BAB I
PENDAHULUAN
Minor Losses
1. Memahami adanya rugi-rugi lokal pada sistem pemipaan.
2. Menentukan penyebab rugi-rugi lokal pada sistem pemipaan.
3. Mampu menentukan karakteristik aliran pada berbagai jenis katup dan
elbow serta sambungan.
1.3 Manfaat
Dengan dilakukannya percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami permasalahan yang terjadi dalam setiap sistem pemipaan. Sehingga
pengetahuan ini akan bermanfaat bagi mahasiswa saat berhadapan dengan kondisi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bilangan Reynolds ini menerangkan regim atau profil aliran fluida dalam
pipa yakni seperti
aliran laminar Re < 2300
aliran transisi 2300 <Re <4000
aliran turbulent Re > 4000
Kehilangan energi untuk seluruh regim atau profil aliran dapat dianalisa
dengan rnenggunakan bilangan reynolds dan persamaan yang cocok.
Untuk menghitung reruginya digunakan rumus :
L
hf = f. .
d
v2
2g
ket :
hf = rerugi hulu (m) d = diameter pipa (m)
f = faktor gesek v = kecepatan aliran (m/s)
L = panjang pipa (m) g = gravitasi (m/s2)
Bahan ε
(dalam keadaan baru) ft mm
Baja keling 0,003 – 0,03 0,9 – 9,0
Beton 0,001 – 0,01 0,3 – 3,0
Besi cor 0,00085 0,26
Besi bersalut seng 0,0005 0,15
Baja komersial atau besi tempa 0,00015 0,046
Tabung / pipa tarik 0,000005 0,0015
Kaca “halus” “halus”
Jenis-jenis katup
1. Gate valve
Gate valve mudah dikenali karena mempunyai body dan stem yang panjang.
Kegunaan utama dari gate valve adalah hanya untuk menutup dan membuka aliran
(fully closed & fully opened position), on/off control dan isolation equipment.
Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran (regulate
atau trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan valve
bisa passing pada saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat, walaupun
valve sudah menutup), disc tidak menekan seat dengan baik yang diakibatkan
karena posisi disc sudah berubah (tidak rata lagi). Pada saat Gate valve terbuka
sebagian (misal 50% opening), maka aliran fluida akan sebagian lewat dibawah
disc yang menyebabkan turbulensi (turbulensi = aliran fluida yang bergejolak)
pada aliran tersebut, turbulensi ini akan menyebabkan 2 hal:
i. Disc mengayun (swing) terhadap posisi seat, sehingga lama kelamaan posisi
disc akan berubah terhadap seat sehingga apabila valve menutup maka disc tidak
akan berada pada posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing.
Nama “Gate valve” diambil karena bentuk disc dari jenis valve ini pada saat
menutup atau membuka berlaku seperti “Gate” (Gate dari bahasa inggris =
Gerbang/Pagar). Dimana saat disc membuka keatas maka seluruh aliran akan
bebas masuk tanpa hambatan yang berarti, namun pada saat disc tertutup rapat
maka aliran akan berhenti tertahan oleh disc tersebut.
2. Globe valve
Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk mengatur
besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada dasarnya bagian utama
dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri dari body, seat,
disc, bonnet, stem, packing dan gland.
Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-ciri tertentu
yang dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya, yaitu:
i. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan disc dan seat ini
menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang berbeda. Bentuk dari disc dan seat
inilah yang menyebabkan globe valve dapat diandalkan sebagai throttling valve.
Aliran fluida saat melewati globe valve akan mengalami sedikit hambatan
sehingga akan terjadi pressure drop yang lebih besar dari gate valve, pertama
aliran akan mengenai seat lalu membelok keatas melewati dan mengenai seluruh
bagian disc, lalu aliran akan dibelokkan lagi ke arah yang sama.
ii. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung.
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka biasanya valve
akan dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan dengan seat. Back seat
ini berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve mencegah steam
untuk menerobos masuk.
Beberapa contoh valve tetapi masih termasuk dalam jenis Globe valve:
i. Angle valve
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90 derajat.
Valve ini bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow. Contoh gambar Angle
valve:
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara lebih akurat aliran
yang pressure rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil seperti paku.
3. Rotation valve
Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup dengan cara rotasi
pada disc. Valve - valve dibawah ini berbeda dengan gate valve dan globe valve
dalam hal cara membuka dan menutup valve. Pada gate valve dan globe valve,
kita diharuskan memutar handwell, namun untuk rotation valve, kita bisa
membuka dan munutup valve hanya dengan memutar handle valve sebesar 90
derajat. Oleh karena itu valve jenis ini bisa membuka dan menutup lebih cepat
dari gate valve ataupun globe valve.
Handle pada valve tipe ini adalah pengganti handwell pada gate valve dan globe
valve. Hal penting yang harus diperhatikan adalah, pada posisi valve fully open
maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully
close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan
membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.
Yang termasuk jenis ini adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly valve.
i. Plug Valve
Secara umum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close
(isolation atau on/off control).
Bagian - bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun globe
valve. Yaitu body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya dengan
packing, packing bolt sama fungsinya dengan gland nut atau gland, sedangkan
plug sama fungsinya dengan disc tapi bentuknya berbeda.
Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada plug
valve, plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle diputar
menuju open position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan
bagian yang bercelah akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar
pada close position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan
bagian yang tak bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan berhenti.
Plug harus rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking ) atau
passing. Antara plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk
menimalkan efek gesekan tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan
pelumas.
Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas diatas
stem, ada juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada juga
yang yang tidak membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah
dilapisi material teflon, jenis ini dinamakan self lubricating.
Jenis - jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:
Yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3 port (sambungan), 1 untuk inlet dan 2
untuk outlet. Dengan menggunakan valve ini maka dengan mudah kita dapat
mengarahkan outlet kearah aliran/pipa yang dikehendaki.
Biasa digunakan pada fluida cooling water yang melewati heat exchanger, dimana
aliran cooling water bisa dengan mudah dibalikkan arahnya dengan tujuan untuk
Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug valve, tetapi bentuk disc nya
berbeda. Dinamakan Ball valve karena bentuk disc nya ini bulat seperti bola, dan
bentuk body nya silinder.
Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully closed
valve, dan handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-partkel solid
(slurry).
Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan cara
rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball valve
juga mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve
fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi
valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa,
melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.
Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan valve-valve yang diatas,
yaitu body, disc, seat, dan handle. Disc nya berbentuk piringan yang tipis. Seat
nya, melingkar mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan type plug
valve dan ball valve, karena mempunyai lever yang harus kita tekan apabila ingin
membuka dan menutup valve dan kita lepaskan apabila telah sampai ke posisi
yang kita inginkan. Lever inilah yang akan membantu disc untuk mengunci rapat.
ibagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale) yang digunakan untuk
pembacaan posisi valve opening atau valve closing.
Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc sehingga
dapat membuka dan menutup lebih cepat. Dan mempunyai handle yang sama
dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle akan searah
dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle
tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat
dengan aliran atau pipa.
4. Diaphgram valve
Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga
digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan
material kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta
fluida yang mempunyai sifat korosif.
Diaphgram valve mudah dikenali karena bentuk bonnet nya yang menggembung
seperti lonceng. Diaphgram valve mempunyai stem, handwell, plunger dan
diaphgram stud yang menjadi satu, diaphgram, seat dan body. Diaphgram valve
tidak mempunyai disc, tetapi sebagai pengganti disc adalah diaphgram itu sendiri.
Dimana valve ini akan menutup jika plunger menekan diaphgram, dan akan
terbuka jika plunger naik keatas. Saat menutup valve ini, juga tidak boleh terlalu
kencang, karena bisa merusak diaphgram.
5. Pinch valve
Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan
yang mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang
mempunyai kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak).
6. Check valve
Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah
saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow.
Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai
handwell/handle maupun stem. Secara umum ada 3 macam check valve yang cara
kerjanya sama saja namun aplikasi nya terhadap material fluida yang berbeda.
yaitu: Swing check valve, Lift check valve, dan Ball check valve.
Swing check valve, penggunaan untuk fluida gas ataupun liquid yang tidak
mengandung partikel padat (solid)
Lift check valve, penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang
mempunyai flow yang tinggi
Ball check valve, penggunaan untuk fluida liquid yang mengandung partikel
padatan.
Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure) pada
suatu sistem agar tidak membahayakan alat (equipment), personnel yang sedang
bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri.
Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali tertukar satu
sama lain. Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan kadang juga Safety
valve dianggap Relieve valve. Namun, sebenarnya perbedaan mendasarnya adalah
cara kerjanya itu sendiri, Relieve valve akan membuka perlahan-lahan apabila
terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan menutup kembali apabila pressure
telah kembali normal. Relieve valve lebih cocok diaplikasikan ke fluida liquid.
Sedang Safety valve, akan membuka secara sangat cepat langsung 60% opening
apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup kembali hanya apabila pressure
telah berada dibawah pressure normal (set point). Safety valve sangat cocok
diaplikasikan ke fluida gas.
Jika suatu sistem pemipaan memiliki banyak belokan atau katup, maka
koefisien rugi total diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai K (∑ K) .
Untuk alat ukur orifis serta venturi, laju aliran dan differensial head
dihubungkan dengan persamaan moody dan faktor koreksi, dimana penurunan
persamaan energinya adalah :
Dimana :
Cd = koefisien buang, untuk venturi Cd = 0,98; untuk orifis = 0,62
Ao = luas penampang orifis (m2)
b. Volumetrik
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak volume yang
fluida yang keluar sehingga dapat diketahui debit yang keluar. Volumetrik yang
umum digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
b. Stopwatch
3.3 Asumsi-asumsi
1. Aliran fluida inkompresible
2. Fluida tunak
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
p ( 0.006 )
2
2
A 2.8274 x 10-5 m
4
Perhitungan debit Q
V 5.10-3
Q 2, 27.10-4 m3/s
t 22
�d �
Qtot Q � i �
�dtot �
�0, 006 �
2, 27.10-4 � �
�0, 0335 �
3
4, 07.10-5 m
s
Kecepatan
Qtot 4, 07.10-5
v 1, 440395 m/s
A 2,8274.10-5
Perubahan tekanan
DP air .g .h f
( 998) ( 9.81) ( 0.00001122 )
0,109984 Pa
Perhitungan f terukur
h f .2 g .D
f teruklur
L.v 2
( 0, 00001122 ) 2 ( 9.81) ( 0, 006 )
1 .(1, 4403952 )
0, 000000637
2
� � �
2
� � �
� � � �
� 1 � � 1 � 0.032514
fteori � 1.11 �
�6.9 � e � � � � 6.9 �0,0000015
1.11
� ��
�-1.8log � + �� �-1.8log � ��
� � � � + � �
8556,8 ��3.7 ( 0,006 ) � �
�Re �3.7d � �� � � � �
� � � ��
Le 4, 4 Red 1/ 6 x d
4, 4(8556,8)1/ 6 x 0, 006
0.1194 m
p ( 0.01)
2
2
A 7,85 x10-5 m
4
V 5.10-3
Q 0.00021739 m3/s
t 23
�d �
Qtot Q � i �
�dtot �
� 0, 01 �
2,1739.10-4 � �
�0, 0275 �
3
7,905.10-5 m
s
Qtot 7,905.10-5
v 1.0070 m/s
A 7,85.10-5
2 hm g
K
v2
2(0.000040681) ( 9.81)
0, 000787875
1.007022
2
� � �
2
�
� � � �
� 1 � � 1 �
fteori � � � 0,03107
1,11 �
�-1,8log �
6,9 � e � �� � � 6,9 � 0,0000015
1,11
� ��
� + � �
� -1.8log 9970 + �
� ��
�
�Re � �3,7 d �
� � � � �3,7 ( 0,0175) �
� ��
� � � � � � ��
K .d
Leq
f teo
0, 000787875. 0, 01
0, 00030909 m
0.02549
a. Rugi Mayor
1. Grafik Debit vs Bukaan
Debit aliran fluida dipengaruhi oleh besar bukaan aliran, semakin besar
bukaan maka aliran fluida yang masuk akan semakin besar pula. Besar
bukaan disini merupakan luas penampang (A) untuk lingkaran dalam
meter persegi dimana secara teoritis debit (Q) sebanding dengan luas
penampang (A). Dari grafik jelas terlihat bahwa pipa 1,2 dan 3
menunjukkan perbandingan yang linear. Sedangkan pada pia 4 terjadi
perubahan pada beberapa titik yang disebabkan oleh tidak konstanya pada
saat bukaan katup yang tidak sama dengan pipa-pipa yang lain.
Q = V.A
2. Grafik Debit vs hf
Semakin besar debit fluida maka rugi mayor yang dihasilkan akan semakin
besar, karena debit dipengaruhi ∆h dan waktu. Hubungan ini berbanding
linear kuadratik. Dan pada grafik in seharusnya juga berbanding linear,
namun karena tidak konstannya dalam pembukaan katup tiap bukaan yang
menyebabkan perubahan nilai yang begitu drastis dari perubahan
ketinggian yang didapatkan
l.v 2
hf f
2.d.g
3. Grafik perbedaan tekanan vs hf
Semakin besar hf maka ∆P juga akan semakin besar, dan sebaliknya. Hal
ini tampak pada grafik dan sesuai dengan rumus dari literatur yang
mengatakan. Pada percobaan ini didapatkan nilai yang cukup konstan
untuk tiap pipa, hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada dimana
perbedaan tekanan berbanding lurus dengan hf yang didapatkan
ΔP = ρair . g hf
4. Grafik perbedaan tekanan vs fteori
Secara teoritik tekanan bergantung pada f, rumus teoritis menunjukkan
kenaikan ∆P sebanding dengan kenaikan f. Hal ini terlihat pada grafik
yang kenaikannya berbanding lurus.
5. Grafik perbedaan tekanan vs Re
Re tergantung pada kecepatan, diameter, dan viskositas kinematik. Nilai
∆P akan berbanding lurus dengan Re, hal ini dapat dilihat pada grafik,
dimana terdapat kecendrungan berbanding lurus antara Re dan ∆P. Namun
pada pipa 3 terjadi kesalahan yang menyebabkan nilai pada grafik tidak
berbanding lurus. Hal ini disebabkan oleh pengaruh perbedaan ketinggian
yang didapatkan tidak akurat. Dan hal ini terjadi karena kurang telitinya
dalam pembacaan pada manometer tersebut
6. Grafik perbedaan tekanan vs fterukur
Untuk grafik ini terlihat hubungan berbanding lurus antara ∆P dengan
fterukur. Namn dari percobaan yang telah dilakukan terdapat perbedaan pada
pipa 4 dimana hal tersebut jauh dari perkiraannya. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya kebocoran yang terjadi pada pipa lain yang
menyebabkan gangguan pada pembacaan manometer.
b. Rugi Minor
1. Grafik bukaan vs debit
Semakin besar bukaan, maka debit akan semakin besar. Hal ini terlihat
pada grafik konstraksi lebih besar daripada ekspansi. Hal ini juga terlihat
untuk gate valve, globe valve, dan ball valve. Dan pada grafik ini
didapatkan nilai yang cendrung sama. Hal ini membuktikan bahwa tiap
jenis percobaan yang dilakukan memiliki sifat yang sama pula.
2. Grafik debit vs hm
Dari grafik terlihat bahwa hm ekspansi lebih besar daripada konstraksi,
karena ∆h ekspansi lebih besar dari konstraksi. Hubungan ini berbanding
linear. Namun dari grafik dapat dilihat bahwa nilai yang didapatkan
brbentuk parabolik. Dimana nilai ini memberikan bukti bahwa debit dan
hm memiliki hubungan linear yang dapat diketahui dari persamaan yang
ada.
3. Grafik debit vs K
Dari grafik terlihat bahwa hubungan antara nilai K dan debit adalah
berbanding terbalik. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin besar nilai K
maka debit masuk pada pipa semakin kecil. Hal ini terbukti dari percobaan
yang dilakukan
4. Grafik perbedaan tekanan vs hm
Pada grafik untuk semua objek terlihat yang menunjukkan hubungan yang
berbanding lurus,. Hal ini dikarenakan nilai ∆P tergantung pada nilai hm
sesuai dengan rumus
Pada dasarnya hubunganya berbanding lurus dan juga terlihat dari grafik.
Namun ada sedikit perbedaan pada 45 Y junction dimana tidak berbanding
lurus. Hal ini terjadi karena pada saat bukaan penh terjadi kebocoran pada
sistem yang mempengaruhi nilai dari keduanya.
5. Grafik perbedaan tekanan vs Re
Antara ∆P dengan Re tidak menunjukkan hubungan linear. Grafik pada
semua objek terlihat acak, untuk ball valve memiliki nilai ∆P tertinggi dan
untuk konstraksi memiliki nilai Re tertinggi. Dari nilai yang didapatkan
tidak terdapat hubungan tekanan dengan Re yang didapatkan, hal ini juga
dapat diketahui bahwa tekanan mempengaruhi nilai Re yang didapatkan.
Namun pada percobaan ini terjadi penyimpangan yang tidak semestinya
dimana hal ini disebabkan oleh tidak adanya ketelitian pada pembacaan
manometer yang mempengaruhi nilai tekana yang didapatkan
6. Grafik perbedaan tekanan vs K
5.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan ini nilai rugi minor lebih besar dan nilai rugi mayor
pada aliran fluida dalam pipa.
2. Rugi mayor terbesar terjadi pada pipa yang memiliki permukaan kasar,
ini telah sesuai dengan teori.
3. Dengan bukaan yang sama, aliran yang melewati ball valve lebih hesar
sehingga rugi-rugi alirannya lebih besar dibandingkan gate valve dan
globe valve.
4. Rugi-lokal ditandai dengan perubahan pada hilangan Reynoldnya,
yaitu bilangan Reynolds pada daerah tersebut berubah menjadi besar,
atau alirannya berubah menjadi turbulen.
5. Pada rugi mayor nilai dari ΔP, hf,f adalah
a. Rugi mayor nilai terbesar
Keterangan Bagian Nilai
hf Pipa halus bukaan penuh D = 0.0175 m 0.0000939
fteori Pipa kasar bukaan ¼ D= 0.01 m 0.0477
∆P Pipa halus bukaan penuh D = 0.0175 m 0.92116
fterukur Pipa kasar bukaan ½ D= 0.01 m/ 0.000214
b. Rugi mayor nilai terkecil
Keterangan Bagian Nilai
hf Pipa halus bukaan penuh D = 0.0175 m 0.000002806
fteori Pipa kasar bukaan ¾ D= 0.01 m 0.02749
∆P Pipa halus bukaan ½ D = 0.006 m 0.13748
fterukur Pipa halus bukaan penuh D = 0.0175 m 0.000000417
5.2 Saran
1. Sebelum melakukan pengambilan data, pastikan kondisi aliran fluida
dalam pipa telah seragam, dan cek kondisi alat ukur seperti manometer
telah dikalibrasi dengan benar.
2. Kalau dapat, bersihkan terlebih dahulu permukaan pipa bagian dalam
untuk menghilangkan kotoran atau lumut-lumut yang menempel.
3. Agar pratikan memahami teori buku terlebih dahulu, sehingga
mengetahui jika data yang diperoleh salah atau tidak sesuai, sehingga
dapat dilakukan pengambilan data ulang.
4. ngambilan data ulang.