Rugi Minor adalah Salah satu gangguan atau hambatan yang sering
terjadi dan tidak dapat diabaikan pada aliran yang menggunakan
pipa adalah hilangnya suatu energi yang disebabkan oleh gangguan
lokal seperti pada perubahan penampang, adanya katup, belokan
dan sebagainya.
Rugi Minor adalah rugi yang disebabkan gangguan lokal seperti pada
perubahan penampang, adanya katup, belokan elbow dan lainnya.
Kuantitas dari rugi minor dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
Koefisian rugi (K) merupakan fungsi geometri dan bilangan Reynolds
(Re), tetapi hampir semua komponen kehilangan energi disebabkan
oleh turbulensi. Koefisien rugi (K), biasanya dianggap independent
atau tidak tergantung pada bilangan Reynolds (Re). Cara lain yang
digunakan untuk menghitung rugi lokal adalah metode panjang
ekivalen. Pada metode ini komponen tersebut digantikan dengan
sebuah pipa lurus yang mempunyai rugi aliran yang sama. Dengan
menyamakan rugi gesekan dengan rugi lokal, panjang ekivalen dapat
dihitung dari :
Dengan f adalah koefisien rugi gesekan pipa.
2. Rugi Mayor
Rugi Mayor adalah rugi yang terjadi akibat adanya gesekan aliran
fluida dengan dinding pipa. Profil aliran fluida dalam pipa ditentukan
dari bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds ini menerangkan rezim atau profil aliran fluida
dalam pipa seperti :
– aliran laminar NRe < 2300
– aliran transisi 2300 < NRe < 4000
– aliran turbulent NRe > 4000
Kehilangan energi untuk seluruh regim atau profil aliran dapat
dianalisa dengan menggunakan bilangan Reynolds dan persamaan
yang cocok
Sistem Pemipaan
Sistem pemipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri,
dari sistem pipa tunggal yang sederhana sampai sistem pipa
bercabang yang sangat kompleks. Contoh sistem perpipaan adalah,
sistem distribusi air minum pada gedung atau kota. sistem
pengangkutan minyak dari sumur bor ke tandon atau tangki
penyimpan, sistem distribusi udara pendingin pada suatu gedung,
sistem distribusi uap pada proses pengeringan dan lain sebagainya.
Sambungan ( fitting )
Jenis-jenis fitting diantaranya :
Contraction yaitu pipa yang mengalami pengurangan cross sectional
area secara mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran
yang tajam. Tekanan yang melewatinya akan bertambah besar.
Long bend yaitu belokan panjang pada pipa dengan sudut yang
melingkar dan cross sectional area yang besar sehingga tekanannya
kecil.
Short bend yaitu belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek
dan cross sectional area yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih
besar.
Elbow bend yaitu merupakan belokan pada pipa yang membentuk
sudut siku-siku (90o) dengan cross sectional area yang sangat kecil
sehingga akan menimbulkan tekanan yang sangat besar.
Katup
Isolasi pabrik/sistem produksi terhadap jalannya sistem tersebut
hanya diizinkan ketika risiko terhadap penghentian produksi dan
pengurangan tekanan sistem tidak dapat dihindari.
Katup penutup atau isolasi tidak boleh digunakan untuk keperluan
tekanan yang naik turun secara terus menerus karena akan
berpengaruh terhadap kemampuan katup untuk menutup dengan
rapat. Setiap katup yang digunakan untuk isolasi harus tersedia segel
positif yang dapat diandalkan ketika menutup. Kriteria yang spesifik
untuk memilih tingkatan isolasi harus disediakan oleh project owner
yang tentunya selalu berbeda-beda. Sehingga, jenis katup yang
dipilih untuk tujuan isolasi harus bedasarkan evaluasi yang sistematis
dari syarat-syarat dan karakteristik-karakteristik alami dari katup
tersebut. Secara umum, katup untuk isolasi adalah ball valve. Tetapi,
gate valve atau conduit gate valve dapat juga digunakan untuk
keadaan proses
yang berpasir atau abrasif. Butterfly valve dapat digunakan untuk
proses non hazardous ketika tight shut off tidak begitu diperlukan.
Semua katup isolasi harus mampu dikunci rapat untuk terbuka
maupun menutup.
Jenis katup, gambar, fungsi dan kondisi kerjanya
Gate valve
Gate valve mudah dikenali karena mempunyai body dan stem yang
panjang. Kegunaan utama dari gate valve adalah hanya untuk
menutup dan membuka aliran (fully closed & fully opened position),
on/off control dan isolation equipment.
Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran
(regulate atau trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan
mengakibatkan valve bisa passing pada saat valve ditutup (passing =
aliran tetap akan lewat, walaupun valve sudah menutup), disc tidak
menekan seat dengan baik yang diakibatkan karena posisi disc sudah
berubah (tidak rata lagi).
Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50% opening), maka
aliran fluida akan sebagian lewat dibawah disc yang menyebabkan
turbulensi (turbulensi = aliran fluida yang bergejolak) pada aliran
tersebut, turbulensi ini akan menyebabkan 2 hal:
Nama “Gate valve” diambil karena bentuk disc dari jenis valve ini
pada saat menutup atau membuka berlaku seperti “Gate” (Gate dari
bahasa inggris = Gerbang/Pagar). Dimana saat disc membuka keatas
maka seluruh aliran akan bebas masuk tanpa hambatan yang berarti,
namun pada saat disc tertutup rapat maka aliran akan berhenti
tertahan oleh disc tersebut.
Globe valve
Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk
mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada
dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate
valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan
gland.
Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada
ciri-ciri tertentu yang dapat di jadikan acuan untuk membedakan
antara keduanya, yaitu:
a. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan
disc dan seat ini menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang
berbeda. Bentuk dari disc dan seat inilah yang menyebabkan globe
valve dapat diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida saat
melewati globe valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga
akan terjadi pressure drop yang lebih besar dari gate valve, pertama
aliran akan mengenai seat lalu membelok keatas melewati dan
mengenai seluruh bagian disc, lalu aliran akan dibelokkan lagi ke arah
yang sama.
Rotation valve
Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup
dengan cara rotasi pada disc. Valve – valve dibawah ini berbeda
dengan gate valve dan globe valve dalam hal cara membuka dan
menutup valve. Pada gate valve dan globe valve, kita diharuskan
memutar handwell, namun untuk rotation valve, kita bisa membuka
dan munutup valve hanya dengan memutar handle valve sebesar 90
derajat. Oleh karena itu valve jenis ini bisa membuka dan menutup
lebih cepat dari gate valve ataupun globe valve.
Handle pada valve tipe ini adalah pengganti handwell pada gate
valve dan globe valve. Hal penting yang harus diperhatikan adalah,
pada posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran
atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak
searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut
90 derajat dengan aliran atau pipa.
Yang termasuk jenis ini adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly
valve.
Bagian – bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve
ataupun globe valve. Yaitu body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal
sama fungsinya dengan packing, packing bolt sama fungsinya dengan
gland nut atau gland, sedangkan plug sama fungsinya dengan disc
tapi bentuknya berbeda.
Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian
pelumas diatas stem, ada juga yang sudah diberikan pelumas dari
pabrik pembuatnya, ada juga yang yang tidak membutuhkan
pelumas namun pada daerah sentuhan sudah dilapisi material teflon,
jenis ini dinamakan self lubricating.
Jenis – jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:
Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug valve, tetapi
bentuk disc nya berbeda. Dinamakan Ball valve karena bentuk disc
nya ini bulat seperti bola, dan bentuk body nya silinder .Ball valve
digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully closed
valve, dan handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-
partkel solid (slurry).
Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup
dengan cara rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup
lebih cepat. Ball valve juga mempunyai handle yang sama dengan
plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle akan
searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close
maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan
akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.
5. Butterfly valve
Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada
disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Dan
mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi
valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa,
namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah
dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90
derajat dengan aliran atau pipa.
Diaphgram valve
Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling)
dan bisa juga digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve
handal dalam penanganan material kasar seperti fluida yang
mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang
mempunyai sifat korosif atau Chemical Fluid.
Pinch valve
Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur,
endapan, dan yang mempunyai partikel-partikel solid yang banyak
serta fluida-fluida yang mempunyai kecenderungan untuk terjadi
kebocoran (leak).
Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak
mempunyai handwell/handle maupun stem. Secara umum ada 3
macam check valve yang cara kerjanya sama saja namun aplikasi nya
terhadap material fluida yang berbeda. yaitu: Swing check valve, Lift
check valve, dan Ball check valve.
Swing check valve, penggunaan untuk fluida gas ataupun liquid yang
tidak mengandung partikel padat (solid)
Lift check valve, penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid
yang mempunyai flow yang tinggi.
Ball check valve, penggunaan untuk fluida liquid yang mengandung
partikel padatan.
Solenoid Valve
Q1 = Q2 = Q3 = Konstan
D = Diameter pipa