PERCOBAAN 8
ENERGY LOSSES IN BENDS
OLEH:
KELOMPOK XI (SEBELAS)
2020
ABSTRAK
Energy losses in bends yaitu mempelajari energi pada suatu fluida yang biasanya terjadi
dalam pipa, disebabkan oleh sambungan ppa (fitting). Bahan padatan memiliki bentuk dan ukuran
yang berbeda dan ada juga material yang memiliki ukuran tertentu dan seragam. Sehingga
penanganan diperlukan adanya proses perubahan bentuk material baik berupa proses penghalusan
atau pengecilan ukuran terutama untuk bahan padatan.
Nilai Reynold yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan pada bukaan ¼, ½, ¾ dan 1
pada semua fitting adalah lebih dari 4100 yang berarti aliran yang terbentuk adalah turbulen
Headloss terbesar terdapat pada fitting elbow bend yaitu sebesar 0,040 pada bukaan 1 karena
belokan yang membentuk siku-siku (90°) dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga
menimbulkan tekanan yang besar. Sedangkan headloss terkecil terdapat pada fitting mitre bend
yaitu sebesar 0,001 pada bukaan ¼. Nilai dari koefisien kehilangan terbesar terdapat pada fitting
elbow bend pada bukaan ¼ sebesar 16,5928 karena belokan yang membentuk siku-siku (90 )
dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga menimbulkan tekanan yang besar.
Sedangkan koefisien kehilangan terkecil terdapat pada fitting mitre bend yaitu sebesar 0,0957 pada
bukaan 1.
Kata Kunci : fitting, Reynold, Headloss, cross sectional area, koefisien kehilangan.
AB.VIII-i
PERCOBAAN 8
ENERGY LOSSES IN BENDS
8.1. PENDAHULUAN
VIII-1
8.2 DASAR TEORI
Gesekan yang timbul di dalam lapisan batas karena kerja yang dilakukan
oleh gaya gesek dalam menjaga gradient kecepatan dalam aliran laminar maupun
turbulen, dikonversikan menjadi kalor oleh kegiatan viskos. Gesekan yang timbul
di dalam lapisan batas dan tidak dapat memisah disebut gesekan kulit (skin
friction). Bila lapisan batas tersebut memisah maka akan menimbulkan tambahan
dari pelepasan energi di dalam aliran tersebut dan akan menyebabkan gesekan
yang disebut gesekan bentuk dari fluida yang bersangkutan. Dalam kondisi
tertentu, baik skin friction maupun form fiction dapat bekerja bersama sama, tetapi
dalam derajat yang berbeda. Biasakan dapat menjadi total meliputi kedua macam
loss (rugi) karena adanya beberapa gesekan (Mc Cabe, 1986).
Friction losses dalam aliran pipa dihitung dengan menggunakan fanning
friction factor. Metode untuk menghitung losses ini adalah (Geankoplis, 2003) :
1. Sudden enlargement losses (rugi gesekan karena penampang membesar tiba-
tiba). Jika penampang saluran tiba-tiba membesar, maka arus fluida akan
memisah dari dinding dan keluar sebagai zet (semprotan yang membesar itu).
Zet itu akan membesar sehingga mengisi seluruh penampang dari dinding
saluran akan dipenuhi oleh fluida yang berada dalam gesekan vorteks yang
merupakan ciri dari pemisahan lapisan batas. Gesekan yang cukup besar akan
terjadi di dalam ruang itu. Rugi gesekan yang diakibatkan oleh perluasan
penampang secara tiba-tiba ini sebanding dengan tinggi tekan. Kecepatan
fluida di dalam saluran yang kecil dapat dituliskan sebagai :
...(8.1)
VIII-2
VIII-3
...(8.2)
...(8.3)
Dimana, Kf adalah faktor rugi pipa sambung dan Va adalah kecepatan rata-
rata dalam pipa yang menuju pipa sambung.
4. Friction losses in mechanical-energy-balance-equation. Kerugian tentang
gesekan dari friksi dalam pipa lurus (hembusan gesek), kerugian pelebaran
VIII-4
kerugian singkatan dan kerugian dalam perabot dan klep adalah semua
...(8.4)
...(8.5)
...(8.6)
Dimana :
Kf = faktor rugi pipa sambung
Va = kecepatan rata-rata dalam pipa yang menuju pipa sambung
Faktor Kf dari hasil eksperimen akan berbeda-beda untuk setiap jenis sambungan.
VIII-5
2. Enlargement
Enlargement yaitu pipa yang mengalami penambahan cross sectional area
secara mendadak dari saluran, sehingga tekanan yang melewatinya semakin
kecil.
3. Long Bend
Long Bend yaitu belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar
dan cross sectional area yang besar sehingga tekanan kecil. Adapun
gambaran long bend pada pipa.
VIII-6
4. Short Bend
Short Bend yaitu belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan cross
sectional area yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar.
5. Elbow Bend
Elbow Bend yaitu merupakan belokan pada pipa yang membentuk pipa siku-
siku (900) dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga
menimbulkan tekanan yang sangat besar.
6. Mitre Bend
Mitre Bend yaitu pipa yang memiliki cross sectional area yang besar sehingga
pada pipa yang dialiri oleh fluida akan menimbulkan tekanan yang kecil.
Mitre bend ini berupa belokan pada jenis fitting yang sama pada jenis fitting
long bend.
Tabel 8.1 Friction Loss For Turbulent Flow Through Valve And Fitting
Frictional Loss, Frictional Loss,
Jenis Fitting atau Valve Number of Velocity Equivalent Length of Straight
Head, Kf Pipe in Pipe Diameters, Le/D
Globe valve
Wide Open 6,0 300
Half Open 9,5 475
Angle valve, wide open 2,0 100
Check valve
Ball 70,0 3500
Swing 2,0 100
Water meter, disk 7,0 350
Berikut ini adalah tabel friction loss for laminar flow through valve and
fitting (Perry dan Green 1997):
Tabel 8.2 Friction Loss For Turbulent Flow Through Valve And Fitting
Type of Fitting of Valve Additional Frictional Loss Expressed 25x
Re-1000 500 100 50
90o, ell short radius 0,9 1,0 7,5 16
Gate valve 11,2 1,7 9,9 24
Globe valve, composition 11 12 20 30
Disk
Plug 12 14 19 27
Angle valve 8 8,5 11 19
Check valve, suring 4 4,5 17 55
8.3 METODOLOGI PERCOBAAN
Deskripsi Alat
Keterangan:
1. Inlet test right 8. Air connector
2. Mitre bend 9. Differential pressure gauge
3. Area enlargement 10. Gate valve fitting
4. Area contraction 11. Elbow bend
5. Long bend 12. Flow control valve
6. Short bend 13. Manometer tube
7. Air bleed screw
Gambar 8.7 Rangkaian Alat Energy Losses in Bends and Fitting Apparatus
VIII-9
VIII-10
8.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air.
317 × 10-6
533 × 10-6
618 × 10-6
Long bend 0,002 0,003 0,004 0,006
Short bend 0,011 0,012 0,015 0,020
Elbow bend 0,018 0,024 0,037 0,040
Mitre bend 0,001 0,002 0,002 0,003
VIII-11
VIII-12
106 × 10-6
Long bend 0,4015 0,008226 0,3647 8416,8711
Short bend 0,4015 0,008226 1,4588 8416,8711
Elbow bend 0,4015 0,008226 2,9177 8416,8711
Mitre bend 0,4015 0,008226 0,2431 8416,8711
8.4.3 Pembahasan
Variasi bukaan dilakukan agar mendapatkan variasi data bukaan yang berbeda-
beda pada setiap fitting.
Hasil percobaan yang dilakukan untuk bukaan flow control valve ¼, ½, ¾,
dan 1 didapatkan hasil flowrate yang semakin meningkat dengan semakin
besarnya bukaan flowrate tiap bukaan seperti pada tabel hasil perhitungan. Tinggi
manometer untuk berbagai fitting berbeda, karena masing-masing fitting memiliki
cross sectional area yang berbeda. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai yang
sama NRe pada semua fittingnya, untuk bukaan ¼ , ½ , ¾ dan 1 didapatkan pada
semua fitting berturut-turut adalah 3056,6210; 8416,8711; 14174,7477 dan
16433,9894. Berdasarkan nilai NRe-nya, diketahui jenis aliran pada bukaan ¼
adalah aliran transisi dan pada bukaan ½, ¾, dan 1 adalah aliran turbulen.
Dynamic head adalah ketinggian setara total yang harus dipompa fluida
dengan memperhatikan kehilangan gesekan pada pipa. Headloss adalah
penurunan tekanan pada fluida mengalir didalam pipa (Ari, 2013). Berikut ini
adalah grafik hubungan antara dynamic head terhadap headloss pada setiap fitting.
0.05
0.04
0.04
Head Loss (ΔH)
0.03 Enlargement
0.03 Contraction
0.02 Long bend
0.02 Short bend
0.01 Elbow bend
0.01
Mitre bend
0
0 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04
Dynamic Head
Gambar 8.8 Hubungan antara Dynamic Head terhadap Headloss pada setiap
Fitting
Berdasarkan Gambar 8.8 dapat dilihat bahwa dynamic head berbanding lurus
dengan headloss. Fitting yang mempunyai nilai headloss terbesar yaitu jenis
VIII-14
elbow bend pada bukaan 1 sebesar 0,040 m. Hal ini karena cross sectional area-
nya kecil (Geankoplis,2003). Sedangkan fitting dengan headloss terkecil adalah
mitre bend pada bukaan ¼ sebesar 0,001 m. Hal ini karena cross sectional pada
mitre bend besar sehingga tekanan yang ditimbulkan kecil (Geankoplis, 2003).
Hal ini sudah sesuai teori dari (Streeter, 1990) dimana nilai headloss berbanding
lurus dengan dynamic head.
Kofisien kehilangan (k) merupakan kofisien yang tidak memiliki dimensi,
sedangkan flowrate pada aliran merupakan suatu perbandingan antara volume per
satuan. Berikut ini merupakan hubungan antar flowrate dengan kofisien
kehilangan (k) pada setiap fitting.
18
16
Koefisien Kehilangan
14
12 Enlargement
10 Contraction
8 Long bend
6 Short bend
4 Elbow bend
2
Mitre bend
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Flowrate (Qt)
Gambar 8.9 Hubungan antara Flowrate (Qt) terhadap Koefisien Kehilangan (k)
pada setiap Fitting.
∆H
K= ...(8.7)
V 2 /2 g
∆H
K= …(8.8)
(4 Qt /π d2 )2 /2 g
Berdasarkan pada persamaan (8.6) dapat dilihat bahwa headloss dan flowrate
mempengaruhi nilai K. Semakin besar nilai headloss maka nilai K juga besar dan
sebaliknya jika velocity semakin besar seiring dengan nilai flowrate maka nilai K
yand didapat akan kecil (Geankoplis, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai koefisien kehilangan energi fluida
adalah:
1. Kecepatan aliran
Semakin tinggi kecepatan aliran fluida maka nilai koefisien kehilangan
semakin kecil.
2. Cross sectional area
Semakin besar cross sectional area pada fitting pipa maka semakin kecil
tekanan pada pipa sehingga headloss akan kecil dan menyebabkan koefisien
kehilangan semakin kecil.
3. Jenis fitting
Jenis fitting yang berbeda memiliki cross sectional area yang berbeda
sehingga akan mempengaruhi koefisien kehilangan.
8.5 PENUTUP
8.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah semakin besar nilai headloss maka
semakin besar pula dynamic head. Semakin besar flowrate maka semakin kecil
koefisien kehilangan (headloss factor). Koefisien kehilangan tertinggi terdapat
pada elbow bend dengan nilai sebesar16,5928 pada bukaan ¼ .Sedangkan
koefisien kehilangan terkecil terdapat pada mitre bend dengan nilai sebesar 0,0957
pada bukaan 1.
8.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah menggunakan dua variasi waktu, yaitu
waktu yang singkat seperti 2 detik dan waktu yang lebih lama seperti 10 detik.
Agar mendapatkan hasil perhitungan yang bervariasi.
VIII-16
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Prinowibowo. 2013. Analisa Penurunan Headloss pada Belokkan Pipa 1800
dengan Variasi Hon Tube Bundle, Tube Bundle 0,25 inch dan Tube
Bundle 0,5 inch. Universitas Jember: Jember.
Brown, G.G. 1950. Unit Operation. John Willey and Sons: New York
Geankoplis J.C. 2003. Transport Process and Unit Operation. Prentice Hall of
India: New Delhi.
DP.VIII-1
DAFTAR NOTASI
DN.VIII-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN
c. Flowrate (Qt) ; t = 3 s
ṽ
Qt =
t
0,000115 m3
=
4s
= 0,000038 m3/s
d. Velocity (ѵ)
4. Qt
Ѵ =
π . d2
m3
4(0,000038 )
= s
3,14.(0,0183 m)2
= 0,1458 m/s
LP.VIII-1
m
=
( 0,1458 ) . (0,0183 m)
s
m2
0,873 x 10−6
s
= 3056,6210
LP.VIII-2
LP.VIII-3
f. Dynamic Head
v2
Dynamic Head =
2g
2
m
=
( 0,1458
s )
m
2 ∙9,8 2
s
= 0,001085 m
g. Koefisien Kehilangan
∆H
K =
ѵ2 /2. g
0,005 m
=
0,001085 m
= 4,4091
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel Perhitungan 8.2 – 8.5