Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

II. TEORI KHUSUS

A. Aliran Fluida
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina
lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara
lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton yaitu :

2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang
lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang
terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga
menghasilkan kerugian kerugian aliran.

3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen.

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Gambar aliran laminer, transisi dan turbulen pada plat datar


(ridwan.staff.gunadarma.ac.id/.../Karakteristik+Aliran+Fluida1.pdf)
B. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Aliran Laminer Dan Turbulen
Hal-hal yang mempengaruhi aliran laminer dan turbulen,antara lain :
1. Kecepatan aliran fluida
Kecepatan aliran yang kecil akan menghasilkan bilangan Reynolds yang kecil
sehingga aliran yang timbul adalah laminar, sedangkan bila kecepatan aliran yang
besar maka akan menghasilkan bilangan Reynolds yang besar pula sehingga aliran
yang timbul adalah aliran turbulen.
2. Kekasaran permukaan
Kekasaran permukaan mempunyai pengaruh pada hambatan gesek, tetapi efek
kekasaran permukaan dapat diabaikan dalam aliran berlapis (laminar) dan aliran
turbulen sangat dipengaruhi oleh kekasaran permukaan penampang yang
dilaluinya.
3. Bentuk profil
Pada pipa dengan profil segi empat terjadi gesekan yang besar sehingga lebih
cepat mengalami peralihan dari aliran laminar, transisi ke aliran turbulen sehingga
lebih cepat mengalami aliran berkembang penuh sedangkan untuk profil bulat,
gesekan yang terjadi lebih kecil sehingga peralihan laminar, transisi ke turbulen
lebih lama dan lebih lama pula mengalami aliran berkembang penuh

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

C. Aliran Berkembang Penuh


Aliran berkembang penuh merupakan aliran belapis dan aliran bergolak
keduanya bisa terjadi di bagian dalam (internal) artinya dibatasi oleh dinding atau
bagian luar (ekstenal ) yang tak terbataskan.
Aliran berkembang penuh terjadi pada internal flow dimana pada aliran ini
aliran berkembang penuh setelah melewati lapisan batas.

Suatu aliran dalam terkendala oleh dinding dinding yang membatasinya dan
efek kekentalan akan meluas keseluruh aliran itu. Gambar diatas menunjukkan suatu
aliran dalam pipa yang panjang. Terdapat daerah masuk dimana aliran hulu yang
hamparan mengumpul dan memasuki pipa lapisan batas yang kental masuk ke hilir
menahan aliran aksial u (r,x) pada dinding dan dengan demikian mempercepat aliran
kebagian tengah untuk tetap memenuhi syarat kontinuitas yang tak termampatkan

UdA
Q= = konstan
Q = (tanda integral) u dA = konstan
Pada jarak tertentu dari lubang masuk, lapisan batas itu mengumpul dan teras yang
encer itu hilang. Aliran pipa itu lalu mengental seluruhnya dan kecepatan aksialnya
sedikit demi sedikit menyesuaikan dirinya sampai pada x = Lc .
Pada x = Lc yang tidak berubah lagi dan disebut aliran berkembang penuh.
Artinya U u/r dibagian hilir atau x = Lc profil kecepatan tetap.

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Gesekan dindingnya tetap dan tekanannya menurun secara linear dengan x,


baik untuk aliran berlapis maupun aliran bergolak.
Darat ditunjukkan dengan analisis dimensi bahwa bilangan Reynolds adalah
salah satunya parameter yang menentukan panjang masuk.
Jika Lc = f (d,V,,U) v = Q/A
Maka Lc/d = g (uda/U) = g (Re)
Untuk aliran berlapis korelasi yang diterima adalah Lc/d 44 Red1/6 bergolak

Gambar 4. Perkembangan profil kecepatan


dan perubahan tekanan di lubang
masuk suatu aliran talang / pipa
D. Jenis-jenis Head Loss
Head Loss (kerugian tinggi tekan) merupakan suatu kerugian yang dialami
aliran fluida selama bersirkulasi dimana kerugian itu tergantung pada geometri
penampang saluran dan parameter-parameter fluida serta aliran itu sendiri.
Kerugian tinggi tekan (head loss) dapat dibedakan atas, kerugian dalam pipa
(major losses) dan kerugian pada perubahan geometri (minor losses).

1. Kerugian Gesekan Dalam Pipa Atau Mayor Losses


Kerugian gesekan dalam pipa atau Mayor losses merupakan kerugian
yang disebabkan oleh gesekan aliran dengan pipa sepanjang litasan. Kerugian
gesekan untuk perhitungan aliran didalam pipa pada umumnya dipakai
persamaan Darcy-Weisbach :
2
L V
h L mayor=f . .
D 2g
Keterangan :
hL : kerugian gesekan dalam pipa/mayor losses (m)
f : koefisien gesek

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

L : panjang pipa (m)


D : diameter dalam pipa (m)
V : kecepatan aliran fluida (m/s)
g : percepatan gravitasi (m/s2)

2. Kerugian Akibat Perubahan Geometri/Luas Penampang (Minor Losses)


Minor losses merupakan kerugian yang disebabkan oleh gesekan aliran
dalam pipa akibat perubahan luas penampang/geometri. Misalnya terjadi
penyempitan luas penampang. Merupakan kerugian head pada fitting dan
valve yang terdapat sepanjang sistem perpipaan. Dapat dicari dengan
menggunakan Rumus :
V2
hlf =n . k .
2. g

dimana :
hlf : Minor losses
n : jumlah fitting/valve untuk diameter yang sama
k : koefisien gesekan
V : kecepatan rata-rata aliran
g : percepatan gravitasi
Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan
tabel pada lampiran 4. Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan
valve dalam ukuran panjang ekivalen dari pipa lurus.
3. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

E. Jenis-Jenis Katup
1. Butterfly Valve (Katup kupu-kupu)
Katup Kupu-Kupu (Butterfly Valve) adalah katup yang dapat
digunakan untuk mengisolasi atau mengatur aliran. Mekanisme penutupan
mengambil bentuk cakram . Operasi ini mirip dengan sebuah katup bola, yang
memungkinkan untuk cepat menghentikan aliran.

Gambar Butterfly Valve

2. Gate Valve (Katup Pintu)


Gate Valve (Katup Pintu) adalah katup yang terbuka dengan
mengangkat sebuah gerbang bulat atau persegi panjang / baji keluar dari jalur

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

fluida. Katup jenis ini digunakan untuk pengaturan aliran baik dengan
membuka atau menutup katup sesuai dengan kebutuhan.

Gambar Gate Valve


3. Globe Valve
Globe Valve, digunakan untuk membuka aliran seluruhnya atau
menutup aliran seluruhnya sama sekali.

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Gambar Globe Valve


4. Ball valve
Ball Valve (Katup Bola) adalah katup dengan bola disk, bagian dari
katup yang mengontrol aliran melalui itu. Bola memiliki lubang, atau port,
melalui tengah sehingga ketika port ini sejalan dengan kedua ujung katup,
aliran akan terjadi. Ketika katup tertutup, lubang tegak lurus ke ujung katup,
dan aliran diblokir. Katup bola biasa digunakan untuk gas-gas.

Gambar ball valve


5. Plug Valve
Plug valve (katup plug) dengan silinder yang dapat diputar di dalam
tubuh katup untuk mengontrol aliran melalui katup. Colokan di katup pasang
memiliki satu atau lebih lorong-lorong samping berongga akan melalui plug,
sehingga cairan yang dapat mengalir melalui plug ketika katup terbuka. Katup
plug sederhana dan ekonomis. Biasa dipakai untuk minyak dan pelumas kental.

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Gambar plug valve


6. Check Valve (Katup Cek)
Check valve (katup cek) Sebuah katup, katup klak, non-kembali
katup atau katup satu arah adalah alat mekanis, sebuah katup, yang biasanya
memungkinkan fluida (cairan atau gas) mengalir melalui itu hanya dalam satu
arah.

Gambar check valve


7. Diafraghma Valve

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Untuk menggerakkan valve ini sendiri, seperti kebanyakan valve-valve


lainnya, digunakan aktuator baik itu motor aktuator, diafragma, piston, ataupun
aktuator lainnya. Namun ketika sistem mekanis aktuator membutuhkan daya
yang cukup besar dan butuh waktu yang cepat, kebanyakan menggunakan
diafragma, atau piston yang keduanya merupakan pneumatic actuator.

Gamabar Diafraghma Valve

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

F. Hukum-Hukum Yang Berlaku


1. Hukum Newton
Hukum Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar
mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum Newton
dibedakan atas 3 hukum yaitu :
a) Hukum Newton I
Setiap benda akan tetap bergerak lurus beraturan atau tetap dalam
keadaan diam jika ada resultan, gaya (F) bekerja pada benda itu yaitu :
F=0 , a=0, V =0( konstan)
b) Hukum Newton II
Menyatakan bahwa gaya sama dengan perbedaan momentum (massa
dikali kecepatan) tiap perubahan waktu.
F=m. a

Hukum newton III


Setiap aksi pasti terdapat reaksi yang searah dan berlawanan arah.
F 1=F 1 '

2. Hukum archimedes
Hukum Archimedes mengatakan bahwa "Jika suatu benda dicelupkan
ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas
yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda
tersebut".
FA= . g . v

Keterangan :

FA = Tekanan Archimedes (N/m3)

= Massa Jenis Zat Cair (Kg/ m3)

g = Gravitasi (N/Kg)

V = Volume Benda Tercelup (m3)

3. Hukum Pascal
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan zat cair
dalam ruang tertutup dteruskan ke segala arah dengan sama besar.
Perbedaan tekanan karena perbedaan kenaikan zat cair diformulakan sebagai
berikut:
P=. g .( H )

Dimana :

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

P : tekanan hidrostatik (Pa)


: kepekatan zat cair (kg/m3)
g : kenaikan permukaan laut terhadap gravitasi bumi (m/s2)
H : perbedaan ketinggian fluida (m)
4. Hukum Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan
fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini
sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran
tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran
yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang
bernama Daniel Bernoulli. Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan,
secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku
untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah
untuk fluida termampatkan (compressible flow).
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis
minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-
termampatkan adalah sebagai berikut:

di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut:
Aliran bersifat tunak (steady state)

Tidak terdapat gesekan (inviscid)

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai


berikut:

Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan
Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:

di mana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka

= entalpi fluida per satuan massa

Catatan: , di mana adalah energi termodinamika per satuan


massa, juga disebut sebagai energi internal spesifik.
5. Persamaan Kontiunitas
Massa fluida yang bergerak tidak berubah ketika mengalir. Fakta ini
membimbing kita pada hubungan kuantitatif penting yang disebut persamaan
kontinuitas.

Gambar Laju Aliran Massa


Volume fluida yang mengalir pada bagian pertama, V1, yang melewati
luasan A1 dengan laju v1 selama rentang waktu t adalah A1v1 t . Dengan
mengetahui hubungan Volume dan Massa jenis, maka laju aliran massa yang
melalui luasan A1 adalah:

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Keadaan yang sama terjadi pada bagian kedua. Laju aliran massa yang
melewati A2 selama rentang waktu t adalah:

Volume fluida yang mengalir selama rentang waktu t pada luasan A1


akan memiliki jumlah yang sama dengan volume yang mengalir pada A2.
Dengan demikian:
Atau
.A.V = konstan (tetap)
G. Artikel Aliran Laminar Dan Turbulen
Aliran Fluida
Aliran fluida dapat diaktegorikan:
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina
lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara
lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton yaitu:

2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang
lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang
terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga
menghasilkan kerugian kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen.
Konsep Dasar
Bilangan Reynolds

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat


membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen.

Dimana : V kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)


D adalah diameter dalam pipa (m)
adalah masa jenis fluida (kg/m3)
adalah viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/ m2)

Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds)


diasumsikan/dikategorikan laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re
kurang dari 2300, Untuk aliran transisi berada pada pada bilangan Re 2300 dan 4000
biasa juga disebut sebagai bilangan Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen
mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
Viskositas
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan,
kohesi dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung
menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya
gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin
bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari
zat cair tersebut.
Rapat jenis (density )
Density atau rapat jenis () suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat
tersebut dan dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan
cara menghitung nisbah ( ratio ) massa zat yang terkandung dalam suatu bagian
tertentu terhadap volume bagian tersebut. Hubunganya dapat dinyatakan sebagai
berikut :

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

dimana : m adalah masa fluida ( kg)


adalah volume fluida (m3)
nilai density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi
temperatur maka kerapatan suatu fluida semakin berkurang karena disebabkan
gaya kohesi dari molekul molekul fluida semakin berkurang.

Debit Aliran
Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing
masing pipa experimen dimana rumus debit aliran :

Dimana :
Q adalah debit aliran ( m3/s)
V adalah kecepatan aliran ( m/s )
A adalah luas penampang ( m2)
adalah volume fluida ( m3 )
Koefisien Gesek
Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada
aliran laminar dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk
masing masing jenis aliran.
Pada aliran Laminar dalam pipa tertutup (closed conduits) mempunyai
distribusi vektor kecepatan seperti pada gambar (1). Pada aliran laminar vektor
kecepatan yang berlaku adalah kecepatan dalam arah z saja, sehingga analisa gaya Z
adalah

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Jika aliran dianggap sebagai fluida Newtonian maka persamaan (5) dapat
disubsitusikan dalam persamaan hukum viskos Newtonian pers. (1)

dengan mengintegralkan persamaan tersebut didapat

dengan memasukan kondisi batas u = 0 dan r = R maka

dari persamaan kotinuitas didapat

Persamaan Darcy-Weisbach

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

substitusikan persaman (9) dengan persamaan (10) maka didapat

Persamaan (11) dikenal dengan persamaan Hagen-Poiseulle dan


berlaku untuk aliran laminar. Pada aliran turbulen persamaan koefisien gesek
yang didapat berasal dari persamaan empiris Blassius,

Persamaan diatas merupakan pendekatan fungsi gesekan terhadap


fungsi kekasaran permukaan pipa dan fungsi bilangan Reynolds yang biasa
dinyatakan dalam bentuk diagram Moody. Koefisien gesek yang umum
digunakan dalam analisa adalah penurunan dari persamaan energi dan Hagen
Poiseulle.

ditinjau dari persamaaan energi yaitu,

Karena v1 dan v2 adalah sama dan pipa terletak secara horizontal maka
nilai z1 = z2 maka didapat

dimana hl adalah nilai head losses yang terjadi


Pada persamaan Haigen Poiseulle didapat persamaan debit ( Q )
sebagai berikut

Dengan memasukan nilai Q dari persamaan kontinuitas yaitu Q = A V

dengan

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

Kemudian dilanjutkan dengan memsubstitusikan Persamaan (13)


kedalam persamaan (15) sehingga didapat,

I. Diagram Saybolt
J. Tabel koefisien Kekasaran Equivalent

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINER & TURBULEN

AGUS MUH. ARSYAD


D211 09 324

Anda mungkin juga menyukai