Anda di halaman 1dari 12

Tugas Sistem Perawatan Dan Perbaikan Permesinan (praktek)

Kelas T7B
Angkatan 55

SILABUS XI

DEMO PERBAIKAN JENIS-JENIS KATUP (VALVE)

1. Gate valve

Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk


membuka aliran dengan cara mengangkat gerbang
penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.
Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering
dipakai dalam sistem perpipaan. Yang fungsinya untuk
membuka dan menutup aliran. Gate valve tidak untuk
mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan
cara membuka setengah atau seperempat posisinya,
Jadi posisi gate pada valve ini harus benar benar
terbuka (fully open) atau benar-benar tertutup (fully
close).

Jika posisi gate setengah terbuka maka akan terjadi turbulensi pada aliran tersebut dan turbulensi
ini akan menyebabkan :

a. Akan terjadi pengikisan sudut-sudut gate.

Laju aliran fluida yg turbulensi ini dapat mengikis sudut-sudut gate yang dapat
menyebabkan erosi dan pada akhirnya valve tidak dapat bekerja secara sempurna.

b. Terjadi perubahan pada posisi dudukan gerbang penutupnya. Gerbang penutup akan
terjadi pengayunan terhadap posisi dudukan (seat), sehingga lama kelamaan posisi nya
akan berubah terhadap dudukan (seat) sehingga apabila valve menutup maka gerbang
penutupnya tidak akan berada pada posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing.
Ada 3 jenis gate valve:

a. Rising Stem Gate Valve, jika dioperasikan handwheel naik dan stem juga naik Non Rising Stem
Gate Valve, jika diopersikan handwheel tetap dan stem juga tetap.
b. Outside Screw & Yoke Gate Valve, jika di operasikan handwheel tetap tapi stemnya naik.
Rising Stem & Non Rising Stem digunakan untuk tekanan yang tidak terlalu tinggi, dan tidak cocok
untuk getaran. Outside Screw & Yoke Gate Valve amat cocok digunakan untuk high pressure.
Biasanya OS & Y banyak digunakan di lapangan minyak, medan yang tinggi, temperature tinggi,
karena pada OS & Y stem naik atau turun bisa dijadikan sebagai penanda. Contoh, apabila stem tinggi
itu menandakan posisi valve sedang buka penuh. Pada dasarnya body & bonet pada gate terbuat dari
bahan yang sama.

Keuntungan menggunakan Gate Valve:

a. Low pressure drop waktu buka penuh

b. Amat ketat dan cukup bagus waktu penutupan penuh

c. Bebas kontaminasi

d. Sebagai Gerbang penutupan penuh, sehingga tidak ada tekanan lagi. Cocok apabila akan
melakukan service/ perbaikan pada pipa.
Kerugian menggunakan Gate Valve:

a. Tidak cocok dipakai untuk separuh buka, karena akan menimbulkan turbulensi sehingga bisa
mengakibatkan erosi dan perubahan posisi gate pada dudukan.
b. Untuk membuka dan menutup valve perlu waktu yang panjang dan memerlukan torsi / torque
yang tinggi.
c. Untuk ukuran 10” ke atas tidak cocok dipakai untuk steam.

2. Globe valve
Globe Valve digunakan untuk mengatur besar kecilnya laju aliran
fluida dalam pipa (throttling). Prinsip dasar dari operasi Globe
Valve adalah gerakan tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini
memastikan bahwa ruang berbentuk cincin antara disk dan cincin
kursi bertahap sedekat Valve ditutup. Dengan mudah memutar
handel valve, besarnya aliran zat yang melewati valve bisa diatur.
Dudukan valve yang sejajar dengan aliran, membuat globe valve
efisien ketika mengatur besar kecilnya aliran dengan minimum
erosi piringan dan dudukan. Namun demikian tahanan di dalam

valve cukup besar. Desain Globe Valve yang sedemikian rupa, memaksa adanya perubahan arah aliran
zat di dalam valve, sehingga tekanan menurun drastis dan menyebabkan turbulensi di dalam valve itu
sendiri. Dengan demikian, Globe Valve tidak disarankan diinstal pada sistem yang menghindari
penurunan tekanan, dan sistem yang menghindari tahanan pada aliran.

Ada tiga jenis desain utama bentuk tubuh Globe Valve, yaitu: Z-body, Y-body dan Angle-
body:
a. Z-Body desain adalah tipe yang paling umum yang sering dipakai, dengan diafragma
berbentuk Z. Posisi dudukan disk horizontal dan pergerakan batang disk tegak lurus terhadap
sumbu pipa atau dudukan disk. Bentuknya yang simetris memudahkan dalam pembuatan,
instalasi maupun perbaikannya.
b. Y-Body desain adalah sebuah alternatif untuk high pressure drop. Posisi dudukan disk dan
batang (stem) bersudut 45˚ dari arah aliran fluidanya. Jenis ini sangat cocok untuk tekanan
tinggi.
c. Angle-Body desain adalah modifikasi dasar dari Z-Valve. Jenis ini digunakan untuk
mentransfer aliran dari vertikal ke horizontal.
Macam-macam bentuk Disc/plug dari Globe Valve:

a. Tipe Plug disk.

b. Tipe Regulating disk.

c. Tipe Flat disk.

d. Tipe Soft Seat disk.


e. Tipe Guide disk.

Keuntungan menggunakan Globe valve adalah:

a. Kemampuan dalam menutup baik.

b. Kemampuan throttling (mengatur laju aliran) Cukup baik.

Kelemahan utama penggunaan Globe Valve adalah:

a. Penurunan tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan Gate Valve.

b. Valve ukuran besar membutuhkan daya yang cukup atau aktuator yang lebih besar untuk
beroperasi.

3. Angle Valve
Sama seperti globe valve, angle valve juga
digunakan pada situasi dimana pengaturan besar
kecil aliran diperlukan (throttling). Namun angle
valve dibuat dengan sudut 90°, hal ini untuk
mengurangi pemakaian elbow 90° dan fitting
tambahan digunakan untuk mengubah aliran
sebesar 90 derajat. Valve ini bisa digunakan juga
sebagai pengganti elbow.

4. Ball Valve
Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup
dengan pengontrol aliran berbentuk disc bulat
(seperti bola/belahan). Bola itu memiliki lubang,
yang berada di tengah sehingga ketika lubang
tersebut segaris lurus atau sejalan dengan kedua
ujung Valve / katup, maka aliran akan terjadi.
Tetapi ketika katup tertutup, posisi lubang berada
tegak lurus terhadap ujung katup, maka aliran
akan terhalang atau
tertutup. Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya dalam perbaikan dan kemampuan untuk
menahan tekanan dan suhu tinggi. Tergantung dari material apa mereka terbuat, Ball Valve dapat
menahan tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperature sekitar 200 derajat Celcius.

Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi industri karena mereka sangat serbaguna, dapat
menahan tekanan hingga 1000 barr dan suhu hingga 482 ° F (250 ° C). Ukurannya biasanya berkisar
0,2-11,81 inci (0,5 cm sampai 30 cm). Ball Valve dapat terbuat dari logam , plastik atau pun dari bahan
keramik. Bolanya sering dilapisi chrome untuk membuatnya lebih tahan lama.

Ada 2 tipe Ball Valve yaitu :

a. Full bore ball valve


Full bore ball valve adalah tipe ball valve dengan diameter lubang bolanya sama dengan
diameter pipa. Jenis full bore ball valves biasanya digunakan pada blow down, piggable line,
production manifold, pipeline dll.

b. Reduced bore ball valves


Reduced bore ball valves adalah jenis ball valve yang diameter lubang bolanya tidak seukuran
dengan ukuran pipa. Minimum diameter bola katup yang berkurang adalah satu ukuran lebih
rendah dari ukuran diameter pipa sebenarnya. Misalnya ukuran diameter pipa 4 inci dan
diameter bola valve adalah 3 inchi.

Dan ada 2 jenis jalur pada ball valve, full bore dan reduced bore.

a. Usage ( Fungsi ) Ball Valve:

1) Flow control/pengendalian Aliran.

2) Pressure control/pengendali tekanan.

3) Shut off.

4) Cocok untuk high pressure dan temperatures/tekanan dan suhu yang tinggi.

b. Advantages/kelebihan ball valve:

1) A very low pressure drop/kehilangan tekanan sangat rendah.

2) Low leakage/cukup jarang bocor.

3) Small in size dan ball valve tidak begitu berat jika dibandingkan dengan valve lain yang
sejenis.
4) Mudah dibuka dan tidak mudah terkontaminasi.

c. Disadvantages/kekurangan ball valve :

1) Seat bisa rusak karena adanya gesekan antara ball dengan seat.

2) Pembukaan handle yang cepat bisa menimbulkan water hammer/palu air pada system
sehingga terjadi tekanan yang besar yang bisa merusak system/sambungan dan dinding
pipa.
Fungsi dari "Ball Valve" ini untuk mengontrol aliran. Untuk valve jenis ini, metode bukatutup jalur
menggunakan bola (disk pada butterfly valve) berlubang ditengahnya. Jika posisi bola ada dijalur, valve
dalam kondisi tertutup, dan sebaliknya, jika posisi lubang ditengah bola yang ada di jalur, valve dalam
posisi terbuka. Sering dipakai pada proses hydrocarbon, ball valve mampu mengatur besar kecil aliran
gas dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve ini dapat dengan cepat ditutup dan cukup kedap
untuk menahan fluida/ zat cair. Ball valve tidak menggunakan hand wheel, tetapi menggunakan ankle
untuk membuka atau menutup valve dengan sudut 90°. Disainnya yang simpel, meminimalkan turunnya
tekanan pada saat valve dibuka penuh.

5. Plug/cock Valve
Kegunaan dari plug valve adalah
untuk fully open dan fully close
(isolation atau on/off control).
Untuk mengontrol (membuka dan
menutup) aliran pada plug valve,
plug mempunyai celah atau
lubang tempat aliran lewat. Saat
handle diputar menuju open
position maka plug akan berputar
secara rotasi terhadap seat dan
bagian yang bercelah akan
melewatkan aliran. Namun pada
saat handle diputar pada close
position

maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang tak bercelah akan menahan aliran,
sehingga aliran pun akan berhenti.

Sama seperti ball valve, namun bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan silinder. Ileh karena
itu, tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk fluida yang berat atau
mengandung unsur padat seperti lumpur.

Jenis - jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:

a. Three way plug valve


Yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3 port (sambungan), 1 untuk inlet dan 2 untuk outlet.
Dengan menggunakan valve ini maka dengan mudah kita dapat mengarahkan outlet kearah
aliran/pipa yang dikehendaki.
b. Four way plug valve

Biasa digunakan pada fluida cooling water yang melewati heat exchanger, dimana aliran
cooling water bisa dengan mudah dibalikkan arahnya dengan tujuan untuk membersihkan heat
exchanger tersebut dari kotoran-kotoran (fouling, sediment, solids).

6. Check Valve

Check valve adalah alat yang digunakan


untuk membuat aliran fluida hanya mengalir
ke satu arah saja atau agar tidak terjadi
reversed flow/back flow. Untuk mengalirkan
fluida hanya ke satu arah dan mencegah
aliran ke arah sebaliknya. tidak
menggunakan handel untuk mengatur aliran,
tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari
aliran fluida itu sendiri. Fungsi yang dapat
mencegah aliran balik (backflow), Check
Valve sering digunakan sebagai pengaman
dari sebuah equipment dalam sistem

perpipaan. Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai pada outlet/discharge dari centrifugal pump. Ketika
laju aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju aliran tersebut akan membuat plug atau disk membuka.
Jika ada tekanan yang datang dari arah berlawanan, maka plug atau disk tersebut akan menutup. Check
Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan Globe Valve. Valve ini didesain untuk
mencegah aliran balik.

Ada beberapa jenis check valve, tapi ada 2 jenis yang paling umum yaitu Swing Check dan Lift Check.
Swing Check Valve biasanya dipasangkan dengan Gate Valve, sedangkan Lift Check Valve oleh
beberapa pabrikan digunakan untuk menggantikan fungsi Ball Valve sebagai Ball Check Valve. Check
Valve tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari
aliran fluida itu sendiri.

Ada 3 ( tiga ) jenis check valve

a. Swing Check Valve


Swing check valve terdiri atas sebuah disk
seukuran dengan pipa yang digunakan,
dan dirancang menggantung pada poros
(hinge pin) di bagian atasnya. Apabila
terjadi aliran maju atau forward flow,
maka disk akan terdorog oleh tekanan
sehingga terbuka dan fluida dapat
mengalir menuju saluran outlet.

Sedangkan apabila terjadi aliran balik

atau reverse flow, tekanan fluida akan mendorong disk menutup rapat sehingga tidak ada fluida
yang mengalir. Semakin tinggi tekanan balik semakin rapat disk terpasang pada dudukannya.

1) Usage: One way flow / pengaliran satu arah.

2) Advantages: Klo sudah buka ringan, low pressure drop / kehilangan tekanan sangat
rendah, cost nya murah.
3) Disadvantages: Kebocoran amat tinggi dan aliran rendah karena terganggu dengan
adanya hambatan.

b. Lift Check Valve


Penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun
liquid yang mempunyai flow yang tinggi.
Dalam konfigurasinya mirip dengan globe
valve hanya saja pada globe valve putaran disk
atau valve dapat dimanipulasi sedangkan pada
lift check valve tidak (karena globe valve
adalah jenis valve putar dan control valve).
Port inlet dan outlet dipisahkan oleh sebuah
plug berbentuk kerucut yang terletak pada
sebuah dudukan, umumnya berbahan logam.
Ketika terjadi forward flow, plug

akan terdorong oleh tekanan cairan sehingga lepas dari dudukannya dan fluida akan mengalir
ke saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi reverse flow, tekanan fluda justru akan
menempatkan plug pada dudukannya, semakin besar tekanan semakin rapat pula posisi plug
pada dudukannya, sehingga fluida tidak dapat mengalir. Bahan dari dudukan plug adalah
logam, hal ini mempertimbangkan tingkat kebocoran yang sangat sedikit dari check valve
tersebut. Umumnya lift check valve digunakan untuk aplikasi fluida gas karena tingkat
kebocoran yang kecil. Penggunaan check valve tipe lift ini di industri adalah untuk mencegah
aliran balik condensate ke steam trap yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada turbin
uap. Keuntungan menggunakan lift check valve adalah terletak pada kesederhanaan desain dan
membutuhkan sedikit pemeliharaan. Kelemahannya adalah instalasi dari check valve jenis lift
hanya cocok untuk pipa horisontal dengan diameter yang besar.
c. Backwater check valve
Backwater valve, banyak digunakan pada sistem
pembuangan air bawah tanah yang mencegah
terjadinya aliran balik dari saluran pembuangan
saat terjadi banjir. Saat banjir saluran
pembuangan akan penuh dan bertekanan tinggi
sehingga memungkinkan terjadinya aliran balik,
dengan menggunakan back water valve, hal ini
dapat diatasi dengan baik.

d. Swing Type Disk Check Valve


Dalam penggunaan swing check valve dan lift
check valve terbatasi hanya untuk pipa ukuran
besar (diameter DN80 atau lebih), jadi sebagai
solusinya adalah dengan menggunakan disc
check valve. Dengan menggunakan disk check
valve dapat digunakan tubing dengan ukuran
yang mengerucut pada satu sisinya sehingga
dapat diaplikasikan pada pipa yang lebih kecil
ukurannya

e. Disk Check valve


Disk Check valve
terdiri atas body,
spring, spring
retainer dan disc.
Prinsip kerjanya
adalah saat terjadi
forward flow, maka
disk akan didorong
oleh tekanan fluida
dan mendorong spring

sehingga ada celah yang menyebabkan aliran fluida dari inlet menuju outlet.
Sebaliknya apabila terjadi reverse flow, tekanan fluida akan mendorong disk sehingga menutup
aliran fluida. Perbedaan tekanan diperlukan untuk membuka dan menutup valve jenis ini
ditentukan oleh jenis spring yang digunakan.

Selain spring standar, tersedia juga beberapa pilihan spring yang tersedia:

1) No spring - Digunakan di mana perbedaan tekanan di valve kecil.

2) Nimonic spring - Digunakan dalam aplikasi suhu tinggi.

3) Heavy duty spring - Hal ini meningkatkan tekanan pembukaan yang diperlukan. Bila
dipasang pada line boiler water feed, dapat digunakan untuk mencegah uap boiler dari
kebanjiran ketika mereka unpressurised.
f. Split disc check valve

Split Disk check valve terdiri dari disk yang bagian tengahnya merupakan poros yang
memungkinkan disk bergerak seolah terbagi dua bila didorong dari arah yang benar (forward
flow) dan menutup rapat bila ditekan dari arah yang salah (reverse flow).

7. Screwed Down Return Globe Check Valve

Modelnya hampir sama dengan globe valve,


bedanya ada tambahan housing / casing
pendukung yang otomatis jika ada media yang
mengalir pada valve.

8. Butterfly Valve
Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika
dibandingkan dengan valve-valve yang lain. Butterfly
menggunakan plat bundar atau disk yang dioperasikan
dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau
menutup penuh dengan sudut 90°. Disk ini tetap berada
ditengah aliran, dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan tertutup,
Disk tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran terbendung, dan saat valve terbuka
wafer sejajar/ segaris dengan aliran, sehingga zat dapat mengalir melalui valve.

Batterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop) yang minimal. Valve ini
bagus untuk pengoperasian on-off ataupun throttling, dan bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau
gas dalam jumlah yang besar. Namun demikian valve ini biasanya tidak memiliki kekedapan yang
bagus, dan harus digunakan pada situasi/ sistem yang memiliki tekanan rendah (low-pressure).

9. Diaphragm Valve

Diaphragm valve bisa digunakan untuk


mengatur aliran (trhottling) dan bisa
juga digunakan sebagai on/off valve.
Diaphragm valve handal dalam
penanganan material kasar seperti fluida
yang mengandung pasir, semen, atau
lumpur, serta fluida yang mempunyai
sifat korosif.

10. Solenoid Valve


Tipe ini, penggerak buka-tutup
valve adalah rangkaian
elektromagnet yang ditimbulkan
oleh kumparan yang dilalui arus
listrik. Prinsip kerja dari solenoid
valve/katup (valve) solenoida yaitu
katup listrik yang mempunyai koil
sebagai penggeraknya dimana
ketika koil mendapat supply
tegangan maka koil tersebut akan
berubah menjadi medan magnet
sehingga menggerakan plunger
pada bagian dalamnya ketika
plunger berpindah posisi maka pada
lubang keluaran dari solenoid valve
pneumatic akan keluar udara bertekanan yang berasal dari supply (service unit), pada umumnya
solenoid valve pneumatic ini mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga yang
mempunyai tegangan kerja DC.
11. Motor operated Valve
Valve tipe ini, batang (stem) valve dihubungkan (joint/couple) dengan
penggerak (aktuator) yang berupa motor listrik. Pada
pelaksanaannya, ada yang menggunakan listrik AC (alternating
current = listrik arus bolak-balik) dan ada juga yang menggunakan
listrik DC (direct current = listrik arus searah). MOV (Motor
Operated Valve) adalah Valve dengan penggeraknya adalah motor
yang dikombinasikan dengan electronik yang mentrigger untuk
memutar gear-gear yang ada pada unit valve tersebut. Kemudian
untuk menstop motor yang bergerak dipasang limit switch(sebagai
pemutus power ke motor). Selain itu untuk MOV yang banyak, untuk
menghemat kabel dan lain-lain, biasanya digunakan sarana hardware
untuk komunikasi misalnya RS 232 atau RS 485.
12. Pinch valve
Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur,
endapan, dan yang mempunyai partikel-partikel solid yang banyak
serta fluida-fluida yang mempunyai kecenderungan untuk terjadi
kebocoran (leak).

13. Safety/Relief valve


Safety/Relief valve memiliki fungsi yang sangat
berbeda dari valvevalve yang lain. Valve ini didisain
khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di
equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah
kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi cedera
pada pekerja, relief valve dapat melepas kenaikan
tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim. Relief valve
menggunakan pegas, yang secara otomatis akan terbuka
jika tekanan mencapai level yang tidak aman. Level
tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa
ditentukan pada level tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali
normal, relief valve secara otomatis akan tertutup kembali. Safety valve adalah jenis
valve yang mekanismenya secara otomatis melepaskan zat dari boiler, bejana tekan,
atau suatu sistem, ketika tekanan atau temperature melebihi batas yang telah
ditetapkan.

Cara kerja Pressure Safety Valve:

Pressure safety valve mempunyai tiga bagian utama yaitu inlet, outlet dan spring set. Fluida
bertekanan berada pada inlet PSV. PSV posisi menutup selama tekanan fluida lebih kecil
dibandingkan tekanan spring pada spring set. Sebaliknya jika tekanan fluida lebih tinggi
dibandingkan tekanan spring set maka spring set akan bergerak naik dan membuka katup yang akan
membuang tekanan melalui outlet sampai tekanan fluida maksimal sama dengan tekanan spring set.

Anda mungkin juga menyukai