Anda di halaman 1dari 49

Universitas Andalas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Percobaan


Dalam praktek di lapangan banyak sekali permasalahan yang rnelibatkan
sistem pemipaan. Diantaranya masalah yang berhubungan dengan bidang
perminyakan, instalasi air di hotel, restaurant, dan sebagainya. Masalah yang
dihadapi adalah bagaimana fluida yang masuk dengan yang keluar memiliki debit
dan kecepatan yang sama untuk setiap keluaran. Dengan kata lain ini selalu ada
rugi - rugi aliran dalam setiap instalasi pemipaan. Belum lagi masalah biaya
operasi yang sangat berkaitan erat dengan permasalahan ini. Oleh sebab itu perlu
diberikan pengetahuan tentang rugi-rugi aliran, sehingga akan menambah
pengalaman bagi seorang engineer di lapangan.

1.2 Tujuan Percobaan


 Mayor Losses
1. Mengetahui sifat-sifat aliran fluida inkompresibel dalam pipa.
2. Mampu mendapatkan harga koefisien gesekan aliran air pada berbagai
ukuran dan kekasaran pipa.
3. Menentukan panjang ekivalen (Leq) pada sistem pemipaan.

 Minor Losses
1. Memahami adanya rugi-rugi lokal pada sistem pemipaan.
2. Menentukan penyebab rugi-rugi lokal pada sistem pemipaan.
3. Mampu menentukan karakteristik aliran pada berbagai jenis katup dan
elbow serta sambungan.

1.3 Manfaat
Dengan dilakukannya percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami permasalahan yang terjadi dalam setiap sistem pemipaan. Sehingga
pengetahuan ini akan bermanfaat bagi mahasiswa saat berhadapan dengan kondisi

Rugi-Rugi Aliran 136


Kelompok X
Universitas Andalas

yang terjadi di lapanagan nantinya. Sebab, setiap konstruksi yang melibatkan


sistem pemipaan tidak bisa dipisahkan dengan masalah rugi-rugi aliran.

Rugi-Rugi Aliran 137


Kelompok X
Universitas Andalas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Objek


Permukaan dinding pipa dan banyaknya kelokan, katup, dan sambungan
ternyata mempengaruhi gaya dan kecepatan aliran fluida dalam pipa. Faktor-
faktor ini disebut rugi-rugi aliran atau minor losses, yaitu :
a. Pengaruh Dinding yang Kasar (Rugi Mayor)
Kekasaran permukaan dinding pipa memiliki efek terhadap hambatan
gesek. Sebagian efek ini dapat diabaikan untuk aliran laminar, tetapi aliran
turbulen sangat dipengaruhi oleh kekasaran permukaan.
Rugi Mayor adalah rugi yang terjadi akibat adanya gesekan aliran fluida
dengan dinding pipa.
Profil aliran fluida dalam pipa ditentukan dan bilangan reynolds
 .v.D
Re 

Bilangan Reynolds ini menerangkan regim atau profil aliran fluida dalam
pipa yakni seperti
aliran laminar Re < 2300
aliran transisi 2300 <Re <4000
aliran turbulent Re > 4000
Kehilangan energi untuk seluruh regim atau profil aliran dapat dianalisa
dengan rnenggunakan bilangan reynolds dan persamaan yang cocok.
Untuk menghitung reruginya digunakan rumus :
L
hf = f. .
d

v2
2g
ket :
hf = rerugi hulu (m) d = diameter pipa (m)
f = faktor gesek v = kecepatan aliran (m/s)
L = panjang pipa (m) g = gravitasi (m/s2)

Rugi-Rugi Aliran 138


Kelompok X
Universitas Andalas

Besarnya faktor gesek (f) diperoleh dari diagram Moody melalui


perpotongan bilangan Reynold (Re) dengan rasio kekasaran dinding pipa
(ε/d).
Nilai ε diperoleh dari tabel dibawah :

Bahan ε
(dalam keadaan baru) ft mm
Baja keling 0,003 – 0,03 0,9 – 9,0
Beton 0,001 – 0,01 0,3 – 3,0
Besi cor 0,00085 0,26
Besi bersalut seng 0,0005 0,15
Baja komersial atau besi tempa 0,00015 0,046
Tabung / pipa tarik 0,000005 0,0015
Kaca “halus” “halus”

Gambar 5.2.1 Diagram Moody

Rugi-Rugi Aliran 139


Kelompok X
Universitas Andalas

Untuk aliran laminar koefisien gesekan f adalah :


64
f 
Re

b. Rerugi Kecil Dalam Sistem Pemipaan (Minor Losses )


Rugi minor adalah rugi yang disebabkan gangguan lokal.Rerugi ini
nilainya tidak terlalu besar, tetapi cukup mempengaruhi aliran dalam pipa ,
yaitu:
1. Kerugian pada pengecilan dan perbesaran pipa ( kontraksi dan expansi)
2. Kelokan, siku, sambungan T dan pitting lainnya.
3. Katup, yang terbuka atau sebagian tertutup.

Gambar 5.2.2 Kontraksi (Kanan) dan Expansi (Kiri)

Rugi-Rugi Aliran 140


Kelompok X
Universitas Andalas

Jenis-jenis katup

1. Gate valve

Gate valve mudah dikenali karena mempunyai body dan stem yang panjang.
Kegunaan utama dari gate valve adalah hanya untuk menutup dan membuka aliran
(fully closed & fully opened position), on/off control dan isolation equipment.

Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran (regulate
atau trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan valve
bisa passing pada saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat, walaupun
valve sudah menutup), disc tidak menekan seat dengan baik yang diakibatkan
karena posisi disc sudah berubah (tidak rata lagi). Pada saat Gate valve terbuka
sebagian (misal 50% opening), maka aliran fluida akan sebagian lewat dibawah
disc yang menyebabkan turbulensi (turbulensi = aliran fluida yang bergejolak)
pada aliran tersebut, turbulensi ini akan menyebabkan 2 hal:

i. Disc mengayun (swing) terhadap posisi seat, sehingga lama kelamaan posisi
disc akan berubah terhadap seat sehingga apabila valve menutup maka disc tidak
akan berada pada posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing.

ii. Akan terjadi pengikisan (erosion) pada badan disc.

Nama “Gate valve” diambil karena bentuk disc dari jenis valve ini pada saat
menutup atau membuka berlaku seperti “Gate” (Gate dari bahasa inggris =
Gerbang/Pagar). Dimana saat disc membuka keatas maka seluruh aliran akan
bebas masuk tanpa hambatan yang berarti, namun pada saat disc tertutup rapat
maka aliran akan berhenti tertahan oleh disc tersebut.

Rugi-Rugi Aliran 141


Kelompok X
Universitas Andalas

Berikut adalah contoh gambar dari Gate valve:

Gambar 5.2.3 Gate valve

2. Globe valve

Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk mengatur
besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada dasarnya bagian utama
dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri dari body, seat,
disc, bonnet, stem, packing dan gland.

Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-ciri tertentu
yang dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya, yaitu:

i. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan disc dan seat ini
menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang berbeda. Bentuk dari disc dan seat
inilah yang menyebabkan globe valve dapat diandalkan sebagai throttling valve.
Aliran fluida saat melewati globe valve akan mengalami sedikit hambatan
sehingga akan terjadi pressure drop yang lebih besar dari gate valve, pertama
aliran akan mengenai seat lalu membelok keatas melewati dan mengenai seluruh
bagian disc, lalu aliran akan dibelokkan lagi ke arah yang sama.

Seperti yang terlihat dibawah ini:

Gambar 5.2.4 Globe valve

Rugi-Rugi Aliran 142


Kelompok X
Universitas Andalas

ii. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung.
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.2.5 Globe valve

Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka biasanya valve
akan dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan dengan seat. Back seat
ini berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve mencegah steam
untuk menerobos masuk.

Beberapa contoh valve tetapi masih termasuk dalam jenis Globe valve:

i. Angle valve

Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90 derajat.
Valve ini bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow. Contoh gambar Angle
valve:

Gambar 5.2.6 Angle valve

ii. Needle valve

Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara lebih akurat aliran
yang pressure rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil seperti paku.

Contoh gambar Needle valve:

Rugi-Rugi Aliran 143


Kelompok X
Universitas Andalas

Gambar 5.2.7 Needle valve

3. Rotation valve

Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup dengan cara rotasi
pada disc. Valve - valve dibawah ini berbeda dengan gate valve dan globe valve
dalam hal cara membuka dan menutup valve. Pada gate valve dan globe valve,
kita diharuskan memutar handwell, namun untuk rotation valve, kita bisa
membuka dan munutup valve hanya dengan memutar handle valve sebesar 90
derajat. Oleh karena itu valve jenis ini bisa membuka dan menutup lebih cepat
dari gate valve ataupun globe valve.

Handle pada valve tipe ini adalah pengganti handwell pada gate valve dan globe
valve. Hal penting yang harus diperhatikan adalah, pada posisi valve fully open
maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully
close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan
membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.

Yang termasuk jenis ini adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly valve.

i. Plug Valve

Secara umum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close
(isolation atau on/off control).

Bagian - bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun globe
valve. Yaitu body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya dengan
packing, packing bolt sama fungsinya dengan gland nut atau gland, sedangkan
plug sama fungsinya dengan disc tapi bentuknya berbeda.

Rugi-Rugi Aliran 144


Kelompok X
Universitas Andalas

Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada plug
valve, plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle diputar
menuju open position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan
bagian yang bercelah akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar
pada close position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan
bagian yang tak bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan berhenti.

Gambar 5.2.8 plug valve

Plug harus rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking ) atau
passing. Antara plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk
menimalkan efek gesekan tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan
pelumas.

Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas diatas
stem, ada juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada juga
yang yang tidak membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah
dilapisi material teflon, jenis ini dinamakan self lubricating.

Jenis - jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:

a. Three way plug valve

Yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3 port (sambungan), 1 untuk inlet dan 2
untuk outlet. Dengan menggunakan valve ini maka dengan mudah kita dapat
mengarahkan outlet kearah aliran/pipa yang dikehendaki.

b. Four way plug valve

Biasa digunakan pada fluida cooling water yang melewati heat exchanger, dimana
aliran cooling water bisa dengan mudah dibalikkan arahnya dengan tujuan untuk

Rugi-Rugi Aliran 145


Kelompok X
Universitas Andalas

membersihkan heat exchanger tersebut dari kotoran-kotoran (fouling, sediment,


solids).

ii. Ball valve

Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug valve, tetapi bentuk disc nya
berbeda. Dinamakan Ball valve karena bentuk disc nya ini bulat seperti bola, dan
bentuk body nya silinder.

Gambar 5.2.9 Ball valve

Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully closed
valve, dan handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-partkel solid
(slurry).

Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan cara
rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball valve
juga mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve
fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi
valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa,
melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.

iii. Butterfly valve

Butterfly valve digunakan untuk mengontrol (trhottling/regulate valve) aliran


fluida yang bertekanan rendah.

Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan valve-valve yang diatas,
yaitu body, disc, seat, dan handle. Disc nya berbentuk piringan yang tipis. Seat
nya, melingkar mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan type plug
valve dan ball valve, karena mempunyai lever yang harus kita tekan apabila ingin

Rugi-Rugi Aliran 146


Kelompok X
Universitas Andalas

membuka dan menutup valve dan kita lepaskan apabila telah sampai ke posisi
yang kita inginkan. Lever inilah yang akan membantu disc untuk mengunci rapat.

Gambar 5.2.10 Butterfly valve

ibagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale) yang digunakan untuk
pembacaan posisi valve opening atau valve closing.

Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc sehingga
dapat membuka dan menutup lebih cepat. Dan mempunyai handle yang sama
dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle akan searah
dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle
tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat
dengan aliran atau pipa.

4. Diaphgram valve

Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga
digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan
material kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta
fluida yang mempunyai sifat korosif.

Gambar 5.2.11 Diaphgram valve

Rugi-Rugi Aliran 147


Kelompok X
Universitas Andalas

Diaphgram valve mudah dikenali karena bentuk bonnet nya yang menggembung
seperti lonceng. Diaphgram valve mempunyai stem, handwell, plunger dan
diaphgram stud yang menjadi satu, diaphgram, seat dan body. Diaphgram valve
tidak mempunyai disc, tetapi sebagai pengganti disc adalah diaphgram itu sendiri.
Dimana valve ini akan menutup jika plunger menekan diaphgram, dan akan
terbuka jika plunger naik keatas. Saat menutup valve ini, juga tidak boleh terlalu
kencang, karena bisa merusak diaphgram.

5. Pinch valve

Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan
yang mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang
mempunyai kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak).

Gambar 5.2.12 Pinch valve

6. Check valve

Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah
saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow.

Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai
handwell/handle maupun stem. Secara umum ada 3 macam check valve yang cara
kerjanya sama saja namun aplikasi nya terhadap material fluida yang berbeda.
yaitu: Swing check valve, Lift check valve, dan Ball check valve.

Swing check valve, penggunaan untuk fluida gas ataupun liquid yang tidak
mengandung partikel padat (solid)

Rugi-Rugi Aliran 148


Kelompok X
Universitas Andalas

Gambar 5.2.13 Swing check valve

Lift check valve, penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang
mempunyai flow yang tinggi

Gambar 5.2.14 Lift check valve

Ball check valve, penggunaan untuk fluida liquid yang mengandung partikel
padatan.

Gambar 5.2.15 Ball check valve

7. Relieve valve dan Safety valve

Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure) pada
suatu sistem agar tidak membahayakan alat (equipment), personnel yang sedang
bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri.

Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali tertukar satu
sama lain. Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan kadang juga Safety
valve dianggap Relieve valve. Namun, sebenarnya perbedaan mendasarnya adalah
cara kerjanya itu sendiri, Relieve valve akan membuka perlahan-lahan apabila

Rugi-Rugi Aliran 149


Kelompok X
Universitas Andalas

terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan menutup kembali apabila pressure
telah kembali normal. Relieve valve lebih cocok diaplikasikan ke fluida liquid.
Sedang Safety valve, akan membuka secara sangat cepat langsung 60% opening
apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup kembali hanya apabila pressure
telah berada dibawah pressure normal (set point). Safety valve sangat cocok
diaplikasikan ke fluida gas.

Gambar 5.2.16 Relieve valve dan Safety valve

Besarnya rugi-rugi itu dinyatakan dengan koefisien rerugi (K), rumus :


2g
K = hm .
V2

Besarnya K dilihat dari tabel dibawah :

Rugi-Rugi Aliran 150


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 151


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 152


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 153


Kelompok X
Universitas Andalas

Gambar 5.2.17 Gambar tabel faktor K

Rugi-Rugi Aliran 154


Kelompok X
Universitas Andalas

Sistem susunan pipa

Gambar 5.2.18: sistem pipa seri

Gambar 5.2.19 Sistem Pipa parallel

Dalam penyusunan pipa secara majemuk baik seri maupun parallel,


terdapat kaidah-kaidah dasar untuk mempermudah perhitungan yaitu :
 Untuk semua pipa, debitnya adalah sama .
Q1 = Q2 = Q3
A1V1 = A2V2 = A3V3
 Rerugi hulu total melalui system adalah sama dengan jumlah rerugi di
setiap pipa.

Rugi-Rugi Aliran 155


Kelompok X
Universitas Andalas

Jika suatu sistem pemipaan memiliki banyak belokan atau katup, maka
koefisien rugi total diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai K (∑ K) .

Untuk alat ukur orifis serta venturi, laju aliran dan differensial head
dihubungkan dengan persamaan moody dan faktor koreksi, dimana penurunan
persamaan energinya adalah :

Dimana :
Cd = koefisien buang, untuk venturi Cd = 0,98; untuk orifis = 0,62
Ao = luas penampang orifis (m2)

2.2 Teori Alat Ukur


a. Stopwatch
Stopwatch adalah alat ukur waktu yang memiliki 3 kali resolusi
pengukuran yaitu dari skala menit, detik, sampai seperseratus detik. Konstruksi
dari stopwatch adalah sistem penunjukan waktu dengan menggunakan jarum
maupun digital. Dengan penunjuk jarum, system transmisi di dalamnya adalah
roda gigi sedangkan stopwatch digital menggunakan sensor hitungan tempo yang
perbandingannya adalah satuan waktu. Sedangkan perubahan untuk satu detik
dicapai dalam gerakan 100 kali sub detiknya

Gambar 5.2.20 Stopwatch

Rugi-Rugi Aliran 156


Kelompok X
Universitas Andalas

b. Volumetrik
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak volume yang
fluida yang keluar sehingga dapat diketahui debit yang keluar. Volumetrik yang
umum digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.2.21 Volumetrik

c. Manometer Air Raksa


Untuk mengukur tekanan yang terdapat dalam pipa dengan cara
menghitung selisih tinggi air raksa.

Gambar 5.2.22 Manometer Air Raksa

Rugi-Rugi Aliran 157


Kelompok X
Universitas Andalas

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan (Gambar Percobaan)

Gambar 3.1 Peralatan Percobaan


Keterangan :
V1 Katup saluran buang 8. Elbow 45°
V2 Katup pengatur aliran masuk 9. Sambungan Y 45°
V3 Katup pembuangan udara 10 Katup gerbang
V4 Katup isolasi, tiga buah katup a, b, c 11. Katup bola
V5 Katup kontrol aliran keluar (fine) 12. In – line strainer
V6 Katup kontrol aliran keluar (coars) 13. Elbow 90°
V7 Katup manometer 14. Bend 90°
1.Pipa licin 6mm 15. Sambungan T 90°
2.Pipa licin 10 mm 16. Tabung pitot statik
3.Pipa kasar 17. Venturimeter
4.Pipa lisin 17,5 mm 18. Orifismeter
5.Pengecilan penampang tiba-tiba 19. Sampel pipa uji
6.Perbesaran penampang tiba-tiba 20. Manometer air raksa 1 m
7.Katup bola

Rugi-Rugi Aliran 158


Kelompok X
Universitas Andalas

3.2 Gambar Alat Ukur


a. Manometer

Gambar 3.2 Manometer

b. Stopwatch

Gambar 3.3 Stopwatch

Rugi-Rugi Aliran 159


Kelompok X
Universitas Andalas

3.3 Asumsi-asumsi
1. Aliran fluida inkompresible
2. Fluida tunak

3.4 Prosedur Percobaan


A. Praktikum I – Mayor Losses
1. Pastikan kondisi semua peralatan dalam kondisi baik.
2. Hidupkan pompa sirkulasi. Pasang selang manometer
pada kedua tap pipa halus diameter 10 mm (no.2).
3. Pastikan ketinggian air pada manometer sama (sejajar).
4. Buka katup V4 pipa halus no.2 dan katup V6. tutup katup
V4 pipa no.1 dan pipa no.3 dan tutup juga katup gerbang, katu
globe dan katup bola.
5. Catat waktu yang dibutuhkan pada setiap aliran 5 liter air.
6. Dan catat beda ketinggian air pada pipa manometer.
7. Lakukan percobaan dengan memvariasikan bukaan katup
V2 masing – masing bukaan ¼, ½, ¾, dan bukaan penuh.
8. Lakukan prosedur percobaan yang sama pada pipa kasar
no. 3 dan pipa licin no. 4.

B. Praktikum II – Minor Losses


1. Hidupkan pompa sirkulasi.
2. Untuk percobaan kontraksi. Pasang selang manometer pada kedua
tap pipa kontraksi.
3. Pastikan ketinggian air pada manometer sama (sejajar).
4. Buka katup V4 pipa halus no.2 dan katup V6. tutup katup V4 pipa
no.1
5. dan pipa no.3 dan tutup juga katup gerbang, katu globe dan katup
bola.
6. Catat waktu yang dibutuhkan pada setiap aliran 5 liter air.
7. Dan catat beda ketinggian air pada pipa manometer.

Rugi-Rugi Aliran 160


Kelompok X
Universitas Andalas

8. Lakukan percobaan dengan memvariasikan bukaan katup V2


masing – masing bukaan ¼, ½, ¾, dan bukaan penuh.
9. Lakukan prosedur percobaan yang sama untuk percobaan ekspansi
globe valve, gate valve, ball valve, elbow 90°, siku 90º.
10. Rapikan semua peralatan yang sudah dipakai, pastikan dalam
kondisi baik, dan letakkan ditempat semula.

Rugi-Rugi Aliran 161


Kelompok X
Universitas Andalas

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Data


4.1.1 Mayor Loses
Volume pipa = 5 liter
Panjang pipa = 1 meter

No Pipa Diameter ∆h Waktu (t)


1 0.006 0.006 132
2 Halus ε= 0.006 0.01 48
3 0.0015 0.006 0.004 25
4 0.006 0.008 22
5 0.01 0.011 95
6 Halus ε= 0.01 0.021 27
7 0.0015 0.01 0.025 22
8 0.01 0.027 21
9 0.0175 0.006 100
10 Halus ε= 0.0175 0.022 25
11 0.0015 0.0175 0.026 22
12 0.0175 0.017 21
13 0.0175 0.002 78
Kasar ε=
14 0.0175 0.05 31
0.0046
15 0.0175 0.036 21
16 0.0175 0.033 20

Rugi-Rugi Aliran 162


Kelompok X
Universitas Andalas

4.1.2 Minor loses


Volume = 5 liter

No Objek Bukaan h Waktu (s)


1 0.25 0.031 70
2 0.50 0.026 24
Kontraksi
3 0.75 0.025 21
4 1.00 0.029 23
5 0.25 0.012 124
6 0.50 0.039 29
Ekspansi
7 0.75 0.031 21
8 1.00 0.033 21
9 0.25 0.018 16
10 Globe 0.50 0.016 19
11 Valve 0.75 0.018 21
12 1.00 0.01 21
13 0.25 0.003 18
14 0.50 0.001 20
Gate Valve
15 0.75 0.006 20
16 1.00 0.009 21
17 0.25 0.071 20
18 0.50 0.068 20
Ball Valve
19 0.75 0.039 21
20 1.00 0.012 20
21 0.25 0.006 47
22 0.50 0.004 26
Elbow 900
23 0.75 0.008 21
24 1.00 0.007 22
25 0.25 0.041 47
26 0.50 0.059 25
Bend 900
27 0.75 0.059 21
28 1.00 0.06 20
29 0.25 0.001 71
900 T
30 0.50 0.005 26
Junction
31 0.75 0.005 22
satu laluan
32 1.00 0.003 21
33 0.25 0.002 28
900 T
34 0.50 0.003 32
Junction
35 0.75 0.001 21
dua laluan
36 1.00 0.001 20
37 0.25 0.007 48
38 0.50 0.018 24
Elbow 450
39 0.75 0.02 20
40 1.00 0.022 21
41 0.25 0.001 53

Rugi-Rugi Aliran 163


Kelompok X
Universitas Andalas

42 450 Y 0.50 0.025 29


43 Junction 0.75 0.027 31
44 satu laluan 1.00 0.027 39
45 0.25 0.003 31
450 Y
46 0.50 0.009 23
Junction
47 0.75 0.02 21
dua laluan
48 1.00 0.023 21
4.2 Contoh Perhitungan
4.2.1 Mayor Losses

Pipa Halus ε = 0.0015 x 10-3 m V = 5 x 10-3 m3


d = 0.006 m ρair = 998 kg/m3
bukaan 1 ρudara = 1,4 kg/m3
t = 22 detik l=1m
∆hm = 0.008 m v = 1,01 x 10-6

p ( 0.006 )
2
2
A  2.8274 x 10-5 m
4
 Perhitungan debit Q

V 5.10-3
Q   2, 27.10-4 m3/s
t 22
�d �
Qtot  Q � i �
�dtot �
�0, 006 �
 2, 27.10-4 � �
�0, 0335 �
3
 4, 07.10-5 m
s
 Kecepatan

Qtot 4, 07.10-5
v   1, 440395 m/s
A 2,8274.10-5

v.d ( 1, 440395 ) ( 0, 006 )


Re    8556.8
J 1.01 x 10-6
udara 1.4
h f  Dh  0.008  1,122.10-5 m
air 998

Rugi-Rugi Aliran 164


Kelompok X
Universitas Andalas

 Perubahan tekanan

DP   air .g .h f
 ( 998) ( 9.81) ( 0.00001122 )
 0,109984 Pa
 Perhitungan f terukur

h f .2 g .D
f teruklur 
L.v 2


( 0, 00001122 ) 2 ( 9.81) ( 0, 006 )
1 .(1, 4403952 )
 0, 000000637
2
� � �
2
� � �
� � � �
� 1 � � 1 � 0.032514
fteori � 1.11 �

�6.9 � e � � � � 6.9 �0,0000015
1.11
� ��
�-1.8log � + �� �-1.8log � ��
� � � � + � �
8556,8 ��3.7 ( 0,006 ) � �
�Re �3.7d � �� � � � �
� � � ��

Le  4, 4 Red 1/ 6 x d
 4, 4(8556,8)1/ 6 x 0, 006
 0.1194 m

4.2.2 Minor Losses

Konstraksi bukaan 1 ∆h = 0.029 m


ε = 0.0015.10-3 m V = 5 x 10-3 m3
d = 0.01 m t = 23 detik

p ( 0.01)
2
2
A  7,85 x10-5 m
4
V 5.10-3
Q   0.00021739 m3/s
t 23

Rugi-Rugi Aliran 165


Kelompok X
Universitas Andalas

�d �
Qtot  Q � i �
�dtot �
� 0, 01 �
 2,1739.10-4 � �
�0, 0275 �
3
 7,905.10-5 m
s
Qtot 7,905.10-5
v   1.0070 m/s
A 7,85.10-5

v.d ( 1.00702 ) ( 0.01)


Re    9970
J 1.01 x 10-6
udara 1, 4
h m  Dh  0.029  0, 000040681 m
air 998

DP   air .g .hm  ( 998 ) ( 9.81) ( 0.000040681)  0,398286 Pa

2 hm g
K
v2
2(0.000040681) ( 9.81)
  0, 000787875
1.007022
2
� � �
2

� � � �
� 1 � � 1 �
fteori �  � � 0,03107
1,11 �
�-1,8log �
6,9 � e � �� � � 6,9 � 0,0000015
1,11
� ��
� + � �
� -1.8log 9970 + �
� ��

�Re � �3,7 d �
� � � � �3,7 ( 0,0175) �
� ��
� � � � � � ��

K .d
Leq 
f teo
0, 000787875. 0, 01
  0, 00030909 m
0.02549

Rugi-Rugi Aliran 166


Kelompok X
Universitas Andalas

4.3 Tabel Data Hasil Perhitungan

Rugi-Rugi Aliran 167


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 168


Kelompok X
Universitas Andalas

Grafik Hasil Percobaan


1. Grafik Rugi mayor

Rugi-Rugi Aliran 169


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 170


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 171


Kelompok X
Universitas Andalas

2. Grafik rugi-rugi minor

Rugi-Rugi Aliran 172


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 173


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 174


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 175


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 176


Kelompok X
Universitas Andalas

Rugi-Rugi Aliran 177


Kelompok X
Universitas Andalas

4.5 Analisa dan Pembahasan

a. Rugi Mayor
1. Grafik Debit vs Bukaan
Debit aliran fluida dipengaruhi oleh besar bukaan aliran, semakin besar
bukaan maka aliran fluida yang masuk akan semakin besar pula. Besar
bukaan disini merupakan luas penampang (A) untuk lingkaran dalam

Rugi-Rugi Aliran 178


Kelompok X
Universitas Andalas

meter persegi dimana secara teoritis debit (Q) sebanding dengan luas
penampang (A). Dari grafik jelas terlihat bahwa pipa 1,2 dan 3
menunjukkan perbandingan yang linear. Sedangkan pada pia 4 terjadi
perubahan pada beberapa titik yang disebabkan oleh tidak konstanya pada
saat bukaan katup yang tidak sama dengan pipa-pipa yang lain.
Q = V.A
2. Grafik Debit vs hf
Semakin besar debit fluida maka rugi mayor yang dihasilkan akan semakin
besar, karena debit dipengaruhi ∆h dan waktu. Hubungan ini berbanding
linear kuadratik. Dan pada grafik in seharusnya juga berbanding linear,
namun karena tidak konstannya dalam pembukaan katup tiap bukaan yang
menyebabkan perubahan nilai yang begitu drastis dari perubahan
ketinggian yang didapatkan
l.v 2
hf  f
2.d.g
3. Grafik perbedaan tekanan vs hf
Semakin besar hf maka ∆P juga akan semakin besar, dan sebaliknya. Hal
ini tampak pada grafik dan sesuai dengan rumus dari literatur yang
mengatakan. Pada percobaan ini didapatkan nilai yang cukup konstan
untuk tiap pipa, hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada dimana
perbedaan tekanan berbanding lurus dengan hf yang didapatkan
ΔP = ρair . g hf
4. Grafik perbedaan tekanan vs fteori
Secara teoritik tekanan bergantung pada f, rumus teoritis menunjukkan
kenaikan ∆P sebanding dengan kenaikan f. Hal ini terlihat pada grafik
yang kenaikannya berbanding lurus.
5. Grafik perbedaan tekanan vs Re
Re tergantung pada kecepatan, diameter, dan viskositas kinematik. Nilai
∆P akan berbanding lurus dengan Re, hal ini dapat dilihat pada grafik,
dimana terdapat kecendrungan berbanding lurus antara Re dan ∆P. Namun
pada pipa 3 terjadi kesalahan yang menyebabkan nilai pada grafik tidak
berbanding lurus. Hal ini disebabkan oleh pengaruh perbedaan ketinggian

Rugi-Rugi Aliran 179


Kelompok X
Universitas Andalas

yang didapatkan tidak akurat. Dan hal ini terjadi karena kurang telitinya
dalam pembacaan pada manometer tersebut
6. Grafik perbedaan tekanan vs fterukur
Untuk grafik ini terlihat hubungan berbanding lurus antara ∆P dengan
fterukur. Namn dari percobaan yang telah dilakukan terdapat perbedaan pada
pipa 4 dimana hal tersebut jauh dari perkiraannya. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya kebocoran yang terjadi pada pipa lain yang
menyebabkan gangguan pada pembacaan manometer.

b. Rugi Minor
1. Grafik bukaan vs debit
Semakin besar bukaan, maka debit akan semakin besar. Hal ini terlihat
pada grafik konstraksi lebih besar daripada ekspansi. Hal ini juga terlihat
untuk gate valve, globe valve, dan ball valve. Dan pada grafik ini
didapatkan nilai yang cendrung sama. Hal ini membuktikan bahwa tiap
jenis percobaan yang dilakukan memiliki sifat yang sama pula.
2. Grafik debit vs hm
Dari grafik terlihat bahwa hm ekspansi lebih besar daripada konstraksi,
karena ∆h ekspansi lebih besar dari konstraksi. Hubungan ini berbanding
linear. Namun dari grafik dapat dilihat bahwa nilai yang didapatkan
brbentuk parabolik. Dimana nilai ini memberikan bukti bahwa debit dan
hm memiliki hubungan linear yang dapat diketahui dari persamaan yang
ada.
3. Grafik debit vs K
Dari grafik terlihat bahwa hubungan antara nilai K dan debit adalah
berbanding terbalik. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin besar nilai K
maka debit masuk pada pipa semakin kecil. Hal ini terbukti dari percobaan
yang dilakukan
4. Grafik perbedaan tekanan vs hm
Pada grafik untuk semua objek terlihat yang menunjukkan hubungan yang
berbanding lurus,. Hal ini dikarenakan nilai ∆P tergantung pada nilai hm
sesuai dengan rumus

Rugi-Rugi Aliran 180


Kelompok X
Universitas Andalas

Pada dasarnya hubunganya berbanding lurus dan juga terlihat dari grafik.
Namun ada sedikit perbedaan pada 45 Y junction dimana tidak berbanding
lurus. Hal ini terjadi karena pada saat bukaan penh terjadi kebocoran pada
sistem yang mempengaruhi nilai dari keduanya.
5. Grafik perbedaan tekanan vs Re
Antara ∆P dengan Re tidak menunjukkan hubungan linear. Grafik pada
semua objek terlihat acak, untuk ball valve memiliki nilai ∆P tertinggi dan
untuk konstraksi memiliki nilai Re tertinggi. Dari nilai yang didapatkan
tidak terdapat hubungan tekanan dengan Re yang didapatkan, hal ini juga
dapat diketahui bahwa tekanan mempengaruhi nilai Re yang didapatkan.
Namun pada percobaan ini terjadi penyimpangan yang tidak semestinya
dimana hal ini disebabkan oleh tidak adanya ketelitian pada pembacaan
manometer yang mempengaruhi nilai tekana yang didapatkan
6. Grafik perbedaan tekanan vs K

Antara ∆P dengan K tergantung pada nilai hm dan g. Dari grafik terlihat


kecendrungan berbanding lurus pada semua objek sesuai dengan rumus.
Namun dari percobaan yang telah dilakukan tidak terlihat bahwa nilai K
dengan tekanan berbanding lurus. Pada dasarnya hal ini dapat diakibatkan
oleh banyaknya debit air yang terbuang pada saat pengujian dan
mempengaruhi dari hasil perbedaan tekanan dan pada tiap bukaan yang
kurang konstan yang juga mempengaruhi nilainya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan ini nilai rugi minor lebih besar dan nilai rugi mayor
pada aliran fluida dalam pipa.

Rugi-Rugi Aliran 181


Kelompok X
Universitas Andalas

2. Rugi mayor terbesar terjadi pada pipa yang memiliki permukaan kasar,
ini telah sesuai dengan teori.
3. Dengan bukaan yang sama, aliran yang melewati ball valve lebih hesar
sehingga rugi-rugi alirannya lebih besar dibandingkan gate valve dan
globe valve.
4. Rugi-lokal ditandai dengan perubahan pada hilangan Reynoldnya,
yaitu bilangan Reynolds pada daerah tersebut berubah menjadi besar,
atau alirannya berubah menjadi turbulen.
5. Pada rugi mayor nilai dari ΔP, hf,f adalah
a. Rugi mayor nilai terbesar
Keterangan Bagian Nilai
hf Pipa halus bukaan penuh D = 0.0175 m 0.0000939
fteori Pipa kasar bukaan ¼ D= 0.01 m 0.0477
∆P Pipa halus bukaan penuh D = 0.0175 m 0.92116
fterukur Pipa kasar bukaan ½ D= 0.01 m/ 0.000214
b. Rugi mayor nilai terkecil
Keterangan Bagian Nilai
hf Pipa halus bukaan penuh D = 0.0175 m 0.000002806
fteori Pipa kasar bukaan ¾ D= 0.01 m 0.02749
∆P Pipa halus bukaan ½ D = 0.006 m 0.13748
fterukur Pipa halus bukaan penuh D = 0.0175 m 0.000000417

6. Pada rugi minor nilai terbesar dari ΔP, hm,K adalah


a. Untuk kontraksi dan ekpansi
Keterangan Bagian Nilai
∆P Ekspansi bukaan ½ 0.5356
hm Ekspansi bukaan ½ 0.000054709
K Ekspansi bukaan ¼ 0.009476

b. Untuk globe valve,gate valve dan ball valve


Keterangan Bagian Nilai
∆P Ball valve bukaan ¼ 0.975
hm Ball valve bukaan ¾ 0.000054709

Rugi-Rugi Aliran 182


Kelompok X
Universitas Andalas

K Ekspansi bukaan ¼ 0.009476

c. Untuk elbow 90, bend 90 dan elbow 45


Keterangan Bagian Nilai
∆P Bend 90 bukaan ½ 0.810306
hm Bend 90 bukaan penuh 8.41683E-05
K Bend 90 bukaan ¼ 0.005768595

d. Untuk 90 T junction dan 45Y junction satu laluan


Keterangan Bagian Nilai
∆P 45 Y junction bukaan penuh 0.370818

hm 45 Y junction bukaan penuh 3.78758E-05

K 45 Y junction bukaan penuh 0.006062255

e. Untuk 90 T junction dan 45Y junction dua laluan


Keterangan Bagian Nilai
∆P 45 Y junction bukaan penuh 0.315882

hm 45 Y junction bukaan penuh 3.22645E-05

K 45 Y junction bukaan penuh 0.000646036

7. Pada rugi minor nilai terkecil dari ΔP, hm,K adalah


a. Untuk kontraksi dan ekpansi
Keterangan Bagian Nilai
∆P Ekspansi bukaan ¼ 0.164808
hm Ekspansi bukaan ¼ 1.68337E-05
K Ekspansi bukaan ¾ 0.000702108

b. Untuk globe valve,gate valve dan ball valve


Keterangan Bagian Nilai
∆P Gate valve bukaan ½ 0.013734

Rugi-Rugi Aliran 183


Kelompok X
Universitas Andalas

hm Gate valve bukaan ½ 1.40281E-06


K Gate valve bukaan ½ 0.000229294

c. Untuk elbow 90, bend 90 dan elbow 45


Keterangan Bagian Nilai
∆P Elbow 90 bukaan ½ 0.054936
hm Elbow 90 bukaan ½ 5.61122E-06
K Elbow 90 bukaan ½ 0.001550028

d. Untuk 90 T junction dan 45Y junction satu laluan


Keterangan Bagian Nilai
∆P 45 Y junction bukaan ¼ 0.013734

hm 45 Y junction bukaan ¼ 1.40281E-06

K 45 Y junction bukaan ¼ 0.000414661

e. Untuk 90 T junction dan 45Y junction dua laluan


Keterangan Bagian Nilai
∆P 90 T junction bukaan ¼ 0.013734
hm 90 T junction bukaan ¼ 1.40281E-06

K 90 T junction bukaan ¼ 2.54771E-05

5.2 Saran
1. Sebelum melakukan pengambilan data, pastikan kondisi aliran fluida
dalam pipa telah seragam, dan cek kondisi alat ukur seperti manometer
telah dikalibrasi dengan benar.
2. Kalau dapat, bersihkan terlebih dahulu permukaan pipa bagian dalam
untuk menghilangkan kotoran atau lumut-lumut yang menempel.
3. Agar pratikan memahami teori buku terlebih dahulu, sehingga
mengetahui jika data yang diperoleh salah atau tidak sesuai, sehingga
dapat dilakukan pengambilan data ulang.
4. ngambilan data ulang.

Rugi-Rugi Aliran 184


Kelompok X

Anda mungkin juga menyukai