Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

APLIKASI TEKNIK KIMIA I

PRAKTIKUM MODUL 3
Piping Design

Hari : Rabu
Kelompok :2
Praktikan : 1. Ersyad Dhillullah (5008201048)
2. Muhammad Rafli Revansyah (5008201002)
3. Muhammad Zainal Afandi Loleh (5008201184)
Asisten : 1. Athif Afisga Mathoyah
2. Rosalia Kurniasari
3. Mochamad Dinandya Hendrico
4. Belinda Kezia Purwanto
Tanggal Percobaan : 02 November 2022

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2022
I. LATAR BELAKANG
Piping system merupakan gabungan dari berbagai macam komponen perpipaan
yang digunakan secara kolektif untuk menghubungkan suatu proses ke proses lain.
Komponen perpipaan terdiri dari berbagai macam hal seperti pipa, piping fitting, valve
dan berbagai macam komponen lainnya (Smith, 2007). Istilah sistem perpipaan
sangatlah umum ditelinga kita. Contohnya saja sistem perpipaan di rumah kita yang
mengalirkan air dari sumur atau sumber air ke berbagai tempat seperti dapur dan kamar
mandi. Di industri sendiri, sistem perpipaan digunakan untuk mengalirkan fluida dari
satu unit operasi ke unit operasi lain atau bahkan dari satu pabrik ke pabrik lain. Oleh
karena itu, sebagai mahasiswa teknik kimia kita harus dapat mempelajari prinsip
perpipaan secara sederhana supaya dapat memahami perpipaan yang kompleks di dalam
berbagai macam industri sehingga kita bisa mendapatkan tujuan dari rangkaian pipa
yang digunakan seperti besarnya debit fluida.

II. TUJUAN PERCOBAAN


Tujuan dilakukannya percobaan pada praktikum piping design ini agar praktikan
dapat merangkai suatu sistem perpipaan untuk mendapatkan flowrate pada titik yang
diinginkan.

III. DASAR TEORI


Sistem dan desain perpipaan merupakan sistem yang dilengkapi dengan flanges,
fittings, bolting, gaskets, valves, dan lainnya untuk menunjang desain sistem perpipaan.
Wall thickness pipa ditentukan dengan Schedule Number (Sch.) sangat penting karena
terdapat hanger pipa dan support untuk mencegah pipa overstress, serta dapat diberikan
relief valve untuk mencegah overpressure. Ukuran Schedule number yang umum
digunakan adalah 40 dalam perpipaan (Bhatia, 2006). Adapun rumus yang digunakan
untuk mencari Sch, dengan P sebagai internal working pressure (psig), dan S sebagai
allowable stress material (psi), yaitu:
1000 𝑃
𝑆𝑐ℎ = 𝑠 (1)
Bilangan Reynolds adalah rasio gaya inersia terhadap gaya viskositas dalam
fluida (air) yang mengalami gerakan internal relatif karena kecepatan fluida yang
berbeda. Bilangan Reynolds digunakan untuk mendefinisikan aliran air. Umumnya
digunakan untuk menentukan aliran air adalah laminar atau turbulen. Bila bilangan
Reynolds kurang dari 2100 berarti aliran air bersifat laminer, bila bilangan lebih dari
4000 berarti aliran air bersifat turbulen. Rumus bilangan reynold sebagai berikut:
𝐷𝑣ρ
𝑁𝑅𝑒 = µ (2)
Faktor -faktor yang berpengaruh pada persamaan mechanical energy balance
dapat berupa kehilangan energi akibat gesekan antara fluida dan dinding, tidak ada
energy loss akibat aliran turbulen, dan tidak ada energi panas yang ditransfer pada
fluida. Persamaan ini berhubungan dengan neraca energi mekanis, dimulai dari
penurunan persamaan neraca energi mekanik overall fluida incompressible:
𝑉1

𝑊' = ∫ 𝑝𝑑𝑉 − 𝛴𝐹 (3)


𝑉2
Asumsikan bahwa kerja yang diberikan oleh sistem hanya berasal dari peralatan
luar seperti pompa yang memiliki shaft (W = Ws) dan fluida tidak memberikan kerja
apapun di dalam sistem (W’ = 0). Jika volume (V) dalam persamaan ini adalah volume
per unit massa fluida, dapat dituliskan bahwa 𝑉 = 1/ρ, sehingga penurunannya:
2 2
𝑃2−𝑃1 (𝑣2−𝑣1)
ρ
+ 2α
+ 𝑔(𝑧2 − 𝑧1) + 𝛴𝐹 + 𝑤𝑠 = 0 (4)
Jika harga α=1; Ws = 0; dan ΣF = 0 maka akan menghasilkan :
2 2
𝑃1 𝑣1 𝑃2 𝑣2
ρ
+ 2
+ 𝑔𝑧1 = ρ
+ 2
+ 𝑔𝑧2 (5)

Asumsi-limitasi kerja fluida yang dipakai pada persamaan meliputi: fluida tidak
dapat dimampatkan (incompressible), fluida tidak memiliki viskositas (inviscid), aliran
fluida tidak berubah terhadap waktu (steady flow),dan persamaan persamaan yang
masuk pada streamline (James, 1969). Persamaan (3) adalah persamaan overall
mechanical energy balance untuk incompressible fluid. Persamaan ini yang kemudian
akan digunakan dalam perhitungan-perhitungan selanjutnya (Geankoplis, 2003) .
Terdapat beberapa faktor friksi yang nanti akan di gabungkan dalam 𝛴𝐹 yang
harus diperhatikan dalam mendesain sistem perpipaan tergantung dari part part yang
digunakan. Dalam praktikum kali ini digunakan 4 persamaan faktor friksi.
● Friction loss pada pipa.
2
−∆𝑝𝑓 ∆𝑙 𝑣 𝑗
𝐹𝑓 = ρ
= 4𝑓 𝐷 2 𝑘𝑔
(6)
Ff adalah friction loss, ∆𝑝𝑓 merupakan pressure loss, ρ merupakan densitas
fluida, f adalah factor friksi, ∆𝑙 adalah panjang dari pipa, D adalah diameter pipa
dan v kecepatan fluida
● Sudden enlargement pada pipa terjadi ketika terdapat perubahan dimensi pipa
yakni luas permukaan aliran fluida di pipanya membesar seperti contohnya
ketika terjadi pembesaran diameter pipa. Oleh karena itu untuk menghitungnya
digunakan persamaan berikut
2 2 2

ℎ𝑒𝑥 = 1 −( 𝐴1
𝐴2 ) 𝑉1
2𝑎
= 𝐾𝑒𝑥
𝑉1 𝑗
2𝑎 𝑘𝑔
(7)
dimana ℎ𝑒𝑥 merupakan friction loss,
2

(
𝐾𝑒𝑥= 1 −
𝐴1
𝐴2 ) (8)
merupakan expansion loss, 𝑉1 merupakan kecepatan fluida pada pipa yang
dimensinya lebih kecil, dan faktor 𝑎 bernilai 1 untuk aliran turbulen dan bernilai
½ pada aliran laminar
● Sudden contraction pada pipa terjadi ketika terdapat perubahan dimensi pipa
yakni luas permukaan aliran fluida di pipanya mengecil seperti contohnya ketika
terjadi pengecilan diameter pipa. Untuk menghitung friction loss nya digunakan
persamaan berikut.
2 2

ℎ𝑐 = 0. 55 1 − ( 𝐴1
𝐴2 ) 𝑉2
2𝑎
= 𝐾𝑐
𝑉2 𝑗
2𝑎 𝑘𝑔
(9)
ℎ𝑐merupakan friction loss,

𝐾𝑐=0. 55 1 − ( 𝐴1
𝐴2 ) (10)
merupakan contraction loss, 𝑉2merupakan kecepatan fluida pada pipa yang
dimensinya lebih kecil, dan faktor 𝑎 bernilai 1 untuk aliran turbulen dan bernilai
½ pada aliran laminar
● Friction loss pada fitting terjadi ketika pipa dihubungkan ke fitting atau valve.
Untuk menghitung friction loss pada fitting digunakan persamaan berikut.
2
𝑉1 𝑗
ℎ𝑓 = 𝐾𝑓 2𝑎 𝑘𝑔
(11)
ℎ𝑓 merupakan friction loss, 𝐾𝑓 adalah loss factor, 𝑉1kecepatan fluida sebelum
memasuki fitting, dan faktor 𝑎 bernilai 1 untuk aliran turbulen dan bernilai ½
pada aliran laminar

IV. METODOLOGI
IV.1. Alat dan Bahan
Alat :
1. Stopwatch

2. Gelas ukur volumetrik 1000 mL

3. Selotip Pipa

4. Selotip

5. Pipa PVC Sch. 40 dan komponen fittingnya-nya

6. Meteran

7. Busur

8. Ember

9. Corong

10. Sistem Alat Praktikum Piping Design

Bahan :
1. Air
IV.2. Skema Alat

Gambar IV.2.1. Skema Alat Desain 1

Gambar IV.2.2. Skema Alat Desain 2


Gambar IV.2.3. Skema Alat Desain 3
IV.3. Prosedur Percobaan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


Percobaan yang dilakukan pada praktikum Piping Design ini memiliki tujuan
untuk membuat rancangan pipa agar dapat mendapatkan suatu sistem perpipaan untuk
mencapai flowrate pada titik yang diinginkan. Pada praktikum ini flowrate yang
ditentukan adalah 20 l/menit. Percobaan dilakukan pada suhu air 27℃ dengan variabel
bebas yaitu sudut bukaan valve dan penggunaan komponen pipa serta desain sistem
perpipaan itu sendiri. Diperoleh data-data berikut setelah melakukan percobaan
praktikum Piping Design.

Tabel.V.1.Data Praktikum Desain 1

LAPORAN SEMENTARA MODUL 3 KELOMPOK 2 PIPING DESIGN


Design 1
Bukaan valve 90 derajat Suhu air 27 celcius
Volume (L) Waktu (s) flowrate
trial 1 trial 2 trial 3 trial 1 trial 2 trial 3 Debit l/min
2948 2848 2903 5,04 4,8 4,9 35,41405896
Bukaan valve 45 derajat Suhu air 27 celcius
Volume (L) Waktu (s) flowrate
trial 1 trial 2 trial 3 trial 1 trial 2 trial 3 Debit l/min
1689 1667 1628 4,76 4,59 4,61 21,42316194

Dimana ketiga data volume dan ketiga data waktu pada satu variasi sudut dirata-ratakan
lalu dibagi antara rata-rata volume dan rata-rata waktu sehingga didapatkan data
flowrate L/s lalu dikalikan dengan 60 sehingga mendapatkan data flowrate L/min.
Data diatas merupakan data eksperimen yang mengabaikan beberapa faktor,
pada praktikum ini akan dibandingkan antara flowrate eksperimen dan flowrate teoritis.
Pada saat air mengalir pipa maka kecepatan air akan berkurang akibat friksi dari
beberapa faktor seperti friksi pipa, friksi akibat valve, dan friksi akibat komponen fitting
pipa. Berikut perhitungan Bilangan Reynold’s pada variasi tiap bukaan gate valve.

Tabel.V.2.Bilangan Reynolds pada Variasi Bukaan Valve

Nre
valve 90 derajat valve 45 derajat
0.5 in 0.75 in 1 in 0.5 in 0.75 in 1 in
44627,71099 38141,12509 31407,65298 26996,81165 23072,85647 18999,55147

Dari perhitungan Nre dapat disimpulkan bahwasanya fluida dalam hal ini air yang
mengalir dalam pipa memiliki jenis aliran turbulen karena memiliki Bilangan Reynolds
diatas 4000. Hal ini disebabkan adanya friksi pada pipa yang menyebabkan partikel air
yang mengalir saling bertabrakan satu sama lain sehingga terjadi turbulensi aliran
(Geankoplis, 2003).Setelah menghitung bilangan Reynold’s menggunakan persamaan
(2) untuk mengetahui jenis aliran fluida dilanjutkan dengan menghitung friksi akibat
faktor-faktor tadi sehingga mendapatkan total friksi (ΣF) lalu menggunakan persamaan
(4) maka didapatkan nilai friksi teoritis. Berikut tabel perhitungan friksi teoritis.

Tabel.V.3.Perhitungan Friksi Pipa

total Ff
Bukaan valve nominal pipe size fd delta L (m) Ff
(J/kg)
0,284231774 8,507344473
1 in
0,02381244877 0,54 9
wide open(90)
0.75 in 0,02305097761 1,15 2,048303181
0.5 in 0,02275657615 0,76 6,174809517
0,116439061
1 in
0,02665719192 0,54 5 3,44372823
half open(45) 0,834032237
0.75 in 0,02564851453 1,15 3
0.5 in 0,02510930324 0,76 2,493256931
Perhitungan pada Gambar.V.2 dihitung menggunakan persamaan (6) pada Bab
III di dasar teori. Dimana 𝐹𝑓 merupakan fanning friction factor, f.

Tabel.V.4.Perhitungan Friksi Sudden Enlargement

hex
instrumen pipe size valve 90 valve 45
ekspander-pipa 0.5-1 1,246922514 0,4563049667

Sudden enlargement merupakan friksi yang timbul karena perubahan ukuran


pipa dari kecil menjadi besar akibat penghubung expander. Perhitungan ini
menggunakan persamaan (7) pada dasar teori.

Tabel.V.5.Perhitungan Friksi Sudden Contraction

hc
instrumen pipe size valve 90 valve 45
0,617591358
tangki-pipa 1 1 0,2260044236
2 reducer-pipa 1-0.75 0,910787879 0,3332982026
2 reducer-pipa 0.75-0.5 2,216751137 0,8112088298
total 3,745130374 1,370511456

Sudden contraction berkebalikan dengan sudden enlargement dimana faktor


friksi ini disebabkan karena fluida yang mengalir dalam pipa melewati ukuran pipa
yang lebih kecil akibat penghubung pipa reducer sehingga terjadi kontraksi.
Perhitungan ini menggunakan persamaan (9) pada dasar teori.

Tabel.V.6.Perhitungan Friksi Fitting Valve dan Instrumen Pipa


fitting pipe wide open (90) half open (45)
pipe size (in) K v(m/s) hf(J/kg) K v(m/s) hf(J/kg)
1 0,641028184
tank 0,55 1,059666635 0,308795679 0,55 9 0,1130022118
1 0,641028184
elbow 0,75 1,059666635 0,4210850169 0,75 9 0,1540939252
gate 1 0,641028184
valve 0,17 1,059666635 0,0954459371 0,17 9 0,03492795637
1-0.75
reducer 0,211 1,71579743 0,3105878666 0,211 1,037943892 0,1136580537
0.75-0.5
reducer 0,237 3,011399571 1,074620494 0,237 1,821697444 0,3932519168
0.5-1
expander 0.185 3,011399571 0,8388387824 0,185 1,821697444 0,3069687958
1-0.75
reducer 0,211 1,71579743 0,3105878666 0,211 1,037943892 0,1136580537
0,75
elbow 0,75 1,71579743 1,103985308 0,75 1,037943892 0,4039978214
0,75
elbow 0,75 1,71579743 1,103985308 0,75 1,037943892 0,4039978214
0,75
elbow 0,75 1,71579743 1,103985308 0,75 1,037943892 0,4039978214
0,75
elbow 0,75 1,71579743 1,103985308 0,75 1,037943892 0,4039978214
0.75-0.5
reducer 0,237 3,011399571 1,074620494 0,237 1,821697444 0,3932519168
Total
5,551 8,850523369 5,551 3,238804116

Friksi akibat fitting valve disebabkan karena adanya instrumen elbow dan variasi
bukaan valve yaitu pada 45° (half open) dan 90° (wide open). Perhitungan ini
menggunakan persamaan (11) pada dasar teori di Bab III.
Dari perhitungan faktor-faktor friksi di atas selanjutnya dihitung friksi total (ΣF)
secara teoritis pada tiap variasi sudut bukaan gate valve. Berikut hasil perhitungannya.

Tabel.V.7.Perhitungan Total Friksi Teorits pada Variasi Bukaan Valve


Total Friksi Teoritis

Bukaan Gate Valve 90° Bukaan Gate Valve 45°

22.34992073 8.509348769

Penentuan hasil friksi total aktual pada varias bukaan gate valve, dapat dicari dari
jumlah energi kinetik aktual yang berpengaruh pada flowrate praktikum dan energi
potensial dari ketinggian tangki penampung air hingga air keluar dari pipa.

Tabel.V.8.Perhitungan Total Friksi Aktual pada Variasi Bukaan Valve


Total Friksi Aktual

Bukaan Gate Valve 90° Bukaan Gate Valve 45°

20.98408282 19.80446595

Setelah menentukan total friksi menggunakan mechanical energy balance pada


persamaan (4) dan total friksi aktual, selannjutnya kita membandingkan nilai keduanya
sehingga mendapatkan persen error perhitungan friksi.
Tabel.V.9.Person Error Friksi Pipa
ΣF MEB (J/kg) ΣF Aktual (J/kg) % Error

90° 45° 90° 45° 90° 45°

22.34992073 8.509348769 20.98408282 19.80446595 25.06 -

Tabel.V.10.Person Error Flowrate Pipa


Flowrate Tujuan (L/min) Flowrate Eksperimen (L/min) % Error

90° 45° 90° 45° 90° 45°

20 20 35.41405896 21.42316194 64.8553 0.273465

Dari hasil perhitungan persen friksi dan flowrate yang didapatkan, dapat dilihat
pada bukaan gate valve 90° deviasi perhitungan total friksi sebesar 25%. Dikarenakan
tujuan dilakukannya percobaan pada praktikum ini adalah mendapatkan desain sistem
perpipaan yang dapat mencapai flowrate 20 L/menit, maka dapat disimpulkan
bahwasanya desain yang dibuat sudah efektif dan optimal untuk mencapai flowrate
tujuan yaitu 21,4 L/min pada variasi bukaan gate valve 45° dengan persen error 0,27%.

VI. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan untuk hasil praktikum modul piping design dengan tujuan
untuk mendapatkan debit 20 l/min (1.17 m/s). Dari desain 1 pada flowrate aktual pada
bukaan valve 90 dan 45 masing-masing sebesar 1.92 dan 1.16 m/s. Untuk flowrate
teoritis pada bukaan valve 90, sebesar 2.5 m/s. Data perbandingan friksi aktual dan
teoritis untuk bukaan valve 90 tidak berbeda jauh dari nilai 22.349 dan 20. 984,
sehingga dapat ditemukan harga flowrate teoritis pada variasi bukaan valve 90. Untuk
bukaan valve 45 harga teoritis masih memiliki perbandingan nilai yang jauh masing
masing, 8.5093 dan 19.8044, sehingga flowrate teoritis tidak dapat ditemukan. untuk
perbandingan flowrate error praktikum-teoritis bukaan valve 90 sebesar 24.06% dan
untuk perbandingan flowrate error praktikum-tujuan bukaan valve 90 dan 45 sebesar
64.85% dan 0.273%. Untuk flowrate bukaan valve 45 praktikum sudah mendekati
dengan harga flowrate tujuan disebabkan nilai error yang sangat kecil. Disarankan untuk
menambahkan desain untuk mendapatkan variabel flow rate yang sesuai dengan tujuan
praktikum hasil flowrate teoritis yang mirip.
DAFTAR PUSTAKA
Bhatia, A. 2006. Process Piping Fundamentals, Codes and Standards. New York: CED
Engineering

Geankoplis, C.J, 2003. Transport Process and Unit Operations, 4th edition. New Jersey :
Prentice Hall.

James R. Welty, Gregory L. Rorrer, David G. Foster. (1969). Fundamentals of


Momentum, Heat and Mass Transfer 6th Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Smith, Peter. (2007) Process piping design handbook, volume one:: the fundamentals of
piping design. Gulf Publishing Company
Appendiks
Contoh perhitungan menggunakan data dari desain 1 bukaan 90
● Flow Rate (Liter/menit)
𝑉𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 3 𝑡𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑚𝑙 1𝑙 60𝑠
𝑄= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠 1000 𝑚𝑙 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

1𝑙 60𝑠 𝑙
𝑄 = 590. 2343 1000 𝑚𝑙 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 35. 414 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

● Kecepatan fluida pada pipa


𝑄
𝑣= 𝐴

❖ Pada pipa 1 inch


𝑙 3
35.414 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 1𝑚 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑚
𝑣= −4 2 1000 𝑙 60𝑠
= 1. 165 𝑠
5.067 *10 𝑚

❖ Pada pipa ¾ inch


𝑙 3
35.414 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 1𝑚 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑚
𝑣= −4 2 1000 𝑙 60𝑠
= 2. 071 𝑠
2.85 *10 𝑚

❖ Pada pipa ½ inch


𝑙 3
35.414 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 1𝑚 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑚
𝑣= −4 2 1000 𝑙 60𝑠
= 4. 659 𝑠
1.268 *10 𝑚

● Nilai Bilangan Reynold Aktual dan Teoritis


ρ𝐷𝑣
𝑁𝑅𝑒 = μ

3
Nilai Reynold aktual pada suhu 27oC dengan ρ = 996. 53𝑘𝑔/𝑚 dan
−4
μ = 8. 54 * 10 𝑝𝑎. 𝑠
pipa 1 inch
3 𝑚
996.53𝑘𝑔/𝑚 *0.0254𝑚*1.165 𝑠
𝑁𝑅𝑒 = −4 = 34525
8.54*10 𝑝𝑎.𝑠

pipa ¾ inch
3 𝑚
996.53𝑘𝑔/𝑚 *0.01905𝑚*1.165 𝑠
𝑁𝑅𝑒 = −4 = 46033. 34
8.54*10 𝑝𝑎.𝑠

pipa ½ inch
3 𝑚
996.53𝑘𝑔/𝑚 *0.0127𝑚*1.165 𝑠
𝑁𝑅𝑒 = −4 = 69050. 01
8.54*10 𝑝𝑎.𝑠
● Nilai friction loss dari sudden contraction
2
𝑣2

(
ℎ𝑐 = 0. 55 1 − 𝐴2
𝐴1
) 2α
𝐽
𝑘𝑔

Karena Nre nya turbulen semua α yang digunakan adalah ½


Contohnya pada kontraksi dari tangki inch ke 1 inch
𝐴1/𝐴2𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑖 0

1 2 2
𝐴2 = 4
π(25. 4 𝑚𝑚) = 506. 707 𝑚𝑚

2
(1.165) 𝐽 𝐽
ℎ𝑐 = 0. 55(1 − 0) 1 𝑘𝑔
= 0. 7463 𝑘𝑔

Contohnya pada kontraksi dari 1 inch ke ¾ inch


1 2 2
𝐴1 = 4
π(25. 4 𝑚𝑚) = 506. 707 𝑚𝑚

1 2 2
𝐴2 = 4
π(19. 05 𝑚𝑚) = 285. 023 𝑚𝑚

𝑚 2
(2.071 )
( )
2 𝑠
506.707 𝑚𝑚 𝐽 𝐽
ℎ𝑐 = 0. 55 1 − 2 1 𝑘𝑔
= 1. 3267 𝑘𝑔
285.023 𝑚𝑚

Contohnya pada kontraksi dari ¾ inch ke ½ inch


1 2 2
𝐴1 = 4
π(19. 05 𝑚𝑚) = 285. 023 𝑚𝑚

1 2 2
𝐴2 = 4
π(12. 7 𝑚𝑚) = 126. 677 𝑚𝑚

𝑚 2
(4.659 )
( )
2 𝑠
506.707 𝑚𝑚 𝐽 𝐽
ℎ𝑐 = 0. 55 1 − 2 1 𝑘𝑔
= 5. 3068 𝑘𝑔
285.023 𝑚𝑚

● Nilai friction loss dari sudden enlargement


2 2

(
ℎ𝑒𝑥 = 1 −
𝐴1
𝐴2 ) 𝑉1
2𝑎
Contohnya pada kontraksi dari 0.5 inch ke 1 inch
1 2 2
𝐴1 = 4
π(12. 7 𝑚𝑚) = 126. 677 𝑚𝑚

1 2 2
𝐴2 = 4
π(25. 4 𝑚𝑚) = 506. 707 𝑚𝑚

2 𝑚 2
(4.659 )
( )
2
126.677 𝑚𝑚 𝑠 𝐽 𝐽
ℎ𝑒𝑥 = 1 − 2 1 𝑘𝑔
= 2. 9851 𝑘𝑔
506.707 𝑚𝑚
● Nilai Friksi Pipa
2
∆𝐿 𝑣 𝐽
𝐹𝑓 = 𝑓 𝐷 2 𝑘𝑔
dengan nilai 𝑓 didapatkan dari rumus berikut

( )
0.8991
1
𝑓𝐷
⎡ ϵ 5.0452
=− 2𝑙𝑜𝑔⎢ 3.7065𝐷 − 𝑁 𝑙𝑜𝑔 2.8257 𝐷

⎣ 𝑅𝑒
1 ϵ 1.1098
+ 𝑁
7.149
𝑅𝑒
( )




( )
ϵ = 0. 00000504
Contoh perhitungan dengan pipa 1 inch, dengan total pipa yang digunakan
adalah 0.54 m
Hitung 𝑓𝐷 nya terlebih dahulu
1
𝑓𝐷
=− 2𝑙𝑜𝑔⎡⎢

0.00000504
3.7065𝐷

5.0452
34525
𝑙𝑜𝑔 ( 1
2.8257 ( 0.00000504 1.1098
0.0254 ) + ( 34525) )
7.149 0.8991 ⎤


𝑓𝐷 = 0. 0233
2
0.54 1.165 𝐽
𝐹𝑓 = 0. 0233 0.0254 2 𝑘𝑔
= 0. 3366

● Energi Potensial
𝐸𝑃 = Δ𝑧 ✕ 𝑔
−2 2
𝐸𝑃 = (25 + 50 + 26 + 19 + 10 + 15 + 50)10 𝑚 (9. 807 𝑚/𝑠 )
𝐸𝑃 = 19. 12365 J/kg

Anda mungkin juga menyukai