PRAKTIKUM MODUL 3
Piping Design
Hari : Rabu
Kelompok :2
Praktikan : 1. Ersyad Dhillullah (5008201048)
2. Muhammad Rafli Revansyah (5008201002)
3. Muhammad Zainal Afandi Loleh (5008201184)
Asisten : 1. Athif Afisga Mathoyah
2. Rosalia Kurniasari
3. Mochamad Dinandya Hendrico
4. Belinda Kezia Purwanto
Tanggal Percobaan : 02 November 2022
Asumsi-limitasi kerja fluida yang dipakai pada persamaan meliputi: fluida tidak
dapat dimampatkan (incompressible), fluida tidak memiliki viskositas (inviscid), aliran
fluida tidak berubah terhadap waktu (steady flow),dan persamaan persamaan yang
masuk pada streamline (James, 1969). Persamaan (3) adalah persamaan overall
mechanical energy balance untuk incompressible fluid. Persamaan ini yang kemudian
akan digunakan dalam perhitungan-perhitungan selanjutnya (Geankoplis, 2003) .
Terdapat beberapa faktor friksi yang nanti akan di gabungkan dalam 𝛴𝐹 yang
harus diperhatikan dalam mendesain sistem perpipaan tergantung dari part part yang
digunakan. Dalam praktikum kali ini digunakan 4 persamaan faktor friksi.
● Friction loss pada pipa.
2
−∆𝑝𝑓 ∆𝑙 𝑣 𝑗
𝐹𝑓 = ρ
= 4𝑓 𝐷 2 𝑘𝑔
(6)
Ff adalah friction loss, ∆𝑝𝑓 merupakan pressure loss, ρ merupakan densitas
fluida, f adalah factor friksi, ∆𝑙 adalah panjang dari pipa, D adalah diameter pipa
dan v kecepatan fluida
● Sudden enlargement pada pipa terjadi ketika terdapat perubahan dimensi pipa
yakni luas permukaan aliran fluida di pipanya membesar seperti contohnya
ketika terjadi pembesaran diameter pipa. Oleh karena itu untuk menghitungnya
digunakan persamaan berikut
2 2 2
ℎ𝑒𝑥 = 1 −( 𝐴1
𝐴2 ) 𝑉1
2𝑎
= 𝐾𝑒𝑥
𝑉1 𝑗
2𝑎 𝑘𝑔
(7)
dimana ℎ𝑒𝑥 merupakan friction loss,
2
(
𝐾𝑒𝑥= 1 −
𝐴1
𝐴2 ) (8)
merupakan expansion loss, 𝑉1 merupakan kecepatan fluida pada pipa yang
dimensinya lebih kecil, dan faktor 𝑎 bernilai 1 untuk aliran turbulen dan bernilai
½ pada aliran laminar
● Sudden contraction pada pipa terjadi ketika terdapat perubahan dimensi pipa
yakni luas permukaan aliran fluida di pipanya mengecil seperti contohnya ketika
terjadi pengecilan diameter pipa. Untuk menghitung friction loss nya digunakan
persamaan berikut.
2 2
ℎ𝑐 = 0. 55 1 − ( 𝐴1
𝐴2 ) 𝑉2
2𝑎
= 𝐾𝑐
𝑉2 𝑗
2𝑎 𝑘𝑔
(9)
ℎ𝑐merupakan friction loss,
𝐾𝑐=0. 55 1 − ( 𝐴1
𝐴2 ) (10)
merupakan contraction loss, 𝑉2merupakan kecepatan fluida pada pipa yang
dimensinya lebih kecil, dan faktor 𝑎 bernilai 1 untuk aliran turbulen dan bernilai
½ pada aliran laminar
● Friction loss pada fitting terjadi ketika pipa dihubungkan ke fitting atau valve.
Untuk menghitung friction loss pada fitting digunakan persamaan berikut.
2
𝑉1 𝑗
ℎ𝑓 = 𝐾𝑓 2𝑎 𝑘𝑔
(11)
ℎ𝑓 merupakan friction loss, 𝐾𝑓 adalah loss factor, 𝑉1kecepatan fluida sebelum
memasuki fitting, dan faktor 𝑎 bernilai 1 untuk aliran turbulen dan bernilai ½
pada aliran laminar
IV. METODOLOGI
IV.1. Alat dan Bahan
Alat :
1. Stopwatch
3. Selotip Pipa
4. Selotip
6. Meteran
7. Busur
8. Ember
9. Corong
Bahan :
1. Air
IV.2. Skema Alat
Dimana ketiga data volume dan ketiga data waktu pada satu variasi sudut dirata-ratakan
lalu dibagi antara rata-rata volume dan rata-rata waktu sehingga didapatkan data
flowrate L/s lalu dikalikan dengan 60 sehingga mendapatkan data flowrate L/min.
Data diatas merupakan data eksperimen yang mengabaikan beberapa faktor,
pada praktikum ini akan dibandingkan antara flowrate eksperimen dan flowrate teoritis.
Pada saat air mengalir pipa maka kecepatan air akan berkurang akibat friksi dari
beberapa faktor seperti friksi pipa, friksi akibat valve, dan friksi akibat komponen fitting
pipa. Berikut perhitungan Bilangan Reynold’s pada variasi tiap bukaan gate valve.
Nre
valve 90 derajat valve 45 derajat
0.5 in 0.75 in 1 in 0.5 in 0.75 in 1 in
44627,71099 38141,12509 31407,65298 26996,81165 23072,85647 18999,55147
Dari perhitungan Nre dapat disimpulkan bahwasanya fluida dalam hal ini air yang
mengalir dalam pipa memiliki jenis aliran turbulen karena memiliki Bilangan Reynolds
diatas 4000. Hal ini disebabkan adanya friksi pada pipa yang menyebabkan partikel air
yang mengalir saling bertabrakan satu sama lain sehingga terjadi turbulensi aliran
(Geankoplis, 2003).Setelah menghitung bilangan Reynold’s menggunakan persamaan
(2) untuk mengetahui jenis aliran fluida dilanjutkan dengan menghitung friksi akibat
faktor-faktor tadi sehingga mendapatkan total friksi (ΣF) lalu menggunakan persamaan
(4) maka didapatkan nilai friksi teoritis. Berikut tabel perhitungan friksi teoritis.
total Ff
Bukaan valve nominal pipe size fd delta L (m) Ff
(J/kg)
0,284231774 8,507344473
1 in
0,02381244877 0,54 9
wide open(90)
0.75 in 0,02305097761 1,15 2,048303181
0.5 in 0,02275657615 0,76 6,174809517
0,116439061
1 in
0,02665719192 0,54 5 3,44372823
half open(45) 0,834032237
0.75 in 0,02564851453 1,15 3
0.5 in 0,02510930324 0,76 2,493256931
Perhitungan pada Gambar.V.2 dihitung menggunakan persamaan (6) pada Bab
III di dasar teori. Dimana 𝐹𝑓 merupakan fanning friction factor, f.
hex
instrumen pipe size valve 90 valve 45
ekspander-pipa 0.5-1 1,246922514 0,4563049667
hc
instrumen pipe size valve 90 valve 45
0,617591358
tangki-pipa 1 1 0,2260044236
2 reducer-pipa 1-0.75 0,910787879 0,3332982026
2 reducer-pipa 0.75-0.5 2,216751137 0,8112088298
total 3,745130374 1,370511456
Friksi akibat fitting valve disebabkan karena adanya instrumen elbow dan variasi
bukaan valve yaitu pada 45° (half open) dan 90° (wide open). Perhitungan ini
menggunakan persamaan (11) pada dasar teori di Bab III.
Dari perhitungan faktor-faktor friksi di atas selanjutnya dihitung friksi total (ΣF)
secara teoritis pada tiap variasi sudut bukaan gate valve. Berikut hasil perhitungannya.
22.34992073 8.509348769
Penentuan hasil friksi total aktual pada varias bukaan gate valve, dapat dicari dari
jumlah energi kinetik aktual yang berpengaruh pada flowrate praktikum dan energi
potensial dari ketinggian tangki penampung air hingga air keluar dari pipa.
20.98408282 19.80446595
Dari hasil perhitungan persen friksi dan flowrate yang didapatkan, dapat dilihat
pada bukaan gate valve 90° deviasi perhitungan total friksi sebesar 25%. Dikarenakan
tujuan dilakukannya percobaan pada praktikum ini adalah mendapatkan desain sistem
perpipaan yang dapat mencapai flowrate 20 L/menit, maka dapat disimpulkan
bahwasanya desain yang dibuat sudah efektif dan optimal untuk mencapai flowrate
tujuan yaitu 21,4 L/min pada variasi bukaan gate valve 45° dengan persen error 0,27%.
VI. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan untuk hasil praktikum modul piping design dengan tujuan
untuk mendapatkan debit 20 l/min (1.17 m/s). Dari desain 1 pada flowrate aktual pada
bukaan valve 90 dan 45 masing-masing sebesar 1.92 dan 1.16 m/s. Untuk flowrate
teoritis pada bukaan valve 90, sebesar 2.5 m/s. Data perbandingan friksi aktual dan
teoritis untuk bukaan valve 90 tidak berbeda jauh dari nilai 22.349 dan 20. 984,
sehingga dapat ditemukan harga flowrate teoritis pada variasi bukaan valve 90. Untuk
bukaan valve 45 harga teoritis masih memiliki perbandingan nilai yang jauh masing
masing, 8.5093 dan 19.8044, sehingga flowrate teoritis tidak dapat ditemukan. untuk
perbandingan flowrate error praktikum-teoritis bukaan valve 90 sebesar 24.06% dan
untuk perbandingan flowrate error praktikum-tujuan bukaan valve 90 dan 45 sebesar
64.85% dan 0.273%. Untuk flowrate bukaan valve 45 praktikum sudah mendekati
dengan harga flowrate tujuan disebabkan nilai error yang sangat kecil. Disarankan untuk
menambahkan desain untuk mendapatkan variabel flow rate yang sesuai dengan tujuan
praktikum hasil flowrate teoritis yang mirip.
DAFTAR PUSTAKA
Bhatia, A. 2006. Process Piping Fundamentals, Codes and Standards. New York: CED
Engineering
Geankoplis, C.J, 2003. Transport Process and Unit Operations, 4th edition. New Jersey :
Prentice Hall.
Smith, Peter. (2007) Process piping design handbook, volume one:: the fundamentals of
piping design. Gulf Publishing Company
Appendiks
Contoh perhitungan menggunakan data dari desain 1 bukaan 90
● Flow Rate (Liter/menit)
𝑉𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 3 𝑡𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑚𝑙 1𝑙 60𝑠
𝑄= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠 1000 𝑚𝑙 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
1𝑙 60𝑠 𝑙
𝑄 = 590. 2343 1000 𝑚𝑙 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 35. 414 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3
Nilai Reynold aktual pada suhu 27oC dengan ρ = 996. 53𝑘𝑔/𝑚 dan
−4
μ = 8. 54 * 10 𝑝𝑎. 𝑠
pipa 1 inch
3 𝑚
996.53𝑘𝑔/𝑚 *0.0254𝑚*1.165 𝑠
𝑁𝑅𝑒 = −4 = 34525
8.54*10 𝑝𝑎.𝑠
pipa ¾ inch
3 𝑚
996.53𝑘𝑔/𝑚 *0.01905𝑚*1.165 𝑠
𝑁𝑅𝑒 = −4 = 46033. 34
8.54*10 𝑝𝑎.𝑠
pipa ½ inch
3 𝑚
996.53𝑘𝑔/𝑚 *0.0127𝑚*1.165 𝑠
𝑁𝑅𝑒 = −4 = 69050. 01
8.54*10 𝑝𝑎.𝑠
● Nilai friction loss dari sudden contraction
2
𝑣2
(
ℎ𝑐 = 0. 55 1 − 𝐴2
𝐴1
) 2α
𝐽
𝑘𝑔
1 2 2
𝐴2 = 4
π(25. 4 𝑚𝑚) = 506. 707 𝑚𝑚
2
(1.165) 𝐽 𝐽
ℎ𝑐 = 0. 55(1 − 0) 1 𝑘𝑔
= 0. 7463 𝑘𝑔
1 2 2
𝐴2 = 4
π(19. 05 𝑚𝑚) = 285. 023 𝑚𝑚
𝑚 2
(2.071 )
( )
2 𝑠
506.707 𝑚𝑚 𝐽 𝐽
ℎ𝑐 = 0. 55 1 − 2 1 𝑘𝑔
= 1. 3267 𝑘𝑔
285.023 𝑚𝑚
1 2 2
𝐴2 = 4
π(12. 7 𝑚𝑚) = 126. 677 𝑚𝑚
𝑚 2
(4.659 )
( )
2 𝑠
506.707 𝑚𝑚 𝐽 𝐽
ℎ𝑐 = 0. 55 1 − 2 1 𝑘𝑔
= 5. 3068 𝑘𝑔
285.023 𝑚𝑚
(
ℎ𝑒𝑥 = 1 −
𝐴1
𝐴2 ) 𝑉1
2𝑎
Contohnya pada kontraksi dari 0.5 inch ke 1 inch
1 2 2
𝐴1 = 4
π(12. 7 𝑚𝑚) = 126. 677 𝑚𝑚
1 2 2
𝐴2 = 4
π(25. 4 𝑚𝑚) = 506. 707 𝑚𝑚
2 𝑚 2
(4.659 )
( )
2
126.677 𝑚𝑚 𝑠 𝐽 𝐽
ℎ𝑒𝑥 = 1 − 2 1 𝑘𝑔
= 2. 9851 𝑘𝑔
506.707 𝑚𝑚
● Nilai Friksi Pipa
2
∆𝐿 𝑣 𝐽
𝐹𝑓 = 𝑓 𝐷 2 𝑘𝑔
dengan nilai 𝑓 didapatkan dari rumus berikut
( )
0.8991
1
𝑓𝐷
⎡ ϵ 5.0452
=− 2𝑙𝑜𝑔⎢ 3.7065𝐷 − 𝑁 𝑙𝑜𝑔 2.8257 𝐷
⎢
⎣ 𝑅𝑒
1 ϵ 1.1098
+ 𝑁
7.149
𝑅𝑒
( )
⎤
⎥
⎥
⎦
( )
ϵ = 0. 00000504
Contoh perhitungan dengan pipa 1 inch, dengan total pipa yang digunakan
adalah 0.54 m
Hitung 𝑓𝐷 nya terlebih dahulu
1
𝑓𝐷
=− 2𝑙𝑜𝑔⎡⎢
⎣
0.00000504
3.7065𝐷
−
5.0452
34525
𝑙𝑜𝑔 ( 1
2.8257 ( 0.00000504 1.1098
0.0254 ) + ( 34525) )
7.149 0.8991 ⎤
⎥
⎦
𝑓𝐷 = 0. 0233
2
0.54 1.165 𝐽
𝐹𝑓 = 0. 0233 0.0254 2 𝑘𝑔
= 0. 3366
● Energi Potensial
𝐸𝑃 = Δ𝑧 ✕ 𝑔
−2 2
𝐸𝑃 = (25 + 50 + 26 + 19 + 10 + 15 + 50)10 𝑚 (9. 807 𝑚/𝑠 )
𝐸𝑃 = 19. 12365 J/kg