Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA 1


(HKKK 435)

PERCOBAAN 2
KARAKTERISTIK POMPA

DOSEN PEMBIMBING: Dr. ABUBAKAR TUHULOULA, S.T., M.T.

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK XI (SEBELAS)

NIA GRATSYA KRISTIANA 1810814120008


LINDA AGUSTIA 1810814120026
MUHAMMAD YAHYA IHWAN 1810814310002
DINA AMRYNA CHAIRUL PUTRI 1810814320006

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKRAT
BANJARBARU

2020
ABSTRAK

Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan paling sederhana dalam berbagai
proses pabrik. Pompa sentrifugal mempunyai sebuah impeller (baling-baling) untuk memindahkan
zat cair dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Impeller pompa berfungsi
memberikan kerja kepada zat cair sehingga energi yang dikandungnya bertambah besar. Percobaan
ini adalah dilakukan untuk mengetahui karakteristik pompa sentrifugal. Pengamatan dilakukan
dengan 3 variasi rangkaian yaitu single pump operation, series pump operation dan parallel pump
operation. Bukaan yang digunakan yaitu, 0 , 1/2, 1, 11/2, dan 2 dengan kecepatan motor 30 Hz dan
40 Hz serta fluida yang digunakan adalah air. Hasil perbandingan dari praktikum ini adalah
rangkaian series pump memiliki nilai debit yang lebih besar dibandingkan dengan rangkaian
single pump dan parallel pump yang mana pump power output bergantung pada head pump
maupun flowrate control valve. Discharge control valve juga berbanding lurus dengan overall
efficiency. Flowrate berbanding terbalik dengan total head, karena jika flowrate besar maka total
head akan semakin kecil, karena semakin besar flowrate maka outlet head akan semakin kecil,
maka hal ini akan berpengaruh pada makin kecilnya total head. Pump power output berbanding
lurus dengan flowrate. Nilai total head pump yang terbesar pada rangkaian series pump operation
adalah 31,93 m pada bukaan 0 dengan kecepatan 40 Hz. Nilai flowrate yang besar pada rangkaian
parallel pump operation adalah 0,0013 m3/s pada kecepatan 30 Hz dan bukaan 1. Sedangkan
Overall efficiency yang terbesar adalah 106, 9088% pada kecepatan 30 Hz dan bukaan 1.

Kata Kunci: Control Valve, Flowrate, Overall Efficiency, Pump Power, Total Head

II-i
PERCOBAAN 2
KARAKTERISTIK POMPA

2.1 PENDAHULUAN

2.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui karakteristik pompa.

2.1.2 Latar Belakang


Pompa adalah suatu alat fisika yang digunakan untuk mengalirkan fluida
dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu aliran. Dasar yang paling
pentīng dari suatu aplikai pompa adalah pemberian tekanan dan penghisapan. Hal
utama yang menyebabkan fluida mengalir adalah gaya gravitasi, beda jarak, gaya
sentrifugal, gaya elektromagnetik, perpindahan momentum impuls mekanik dan
suatu kombinasi pindahan tenaga mekanik tersebut (Perry, 1947).
Pompa bertujuan sebagai alat transfortasi fluida (horizontal dan vertikal),
menaikkan tekanan dan menaikkan kecepatan. Pompa sentrifugal bekerja dengan
cara energi mekanik zat cair ditinggalkan dengan aksi sentrifugal. Zat cair yang
masuk melalui sambungan slap yang konsentik dengan sumbu suatu elemen putar
berkecepatan tinggi yang disebut impeller sehingga memiliki gaya kinetis yang
tinggi. Sebelum keluar lewat outlet, energi kinetis diubah menJadi energi tekanan
yang mengakibatkan tekanan pada cairan outlet tinggi (Branan, 2002).
Aplikasi pada dunia industri misalnya pada pertamina memanfaatkan
pompa sentrifugal untuk mengalirkan fluida minyak bumi. Minyak bumi
didapatkan dari lepas pantai ke tempat penyulingan atau pengolahan. Oleh karena
itu, Percobaan ini penting untuk dilakukan agar praktikan mampu memahami dan
membandingkan mekanisme dari kerja masing - masing rangkaian sehingga dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari.

II-1
2.1 DASAR TEORI

Pompa adalah suatu alat fisika yang digunakan untuk dapat mengalirkan
fluida dari suatu tempat yang lain melalui suatu saluran. Dasar yang paling
penting dar suatu aplikasi pompa adalah suatu pemberian tekanan dan
penghisapan pada pompa, densitas fluida konstan dan berat. Perbedaan tekanan
biasanya cukup besar dan konstruksinya sangat besar (Perry, 1997). Secara umum
pompa didesain mesin atau peralatan untuk memindahkan incompresible liquid.
Pompa dijalankan dengan suatu motor elektrik menggunakan nilai total elektrik
dari power input motor, ditentukan typical efisiensi dari elektrik motor mengikuti
75%. Untuk ½ kw, 80% untuk 15 kw, dan sekitar 93% untuk diatas 150 kw motor.
Sehingga total elektrik power input sama dengan brake power divided dengan
efisiensi  electric power yang dijalankan (Geankoplis, 1997):

brake kw −Wsm
Elektrik power input (kw) = = …(2.1)
e e . 1000

Keterangan: e : Efisiensi (%).


Ws: Energi mekanik (j/kg).
M : Laju alir (kg/s).

Pemilihan material konstruksi pada pompa dalam industri kimia


tergantung pertimbangan dari korosi, erosi dan kontaminasi cairan pada pompa
tersebut perlu dipertimbangkan. Pemilihan pompa pada industri kimia jauh lebih
sulit apabila terdapat padatan di dalam cairan. Cairan yang bersifat yang korosif
memerlukan konstruksi khusus untuk menangani korosif (Perry, 1997).
Pompa didesain untuk menangani cairan bukan uap. Tetapi, pada banyak
situasi uap sangat mudah masuk ke dalam pompa jika pompa tidak didesain secara
hati - hati. Uap terbentuk jika tekanan yang ada pada pompa turun lebih rendah
daripada tekanan uap cairan. Tekanan terendah tejadi tepat pada impeller inlet
dimana perbedaan tekanan yang cukup jenuh dapat terjadi. Impeller secara cepat

II-2
dapat menaikkan tekanan yang mengimpliskan gelembung uap,
menyebabkan

II-3
II-4

kavitasi dan kerusakan. Hal ini dapat terjadi dengan menangani Net Positive
Section Head (NPSH) seperti yang telah dispesifikasikan oleh pabrik (Branan,
2002).
Pemilihan suatu pompa untuk maksud tertentu terlebih dahulu harus
diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair
yang akan dipompa. Selain itu agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami
kavitasi, perlu ditaksir berapa tekanan minimum yang tersedĩa pada sisi masuk
pompa yang terpasang pada instalasinya (Suharso, 2000).
Tabel 2.1 Data yang diperlukan untuk Pemilihan Pompa
No. Data yang diperlukan Keterangan
1. Kapasitas Kapasitas pompa ditentukan menurut
kebutuhan pemakaiannya serta nilai
kapasitas maksimum dan minimum.
2. Kondisi isap Tinggi isap dari permukaan air isap,
tekanan yang bekerja pada permukaan
air isap dan kondisi pipa isap.
3. Kondisi keluar Tinggi permukaan air keluar, tekanan
yang bekerja pada permukaan air keluar
dan kondisi pipa keluar.
4. Head total pompa Harus ditentukan berdasarkan kondisi-
kondisi diatas.
5. Jenis zat cair Air tawar, air laut, dll.
6. Jumlah pompa Sesuai kebutuhan
7. Kondisi kerja Kerja terus-menerus, terputus-putus
dan jumlah jam kerja seluruhnya dalam
setahun.
8. Penggerak Motor listrik, motor bakar torak, turbin
uap.
9. Poros tegak atau mendatar Hal ini kadang-kadang ditentukan oleh
pabrik pompa yang bersangkutan
berdasarkan instalasinya.

10. Tempat instalasi Pembatasan-pembatasan pada ruang


instalasi, ketinggian diatas permukaan
II-5

laut, diluar atau didalam gedung,


fluktuasi temperatur.
Tabel 2.1 Lanjutan Data yang diperlukan untuk Pemilihan Pompa

Pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu (Perry, 1997):


1. Positive Displacement, pompa jenis ini terbagi menjadi 2 jenis , yaitu
a. Pompa reciprocating.
1.) Piston pump.
2.) Plunger pump.
3.) Diaphgram pump.
b. Pompa rotary.
1.) Single rotary.
2.) Multiple motor.
3.) Fluid ring.
2. Pompa kinetik atau dinamik , pompa ini terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Pompa sentritugal.
1.) Radar flow.
2.) Mixed flow
3.) Axial flow.
b. Pompa peripheral.
1.) Single Strage.
2.) Multi Strage.
3. Pompa dengan efek khusus.
1.) Viscous drag.
2.) Jet (efector - boosted).
3.) Pompa hydraulic ram.
4.) Pompa elektromagneti.
5.) Pompa screw centrifugal.
6.) Pilot.
Berikut adalah tabel untuk kecepatan spesifik dari tipe pompa yang
berbeda (Perry, 1997):
II-6

Tabel 2.2 Kecepatan Spesifik dari Tipe Pompa yang Berbeda


Jenis Pompa Jenis Kecepatan Spesifik
Process pump and feed pump <2000
Turbine pump 2000 – 5000
Mixed-flow pump 4000 – 10000
Axial- flow pump 9000 - 15000

Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir . Hal ini
dikarenakan tekanan berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya sehingga
akan timbul gelombang - gelombang uap zat cair. Jika pompa dijalankan terus
menenus dalam keadaan kavitasi, maka akan menyebabkan kerusakan pada men
impeller sehingga pada aknirnya terjadi erosi. Performanya menjadi merosot,
timbulnya suara dan gesekan, serta rusaknya pompa merupakan kerugian-
kerugian yang ditimbulkan dari kavitasi (Permana, 2007).
Head isap positive net atau net positive suction head (NPSH) merupakan
ukuran dan head suction terendah yang memungkinkan bagi cairan untuk tidak
mengalami kavitasi. Ada 2 macam NPSH, yaitu net positive section head
available (NPSH)A dan net politive section head require (NPSH)R. Net posittve
section head available dirumuskan pada persamaan ( Permana, 2017):

… (2.2)

Keterangan:
HSV = NPSH yang tersedia pada instalasi (m).
PA/γ = Tekanan absolut diatas permukaan cairan recervoir (atm).
PV/γ = Tekanan uap cairan yang dipompa pada temperatur pemompaan (atm).
hS = Head isap statis (m).

= Headloss pada pipa isap (m).

Sedangkan NPSHR dirumuskan sebagai berikut :


II-7

… (2.3)

Keterangan :
Hsvn = NPSH yang dibutuhkan (m).

= Koefisien kavitasi.
Hn = Head total (m).

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pompa adalah bukaan


discharge control valve, flowrate, total head pump, power input serta power
output pompa. Bukaan discharge control valve yang besar membuat nilai flowrate
semakin meningkat sehingga akan meningkatkan nilai efisiensi pompa. Selain itu,
power input juga berpengaruh pada pompa. Semakin besar power input maka
semakin kecil nilai efisiensinya, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut sesuai
dengan persamaan (Geankoplis, 1997):


(2.4)

... (2.5)

Dimana :
Wo = Power Output (watt).
ρ = Massa Jenis (kg/m3).
g = Percepatan gravitasi (m/s2).
Qt = Flowrate (m/s).
μ = Efisiensi pompa (%).
Wi = Power Input (watt).
2.3 METODOLOGI PERCOBAAN

2.3.1 Alat dan Rangkaian Alat


Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
- Pompa sentrifugal (F1-27)
- Hydraulic bench
- Selang
- Penjepit selang
- Sambungan pipa tee
- Stopwatch

Rangkaian Alat

5 7
8 Keterangan alat:
9
6 1. Pompa sentrifugal
2. Pressure gauge (inlet)
11 3. Pressure gauge (outlet)
4. Drain valve
5. Discharge munifold
1
6. Flange
Orifice Plate
1 0
3

7. Discharge munifold
hi 2
gauge
8. Control valve
9. Outlet
4 10. Orifice plate
11. Tombol power
hydraulic bench

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Pompa Sentrifugal

II-8
II-9

4 5 6
Keterangan:
7
1. Pressure Gauge
(Outlet)
2. Pressure Gauge
(Inlet)
3. Pump Drain Valve
Orifice
8 Plate
1 4. Discharge Manifold
hi 5. Pressure Gauge
6. Control valve
7. Outlet
3
2 8. Orifice Plate

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Single Pump Operation

6 7
5 Keterangan:
8
9
1. Pompa Sentrifugal
2. Pressure Gauge (outlet)
3. Pressure gauge (Inlet)
4. Pump drain tube
5. Water inlet
1 10Orifice Plate
6. Discharge manifold
2

7. Pressure gauge
hi 3
8. Control valve
9. Outlet
10. Orifice plate
4
Gambar 2.2 Rangkaian Alat Series Pump Operation
II-10

Tee6Connector
7hm 8
9 Keterangan :
10
1. Pompa sentrifugal
2. Pressure gauge
3. Pump drain valve
4. Orifice plate
5
5. Water inlet
4 Plate
Orifice
6. Tee connector
2
1 7. Pressure valve (inlet)
hi
8. Control valve
9. Discharge manifold
10. Outlet
3

Gambar 2.3 Rangkaian Alat Parallel Pump Operation

2.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air.

2.3.3 Prosedur Kerja


2.3.3.1 Persiapan Alat
A. Single Pump Operation
1. Inlet pompa F1-27 dihubungkan dengan drain valve dengan tempat air pada
hydraulic bench.
2. Drain valve dibuka penuh selama percobaan.
3. Outlet pompa F1-27 dihubungkan dengan dischaerge manifold.
4. Inlet head (hi) diukur menggunakan inlet gauge.
5. Outlet head (ho) diukur menggunakan outlet gauge .
II-11

B. Series Pump Operation


1. Inlet pompa F1-27 dihubungkan dengan water inlet pada hydraulic bench.
2. Outlet pompa F1-27 dihubungkan dengan discharge manifold.
3. Outlet head (ho) diukur menggunakan outlet gauge.
4. Inlet pompa pada hydraulic bench diasumsikan pada tekanan atmosfer.

C. Parallel Pump Operation


1. Inlet pompa F1-27 dihubungkan dengan drain valve tempat air pada
hydraulic bench.
2. Drain valve dibuka penuh selama percobaan.
3. Outlet pompa F1-27 dihubungkan ke sambungan pipa tee.
4. Outlet pompa hydraulic bench dihubungkan ke sambungan pipa tee yang
disediakan.
5 Outlet pompa pipa tee yang tersisa dihubungkan pada discharge manifold.
6. Inlet head (hi) diukur menggunakan F1-27 inlet gauge.
7. Outlet head (ho) diukur pada discharge manifold head (hm) menggunakan
discharge manifold gauge.

2.3.3.2 Pengambilan Data


A. Single Pump Operation
1. Drain valve tempat air pada hydraulic bench dibuka dan discharge control
valve ditutup.
2. Tombol power dinyalakan pada pompa sentrifugal tambahan F1-27.
3. Kecepatan motor diukur sampai 30 Hz dan tombol “run” ditekan pada pada
pompa sentrifugal tambahan F1-27.
4. Nilai inlet head dan outlet head dibaca pada gauge serta nilai frekuensi, arus
listrik dan voltase dibaca pada pompa sentrifugal tambahan F1-27 untuk
flowrate sama dengan nol.
5. Discharge control valve dibuka pada putaran 0, ½, 1, 1 ½ dan 2.
6. Nilai inlet head (hi) dan outlet head (ho) dibaca pada gauge. Kemudian
frekuensi, arus listrik dan voltase dubaca pada pompa sentrifugal.
II-12

7. Waktu yang diperlukan dicatat untuk menampung air pada volume air 10
liter.
8. Percobaan ini diulangi dengan kecepatan 40 Hz dengan variabel-variabel
yang sudah ditentukan..

B. Series Pump Operation


1. Drain valve tempat air ditutup dan control valve ditutup pada hydraulic
bench.
2. Discharge control valve ditutup pada hydraulic bench
3. Pompa hydraulic bench dinyalakan.
4. Bench control valve dinyalakan.
5. Tombol power pompa sentrifugal tambahan F1-27 dinyalakan dan kecepatan
motor diatur sampai 30 Hz.
6. Nilai inlet head dan outlet head dibaca pada gauge serta nilai frekuensi, arus
listrik dan voltase dibaca pada pompa sentrifugal tambahan F1-27 untuk
flowrate sama dengan nol.
7. Discharge control valve dibuka dengan bukaan 0, ½, 1, 1 ½ dan 2.
8. Nilai inlet head dan outlet head dibaca pada gauge. Inlet head diambil dari
head pada tempat air pada hydraulic bench dan diasumsikan pada tekanan
ambient (mendekati nol) serta nilai frekuensi, arus listrik dan voltase pada
pompa sentrifugal tambahan F1-27 dibaca.
9. Waktu yang diperlukan untuk menampung sejumlah air dengan volume 10
liter.
10. Percobaan ini diulangi dengan kecepatan 40 Hz dengan variabel-variabel
yang sudah ditentukan.

C. Parallel Pump Operation


1. Drain valve tempat air dibuka dan discharge control valve ditutup pada
discharge control manifold .
2. Pompa hydraulic bench dinyalakan.
3 Bench control valve dibuka.
II-13

4. Tombol power dinyalakan pada pompa sentrifugal tambahan F1-27 dan


kecepatan motor diatur sampai 30 Hz.
5. Nilai inlet head dan outlet head pada gauge dibaca serta nilai frekuensi, arus
listrik dan voltase dibaca pada pompa sentrifugal tambahan F1-27 untuk
flowrate sama dengan nol.
6. Discharge control valve dibuka dengan bukaan 0, ½, 1, 1 ½ dan 2.
7. Nilai inlet head dibaca pressure gauge (inlet) dan outlet head dibaca pada
pressure gauge (discharge manifold gauge) serta nilai frekuensi, arus listrik
dan voltase pada pompa sentrifugal tambahan F1-27 dibaca.
8. Waktu yang diperlukan untuk menampung air dengan volume 10 liter
dicatat.
9. Percobaan ini diulangi dengan kecepatan 40 Hz dengan variabel-variabel
yang sudah ditentukan.
2.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

2.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 2.3 Hasil pengamatan Single Pump Operation
Bukaan Inlet Outle Waktu (s)
Kecepatan Voltase Arus
Volum discharg hea t
motor (Vi) (Ii)
e (L) e control d head t1 t2 t3 tavg
(Hz) Volt Amp
valve (hi) (ho)
0 0 10 132 0,85 0 0 0 0
½ 0 10 133 0,87 41,22 40,89 41,46 41,19
30 1 0 9 136 0,88 9,56 9,88 9,54 9,66
1½ 0 7 138 0,89 6,87 5,98 5,90 6,25
2 -1 5 138 0,90 5,92 5,43 5,72 5,69
10
0 0 16 178 1,07 0 0 0 0
½ 0 15 180 1,14 29,54 29,01 30,07 29,54
40 1 0 13 185 1,27 7,47 6,49 7,52 7,16
1½ -1 10 188 1,38 4,72 5,09 4,89 4,90
2 -1 7 189 1,43 4,22 4,17 4,18 4,19

Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Series Pump Operation


Bukaan Inlet Outle Waktu (s)
Kecepata Voltase Arus
Volum discharg hea t
n motor (Vi) (Ii)
e (L) e control d head t1 t2 t3 tavg
(Hz) Volt Amp
valve (hi) (ho)
0 0 32 133 0,95 0 0 0 0
0,5 0 20 134 0,99 18,29 17,98 18,54 54,81
30 1 0 13 138 1,10 6,57 6,39 6,42 19,38
1,5 0 8 138 1,10 4,82 4,82 3,98 13,62
2 0 6 138 1,12 4,28 4,52 3,89 12,69
10
0 0 38 179 1,09 0 0 0 0
0,5 0 35 181 1,15 22,51 22,89 21,89 67,29
40 1 0 18 186 1,35 5,43 6,28 6,89 18,6
1,5 0 13 187 1,39 4,55 4,22 4,28 13,05
2 0 9 188 1,40 4,290 4,10 3,85 12,24

II-14
II-15

Tabel 2.5 Hasil pengamatan Parallel Pump Operation


Bukaan Inlet Outle Waktu (s)
Kecepatan Voltase Arus
Volume discharg hea t
motor (Vi) (Ii)
(L) e control d head t1 t2 t3 tavg
(Hz) Volt Amp
valve (hi) (ho)
0 0 18 132 1,01 0 0 0 0
0,5 0 13 132 1,03 22,81 22,74 23,15 22,9
30 1 0 11 132 1,08 7,57 7,59 7,82 7,66
1,5 -1 8 132 1,10 6,61 6,22 5,98 6,27
2 -1 6 132 1,11 6,19 6,37 5,92 6,16
10
0 0 18 178 1,07 0 0 0 0
0,5 0 17 178 1,12 24,44 23,83 25,05 24,44
40 1 0 15 178 1,15 7,45 7,89 6,95 7,43
1,5 -1 12 178 1,20 6,51 5,98 5,87 6,12
2 -1 9 178 1,22 5,71 5,40 4,85 5,32
2.4.2 Hasil Perhitungan
Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Single Pump Operation

Motor Bukaan Inlet Outlet Voltase Arus Waktu Inlet head Outlet Datum Flowarate Total Pump Pump Overall
Speed Discharge Head Head (Vi) (Ii) Rata- correction head head (Qt) head Power Power Efficiency
(Hz) Control (hi) (ho) Volt Amp rata (hdi) correction correction (m3/s) (H) Input Output (%)
Valve m m (t) s m (hdo) (hd) m m (Wi) watt (Wo) watt
m
0 0 10 132 0,85 0 0,02 0,17 0,15 - 10,15 112,20 - -

½ 0 10 133 0,87 41,19 0,02 0,17 0,15 0,000243 10,15 115,71 24,0940 20,8228

30 1 0 9 136 0,88 9,66 0,02 0,17 0,15 0,001035 9,15 119,68 92,6146 77,3852

1½ 0 7 138 0,89 6,25 0,02 0,17 0,15 0,001600 7,15 122,82 111,8566 91,0736

2 -1 5 138 0,90 5,69 0,02 0,17 0,15 0,001757 6,15 124,20 105,6813 85,0896

0 0 16 178 1,07 0 0,02 0,17 0,15 - 16,15 190,46 - -

½ 0 15 180 1,14 29,54 0,02 0,17 0,15 0,000339 15,15 205,20 50,1461 24,4377
40
1 0 13 185 1,27 7,16 0,02 0,17 0,15 0,001397 13,15 234,95 179,5759 76,4316

1½ -1 10 188 1,38 4,90 0,02 0,17 0,15 0,002041 11,15 259,44 222,4919 85,7585
II-16
2 -1 7 189 1,43 4,19 0,02 0,17 0,15 0,002387 8,15 270,27 190,1862 70,3690
Tabel 2.7 Hasil Perhitungan Net Positive Suction Head (NPSH) pada Single Pump Operation
Ketinggian Panjang Diameter Luas Kecepatan Reynold Koefisien Head Loss Net Net
Pompa Pipa (L), Pipa (D), Permukaa Aliran (v), Number Gesekan (HLs), m Positive Positive
m
(Z), m m n Pipa (A), /s (Re) Suction Suction
m m2 Head Head
Available Requreabl
(NPSH)A, e (NPSH)R,
(m) (m)
0,83 0,19 0,0247 0,0005 - - - - - -
0,83 0,19 0,0247 0,0005 0,5090 13683,44 0,0292 0,0030 10,0164 0,2337
0,83 0,19 0,0247 0,0005 2,1703 58345,83 0,0203 0,0376 9,2060 0,4826
0,83 0,19 0,0247 0,0005 3,3544 90179,32 0,0182 0,0806 7,4913 0,6000
0,83 0,19 0,0247 0,0005 3,6845 99054,61 0,0178 0,0950 5,5900 0,6288
0,83 0,19 0,0247 0,0005 - - - - - -
0,83 0,19 0,0247 0,0005 0,7097 19079,92 0,0269 0,0053 15,0399 0,2760
0,83 0,19 0,0247 0,0005 2,9281 78717,98 0,0189 0,0636 13,3878 0,5606
0,83 0,19 0,0247 0,0005 4,2786 115024,6 0,0172 0,1234 10,8161 0,6776 II-17
0,83 0,19 0,0247 0,0005 5,0036 134515,7 0,0165 0,1623 8,1123 0,7328

Tabel 2.8 Hasil Perhitungan Series Pump Operation


Motor Bukaan Inlet Outlet Voltase Arus Waktu Inlet head Outlet head Datum Flowarate Total Pump Pump Overall
Speed Discharge Head Head (Vi) (Ii) Rata-rata correction correction head (Qt) head Power Power Efficiency
3
(Hz) Control (hi) (ho) Volt Amp (t) s (hdi) (hdo) correctio (m /s) (H) Input Output (Wo) (%)
Valve m m m m n (hd) m m (Wi) watt watt
0 0 32 133 0,95 0 0,24 0,17 -0,07 - 31,93 126,35 - -

0,5 0 20 134 0,99 54,81 0,24 0,17 -0,07 0,000182 19,93 132,66 35,5535 26,8005

30 1 0 13 138 1,10 19,38 0,24 0,17 -0,07 0,000516 12,93 151,80 65,2349 42,9743

1,5 0 8 138 1,10 13,62 0,24 0,17 -0,07 0,000734 7,93 151,80 56,9287 37,5025

2 0 6 138 1,12 12,69 0,24 0,17 -0,07 0,000788 5,93 154,56 45,6908 29,5618

0 0 38 179 1,09 0 0,24 0,17 -0,07 - 37,93 195,11 - -

0,5 0 35 181 1,15 67,29 0,24 0,17 -0,07 0,000149 34,93 208,15 50,7555 24,3841

40 1 0 18 186 1,35 18,6 0,24 0,17 -0,07 0,000538 17,93 251,10 94,2546 37,5367

1,5 0 13 187 1,39 13,05 0,24 0,17 -0,07 0,000766 12,93 259,93 96,8776 37,2707

2 0 9 188 1,40 12,24 0,24 0,17 -0,07 0,000817 8,93 263,20 71,3355 27,1031 II-18
Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Net Positive Suction Head (NPSH) pada Series Pump Operation
Ketinggian Panjang Diameter Luas Kecepatan Reynold Koefisien Head Loss Net Net
Pompa Pipa (L), Pipa (D), Permukaa Aliran (v), Number Gesekan (HLs), m Positive Positive
m
(Z), m m n Pipa (A), /s (Re) Suction Suction
m m2 Head Head
Available Requreabl
(NPSH)A, e (NPSH)R,
(m) (m)
0,83 0,41 0,0247 0,0005 - - - - - --
0,83 0,41 0,0247 0,0005 0,3825 10283,17 0,0314 0,0039 19,8164 0,2026
0,83 0,41 0,0247 0,0005 1,0818 29082,60 0,0242 0,0240 12,8298 0,3407
0,83 0,41 0,0247 0,0005 1,5393 41381,85 0,0222 0,0445 7,8572 0,4064
0,83 0,41 0,0247 0,0005 1,6521 44414,56 0,0218 0,0504 5,8643 0,4211
0,83 0,41 0,0247 0,0005 - - - - - -
0,83 0,41 0,0247 0,0005 0,3116 8375,995 0,0330 0,0027 34,8551 0,1829
0,83 0,41 0,0247 0,0005 1,1272 30302,19 0,0240 0,0258 17,8465 0,3478
II-19
0,83 0,41 0,0247 0,0005 1,6065 43189,33 0,0219 0,0480 12,8778 0,4152
0,83 0,41 0,0247 0,0005 1,7128 46047,45 0,0216 0,0537 8,8794 0,4287

Tabel 2.10 Hasil Perhitungan Parallel Pump Operation


Motor Bukaan Inlet Outlet Voltase Arus Waktu Inlet head Outlet head Datum Flowarate Total Pump Pump Overall
Speed Discharge Head Head (Vi) (Ii) Rata-rata correction correction head (Qt) head Power Power Efficiency
3
(Hz) Control (hi) (ho) Volt Amp (t) s (hdi) (hdo) correctio (m /s) (H) Input Output (%)
Valve m m m m n (hd) m m (Wi) watt (Wo) watt
0 0 18 132 1,01 0 0,02 0,96 0,94 - 18,94 133,32 - -

0,5 0 13 132 1,03 22,9 0,02 0,96 0,94 0,000437 13,94 135,96 59,5200 43,7776

30 1 0 11 132 1,08 7,66 0,02 0,96 0,94 0,001305 11,94 142,56 152,4091 106,9088

1,5 -1 8 132 1,10 6,27 0,02 0,96 0,94 0,001595 9,94 145,20 155,0081 106,7549

2 -1 6 132 1,11 6,16 0,02 0,96 0,94 0,001623 7,94 146,52 126,0304 86,0158

0 0 18 178 1,07 0 0,02 0,96 0,94 - 18,94 190,46 - -

0,5 0 17 178 1,12 24,44 0,02 0,96 0,94 0,000409 17,94 199,36 71,7723 36,0013

40 1 0 15 178 1,15 7,43 0,02 0,96 0,94 0,001346 15,94 204,70 209,7659 102,4748

1,5 -1 12 178 1,20 6,12 0,02 0,96 0,94 0,001634 13,94 213,60 222,7136 104,2667

2 -1 9 178 1,22 5,32 0,02 0,96 0,94 0,001880 10,94 217,16 201,0672 92,5894 II-20
Tabel 2.11 Hasil Perhitungan Net Positive Suction Head (NPSH) pada Parallel Pump Operation
Ketinggian Panjang Diameter Luas Kecepatan Reynold Koefisien Head Loss Net Net
Pompa Pipa (L), Pipa (D), Permukaa Aliran (v), Number Gesekan (HLs), m Positive Positive
m
(Z), m m n Pipa (A), /s (Re) Suction Suction
m m2 Head Head
Available Requreabl
(NPSH)A, e (NPSH)R,
(m) (m)
0,83 0,98 0,0247 0,0005 - - - - - -
0,83 0,98 0,0247 0,0005 0,9155 24612,26 0,0252 0,0429 13,0120 0,3135
0,83 0,98 0,0247 0,0005 2,7370 73579,73 0,0192 0,2913 11,0974 0,5420
0,83 0,98 0,0247 0,0005 3,3437 89891,66 0,0182 0,4136 8,1552 0,5990
0,83 0,98 0,0247 0,0005 3,4034 91496,87 0,0182 0,4266 6,1574 0,6044
0,83 0,98 0,0247 0,0005 - - - - - -
0,83 0,98 0,0247 0,0005 0,8578 23061,4 0,0256 0,0382 17,0220 0,3034
0,83 0,98 0,0247 0,0005 2,8217 75857,43 0,0190 0,3073 15,1161 0,5503
0,83 0,98 0,0247 0,0005 3,4257 92094,89 0,0181 0,4315 12,1763 0,6063
II-21
0,83 0,98 0,0247 0,0005 3,9408 105943,7 0,0175 0,5514 9,2419 0,6503
II-22

2.4.3 Pembahasan

Pompa adalah suatu alat fisika yang digunakan untuk mengalirkan fluida
dari suatu tempat yang lain melalui suatu saluran (Perry,1997). Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui karekteristik dari pompa sentrifugal. Prinsip kerja
dari pompa sentrifugal yaitu kerja yang diberikan kepada fluida oleh putaran
sudut (gerakan sentrifugal dan gaya tangensial sudut yang berkerja pada suatu
jarak tertentu) menghasilkan energy kinetic yang besar pada fluida yang mengalir
melalui impeller (Perry, 1997). Percobaan ini dilakukan dengan variasi
pemasangan yaitu single pupm operation, series pump operation, dan parallel
pump operation.
Pengamatan dilakukan dengan kecepatan motor 30 dan 40 Hz pada
bukaan 0, ½ , 1 ½ , dan 2. Data yang diamati adalah frekunsi, bukaan discharge
control valve, inlet head, dan outlet head, voltase, arus listrik, dan waktu
penampungan air. Tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan fluida disebut
head pump. Berdasarkan pengamatan akan diperoleh data hubungan antara
discharge control valve dengan total head pump untuk single pump, series pump,
dan parallel pump, serta hubungan antara flowrate dengan overall efficiency.

35
30
Total Head Pump (m)

25
20
15 Single Pump 30 Hz
10 Series Pump 30 Hz

5
0
0 0.5 1 1.5 2
Discharge Control Valve

Gambar 2,5 Hubungan antara Discharge Control Valve terhadap Total Head
Pump untuk Single Pump Operation dan Series Pump Operation
Pada 30 Hz
II-23

Berdasarkan Gambar 2.5 ditunjukkan bahwa total head pump terbesar


pada single pump operation adalah 10,5 m pada bukaan 0 dan pada series pump
operation adalah 31,93 m pada bukaan 0. Head pump adalah besarnya tekanan
yang diperlukan fluida untuk bergerak keluar, sehingga tekanannya besar dan
menyebabkan head terbesar terjadi pada bukaan 0 karena fluida tidak dapat
bergerak mengalir keluar. Total head pump pada series pump lebih besar
dibandingkan dengan single pump karena fluida yang mengalir pada rangkaian
series melewati dua pompa , yaitu hydraulic bench dan pompa sentrifugal
tambahan yang menggunakan satu hisapan yang sama, sehingga laju alirnya
meningkat dan yang dihasilkan lebih besar dibandingkan rangkaian single yang
menggunakan satu hisapan yang sama. Gambar 2.5 menujukkan bahwa besar
bukaan discharge control valve berbanding terbalik dengan nilai head pump,
dimana semakin besar bukaan dari discharge control valve maka nilai head pump
akan semakin kecil (Perry, 1997).

40
35
30
Total Head Pump (m)

25
20
Single Pump 40 Hz
15
Series Pump 40 Hz
10
5
0
0 0.5 1 1.5 2
Discharge Control Valve

Gambar 2.6 Hubungan antara Discharge Control Valve terhadap Total Head
Pump untuk Single Pump Operation dan Series Pump Operation
pada 40 Hz.
II-24

Berdasarkan Gambar 2.6 ditunjukkan bahwa total head pump terbesar


pada single pump operation adalah 16,15 m pada bukaan 0 dan pada series pump
operation adalah 37,43 m pada bukaan 0. Pada bukaan 0 fluida tidak dapat
bergerak sehingga tekanan yang diberikan besar dan menyebabkan head terbesar
terjadi pada bukaan tersebut. Nilai total head pump pada series pump operation
lebih besar dibandingkan single pump operation karena pengaruh 2 pompa dalam
hydraulic bench dan pompa sentrifugal berkerja dalam satu aliran sehingga
menyebabkna aliran air lebih banyak dan tekanan menjadi besar (Perry, 1997).
Nilai head pump pada kecepatan 40 Hz lebih besar dibandingkan 30 Hz karena
pada kecepatan 40 Hz fluida mengalir dengan energy yang lebih besar dibanding
dengan kecepatan 30 Hz. Nilai bukaan discharge control valve pada rangkaian
single pump operation dan series pump operation berbanding terbalik dengan
head pump.

20
18
16
Total Head Pump (m)

14
12
10
8 Single Pump 30 Hz
6 Parallel Pump 30 Hz
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2
Discharge Control Valve

Gambar 2.7 Hubungan antara Discharge Control Valve terhadap Total Head
Pump untuk Single Pump Operation dan Parallel Pump Operation
pada 30 Hz.

Berdasarkan Gambar 2.7 dapat diketahui nilai head pump terbesar pada
single pump operation adalah 10,15 m pada bukaan 0 dan pada parallel pump
operation aadalah 18,94 m pada bukaan 0. Nilai head pump terbesar pada bukaan
II-25

0 dikarenakan aliran fluida tidak dapat mengalir sehingga tekanannya besar, selain
itu bukaan discharge control valve berbanding terbalik dengan total head pump
pada rangkaian single pump operation dan parallel pump operation, dimana
semakin kecil bukaan discharge control valve maka nilai head pump yang
dihasilkan besar (Perry, 1997).

20
18
16
Total Head Pump (m)

14
12
10
8 Single Pump 40 Hz
6 Parallel Pump 40 Hz
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2
Discharge Control Valve

Gambar 2.8 Hubungan antara Discharge control valve terhadap Total Head
untuk Single Pump Operation dan Parallel Pump Operation pada
40 Hz.

Berdasarkan Gambar 2.8 menujukkan nilai head pump terbesar pada


single pump operatio adalah 16,15 m pada bukaan 0 dan pada parallel pump
operation adalah 18,94 m pada bukaan 0. Berdasarkan data tersebut nilai head
pump dari parallel pump operation lebih besar dibanding single pump operation.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tekanan berbanding lurus
terhadap jumlah air yang keluar (Perry, 1997). Rangkaian parallel pump
operation menggunakan dua pompa sedangkan pada single pump operation
menggunakan satu pompa. Oleh karena itu, energy yang dihasilkan pada single
pump operation lebih kecil dibandingkan parallel pump operation.
Nilai total head pump dari Gambar 2.7 dan 2.8 diatas, diketahui
kecepatan 40 Hz lebih besar dari 30 Hz. Hal ini karena fluida yang mengalir pada
II-26

40 Hz memiliki energy yang lebih besar daripada kecepatan 30 Hz. Dengan kata
lain semakin besar kecepatan motor maka head pump yang dihasilkan semakin
besar. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai head terbesar pada rangkaian
series pump operation 40 Hz sebesar 37,93 m pada bukaan 0.
Berdasarkan Gambar 2.5 sampai 2.8 diketahui pada rangkaian series
pump operation 40 Hz pada bukaan 0 memiliki nilai total head pump terbesar. Hal
ini sesuai dengan teori (Nasirwan, 2008) dimana pada rangkainan pompa seri
menggunakan 2 pompa dan 1 hisapan sedangkan pada pompa parallel
menggunakan 2 pompa 2 hisapan sehingga nilai outlet head tidak sebesar
rangkaian seri. Pengaruh 2 pompa dalam hydraulic bench dan pompa sentrifugal
yang berkerja pada 1 hisapan menyebabkan air keluar lebih banyak serta tekanan
menjadi lebih besar (perry, 1997).
Jarak pompa ke sumber air pada rangkaian seri cukup jauh sehingga nilai
outlet head juga tinggi. Hal ini menujukkan letak pompa berpengaruh pada jarak
yang ditempuh fluida dan energy yang dibutuhkan untuk aliran yang keluar.
Semakin tinggi letak pompa, jarak yang ditempuh semakin jauh dan energy yang
dibutuhkan pun semakin besar (Perry, 1997).
Overall efficiency adalah perbandingan pump power output dengan pump
power input, yang menujukkan efisiensi pompa pada suatu kondisi dimana harus
sesuai antara daya yang terpakai dan daya yang dihasilkan. Overall efficiency
dipengaruhi oleh discharge control valve, flowrate, dan head. Semakin besar
bukaan discharge control valve, maka semakin besar flowrate, sehingga
memperbesar overall efficiency (Geankoplis, 1997).
II-27

100.00
90.00
80.00
Overall Efficiency (%)

70.00
60.00
50.00
40.00 Single Pump 30 Hz
30.00 Single Pump 40 Hz
20.00
10.00
0.00
0.0000 0.0005 0.0010 0.0015 0.0020 0.0025 0.0030
Flowrate (m3/s)

Gambar 2.9 Hubungan antara Flowrate terhadap Overall Efficiency untuk Single
Pump Operation pada 30 Hz dan 40 Hz.
Gambar 2.9 menujukkan flowrate berbanding lurus dengan overall
efficiency. Hasil perhitungan efisiensi terbesar dari rangkaian single pump
operation dengan kecepatan 30 Hz adalah 91,0736% pada bukaan 1 ½ dan 40 Hz
adalah 85,7585% pada bukaan 1 ½ dengan flowrate masing-masing adalah 0,0016
m3/s dan 0,0020 m3/s. Efisiensi pada kecepatan 30 Hz lebih besar daripada 40 Hz.
Penurunan efisiensi terjadi karena adanya gesekan dari pompa yang telah
maksimum (McCabe, 1999).

50.00
45.00
40.00
Overall Efficiency (%)

35.00
30.00
25.00
Series Pump 30
20.00 Hz
15.00
10.00
5.00
0.00
0.0000 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.0010
Flowrate (m3/s)
II-28

Gambar 2.10 Hubungan antara Flowrate terhadap Overall Efficiency untuk


Series Pump Operation pada 30 Hz dan 40 Hz.

Berdasarkan Gambar 2.10 menujukkan flowrate yang berbanding lurus


dengan overall efficiency. Hasil perhitungan didapatkan nilai efisiensi terbesar
pada rangkaian series pump operation terbesar dengan kecepatan 30 Hz adalah
42,9743% pada bukaan 1 dengan flowrate 0,0007 m3/s dan kecepatan 40 Hz
adalah 37,5367% pada bukaan 1 dengan flowrate 0,0007 m3/s. Efisiensi pada
kecepatan 30 Hz lebih besar disbanding dengan 40 Hz. Penurunan efisiensi terjadi
karena adanya gesekan dari pompa yang telah maksimum (McCabe, 1999).

120.00

100.00
Overall Efficiency (%)

80.00

60.00
Parallel Pump 30 Hz
40.00 Parallel Pump 40 Hz

20.00

0.00
0.0000 0.0005 0.0010 0.0015 0.0020
Flowrate (m3/s)

Gambar 2.11 Hubungan antara Flowrate terhadap Overall Efficiency untuk


Parallel Pump Operation pada 30 Hz dan 40 Hz.

Berdasarkan Gambar 2.11 nilai overall efficiency terbesar pada


kecepatan 30 Hz adalah 106,9088% pada bukaan 1 dengan flowrate 0,0013 m3/s
dan kecepatan 40 Hz adalah 104,2667% pada bukaan 1 ½ dengan flowrate 0,0016
m3/s. Nilai power output terhadap power input yang besar akan membuat overall
efficiency yang diperoleh besar. Tapi penurunan terjadi pada overall efficiency
II-29

yang disebabkan oleh sebagian energy yang hilang akibat gesekan dan pemisahan.
Hal ini sesuai denga karakteristik pompa sentrifugal yang menyatakan efisiensi
pompa meningkat dengan cepat bersama dengan turunnya laju alir dan akan
mencapai efisiensi maksimum hingga kemudian tujuan akibat kehilangan tenaga
mekanik sehingga tenaga yang dikeluarkan turun rendah (McCabe, 1999).
Berdasarkan Gambar 2.9 sampai 2.11 diketahui nilai efisiensi tertinggi
ada pada rangkaian parallel pump operation dengan kecepatan 30 Hz pada
bukaan 1 dengan flowrate 0,0013 m3/s. Hal ini dikarenakan parallel pump
menggunakan 2 pompa sehingga energy yang dihasilkan semakin besar. Overall
efficiency dipengaruhi oleh discharge control valve, flowrate, dan head
(Geankoplis,1997).
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa nilai NPSHA pada rangkaian single pump operation dengan
kecepatan motor 30 Hz adalah 10-5 m dan NPSH R-nya adalah 0,2-0,6 m.
Sedangkan pada kecepatan 40 Hz NPSHA-nya adalah 15-8 m dan NPSHR 0,2-0,4
m. Nilai NPSHA dan NPSHR pada rangkaian series pump operation dengan
kecepatan 30 Hz adalah 19-5 m dan 0,2-0,4 m. Sedangkan pada kecepatan 40 Hz
NPSHA-nya adalah 34-8 m dan NPSHR 0,1-0,4 m. Nilai NPSHA pada rangkaian
parallel pump dengan kecepatan 30 Hz adalah 13-6 m dan NPSH R-nya 0,3-0,6 m.
Sedangkan pada kecepatan 40 Hz nilai NPSH A sebesar 17-9 m dan NPSHR
sebesar 0,3-0,6 m. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin besar
bukaan discharge control valve maka NPSHA semakin kecil dan NPSHR semakin
besar. Berdasarkan nilai yang diperoleh NPSHA lebih besar dibanding dengan
NPSHR. Sehingga percobaan ini tidak mengalami kavitasi. Kavitasi adalah gejala
menguapnya zat cair (Sularso, 2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pompa yaitu flowrate, total head,
bukaan discharge control valve dan power input pompa. Hal ini sesuai dengan
persamaan:

W0 = ρ . g . Qt. H
…(2.6)
II-30

W0
µ = × 100%
Wi
…(2.7)

Dimana :
Wo = Power Output (watt)
ρ = Massa Jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Qt = Flowrate (m/s)
H = Head (m)
μ = Efisiensi pompa (%)
Wi = Power Input (watt)

Berdasarkan persamaan diatas dapat diketahui bahwa flowrate dapat


mempengaruhi efisiensi. Bukaan discharge control valve yang besar, maka nilai
flowrate akan meningkat sehingga akan meningkatkan efisiensi pompa. Semakin
besar nilai power input pompa, semakin kecil efisiensinya. Inlet head bernilai
tinggi pada bukaan awal karena tinggi air yang berada di bawah pompa kemudian
menjadi negative karena tekanan pada aliran berkurang saat control valve
diperbesar.
2.5 PENUTUP

2.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah rangkaian pompa
yang paling efisien adalah rangkaian series. Nilai total head tertinggi terdapat
pada rangkaian series. Pada percobaan ini total head pump tertinggi adalah
sebesar 37,93 m pada kecepatan 40 Hz pada bukaan. Nilai flowrate tertinggi
terdapat pada rangkaian single. Pada percobaan ini, nilai flowrate tertinggi sebesar
0,0024 m3/s dengan kecepatan 40 Hz pada bukaan 2. Nilai overall efficiency
tertinggi terdapat pada rangkaian parallel sebesar 106,9088%. Kavitasi tidak
terjadi karena nilai (NPSHA) lebih besar daripada (NPSHR) pada semua rangkaian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pompa adalah bukaan discharge
control valve, flowrate, total head¸ dan power input pompa.

2.5.1 Saran
Saran untuk percobaan ini adalah menggunkan volume yang lebih banyak
dalam pengukuran debit,misalnya 30 L. Hal ini bertujuan agar data debit yang
didapat lebih akurat.

II-31
DAFTAR PUSTAKA

Branan, Cars. (2002) : Rules Thumbs For Chemical Engineer. Culf Publishing
Company. Texas.

Geankoplis, J.C. (1997) : Transport Process and Heat Operations. Prantice Hall
of India. New York.

McCabe, W.L. , dkk. (1999) : Operasi Teknik Kimia Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Nasirwan. (2008) : Optimasi Pengujian Pompa Seri dan Parallel. Politeknik


Negeri Padang. Padang

Permana, D. I. (2017) : Analisa Jenis dan Spesifikasi Pompa Air Bersih. Gedung
pabrik Prachkan. PT ADM Jurnal Sineral. Vol. 3 (2): 95

Perry. (1997) : Chemical Engineering Handbook. McGraw Hill. New York

Sularso. (2000) : Pompa dan Kompresor, Pemilihan-Pemakaian dan


Pemeliharaan. PT. Radnya Paramitha. Jakarta.

DP.II-1
DAFTAR NOTASI

Q = Laju alir (gpm).


H = Head (ft.lbf/lbm).
V = Voltase (Volt).
A = Arus (Ampere).
t = Waktu (s).
W0 : Power output pompa (watt).
ρ : Massa jenis (Kg/m3).
g : Gaya gravitasi (m/s2).
Qt : Flowrate (m3/s).
H : Total head (m).
μ : Efisiensi pompa (%).
Wi : Power input pompa (watt).

DN.II-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN

A. Single Pump Operation pada kecepatan 30 Hz dan bukaan 1/2

1. Flowrate (Qt)
Diketahui : V = 10 L = 0,01 m³
t = 41,19 s
Ditanya : Qt =...?
Jawab :
V 0,01 m3
Qt = = = 0,0002 m³/s
T 41,19 s
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.5.

2. Total Head (H)


Diketahui : Nilai koreksi head
Inlet head (hi) = 0 m
Outlet head (ho) = 10 m
Data manifold gauge = 0,96 m
Data F1-27 outlet gauge = 0,17 m
Data F1-27 inlet gauge = 0,02 m
Data bench pump inlet = 0,24 m
Ditanya : Head = ...?
Jawab :
Hd = hd (outlet) - hd (inlet)
= (0,17 - 0,02) m= 0,15 m
H = Hd + (ho – hi)
= 0,15 m + (10 – 0) m= 10,15 m

LP.II-1
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.5.
3. Pump Power Input (Wi)
Diketahui : Ii = 0,87 A
Vi = 133 V
Ditanya : Wi = ...?
Jawab :
Wi = Ii x Vi
= 0,87 A x 133 V
= 115,71 watt
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.5.

4. Pump Power Output (Wo)


Diketahui: ρ air pada 24 oC = 997,045 kg/m3 (Appendix A-23 Geankoplis, 1997)
g = 9,80665 m/s2 (Tabel 1-14 Perry, 1997)
Qt = 0,0002 m3/s
H = 10,15 m
Ditanya : Wo = ...?
Jawab :
Wo = ρ x g x Qt x H

= 997,045 kg/m3 x 9,80665 m/s2 x 0,0002 m3/s x 10,15 m


= 24,0940 watt
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.5.

5. Overall efficiency
Diketahui : Wo = 24,0940 watt
Wi = 115,71 watt
Ditanya : Overall efficiency = ...?
Jawab :

LP.II-2
Wo 24,0940 watt
Overall efficiency = × 100% = × 100%
Wi 115,71 watt
= 20,8228 %
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.5

6. Net Positive Suction Head (NPSH)


Kg/cm2
Diketahui : ho = 10 m head = 10 x 0,0999
mhead
Kg/m 2
= 0,999 x 10.000 x
Kg/cm2
Kg/m 2
= 9.990
Kg/cm2
kg /cm2
Hdo = 0,17 m head = 0,17 x 0,0999
mhead
kg / m2
= 0,0169 x 1000
kg /cm2
kg / m2
= 169
kg /cm2
z = 0,83 m
D = 0,0247 m
L = hd (outlet) - hd (inlet)
ρ air pada 24℃ = 997,045 kg/m3 (Appendix A-23 Geankoplis, 1997)
g = 9,80665 m/s2 (Tabel 1-14 Perry, 1997)
kg /m 3
γ = ρ x g = 9777,6714 N/m3 x 0,1019
N /m3
= 996,3447 kg/m3
µ = 0,9142 x 10-3(kg/m.s) (Appendix A-24 Geankoplis, 1997)
Ditanya : (NPSH)A = …?
(NPSH)R = …?
Jawab :
A = ¼ x π x D2

LP.II-3
= 0,0005 m2

m2
Qt 0,0002
v = = s = 0, 5090 m/s
A
0,0005 m2

LP.II-4
ρ.v. D
Re = = 13683,44 (Turbulen)
µ
0,316
f =( )= 0,0292 (Persamaan Blasius)
ℜ0,25

L xV2
HL = f
Dx 2x g

0,19 m x(0,5090 m/ s)2


= 0,0302
0.0247 m x 2 x 9,80665 m/s2
= 0,0030 m
ho Hdo V2
- (NPSH)A = - + z + HL+ (Coulson, 2005)
γ γ g
= 10,0164 m
- (NPSH)R = 0,5 x (Hz) x √Q (Coulson, 2005)
= 0, 2373 m
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.6.

B. Series Pump Operation pada kecepatan 30 Hz dan bukaan 3/4


1. Flowrate (Qt)
Diketahui :V = 10 L = 0,01 m³
t = 54,81 s
Ditanya :Qt=...?
Jawab :
V 0,01 m2
𝑄t = T = 54,81 s = 0,0002 m3/s

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.7

2. Total Head (H)


Diketahui : Nilai koreksi head
Inlet head (hi) = 0 m
Outlet head (ho) = 20 m

LP.II-5
Data manifold gauge = 0,96 m
Data F1-27 outlet gauge = 0,17 m
Data F1-27 inlet gauge = 0,02 m
Data bench pump inlet = 0,24 m
Ditanya :H = ...?
Jawab :
Hd = hd (outlet) - hd (inlet)
= (0,17 - 0,24) m= -0,07 m
H = Hd + (ho – hi)
= -0,07 m + (20– 0) m = 19,93 m
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.7.

3. Pump Power Input (Wi)


Diketahui : Ii = 0,99 A
Vi = 134 V
Ditanya : Wi = ...?
Jawab :
Wi = Ii x Vi
= 0,99 A x 134.V
= 132,66 watt
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.7

4. Pump Power Output (Wo)


Diketahui: ρair pada 24℃ = 997,045 kg/m3 (Appendix A-23 Geankoplis, 1997)
g = 9,80665 m/s2 (Tabel 1-14 Perry, 1997)
Qt = 0,0002 m3/s
H = 19,93 m
Ditanya : Wo = ...?

LP.II-6
Jawab :
Wo = ρ x g x Qt x H
= 997,045 kg/m3 x 0,80665 m/s2 x 0,0002 m3/s x 19,93 m3/s
= 35,5535 watt
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.7.

5. Overall efficiency
Diketahui : Wo = 35,5535 watt
Wi = 132,66 watt
Ditanya :Overall efficiency = ...?
Jawab :
Wo 35,5535 watt
Overall efficiency = x 100% = x 100%
Wi 132,66 watt
= 26,8005 %
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.7.

6. Net Positive Suction Head (NPSH)


kg /cm2
Diketahui : ho = 20 m head = 20 x 0,0999
mhead
Kg/m 2
= 1,9980 x 10.000
Kg/cm2
Kg/m 2
= 19,4800
Kg/cm2
kg /cm2
Hdo = 0,17 m head = 0,17 x .0,0999
mhead
Kg/m 2
= 0,0169 x 10.000
Kg/cm2
Kg/m 2
= 169
Kg/cm2
z = 0,83 m
D = 0,0247 m

LP.II-7
L = hd (outlet) - hd (inlet)
ρair pada 24℃ = 997,045 kg/m3 (Appendix A-23 Geankoplis, 1997)
g = 9,80665 m/s2 (Tabel 1-14 Perry, 1997)
Kg/m3
γ = ρ x g = 9777,6714 N/m3 x 0,1019
N /m 3
= 996,3447 kg/m3
µ = 0,9142 x 10-3 (kg/m.s) (Appendix A-24 Geankoplis, 1997)
Ditanya : (NPSH)A = …?
(NPSH)R = …?
Jawab :
A = ¼ x π x D2
= 0,0005 m2
Qt 0,0002m3 / s
v= = = 0,3825 m/s
A 0,0005 m 2
ρ.v. D
Re = = 10283,17 (Turbulen)
μ
0,316
f =( )= 0,0314 (Persamaan Blasius)
ℜ0,25

L xV2
HL = f
Dx 2x g
= 0,0314 0,41 m x ¿ ¿
= 0,0039
ho Hdo V2
- (NPSH)A = - + z + HL+ (Coulson, 2005)
γ γ g
= 19,8164 m
- (NPSH)R = 0,5 x (Hz) x √Q (Coulson, 2005)
= 0,2026 m
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.8.

C. Parallel Pump Operation pada kecepatan 30 Hz dan bukaan ¾

LP.II-8
1. Flowrate (Qt)
Diketahui : V = 10 L = 0,01 m³
t = 22,9 s

LP.II-9
Ditanya : Qt=...?
Jawab :
V 0,01 m2
𝑄t = T = 22,9 s = 0,0004 m3/s

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.9.

2. Total Head (H)


Diketahui : Nilai koreksi head
Inlet head (hi) = 0 m
Outlet head (ho) = 13 m
Data manifold gauge = 0,96 m
Data F1-27 outlet gauge = 0,17 m
Data F1-27 inlet gauge = 0,02 m
Data bench pump inlet = 0,24 m
Ditanya : H = ...?
Jawab :
Hd = hd (outlet) - hd (inlet)
= (0,96 - 0,02) m= 0,94 m
H = Hd + (ho – hi)
= 0,94 m + (13 – 0) m= 13,94 m
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.9.

3. Pump Power Input (Wi)


Diketahui : Ii = 1,03 A
Vi = 132 V
Ditanya : Wi = ...?

LP.II-10
Jawab :
Wi = Ii x Vi
= 1,03 A x 132 V
= 135,96 watt
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.9.

4. Pump Power Output (Wo)


Diketahui: ρair pada 24℃ = 997,045 kg/m3 (Appendix A-23 Geankoplis, 1997)
g = 9,80665 m/s2 (Tabel 1-14 Perry, 1997)
Qt = 0,0004 m3/s
H = 13,94 m
Ditanya : Wo = ...?
Jawab :
Wo = ρ x g x Qt x H
= 997,045 kg/m3 x 9,80665 m/s2 x 0,0004 m3/s x 13,94 m
= 59,5200 watt
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.9

5. Overall efficiency
Diketahui : Wo = 59,5200 watt
Wi = 135,96 watt
Ditanya : Overall efficiency = ...?
Jawab :
Wo 59,5200 watt
Overall efficiency = x 100% = x 100%
Wi 135,96 watt
= 43,7776 %

LP.II-11
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.9.

6. Net Positive Suction Head (NPSH)


kg /cm2
Diketahui : ho = 13 m head = 13 x 0,0999
mhead
Kg/m 2
= 1,2987 x 10.000
Kg/cm2
Kg/m 2
= 12987
Kg/cm2
kg /cm2
Hdo = 0,96 m head = 0,96 x .0,0999
mhead
Kg/m 2
= 0,0959 x 10.000
Kg/cm2
Kg/m 2
= 959
Kg/cm2
z = 0,83 m
D = 0,0247 m
L = hd (outlet) - hd (inlet)
ρ air pada 24℃ = 997,045 kg/m3 (Appendix A-23 Geankoplis, 1997)
g = 9,80665 m/s2 (Tabel 1-14 Perry, 1997)
Kg/m3
γ = ρ x g = 9777,6714 N/m3 x 0,1019
N /m 3
= 996,3447 kg/m3
µ = 0,9142 x 10-3 (kg/m.s) (Appendix A-24 Geankoplis, 1997)
Ditanya : (NPSH)A = …?
(NPSH)R = …?
Jawab :
A = ¼ x π x D2

LP.II-12
= 0,0005 m2
Qt 0,0004 m 3 /s
v= = = 0,9155 m/s
A 0,0005m 2
ρ.v. D
Re = = 24612,26 (Turbulen)
μ
0,316
f =( )= 0,0252 (Persamaan Blasius)
ℜ0,25

L xV2
HL = f
Dx 2x g
= 0,0252 0,98 m x ¿ ¿
= 0,0429 m
ho Hdo V2
- (NPSH)A = - + z + HL+ (Coulson, 2005)
γ γ g
= 13,0120 m
- (NPSH)R = 0,5 x (Hz) x √Q (Coulson, 2005)
= 0,3135 m
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.10.

LP.II-13

Anda mungkin juga menyukai