperimen
yaitu dengan membuat grafik konduktivitas (dalam mS/cm) sebagai ordinat dan waktu (dalam
menit) sebagai absis. Didapatkan grafik sebagai berikut :
Pada grafik hubungan konduktivitas dan waktu pada variasi konsentrasi 1 M dapat
dilihat bahwa semakin lama waktu difusi maka semakin besar konduktivitas larutan yang
dihasilkan. Difusi akan terus berlangsung hingga kedua komponen (aquades dan NaCl)
Dari ketiga grafik yang telah dibuat pada berbagai variasi konsentrasi larutan NaCl,
dapat dilihat koefisien determinasi (R square) yang dihasilkan berturut-turut adalah 0,7515;
0,803; 0,7149. Koefisien determinasi menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel
terikat yaitu konduktivitas dengan variabel bebas waktu dengan nilai yang berkisar dari nol
hingga satu. Syarat suatu grafik dapat digunakan untuk menjelaskan relasi dua variabel salah
satunya adalah koefisien determinasi lebih tinggi dari 0,5 sehingga dapat disimpulkan ketiga
grafik yang dibuat dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara konduktivitas dengan
waktu difusi (Santoso, 2015).
Dari data yang diperoleh dari percobaan dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan nilai
konduktivitas yang diukur pada aquades seiring berjalannya waktu, hal ini terjadi karena
semakin banyak NaCl, yang merupakan garam dari asam dan basa kuat sehingga mudah
terionisasi menjadi ion logam (Na+) dan halogen (Cl-) yang kemudian berdifusi ke dalam
aquades yang tidak mempunyai ion-ion tersebut melalui kapiler tube. Hal tersebut dapat
terjadi karena difusi terjadi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang rendah (Tito, 2013).
Pernyataan ini sesuai pada Hukum Ficks 1 yaitu pada arah tertentu, massa dari suatu bahan
terlarut yang melewati suatu luasan tertentu tiap unit adalah sebanding dengan gradien
konsentrasi bahan terlarut pada arah tersebut. Namun apabila melihat pada persamaan yang
dipakai pada perhitungan justru pernyataan tersebut terbalik, karena nilai difusivitas
berbanding terbalik dengan konsentrasi (Geankoplis, 2003). Terjadinya ketidakstabilan data
hasil percobaan juga disebabkan oleh ukuran magnetic stirrer yang terlalu kecil jika
dibandingkan dengan volume aquades yang mengisi diffusion vessel, sehingga pengadukan
dari magnetic stirrer tidak memiliki pengaruh yang berarti, hingga memungkinkan untuk
larutan di dalam diffusion vessel kurang homogen yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan data percobaan. Selain itu, ketidaksesuaian dengan teori disebabkan karena
penempatan diffusion cell kurang pas dan terkadang pembacaan alat sangat sensitif sehingga
sering terjadi fluktuasi data.
Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan koefisien difusivitas larutan natrium klorida
2
pada konsentrasi 1 M, 0.5 M, dan 0.01 M berturut-turut adalah 0,05925950958 𝑐𝑚 /𝑠𝑒c,
2 2
0,8504413625 𝑐𝑚 /𝑠𝑒c, dan 0,4208690076 𝑐𝑚 /𝑠𝑒c. Selanjutnya menggunakan persamaan
−5 2
#(7) didapatkan koefisien difusivitas secara teoritis sebesar 1, 61 𝑥 10 𝑐𝑚 /𝑠𝑒𝑐. Hasil ini
diukur menggunakan alat-alat dengan skema laboratorium yang mana sudah cukup
untuk mendapatkan koefisien difusivitas larutan garam. Akan tetapi, untuk mengukur
koefisien difusivitas air laut diperlukan analisa lebih lanjut untuk jenis garam yang
berbeda karena air laut memiliki jenis garam yang bermacam-macam tidak hanya NaCl.
Terdapat perbedaan yang cukup besar antara perhitungan teoritis dengan perhitungan
eksperimen. Hal ini terjadi karena selama percobaan berlangsung, pembacaan nilai
konduktivitas belum konstan. Nilai konduktivitas yang di dapat saat percobaan jauh lebih
kecil dibandingkan nilai seharusnya sehingga hal ini berpengaruh pada perhitungan nilai CM
yang merupakan perubahan konduktivitas per konsentrasi dan digunakan dalam perhitungan
koefisien difusivitas liquid secara eksperimen. Pengadukan yang kurang merata dan larutan
aquades yang terkontaminasi juga dapat menjadi salah satu penyebab perhitungan nilai
konduktivitas kurang akurat. Oleh karena itu, koefisien difusivitas larutan NaCl yang
didapatkan dari perhitungan secara eksperimen jauh lebih besar dibandingkan perhitungan
teoritis.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan pada praktikum liquid diffusivity, didapatkan data
koefisien difusivitas untuk variasi variabel percobaan konsentrasi larutan NaCl 1 M, 0.5 M,
2 2
dan 0.01 M berturut-turut adalah 0,05925950958 𝑐𝑚 /𝑠𝑒c, 0,8504413625 𝑐𝑚 /𝑠𝑒c, dan
2
0,4208690076 𝑐𝑚 /𝑠𝑒c. Sedangkan koefisien difusivitas yang dihitung secara teoritis adalah
−5 2
1, 61 𝑥 10 𝑐𝑚 /𝑠𝑒𝑐
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christie J. 2003. “Transport Process and Separation Process Principles”. New
Jersey : Prentice Hall
Mc Cabe, W.L., Julian S., Peter H. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 6th edition.
Singapore: Mc Graw Hill, Inc
Santoso, Singgih. 2015. “Menguasai Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS”.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Singh, R.Paul, and Heldman, D.R.2001.”Introduction to Food Engineering 3 rd Edition”.
California : Academi Press
Siqueira, A. M. de O., Chaves, G. L., Tanure, J. de S., Dutra, L. V., Souza, N. B. de, &
Vianna, T. C. (2022). Determination of the diffusion coefficient in sodium chloride
solution at different concentrations. The Journal of Engineering and Exact Sciences,
8(3), 14053-01e. https://doi.org/10.18540/jcecvl8iss3pp14053-01e
Tito, Ryan. Silaen, Yakub. 2013.”Laporan Praktikum pengukuran konduktivitas”. Riau.
Laboratorium Teknik I dan II. Jurusan Teknik Kimia. Universitas Riau .
LAMPIRAN
Daftar Notasi
Notasi Keterangan Satuan
k konduktivitas µS/cm
h Ketinggian air cm
t Waktu s
V Volume cm3
T Suhu K
d diameter Cm
ρ Densitas kg/m3
D Koefisien diffusivitas cm2/s
J Fluks Mol/ cm2s
Ax Luas cm2
N Jumlah pipa kapiler
x Panjang pipa kapiler Cm
C Konsentrasi Molar
n Valensi
λ Limiting Konduktivitas Ion (A/cm2)(V/cm)
Apendiks
Diketahui :
1) Volume Aquadest, V = 2400 mL
2) Panjang Kapiler, L = 2,5 cm
3) Diameter Kapiler, d = 0,352 cm
4) Jumlah Kapiler, N = 27
5) Molaritas 2 M2 = 1 M = 0.001 mol/cm3
6) Molaritas 1 M1 = 0,5 M = 0.0005 mol/cm3
7) Molaritas 3 M3 = 0,01 M = 0.00001 mol/cm3
( )
1 1
1
+1
𝐷𝐴𝐵𝑜 = 8, 928 𝑥 10 − 10(298, 15) 1 1
50,1
+ 76.3
−5 2
𝐷𝐴𝐵𝑜298,15𝐾 = 1, 61 𝑥 10 𝑐𝑚 /𝑠