PERCOBAAN 8
ENERGY LOSSES IN BENDS
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK X (SEPULUH)
2022
ABSTRAK
Energy losses in bends merupakan peristiwa kehilangan energi yang diakibatkan oleh
sambungan pipa (fitting). Bahan padatan memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dan ada juga
material yang memiliki ukuran tertentu dan seragam. Sehingga penanganan diperlukan adanya
proses perubahan bentuk material baik berupa proses penghalusan atau pengecilan ukuran
terutama untuk bahan padatan. Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan faktor kehilangan
energi pada pipa (headloss factor, k) karena fitting¸seperti belokan (bend), kontraksi, pembesaran
dan gate valve dengan cara pengukuran perbedaan tekanan (pressure drop) yang terjadi pada
fitting.
Nilai Bilangan Reynolds yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan pada bukaan 1,
1¼ , 1½ dan 1¾ pada semua fitting adalah lebih dari 4100 yang berarti aliran yang terbentuk
adalah turbulen. Headloss terbesar terdapat pada fitting elbow bend yaitu sebesar 0,035 m pada
bukaan 1¾ karena belokan yang membentuk siku-siku (90° ) dengan cross sectional area yang
sangat kecil sehingga menimbulkan tekanan yang besar. Sedangkan headloss terkecil terdapat
pada fitting enlargement dan mitre bend yaitu sebesar 0,002 pada bukaan 1 . Nilai dari koefisien
kehilangan terbesar terdapat pada fitting contraction, long bend dan elbow bend pada bukaan 1
dengan nilai yang sama sebesar 2,6700. Sedangkan koefisien kehilangan terkecil terdapat pada
fitting mitre bend yaitu sebesar 0,2919 pada bukaan 1¾.
VIII-i
PERCOBAAN 8
ENERGY LOSSES IN BENDS
8.1 PENDAHULUAN
VIII-1
8.2 DASAR TEORI
Gerakan muncul di dalam lapisan batas karena kerja yang dilakukan oleh
gaya gesek dalam menjaga gradien kecepatan di kedua aliran turbulen dan laminar
dikonversikan menjadi kalor oleh aktivitas viscous. Gesekan yang terbentuk Di
lapisan batas yang tidak terpisah disebut gesekan kulit (skin friction). Saat lapisan
batas yang menjadi terpisah dan ikut terbentuk, timbul lagi energi disipasi
tambahan dan tipe gesekan yang terjadi merupakan fungsi dari posisi dan bentuk
benda padat yang bersangkutan titik dalam situasi tertentu baik skin friction dan
form friction dapat bekerja bersama-sama, tetapi dalam derajat yang berbeda.
Gerakan total, meliputi kedua macam kehilangan (rugi) karena gesekan yang
terjadi (McCabe dkk., 1993).
Pressure drop adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
penurunan tekanan dari suatu titik di dalam pipa atau aliran air. Gaya gesek pada
fluida seperti yang mengalir melalui tabung. Pada aliran suatu fase, pressure drop
dipengaruhi oleh Reynolds number yang merupakan fungsi dari viskositas fluida
dan diameter pipa (Zainudin dkk., 2012).
Pipa sambungan atau fitting dan katup (valve) bersifat menghambat aliran
normal dan akan menyebabkan gesekan tambahan tipe hifa yang memiliki ukuran
pendek dan mempunyai banyak sambungan, memiliki rugi gesek (friction loss)
dari sambungan yang lebih besar dibandingkan dengan pipa lurus. Rugi gesek
atau hff dari sambungan bisa didapatkan dari persamaan berikut (McCabe dkk.,
1993):
Dimana:
Kf = Faktor rugi pipa sambung
Va = Kecepatan rata – rata dalam pipa menuju pipa sambung (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
hff = Kerugian gesek oleh pipa sambung (m)
VIII-2
VIII-3
2
2
( v 1 – v 2) (1− A 1 )2 v 1 v 12 J
hex = = = kex
2a A 2 2∝ 2∝ kg
…(8.2)
Dimana:
hex = Headloss sudden expansion
v1 = Kecepatan awal
v2 = Kecepatan akhir
A1 = Luas permukaan bagian pertama
A2 = Luas permukaan bagian kedua
kex = Konstanta sudden expansion
J =Energi
g = Percepatan gravitasi
2 2
v v J
hc = 0,55 (1− A 2 ) 1 = kc 2 …(8.3)
A1 2∝ 2∝ g
Dimana:
hc = Headloss sudden contraction
v1 = Kecepatan awal
v2 = Kecepatan akhir
A1 = Luas permukaan bagian pertama
A2 = Luas permukaan bagian kedua
kc = Konstanta sudden contraction
J = Energi
g = Percepatan gravitasi
v 12
hff = Kf …(8.4)
2
Dimana:
hf = Headloss pipa sambung
kf = Konstanta pipa sambung
v1 = Kecepatan mula – mula
∆L v
2
v 12 v 22 v 12
∈ f =4+ +kex +kc +kf …(8.5)
D 2 2 2 2
VIII-5
Dimana:
∈f = Friction headloss
∆L = Jarak
v = Kecepatan
kex = Konstanta sudden expansion
kc = Konstanta sudden contraction
D = Diameter
kf = Konstanta pipa sambung
2
∆L v
∈ f =(4 + + kex +kc +kf ) …(8.6)
D 2
Dalam jaringan perpipaan kehilangan tekanan ini jauh lebih kecil daripada
kehilangan akibat gesekan di dalam pipa. Oleh sebab itu kehilangan tekanan ini
lazim disebut sebagai kehilangan minor atau minor loss (Geankoplis, 1997):
1. Contraction
Contraction merupakan pipa yang mengalami pengukuran cross sectional
area secara mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang
tajam sehingga tekanan yang melewatinya akan bertambah.
3. Long Bend
Long bend yaitu belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar
dan cross sectional area besar sehingga tekanan kecil.
VIII-7
4. Short Bend
Short bend yaitu belokan pipa seperti long Bend tetapi lebih pendek dari
cross sectional area yang lebih kecil sehingga tekanannya besar.
5. Elbow Bend
Elbow bend yaitu belokan pada pipa yang membentuk pipa siku yaitu (90 o)
dengan Cross sectional area yang sangat kecil sehingga menimbulkan
tekanan yang sangat besar.
Pipa miter bend pada umumnya memiliki fungsi yang sama dengan elbow,
yaitu berfungsi sebagai alat transportasi fluida. Namun ada perbedaan dari kedua
jenis fitting ini. Mitter bend merupakan belokan pada sistem perpipaan yang
terbuat dari potongan pipa lurus yang disambung sehingga membentuk belokan.
VIII-8
Jika dua potong pipa lurus yang disambung dengan las di mana perubahan arah
yang terbentuk lebih kecil dari 3°, maka metode desain pipa ini tidak
menyebabkan kenaikan tegangan yang berarti. Lain halnya jika perubahan arah
dua potong pipa lurus lebih dari 3° maka sambungan itu sudah dikategorikan
sebagai miter bend (Sihombing dkk., 2017).
Deskripsi Alat
Keterangan:
1. Inlet test rig 6. Short bend 11. Elbow bend
2. Mitre bend 7. Air bleed screw 12. Flow control
valve
3. Area enlargement 8. Air connector 13. Manometer tube
4. Area contraction 9. Differential pressure gauge
5. Long bend 10. Gate valve fitting
Gambar 8.7 Rangkaian Alat Energy Losses in Bends and Fitting Apparatus
VIII-9
VIII-10
8.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air.
0,000457
0,000713
0,000930
Long bend 0,003 0,005 0,014 0,022
Short bend 0,002 0,005 0,016 0,029
Elbow bend 0,003 0,007 0,020 0,035
Mitre bend 0,002 0,003 0,005 0,007
VIII-11
VIII-12
8.4.2 Pembahasan
Energy losses in bends adalah kehilangan energi yang terjadi akibat
gangguan and hambatan yang tidak bisa dihindari seperti belokan. Percobaan ini
bertujuan untuk menentukan faktor kehilangan tekanan (headloss) yang terjadi
pada berbagai macam fitting yaitu enlargement, contraction, long bend, short
bend, elbow bend dan mitre bend. Percobaan ini dilakukan dengan variasi bukaan
1, 1¼ , 1½ dan 1¾. Tujuan dari variasi bukaan untuk memperoleh variasi
kecepatan aliran yang keluar dan pengaruhnya terhadap headloss dan koefisien
kehilangannya. Semakin besar kecepatan aliran fluida maka semakin besar
volume yang ditampung selama selang waktu tertentu, akibatnya flowrate dan
headloss akan semakin besar.
Percobaan ini menggunakan variasi bukaan flow control valve yaitu 1,
1¼ , 1½ dan 1¾. Hasil perhitungan didapatkan flowrate meningkat dengan
semakin besarnya bukaan pada flow control valve. Waktu yang digunakan pada
percobaan ini yaitu 2 detik. Tinggi manometer pada berbagai fitting berbeda
karena adanya perbedaan bentuk di setiap fitting. Ketinggian manometer
berbanding terbalik dengan cross sectional area. Semakin kecil cross sectional
area maka semakin besar tekanan yang dihasilkan.
VIII-13
0.040
0.030
Head Loss (∆H)
0.020 Enlargement
Contraction
0.010 Long Bend
0.000 Short Bend
0 0 0 0 0 0 Elbow Bend
000 050 1 00 1 50 2 00 2 50 Mitre Bend
0 0 0 0 0 0
0. 0. 0. 0. 0. 0.
Dynamic Head
Gambar 8.8 Hubungan antara Dynamic Head terhadap Headloss (ΔH) pada
Setiap fitting
v 12
hff = Kf …(8.6)
2
Semakin besar nilai headloss maka dynamic head akan semakin besar
pula. Hal ini disebabkan oleh pengaruh Reynolds number yang meningkat diikuti
oleh peningkatan nilai velocity dan flowrate pada fitting. Berdasarkan Gambar
8.8 nilai headloss pada semua fitting mengalami peningkatan. Hal ini sesuai
VIII-15
dengan hubungan antara headloss dengan debit air yaitu jika aliran semakin besar
dengan
VIII-16
koefisien headloss tinggi, maka headloss pada setiap panjang pipa semakin besar
(Wibowo dkk., 2017).
Flowrate bernilai besar apabila volume yang dihasilkan banyak dan
volumenya juga akan lebih banyak jika bukan control valve lebih besar.
Meningkatnya nilai flowrate diikuti oleh meningkatnya nilai velocity, Reynolds
number dan dynamic head. Namun apabila flowrate lebih besar daripada headloss
maka koefisien kehilangan yang dihasilkan kecil, begitu pula sebaliknya. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan nilai koefisien headloss yang besar maka nilai
headloss juga besar.
Hubungan antara flowrate terhadap koefisien kehilangan pada setiap
fitting digambarkan pada Gambar 8.9:
4
Koefisien Kehilangan
3
Enlargement
2 Contraction
Long Bend
1 Short Bend
Elbow Bend
Mitre Bend
0
0.00000 0.00010 0.00020 0.00030
Flowrate (Qt)
masih belum steady. Nilai koefisien kehilangan terbesar terdapat pada jenis fitting
contraction, long bend dan elbow bend pada bukaan 1 dengan nilai yang sama
sebesar 2,6700 dan yang terkecil pada jenis fitting mitre bend pada bukaan 1¾
sebesar 0,2919. Ketiga fitting yang disebutkan diatas memiliki nilai koefisien
kehilangan yang besar karena memiliki cross section area yang kecil, sehingga
tekanan pada pipa terhadap fluida pun besar mengakibatkan headloss fluida
meningkat dan menyebabkan koefisien kehilangan meningkat. Sedangkan pada
jenis mitre bend memiliki cross section area yang besar sehingga pada pipa yang
dialiri oleh fluida akan menimbulkan tekanan yang kecil akibatnya nilai headloss
menurun dan menyebabkan koefisien kehilangan menurun. Jika aliran semakin
besar dengan koefisien headloss tinggi, maka headloss pada setiap panjang pipa
semakin besar (Wibowo dkk., 2017).
Faktor-faktor yang mempengaruhi headloss pada percobaan ini yaitu
velocity dan flowrate, tekanan, cross sectional area. Untuk velocity dan flowrate,
dimana semakin tinggi velocity dan flowrate maka nilai koefisien kehilangan
(headloss) akan semakin kecil. Untuk tekanan, dimana semakin besar tekanan
maka semakin besar nilai koefisien kehilangannya. Untuk cross sectional area,
semakian besar cross sectional area, maka akan semakin kecil headlossnya
8.5 PENUTUP
8.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu semakin besar nilai headloss maka
semakin besar pula nilai dynamic head. Semakin besar flowrate, maka semakin
kecil koefisien kehilangan. Koefisien kehilangan tertinggi terdapat pada fitting
contraction, long bend dan elbow bend pada bukaan 1 dengan nilai yang sama
sebesar 2,6700 dan nilai koefisien kehilangan terendah terdapat pada jenis fitting
mitre bend pada bukaan 1¾ dengan nilai sebesar 0,2919.
8.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah memvariasi suhu
air. Bisa dengan mengalirkan air dingin ke dalam rangkaian alat. Hal ini bertujuan
agar praktikan dapat mengetahui pengaruh fungsi suhu terhadap percobaan energy
losses in bends.
VIII-18
DAFTAR PUSTAKA
DP.VIII-1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 8.1………………………………………………………………….VIII-5
Gambar 8.2………………………………………………………………….VIII-6
Gambar 8.3………………………………………………………………….VIII-6
Gambar 8.4………………………………………………………………….VIII-6
Gambar 8.5………………………………………………………………….VIII-7
Gambar 8.6………………………………………………………………….VIII-7
Gambar 8.7………………………………………………………………….VIII-8
Gambar 8.8………………………………………………………………….VIII-14
Gambar 8.9………………………………………………………………….VIII-16
DG.VIII-1
DAFTAR TABEL
Tabel 8.1………………………………………………………………….VIII-10
Tabel 8.2………………………………………………………………….VIII-10
Tabel 8.3………………………………………………………………….VIII-11
Tabel 8.4………………………………………………………………….VIII-11
Tabel 8.5………………………………………………………………….VIII-12
DT.VIII-1
DAFTAR NOTASI
p = Tekanan (psi)
ρ = Densitas (g/cm3)
v = Kecepatan aliran dalam pompa (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
h = Headloss
Qt = Flowrate (m2/s)
f = Faktor friksi
A = Luas penampang (m2)
k = Koefisien Headloss
∆H = Headloss (m)
Re = Bilangan Reynolds
V = Volume (m3)
DN.VIII-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN
c. Flowrate (Qt)
ṽ
Qt =
t
3
0,000201m
=
2s
= 0,000067 m3/s
d. Velocity (ѵ)
4. Qt
Ѵ =
πd 2
4 (0,000067 m3 /s)
=
3,14.(0,024 m)2
= 0,1484 m/s
LP.VIII-1
( 0,1484 m/s ) .( 0,024 m)
= −7
8,02 x 10 m 2/s
= 4440,8618
LP.VIII-2
LP.VIII-3
f. Dynamic Head
ѵ2
Dynamic Head =
2g
( 0,1484 m/ s )2
= 2
2. 9,8 m/s
= 0,001124 m
g. Koefisien Kehilangan
∆H
K =
ѵ 2/2. g
0,002 m
=
0,001124 m
= 1,7800
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel Perhitungan 8.3, 8.4 dan 8.5