PERCOBAAN 8
ENERGY LOSSES IN BENDS
OLEH:
KELOMPOK XVIII
URSULLA 1610814320011
YUDHI CHRISTIAN HARYADI 1610814210025
2018
ABSTRAK
Headloss adalah nilai untuk mengetahui seberapa besarnya reduksi tekanan total (total
head) yang diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem pengaliran. Sedangkan fitting adalah
sambungan-sambungan pada pipa yang mempunyai bentuk dasar pipa dengan bentuk yang
bermacam-macam. Dalam fitting tersebut akan terjadi gesekan dan perubahan tekanan sehingga
mengakibatkan kehilangan energi pada pipa atau bisa disebut dengan headloss factor (K). Tujuan
dari percobaan ini adalah menentukan faktor kehilangan energi pada pipa (head loss factor, k)
karena fitting, seperti belokan (bends), kontraksi, dan pembesaran dengan cara pengukuran
perbedaan tekanan (pressure drop) yang terjadi pada fitting.
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah hydraulic bench dan energy losses in bends
and fitting apparatus. Bahan utama yang digunakan yaitu air. Data yang diperlukan untuk
mengatahui nilai head loss factor (k) antara lain tinggi manometer 1 dan 2, volume rata-rata dan
waktu pada masing-masing bukaan.
Semakin besar flowrate maka koefisien head loss akan semakin kecil. Semakin besar
dynamic head maka head loss semakin besar pula. Koefisisen kehilangan tertinggi terdapat pada
fitting elbow bend sebesar 1,658651 pada bukaan ½. Sedangkan koefisien kehilangan terendah
terdapat pada mitre bend dengan nilia sebesar 0,196627 pada bukaan 1½. Faktor-faktor yang
mempengaruhi koefisien head loss antara lain fitting, bends, velocity, flowrate dan cross sectional
area.
Kata kunci : pressure drop, fitting, flowrate, dynamic head, head loss, koefisien kehilangan.
VIII-i
PERCOBAAN VIII
ENERGY LOSSES IN BENDS
8.1 PENDAHULUAN
VIII-1
VIII-2
Kehilangan energi yang terjadi dalam sebuah pipa biasanya terjadi karena
fitting yang di ekspresikan dalam siku head loss dalam bentuk (McCabe, 1999):
2
v
ΔH = K 2.g ...(8.1)
Bila kecepatan fluida berubah, baik dalam arahnya maupun dalam besarnya
karena adanya perubahan dalam arah maupun ukuran saluran, maka akan timbul
suatu gesekan sebagai tambahan terhadap gesekan kulit karena aliran di dalam
pipa lurus. Gesekan itu melalui gesekan bentuk yang terjadi dari penambahan
turbulen yang berkembang setiap vortex yang terbentuk bila garis-garis lurus
biasanya terganggu bila pemisahan lapisan batas telah terjadi.
Pipa-pipa sambungan (fitting) dan katup (value) bersifat menghambat
aliran normal dan menyebabkan gesekan tambahan. Rugi gesekan yang
disebabkan oleh pipa sambungan itu mungkin lebih besar dari yang berasal dari
bagian pipa lurus. Rugi gesek hff yang disebabkan oleh pipa sambung bisa
didapatkan dari persamaan berikut (McCabe,1999):
hff = Kf.
. . . (8.2)
VIII-2
VIII-3
Terjadi kehilangan energi pada fluida yang disebabkan oleh fitting, yang
mana fitting tersebut terdiri dari enam jenis, yaitu (Geankoplis, 1997):
1. Contraction
Yaitu pipa yang mengalami pengurangan cross sectional area secara
mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang tajam, sehingga
tekanan yang melewatinya akan bertambah. Adapun gambar dari contraction
adalah sebagai berikut:
Dengan persamaan:
Hc = Kc . . . (8.3)
2. Enlargement
Pipa yang mengalami penambahan cross sectional area secara mendadak
dari saluran. Sehingga tekanan yang melewatinya semakin kecil. Adapun gambar
dari enlargement yaitu:
VIII-3
VIII-4
3. Long Bend
Yaitu belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar dan cross
sectional area yang besar sehingga tekanan kecil.
Adapun gambaran long bend pada pipa yaitu:
4. Short Bend
Yaitu belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan cross
sectional area yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar. Adapun gambar
dari short bend sebagai berikut:
5. Elbow Bend
Yaitu merupakan belokan pada pipa yang membentuk pipa siku-siku (90 0)
dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga menimbulkan tekanan
yang sangat besar. Adapun gambar dari elbow bend adalah:
VIII-4
VIII-5
6. Mitre Bend
Yaitu pipa yang memiliki cross sectional area yang besar sehingga pada
pipa yang dialiri oleh fluida akan menimbulkan tekanan yang kecil. Mitre bend ini
berupa belokan pada jenis fitting yang sama pada jenis fitting long bend yang juga
memiliki cross sectional area yang besar. Adapun gambar dari mitre bend adalah
sebagai berikut:
Aliran di dalam suatu saluran selalu disertai dengan friksi. Aliran yang
terlalu cepat akan menimbulkan pressure drop yang tinggi. Sedangkan aliran
yanng terlalu lambat pressure dropnya akan rendah tetapi tidak efisien. Kecepatan
aliran perlu dibatasi dengan (Hidayati, 2011):
1. Besarnya daya yang dibutuhkan
2. Masalah erosi pada dinding pipa
3. Masalah pembentukan endapan
VIII-5
VIII-6
Tabel 8.1 Friction Loss untuk Aliran Turbulen yang melalui Valves dan Fittings
(Geankoplis, 1997).
Friction Loss, Number Friction Loss Equivalent
Types of Fitting of
of Velocity Head Length of Streight Pipe
Valves
(Kf) (Lc/ D)
Elbow 45° 0,35 0
Elbow 90° 0,75 35
Tee 1 50
Return Bend 1,5 75
Couping 0,04 2
Union 0,04 2
Gate Valve
Wide Open 0,17 9
Half Open 4,5 225
Globe Valve
Wide Open 6,0 300
Angle Valve, Wide Open 2,0 100
Check Valve
Ball 70,0 3500
Swing 2,0 100
Water Meter, disk 7,0 350
Half Open 9,5 475
VIII-6
VIII-7
Tabel 8.2 Friction Loss untuk Aliran Laminar yang melalui Valves dan Fittings
(Perry, 1997).
VIII-7
8.3 METODOLOGI PERCOBAAN
Deskripsi Alat:
7
5 6
8
4 9
10
3
13
2 12
11
1
Keterangan alat:
1. Inlet test rig 8. Air connector
2. Mitre bend 9. Differential pressure gauge
3. Area enlargement 10. Gate valve fitting
4. Area contraction 11. Elbow bend
5. Long bend 12. Flow conrol valve
6. Short bend 13. Manometer tube
7. Air bleed screw
Gambar 8.7 Rangkaian Alat Energy Losses in Bends and Fitting Apparatus
VIII-8
VIII-9
8.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air.
0,000830
0,000350
0,000643
0,000900
0,001 0,003 0,004 0,005
t
Contraction 0,004 0,011 0,015 0,017
Long Bend 0,002 0,006 0,008 0,009
Short Bend 0,005 0,014 0,021 0,024
Elbow Bend 0,006 0,019 0,030 0,032
Mitre Bend 0,002 0,003 0,004 0,005
VIII-10
VIII-11
Nilai head loss ditentukan dari besarnya suatu nilai dynamic head dan
velocity dari fluida pada setiap fitting. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dibuat
grafik hubungan antara dynamic head dan head loss sebagai berikut:
0.035
0.030
0.025
Head Loss (∆H)
Enlargement
0.020 Contraction
0.015 Long Bend
Short Bend
0.010 Elbow Bend
0.005 Mitre Bend
0.000
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025
Dynamic Head
Gambar 8.8 Hubungan antara Dynamic Head terhadap Head Loss (∆H)
pada Setiap Fitting
Berdasarkan Gambar 8.8 yang merupakan hubungan antara head loss dan
dynamic head yang terjadi pada fitting dengan bukaan ½, 1, 1½ dan 2
menunjukkan hasil yang bervariasi di setiap fitting. Dilihat dari grafik dapat
diketahui bahwa semakin besar head loss, semakin besar pula dynamic head.
Menurut Streeter (1990), jika bukaan valve semakin besar maka semakin besar
pula dynamic head serta head loss nya. Urutan head loss diurutkan dari yang
terkecil hingga terbesar berturut-turut pada jenis fitting mitre bend, enlargement,
long bend, contraction, short bend, dan elbow bend. Elbow bend memiliki nilai
head loss yang paling tinggi karena memiliki cross sectional area yang besar
(Geankoplis,1997). Nilai head loss terkecil adalah mitre bend. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan semakin besar kecepatan aliran, maka head loss
semakin kecil (Geankoplis, 1997). Kecepatan aliran dipengaruhi oleh kondisi
lubang masuk pipa dan jaraknya dari lubang masuk (Raswari,1986). Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa cross sectional area sangat berpengaruh pada dasar atau
VIII-14
kecilnya nilai head loss. Dari Gambar 8.8 dapat dilihat bahwa nilai headloss
berbanding lurus dengan dynamic head. Hal tersebut dapat dilihat pada persamaan
berikut (McCabe,1999):
ΔH
K= . . . (8.4)
ν2 / 2 g
Percobaan ini dilakukan sudah sesuai dengan teori karena tidak ada penurunan
head loss.
Flowrate pada aliran merupakan perbandingan volume persatuan waktu.
Semakin besar flowrate, semakin kecil koefisien head loss (Streeter, 1990).
Hubungan antara flowrate dengan koefisien kehilangan dapat dibuat grafik
sebagai berikut:
1.8
1.6
1.4
Koefisien Kehilangan
1.2 Enlargement
1.0 Contraction
0.8 Long Bend
0.6 Short Bend
0.4 Elbow Bend
0.2 Mitre Bend
0.0
0.00005 0.00010 0.00015 0.00020 0.00025
Flowrate (Qt)
Berdasarkan Gambar 8.9 dapat dilihat bahwa nilai flowrate yang dimiliki oleh
setiap fitting berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan bentuk fisik dari setiap
fitting. Grafik di atas menunjukkan bahwa koefisien kehilangan terhadap flowrate
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya pressure drop yang kecil pada
awal bukaan dan flow control valve dengan putaran rendah. Koefisien kehilangan
VIII-15
yang terbesar ada pada elbow bend, hal ini karena cross sectiona area yang besar
sehingga head lossnya besar seiring dengan tekanan yang kecil begitu pula
sebaliknya, koefisien areanya yang kecil (Geankoplis,1997). Nilai koefisien
kehilangan terkecil yaitu pada jenis fitting mitre bend. Hal ini karena cross
sectional areanya besar sehingga pada pipa yang dialiri oleh fluida akan
menimbulkan tekanan yang kecil dan akibatnya nilai head loss menurun dan
menyebabkan nilai koefisien kehilangan menurun (Geankoplis,1997).
Berdasarkan data hasil percobaan dapat diketahui bahwa sudah sesuai dengan
teori yang menyatakan semakin tinggi nilai flowrate maka semakin rendah nilai
koefisien kehilangannya. Jenis fitting enlargement dan mitre bend mengalami
kenaikan dan penurunan koefisien kehilangan yang disesbabkan karena adanya
rugi gesekan pada jenis pipa belokan dan pembesaran pipa serta adanya perubahan
area terhadap tiap-tiap fitting, dimana saat fluida berbelok dan mengalami
perubahan cross sectional area sehingga mengakibatkan koefisien kehilangan
menjadi fluktuatif. Adapun nilai koefisien kehilangan (K) dapat diperoleh dari
persamaan berikut (Streeter, 1990):
∆H ∆H
K 2 g = [ μ Qt ] [ μQt ]
π d2 π d2
. . . (8.8)
Semakin tinggi kecepatan aliran fluida maka nilai koefisien kehilangan (head
loss factor) akan semakin kecil.
8.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu semakin besar nilai headloss maka
semakin besar pula dynamic head. Semakin besar flowrate maka semakin kecil
koefisien kehilangan (headloss). Koefisien kehilangan tertinggi terdapat pada
elbow bend dengan nilai sebesar 1,658651 pada bukaan ½. Sedangkan koefisien
kehilangan terendah terdapat pada mitre bend dengan nilia sebesar 0,196627 pada
bukaan 1½.
8.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah menambah variasi
bukaan menjadi 1 ¾, 2, 2 ¼ dan 2½. Kemudian dapat juga dengan melakukan
pengambilan data sebanyak 4 kali agar data yang didapat lebih akurat.
VIII-17
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, J. C. 1997. Transport and Unit Operation 3rd Edition. Pratice Hall:
New Jersey.
Perry, J.H. 1997. Chemical Engineering Handbook 7th Edition. Mc Graw Hill
Book Company: New York.
DP-VIII-1
DAFTAR NOTASI
ρ = densitas (g/m3)
m = massa fluida (kg)
V = volume fluida (m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
A = luas penampang (m2)
v = viskositas kinematik (m2/s)
K = koefisien kehilangan
H = viskositas dinamik (Ns/m2)
D = diameter pipa (m)
Q = debit (m3/s)
t = waktu (s)
ΔH = headloss (m)
hex = friction loss
Kex = expantion losses coefficient
hf = rugi gesek
NRe = Bilangan Reynold
Qt = flowrate (m3/s)
L = panjang saluran (m)
F = gaya gesek
Kc = kofraction losses coefficient
Kf = losses factor untuk fitting valve
DN-VIII-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN
6. Dynamic head
Dynamic head = ¿ ¿ = 0,001223 m
LP-VIII-1