TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrolika Pada Pipa
2.1.1 Kecepatan Aliran
Pada jam puncak nilai kecepatan aliran dalam pipa yang diijinkan adalah
0,3 sampai 2,5 m/dt.Kecepatan yang terlalu kecil menyebabkan endapannya yang
ada dalam pipa tidak dapat terdorong.Untuk menentukan kecepatan aliran dalam
pipa digunakan rumus kontinuitas.
(triatmodjo 1993,116)
Q = A . V = 1/4 π D2 . V .......................................................................................(1)
V = 4Q /πD2 ..........................................................................................................(2)
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/dt)
V = Kecepatan aliran (m/dt)
D = Diameter pipa (m)
2.1.2. Hidrolika Aliran Pada Sistem Jaringan Air Minum
2.1.2.1 Aliran Melalui Elemen Pipa
Aliran yang terjadi di dalam pipa memiliki tiga macam energi yaitu :
1. Energi kecepatan, merupakan energi yang terdapat pada setiap partikel massa
air sehubungan dengan kecepatan.
2. Energi tekanan,merupakan energi yang terdapat pada setiap partikel massa air
sehubungan dengan tekanannya.
3. Energi ketinggian,merupakan energi yang terdapat pada setiap partikel massa
air sehubungan dengan ketinggiannya terdapat garis referensi (datum line).
Sesuai dengan prinsip Bernoulli, Tinggi energi total pada sebuah
penampang pada elemen pipa adalah jumlah dari energi kecepatan energi tekanan
dan energi elevasi.Garis yang menghubungkan titik tersebut dinamakan garis
energi, yang tampak digambarkan sebagai garis memanjang seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.1.
4
5
Dimana :
Ei = Tinggi energi pada simpul i (m),
Ej = Tinggi energi pada simpul j (m),
hf = Kehilangan energi sepanjang elemen pipa (m),
zi = tinggi elevasi simpul i (m) ;
zj= tinggi elevasi simpul j (m),
Pi/g= tekanan di simpul i (m) ;
Pj/g= tekanan di simpul j (m) ,
v = kecepatan aliran (m/detik),
g = percepatan gravitasi (m/detik2), dan
hf = kehilangan tinggi energi mayor losses (m).
6
Dimana :
Hf = Mayor Losses sepanjang pipa lurus (m)
L = Panjang pipa (m)
Q = Debit (m3/detik)
7
Rumus Darcy :
𝐿 .𝑉 2
𝐻𝑓 = 𝑓 𝐷 .2𝑔. ...............................................................................................................(6)
geser ini akan merubah sebagian energi aliran seperti panas, suara dan
sebagainya. Pengubahan bentuk energi tersebut menyebabkan terjadinya
kehilangan energi. Secara umum didalam suatu instalasi jaringan pipa dikenal dua
macam kehilangan energi:
a. Kehilangan energi akibar gesekan
Kehilangan energi akibat gesekan disebut juga kehilangan energi primer
(Triatmojo 1996 : 58) atau major loss (kodoatie 2002 : 245), terjadi akibat
adanya kekentalan zat cair dan turbulensi karena adanya kekasaran dinding
batas pipa dan akan menimbulkan gaya gesek yang akan menyebabkan
kehilangan energi disepanjang pipa dengan diameter konstan pada aliran
seragam. Kehilangan energi sepanjang satu satuan panjang akan konstan
selama kekasaran dan diameter ridak berubah.
b. Kehilangan energi akibat perubahan penampang dan aksesoris lainnya
Kehilangan energi akbat perubahan penampang dan aksesoris lainnya
disebut juga kehilangan energi sekunder (Triatmojo 1996 : 58) (Kodoatie
2002 : 245). Misalnya terjadi pada pembesaran tampang (expansion),
pengecilan penampang (constraction), belokan atau tikungan. Kehilangan
energi sekunder atau minor losses ini akan mengakibatkan adanya
tumbukan antara partikel zat cair dan meningkatnya gesekan karena
turbulensi serta tidak seragamnya distribusi kecepatan pada suatu
penampang pipa. Adanya olakan ini akan mengganggu pola aliran laminar
sehingga akan menaikkan turbulensi.
Pada aliran laminar akan terjadi bila bilangan reynold (RE) < 2000,
dengan persamaan kehilangan energi pada aliran laminar sepanjang pipa L
menurut Hagen-Poiseuille adalah sebagai berikut :
3 2𝑣
𝐻𝑓 = 𝑉𝐿 … … … … … … . … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (8)
𝑔𝐷2
Dengan :
Hf = tinggi kehilangan energi V = kecepatan aliran
V = viskositas zat cair L = panjang pipa
G = percepatan gravitasi D = diameter pipa
9
64𝑣 𝐿 𝑣 2
𝐻𝑓 = … … … … . . … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (9)
𝑉𝐷 𝐷 2𝑔
64𝑣 𝐿 𝑣 2
𝐻𝑓 = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . … . (10)
𝑅𝐸 𝐷 2𝑔
64𝑣
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑓 = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . … … … . . (11)
𝑅𝐸
64𝑣
Dengan demikian, untuk aliran laminar koefisien gesekan persamaannya 𝑓 =
𝑅𝐸
f = faktor gesek
Re = angka Reynold
tergantung,tetapi juga pada sifat sifat dinding pipa yaitu kekasaran relative k/D
atau f = 𝜑 (Re ,k / D) dengan k= kekasaran dinding pipa,D = diameter pipa.
Nikuradse (dalam Triadmojo 1996 : 36) melakukan percobaan tentang
pengaruh kekasaran pipa.Percobaan tersebut meliputi daerah aliran laminar dan
turbulen sampai pada angka Reynold Re = 106, danuntuk enam kali percobaan
dengan nilai k/D (kekasaran relatif) yang bervariasi antara 0,0333 sampai
0,000985.Hasil percobaan merupakan hubungan antara f, Re, dam k/D seperti
gambar dibawah ini
a. Daerah I
Daerah I merupakan daerah aliran laminar dimana Re < 2000. Hubungan
anatara f dan Re merupakan garis lurus (kemiringan 450 untuk skala
horizontal dan vertikal yang sama), dan tidak dipengaruhi oleh kekasaran
64
pipa. Didaerah ini koefisien gesekan diberika oleh persamaan 𝑓 = 𝑅𝐸
b. Daerah II
Daerah ini terletak antara Re = 2000 dan Re = 4000, yang merupakan
daerah tidak stabil dimana aliran berubah dari laminar ke turbulen atau
sebaliknya.Aliran tidak banyak dipengaruhi oleh kekasaran pipa.
c. Daerah III
Daerah ini merupakan daerah aliran turbulen dimana kekasaran relatif pipa
mulai berpengaruh pada koefisien gesekan f.Daerah ini dapat dibedakan
menjadi tiga sub daerah antara lain :
Sub daerah pipa halus
11
dapat diubah menjadi fungsi linear.Demikian pula kendala-kendala yang ada juga
berbentuk linear.Secara umum model ini ada dua macam :
1. Fungsi tujuan dimaksudkan untuk menentukan nilai optimum dari fungsi
tersebut yaitu nilai maksimal untuk masalah keuntungan dan nilai minimal
untuk biaya.
2. Fungsi pembatas diperlukan berkenaan dengan adanya keterbatasan
sumber daya yang tersedia
Pada layar akan muncul untitled baru yang siap untuk tempat mengetikkan
formasi
Untuk syarat kedua adalah variabel. Variabel ini sangat penting, Lindo
tidak dapat dijalankan tanpa memasukkan variabel dalam formula.
Untuk syarat ketiga setelah fungsi objektif dan variabel selanjutnya adalah
batasan Dalam kenyataannya variabel tersebut pasti memiliki batasan, batasan itu
misalnya keterbatasan bahan, waktu, jumlah pekerja, biaya operasional. Setelah
fungsi objektif diketikkan selanjutnya diketikkan Subject to atau ST untuk
mengawali pengetikan batasan dan pada baris berikutnya baru diketikkan batasan
yang ada diakhir batasan kita akhiri dengan kata END. Secara umum dapat
dituliskan sebagai berikut.
a11X1+a12X2+. . .+C1nXn ≤ b1
a11X1+a22X2+. . .+C2nXn ≤ b2
am1X1+am2X2+. . .+CmnXn ≤ bm
X1, X2. . .,Xn ≥ 0
untuk pengetikkan fungsi kendala ke dalam untitled adalah sebagai berikut.
SUBJECT TO
a11X1+a12X2+. . .+C1nXn <= b1
a11X1+a22X2+. . .+C2nXn <= b2
am1X1+am2X2+. . .+CmnXn <= bm
X1>= 0
X2>= 0
Xn>= 0
END
Contoh :
Akan diselesaikan model pemrograman linear dengan
menggunakan software Lindo
Zmax = 3X1 + 2X2 + X3 + 2X4 + 3X5
Dengan fungsi kendala
2X1 + 5X2 + 7X3 + 4X4 + X5 ≥ 6
9X1 + 4X2 - 2X3 + 2X4 + 3X5 ≥ 5
X1 - 6X2 + 3X3 + 7X4 + 5X5 ≤ 7
X1,X2,X3,X4,X5 ≥ 0
20
Menu solve digunakan untuk menampilkan hasil secara lengkap dengan beberapa
pilihan berikut:
1. Solve-Solve, digunakan untuk menampilkan hasil optimasi dari data pada
papan editor dan secara lengkap. Pada tampilan hasil mencangkup nilai
variabel keputusan serta nilai dual price-nya. Pada nilai peubah keputusan
ditampilkan pula nilai peubah keputusan yang nol. Perbedaannya dengan
Report Solusion adalah pada Report Solusion kadang-kadang jawabannya
tidak optimal interasinya, sehingga pada Solve-Solve jawaban yang
ditampilkan bernilai optimal.Report Solution tidak menampilkan nilai
Dual Price serta ada pilihan apakah perlu ditampilkan nilai peubah
keputusan yang nol.
2. Solve-Compile Model, digunakan untuk mengecek apakah struktur
penyusunan data pada papan editor data sudah benar. Jika penulisannya
tidak benar, maka akan ditampilkan pada baris ke-berapa kesalahan
tersebut terdapat. Jika tidak ada kesalahan, maka proses dapat dilanjutkan
untuk mencari jawaban yang optimal.
3. Solve Privot, digunakan untuk menampilkan nilai slack.
22
Jika tidak terjadi kesalahan akan muncul status Lindo. Status ini berguna
untuk memonitor proses solusi. Selanjutnya tekan close dan pada Lindo akan
muncul tampilan baru yang disebut report windows. Dalam report ini adalah 115
dengan
x1 = x5 = 1 dan x2 = x3 = x4 = 0.
23